• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Informasi Pemustaka dengan Menggunakan Model Niedzwiedzka di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Informasi Pemustaka dengan Menggunakan Model Niedzwiedzka di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1 Kuesioner

No. Kuesioner _________________

Saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam kuesioner ini dalam rangka pelaksanaan penelitian tentang “Analisis Perilaku Informasi Pemustaka dengan Menggunakan Model Niedzwiedzka di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”. Atas partisipasi Saudara diucapkan terima kasih.

1. Mohon isi pertanyaan yang diajukan pada kuesioner ini sesuai dengan pendapat saudara! PETUNJUK PENGISIAN

2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang telah disediakan! 3. Atas partisipasi saudara saya ucapkan terima kasih.

A. Identifikasi Kebutuhan Informasi

1. Apa yang mendorong Saudara mencari informasi?

a. Kebutuhan akan informasi c. Rasa ingin tahu

b. Menyelesaikan tugas d. Kegemaran

2. Saat akan mencari informasi, sumber informasi apakah yang akan Saudara gunakan? a. Skripsi, tesis, dan disertasi

b. Buku dan jurnal c. Majalah

d. Indeks dan abstrak

3. Apakah yang Saudara lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi? a. Mengidentifikasi topik yang dibutuhkan c. Membuat catatan kecil b. Merumuskan topik permasalah d. Menuliskan konsep-konsep

B. Memutuskan Untuk Mencari Informasi

4. Apa yang Saudara lakukan di perpustakaanUSU untuk mencari buku yang Saudara butuhkan?

a. Menelusur melalui OPAC c. Bertanya kepada pustakawan b. Langsung ke rak koleksi d. Bertanya kepada teman lain 5. Media apakah yang Saudara gunakan untuk mencari informasi?

a. Internet

b. Pusat penelitian

c. Information Specialist atau ahli informasi

d. Pilihan a dan c

6. Bagaimanakah cara Saudara memperoleh informasi yang dibutuhkan?

a. Dengan menggunakan internet c. Menggunakan koleksi umum

(2)

C. Menerapkan Strategi dalam Menemukan Informasi

7. Bagaimana cara Saudara menemukan sumber informasi melalui internet? a. Langsung ke website c. Langsung database

b. Melalui Search Engine d. Lain-lain, sebutkan _______________

8. Search engine manakah yang sering Saudara gunakan untuk menemukan informasi?

a. Google c. Yahoo

b. Altavista d. Lycos

9. Dalam melakukan pencarian, apakah yang Saudara gunakan sebagai kata kunci untuk menemukan informasi?

a. Judul c. Subjek

b. Pengarang d. Penerbit

10. Bagaimanakah Saudara menentukan query (kata kunci) yang akan dicari? a. Melakukan browsing langsung sendiri

b. Membaca panduan online yang tersedia

c. Bertanya kepada rekan yang lebih banyak mengetahui d. Bertanya kepada pustakawan

11. Apakah yang Saudara gunakan dalam melakukan pencarian/ penelusuran informasi yang dibutuhkan?

a. Menggunakan bantuan operator Boolean (And, Or, dan Not) b. Melakukan pemotongan istilah pada query (istilah)

c. Memanfaatkan sistem pencarian informasi seperti internet atau OPAC d. Memanfaatkan layanan informasi seperti basisdata maupun search engine.

Catatan: Boolean digunakan untuk membantu pembentukan konsep pencarian dari beberapa istilah pencarian.Dimana operator Boolean AND memuncul dua istilah pencarian, operator OR memunculkan subjek yang lebih luas, dan operator Boolean NOT memunculkan satu subjek atau subjek yang lebih sempit..

D. Menyeleksi Informasi

12. Bagaimana Saudara menyeleksi atau memilih informasi yang telah diperoleh?

a. Membandingkan dan mengevaluasi informasi tersebut dengan pengetahuan sendiri kemudian memilih informasi yang relevan

b. Membandingkan dengan pengetahuan baru kemudian menyeleksi informasi tersebut agar dapatdigunakan

c. Mengambil salah satu informasi yang diperlukan d. Mengecek keakuratan informasi yang telah diperoleh

13. Bagimanakah Saudara menyeleksi informasi yang kurang relevan dengan informasi yang dibutuhkan?

a. Menggunakan sumber informasi lain

(3)

14. Dalam menyeleksi informasi berupa dokumen yang telah ditemukan, apa yang Saudara lakukan?

a. Melihat judul dan daftar isinya c. Membaca dokumen secara utuh b. Membaca abstraknya saja d. Membaca daftar pustakanya saja

E. Menggunakan Informasi

15. Format informasi seperti apakah yang Saudara gunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi?

a. Buku tercetak c. Jurnal tercetak b. Buku elektronik d. Jurnal elektronik

16. Bagaimana Saudara menanggapi hasil informasi yang Saudara peroleh dalam proses pencarian di internet?

a. Mendownload/ save pada media penyimpanan

b. Mendownload/ save di bloger pribadi, email, dan lain-lain

c. Di copy ke format *.doc, *txt, dan lain-lain d. Hanya mengingat saja

17. Setelah koleksi ditemukan di rak koleksi, apa yang Saudara lakukan selanjutnya? a. Langsung meminjam c. Membaca di tempat

b. Memfotokopi sesuai kebutuhan d. Mencatat informasi yang ditemukan di buku 18. Bagaimana Saudara menggunakan informasi jika yang diperoleh lebih dari satu?

a. Mengevaluasi dan menggunakan kedua informasi b. Menggunakan satu informasi yang dipilih

c. Langsung menggunakan kedua informasi

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Saleh, Y.N. 2004. Graduate Students Inform Need From Electronic Information Resources in Saudi Arabia, Dissertation, Florida State University

Mei 2016.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian, cetakan ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta.

Azizi, Arnicun. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anwar, Ahmad. 2012. Memahami Karakter Pemustaka. April. <ahmad-cahperpus.blogspot.co.id/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo_30.html> Diakses tanggal 9 Januari 2016.

Darmawan, Deni. 2007. “Mengenal Teknologi Informasi”. Makalah sisajikan dalam pelatihan TIK guru-guru Kota Cimahi, Kerjasama FIP dengan Dinas Pendidikan, Desember 2007, Cimahi.

Davis, Gordon B. 2009. Management information system: conceptual foundation, structure and development. Second Edition. New York: McGraw Hills.

Djatin, Jusni. 1996. Penelusuran Literatur. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Heinström, Jannica. 2000. “The Impact of Personality and Approaches to Learning on Information Behaviour” Information Research (Online) Vol.

5 N

tanggal 20 Oktober 2015.

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Agung Seto.

(5)

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Group.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Kingrey, Kelly Patricia. 2002. “Concepts of Information Seeking and their

Presence in the Practical Library Literature” Library Philosophy and Practice Vol. 4 No. 2 (Spring 2002); ISSN 1522-0222. (Calcasieu Parish public Library System, Louisiana).

Krikelas, James. 1983. “Information seeking behavir: pattern and concepts”. Drexel Library Quarterly, 19 (2).

Laloo, Bikika Tariang. 2002. Information needs, Information seeking behavior and Users. New Delhi: Ess Publication.

Leckie, Gloria J, Karen E. Pettigrew, dan Sylvain, C. 1996. “Modelling the Information Seeking of Proffesional: A General Model Derived from Research on Engineers, Health Care Proffesional, and Lawyers” Library

Quarterly (Online) Vol. 66 No. 2.

Februari 2016.

Mangindaan, Christina, dkk. 1993. Perilaku Informasi Dosen dalam Proses Penelitian. Laporan Penelitian Universitas Terbuka, Jakarta.

Niedzwiedzka, Barbara. 2003. “A Proposed General Model of Information Behaviour” Information Research (Online) Vol. 9 No. 1.

Oktober 2015.

Pannen, Paulina. 1996. Pendekatan Kognitif dalam Perancangan dan Pemanfaatan Jasa Pusdokinfo. Prosidding seminar sehari: Layanan Pusdokindo berorientasi pemakai di era informasi. Depok: Program Studi Ilmu Perpustakaan, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.

Pendit, Putu Laxman. Perilaku Informasi, Semesta Pengetahuan.

Diakses tanggal 7 Oktober 2015.

---. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: JIP-FSUI. Reitz, Joan M. 2004. Dictionary for Library and Information Science. Wesport,

Connecticut London: Libraries Unlimited.

(6)

Saepudin, Encang. 2009. Perilaku Pencarian dalam Menenuhi Kebutuhan

Informasi.Bagian 2, Tersedia pada

Februari 2016.

Setiarso, Bambang. 1997. Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem Dokumentasi dan Perpustakaan. Jakarta: Grasindo.

Sudijono. 2005. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

---. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

---. 2006. Perpustakaan dan Informasi dalam konteks Budaya. Jakarta: Departemen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sutarno, NS. 2008. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Tan, Alexis S. 1981. Mass Communication Theories and Research. Columbus: Ohio, Grid Publishing.

Tawaf dan Khaidir Alimin. 2012. “Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan Kepustakaan” Jurnal Kutubkhanah (Online) Vol. 15 No. 1 <ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Kutubkhanah/article/view/249/234> Diakses tanggal 23 Mei 2016.

Wilson, T.D. 1981. “On User Studies and Information Needs” Journal of

Documentations (Online) Vol. 37 No. 1.

Diakses tanggal 10 Oktober 2015.

(7)

---. 1999. “Models in Information Behaviour Research” Journal of

Documentation (Online) Vol. 55 No. 3.

tanggal 5 Oktober 2015.

---. 2000. “Human Information Behaviour” Journal of Informing Science

(Online) Vol. 3 No. 2.

tanggal 5 Oktober 2015.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini digunakan untuk menggambarkan dan mengungkapkan fakta-fakta yang berkaitan dengan perilaku informasi pemustaka di perpustakaan USU dengan menggunakan model Niedzwiedzka. Menurut Sugiyono (2012, 56), ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dalam mengumpulkan data, mengolah, membuktikan dan menemukan pemecahan dari penelitian ini.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada perpustakaan USU, yang berlokasi di Jalan Perpustakaan No.1, Kampus USU Medan 20155.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(9)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pemustaka perpustakaan USU yang berjumlah 46.774 orang. 3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Menurut Sugiyono (2012, 118), “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Ada beberapa cara yang digunakan dalam menghitung besar sampel yang ditetapkan dalam melakukan sebuah penelitian.

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling aksidental yaitu siapa saja pemustaka aktif yang berada di Perpustakaan USU.

Menurut Sugiyono (2011, 67):

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila yang dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Untuk menentukan ukuran sampel, maka peneliti menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin sebagai berikut:

N n =

1 + Ne2

46.774 n =

1 + 46.774(0,12) 46.774

n =

468,74

(10)

Maka, sampel dalam penelitian ini adalah pemustaka perpustakaan USU yang berjumlah 100 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada pemustaka perpustakaan USU untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Menurut Iskandar (2008, 77), “Kuesioner merupakan alat atau teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Data dan Sumber Data

(11)

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang dilakukan dengan pengisian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

1. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi data primer yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, internet, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data. Instrumen penelitian harus dipilih sesuai dengan jenis data yangt diinginkan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2012, 84), ”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sedangkan menurut Suryabrata (2008, 52), “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.”

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat diketahui bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur atau mengumpulkan informasi kuantitatif maupun kualitatif sebagai bahan pengolahan berkenaan dengan objek ukur yang sedang diteliti.

3.6.1 Kuesioner

(12)

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden”.

Bentuk kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berupa pertanyaan yang mengaharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia dan membantu responden menjawab dengan cepat serta memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh jawaban kuesioner yang telah terkumpul.

3.6.2 Kisi-Kisi Kuesioner

Untuk membuat instrumen penelitian, diperlukan kisi-kisi yang disebut desain instrumen (layout). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan kisi-kisi kuesioner dari model Niedzwiedzka (2003) tentang perilaku informasi sebagai berikut:

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator No.Item Jumlah

Item Perilaku

informasi

1. Identifikasi kebutuhan informasi

2. Memutuskan untuk mencari informasi

3. Menerapkan strategi dalam mencari informasi

4. Menyeleksi informasi

5. Menggunakan informasi

1,2,3

4,5,6

7,8,9,10,11

12,13,14

15,16,17,18

3

3

5

3

(13)

3.7 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul akan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis Deskriptif Persentase atau statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, 207), “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Deskriptif persentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100 persen, seperti dikemukakan Sudijono (2005, 25) sebagai berikut:

f

P = x 100%

N Keterangan:

P = Persentase F = Frekuensi

N = Jumlah responden 100% =Bilangan tetap

Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

(14)

Penafsiran data dan hasil distribusi terhadap jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan pedoman penafsiran data dikemukakan oleh Arikunto (2005, 57) sebagai berikut:

0,00% : Tidak ada 1,00% - 24,99% : Sebagian kecil 25,00% - 49,99% : Hampir setengah

50,00% : Setengah

50,01% - 74,99% : Sebagian besar 75,00% - 99,99% : Pada umumnya

(15)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perpustakaan USU

Sejarah perpustakaan dimulai dengan berdirinya Universitas Sumatera Utara (USU) pada 20 Agustus 1952. Perpustakaan pertama yang didirikan di lingkungan USU adalah Perpustakaan Fakultas Kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh Perpustakaan Fakultas Hukum (1954). Ketika itu USU masih bernaung dibawah Yayasan Universitas Sumatera Utara, yang kemudian diresmikan menjadi perguruan tinggi negeri ketujuh di Indonesi pada 20 Nopember 1957.

Pada tahun 1970 berdiri Perpustakaan Pusat disamping perpustakaan fakultas yang telah berdiri sebelumnya. Kemudian pada tahun 1987, seluruh perpustakaan di lingkungan USU bergabung dan pindah ke gedung baru seluas 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus USU Padang Bulan.

Setelah USU berubah status menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) pada 2005, organisasi perpustakaan digabung dengan pusat computer yang diberi nama Perpustakaan dan Sistem Informasi. Organisasi ini terdiri dari dua bidang yaitu Bidang Perpustakaan dan Bidang Sistem Informasi yang secara operasional masing-masing dipimpin oleh seorang Wakil Kepala.

(16)

kepada pengguan juga untuk mengatasi keterbatasan kapasitas ruang perpustakaan induk. Hal ini dimungkinkan dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang tersedia untuk mengembangkan sistem perpustakaan terintegrasi dengan lokasi titik pelayanan yang tersebar di dalam kampus.

Perpustakaan USU pernah memperoleh predikat perpustakaan dengan manajemen dan operasional terbaik d Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan aleh HEDS-USAID pada tahun 1995. Pada tahun 2010, USU Repository masuk ke dalam 100 besar repository institusional dunia berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan oleh Webometrics.

4.2Perilaku Informasi Pemustaka Perpustakaan USU

(17)

4.3 Perilaku Informasi Pemustaka dengan Menggunakan Model

Niedzwiedzka di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku informasi pemustaka Perpustakaan USU dengan menggunakan model Niedzwiedzka (2003) yang mencakup aspek: identifikasi kebutuhan informasi, memutuskan untuk mencari informasi, menerapkan strategi dalam menemukan informasi, menyeleksi informasi, dan menggunakan informasi.

4.3.1 Identifikasi Kebutuhan Informasi

Aspek pertama dalam perilaku informasi pada teori Niedzwiedzka (2003) adalah identifikasi kebutuhan informasi. Untuk mengetahui perilaku informasi pemustaka Perpustakaan USU dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilihat melalui pertanyaan No. 1,2, dan 3serta hasil penilaian dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1, 4.2, dan 4.3

Tabel 4.1 Alasan Mencari Informasi

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frek uensi

Pres entase

(%) 1. Apa yang mendorong

Saudara mencari informasi?

a. Kebutuhan akan informasi

46 46

b. Menyelesaikan tugas 29 29

c. Rasa ingin tahu 22 22

d. Kegemaran 3 3

Jumlah Total 100 100

(18)

bahwa yang mempengaruhi mereka dalam mencari informasi dikarenakan untuk menyelesaikan tugas, sebagian kecil (22%) pemustaka menyatakan bahwa yang mempengaruhi mereka dalam mencari informasi dikarenakan oleh rasa ingin tahu, dan sebagian kecil (3%) pemustaka menyatakan bahwa yang mempengaruhi mereka dalam mencari informasi dikarenakan kegemaran saja.Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

Berdasarkan data yang diperoleh hampir setengah (46%) pemustaka menyatakan bahwa yang mempengaruhi mereka dalam mencari informasi dikarenakan kebutuhan.Pada kenyataannya, pemustaka lebih banyak mencari informasi karena kebutuhan. Seseorang mencari informasi dikarenakan kebutuhan akan informasi tersebut agar dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dialami. Namun, ada juga pemustakayang mengatakan bahwa mereka mencari informasi dikarenakan untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan.

Tabel 4.2 Sumber Informasi Yang Digunakan

Pertanyaan Kategori Jawaban Frek

uensi

Pres entase

(%) 2. Saat akan mencari

informasi, sumber informasi apakah yang Saudara gunakan?

a. Skripsi, tesis, dan disertasi

21 21

b. Buku dan jurnal 65 65

c. Majalah 6 6

d. Indeks dan abstrak 8 8

(19)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian kecil (21%) pemustaka menyatakan menggunakan sumber informasi seperti skripsi, tesis, dan disertasi, kemudian sebagian besar (65%) pemustaka menyatakanmenggunakan sumber informasi seperti buku dan jurnal, sebagian kecil (6%) pemustaka menyatakanmenggunakan sumber informasi majalah, dan sebagian kecil(8%) pemustaka menyatakan menggunakan sumber informasi indeks dan abstrak.Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

(20)

Tabel 4.3 Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Freku ensi

Pres entase

(%) 3. Apakah yang Saudara

lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi?

a. Mengidentifikasi topik yang dibutuhkan

40 40

b. Merumuskan topik permasalahan

35 35

c. Membuat catatan kecil

17 17

d. Menuliskan konsep-konsep

8 8

Jumlah Total 100 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hampir setengah (40%) pemustaka menyatakan mengidentifikasi topik yang dibutuhkan, kemudian hampir setengah (35%) pemustaka menyatakan merumuskan topik permasalahan, sebagian kecil (17%) pemustaka menyatakanmembuat catatan kecil, dan sebagian kecil (8%) pemustaka menyatakan menuliskan konsep-konsep dalam mengidentifikasi informasi.Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

(21)

4.3.2 Memutuskan Untuk Mencari Informasi

Aspek kedua dalam perilaku informasi pada teori Niedzwiedzka (2003) adalah memutuskan untuk mencari informasi. Untuk mengetahui perilaku informasi pemustaka Perpustakaan USU dalam memutuskan untuk mencari informasi dapat dilihat melalui pertanyaan No. 4, 5, dan 6 serta hasil penilaian dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4, 4.5, dan 4.6.

Tabel 4.4 Yang Dilakukan di Perpustakaan Untuk Mencari Buku

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 4. Apa yang Saudara

lakukan di

perpustakaan USU untuk mencari buku yang Saudara butuhkan?

a. Menelusur melalui OPAC 82 82 b. Langsung ke rak koleksi 13 13 c. Bertanya kepada

pustakawan

4 4

d. Bertanya kepada teman lain

1 1

Jumlah Total 100 100

(22)

Berdasarkan data yang diperoleh pada umumnya (82%) pemustaka menyatakan menelusur melalui OPAC untuk mencari buku yang dibutuhkan di perpustakaan. Dalam memutuskan untuk mencari informasi, seseorang memiliki cara-cara tersendiri dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, pemustaka menelusur melalui OPAC untuk mencari buku yang dibutuhkan. Sebelum mencari pada rak-rak koleksi yang tersedia di perpustakaan, pemustaka menelusur terlebih dahulu melalui bantuan OPAC yang terpasang di setiap perpustakaan. Namun, ada juga pemustaka yang meminta bantuan kepada pustakawan dalam mencari buku yang dibutuhkannya maupun langsung mencari pada rak-rak koleksi.

Tabel 4.5 Media Untuk Mencari Informasi

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frek uensi

Pres entase

(%) 5. Media apakah yang

Saudara gunakan untuk mencari informasi?

a. Internet 72 72

b. Pusat penelitian 0 0

c. Information Specialist

atau ahli informasi

7 7

d. Pilihan a dan c 21 21

Jumlah Total 100 100

(23)

yang dibutuhkan, dan sebagian kecil(21%) pemustaka menyatakanmenggunakan pilihan jawaban a dan c. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar (72%) pemustaka menyatakan menggunakan internet sebagai media dalam mencari informasi. Setelah mengetahui informasi apa yang akan dicari, seseorang akan memilih media apa yang digunakan untuk mencari informasi. Dalam hal ini, individu dimungkinkan berinteraksi dengan sistem komputer (internet). Internet merupakan salah satu media yang banyak digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan oleh seseorang. Tidak hanya internet, media lainnya yang dapat digunakan antara lain pusat penelitian maupun seorang ahli informasi di suatu bidang ilmu tertentu. Namun, ada juga pemustaka yang tidak menggunakan internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Tabel 4.6 Cara Memperoleh Informasi Yang Dibutuhkan

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 6. Bagaimanakan cara

Saudara memperoleh informasi yang dibutuhkan?

a. Dengan menggunakan internet

80 80

b. Menggunkana koleksi referensi

7 7

c. Menggunakan koleksi umum

13 13

e. Lain-lain, sebutkan____ 2 2

Jumlah Total 100 102

(24)

kemudian sebagian kecil (7%) pemustaka menyatakan menggunkana koleksi referensi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, sebagian kecil (13%) pemustaka menyatakan menggunakan koleksi umum, dan sebagian kecil (2%)pemustaka menyatakan lain-lain seperti melihat buku dan bertanya pada teman. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 102% karena 2 dari 100 pemustaka memilih lenih dari 1 pada pilihan yang telah disediakan khususnya untuk pilihan a dan d.

Berdasarkan data yang diperoleh pada umumnya (80%) pemustaka menyatakan menggunakan internet untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dalam memutuskan untuk mencari informasi, seseorang mulai memfokuskan diri pada jenis informasi yang relevan dengan topik yang dicari dan sesuai dengan kontekstualnya. Selain itu, pemustaka dapat mencari di internet informasi yang dibutuhkannya, pemustaka juga dapat menggunakan koleksi-koleksi yang tersedia pada perpustakaan baik koleksi umum maupun koleksi referensi. Namun, ada juga pemustaka yang bertanya kepada teman sejawatnya.

4.3.3 Menerapkan Strategi dalam Menemukan Informasi

(25)

Tabel 4.7Cara Menemukan Sumber Informasi Melalui Internet

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 7. Bagaimana cara

Saudara menemukan informasi melalui internet?

a. Langsung ke website 22 22 b. Melalui search engine 68 68

c. Langsung database 9 9

d. Lain-lain, sebutkan____ 1 1

Jumlah Total 100 100

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian kecil (22%) pemustaka menyatakan langsung ke website, kemudian sebagian besar (68%) pemustaka menyatakan melalui search engine, sebagian kecil (9%) pemustaka menyatakanlangsung database yang digunakan untuk mencari informasi, dan sebagian kecil (1%) pemustaka menyatakan lain-lain dalam menemukan sumber informasi melalui internet. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

(26)

Tabel 4.8Search Engine Yang Sering Digunakan

Pertanyaan Kategori

Jawaban

Frek uensi

Pres entase

(%)

8. Search engine

manakah yang sering Saudara gunakan untuk menemukan informasi?

a. Google 87 87

b. Altavista 1 1

c. Yahoo 13 13

d. Lycos 0 0

Jumlah Total 100 101

Tabel 4.8 menunjukkan pada umumnya (87%) pemustaka menyatakan Google merupakan search engine yang digunakan untuk menemukan informasi, kemudian sebagian kecil (1%)pemustaka menyatakan Altavista merupakan search engine yang digunakan untuk menemukan informasi, sebagian kecil (13%)

pemustaka menyatakan Yahoo merupakan search engine yang digunakan untuk menemukan informasi, dan tidak ada (0%) pemustaka menggunakanLycos sebagai search engine yang digunakan untuk menemukan informasi Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 101% karena 1 dari 100 pemustaka memilih lebih dari 1 pada pilihan yang telah disediakan khususnya untuk pilihan a dan c.

(27)

dikarenakan Google merupakan salah satu jenis search engine yang paling terkenal dan yang paling sering dipakai untuk mencari informasi.

Tabel 4.9Kata Kunci Apa Yang Digunakan

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 9. Dalam melakukan

pencarian, apakah yang Saudara gunakan sebagai kata kunci untuk menemukan informasi?

a. Judul 60 60

b. Pengarang 3 3

c. Subjek 36 36

d. Penerbit 1 1

Jumlah Total 100 100

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) pemustaka menyatakan menggunakan judul sebagai kata kunci untuk menemukan informasi, kemudian sebagian kecil (3%) pemustaka menyatakan menggunakan pengarangan sebagai kata kunci untuk menemukan informasi, hampir setengah (36%) pemustaka menyatakan menggunakan subjek sebagai kata kunci untuk menemukan informasi, dan sebagian kecil (1%) pemustaka menyatakan menggunakan pengarang sebagai kata kunci untuk menemukan informasi. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

(28)

Pada kata kunci pemustaka banyak menggunakan judul sebagai kata kunci untuk mencari informasi. Namun, ada juga pemustaka yang menggunakan pengarang sebagai kata kunci untuk menemukan informasi yang sedang dicari.

Tabel 4.10Menentukan Kata Kunci Yang Akan Dicari

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 10. Bagaimanakah

Saudara

menentukan query (kata kunci) yang akan dicari?

a. Melakukan browsing langsung sendiri

79 79

b. Membaca pedoman online yang tersedia

7 7

c. Bertanya kepada rekan yang lebih banyak mengetahui

8 8

d. Bertanya kepada pustakawan

6 6

Jumlah Total 100 100

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada umumnya (79%) pemustaka menyatakan melakukan browsing langsung sendiri dalam menentukan query (kata kunci) yang akan dicari, kemudian sebagian kecil (7%) pemustaka menyatakan membaca panduan online yang tersedia dalam menentukan query (kata kunci) yang akan dicari, sebagian kecil (8%) pemustaka menyatakan bertanya kepada rekan yang lebih banyak mengetahui, dan sebagian kecil (6%) pemustaka menyatakan bertanya kepada pustakawan sendiri dalam menentukan query (kata kunci) yang akan dicari. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 100%.

(29)

kunci) yang akan dicari.Query adalah istilah yang dibangun oleh pemustaka untuk mempresentasikan kebuituhan informasinya. Query dapat berupa istilah tunggal maupun istilah gabungan. Pada kenyataannya, pemustaka menentukan query dengan melakukan browsing langsung sendiri dengan pengetahuan yang dimiliki.

Tabel 4.11Melakukan Pencarian/Penelusuran Informasi Yang Dibutuhkan

Pertanyaan Kategori

Jawaban Frek uensi Pres entase (%) 11. Apakah yang

Saudara gunakan dalam melakukan pencarian/penelusur an informasi yang dibutuhkan?

a. Menggunakan bantuan operator Boolean (And, Or, dan Not)

23 23

b. Melakukan

pemotongan istilah pada query (kata kunci)

22 22

c. Memanfaatkan sistem pencarian informasi seperti internet atau OPAC

27 27

d. Memanfaatkan layanan informasi seperti basisdata maupun search engine.

24 24

Jumlah Total 100 96

(30)

yang diperoleh menunjukkan 96% karena 4 dari 100 pemustaka tidak memilih pada pilihan yang telah disediakan.

Berdasarkan data yang diperolehhampir setengah (27%) pemustaka menyatakan Memanfaatkan sistem pencarian informasi seperti internet atau OPAC. Pencarian melalui internet memang sangat populer dan sering digunakan para pemustaka. Namun ada juga pemustaka yang memanfaatkan layanan informasi basisdata maupun search engine.

4.3.4 Penyeleksian Informasi

[image:30.595.111.517.435.734.2]

Aspek keempat dalam perilaku informasi pada teori Niedzwiedzka (2003) adalah menyeleksi informasi. Untuk mengetahui perilaku informasi pemustaka Perpustakaan USU dalam menyeleksi informasi dapat dilihat melalui pertanyaan No. 12, 13, dan 14 serta hasil penilaian dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12, 4.13, dan 4.14.

Tabel 4.12Memilih Informasi Yang Telah Diperoleh

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 12. Bagaimana

Sauadar

menyeleksi atau memilih

informasi yang telah diperoleh?

a. Membandingkan dan mengevaluasi informasi tersebut dengan

pengetahuan sendiri

kemudia memilih informasi yang relevan

59 59

b. Membandingkan dengan pengetahuan baru

kemudian menyeleksi informasi tersebut agar dapat digunakan

18 18

c. Mengambil salah satu informasi yang diperlukan

11 11

d. Mengecek keakuratan informasi yang telah diperoleh

13 13

(31)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar (59%) pemustaka menyatakan membandingkan dan mengevaluasi informasi tersebut dengan pengetahuan sendiri kemudian memilih informasi yang relevan, kemudian sebagian kecil (18%) pemustaka menyatakan membandingkan dengan pengetahuan baru kemudia menyeleksi informasi tersebut agar dapat digunakan, sebagian kecil (11%) pemustaka menyatakan mengambil salah satu informasi yang diperlukan saja, dan sebagian kecil (13%) pemustaka menyatakan mengecek keakuratan informasi yang telah diperoleh. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 101% karena 1 dari 100 pemustaka memilih lebih dari 1 pada pilihan yang telah disediakan khususnya untuk pilihan a dan d.

(32)
[image:32.595.111.515.114.328.2]

Tabel 4.13MendapatInformasi Yang Kurang Relevan

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 13. Bagaimana

Saudara menyeleksi informasi yang kurang relevan dengan informasi yang dibutuhkan?

a. Menggunakan sumber informasi lain

34 34

b. Mencoba lagi dengan menggunakan query (kata kunci) lain

51 51

c. Tetap memanfaatkan informasi yang telah diperoleh

7 7

d. Menggunakan fasilitas penelusuran lain

7 7

Jumlah Total 100 99

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hampir setengah (34%) pemustaka menyatakan menggunakan sumber informasi lain, kemudian sebagian besar (51%) pemustaka menyatakan mencoba lagi dengan menggunakan query (kata kunci) lain, sebagian kecil (7%) pemustaka menyatakan tetap memanfaatkan informasi yang telah diperoleh, dan sebagian kecil (7%) pemustaka menyatakan menggunakan fasilitas penelusuran lain. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan 99% karena 1 dari 100 pemustaka tidak memilihpada pilihan yang disediakan.

(33)

ada juga pemustaka yang tetap memanfaatkan informasi yang telah diperoleh tersebut.

Tabel 4.14 Menyeleksi Dokumen Yang Ditemukan

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 14. Dalam

menyeleksi informasi berupa dokumen yang telah ditemukan, apa yang Saudara lakukan?

a. Melihat judul dan daftar isinya

43 43

b.Membaca abstraknya saja 17 17 c.Membaca dokumen secara

utuh

35 35

d.Membaca daftar pustakanya saja

5 5

[image:33.595.110.517.168.347.2]

Jumlah Total 100 100

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa hampir setengah (43%) pemustaka menyatakan menggunakan sumber informasi lain, kemudian sebagian kecil (17%) pemustaka menyatakan membaca abstraknya saja, hampir setengah (35%) pemustaka menyatakan membaca dokumen secara utuh, dan sebagian kecil (5%) pemustaka menyatakan membaca daftar pustakanya saja. Jumlah keseluruhan dari hasil persentase yang diperoleh menunjukkan100%.

(34)

4.3.5 Menggunakan Informasi

[image:34.595.109.516.389.559.2]

Aspek kelima dalam perilaku informasi pada teori Niedzwiedzka (2003) adalah menggunakan informasi. Untuk mengetahui perilaku informasi pemustaka Perpustakaan USU dalam menggunakan informasi dapat dilihat melalui pertanyaan No. 15, 16, 17, dan 18 serta hasil penilaian dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.15, 4.16, 4.17, dan 4.18.

Tabel 4.15 Format Informasi Yang Digunakan

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 15. Format informasi

seperti apakah yang Saudara gunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi?

a. Buku tercetak 47 47

b. Buku elektronik 22 22

c. Jurnal tercetak 10 10

d. Jurnal elektronik 22 22

Jumlah Total 100 101

(35)

memilih lebih dari 1 pada pilihan yang telah disediakan khususnya untuk pilihan a dan b.

[image:35.595.110.512.335.524.2]

Berdasarkan data yang diperolehhampir setengah (47%) pemustaka menyatakan menggunakan buku tercetak. Pemustaka dapat menggunakan format informasi seperti buku tercetak, buku elektronik, jurnal tercetak, maupun jurnal elektronik. Pemustaka dapat memilih salah satu format informasi tersebut sesuai kebutuhan. Namun, ada juga pemustaka yang menggunakan jurnal tercetak dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Tabel 4.16Menanggapi Hasil Informasi Yang Diperoleh

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 16. Bagaimana

Saudara menanggapi hasil informasi yang Saudara peroleh dalam proses penelusuran di internet?

e. Mendownload/ save pada

media penyimpanan

64 64

f. Mendownload/ save di

bloger pribadi, email, dan lain-lain

15 15

g. Di copy ke format *.doc, *.txt, dan lain-lain

19 19

h. Hanya mengingat saja 2 2

Jumlah Total 100 100

(36)
[image:36.595.110.517.305.476.2]

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar (69%) pemustaka menyatakan mendownload/ save pada media penyimpanan. Dalam menggunakan informasi setiap individu melakukan tindakan-tindakan fisik maupun mental. Informasi yang telah diperoleh bisa saja hanya sebatas digunakan untuk tambahan keterangan yang sudah ada. Bagi pemustaka yang mendapatkan informasi melalui internet, dapat mendownload/ save pada media penyimpanan. Namun, ada juga pemustaka yang hanya mengingat saja informasi yang telah diperoleh.

Tabel 4.17Menggunakan Koleksi Perpustakaan

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi

Pres entase

(%) 17. Setelah koleksi

ditemukan di rak koleksi, apa yang Saudara lakukan selanjutnya?

a. Langsung meminjam 48 48

b. Memfotokopi sesuai kebutuhan

23 23

c. Membaca di tempat 16 16

d. Mencatat informasi yang ditemukan

18 18

Jumlah Total 100 105

(37)
[image:37.595.111.516.277.506.2]

Berdasarkan data yang diperolehhampir setengah (48%) pemustaka menyatakan langsung meminjam. Koleksi perpusatakaan yang tersedia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pemustaka. Pemustaka perpustakaan menggunakan koleksi-koleksi perpustakaan dengan cara langsung meminjam koleksi yang telah ditemukan. Namun, ada juga pemustaka yang memfotokopi sesuai dengan kebutuhan saja.

Tabel 4.18Menggunakan Informasi Yang Diperoleh Lebih Dari Satu

Pertanyaan Kategori Jawaban Fre

kuensi Pres entase (%) 18. Bagaimana Saudara menggunakan informasi jika yang diperoleh lebih dari satu?

a. Mengevaluasi dan menggunakan kedua informasi yang telah diperoleh

59 59

b.Menggunakan satu informasi yang telah dipilih

22 22

c.Langsung menggunakan kedua informasi

12 12

d.Menggunakan informasi yang pertama kali ditemukan

7 7

Jumlah Total 100 100

(38)
(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perilaku informasi yang ditunjukkan pemustaka Perpustakaan USU yaitu:

a. Berdasarkan perilaku identifikasi kebutuhan informasi bahwa hampir setengah pemustaka mencari informasi dikarenakan kebutuhan, sebagian besar buku dan jurnal merupakan sumber informasi yang digunakan, dan hampir setengah pemustaka mengidentifikasi topik yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi.

b. Berdasarkan keputusan pemustaka untuk mencari informasi,terdapat perilaku yang cenderung ditunjukkan yaitu pada umumnya pemustaka menelusur melalui OPAC untuk mencari buku di perpustakaan, internet merupakan media yang digunakan oleh sebgaian besar pemustaka untuk mencari informasi, dan pada umumnya pemustaka memperoleh informasi dengan menggunakan internet.

c. Berdasarkanperilaku penerapan strategi dalam menemukan informasi, sebagian besar pemustaka menemukan sumber informasi melalui search engine dalam mencari informasi, pada umumnya pemustaka menggunakan search engine Google untuk menemukan informasi, sebagian besar

(40)

menemukan informasi, pada umumnya pemustaka cenderung langsung melakukan browsing sendiri dalam menentukan kata kunci yang dicari, dan hampir setengah pemustaka memanfaatkan sistem pencarian informasi seperti internet atau OPAC dalam penelusuran informasi.

d. Berdasarkan perilaku penyeleksian informasi, sebagian besar pemustaka membandingkan dan mengevaluasi informasi dengan pengetahuan sendiri kemudian memilih informasi yang relevan ketika memperoleh informasi, setengah dari pemustaka tetap memanfaatkan informasi yang telah diperoleh, dan hampir setengah pemustaka melihat judul dan daftar isi pada dokumen.

e. Berdasarkan perilaku penggunaan informasi, bahwa hampir setengah pemustaka menggunakan buku tercetak, sebagian besar pemustaka mendownload/ save langsung pada media penyimpanan dalam menanggapi hasil informasi yang dipeoleh, hampir setengah pemustaka langsung meminjam buku apabila buku yang dibutuhkan telah ditemukan, dan sebagian besar pemustaka mengevaluasi kembali dan menggunakan kedua informasi jika memperoleh lebih dari satu.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti membuat saran sebagai berikut:

(41)
(42)

BAB II

KERANGKA TEORETIK

2.1. Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atau kesimpulan. Suatu kesimpulan yang tidak didukung informasi yang cukup tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Informasi memiliki nilai dan kualitas yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan informasi individu dalam mengambil suatu keputusan.

Terminologi informasi kini sudah merupakan kosakata yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Informasi memiliki banyak aspek, ciri, dan manfaat tersendiri sehingga sulit memberikan definisi yang sama untuk bidang yang berbeda. Informasi merupakan rekaman kejadian. Kejadian adalah peristiwa yang terjadi pada suatu saat di suatu tempat, tepatnya adalah pertemuan antara ruang dan waktu. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah. Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan.

Menurut Reitz (2004) dari sudut definisi, “Information is data presented in readily comprehensible form to which meaning has been attributed within a context for its use”.

(43)

Menurut Estrabook yang dikutip oleh Yusup (2010, 1) mendefinisikan, “Informasi merupakan suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat”. Selanjutnya menurut Hermawan (2006, 2), “Informasi adalah kandungan yang terdapat dalam berbagai bentuk dokumen”.

Terjadinya informasi dimulai dengan adanya sebuah peristiwa (event). Selanjutnya peristiwa itu biasanya akan direpresentasikan dalam bentuk simbol. Simbol yang dimaksud dapat berupa tulisan (teks), gambar (image), angka-angka, suara, ataupun gabungan dari beberapa simbol. Selanjutnya, apabila data diterima oleh panca indera manusia, akan berubah menjadi informasi, dan bila informasi ini ditransfer ke manusia lain, berubah menjadi pengetahuan (knowledge). Manusia yang memperoleh pengetahuan tersebut akan menjadi bijak (wise) daripada sebelumnya. (Hasugian, 2009)

Maka, jika diurutkan pembentukan informasi setelah terjadinya suatu peristiwa menurut Hasugian (2009, 95) yaitu:

1. Simbol: adalah lambang dari suatu peristiwa dan merupakan awal komunikasi terformal (formalized communication)

2. Kata atau teks, gambar dan bilangan: dapat merupakan simbol dari suatu peristiwa yang dapat dikombinasikan untuk meneruskan makna sampai kepada yang lebih tinggi.

3. Data: dapat berupa fakta, tulisan, angka atau simbol yang tersebar, tidak berhubungan satu dengan yang lain. Data mengungkapkan perulangan keterjadian (occurrences) diskrit.

4. Informasi: data terpilih, terorganisasi dan teranalisis (data yang sudah diolah). Informasi merupakan hasil pengolahan data dan telah diberikan rumusan makna padanya.

5. Pengetahuan: adalah informasi yang dikombinasikan dengan kemampuan dan pengalaman pemakai serta digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau menciptakan pengetahuan baru. Pengetahuan adalah merupakan hasil informasi yang diserap serta menyebabkan perubahan. Informasi menjadi pengetahuan setelah melalui proses komunikasi.

(44)

memiliki banyak pengetahuan akan semakin arif atau semakin bijaksana dalam menghadapi berbagai kejadian atau peristiwa.

Informasi dapat dilihat bahkan dihitung jika terekam dalam media atau dokumen, sedangkan pengetahuan hanya dalam ingatan atau dalam otak seseorang. Adapun parameter mengenai informasi menurut Hasugian (2009, 93) antara lain:

1. Kuantitas informasi berkaitan dengan pengertian bahwa informasi dapat diukur dalam jumlah dokumen, halaman, kata, huruf, bit, gambar, lukisan dan lain-lainnya.

2. Isi yaitu arti atau makna dari informasi.

3. Struktur, format atau tata susunan informasi serta hubungan logisnya dengan pernyataan atau unsur.

4. Bahasa, simbol, abjad, kode dan sintaks yang mengungkapkan suatu gagasan atau ide.

5. Kualitas yang merupakan ciri keparipurnaan, ketepatan, relevansi dan kewaktuan informasi.

6. Hidup merupakan jumlah rentang waktu saat nilai dapat diambil manfaatnya dari informasi. (Sulistyo-Basuki, 2006)

Keenam parameter ini digunakan untuk pengertian informasi. Istilah lain yang sering dijumpai untuk menyatakan informasi adalah dokumen. Dokumen sebagai media yang merekam data, informasi dan pengetahuan dengan tidak memandang bentuk fisik maupun sifatnya.

(45)

2.1.1. Ciri-Ciri dan Jenis Informasi

Sejumlah informasi yang diperoleh kadang memiliki karakteristik yang berbeda. Tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta untuk apa informasi tersebut dicari. Darmawan (2007) menjelaskan 6 ciri dari informasi yang dapat memberikan makna bagi pengguna, diantaranya:

1. Kuantitas informasi (amout of information), dalam arti bahwa informasi yang diolah suatu prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.

2. Kualitas informasi (quality of information), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas dari informasi tersebut.

3. Informasi aktual (recency of information), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.

4. Informasi yang relevan atau sesuai (relevance of information), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.

5. Ketepatan informasi (accuracy of information), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.

6. Kebenaran informasi (authenticity of information), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.

Ciri-ciri dari informasi di atas idealnya dimiliki oleh informasi yang dibutuhkan ketika akan merumuskan atau membuat kebijakan tertentu, sehingga tindakan atau aktivitas yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian informasi yang dimaksud.

(46)

terekam paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara individu maupun kelompok. (Yusup, 2010)

Sedangkan untuk jenis-jenis informasi Davis (2009) membaginya ke dalam 4 jenis yaitu:

1. Monitoring information: yaitu jenis informasi yang berfungsi untuk

mengkonfirmasi tindakan yang diambil.

2. Problem finding information: yaitu informasi yang harus mewakili

atau menjawab masalah yang ada.

3. Action information: informasi yang menggambarkan bahwa akan

diambil sebuah tindakan.

4. Decision support: yaitu hasil dari tindakan yang telah diambil, akan

dijadikan bahan untuk mengambil keputusan.

Selain menurut Davis di atas, jenis-jenis informasi menurut Shera yang dikutip oleh Laloo (2002, 6) membagi dalam 6 jenis antara lain:

1. Conceptual information

Informasi yang berhubungan dengan ide-ide, teori, dan hipotesis tentang hubungan antar variabel dalam sebuah bidang/subjek.

2. Emperical information

Berhubungan dengan data dan pengalaman dari suatu penelitian yang mungkin ada dalam pikiran seseorang atau yang dikomunikasikan ke orang lain.

3. Proceduran information

Informasi yang berhubungan dengan menghasilkan, memanipulasi, dan menguji data.

4. Stimulatory information

Informasi yang termotivasi oleh seseorang atau lingkungan.

5. Policy information

Informasi yang berfokus pada proses pembuatan keputusan.

6. Directive information

Informasi yang digunakan untuk mengkoordinasi dan memungkinkan keefektifitasan kegiatan kelompok.

(47)

informasi sesuai dengan kelompoknya. Dengan demikian, hal ini dapat memperlancar pemanfaatannya.

2.1.2. Sumber Informasi

Untuk memenuhi suatu kebutuhan informasi, setiap orang harus berinteraksi dengan sumber-sumber informasi. Sebenarnya informasi ada dimana-mana, di pasar, sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, dan juga perpustakaan atau tempat-tempat lainnya.

Menurut Hasugian (2009, 211) sumber informasi dapat terbagi dalam 3 jenis yaitu:

1. Sumber informasi primer: informasi yang diperoleh dari asal informasi tanpa interpretasi, evaluasi dan perubahan dari pihak kedua. Contoh: hasil wawancara, hasil survey, penemuan, kumpulan data mentah, artikel jurnal, surat-surat dan karya seni.

2. Sumber informasi sekunder: hasil tulisan tentang suatu kejadian, penemuan dan lainnya seperti; buku teks, ensiklopedia, komentari, artikel majalah dan sebagainya.

3. Sumber informasi tertier: kumpulan informasi yang digunakan untuk menelusuri suatu sumber informasi, biasanya berisi deskripsi dari sumber informasi. contoh: abstrak, index, bibliografi, direktori, petunjuk dari suatu literatur.

Menurut Setiarso (1997, 5-6) sumber informasi juga terdapat pada: 1. Manusia

Manusia sebagai sumber informasi dapat kita hubungi baik secara lisan maupun tertulis. Yang lazim digunakan untuk kontak langsung dengan sumber ini adalah pertemuan dalam bentuk ceramah, panel diskusi, konferensi, lokakarya, seminar dan lain-lain.

2. Organisasi

(48)

peralatan atau laboratorium, perpustakaan, dan jasa informasi yang tersedia.

3. Literatur

Literatur atau publikasi dalam bentuk terbaca maupun mikro merupakan sumber informasi yang cukup majemuk. Literatur dapat dikelompokkan menjadi:

a. Literatur primer: bentuk dokumen yang memuat karangan yang lengkap dan asli. Jenisnya berupa makalah, koleksi karya ilmiah, buku pedoman, buku teks, publikasi resmi, berkala, dan lain-lain. b. Literatur sekunder: disebut juga sebagai sarana dalam penemuan

informasi pada literatur primer. Jenisnya berupa indeks, bibliografi, abstrak, tinjauan literatur, katalog induk, dan lain-lain.

Sumber informasi merupakan sarana untuk menyimpan informasi. sumber informasi yang tersebar dengan beraneka ragam bentuk, perlu diatur dengan baik agar mudah dan cepat ditemukan suatu saat.

2.1.3. Pengguna Informasi

Istilah pengguna sudah lebih dahulu digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sutarno (2008, 150) dalam Kamus Perpustakaan dan Informasi mendefinisikan,“Pemakai perpustakaan adalah kelompok orang dalam masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan memakai layanan perpustakaan , sedangkan pengguna perpustakaan adalah pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan”

Pengguna informasi seperti yang dikutip oleh Anwar (2012) memiliki 2 kriteria yaitu:

1. Kriteria objektif seperti kategori sosio-profesional, bidang spesialisasi, sifat kegiatan yang menyebabkan perlunya informasi, dan alasan menggunakan sistem informasi.

(49)

Adapun faktor yang mempengaruhi pengguna informasi dapat dilihat berdasarkan jenjang pendidikan pengguna informasi. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan pengguna, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Pengguna informasi berkaitan erat dengan sistem informasi. Pada sistem informasi terdapat 2 subsistem yang ditampilkan yakni mediator (manusia) dan teknologi (alat atau mesin pencari). Sistem informasi tersebut harus memiliki akses dimana pun pengguna membutuhkan informasi.

2.2. Kebutuhan Informasi

Setiap manusia membutuhkan informasi karena setiap orang berhak memperoleh informasi dari manapun dan juga berhak menggunakan informasi tersebut. Informasi memungkinkan orang lebih efektif dalam usaha dan pengembangan diri. Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan seseorang terhadap informasi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

(50)

Defenisi lainnya tentang kebutuhan informasi juga diungkap oleh Dervin yang dikutip oleh Laloo (2002, 12) yang menyatakan bahwa, “Kebutuhan informasi adalah suatu kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk dapat mengembangkan pemikirannya dan dapat mengatasi berbagai kesenjangan dan permasalahan yang dihadapi”. Kebutuhan informasi yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch, dan Hass yang dikutip oleh Tan (1981, 298) terbagi menjadi:

1. Kebutuhan kognitif

Kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

2. Kebutuhan afektif

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media baik dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk rekaman elektronik juga sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Tiada lain hanya untuk mencari hiburan.

3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs)

Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion).

Empat jenis kebutuhan terhadap informasi menurut Saepudin (2009) antara lain:

1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

(51)

pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan

pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan

informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan.

Terjadinya suatu kebutuhan itu jika terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara yang seharusnya dengan kondisi nyata sekarang. Timbulnya suatu kebutuhan itu juga dari adanya informasi yang sedang menerpa orang yang bersangkutan. Di dalam masyarakat bisa dilihat, bahwa kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda. Menurut Wilson (1981) kebutuhan dipengaruhi oleh:

1. Kebutuhan individu (person)

2. Kebutuhan yang ada dalam diri individu 3. Peran sosial (social role)

4. Peran sosial meliputi peran kerja (performance level) 5. Lingkungan (enviroment)

6. Lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), dan lingkungan politik-ekonomi

(52)

terhadap informasi yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi seseorang.

2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Terjadinya kebutuhan akan informasi tentunya disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi seseorang adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan. Menurut Chen dan Hernon yang dikutip oleh Mangindaan (1993) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi antara lain:

1. Karakteristik pemustaka: pengalaman, usia, latar belakang pendidikan, dan cara berpikir.

2. Faktor minat seseorang 3. Faktor pekerjaan dan profesi 4. Faktor koleksi

5. Faktor kesukaan

6. Sistem pelayanan informasi: akses terhadap layanan informasi dan variasi sumber informasi yang ada di lingkungan pemustaka.

(53)

menemukan atau mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, yakni informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya masing-masing.

2.3. Perilaku Informasi

Istilah perilaku informasi merupakan istilah dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang merupakan istilah majemuk. Istilah ini masih bisa dijabarkan dalam istilah-istilah anakan. Perilaku informasi dapat dijabarkan dalam empat istilah berikut ini; perilaku informasi itu sendiri, perilaku pencarian informasi, perilaku penemuan informasi, dan perilaku penggunaan informasi.

Penelitian mengenai perilaku informasi telah memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman tentang mencari informasi dan mengidentifikasi berbagai faktor kontekstual tertentu yang mempengaruhi proses dalam pencarian tersebut. Penelitian perilaku informasi telah difokuskan secara luas pada identifikasi faktor-faktor kontekstual dan model perilaku pencarian informasi dalam konteks yang berbeda.

Perilaku informasi merupakan istilah dalam kajian ilmu perpustakaan. Perilaku informasi terbentuk dari dua kata, yaitu perilaku dan informasi. Perilaku merupakan tanggapan terhadap suatu rangsangan. Sedangkan informasi adalah segala yang dikomunikasikan atau disampaikan baik secara lisan maupun tulisan, baik berupa simbol, data, angka, dan sebagainya.

Wilson (2000) menyatakan dalam jurnalnya yang berjudul Human Information Behavior bahwa:

(54)

kegiatan menonton televisi dapat dianggap sebagai perilaku informasi, demikian pula komunikasi antar muka (face-to face communikcation). Menurut Pendit (2003, 29), “Perilaku informasi adalah perilaku yang berkaitan dengan sumber informasi, termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara aktif maupun pasif”. Sedangkan menurut Azizi (2008, 19), “Perilaku informasi merupakan tindakan atau cara-cara individe atau pengguna dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhannya meskipun tentunya ada latar belakang, tingkat kebutuhan serta motivasi yang berbeda-beda”.

Dari definisi di atas, yang menjadi kajian konteks perilaku informasi adalah manusia sebagai objek dan subjek sekaligus. Manusia sebagai pelaku, pengguna, pencipta, dan penyampai (komunikator dan komunikan sekaligus). Adapun konteks perilaku informasi menurut Wilson (2000) yakni sebagai: komunikator, pencari informasi, pengguna sistem informasi, penerima jasa informasi, dan pengguna informasi.

Menurut Costa dan McCrae yang dikutip oleh Heinstrom (2000), ada 5 dimensi kepribadian dan pengaruh terhadap perilaku informasi antara lain:

1. Neurotisisme (neuroticism), yaitu ukuran yang mempengaruhi suatu pengendalian emosional. Rendahnya tingkat neurotisisme menunjukkan kestabilan emosi sedangkan tingginya tingkat neurotisisme meningkatkan kemungkinan mengalami emosi yang negatif dalam artian emosi tidak dapat terkendali. Seseorang dengan tingkat neurotisisme yang tinggi akan lebih mudah terganggu oleh rangsangan di lingkungan sekitarnya. Mereka lebih sering menjadi khawatir, tempramental, tidak stabil, dan sedih.

2. Extraversion-introversion, dimensi kontras yang keluar dari karakter

seseorang. Ekstrovert cenderung lebih aktif secara fisik dan verbal sedangkan introvert adalah independen, stabil, dan cenderung menyendiri. 3. Keterbukaan pengalaman (openness to experience), yaitu ukuran luas,

(55)

4. Skala keramahan (agreeableness), yaitu skala keramahan yang berkaitan dengan pemeliharaan, kepedulian, dan dukungan emosional terhadap daya saing, permusuhan, ketidakadilan, mementingkan diri sendiri dan kecemburuan.

5. Kesadaran (conscientiousness), yaitu ukuran dari perilaku yang diarahkan pada tujuan dan jumlah pengendalian tas impuls. Kesadaran dikaitkan dengan prestasi pendidikan dan khususnya untuk kemauan dalam mencapai sesuatu. Semakin teliti seseorang, maka ia lebih kompeten dan bertanggung jawab terhadap sesuatu yang dikerjakan.

Menurut Sulistyo-Basuki (1992, 202) perilaku informasi pengguna dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya:

1. Pendidikan atau pengalaman pengguna 2. Keteraiahan (accessibelity) unit informasi 3. Ketersediaan sumber informasi

4. Ketersediaan waktu pengguna untuk mencari informasi 5. Sarana dan prasarana

Maka berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat diketahui bahwa perilaku informasi merupakan keseluruhan pola perilaku manusia terkait dengan keterlibatan informasi, memerlukan, memikirkan, memperlakukan, mencari, dan memanfaatkan informasi dari berbagai saluran, sumber, dan media penyimpanan informasi lainnya.

2.3.1. Perilaku Pencarian Informasi

Pencarian informasi adalah suatu usaha untuk memperoleh informasi dalam memenuhi kebutuhan dan kesenjangan seseorang. Pencarian informasi merupakan suatu proses dalam memecahkan kasus informasi. Pencari informasi seperti dosen, mahasiswa, pustakawan, dan masyarakat akademik lainnya merupakan subjek dari teori penemuan informasi (information seeking).

(56)

sistem informasi. Perilaku ini terdiri atas berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer, maupun di tingkat intelektual dan mental (misalnya, penggunaan strategi Boolean, atau keputusan memillih buku yang relevan di antara deretan buku di perpustakaan (Wilson, 2000). Sedangkan menurut Krikelas (1983, 23), “Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan”.

Pannen (1996) menyatakan bahwa:

Perilaku pencarian informasi merupakan perilaku seseorang yang terus bergerak berdasarkan lintas ruang dan waktu, mencari informasi untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, menentukan fakta, memecahkan masalah, menjawab pertanyaan dan memahami suatu masalah.

Sebagai information seeker, seseorang mencari dan menemukan informasi untuk kepentingan tertentu. Pencarian informasi pun tidak hanya dilakukan dengan ketersediaan sistem informasi yang formal. Dalam pencarian informasi, seseorang akan berinteraksi atau menggunakan sistem pencarian manual melalui media tekstual seperti buku, koran, majalah ilmiah, dan perpustakaan, atau dapat juga menggunakan media berbasis komputer seperti internet.

Menurut Ellis yang dikutip oleh Yusup (2010, 105) mengemukakan 8 karakteristik perilaku pencarian informasi dari para peneliti sebagai berikut:

1. Starting; artinya individu mulai mencari informasi misalnya bertanya pada

seseorang yang ahli di salah satu bidang keilmuan yang diminati oleh orang tersebut.

2. Chaining; artinya menulis hal-hal yang dianggap penting dalam sebuah

catatan kecil.

3. Browsing; artinya suatu kegiatan mencari informasi yang terstruktur atau

(57)

4. Differentiating; artinya pembagian atau reduksi data atau pemilihan data, mana yang akan digunakan dan mana yang tidak perlu.

5. Monitoring; artinya selalu memantau atau mencari

berita-berita/informasi-informasi yang terbaru (up-to-date).

6. Extracting; artinya mengambil salah satu informasi yang berguna dalam

sebuah sumber informasi tertentu. Misalnya, mengambil salah satu file dari sebuah world wide web (www) melalui internet.

7. Verifying; artinya mengecek ukuran dari data yang telah diambil.

8. Ending; artinya akhir dari pencarian.

Selanjutnya, menurut Kuhlthau yang dikutip oleh Kingrey (2002, 2) mengemukakan beberapa tahapan dari perilaku pencarian informasi yaitu:

1. Inisiation(inisiasi); yaitu suatu proses pencarian atau awal pencarian

informasi tertentu yang dibutuhkan oleh individu. Dalam hal ini berhubungan dengan latar belakang atau alasan mengapa membutuhkan sebuah informasi tersebut.

2. Selection(seleksi); yaitu memilih informasi yang dibutuhkan, kemudian

mengidentifikasi informasi apa yang akan diambil atau digunakan.

3. Exploration(eksplorasi); yaitu tahap pencarian informasi

4. Formulation and focus (perumusan dan fokus); yaitu tahapan mulai

memfokuskan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan.

5. Collection(koleksi); yaitu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

6. Presentation/Complete (presentasi); yaitu semua informasi yang

dibutuhkan telah terkumpul.

(58)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa perilaku pencarian informasi adalah perilaku yang menunjukkan seseorang berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini terdiri atas berbagai bentuk interaksi dengan sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer, maupun di tingkat intelektual dan mental.

2.3.2. Perilaku Penemuan Informasi

Perilaku penemuan informasi sebagai suatu kegiatan komunikasi, yang merupakan suatu kesatuan yang rumit dan saling berkaitan. Pengguna informasi seperti dosen, dapat menggunakan media komunikasi yang bermacam-macam bentuknya, dengan tujuan mencari dan menemukan informasi yang diinginkannya.

Manusia sebagai penemu informasi, yakni menemukan dan mencari informasi untuk kepentingan tertentu. Media massa, media nirmassa, media cetak, media elektronik, perpustakaan, pusat layanan informasi, kerabat, semua dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi seseorang ketika sedang mencari informasi dan berusaha untuk menemukan informasi. Selain itu juga, manusia merupakan pengguna informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik pengguna informasi yang formal seperti sistem informasi yang terdapat pada lembaga-lembaga, maupun sistem informasi yang tidak formal seperti sistem sosial kemasyarakatan.

(59)

saja berinteraksi dengan sistem informa

Gambar

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner
Tabel 4.1 Alasan Mencari Informasi Kategori Frek
Tabel 4.2 Sumber Informasi Yang Digunakan Kategori Jawaban Frek
Tabel 4.3 Cara Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rayhan, Tina Sari. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera

Rayhan, Tina Sari. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera

Rayhan, Tina Sari. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera

Pembahasan hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) pokok bahasan, yaitu perilaku pencarian informasi pemustaka perpustakaan UKMC, kendala yang dihadapi ketika

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku pencarian informasi pemustaka pertuni dalam

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui perilaku pencarian informasi yang dilakukan digital native menggunakan sumber informasi yaitu google dan juga

Penelitian ini menyimpulkan bahwa riwayat hidup informan yang berkaitan dengan perpustakaan akan mempengaruhi perilaku informasi saat informan menjadi mahasiswa.. Selain itu

Berikut ini Anda akan diberikan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan dukungan sumber daya manusia dan sistem informasi terhadap pelaksanaan Standar Akuntansi Pemerintahan