• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702011018 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702011018 Full text"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT

INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR SISWA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Risma Yulia Amiranti (702011018) Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., M.T.

Angela Atik Setiyanti, S.Pd., M.Cs.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Psikomotor Siswa

1)

Risma Yulia Amiranti, 2)Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., M.T.,

3)

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)[email protected] 2)[email protected]

3)

[email protected]

Abstract

The purpose of this research is to determine whether there is an increase in cognitive and psychomotor abilities of student on the subject of ICT after applying learning model of Explicit Instruction by using NetSupport School. The research method used is a quasi experimental design with nonequivalent control group design. Population in this research is class XI student of SMA Negeri 1 Pabelan and the sample consisted of 20 students of experimental class and 20 students of control class. The results showed that the implementing learning model of Explicit Instruction by using the NetSupport School proved to increase cognitive and psychomotor abilities of student on the subjects of ICT in SMA Negeri 1 Pabelan.

Keywords : Explicit Instruction, NetSupport School, cognitive, psychomotor, ICT.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK setelah diterapkan model pembelajaran

Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design dengan desain nonequivalent control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pabelan dan sampelnya adalah 20 siswa kelas eksperimen dan 20 siswa kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School terbukti meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Pabelan.

Kata kunci : Explicit Instruction, NetSupport School, kognitif, psikomotor, TIK.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2)

Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3)

(8)

2 1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Proses belajar mengajar tidak terlepas dari komponen siswa dan guru. Komponen-komponen pembelajaran akan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan [1]. Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila semua siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan batas nilai KKM yang telah ditentukan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya [2]. Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan mata ajar praktik lebih menekankan pada aspek psikomotor. Pada kedua aspek tersebut mengandung aspek afektif [3].

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Pabelan terdapat permasalahan pada hasil belajar siswa. Permasalahan yang ditemukan adalah proses pembelajaran yang kurang menarik. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diterapkan di sekolah karena selama ini guru hanya menerapkan model pembelajaran konvensional. Pada model pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered karena guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut yang menyebabkan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa belum

memenuhi nilai di atas KKM yang ditentukan sekolah, yaitu ≥ 75.

Pembelajaran pada mata pelajaran TIK dilaksanakan di laboratorium komputer. Pada laboratorium komputer tersedia LCD projector dan setiap komputer terhubung dengan jaringan LAN. Penyampaian materi dilakukan dengan menampilkan materi di layar LCD projector kemudian guru menjelaskan. Kondisi ruang laboratorium komputer yang cukup luas membuat materi yang ada di layar LCD projector tidak dapat diperhatikan oleh semua siswa dengan jelas. Hanya beberapa siswa yang tempat duduknya di depan dan lurus dengan layar

LCD projector yang dapat melihat materi dengan jelas. Permasalahan lain yang

ditemukan adalah kurangnya pengawasan guru terhadap aktivitas siswa yang menyebabkan siswa dapat melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan materi yang diajarkan, misalnya bermain game dan browsingwebsite.

Berdasarkan masalah yang ditemukan maka proses pembelajaran harus memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Adanya jaringan LAN di laboratorium komputer maka dapat mempermudah akses antar komputer satu dengan komputer lain serta akses komputer siswa dengan komputer guru. Guru dapat menggunakan jaringan LAN untuk mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan program aplikasi NetSupport School. Penggunaan NetSupport

School bertujuan untuk mempermudah guru memberikan materi pelajaran secara

terorganisir. Selain itu, guru juga dapat mengendalikan siswa melalui komputer

server. Demikian, siswa akan fokus pada pembelajaran sehingga dapat

(9)

3

Selain memanfaatkan fasilitas yang ada, perlu dilakukan perubahan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selama ini guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Tidak mudah bagi guru untuk menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif yang umumnya memerlukan persiapan yang matang, berbagai media serta fasilitas yang mendukung. Begitu juga dengan siswa yang terbiasa hanya menerima ceramah dan materi dari guru, siswa merasa malas apabila harus belajar secara mandiri. Demikian, diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak sepenuhnya menghilangkan ceramah dari guru, namun juga mampu mengembangkan kemandirian, kemampuan berfikir, serta ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah model pembelajaran Explicit Instruction. Model pembelajaran Explicit Instruction

merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah [4].

Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan

NetSupport School untuk meningkatkan nilai kognitif dan psikomotor siswa pada

mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Pabelan.

2. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini digunakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang pertama oleh Putu Prema Savita Shanti berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII (Studi Kasus : SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013)”, menyimpulkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Explicit Instruction lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction [5]. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Nonie Angeline Yunita dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media PowerPoint dan Animasi Berbasis Macromedia Flash dengan Model Explicit Instruction pada Mata

Pelajaran Desain Grafis Kelas XI IPA di SMA Negeri 11 Yogyakarta”, menunjukkan bahwa penerapan model Explicit Instruction pada mata pelajaran Desain Grafis menggunakan media Power Point dan Animasi Berbasis

Macromedia Flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 11 Yogyakarta yang diterapkan dalam materi penggunaan perangkat lunak pembuat animasi [6]. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Niken Yunistira

dengan judul “Penerapan Aplikasi NetSupport School Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi

(KKPI) di SMK Negeri 5 Padang”, menyebutkan bahwa penerapan aplikasi

NetSupport School dapat diterapkan dengan baik terhadap hasil belajar siswa

kelas X di SMK Negeri 5 Padang pada mata pelajaran KKPI [7].

(10)

4

Penelitian yang dilakukan oleh Niken juga terdapat persamaan dengan penelitian ini, yaitu menggunakan NetSupport School. Selain itu juga terdapat perbedaan dengan penelitian ini, yaitu (1) Penelitian yang dilakukan oleh Putu belum menggunakan aplikasi pembelajaran, sedangkan penelitian ini menggunakan aplikasi NetSupport School, (2) Penelitian yang dilakukan oleh Nonie menggunakan media Power Point dan Macromedia Flash untuk meneliti hasil belajar Desain Grafis, sedangkan penelitian ini menggunakan aplikasi NetSupport

School untuk meneliti nilai kognitif dan psikomotor pada mata pelajaran TIK, (3)

Penelitian yang dilakukan oleh Niken hanya menggunakan aplikasi NetSupport

School untuk meneliti hasil belajar siswa pada mata pelajaran KKPI, sedangkan

penelitian ini menggabungkan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction

dengan menggunakan NetSupport School untuk meneliti nilai kognitif dan psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK.

Model Pembelajaran Explicit Instruction

Istilah lain dari model pembelajaran Explicit Instruction adalah model pembelajaran langsung, direct instruction, active teaching model, training model,

mastery teaching. Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan

mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu [4]. Proses pembelajaran dengan model Explicit Instruction yang memuat pemahaman pengetahuan deklaratif dan prosedural sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dasar dan kemampuan akademik siswa. Sintaks model Explicit

Instruction ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Sintaks Model Explicit Instruction [3]

Fase Peran Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.

Fase 5

Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

(11)

5 NetSupport School

Program aplikasi NetSupport School adalah suatu program aplikasi yang dapat meremote atau mengendalikan komputer dari jarak jauh dengan melalui jaringan komputer. NetSupport School merupakan sebuah sistem atau program aplikasi komputer yang dijalankan pada beberapa komputer atau PC yang terhubung dengan jaringan [9]. NetSupport School memiliki fungsi yang dapat menunjang proses pembelajaran di laboratorium komputer. NetSupport School

menyediakan kemampuan untuk mengatur dan memberikan konten pelajaran, memonitor komputer siswa, dan menjadikan siswa fokus pada pembelajaran [10].

NetSupport School merupakan sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk

mempermudah guru dalam memberikan pelajarannya secara terorganisir dan terkontrol. Guru mendemonstrasikan materi pelajaran melalui komputer server

dan siswa dapat melihat penjelasan guru pada komputer masing-masing. Dengan menggunakan NetSupport School, guru dapat memonitor seluruh tampilan layar siswa atau melihat apa saja yang dijalankan oleh siswa. Guru juga dapat mengendalikan siswa melalui komputer server sehingga siswa akan fokus pada pembelajaran. NetSupport School dirancang untuk mempermudah interaksi antara guru dengan siswa atau pun antar siswa, misalnya seperti chatting, mengirim informasi atau pesan (send message), sharing file, dan lain-lain. Guru juga dapat memberikan feedback dari hasil kerja siswa secara langsung melalui NetSupport

School. Dengan demikian, guru tidak perlu mendatangi komputer siswa satu per

satu.

Kognitif pada Pembelajaran TIK

(12)

6

mempermudah menganalisis sesuatu dengan menggunakan visualisasi yang ada pada komputer. (5) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh [3]. Dengan bantuan media komputer dapat mempermudah mensintesis sesuatu dengan menggunakan visualisasi yang ada pada komputer. (6) Evaluasi

(evaluation). Pada tahap ini mengharapkan peserta didik mampu membuat

penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu [3]. Dengan bantuan media komputer dapat mempermudah suatu evaluasi sesuatu dengan menggunakan visualisasi yang ada pada komputer.

Psikomotor pada Pembelajaran TIK

Kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang mencakup gerakan fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan tangan ini menunjuk pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu [3]. Aspek psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu : (1) Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. (2) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. (3) Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. (4) Artikulasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh. (5) Naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara refleks yaitu kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi [3]. Dengan bantuan media komputer dapat mempermudah proses pembelajaran TIK dalam mengembangkan aspek psikomotor. Penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan cara mengetes peserta didik atau dapat juga setelah proses belajar selesai.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Desain eksperimen yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design. Di mana terdapat dua kelompok yang

berbeda, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tidak secara random [11]. Kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal, dikenai treatment, kemudian diberikan post-test kepada kedua kelompok untuk melihat keadaan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(13)

7

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan kuesioner (angket). Tes dijadikan acuan untuk mengetahui nilai kognitif siswa. Observasi digunakan untuk mengetahui penilaian unjuk kerja siswa dengan melakukan pengamatan terhadap keterampilan (psikomotor) siswa. Kuesioner (angket) digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post

-test berupa pilihan ganda (multiple choice). Pre-test dan post-test menggunakan soal yang sama namun hanya dibedakan pada penomoran soal. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kisi-kisi Soal Tes

No. Aspek yang Diamati Indikator

1. Pengetahuan (knowledge) 1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian program pengolah angka

1.2 Siswa mampu mengidentifikasi format pada

Microsoft Excel

2. Pemahaman (comprehension)

2.1 Siswa mampu menjelaskan format dan fungsi pada lembar kerja Microsoft Excel

3. Penerapan (application) 3.1 Siswa mampu melakukan langkah dasar pengoperasian Microsoft Excel

3.2 Siswa mampu menggunakan fungsi pada lembar kerja Microsof Excel

4. Analisis (analysis) 4.1 Siswa mampu menganalisis fungsi pada lembar kerja Microsoft Excel

5. Sintesis (synthesis) 5.1 Siswa mampu mengatur format pada Microsoft Excel

6. Evaluasi (evaluation) 6.1 Siswa mampu membuktikan fungsi statistik

Instrumen yang digunakan untuk penilaian unjuk kerja siswa menggunakan rubrik lembar penilaian. Pengisian rubrik lembar penilaian dilakukan dengan memberikan check list pada kolom skor yang tersedia dan kriteria penilaiannya menggunakan skala likert. Kisi-kisi soal unjuk kerja dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja

No. Aspek yang Diamati Indikator

1. Imitasi 1.1Siswa dapat mengatur pembuatan data pada lembar kerja Microsoft Excel

2. Manipulasi 2.1Siswa dapat mengidentifikasi format pada

Microsoft Excel

3. Presisi 3.1Siswa dapat melakukan perhitungan fungsi pada Microsoft Excel

4. Artikulasi 4.1Siswa dapat mengoperasikan dokumen pengolah angka dengan variasi teks

5. Naturalisasi 5.1Siswa dapat menggunakan perintah dasar

(14)

8

Kemampuan siswa pada setiap aspek kognitif dan psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 81% sampai 100% = sangat tinggi, 61% sampai 80% = tinggi, 41% sampai 60% = sedang, 21% sampai 40% = rendah, dan 0% sampai 20% = sangat rendah [12].

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan meliputi: (1) Melaksanakan studi pendahuluan melalui observasi untuk mengetahui keadaan sekolah, fasilitas yang ada di sekolah, dan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah serta melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran dan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK. (2) Menentukan populasi dan sampel penelitian yang nantinya akan diterapkan dalam penelitian. (3) Studi literature dilakukan untuk memperoleh teori mengenai permasalahan yang akan diteliti. (4) Menyiapkan RPP, materi ajar, dan aplikasi NetSupport School. (5) Menyusun instrumen penelitian berupa tes, rubrik lembar penilaian, dan kuesioner (angket). (6) Melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba instrumen tes berupa validitas dan reliabilitas yang dilakukan terhadap 30 siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pabelan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Kriteria soal dikatakan valid jika nilai r hitung > 0,3 [13]. Hasil uji validitas dari 30 soal ada 20 soal yang valid dan ada 10 soal yang tidak valid. Instrumen rubrik penilaian unjuk kerja di uji validitas oleh ahli. Setelah uji validitas, dilakukan uji reliabilitas. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama [13]. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas > 0,6 [14]. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan software statistik diperoleh nilai 0,815 maka instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan tes awal atau

pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen, yaitu menerapkan model pembelajaran

Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School dan menerapkan

metode konvensional pada kelas kontrol. Selanjutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir atau post-test untuk melihat nilai kognitif siswa dan diberikan unjuk kerja melalui pengisian check list pada rubrik lembar penilaian untuk melihat nilai psikomotor siswa. Pada kelas eksperimen juga diberikan kuesioner (angket) untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School.

Tahap penelitian yang ketiga adalah tahap akhir. Hasil pre-test, post-test,

dan rubrik lembar penilaian dievaluasi untuk mengetahui nilai kognitif dan psikomotor siswa. Tahap akhir terdiri dari beberapa tahap, yaitu (1) pengolahan data, (2) analisis data, (3) penarikan kesimpulan, dan (4) penulisan laporan.

Data pada aspek kognitif diperoleh dari data nilai pre-test dan post-test

(15)

9

homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai varian yang sama. Apabila data nilai pre-test dan post-test yang telah diuji terbukti berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen maka tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan pengujian

Independent-Sample T-Test. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai

thitung dengan nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5%. Apabila nilai thitung< nilai ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan apabila nilai thitung> nilai ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak [12]. Perhitungan pengujian dilakukan dengan bantuan software statistik. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

4. Hasil Penelitan dan Pembahasan

Penelitian dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing selama empat kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pokok bahasan yang disampaikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu dokumen pengolah angka dengan variasi teks dan tabel. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan diberi perlakuan (model pembelajaran Explicit Instruction

dengan menggunakan NetSupport School). Kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan (model pembelajaran konvensional).

Pada pertemuan pertama, memberikan tes awal atau pre-test selama 30 menit kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Hasil pre-test yang lebih rendah akan dijadikan sebagai kelas eksperimen. Pada pertemuan kedua dan ketiga, memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dan menerapkan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Materi belajar pada pertemuan kedua adalah mendemonstrasikan pembuatan spreadsheet baru pada Microsoft Excel dan melakukan langkah dasar pengoperasian pada Microsoft Excel, sedangkan materi belajar pada pertemuan ketiga adalah menjelaskan format dan fungsi pada Microsoft Excel dan memasukkan data dalam cell pada Microsoft Excel. Pada pertemuan keempat, memberikan tes akhir atau post-test selama 30 menit kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Post-test digunakan untuk membandingkan nilai kognitif siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran. Soal pre-test dan post-test

berupa pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 soal. Pre-test dan post-test

menggunakan soal yang sama, namun hanya dibedakan pada penomoran soal.

Post-test kelas eksperimen dilakukan menggunakan Test Designer pada

NetSupport School. Setelah mengerjakan post-test, siswa diperintahkan untuk

mengerjakan unjuk kerja selama 45 menit. Penilaian unjuk kerja melalui pengisian check list pada rubrik lembar penilaian untuk melihat nilai psikomotor siswa. Pada kelas eksperimen juga diberikan kuesioner (angket) untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Explicit Instruction

dengan menggunakan NetSupport School.

Proses pemberian perlakuan pada kelas eksperimen guru mengawali

(16)

10

komputer server dan komputer siswa sudah terinstallsoftware NetSupport School. Dengan demikian, komputer siswa dapat terhubung langsung dengan NetSupport

School sehingga guru dapat mengendalikan komputer siswa melalui komputer

server.

Pada proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Explicit

Instruction terdapat lima fase. (1) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan hari ini, kemudian guru meminta siswa untuk menyalakan komputer dan bersiap untuk menerima materi yang akan dipelajari. (2) Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan. Pada pertemuan kedua, guru mendemonstrasikan pembuatan spreadsheet baru pada Microsoft Excel dan menjelaskan langkah dasar pengoperasian pada Microsoft Excel melalui

NetSupport School. Pada pertemuan ketiga, guru menjelaskan format dan fungsi

pada Microsoft Excel dan mendemonstrasikan cara memasukkan data dalam cell

pada Microsoft Excel melalui NetSupport School. Selama guru menjelaskan melalui NetSupport School, siswa memperhatikan penjelasan guru melalui komputer masing-masing. (3) Fase 3 : Membimbing pelatihan. Guru menyuruh siswa berlatih mengoperasikan Microsoft Excel dan guru membimbing pelatihan siswa melalui NetSupport School. (4) Fase 4 : Mengecek pemahaman dan umpan balik. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa untuk menjawabnya. Guru akan memberikan umpan balik dengan memperhatikan jawaban siswa kemudian membetulkan apabila ada kesalahan. (5) Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk latihan lanjutan. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberi kesimpulan materi yang sudah dipelajari itu.

Pada tahap persiapan (pra penelitian) diperoleh nilai ulangan harian dan unjuk kerja siswa pada mata pelajaran TIK. Berikut rata-rata nilai ulangan harian dan unjuk kerja siswa yang diperoleh pada tahap pra penelitian.

Tabel 4 Nilai Ulangan Harian dan Unjuk Kerja pada Tahap Pra Penelitian

Kelas Ulangan Harian Unjuk Kerja

Eksperimen 70,25 68,98 Kontrol 71,75 69,87

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai ulangan harian pada kelas eksperimen sebesar 70,25 dan kelas kontrol sebesar 71,75. Sedangkan rata-rata nilai unjuk kerja siswa pada kelas eksperimen sebesar 68,98 dan kelas kontrol sebesar 69,87. Dari perolehan nilai ulangan harian dan unjuk kerja siswa pada tahap pra penelitian menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh rata-rata nilai di bawah KKM, yaitu ≤ 75.

Pengujian nilai kognitif dan psikomotor diawali dengan menguji normalitas, homogenitas, dan yang terakhir menguji hipotesis. Setelah dihitung menggunakan

software statistik diperoleh data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

(17)

11

Tabel 5 Hasil Nilai Pre-Test, Post-Test, dan Unjuk KerjaKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tes Mean df Sig.

(2-tailed)

thitung ttabel

Kontrol Eksperimen

Pre-test 66,75 63,50 38 0,177 -1.376 2,024

Post-test 78,25 86,25 38 0,000 5,326 2,024

Unjuk Kerja 71,58 87,00 38 0,000 9,626 2,024

Pada Tabel 5 menunjukkan perbandingan nilai pre-test, post-test, dan unjuk kerja siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai pre-test sebesar 63,50, post-test sebesar 86,25, dan nilai unjuk kerja sebesar 87,00. Sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai pre-test

sebesar 66,75, post-test sebesar 78,25, dan unjuk kerja sebesar 71.58. Kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan nilai kognitif yang dapat dilihat dari nilai pre-test ke nilai post-test, namun peningkatan nilai kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Peningkatan rata-rata nilai pre-test ke post-test pada kelas eksperimen sebesar 22,75 dan pada kelas kontrol hanya 11,50. Sedangkan peningkatan rata-rata nilai unjuk kerja siswa pada kelas eksperimen sebesar 18,02 dan pada kelas kontrol hanya 1,71. Peningkatan nilai kognitif dan psikomotor siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran baru, yaitu model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School yang dapat menjadikan siswa lebih fokus dan berkonsentrasi pada pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Setelah mendapatkan rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka selanjutnya melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Diketahui nilai

pre-test berdistribusi normal dan homogen sehingga memenuhi syarat untuk

melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan software statistik dengan tingkat signifikansi 5%. Teknik analisis uji pre-test dilakukan untuk mengetahui nilai kognitif siswa pada tahap awal. Uji-t pada nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung < ttabel (-1,376 > 2,024) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan treatment atau perlakuan memiliki kemampuan yang setara. Selanjutnya untuk menjawab hipotesis maka dilakukan uji-t pada nilai post-test dan unjuk kerja. Pada nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung > ttabel (5,326 > 2,024) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai kognitif siswa yang signifikan antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction

dengan menggunakan NetSupport School dan kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Pada nilai unjuk kerja kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai nilai thitung > ttabel (9,626 > 2,024) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai psikomotor siswa yang signifikan antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction

(18)

12

Terdapat perbedaan nilai kognitif dan psikomotor siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan treatment dikarenakan berubahnya model pembelajaran, yang semula menerapkan model pembelajaran konvensional berganti dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School. Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School

memperoleh nilai kognitif dan psikomotor lebih tinggi daripada pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai kognitif dan psikomotor siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selisih nilai kognitif yang diperoleh dari nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 8,00 sedangkan selisih nilai psikomotor yang diperoleh dari nilai unjuk kerja siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 15,42.

Penjabaran kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditinjau dari setiap aspek dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6 Analisis kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan analisis data kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen yang diukur dengan nilai post-test diperoleh rata-rata kemampuan kognitif kelas eksperimen adalah 86,67% (seluruh aspek) telah mencapai kriteria sangat tinggi. Pada Gambar 6 menunjukkan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen pada setiap aspek mencapai kriteria sangat tinggi dengan perolehan nilai presentase lebih dari 80%. Kemampuan kognitif siswa kelas kontrol yang diukur dengan nilai

post-test diperoleh rata-rata kemampuan kognitif kelas kontrol adalah 78,47%

(seluruh aspek) telah mencapai kriteria tinggi. Pada Gambar 6 menunjukkan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen pada aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis menunjukkan kriteria tinggi dengan perolehan nilai presentase masing-masing 78,33%; 68,33%; 76,67%; 77,5%; dan pada aspek sintesis dan evaluasi mencapai kriteria sangat tinggi dengan perolehan nilai presentase masing-masing 86,67% dan 83,33%. Pada aspek sintesis dan evaluasi baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mencapai kriteria sangat tinggi, namun perolehan nilai presentase kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Berdasarkan hasil penjabaran kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dapat disimpulkan kemampuan siswa pada setiap aspek kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol terpenuhi, namun

(19)

13

kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selisih kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek pengetahuan 3,34%, aspek pemahaman 23,34%, aspek penerapan 5,83%, aspek analisis 5%, aspek sintesis 5%, dan aspek evaluasi 6,67%.

Penjabaran kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditinjau dari setiap aspek dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7 Analisis kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan analisis data kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen yang diukur dengan rubrik lembar penilaian unjuk kerja diperoleh rata-rata kemampuan psikomotor kelas eksperimen adalah 87,43% (seluruh aspek) telah mencapai kriteria sangat tinggi. Pada Gambar 7 menunjukkan kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen pada setiap aspek mencapai kriteria sangat tinggi dengan perolehan nilai presentase lebih dari 80%. Kemampuan psikomotor siswa kelas kelas kontrol yang diukur dengan rubrik lembar penilaian unjuk kerja diperoleh rata-rata kemampuan kontrol kelas kontrol 71,91% (seluruh aspek) mencapai kriteria tinggi. Pada Gambar 7 menunjukkan kemampuan psikomotor siswa kelas kontrol pada aspek imitasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi menunjukkan kriteria tinggi dengan perolehan nilai presentase masing-masing 88,33%; 62,25%; 70,63%; 79,58%; dan pada aspek manipulasi mencapai kriteria sedang dengan perolehan nilai presentase 58,75%. Berdasarkan hasil penjabaran kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dapat disimpulkan kemampuan siswa pada setiap aspek psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol terpenuhi, namun kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selisih kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek imitasi 4,2%, aspek manipulasi 26,25%, aspek presisi 24,25%, aspek artikulasi 16,25%, dan aspek naturalisasi 6,67%.

Kemampuan kognitif dan psikomotor siswa pada kelas eksperimen memperoleh presentase lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School sedangkan kelas kontrol menerapkan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Explicit Instruction memiliki kelebihan yaitu guru menyampaikan materi dan mendemonstrasikan keterampilan secara bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu, siswa juga memiliki

(20)

14

kesempatan lebih banyak untuk belajar dan berlatih. NetSupport School dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar dan juga mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan NetSupport School siswa lebih fokus dalam pembelajaran karena siswa dapat secara langsung melihat materi yang diajarkan guru melalui komputer masing-masing. Siswa dengan melihat materi yang ada di komputer secara langsung maka dalam pembelajaran siswa menggunakan dua indra sekaligus, yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran. Selama ini dalam pembelajaran siswa hanya menggunakan indra pendengarannya saja karena hanya mendengarkan ceramah dari guru. Dengan adanya NetSupport School menjadikan siswa lebih tertarik dan dapat menyerap materi yang dijelaskan guru sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi. Selain itu, NetSupport School juga dapat membantu guru dalam memonitor aktivitas siswa melalui komputer server serta mempermudah interaksi antara guru dengan siswa atau pun antar siswa.

Keberhasilan siswa dalam pembelajaran TIK pada kemampuan kognitif dan psikomotor adalah siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM yang telah

ditentukan sekolah, yaitu ≥ 75. KKM digunakan sebagai tolak ukur kemampuan

siswa dalam menanggapi materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat baik secara individual maupun rata-rata kelas. Berdasarkan hasil ketuntasan KKM kelas eksperimen dapat dikatakan tercapai karena seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM. Keberhasilan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School juga dilihat dari hasil kuesioner (angket). Kuesioner (angket) diberikan pada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran

Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School. Kisi-kisi kuesioner

(angket) tanggapan siswa terdiri dari empat aspek, yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) [15]. Hasil dari perhitungan kuesioner (angket) siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8 Hasil Kuesioner (Angket) Siswa

No. Aspek Persentase (%)

1. Perhatian (Attention) 86,88%

2. Relevansi (Relevance) 87,50%

3. Kepercayaan Diri (Confidence) 89,17%

4. Kepuasan (Satisfaction) 93,13%

(21)

15 5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan

NetSupport School terbukti meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor

siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai pada tahap pra penelitian dan setelah penelitian. Pada tahap pra penelitian kemampuan kognitif kelas eksperimen memperoleh nilai hanya 70,25 kemudian setelah dilakukan penelitian meningkat menjadi 86,25 sedangkan untuk kemampuan psikomotor kelas eksperimen memperoleh nilai 68,98 meningkat menjadi 86,25. (2) Ada perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai post-test

kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai post-test kelas kontrol, yaitu 86,25 > 78,25 dengan selisih keduanya adalah 8,00 dan rata-rata nilai unjuk kerja kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai kelas kontrol, yaitu 87,50 > 71,58 dengan selisih keduanya adalah 15,92. (3) Model pembelajaran Explicit

Instruction dengan menggunakan NetSupport School memberikan tanggapan

positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan pada kuesioner (angket) yang menunjukkan perolehan persentase di atas 80% pada setiap indikator.

6. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini, saran yang diusulkan sebagai upaya pertimbangan dan pemikiran antara lain : (1) Penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dan penggunaan NetSupport School

dapat menambah skill guru dalam pembelajaran serta guru mampu memanfaatkan fitur-fitur yang ada pada NetSupport School. (2) Penelitian ini sebagai referensi pada penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat menerapkan pada mata pelajaran lain dan dapat meneliti pada aspek lain selain kognitif dan psikomotor siswa.

7. Daftar Pustaka

[1] Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara. [2] Sudjana, Nana, 2005, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung :

Remaja Roesdakarya.

[3] Haryati, Mimin, 2007, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Jakarta : Gedung Persada Pers.

[4] Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana.

[5] Shanti, Putu Prema Savita, 2013, Pengaruh Model Pembelajaran Explicit

Instruction Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII (Studi Kasus :

SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013), Kumpulan Artikel

Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), Volume 2,

Nomor 4, Juni 2013 : 544-549.

(22)

16

dengan Model Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Desain Grafis Kelas XI IPA di SMA Negeri 11 Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Teknologi

Informasi,Volume 1, Nomor 4,Desember 2012.

[7] Yunistira, Niken, 2014, Penerapan Aplikasi NetSupport School Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK Negeri 5 Padang, Journal

Universitas Bung Hatta, Volume 1 Nomor 1, Tahun 2014.

[8] Hanafiah, Nanang, dan Cucu Suhana, 2009, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : Remaja Roesdakarya.

[9] Arief, Nur Erwan, 2014, Penerapan Software Netsupport School untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK di SMA N 6

Garut,Skripsi S1,Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

[10] Anonim, 2015, NetSupport School [Online], www.netsupportschool.com. Diakses tanggal 15 Juli 2015.

[11] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta.

[12] Riduwan dan Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistikauntuk

Penelitian, Bandung : Alfabeta.

[13] Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

[14] Siregar, Syofian, 2013, Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1 Sintaks Model Explicit Instruction [3]
Tabel 2 Kisi-kisi Soal Tes
Tabel 5 Hasil Nilai Pre-Test, Post-Test, dan Unjuk Kerja Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 6 Analisis kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
+3

Referensi

Dokumen terkait

Karena Kecerdasan Buatan ini, merupakan jalan Alternatif untuk melayani Masyarakat jika seorang Pakar berhalangan hadir, atau jika Masyarakat memerlukan Informasi

Ini kerana guru mendapatkan pendedahan tentang kemahiran generik semasa di Institut Pengajian Tinggi yang berlainan seperti Institut Pendidikan Guru, Institut

Lokasi penelitian yang berada di Perumahan Grand Puri Bunga Nirwana, merupakan bekas daerah persawahan yang sedang tahap pembangunan untuk dijadikan daerah

Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno ), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso ), dan Panitia Ekonomi

Sedangkan untuk perkembangan DAU, total peningkatannnya adalah 569,63% dengan rata-rata peningkatan sebesar 56,96 % untuk peningkatan DAU tertinggi diperoleh Kabupaten Lampung

Pola dinamika parameter fisika – kimia pada sumber bahan baku air laut maupun sebagai media pencuci untuk produk garam rakyat di wilayah Pantai Utara Jawa Timur dan Pantai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peramalan jumlah penumpang kereta api di pulau jawa dan sumatera sehingga membantu PT Kereta Api Indonesia dalam mengantisipasi

, dalam upaya mengatasi persoalan pembelajaran yang ada, peneliti harus dapat menentukan model atau metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan, jika