• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA YANG DIAJAR OLEH GURU YANG BERASAL DARI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DAN YANG BUKAN DARI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DI KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA YANG DIAJAR OLEH GURU YANG BERASAL DARI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DAN YANG BUKAN DARI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH DI KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i ABSTRAK

Siti Herani. 308321071. Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan rumus Uji t.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan tes soal. Dimana sebelumnya tes soal disebarkan ke sekolah yang bukan menjadi sampel penelitian, sebelum angket dan tes disebarkan kekelas sampel yang sesungguhnya, terlebih dahulu instrument tersebut diujicobakan kepada 40 siswa yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden dengan 4 option dan jumlah soal tes yaitu 25 item. Untuk melihat validitas dan reliabilitas instrument. Dari 25 item yang diujicobakan hanya 20 item yang dinyatakan valid dengan reliabilitasnya 0,683.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-1 di 4 sekolah di Kabupaten Langkat yang berjumlah 160 orang. Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa statistik dengan menggunakan rumus Uji t.

Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil rhitung sebesar 0,683 dan rtabel

0,312, kemudian uji t kesignifikan dengan menggunakan rumus uji t yaitu sebesar 3,860 dengan ttabel 1,645 dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima,

dimana thitung> ttabel = 3,860 > 1,645. Maka dapat dinyatakan terdapat Perbedaan

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala berkat dan rahmat- Nya yang tak terhingga berupa kesehatan serta

kemampuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh Guru Yang Berasal Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Dan Yang Bukan Dari Jurusan Pendidikan Sejarah Di Kabupaten Langkat ”. Tidak lupa penulis sampaikan sholawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa

umatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang

kita rasakan sekarang ini.

Skiripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar

sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa didalam skripsi ini masih terdapat banyak

sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian, mengingat

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu, dengan

kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis

mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun material.

Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Kedua orangtua peneliti yang tercinta, yaitu ayahanda Harsoyo dan ibunda tersayang

Alm.Irawani, terimakasih untuk limpahan kasih sayang, motivasi dan semangat yang

tiada henti selama ini kepada peneliti

2. Kakanda Irmawan Syahputra dan Adinda Suci Lestari yang tersayang, terimakasih

untuk motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai

3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

4. Bapak Drs. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

5. Ibu Dra. Normala Berutu, M.Pd selaku pembantu dekan I

6. Ibu Dra. Syarifah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu,

membingbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah

(5)

9. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan arahan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan

10. bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku penguji yang telah memberikan motivasi serta

membimbingan penulis sehingga skripsi ini dapat selesai

11. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku penguji yang telah memberikan masukan

dalam penulisan skripsi saya

12. Bapak dan Ibu Dosen berserta Pegawai Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah

memberikan ilmu yang berharga selama penulis mengikuti perkuliahan

13. Bapak Drs. Sumardi selaku kepala sekolah dan Bapak Samsuar, S.Pd selaku guru

SMA Negeri 1 Wampu yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan sumber

yang dibutuhkan

17. Sahabat-sahabatku Penghuni Vaviliun Anggrek Tria Asvina, Elvina Rahmitha, Rita

Maya Sari, Ika Surya Oktria, Siska Deci Wulandari, dan Anita Purba terimakasih

atas semuanya yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada saya

18. Untuk Dedi Kusman terimakasih telah membantu dan memberikan motivasi

sehingga skripsi ini dapat selesai

19. Teman-teman senasib dan seperjuangan, stambuk 2008 Pendidikan Sejarah

UNIMED, yang bersama menghadapi perkuliahan

20. Kepada sahabat-sahabatku Dian, Ulan, Enynta, Irma, Nina, Isma, Rina, Fikri,

Arlan, Sandi, Sutan, Umar, Reza, Emil Reza terimakasi atas semuanya

Hanya doa yang penulis panjatkan, kiranya Tuhan yang membalas segala kebaikan

yang telah diberikan semua pihak kepada penulis sampai selesainya skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapakn terimakasih dan

(6)

iv

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2. Identifikasi Masalah ……… 6

1.3. Batasan Masalah ……….. 6

1.4. Rumusan Masalah ………... 6

1.5. Tujuan Penelitian ………. 7

1.6. Manfaat Penelitian ………... 7

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Teoritis ……… 8

2.1.1. Pengertian Belajar ……… 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar ……… 11

2.1.3. Professional Guru ………. 15

2.1.4. Guru Sejarah ……….. 23

2.2. Kerangka Berfikir ………. 26

2.3. Hipotesis Penelitian ……….. 30

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ……….. 31

3.2. Jenis Penelitian ……… 31

3.3. Populasi Dan Sampel ……… 31

3.4. Variabel Penelitian ……….. 34

3.5. Tehnik Pengumpulan Data ……… 35

(7)

v BAB IV. PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Penelitian ...……….. 45

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ..……….. 45

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian……… 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan ……… 60

b. Saran ……….. 61

DAFTAR PUSTAKA

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data ujicoba validitas tes hasil belajar sejarah siswa

Tabel 2. Tabel tingkat kesukaran tes

Tabel 3. Tabel daya pembeda tes

Tabel 4.1.1. Data hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru dari

pendidikan sejarah

tabel 4.1.2. Data hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru bukan dari

pendidikan sejarah

gambar 4.1.3. Grafik hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru dari

pendidikan sejarah dan yang diajar oleh guru bukan dari

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi – kisi soal

Lampiran 2. Tabulasi uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 3. Taraf kesukaran dan daya beda

Lampiran 4. Data hasil tes siswa yang diajar oleh guru dari pendidikan sejarah dan

data hasil tes siswa yang diajar oleh guru bukan dari pendidikan

sejarah

Lampiran 5. Data hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang

berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan

pendidikan sejarah di Kabupaten Langkat

Lampiran 6. Nilai – nilai r product moment

Lampiran 7. Nilai – nilai dalam distribusi t

Lampiran 8. Daftar wawancara

Lampiran 9. Daftar nama siswa

Lampiran 10. Daftar Informan

Lampiran 11. Peta Kabupaten Langkat

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Profesionalisme merupakan sikap profesional yang berarti melakukan sesuatu

sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang

atau sebagai hobi belaka. Seorang profesional mempunyai kebermaknaan ahli

dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannnya. Memberikan

layanan pekerjaan secara terstruktur dan ini dapat dilihat dari tugas personal yang

mencerminkan suatu pribadi yaitu terdiri dari konsep diri, ide yang muncul dari

diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri.

Profesionalisme adalah suatu terminologi yang menjelaskan bahwa setiap

pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seorang yang mempunyai keahlian dalam

bidangnya atau profesinya. Seseorang akan menjadi profesional bila ia memiliki

pengetahuan dan keterampilan bekerja dalam bidangnya. Dan seorang profesional

guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup. Kompetensi keguruan itu

tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, asas kerja sebagai

guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun pendekatan

pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

Seorang guru dalam melaksankan tugasnya sebagai seorang yang profesional

haruslah memiliki kompetensi yang terkandung dalam UU No.14 tahun 2005

pasal 8 yang meliputi : kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,

(11)

2

Slamet PH (Sagala 2008 : 31) mengatakan kompetensi paedagogik terdiri dari

sub-kompetensi yaitu (1) berkontribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait

dengan mata pelajaran yang diajarkan, (2) mengembangkan silabus mata pelajaran

berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), (3)

merencanakan rencana pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah

dikembangkan, (4) merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas,

(5) melaksanakan pembelajaran yang pro – perubahan (aktif, kreatif, inovatif,

eksperimentatif, efektif, dan meyenangkan, (6) menilai hasil belajar peserta didik

secara otentik, (7) membimbing peserta didik dalam berbagai aspek misalnya:

pelajaran, kepribadian, bakat, minat, dan karir, (8) mengembangkan

profesionalisme diri sebagai guru.

Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi paedagogik merupakan

kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi (1) pemahaman

wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan, (2) guru memahami potensi

dan keberagaman peserta didik sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar

sesuai keunikan masing – masing peserta didik, (3) guru mampu mengembangkan

kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam

bentuk pengalaman belajar, (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi

pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,(5) mampu

melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan

interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

(12)

3

(6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan

standar yang dipersyaratkan, dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat

peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada tingkatan

tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam melaksanakan

tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Disamping itu guru haruslah

senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang menjadi

bidang studinya agar tidak ketinggalan zaman ataupun diluar kedinasan yang

terkait dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum diluar

sekolah.

Kompetensi profesional menurut Slamet PH (Sagala 2008:39) terdiri dari

sub-kompetensi (1) memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk

mengajar, (2) memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang

tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat

satuan pendidikan(KTSP), (3) memahami sruktur, konsep dan metode keilmuan

yang menaungi materi ajar, (4) memahami hubungan konsep antar mata pelajaran

terkait dan, (5) menerapkan konsep – konsep keilmuan dalam kehidupan sehari –

(13)

4

Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, guru yang

digugu dan ditiru adalah suatu profesi yang mengutamakan intelektualitas,

kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan kesabaran

tinggi. Tidak semua orang dapat menekuni profesi guru dengan baik, karena jika

seseorang tampak pandai dan cerdas bukan penentu keberhasilan orang tersebut

menjadi guru.

Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan

pelatihan yang efektif dan efisien. Guru yang profesional diyakini mampu

memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian

standar pendidikan yang ditetapkan. Kompetensi profesional menurut Usman

(Sagala 2008 : 41 ) meliputi :

1. Penguasaan terhadap landasan kependidikan

2. menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami dengan baik

materi pelajaran yang di ajarkan. penguasaan terhadap materi pokok yang

ada pada kurikulum maupun bahan pengayaan

3. kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup kemampuan

menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan

mengembangkan strategi pembelajaran

4. kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses

(14)

5

Namun dalam perjalanannya banyak guru yang tidak memperhatikan

kompetensi profesional ini dan terkesan mengabaikannya ini terbukti dengan

banyaknya guru mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan jurusannya. Penulis

telah melihat dan membuktikan sendiri kualitas dari guru yang mengajar tidak

sesuai dengan bidangnya.

Guru tersebut kesulitan untuk menyampaikan materi yang sedang diajarkan,

tidak fokus kesiswa melainkan hanya fokus terhadap buku panduannya. Selalu

berkelit apa bila diberi pertanyaan oleh siswa dan tidak menjawab sehingga

membuat siswa menjadi malas bertanya dan peduli terhadap pelajaran tersebut.

Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menurun, keinginan untuk mengikuti

pelajaran tidak ada dan siswa tersebut terkesan acuh terhadap guru mereka.

kegiatan ini berlangsung hingga sekarang untuk itu penulis ingin mengubah

sistem belajar mengajar seperti ini.

Dan berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang “Perbandingan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Yang Diajar Oleh

(15)

6 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Mengapa ada guru sejarah di SMA yang bukan dari jurusan pendidikan

sejarah di kabupaten langkat.

2. Perbedaan cara mengajar sejarah di SMA guru yang berasal dari jurusan

pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

3. Kurangnya profesionalitas guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah

dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA di kabupaten langkat.

4. Penyebab rendahnya hasil belajar sejarah siswa SMA di kabupaten langkat.

1.3. Pembatasan Masalah

Karena luasnya cakupan yang akan diteliti, maka penulis membatasi

permasalahan yang akan diteliti agar dapat lebih terarah dan terfokus, untuk itu

peneliti difokuskan dan dibatasi pada “ perbandingan hasil belajar sejarah siswa

SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan sejarah dan guru

yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di kabupaten langkat”.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada

perbedaan hasil belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari

jurusan pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah

(16)

7 1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan

pendidikan sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah di

kabupaten langkat.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas diharapkan penelitian ini memiliki

manfaat sebagai berikut :

1. Agar pembaca dan penulis mengetahui perbandingan hasil belajar sejarah

siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan pendidikan

sejarah dan guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai perbandingan hasil belajar

sejarah siswa SMA yang diajar oleh guru yang berasal dari jurusan

pendidikan sejarah dan yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah.

3. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bahan

(17)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Profesionalisme guru merupakan suatu keadaan dimana seorang guru

memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas kependidikan

dan pengajaran yang telah terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki

pengalaman yang kaya dibidangnya. Untuk menjadi seorang guru yang

profesional, guru harus mengikuti program sertifikasi terlebih dahulu sesuai

dengan UU No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dimana sertifikasi tersebut

merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru,

serta berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

pembelajaran.

Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

pemahaman peserta didik dan pengolahan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang

mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran disekolah

dan substansi keilmuan yang menaungi materi keilmuan kurikulum tersebut, disini

seorang guru harus mampu memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum

sekolah dan guru harus menambah wawasan dan selalu memperdalam

(18)

61

Karena itu, apabila seorang guru mempunyai kompetensi yang kurang baik

atau tidak kompeten maka akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula

sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa. Misalnya guru kurang

persiapan, dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

menyajikannya tidak jelas dan menyebabkan siswa kurang senang terhadap

pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar dan berdampak

terhadap hasil belajarnya.

b. Saran

Sebaiknya guru yang mengajar mata pelajaran sejarah disekolah haruslah

berasal dari jurusan pendidikan sejarah karena guru yang berasal dari jurusan

pendidikan lebih mengerti atau lebih memahami mata pelajaran sejarah secara

mendalam sehingga saat menyampaikan materi guru yang berasal dari jurusan

pendidikan sejarah lebih mudah mencontohkannya pada kehidupan sehari – hari

atau dapat lebih mengetahui metode apa yang harus diajarkan dikelas pada saat

pelajaran berlangsung.

Selain itu, adanya sertifikasi juga mempertegas status guru tersebut karena

guru yang diberi sertifikat profesional tersebut berasal dari jurusan mereka masing

– masing. Sehingga guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah tidak akan

mendapatkan sertifikat profesional dari jurusan pendidikan sejarah. Dengan begitu

guru yang bukan dari jurusan pendidikan sejarah tidak akan pernah mendapatkan

(19)

62

DAFTAR PUSTAKA

 Dimyati, Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Ed ke-4, PT Rineka

Cipta: Jakarta.

 Drs. Sumadi Suryabrata, B.A, M.A, Ed.S., Ph.D.1983. Metodologi

Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

 Bakar, Rosdiana A, 2008. Pendidikan Suatu Pengantar, Ciptapustaka

Media: Bandung.

 Sagala, H. Syaiful, 2008. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Alfa Beta: Bandung.

 Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

 Kochhar, S.K, 2008. Pembelajaran Sejarah ( Teaching Of History ).

Grasindo: Jakarta.

 Arikunto, Suharsimi,2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

 Sudjana,1992. Metodologi Statistik. Bandung : Tarsito.

Sumber :

 http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html Di akses

pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.

http://www.scribd.com/doc/51282702/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-Para-Ahli Di akses pada Tanggal 14/03/2012 Pukul 10 : 30 Wib.

 http://joegolan.wordpress.com/2012/03/14/pengertian-belajar/ Di akses

Gambar

Tabel 1. Data ujicoba validitas tes hasil belajar sejarah siswa

Referensi

Dokumen terkait

Integrasi sistem, meliputi proses-proses: (a) simulation prototyping https://123d.circuits.io/, (b) simulasi fenomena fisis terhadap sistem mikrokontroler Arduino UNO R3 berupa

Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik.. Aliran yang

Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi pada Dinas Pekeriaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Lebong, Tahun Anggaran 201 2 untuk Pekerjaan Konstruksi sebagai berikut

[r]

Bermula pada ketidakberhasilan Taman Nasional untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Pulau Kapota, Dinas Pariwisata mulai mendekati Pak Suhairi, yang

Tujuan Penelitian: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian Insomnia pada lansia di Puskesmas

Danise dan Robert (2009:107), mengemukakan bahwa strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam perusahaan (modal sendiri) memiliki hubungan

Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat