• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS X-PM SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS X-PM SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PROGRAM

LINEAR DI KELAS X-PM SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh : Dwinta Kartika NIM 408111044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-Nya

sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) pada Materi Program Linear di Kelas X-PM SMK Negeri 1

Medan Tahun Ajaran 2012/2013” disusun untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak

Drs. Togi, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan

proposal penelitiansampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima

kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya skripsi

ini dan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku dosen pembimbing

akademik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar,

M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D

selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan beserta jajarannya. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr.

Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd

selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,

M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Mutia Khairani selaku Pegawai

Jurusan Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf

pegawai Jurusan Matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama

penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Asli Br.

(4)

v

selaku guru bidang studi matematika kelas X-PM SMK Negeri 1 Medan yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

Teristimewa dan terkhusus rasa terima kasih penulis ucapkan kepada

Ayahanda Syamsul Bachri dan Ibunda Syahdinar Tanjung yang selalu setia

memberikan dukungan, doa, bantuan moril maupun materil. Penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada kakanda penulis yaitu Nanda Sartika

yang setia juga memberikan dukungan, semangat dan doa.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak H. Manurung,

S.Pd, M.Pd selaku guru matematika penulis ketika SMA atas kesempatan yang

begitu berharga kepada penulis, terima kasih penulis sampaikan kepada para

sahabat (Hetty, Lisa, Yuni, Nita, Rifi, Ningsih, Ade, Irda) atas dukungan dan

bantuannya selama penelitian, terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman

seperjuangan penulis (Ervides, Yuli, Efril, Jamiah) yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis serta rekan-rekan seperjuangan kelas Dik A dan B

Reguler 2008 yang memberikan support dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.

Medan, Maret 2013

Penulis,

Dwinta Kartika

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI

KELAS X-PM SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013 DWINTA KARTIKA (408111044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika pada materi program linear melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), untuk

mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada materi program linear, untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada materi program linear setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), dan untuk mengetahui

bagaimana hasil belajar siswa pada materi program linear setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams games Tournament (TGT).

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Research) yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-PM SMK Negeri 1 Medan yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams games Tournament (TGT) pada materi

program linear tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil observasi pada setiap pertemuan, diperoleh rata-rata penilaian 2,8 dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran termasuk kategori baik. Dari hasil angket motivasi awal yang diberikan kepada siswa sebelum tindakan, diketahui tingkat motivasi siswa rendah dengan rata-rata skor angket motivasi awal 48,46 dan persentase tingkat motivasi kelas sebesar 48,46%. Setelah pemberian tindakan siklus I, rata-rata skor angket motivasi siswa 52,14 dan persentase tingkat motivasi kelas sebesar 52,14%. Selanjutnya, pada siklus II, rata-rata skor angket motivasi siswa sebesar 57,20 dan persentase tingkat motivasi kelas adalah 57,20%. Dari lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I secara keseluruhan diperoleh persentase 56,49% (kategori kurang aktif), sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II secara keseluruhan diperoleh persentase 70,42% (kategori aktif). Dari tes hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 22 siswa (62,85%) sedangkan pada siklus II sebanyak 31 siswa (88,57%), diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat sebesar 25,72%. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams games Tournament (TGT) dapat memberikan hasil belajar yang baik.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan

model kooperatif tipe Teams games Tournament (TGT) dapat meningkatkan

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3. Motivasi Belajar Siswa 11

2.1.3.1 Pengertian Motivasi 11

2.1.3.2 Jenis – jenis Motivasi 13

2.1.3.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar 17

2.1.3.4 Indikator Motivasi Belajar Matematika 19

2.1.3.5 Teknik – Teknik Motivasi dalam Pembelajaran 19

2.1.3.6 Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran 20

2.1.4. Aktivitas Belajar 21

2.1.4.1. Lembar Aktivitas Siswa 24

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 25

2.1.5.1 Definisi Pembelajaran Kooperatif 25

2.1.5.2 Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif 29

2.1.5.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 30

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 32

(7)

vii

2.2. Materi Program Linear 40

2.2.1 Konsep Dasar Program Linear 40

2.2.2 Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 41

2.2.3 Sistem Pertidaksamaan Linear dengan Dua Variabel 43

2.2.4 Model Matematika 44

2.2.4.1 Menentukan Fungsi Objektif dan Kendala 44

2.2.4.2 Membuat Model Matematika dari Masalah 45

2.2.5 Menyelesaikan Masalah Optimasi 46

2.3. Kajian Penelitian yang Relevan 50

2.4. Kerangka Konseptual 51

BAB III METODE PENELITIAN 53

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 53

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 53

3.2.1 Subjek Penelitian 53

3.2.2 Objek Penenlitian 53

3.3. Jenis Penelitian 53

3.4. Prosedur Penelitian 54

3.4.1 Prosedur Penelitian Siklus I 54

3.4.2 Prosedur Penelitian Siklus II 57

3.5. Alat Pengumpul Data 59

3.5.1. Tes 59

3.5.2. Teknik Non Tes 60

3.5.2.1 Angket 60

3.5.2.2 Observasi 62

3.6. Teknik Analisis Data 64

3.6.1. Reduksi Data 65

3.6.2. Paparan Data 69

3.6.3. Menarik Kesimpulan 70

3.6.4. Indikator Keberhasilan Penelitian 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 72

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 72

4.1.1.1. Permasalahan Siklus I 72

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan Siklus I 73

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus I 74

4.1.1.4. Pengamatan Siklus I 75

4.1.1.5. Analisis Data Siklus I 75

(8)

viii

4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi I 77

4.1.1.5.3. Analisis Data Tes hasil Belajar I 82

4.1.1.6. Refleksi Siklus I 83

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 85

4.1.2.1. Permasalahan Siklus I I 85

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan Siklus II 86

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 87

4.1.2.4. Pengamatan Siklus II 88

4.1.2.5. Analisis Data Siklus II 88

4.1.2.5.1. Analisis Data Angket Motivasi II 88

4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi II 90

4.1.2.5.3. Analisis Data Tes hasil Belajar II 94

4.1.1.6. Refleksi Siklus II 96

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102

5.1. Kesimpulan 102

5.2. Saran 104

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 22

Tabel 2.2. Fase Pembelajaran Kooperatif 29

Tabel 2.3. Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 34

Tabel 2.4. Penghargaan Kelompok 39

Tabel 2.5. Petunjuk untuk Mengarsir Daerah yang Memenuhi Pertidaksamaan 42

Tabel 2.6. Contoh Impliksai Suatu Ungkapan Dengan Tanda Pertidaksamaan 44

Tabel 3.1. Kriteria Dalam Penilaian Angket 61

Tabel 3.2. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 63

Tabel 3.3. Kriteria Dalam Penilaian Angket 65

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Motivasi 66

Tabel 3.5. Pedoman Untuk Melihat Aktivitas Guru 68

Tabel 3.6. Persentase Skor Angket Motivasi Siswa 69

Tabel 3.7. Persentase Hasil Belajar Siswa 70

Tabel 3.8. Hasil Observasi Proses Pembelajaran 70

Tabel 4.1. Persentase Skor Angket Motivasi I Siswa 76

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Guru Mengelola Pelajaran 77

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 78

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 80

Tabel 4.5. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus I 82

Tabel 4.6. Persentase Jawaban Siswa Pada Siklus I 82

Tabel 4.7. Persentase Skor Angket Motivasi II Siswa 89

Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Guru Mengelola Pelajaran 90

Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 91

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 94

Tabel 4.11. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II 95

Tabel 4.12. Persentase Jawaban Siswa Pada Siklus II 95

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen 37

Gambar 1. Plang Sekolah Penelitian 206

Gambar 2. Gedung Sekolah Penelitian 206

Gambar 3. Peneliti Menyampaikan Tujuan Pembelajaran

dan Memotivasi Siswa 207

Gambar 4. Peneliti Memberikan Penjelasan Mengenai Materi

Program Linear 207

Gambar 5. Siswa Belajar dalam Kelompok 208

Gambar 6. Guru Membimbing Siswa dalam Diskusi Kelompok 208

Gambar 7. Antusias Siswa dalam Menjawab Pertanyaan 209

Gambar 8. Perwakilan Kelompok Menuliskan Hasil Diskusinya

didepan Kelas 209

Gambar 9. Melaksanakan Game Setelah Belajar Kelompok 210

Gambar 10. Pencabutan Nomor Soal untuk Pelaksanaan Turnamen 210

Gambar 11. Siswa Membacakan Soal Sesuai dengan Nomor yang

diambil 211

Gambar 12. Penantang Mencari Jawaban pada Saat Turnamen 211

Gambar 13. Siswa Mengisi Angket Motivasi dan Tes Hasil Belajar 212

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP Pertemuan 1 (Siklus I) 107

Lampiran 2 RPP Pertemuan 2 (Siklus I) 111

Lampiran 3 RPP Pertemuan 1 (Siklus II) 115

Lampiran 4 RPP Pertemuan 2 (Siklus II) 119

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 123

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II 125

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III 127

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV 129

Lampiran 9 Kartu Soal Game I 134

Lampiran 10 Kartu Soal Game II 135

Lampiran 11 Kisi – Kisi Angket Motivasi Awal 136

Lampiran 12 Angket Motivasi Awal 137

Lampiran 13 Lembar Validasi Angket Motivasi Awal 140

Lampiran 14 Kisi – Kisi Angket Motivasi I 141

Lampiran 15 Angket Motivasi I 142

Lampiran 16 Lembar Validasi Angket Motivasi I 144

Lampiran 17 Kisi – Kisi Angket Motivasi II 145

Lampiran 18 Angket Motivasi II 146

Lampiran 19 Lembar Validasi Angket Motivasi II 148

Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

(Pertemuan I) 149

Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

(Pertemuan II) 152

Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

(Pertemuan I) 155

Lampiran 23 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

(Pertemuan II) 158

Lampiran 24 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 161 Lampiran 25 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I (Pertemuan I) 163 Lampiran 26 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I (Pertemuan II) 165 Lampiran 27 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II (Pertemuan I) 167 Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II (Pertemuan II) 169

Lampiran 29 Kisi – Kisi Tes Awal 171

Lampiran 30 Tes Awal 172

Lampiran 31 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 174

(12)

xii

Lampiran 33 Lembar Validasi Tes Awal 177

Lampiran 34 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 178

Lampiran 35 Tes Hasil Belajar I 179

Lampiran 36 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 180

Lampiran 37 Pedoman Penskoran Nilai Tes Hasil Belajar I 184

Lampiran 38 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 185

Lampiran 39 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II 186

Lampiran 40 Tes Hasil Belajar II 187

Lampiran 41 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 189

Lampiran 42 Pedoman Penskoran Nilai Tes Hasil Belajar II 193

Lampiran 43 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 194

Lampiran 44 Rekapitulasi Skor Angket Motivasi Siswa 195

Lampiran 45 Deskripsi Motivasi Siswa 197

Lampiran 46 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I 198

Lampiran 47 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II 200

Lampiran 48 Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus I dan II 202

Lampiran 49 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II 203

Lampiran 50 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar 204

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia berbudi luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.

Salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan

adalah matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang

tujuan pengajarannya adalah agar siswa mampu menguasai konsep-konsep dan

mengkaitkan antar konsep serta mampu menggunakan konsep-konsep itu dalam

metode ilmiah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Cornelius (dalam Abdurrahman, 1999 : 37) mengemukakan :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) saran untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh besarnya usaha yang

dilakukan peserta didik. Rendahnya hasil belajar sering kali disebabkan oleh

intelegensi yang dimiliki peserta didik, ketidaksesuaian metode yang digunakan

guru dalam menyampaikan materi, serta kurangnya motivasi belajar peserta didik.

Menurut Paling (dalam Abdurrahman, 1999 : 252) mengemukakan

bahwa:

(14)

2

Oleh karena itu, matematika wajib dipelajari oleh semua siswa SD, SMP,

SMA hingga mahasiswa di perguruan tinggi. Corckroft (dalam Abdurrahman,

1999 : 253) mengungkapkan :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Mengingat besarnya peranan matematika dalam kehidupan tersebut,

diharapkan matematika dapat menjadi pelajaran yang disenangi oleh semua siswa.

Namun pada kenyataannya, sebagian besar siswa tidak menyukai matematika dan

menjadikannya sebagai salah satu pelajaran yang menakutkan.

Berdasarkan observasi awal (tanggal 11 Oktober 2012) di SMK Negeri 1

Medan berupa pemberian angket yang berisi sejumlah pertanyaan terhadap siswa

kelas X-PM1 yang berjumlah 35 orang, menunjukkan bahwa 77,14% menganggap

bahwa pembelajaran matematika sulit dan kurang menarik, terlihat selama

pembelajaran berlangsung, siswa tidak termotivasi. Hal ini terlihat dari jawaban

mereka terhadap pertanyaan pada angket yg diberikan, yaitu mereka jarang

mengerjakan soal-soal matematika, jika mereka tidak dapat menjawab soal yang

diberikan, mereka tidak berusaha untuk bertanya/berdiskusi, mereka juga tidak

pernah mencoba mempelajari materi yang belum dijelaskan. Selain itu, melalui

observasi langsung yang dilakukan terhadap siswa tampak bahwa aktivitas belajar

siswa sangat rendah. Hal ini terlihat dari tingkah laku siswa yang cenderung tidak

antusias dalam pembelajaran matematika, terkadang mereka tidak mendengarkan

penjelasan guru dan tidak respon terhadap pertanyaan guru.

Dari hasil observasi tersebut, tampak bahwa siswa dalam pembelajaran

matematika tidak mendapat motivasi ekstrinsik dari lingkungan belajarnya serta

penggunaan metode yang kurang tepat sehingga aktivitas belajar siswa rendah.

Pembelajaran matematika yang disajikan kurang menarik, hasilnya siswa tidak

termotivasi dan tidak aktif dalam belajar. Maka, dalam pembelajaran matematika

(15)

3

inilah yang seharusnya menjadi fokus utama bagi guru dalam menjalankan

kegiatan pembelajaran.

Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada

umumnya meningkat jika motivasi dan aktivitas siswa untuk belajar bertambah.

Hal ini dipandang masuk akal, karena seperti dikemukakan oleh Ngalim Purwanto

(dalam Djamarah, 2008 : 200) bahwa :

“Banyak bakat tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang

tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga

yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga”.

Hal ini sejalan dengan pendapat M. Dalyono (dalam, Djamarah, 2008 :

201) bahwa :

“Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi instrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar”.

Nasution (dalam Rahmadani, 2010 : 13) menyatakan bahwa :

“Tanpa aktivitas, belajar tidak akan memberi hasil yang baik. Aktivitas itu

sendiri tidak hanya aktivitas jasmani, melainkan juga aktivitas rohani, dan

keduanya harus digabungkan”.

Salah satu faktor yang juga menyebabkan tidak termotivasinya siswa serta

rendahnya aktivitas siswa adalah metode pengajarannya yang tidak sesuai. Selama

ini, metode pengajaran yang pada umumnya digunakan dalam pembelajaran

adalah metode pengajaran konvensional yang terpusat pada guru (teacher

centered). Siswa hanya bisa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

tanpa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. Ditambah lagi materi ajar

matematika yang cenderung abstrak, membuat siswa kesulitan dalam belajar.

Metode pengajaran yang tidak tepat akan berakibat pada motivasi dan

aktivitas belajar siswa yang menjadi rendah. Motivasi dan aktivitas belajar siswa

(16)

4

dalam belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran

inovatif yang dapat mencakup seluruh aspek dan memenuhi kebutuhan belajar

siswa sehingga mereka dapat termotivasi belajar serta aktif dan pada akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar.

Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah menggunakan model

pembelajaran Kooperatif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Beberapa

kajian telah menenmukan bahwa ketika para siswa bekerja sama-sama untuk

meraih sebuah tujuan kelompok, membuat mereka mengekspresikan

norma-norma yang baik dalam melakukan apa pun yang diperlukan untuk keberhasilan

kelompok. Di dalam kelas yang menggunakan pembelajaran Kooperatif, murid

yang berusaha keras, selalu hadir di kelas, dan membantu yang lainnya belajar

akan dipuji dan didukung oleh teman satu timnya.

Salah satu model pembelajaran Kooperatif adalah tipe Teams Games

Tournaments (TGT) yang merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran

yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada

perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung

unsur permainan. Pembelajaran model Teams Games Tournaments (TGT)

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dalam keterlibatan dalam belajar.

Menurut seorang guru matematika, Steve Persons yang mengajar di West

Frederick Middle School (dalam Slavin, 2005 : 167) menyatakan :

“Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu teknik terbaik yang

pernah saya gunakan di dalam kelas saya. Apa yang dilakukan Teams

Games Tournaments (TGT) adalah memberikan kesempatan kepada saya sebagai guru untuk menggunakan kompetisi dalam suasana yang konstruktif/positif. Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan

sesuatu yang selalu mereka hadapi setipa saat, tetapi Teams Games

Tournaments (TGT) memberikan mereka peraturan dan strategi untuk

(17)

5

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament (TGT) Pada Materi Program Linear Di Kelas X-PM SMK Negeri 1 MedanTahun Ajaran 2012/2013.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas diperoleh

beberapa identifikasi masalah maka dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

2. Masih banyak siswa yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang

sulit untuk dipahami

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum efektif

4. Kurangnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika

5. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada tersebut,

tidak semua diteliti karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki

oleh penulis, maka dalam penelitian ini dibatasi dan hanya difokuskan pada

Materi Program Linear di kelas X-AK dengan penerapan model pembelajaran

Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika pada

materi program linear melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

(18)

6

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournaments (TGT) pada materi program linear ?

3. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada materi program linear

setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) ?

4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi program linear

setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan

penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan kegiatan pembelajaran

matematika pada materi program linear melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran

matematika setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournaments (TGT) pada materi program linear.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada

materi program linear setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT).

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada materi program

linear setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams games

Tournament (TGT).

I.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :

1. Bagi siswa sebagai pemicu motivasi belajar sehingga dapat belajar

(19)

7

2. Bagi guru sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan

hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam mengajar.

3. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

menyetujui pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) di sekolah yang

bersangkutan.

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan tentang

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) dalam menjalankan tugas sebagai pengajar kelak.

5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk penelitian berikutnya

(20)

102 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika pada materi program

linear melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) yaitu :

− Tahap Menyampikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai pada pembelajaran yang

akan dilaksanakan, kemudian memotivasi siswa agar motivasi belajar

siswa dapat meningkat

− Tahap menyampaikan informasi

Guru menyampaikan informasi atau materi yang dipelajari dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk bertanya,

− Tahap mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar

Guru mengorganisaikan siswa ke dalam kelompok belajar yang heterogen,

artinya setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki tingkat

kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

− Tahap membimbing kelompok belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan

tugas bersama untuk membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam

menjawab soal yang kurang dimengerti.

− Tahap games dan Tournament

Guru membuat games dan turmanen setelah siswa selesai

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, pelaksanaan games dan

Tournament bertujuan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa,

karena salah satu hal yang dapat meningkatkan motivasi adalah dengan

(21)

103

− Tahap evaluasi

Guru memberikan penilaian terhadap siswa baik dari segi kognitif, afektik

dan psikomotorik siswa. Guru tidak hanya menilai secara individual tetapi

juga menilai hasil kerja kelompok dan kerja sama kelompok.

− Tahap memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan (reward) kepada kelompok yang berhasil

mengumpulkan skor tertinggi pada saat games dan Tournament, untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) yaitu :

− Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, memotivasi siswa dan menjelaskan materi

− Siswa memberikan jawaban terhadap pertanyaan yg diajukan oleh guru

− Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan soal-soal pada

Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

− Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru jika mengalami kesulitan

− Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

− Siswa menyampaikan pendapat/ide kepada kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusi

− Siswa melakukan Games dan Tournament

− Siswa mengerjakan Tes Hasil Belajar (THB) yang diberikan guru

− Siswa menerima penghargaan atas keberhasilan yang diperoleh ketika

Games dan Tournament

− Siswa mengisi angket motivasi

− Siswa membuat kesimpulan setelah pembelajaran selesai.

3. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) diperoleh adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada

materi program linear yakni motivasi belajar siswa secara keseluruhan pada

siklus I memperoleh skor rata-rata angket motivasi 52,15 dimana terdapat 8

siswa (22,86%) memiliki tingkat motivasi tinggi, 18 siswa (51,43%) memiliki

(22)

104

rendah, dan pada siklus II 57,20 dimana terdapat 14 siswa (40%) memiliki

tingkat motivasi tinggi, 19 siswa (54,29%) memiliki tingkat motivasi sedang

dan 2 siswa (5,71%) memiliki tingkat motivasi rendah. peningkatan rata-rata

skor angket motivasi siswa dari angket motivasi awal sebesar 48,46 menjadi

57,20 pada siklus II dan terdapat peningkatan persentase tingkat motivasi

kelas sebesar 8,74%.

4. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) diperoleh adanya peningkatan hasil belajar siswa pada

materi program linear yakni pada siklus I nilai rata-rata kelas pada tes hasil

belajar I mencapai 64,17 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 62,85%

dan pada siklus II nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar II mencapai 72,61

dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 88,57%

5. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa

pada materi program linear di kelas X-PM SMK Negeri 1 Medan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika disarankan untuk menggunakan model pembelajaran

skooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran, untuk

memacu motivasi belajar siswa

2. Kepada siswa disarankan untuk tetap aktif dalam kegiatan pembelajaran, agar

seluruh potensi yang dimiliki semakin berkembang

3. Kepada peneliti lain disarankan agar hasil penelitian ini dijadikan sebagai

pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

(23)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (1999), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka

Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,

Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

___________________, (2000), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta.

Hamalik, Oemar, (2001), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan

Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Mala, Ery Indra, (2009), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Times

Games Tournaments (TGT) pada Materi Bilangan Bulat di Kelas IV SD

Al-Ittihadiyah Kecamatan Percut Sei Tuan., Skripsi, FMIPA, Unimed,

Medan.

Nababan, Imelda, (2010), Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan

Berfikir Kreatif Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif

Tipe Teams Games Tournaments (TGT) di Kelas XI IPA SMA Negeri 1

Sipoholon Tahun Ajaran 2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Panjaitan, Arie Candra, (2010), Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Matematika dengan Model Times Games Tournaments (TGT)

Menggunakan Pemecahan Soal Berkonteks Cerita Rakyat Sumut di Kelas

V SDN 060870 Medan T.A 2009/1010., Skripsi, FMIPA, Unimed,

(24)

106

Purwanto, (2009), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rahmadani, Siti, (2010), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Melalui Metode Inkuiri Pada Pokok Bahasan Statistika Di Kelas IX SMP

Swasta Al-Ittihadiyah Medan T.P 2010/2011., Skripsi, FMIPA, Unimed,

Medan.

Rusman, (2011), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, RajaGrafindoPersada, Jakarta.

Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

RajaGrafindoPersada, Jakarta.

Slavin, Robert, (2005), Pembelajaran Kooperatif, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, Nana , (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya Offset, Bandung

Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung

Suprijono, Agus, (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Uno, Hamzah, (2007), Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

(25)

ii

RIWAYAT HIDUP

Dwinta Kartika dilahirkan di Medan, pada tanggal 24 Juli 1990. Ibu

bernama Syahdinar Tanjung dan Ayah bernama Syamsul Bachri. Merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 066054

Medan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 13 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun

2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 8 Medan dan lulus pada

tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Laporan Akhir Praktikum Statistika Industri ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama

Jika dilihat dari data masukan dan struktur algoritma setiap metode, CNN LeNet 5 memiliki arsitektur yang cukup baik karna dapat menangkap setiap piksel masukan

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

though the crime occurred when they were in a dreamlike state... • Once the initial shock of the crime has worn off, victims may experience other emotions such as anger,

, “Android Application Development for GPS Based Location Tracker & NITR Attendance Management System,” Tesis Electronics & Communication Engineering National

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku informasi yang dikemukakan oleh Niedzwiedzka (2003) adalah seluruh perilaku manusia yang berkaitan dengan sumber

Catatan : Membawa Dokumen Penawaran Asli sesuai dengan yang di Upload ke SPSE LPSE Kabupaten Simalungun , Data – Data perusahaan Asli, bagi yang diwakilkan membawa surat kuasa