• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 362009103 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 362009103 BAB IV "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1. Sejarah Singkat Berdirinya Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayibah

Asal usul nama Qaryah bermakna desa, dan Tayyibah bermakna indah.

Cita-cita dari Qaryah Tayibah dalah membentuk desa yang indah dengan

mengusung tiga prinsip yakni berkeadilan, lingkungan lestari dan berkelanjutan,

serta keadilan relasi antara laki-laki dan perempuan. Harapannya masyarakat

desa, khususnya petani bisa mengakses pada sumber daya ekologi, sosial,

ekonomi, dan manusia yang kritis dan setara.

Sedangkan kata desa melekat dengan nama serikat dari bahasa arab,

pemberi nama desa Qaryah Thayibah adalah Raymond Toruan sebagai pimpinan

redaksi The Jakarta Post Raymond yang hadir di kongres sebagai kelompok

pendukung. Usulan nama tersebut langsung disetujui ketika kongres Pertama

karena nama tersebut berarti desa menjadi suatu ruang berkeadilan untuk

pertanian, sumber daya agraria, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Pada tahun 1996 mulai lahir embrio organisasi SPPQT, pemicunya saat itu

tanah yang rusak di sekitaran Desa Kalibening. Dimana petani mulai kesulitan

menggarap tanah, lalu mereka mlihat salah satu penyebabnya karena penggunaan

pupuk kimia yang tinggi. Persoalan lainnya, harga ketika panen selalu pada posisi

anjlok ( drop ), tidak sesuai harapan petani. Adapun persoalan pokoknya benih

(2)

dipraktikan di lapangan pertama kali bagus, tetapi setelah hasilnnya tidak sama

bagus seperti paada saat pertama digunakan lagi.

Sebelum ada serikat, namanya adalah Paguyuban Berkah Alam. Program

utamanya pada saat itu adalah pertanian organik yang terintegrasi, mulai dari

benih dibuat petani, pupuk diproduksi dari kandang ternak, dan membangun

jaringan pemasarannya. Dan pada 10 Agustus 1999 dimotori Bapak Ahmad

Bahruddin didirikanlah SPPQT. Pada saat itu semua petani dihadapkan dengan

benih pabrikan melalui percobaan kebijakan negara termasuk pupuknya, ingin

merasa berkembang maju perlu gagasan serikat. Ketika itu SPPQT dibentuk 13

CPO / organisasi tani dari Salatiga, Magelang dan Semarang.

Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayibah (SPPQT) merupakan sebuah

fenomena baru di dunia pertanian pasca reformasi 1998. Adalah Achmad

Bachrudin, seorang pemuda dari kalangan santri yang tinggal di Desa Kalibening

Salatiga, yang mulai memperkenalkan konsep pergerakan pertanian modern di

wilayahnya. Bachrudin mulai mengembangkan strategi pergerakan petani desa

dengan memperkenalkan konsep pendidikan berbasis warga. Hal inilah kemudian

yang memunculkan gerakan sekolah alternatif degan metode home schooling

yang dikembangkan oleh SPPQT.

Sejalan dengan gerakan pendidikan tersebut, Bachrudin yang sudah cukup

lama menggeluti dunia pergerakan sosial, lantas masuk kepada sebuah gerakan

(3)

kemudian muncul gerakan pertanian SPPQT dengan tujuan menjadikan sebuah

desa menjadi desa berdikari berdasarkan konsep-konsep jamaah produksi.

Sebagai bagian dari gerakan petani di Indonesia, SPPQT merupakan

organisasi massa yang berfokus pada kaum tani di pedesaan. SPPQT didirikan

pada tanggal 14 Agustus 1999 di Salatiga Jawa Tengah oleh perwakilan 13

paguyuban yang tersebar di Kabupaten Semarang, Salatiga, Kabupaten Magelang.

SPPQT lahir dari, oleh dan untuk petani dengan tujuan membebaskan kaum tani

dari bentuk penindasan yang berasal dari ideologi kapitalisme dan feodalisme.

Secara tegas serikat menentang semua pihak dan kelompok yang mendukung

kedua ideologi tersebut, karena secara jelas telah menyengsarakan kaum tani

sejak lama hingga membuat kaum tani dan masyarakat pedesaan menjadi tertindas

dalam perangkap kemiskinan dan ketidakberdayaan. Celakanya justru negara

memberi kontribusi dalam proses kemiskinan dan ketidakberdayaan ini. Untuk

itu, serikat berusaha menyadarkan kaum tani akan bentuk - bentuk penindasan

yang selama ini mereka rasakan dalam berbagai program untuk mendorong

kemandirian dan keberdayaan kaum tani.

Program-program yang dijalankan oleh serikat adalah memperjuangkan

alat produksi bagi petani penggarap; memperjuangkan sistem pertanian

berkelanjutan yang mandiri dan ramah lingkungan serta dikuasai oleh petani;

pengembangan ekonomi komunitas petani dengan sarana kelembagaan ekonomi

koperasi; pengorganisasian perempuan, keluarga buruh migran dan pemuda tani;

memperjuangkan pendidikan untuk anak petani dengan mengembangkan

(4)

berkaitan dengan isu petani dan pertanian (SPPQT, 2012). Aktor penggerak

serikat secara umum berasal dari golongan aktifis muda NU.

Meskipun didominasi oleh golongan terpelajar NU, serikat tetap

menjunjung tinggi ideologi pluralisme. Implikasi ideologi pluralisme dalam

kepemimpinan adalah dengan terpilihnya RM (perempuan dan beragama Kristen)

sebagai ketua umum serikat sebanyak dua periode. Hal ini sesuai visi dan misi

SPPQT yang tetap menjunjung pluralisme dan kesetaraan gender serta

mengedepankan sistem kepemimpinan berdasarkan aspirasi perwakilan petani

tingkat basis. Berdasarkan struktur organisasi, di bawah serikat terdapat

paguyuban dan di level terbawah terdapat kelompok tani. Arena perjuangan

paguyuban berada di ruang desa, sedangkan kelompok tani berada di level dusun

atau di bawahnya.

Kumpulan beberapa paguyuban dalam satu kawasan yang sama berdasar

topografi dan geografi disebut sebagai Organisasi Tani Kawasan (OTK) yang

memiliki fungsi membangun solidaritas petani di kawasan tertentu dan biasanya

berbasis kecamatan. Di level kabupaten / kota terdapat Jakertani ( Jaringan Kerja

Kelompok Tani ) yang berfungsi sebagai forum kelompok tani untuk

mengadvokasi kebijakan di level kabupaten / kota. Dari semua organ serikat ini,

hanya paguyuban di level desa dan kelompok tani-lah yang memiliki tugas dan

fungsi yang berat, karena langsung berhadapan dengan permasalahan yang

(5)

Keberhasilan tujuan gerakan petani ditentukan oleh penggunaan media

komunikasi yang dikelola oleh serikat. Sejak berdirinya serikat hingga saat ini,

telah banyak media komunikasi yang digunakan oleh serikat untuk

mentransformasikan ide-ide gerakan petani kepada kelompok basis. Media

komunikasi ini dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu media cetak,

elektronik dan alternatif. Media cetak yang saat ini digunakan adalah buletin

Caping yang dikelola oleh pemuda tani Lumbung Sumber Daya Pemuda (LSDP).

Media elektronik yang digunakan adalah situs serikat situs buletin Caping dan

Facebook. Penggunaan media alternatif menjadi penting untuk serikat karena

dinilai lebih efektif dalam menjangkau basis seperti media interpersonal dan

pertemuan kelompok. Kedua media ini lebih dekat dengan petani, karena

keduanya sudah ada dan berkembang di masyarakat petani seperti keberadaan

forum musyawarah, pengajian dan rembug.Penggunaan media ini lebih dapat

diterima ketimbang media cetak apalagi media internet dengan alasan akses petani

yang rendah dan terbentur oleh sarana prasarana yang tidak

mendukung.Sedangkan penggunaan media demonstrasi, seminar dan diskusi

umum digunakan oleh serikat tidak hanya untuk kalangan internal tetapi juga

untuk kalangan publik diluar organisasi tani.Sasaran utama adalah penyadaran

kepada publik terhadap isu-isu pertanian danpedesaan yang tengah berkembang

(6)

4.2. Qariyah Thayibah dan Konsep Jamaah Produksi

Jamaah produksi merupakan konsep baru yang ditawarkan SPPQT untuk

mengembangkan keberdayaan masyarakat. Untuk itu perlu diperjelas mengenai

konsep itu agar tidak keliru-keliru dengan kelompok lain yang telah ada. Ada

beberapa hal yang dijelaskan dalam tabel di bawah ini sehingga bisa paham

mengenai apa sebenarnya jamaah produksi disandingkan dengan koperasi

misalnya, atau kelompok bansos. Hal ini dirasa penting karena banyak pihak yang

berpandangan bahwa kelompok jamaah produksi adalah sama saja dengan

kelompok lain termasuk yang didirikan oleh pemerintah.

Hal ini dirasakan ketika mengkomunikasikan jamaah produksi ini dengan

pemerintah, pemerintah memandang dan menerapkan standar yang sama dengan

kelompok-kelompok lain termasuk penyaluran dana bansos. Penekanan utama

Jamaah produksi ada pada keanggotaan, permusyawaratan, dan bentuk serta

prakarsa atas usaha. Tiga hal besar inilah yang membedakan dengan

kelompok-kelompok lain, keanggotaan koperasi ataupun aturan kelompok-kelompok penerima bansos.

Berikut ini penjelasannya yang dirilis ketika penutupan pelatihan untuk pelatih

jamaah produksi beberapa waktu lalu (sumber : SPPQT) :

No item Koperasi, ‘KUT’, ‘PUAP’, Bansos Jamaah Produksi

1

Bentuk usaha Membiarkan praktik usaha

personal yang mengarah pada kapitalistik yang justru counter productive pada usaha

konsolidasi civil society yang kooperatif

Mewajibkan model usaha kolektif - kooperatif.

2

Rancangan program Dirancang dari atas (top

down),

(7)

RT (Rukun Tetangga)

3

Permusyawaratan Tidak mewajibkan adanya

pertemuan periodik yang melibatkan seluruh anggotanya

Mewajibkan adanya pertemuan periodik bulanan atau mingguan yang melibatkan seluruh anggotanya sehingga bisa menjadi media pendidikan kritis.

4

Keterwakilan perempuan

Tidak memperhatikan aspek kesetaraan gender

Bahkan ada affirmative action dengan mewajibkan keterlibatan perempuan minimal 50 %

5

Jumlah minimal anggota

Jumlah anggota kelompok dalam ‘Bansos’

mempersyaratkan jumlah minimal anggota kelompok 10 orang.

Mempersyaratkan jumlah minimal anggota 20 orang karena kedepan akan dibadan-hukumkan koperasi produsen sebagaimana disyaratkan UU no 17 tahun 2012 tentang Koperasi.

6

Keterlibatan Unsur Masyarakat warga

‘Bansos’ melarang keterlibatan PNS, TNI-POLRI

Justru menganjurkan keterlibatan seluruh kekuatan civil society Bahkan golongan the have sehingga bisa berbagi dan saling membantu. Yang tidak boleh bagi kalangan the have adalah menerima bantuan dari Negara.

7

Keterlibatan pemuda Tidak memprioritaskan

keterlibatan pemuda,

Sangat menekankan keterlibatan pemuda. Sejarah telah membuktikan bahwa peranserta pemuda dalam perubahan menjadi amat sangat signifikan. Dari gerakan ‘kebangkitan’ Budi Oetomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, proklamasi ’45 sampai pada gerakan mahasiswa 1998.

8

Jumlah maksimal anggota

Tidak mempersyaratkan jumlah maksimal anggota

Membatasi jumlah maksimal berkisar 40 orang (keluarga) dengan pertimbangan efektifitas musyawarah periodik bulanan atau mingguan yang melibatkan seluruh anggota sekaligus sebagai media pendidikan kritis.

9

Bidang usaha Bebas tidak mengharuskan

pada bidang usaha tertentu

Memprioritaskan pada usaha yang berbasis

sumberdaya setempat. Model integrated

agro silvo pastoral sangat – sangat dianjurkan. 10 Keterlibatan anggota dalam Permusyawaratan Memperbolehkan permusyawaratan dengan system representasi (perwakilan)

Referensi

Dokumen terkait

Tu’u (2004: 32) mengemukakan bahwa kedisiplinan belajar merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Lebih lanjut Tu’u menjelaskan bahwa

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

Artikel ini mencoba merefleksikan antara kepingan fakta seputar konflik Timur Tengah yang diberitakan oleh media online di Indonesia dengan berbagai literatur

Berikan contoh ilmu Fardhu Ain dan Ilmu Fardhu Kifayah yang terdapat di dalam peta di atasi. (2

Adanya beda potensial pada ujung-ujung elektroda menyebabkan ion-ion bergerak.. Karena pada potensial standar hanya akan terbentuk gas yang akan menutupi

Data hasil observasi ini didapatkan melalui lembar observasi hasil belajar siswa, dan digunakan untuk melihat proses dan perkembangan hasil belajar siswa pada saat tes akhir

[r]