DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 9
2.1.2 Industri Pariwisata dan Produk Wisata ... 10
2.1.3 Wisata Kuliner dan Produk Wisata Kuliner ... 13
2.1.3.1 Potensi Produk Wisata Kuliner ... 15
2.1.3.2 Produk Unggulan ... 16
2.1.4 Wisatawan ... 17
2.1.5 Minat ... 18
2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 21
2.3 Kerangka Pemikiran ... 22
2.4 Hipotesis ... 23
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 25
3.2 Metode Penelitian ... 26
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 26
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 26
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 28
3.3.1 Populasi ... 28
3.3.2 Sampel ... 29
3.3.3 Teknik Sampling ... 30
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 32
3.5.1 Uji Validitas... 32
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 34
3.6 Teknik Analisis Data ... 35
3.6.1 Method of Successive Interval (MSI) ... 36
3.7 Uji Hipotesis ... 36
3.7.1 Regresi Linier Berganda ... 39
3.7.2 Koefisien Determinan (r-square) ... 40
3.7.3 Uji Regresi secara Simultan (Uji F) ... 40
3.7.4 Uji Regresi secara Parsial (Uji t) ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42
4.1.2 Karakteristik Wisatawan Mancanegara di Wilayah Cibeunying ... 43
4.1.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.1.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 44
4.1.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Kewarganegaraan ... 45
4.1.2.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tujuan
Berkunjung ... 47
4.1.2.6 Karakteristik Responden berdasarkan Sumber Informasi ... 48
4.1.2.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 49
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 50
4.1.3.1 Faktor Lokasi (X1) ... 50
4.1.3.2 Faktor Aksesibilitas (X2) ... 52
4.1.3.3 Faktor Ketersediaan Atraksi (X3) ... 53
4.1.3.4 Faktor Nilai Budaya (X4) ... 54
4.1.3.5 Faktor Layanan (X5) ... 55
4.1.3.6 Faktor Harga (X6) ... 57
4.1.3.7 Faktor Keamanan (X7) ... 58
4.1.3.8 Faktor Image (X8) ... 59
4.1.4 Rekapitulasi Faktor Penarik dari Produk Kuliner Unggulan Bandung terhadap Minat Responden ... 60
4.1.5 Minat Responden terhadap Produk Kuliner Unggulan Bandung ... 61
4.2 Pengujian Hipotesis ... 62
4.2.1 Model Persamaan Regresi Linear Berganda Pengaruh Lokasi (X1), Aksesibilitas (X2), Ketersediaan Atraksi (X3), Nilai Budaya (X4), Layanan (X5), Harga (X6), Keamanan (X7), dan Image (X8) terhadap Minat (Y) Wisatawan Mancanegara ... 64
4.2.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R-Square) ... 66
4.2.3 Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 67
4.2.4 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 68
4.3 Pembahasan ... 68
5.2 Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
DAFTAR TABEL
1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2009-2011 . 3
2.1 Definisi Wisata Kuliner ... 13
2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 21
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27
3.2 Hasil Uji Validitas ... 33
3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 34
3.4 Interval Kelas Mean Score ... 36
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 44
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Kewarganegaraan ... 45
4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 46
4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 47
4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Sumber Informasi ... 48
4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 49
4.8 Faktor Lokasi yang Menarik Minat Responden ... 50
4.9 Faktor Aksesibilitas yang Menarik Minat Responden ... 52
4.10 Faktor Ketersediaan Atraksi yang Menarik Minat Responden ... 53
4.11 Faktor Nilai Budaya yang Menarik Minat Responden ... 54
4.12 Faktor Layanan yang Menarik Minat Responden ... 56
4.13 Faktor Harga yang Menarik Minat Responden ... 57
4.14 Faktor Keamanan yang Menarik Minat Responden ... 58
4.15 Faktor Image yang Menarik Minat Responden ... 59
4.16 Rekapitulasi Faktor Penarik terhadap Minat Responden ... 61
4.17 Minat Responden terhadap Produk Kuliner Unggulan Bandung .... 61
4.18 Matriks Korelasi antar Variabel dengan Minat Wisatawan Mancanegara... 63
4.19 Koefisien Regresi ... 64
4.20 Pengaruh Faktor Penarik terhadap Minat Wisman ... 66
4.21 Hasil Uji F Faktor Penarik terhadap Minat Wisman ... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Hal.
1.1 Peta Pembagian Wilayah Kota Bandung ... 2
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 45
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Kewarganegaraan ... 46
4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 47
4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 48
4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Sumber Informasi ... 49
4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 50
4.8 Daerah Kriteria Faktor Lokasi ... 51
4.9 Daerah Kriteria Faktor Aksesibilitas... 53
4.10 Daerah Kriteria Faktor Ketersediaan Atraksi... 54
4.11 Daerah Kriteria Faktor Nilai Budaya ... 55
4.12 Daerah Kriteria Faktor Layanan ... 56
4.13 Daerah Kriteria Faktor Harga ... 57
4.14 Daerah Kriteria Faktor Keamanan ... 58
4.15 Daerah Kriteria Faktor Image ... 60
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang berkontribusi
cukup besar di suatu negara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka
Pangestu mengatakan, bahwa pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia
(Prihtiyani, 2012). Usaha pengembangan pariwisata ini juga didukung oleh UU
No. 10 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu
daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD), meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan
kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya
setempat.
Pengembangan pariwisata juga berdampak pada peningkatan jumlah
wisatawan baik secara global maupun nasional. United Nation World Tourism
Organization (UNWTO) mencatat telah terjadi pertumbuhan dalam bidang
pariwisata tahun 2011 sebesar 4,4 % berdasarkan jumlah kedatangan wisatawan di
lokasi wisata dunia. Selama tahun 2011, pertumbuhan jumlah pengunjung di
kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara menjadi yang terbaik yakni 9-10% (Itm,
2012).
Seiring dengan pertumbuhan pariwisata ini, Badan Pusat Statistik (BPS)
meningkat 6,4 % dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebanyak
1.611.176 wisatawan mancanegara (Wulandari, 2011). Salah satu penyebabnya
karena Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari segi alam,
sosial, budaya, maupun dari segi kuliner.
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah tujuan wisata di
Indonesia, karena memiliki berbagai macam obyek wisata baik obyek wisata
alam, wisata pantai, maupun wisata budayanya. Salah satu daerah tujuan wisata di
provinsi Jawa Barat yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata tersebut adalah
Kota Bandung.
Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat. Secara geografis,
Kota Bandung terletak diantara 107o Bujur Timur dan 6o55’ Lintang Selatan. Secara administratif, wilayah Kota Bandung mencangkup enam wilayah
pengembangan yaitu Wilayah Bojonegara, Wilayah Cibeunying, Wilayah
Tegallega, Wilayah Karees, Wilayah Ujungberung, dan Wilayah Gedebage.
Gambar1.1
Setiap tahun, selalu terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke kota Bandung, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara.
Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Tahun 2009-2011
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2012)
Berdasarkan Tabel 1.1, salah satu faktor penyebab tingginya jumlah
wisatawan mancanegara dan nusantara ini dikarenakan wisatawan datang ke
Bandung tertarik untuk mengunjungi objek wisata kuliner. Kondisi faktual ini
ditandai dengan kemacetan di jalan-jalan Kota Bandung dan ramainya tempat
makan seperti restoran dan café oleh pengunjung disetiap akhir pekan.
Hal ini dipertegas dengan pendapat Kardigantara dan Goeltom (2006,
p.36), yang menyatakan bahwa belakangan muncul suatu trend baru dalam dunia
kepariwisataan, yaitu wisata gastronomi atau yang lebih populer dikenal di
masyarakat Indonesia dengan istilah wisata kuliner.
Sebagai salah satu kota yang dijuluki sebagai kota wisata kulineer, maka
banyak wisatawan nusantara maupun mancanegara yang mengunjungi kota
Bandung. Namun sayangnya, produk kuliner Bandung masih kurang populer
dibandingkan dengan produk kuliner daerah lain seperti Padang, Bali, dan
Jogjakarta.
Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Wisatawan
2009 168.712 2.928.157 3.096.869
2010 180.603 3.205.269 3.385.872
Kekayaan kuliner Indonesia ini potensial untuk dikembangkan dalam
menarik minat wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata kuliner, salah satunya
adalah kekayaan kuliner kota Bandung. Menurut Shadili (1987, p.2252) dalam
Hutabarat (2010, p. 125), kata minat berasal dari bahasa Inggris yaitu interest
yang berarti perhatian, jadi minat merupakan kecenderungan bertingkah laku yang
terarah terhadap kegiatan, objek kegiatan, atau pengalaman tertentu. Adapun
faktor yang menarik minat wisatawan untuk membeli jasa atau mengunjungi
obyek wisata adalah lokasi, aksesibilitas, ketersediaan atraksi, nilai budaya,
layanan, harga yang terjangkau, keamanan, dan image positif dari daerah tujuan
wisata itu sendiri (Weaver & Oppermann: 2000, p.456 dalam Widjaya dan
Natalia, 2010).
Kota Bandung juga memiliki beraneka macam produk wisata kuliner yang
dapat dijadikan sebagai salah satu aset pariwisata, khususnya wisata kuliner.
Produk wisata kuliner Bandung ini memiliki keunggulan dari segi cita rasa yang
sesuai dengan selera wisatawan dan harga yang terjangkau juga realistis. Bagi
wisatawan mancanegara, produk wisata kuliner yang identik dengan Kota
Bandung diantaranya surabi, colenak, batagor, nasi liwet, dan semur jengkol.
Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di
wilayah administratif Kota Bandung dan memiliki objek wisata kuliner yang
cukup banyak. Kawasan Dago, Cihampelas, dan Braga merupakan kawasan
favorit yang sering dikunjungi wisatawan untuk berwisata, baik wisata kuliner,
wisata belanja, ataupun wisata heritage. Wilayah Cibeunying itu sendiri
Karees di sebelah selatan, wilayah Ujung Berung di sebelah timur dan wilayah
Bojonegara di sebelah barat (Ardi, 2012). Lokasinya yang strategis membuat
wilayah Cibeunying mudah untuk diakses dari berbagai wilayah lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
bagaimana produk wisata kuliner unggulan Bandung yang tersebar di wilayah
Cibeunying ini dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke Kota Bandung
sebagai destinasi pariwisata. Oleh sebab itu, maka penulis melakukan penelitian
dengan topik “Analisis Faktor-Faktor yang Menarik Minat Wisatawan Mancanegara Terhadap Produk Wisata Kuliner Unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
b. Apakah aksesibilitas lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di
Wilayah Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
c. Apakah atraksi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
d. Apakah nilai budaya produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
e. Apakah layanan penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
f. Apakah harga produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
g. Apakah keamanan lokasi produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
h. Apakah image produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
dapat menarik minat wisatawan mancanegara?
i. Sejauhmana minat wisatawan mancanegara terhadap produk wisata kuliner
unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying?
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh hasil temuan
mengenai :
a. Untuk mengetahui pengaruh lokasi penjualan produk kuliner unggulan
Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
b. Untuk mengetahui pengaruh aksesibilitas lokasi penjualan produk kuliner
unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat
wisatawan mancanegara.
c. Untuk mengetahui pengaruh atraksi penjualan produk kuliner unggulan
Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan
d. Untuk mengetahui pengaruh nilai budaya produk kuliner unggulan
Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
e. Untuk mengetahui pengaruh layanan penjualan produk kuliner unggulan
Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
f. Untuk mengetahui pengaruh harga produk kuliner unggulan Bandung di
Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
g. Untuk mengetahui pengaruh keamanan lokasi produk kuliner unggulan
Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
h. Untuk mengetahui pengaruh image produk kuliner unggulan Bandung di
Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
i. Untuk mengetahui sejauhmana minat wisatawan mancanegara terhadap
produk wisata kuliner unggulan Bandung di wilayah Cibeunying.
1. 4 Manfaat Penelitian
Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik
secara ilmiah maupun manfaat praktisnya:
a. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian
keilmuan mengenai potensi produk wisata kuliner unggulan baik yang
berada di dalam/luar Kota Bandung dan juga minat wisatawan
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
dan pertimbangan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
untuk mengembangkan potensi produk wisata kuliner Kota Bandung
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Objek dan Subjek Penelitian
Penelitian ini menganalisis produk wisata kuliner unggulan Bandung yang
tersebar di wilayah Cibeunying yang dapat menarik minat wisatawan
mancanegara untuk datang ke Kota Bandung dan mencicipi produk tersebut.
Adapun yang menjadi objek atau variabel bebas dari penelitian ini adalah lokasi,
aksesibilitas, atraksi, nilai budaya, layanan, harga, stabilitas keamanan, dan image
positif dari produk wisata kuliner unggulan Bandung (independent variable).
Produk wisata kuliner unggulan Bandung tersebut adalah surabi dan colenak.
Sedangkan yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah minat
wisatawan mancanegara terhadap produk wisata kuliner unggulan Bandung
(dependent variable). Dan yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan
mancanegara yang datang ke Kota Bandung.
Penelitian ini dilakukan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung
ke Kota Bandung dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari
Maret 2012 hingga Juni 2012, oleh karena itu metode pengembangan yang
dilakukan adalah cross sectional. Cross sectional method menurut Husein Umar
(2007, p.42) adalah studi yang dilakukan dari sekumpulan data untuk meneliti
suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.
3.2Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah kualitatif
dan kuantitatif. Melalui jenis penelitian ini akan diketahui signifikansi hubungan
antar variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan
verifikatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau
gambaran mengenai potensi produk wisata kuliner Bandung dan produk unggulan
Bandung (surabi dan colenak) berdasarkan minat responden. Penelitian verifikatif
pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel
melalui suatu pengujian kebenaran hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan
data di lapangan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah operasionalisasi variabel yang
dapat memberikan petunjuk dan sangat membantu bagi seorang peneliti untuk
mengukur suatu variabel. Penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011, p.4), variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep
Empiris Konsep Analitik Skala Lokasi (X1) Lokasi yang strategis
dapat menstimulus
wisatawan untuk datang mengunjungi daerah untuk melakukan suatu perjalanan wisata.
Atraksi dalam sebuah obyek wisata adalah
Budaya merupakan salah satu faktor yang menarik wisatawan untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata. Sebab wisatawan biasanya tertarik dan
ingin mencari
Layanan (X5) Ketersediaan fasilitas
Variabel Konsep Teoritis Konsep
Empiris Konsep Analitik Skala Harga (X6) Keterjangkauan harga
merupakan faktor
penting dalam menarik wisatawan untuk tujuan tertentu.
wisatawan tidak akan bepergian ke suatu obyek
obyek wisata tersebut akan menarik pilihan wisatawan terhadap suatu obyek wisata. Image ini
terbentuk melalui
informasi dari berbagai sumber yang diterima oleh wisatawan.
bertingkah laku yang terarah terhadap kegiatan
3.3Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2000, p.57), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
jelas mengenai populasi yang akan menjadi target penelitian. Sehingga,
kesimpulan dari hasil penelitian tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran
yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini, target populasi yang menjadi subjek penelitian
adalah wisatawan mancanegara yang datang ke Kota Bandung. Populasi yang
digunakan adalah populasi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun
2011 yang berjumlah 194.062 (BPS Kota Bandung, 2012).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono: 2000, p.57). Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bandung. Jumlah
sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 100 sampel.
Ukuran sampel tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus Slovin yang ditulis oleh Husein Umar (2007, p.78) yaitu:
� = �
1 + ��² (Husein Umar: 2007, p. 78)
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.
� = 194.062
Berdasarkan perhitungan di atas dengan tingkat toleransi sebesar 10% ,
maka diperoleh ukuran sampel (n) sebanyak 100 orang.
3.3.3 Teknik Sampling
Sugiyono (2011, p.62) mengemukakan bahwa teknik sampling adalah
teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya teknik sampling dikelompokan
menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Kelompok yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah
nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono: 2007, p.96).
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu :
a. Data primer
Menurut Umar (2007, p.42), data primer merupakan data yang didapat dari
sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti dari hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sumber data primer penelitian ini
- Kuesioner
Kuesioner ini diberikan kepada responden (wisatawan mancanegara) untuk
mengetahui minat responden untuk menikmati produk wisata kuliner unggulan
Bandung.
- Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan mengadakan tanya-jawab kepada responden
maupun pihak-pihak yang terkait.
- Observasi
Sebelum melakukan observasi, penulis melakukan studi pustaka, lalu
dilanjutkan dengan studi lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai
data penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Data yang didapatkan berupa data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun
non komersial. Sumber data sekunder penelitian ini berasal dari :
- Buku
- Situs web
Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi data mengenai produk
wisata kuliner unggulan Bandung yang menjadi obyek penelitian dan juga sebagai
3.5Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner yang digunakan bertujuan untuk mengetahui pendapat
seseorang mengenai produk wisata kuliner unggulan Bandung dan pengaruhnya
terhadap minat wisatawan mancanegara. Skala yang digunakan adalah skala
ordinal, yaitu skala yang mengandung unsur penamaan atau kategorisasi, juga
memiliki unsur urutan/peringkat (order = urutan).
Ada dua syarat penting yang berlaku untuk sebuah kuesioner, yaitu
keharusan kuesioner tersebut untuk valid dan reliable.
3.5.1 Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan/pertanyaan pada
kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk menguji validitasnya digunakan rumus korelasi Product
Moment, dengan persamaan sebagai berikut:
r= nΣXY− ΣX (ΣY) nΣX – ΣX nΣY – ΣYi
Keterangan:
r = koefisien validitas item yang dicari
x = skor yang diperoleh dari subjek setiap item
y = skor yang diperoleh dari subjek seluruh item
Σx = jumlah skor dalam distribusi x
Σy = jumlah skor dalam distribusi y
Σx2
Σy2
= jumlah kuadrat pada masing-masing skor y
n = jumlah responden
Dimana nilai r dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikansi α
= 5% (0,195) dan kriteria pengujian validitas sebagai berikut:
1. Jika r hitung > rtabel maka pernyataan dikatakan valid.
2. Jika r hitung < rtabel maka pernyataan dikatakan tidak valid.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS
20.0 for Windows didapat hasil pengujian pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas
No. Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Lokasi
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa nilai rhitung > rtabel dari setiap
pertanyaan seluruh faktor variabel independen produk kuliner unggulan Bandung
merupakan pertanyaan yang valid terhadap minat reponden.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliable (handal) berarti instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono: 2011, p.349). Uji reliabilitas ini dapat menggunakan
rumus:
ri =
2r
1+r (Sugiyono: 2011, p. 359)
Keterangan:
ri = reliabilitas seluruh instrumen
rb = korelasi Product Moment antara belahan instrumen
Dimana kriteria pengujian validitas sebagai berikut:
1. Jika ri hitung > rtabel maka pernyataan dikatakan reliable.
2. Jika ri hitung < rtabel maka pernyataan dikatakan tidak reliable.
Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas kuesioner dengan
menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for Windows.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha N of Items
.910 16
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa nilai rhitung dari seluruh
pertanyaanvariabel independen sebesar 0,910 > rtabel (0,195), hal ini menunjukkan
bahwa pertanyaan seluruh variabel independen kuesioner surabi merupakan
pertanyaan yang reliable terhadap minat reponden.
3.6Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini diarahkan pada pengujian hipotesis serta
menjawab rumusan masalah yang diajukan. Dalam penelitian ini terdapat dua
analisis data, yaitu:
a. Analisis deskriptif kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengungkapkan masalah
dalam bentuk narasi berdasarkan variabel yang diteliti dengan tujuan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel yang menghubungkan faktor-faktor dalam
sebuah produk wisata kuliner unggulan Bandung yang dapat menarik minat
wisatawan mancanegara.
b. Analisis verifikatif kuantitatif
Data yang digunakan peneliti adalah data kualitatif yang diperoleh dari
kuesioner yang dirubah menjadi data kuantatif. Data kuantitatif diperoleh dari data
ordinal yang dirubah menjadi interval menggunakan method of successive interval
(MSI). Kemudian untuk menentukan pengaruh variabel X terhadap Y, maka
3.6.1 Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal, sehingga agar analisis dapat
dilanjutkan maka skala pengukuran harus dinaikkan (ditransformasikan) ke dalam
skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval (MSI).
Menurut Syarifudin Hidayat (2005, p.55), pengertian Method Successive
Interval (MSI) adalah “Metode pengskalaan untuk menaikkan skala pengukuran
ordinal ke skala pengukuran interval”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Skala Likert yang memiliki 5
kelas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Interval kelas = nilai tertinggi −nilai terendah
jumlah kelas (Sugiyono: 2011, p. 49)
Maka interval kelas ini menjadi:
Interval kelas = 5−1
5 = 0,8
Sehingga didapatkan klasifikasi kelas sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interval Kelas Mean Score Interval Kelas Nilai Keterangan
1,00 – 1,80 1 Sangat tidak berminat 1,80 – 2,60 2 Tidak berminat
2,60 – 3,40 3 Netral
3,40 – 4,20 4 Berminat
4,20 – 5,00 5 Sangat berminat
3.7Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dapat
merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji
hipotesis yang digunakan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment
untuk kedua variabel tersebut.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh lokasi penjualan produk
kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5… bn≠ 0 terdapat pengaruh lokasi penjualan produk kuliner
unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh aksesibilitas lokasi
penjualan produk kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat
wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn ≠ 0 terdapat pengaruh aksesibilitas lokasi penjualan
produk kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh atraksi produk kuliner
unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5… bn≠ 0 terdapat pengaruh atraksi produk kuliner unggulan
Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh nilai budaya produk
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn ≠ 0 terdapat pengaruh nilai budaya produk kuliner
unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5… bn = 0 tidak terdapat pengaruh layanan penjualan produk
kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn ≠ 0 terdapat pengaruh layanan penjualan produk
kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh harga produk kuliner
unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn≠ 0 terdapat pengaruh harga produk kuliner unggulan
Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh keamanan lokasi produk
kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5… bn≠ 0 terdapat pengaruh keamanan lokasi produk kuliner
unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh image produk kuliner
unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn≠ 0 terdapat pengaruh image produk kuliner unggulan
Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95%,
3.7.1 Regresi Linier Berganda
Selain itu, untuk mengukur hubungan matematis antara faktor penarik
produk wisata kuliner unggulan Bandung (surabi dan colenak) dan minat
wisatawan mancanegara, maka dihitung menggunakan analisis regresi linier
berganda. Bentuk persamaan regresi linier berganda adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn (Sugiyono: 2011, p.276)
Sehingga bentuk persamaannya menjadi:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8
Keterangan:
Y = minat wisatawan mancanegara terhadap produk unggulan
a = konstanta
b1 = koefisien regresi untuk lokasi
X1 = variabel lokasi
b2 = koefisien regresi untuk aksesibilitas
X2 = variabel aksesibilitas
b3 = koefisien regresi untuk atraksi
X3 = variabel atraksi
b4 = koefisien regresi untuk nilai budaya
X4 = variabel nilai budaya
b5 = koefisien regresi untuk layanan
X5 = variabel layanan
b6 = koefisien regresi untuk harga
b7 = koefisien regresi untuk keamanan
X7 = variabel keamanan
b8 = koefisien regresi untuk image
X8 = variabel image
3.7.2 Koefisien Determinan (R-square)
Pengujian koefisien determinan (R-square) digunakan untuk melihat
seberapa besar pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8)
terhadap variabel dependen (Y). Koefisien determinan (R-square) berkisar
antara nol sampai dengan satu (0≤R-square≤1). Hal ini berarti, nilai R-square
= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, bila R-square mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.7.3 Uji Regresi secara Simultan (Uji F)
Uji simultan ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan atau tidak terhadap
variabel dependen dengan rumus hipotesis:
Ho: βi = 0, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap variabel dependen.
Ho diterima bila p=value > α (5%)
Ho ditolak bila p=value < α (5%)
3.7.4 Uji Regresi secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen, dengan rumusan hipotesis
Ho: βi = 0, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi hipotesis, dihitung dengan
menggunakan uji t dengan rumus:
t = r n−2
1−r (Sugiyono: 2011, p.230)
Keterangan:
t = t hitung
n = ukuran sampel
r = nilai koefisien korelasi Product Moment
Dimana kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:
1. Jika thitung > ttabel, berarti variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y (Ha diterima atau Ho ditolak).
2. Jika thitung < ttabel, berarti variabel X berpengaruh tidak signifikan terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat
ditarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
berpengaruh positif dan signifikan dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
2. Aksesibilitas lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying berpengaruh negatif dan signifikan dalam menarik minat
wisatawan mancanegara.
3. Ketersediaan atraksi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying berpengaruh positif dan signifikan dalam menarik minat
wisatawan mancanegara.
4. Nilai budaya produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
5. Layanan penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
berpengaruh positif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan
6. Harga produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
7. Keamanan lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah
Cibeunying berpengaruh positif dan tidak signifikan dalam menarik minat
wisatawan mancanegara.
8. Image produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying
berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan
mancanegara.
9. Faktor yang dominan mempengaruhi minat wisatawan mancanegara terhadap
produk kuliner unggulan Bandung adalah lokasi dan ketersediaan atraksi.
Berdasarkan hasil uji t, kedua faktor tersebut berpengaruh signifikan dalam
menarik minat wisatawan mancanegara terhadap produk kuliner unggulan
Bandung. Sebab lokasi yang mudah dijangkau dan strategis juga ketersediaan
atraksi yang ditawarkan dari produk kuliner unggulan Bandung berupa
keunikan proses pembuatan surabi yang dimasak dengan cara dibakar dengan
menggunakan kayu bakar dan pembuatan colenak yang dimasak dengan cara
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan
adalah untuk meningkatkan minat wisatawan mancanegara terhadap produk
kuliner unggulan Bandung dapat dilakukan promosi yang lebih baik lagi, promosi
ini akan lebih efektif jika didukung oleh berbagai pihak seperti pemerintah,
entrepreneur kuliner dan travel agent. Sebab dari hasil penelitian, produk kuliner
unggulan Bandung ini potensial untuk dipromosikan kepada wisatawan
mancanegara karena rasa yang sesuai dengan selera wisatawan mancanegara dan
harga yang terjangkau. Selain itu, lokasi yang strategis dan mudah dijangkau juga
ketersediaan atraksi yang dimiliki oleh produk kuliner unggulan Bandung dapat
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Yusak & Satrya. 2008. Sparkling Surabaya: Pariwisata dengan Huruf L.
Surabaya: Bayumedia Publishing.
Ardi. 2012. Evaluasi Kualitas Lingkungan Pemukiman dengan Analisis Citra
Quickbird dan Sistem Informasi Geografis di Wilayah Cibeunying
Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2012.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. 2012.
Everett, S., & Aitchison, C. 2008. “The Role of Food Tourism in Sustaining Regional Identity: A case study of Cornwall, South West England”. Journal of Sustainable Tourism, 16 (2). 150-167.
Ftr. 2011. Kuliner Nusantara Berpotensi Mendunia. Okezone [Online]. Tersedia:
http://music.okezone.com/read/2011/11/04/299/524843/kuliner-nusantara-berpotensi-mendunia [13 Februari 2012]
Hall, C. Michael. 2006. “Culinary Tourism and Regional Development: From Slow Food to Slow Tourism?” Tourism Review International. New Zealand. [Online]. Tersedia: http://canterbury-nz.academia.edu/CMichael
Hall/Papers/10142/Culinary_tourism_and_regional_development_From_sl
ow_food_to_slow_tourism [24 Februari 2012]
Hurabarat, D. Mery. 2010. “Analisis Pengetahuan Tentang Objek Wisata dan
Minat Wisatawan Jerman Berkunjung ke Indonesia”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 1 April 2010. 123-130. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Insani, R. Fadillah. 2010. Pengembangan Produk Kreatif Pariwisata dalam
Membentuk Brand Image Kota Bandung sebagai Kota Kreatif yang
Itm. 2012. UNWTO: Pertumbuhan Pariwisata Asia Tenggara dan Selatan
Terbaik Dunia. Tourism Monitor [Online]. Tersedia: http://indonesia
tourismmonitor.blogspot.com/2012/01/unwto-pertumbuhan-pariwisataasia.
html. [12 Februari 2012]
Jalis, M. Hairi. 2009. “Western Tourist Perception of Malaysian Gastronomic Products”. Journal Asian Social Science Vol. 5 No. 1. Terengganu: UiTM Malaysia.
Kardigantara, S. dan Goeltom, D. A. 2006. “Dampak Wisata Kuliner di Kota Bandung Terhadap Aspek Sosial dan Budaya”. Jurnal Pariwisata. 35-39. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Long, L. M. 2006. Culinary Tourism. Lexington, Ky : University Press of
Kentucky.
Mazrella. 2008. Restaurant-Culinary Tourism. Quantified Marketing [Online].
Tersedia: http://www.quantifiedmarketing.com/learning_center/restaurant
-culinarytourism.php [24 Februari 2012]
Pitana, I Gde & Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Prihtiyani, E. 2012. Pertumbuhan Pariwisata Selalu di Atas Pertumbuhan
Ekonomi. Kompas [Online]. Tersedia: http://travel.kompas.com/read/
2012/01/06/08213046/Pertumbuhan.Pariwisata.Selalu.di.Atas.Pertumbuha
n.Ekonomi. [12 Februari 2012]
Retno. 2011. Makan, Bukan Sekedar Mengisi Perut. Pikiran Rakyat [Online].
Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com/node/139358 [20 Februari 2012]
Richards, G. 2002. “Gastronomy: an essential ingredient in tourism production
and consumption? In A-M Hjalager & G. Richards (Eds)”, Tourism and
Gastronomy. 3-20. London: Routledge.
Shenoy, S. Sajna. 2005. Food Tourism and The Culinary Tourist. Tesis. Clemson
[Online]. Tersedia: http://www.clemson.edu/centers-institutes/tourism/
documents/ Shenoy2005.pdf [14 Februari 2012]
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Sugiyono. 2000. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Suswantoro. 2007. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:
Gramedia.
Widjaya, V. & Natalia. 2010. Analisa Potensi Produk Wisata Kuliner Surabaya
dan Minat Golongan Dewasa Muda Usia 18-25 Tahun yang Berasal dari
Luar Kota Surabaya dan Sudah Berdomisili di Surabaya Kurang dari 6
Bulan Terhadap Produk Tersebut. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen
Petra.
Wulandari, R. 2011. Kunjungan Wisatawan Semakin Meningkat. Indopos
[Online]. Tersedia:
http://www.indopos.co.id/index.php/arsip-
beritanasional/34-berita-nasional/11492-kunjungan-wisatawan-semakinmeningkat.html. [12 Februari 2012]
Yasa, I. G. W. M. 2007. Ekonomi Kreatif: Konsep, Metodologi dan Implementasi
(Sebuah Pemikiran Awal). Pemerintah Kota Denpasar [Online]. Tersedia:
http//www.denpasarkota.go.id [29 Februari 2012]