PENGERTIAN PANCASILA (Dan Link
Time Line
)
A. Nama Pancasila diambil dari Bahasa Sansekerta yaitu Panca dan Syilla. B. Dasar kata Pancasila ialah Panca artinya Lima dan Syilla artinya Dasar C. Istilah Pancasila diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular
Kitab kitab bersejarah di Indonesia (link time line) : 1. Kitab Mahabharata, dikarang oleh Resi Wiyasa 2. Kitab Ramayana, dikarang oleh Empu Walmiki
3. Kitab Arjuna Wiwaha, dikarang oleh Empu Kanwa (pada zaman Raja Airlangga, Kahuripan)
4. Kitab Smaradahana, dikarang oleh Empu Darmaja (pada zaman Raja Kameswara, Kediri)
5. Kitab Bharatayuda, dikarang oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh (pada zaman, Raja Jayabaya, Kediri)
6. Kitab Negarakertagama, dikarang oleh Empu Prapanca (pada zaman Kerajaan Majapahit)
7. Dan Kitab Sutasoma yang dikarang Mpu Tantular (pada zaman Kerajaan Majapahit)
D. Ide Pancasila dicetuskan oleh Ir. Soekarno (Pidato Sukarno 1 Juni 1945) dan ditetapkan 1 Juni sebagai lahirnya Pancasila, pada rapat sidang BPUPKI Pertama.
Sejarah BPUPKI (link time line) :
BPUPKI I (28 Mei 1945 – 1 Juni 1945
) didirikan 1 Maret 19451. BPUPKI Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau dalam bahasa Jepangnya dikenal Dokuritsu Junbii Chōsakai
2. BPUPKI dibentuk oleh Pasukan Belantara Jepang tepatnya Kumaaikici Harada yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito pada tanggal 1 Maret 1945. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan simpati bangsa Indonesia agar tetap mendukung Jepang pada PD II dan Maksud dan tujuan dibentuknya BPUPKI oleh Jepang adalah untuk menyelidiki dan mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan rencana pembentukan negara Indonesia
Wakil Ketua BPUPKI (Icibangase orang Jepang sekaligus sebagai kepala Badan Perundingan) dan (RP. Suroso yang sekaligus sebagai kepala sekretariat , Gub Jateng I dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. AG. Pringgodigdo.)
4. Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI I diresmikan dan beranggotakan 60 orang. Di adakan di “Chuo Sangi In”/ Gedung Volksraad DPR Hindia Belanda/ Gedung Pancasila (Kini) di Jl. Pejambon 6.
5. Tujuan diadakan Sidang BPUPKI I untuk membahas bentuk Negara Indonesia filsafat negara "Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar negara Indonesia.
RUMUSAN DASAR NEGARA RI
6. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat”.
7. Pada Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Mr. Dr. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang dia namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial”.
8. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang dia namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa”. Gagasan Ir Soekarno dikenal sebagai “PANCASILA”
9. Menurut Ir. Soekarno Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan menurut Ir Soekarno Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”
10. 1 Juni 1945 didirikan “Panitia Sembilan” yaitu Panitia Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan, 9 sembilan anggotanya ialah : 1) Ir Soekarno (Ketua) Surabaya 6 Juni 1901 – Jakarta, 21 Juni 1970
Presiden RI Pertama (18 agustus 1945 – 22 Feb 1967)
2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) Wapres RI 18 agustus 1945 – 1 Des 1956
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) Menlu I
4) Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota) Sejarahwan, Budayawan & Politikus
5) Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) Menteri Negara Kabinet I 6) Abdoel Kahar Moezakir (anggota) Rektor UII 1948-1960
7) Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
Bapak pendiri Kemerdekaan RI dan penandatanganan konstitusi, Perancang Pembukaan Pancasila, Menhub Kabinet Pertama, adik Tjokroaminoto pemimpin Serikat Islam, Pemimpin PSII (Partai Sarekat Islam Indonesia), Pembentuk Gabungan Politik Indonesia
8)
Haji Agus Salim (anggota)Menlu ke 3, anggota Volksraad (1921-1924), anggota panitia 9
BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945 , Menteri Muda Luar Negeri
Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947, pembukaan hubungan
diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir
pada tahun 1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin
1947, Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Karya Tulis :
Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia
,
Dari Hal Ilmu
Quran
,
Muhammad voor en na de Hijrah
,
Gods Laatste Boodschap
,
Jejak Langkah Haji Agus Salim
9) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) Menkeu I
Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BPUPKI II (10 Juli 1945 – 14 Juli 1945)
12. BPUPKI kali ini membahas 6 Hal Agenda tentang : 1 wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, 2 kewarganegaraan Indonesia, 3 rancangan Undang-Undang Dasar, 4 ekonomi dan keuangan, 5 pembelaan negara, 6 serta pendidengajaran
13. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta).
14. Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut :
1) Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil) 2) Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
3) Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota) 4) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
5) Mr. Raden Panji Singgih (anggota) 6) Haji Agus Salim (anggota)
7) Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut
16. Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancangan Undang-Undang Dasar yang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu :
1) Pernyataan tentang Indonesia Merdeka 2) Pembukaan UUD
3)
Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar 1945", yang isinya meliputi :a. Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas
wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya,
Borneo Utara (sekarang adalah wilayah Sabah dan wilayah
Serawak di negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang adalah
wilayah negara Timor Leste), dan pulau-pulau di
sekitarnya.
b.
Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan,
c.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik,
d.
Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah
Putih,
e.
Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia.
Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI
17. Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
18. Digantikan dengan dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalam bahasa Jepang: “Dokuritsu Junbi Inkai” dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya.
19. Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah:
2) Melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru.
20. Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang
sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia Belanda, terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatera, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. Soekarno, dan sebagai wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta, sedangkan sebagai penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota "PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman
Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa
Koesoemasoemantri, dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
21. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh Jendral Terauchi, dengan mendatangkan 1 Ir. Soekarno, 2 Drs. Mohammad Hatta dan 3 Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh"
22. Pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum keagamaan yang beragama non-Muslim serta pihak kaum keagamaan yang menganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan yang beragama Islam guna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter
24. Hasil perubahan yang dibacakan DRS. M Hatta kemudian disepakati sebagai " pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 " adalah :
1) Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari bahasa Arab, muqaddimah, diganti dengan kata “Pembukaan”.
2) Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diganti dengan, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
3) Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, seperti tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata “dan beragama Islam”.
4) Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal 29 ayat 1 dari yang semula berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.