• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP PRODUK WISATA KULINER UNGGULAN BANDUNG DI WILAYAH CIBEUNYING : Survey Terhadap Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENARIK MINAT WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP PRODUK WISATA KULINER UNGGULAN BANDUNG DI WILAYAH CIBEUNYING : Survey Terhadap Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kota Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 9

2.1.2 Industri Pariwisata dan Produk Wisata ... 10

2.1.3 Wisata Kuliner dan Produk Wisata Kuliner ... 13

2.1.3.1 Potensi Produk Wisata Kuliner ... 15

2.1.3.2 Produk Unggulan ... 16

2.1.4 Wisatawan ... 17

2.1.5 Minat ... 18

2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Pemikiran ... 22

2.4 Hipotesis ... 23

(2)

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 25

3.2 Metode Penelitian ... 26

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 26

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 26

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 28

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Sampel ... 29

3.3.3 Teknik Sampling ... 30

3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 32

3.5.1 Uji Validitas... 32

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 35

3.6.1 Method of Successive Interval (MSI) ... 36

3.7 Uji Hipotesis ... 36

3.7.1 Regresi Linier Berganda ... 39

3.7.2 Koefisien Determinan (r-square) ... 40

3.7.3 Uji Regresi secara Simultan (Uji F) ... 40

3.7.4 Uji Regresi secara Parsial (Uji t) ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

4.1.2 Karakteristik Wisatawan Mancanegara di Wilayah Cibeunying ... 43

4.1.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.1.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 44

4.1.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Kewarganegaraan ... 45

(3)

4.1.2.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tujuan

Berkunjung ... 47

4.1.2.6 Karakteristik Responden berdasarkan Sumber Informasi ... 48

4.1.2.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 49

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 50

4.1.3.1 Faktor Lokasi (X1) ... 50

4.1.3.2 Faktor Aksesibilitas (X2) ... 52

4.1.3.3 Faktor Ketersediaan Atraksi (X3) ... 53

4.1.3.4 Faktor Nilai Budaya (X4) ... 54

4.1.3.5 Faktor Layanan (X5) ... 55

4.1.3.6 Faktor Harga (X6) ... 57

4.1.3.7 Faktor Keamanan (X7) ... 58

4.1.3.8 Faktor Image (X8) ... 59

4.1.4 Rekapitulasi Faktor Penarik dari Produk Kuliner Unggulan Bandung terhadap Minat Responden ... 60

4.1.5 Minat Responden terhadap Produk Kuliner Unggulan Bandung ... 61

4.2 Pengujian Hipotesis ... 62

4.2.1 Model Persamaan Regresi Linear Berganda Pengaruh Lokasi (X1), Aksesibilitas (X2), Ketersediaan Atraksi (X3), Nilai Budaya (X4), Layanan (X5), Harga (X6), Keamanan (X7), dan Image (X8) terhadap Minat (Y) Wisatawan Mancanegara ... 64

4.2.2 Pengujian Koefisien Determinasi (R-Square) ... 66

4.2.3 Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) ... 67

4.2.4 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 68

4.3 Pembahasan ... 68

(4)

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

DAFTAR TABEL

(5)

1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2009-2011 . 3

2.1 Definisi Wisata Kuliner ... 13

2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 27

3.2 Hasil Uji Validitas ... 33

3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

3.4 Interval Kelas Mean Score ... 36

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 44

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Kewarganegaraan ... 45

4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 47

4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Sumber Informasi ... 48

4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 49

4.8 Faktor Lokasi yang Menarik Minat Responden ... 50

4.9 Faktor Aksesibilitas yang Menarik Minat Responden ... 52

4.10 Faktor Ketersediaan Atraksi yang Menarik Minat Responden ... 53

4.11 Faktor Nilai Budaya yang Menarik Minat Responden ... 54

4.12 Faktor Layanan yang Menarik Minat Responden ... 56

4.13 Faktor Harga yang Menarik Minat Responden ... 57

4.14 Faktor Keamanan yang Menarik Minat Responden ... 58

4.15 Faktor Image yang Menarik Minat Responden ... 59

4.16 Rekapitulasi Faktor Penarik terhadap Minat Responden ... 61

4.17 Minat Responden terhadap Produk Kuliner Unggulan Bandung .... 61

4.18 Matriks Korelasi antar Variabel dengan Minat Wisatawan Mancanegara... 63

4.19 Koefisien Regresi ... 64

4.20 Pengaruh Faktor Penarik terhadap Minat Wisman ... 66

4.21 Hasil Uji F Faktor Penarik terhadap Minat Wisman ... 67

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Hal.

1.1 Peta Pembagian Wilayah Kota Bandung ... 2

(7)

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 45

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Kewarganegaraan ... 46

4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 47

4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 48

4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Sumber Informasi ... 49

4.7 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 50

4.8 Daerah Kriteria Faktor Lokasi ... 51

4.9 Daerah Kriteria Faktor Aksesibilitas... 53

4.10 Daerah Kriteria Faktor Ketersediaan Atraksi... 54

4.11 Daerah Kriteria Faktor Nilai Budaya ... 55

4.12 Daerah Kriteria Faktor Layanan ... 56

4.13 Daerah Kriteria Faktor Harga ... 57

4.14 Daerah Kriteria Faktor Keamanan ... 58

4.15 Daerah Kriteria Faktor Image ... 60

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang berkontribusi

cukup besar di suatu negara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka

Pangestu mengatakan, bahwa pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas

pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

(Prihtiyani, 2012). Usaha pengembangan pariwisata ini juga didukung oleh UU

No. 10 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu

daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD), meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan

kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya

setempat.

Pengembangan pariwisata juga berdampak pada peningkatan jumlah

wisatawan baik secara global maupun nasional. United Nation World Tourism

Organization (UNWTO) mencatat telah terjadi pertumbuhan dalam bidang

pariwisata tahun 2011 sebesar 4,4 % berdasarkan jumlah kedatangan wisatawan di

lokasi wisata dunia. Selama tahun 2011, pertumbuhan jumlah pengunjung di

kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara menjadi yang terbaik yakni 9-10% (Itm,

2012).

Seiring dengan pertumbuhan pariwisata ini, Badan Pusat Statistik (BPS)

(9)

meningkat 6,4 % dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebanyak

1.611.176 wisatawan mancanegara (Wulandari, 2011). Salah satu penyebabnya

karena Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari segi alam,

sosial, budaya, maupun dari segi kuliner.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah tujuan wisata di

Indonesia, karena memiliki berbagai macam obyek wisata baik obyek wisata

alam, wisata pantai, maupun wisata budayanya. Salah satu daerah tujuan wisata di

provinsi Jawa Barat yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata tersebut adalah

Kota Bandung.

Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat. Secara geografis,

Kota Bandung terletak diantara 107o Bujur Timur dan 6o55’ Lintang Selatan. Secara administratif, wilayah Kota Bandung mencangkup enam wilayah

pengembangan yaitu Wilayah Bojonegara, Wilayah Cibeunying, Wilayah

Tegallega, Wilayah Karees, Wilayah Ujungberung, dan Wilayah Gedebage.

Gambar1.1

(10)

Setiap tahun, selalu terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang

berkunjung ke kota Bandung, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan

mancanegara.

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Tahun 2009-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2012)

Berdasarkan Tabel 1.1, salah satu faktor penyebab tingginya jumlah

wisatawan mancanegara dan nusantara ini dikarenakan wisatawan datang ke

Bandung tertarik untuk mengunjungi objek wisata kuliner. Kondisi faktual ini

ditandai dengan kemacetan di jalan-jalan Kota Bandung dan ramainya tempat

makan seperti restoran dan café oleh pengunjung disetiap akhir pekan.

Hal ini dipertegas dengan pendapat Kardigantara dan Goeltom (2006,

p.36), yang menyatakan bahwa belakangan muncul suatu trend baru dalam dunia

kepariwisataan, yaitu wisata gastronomi atau yang lebih populer dikenal di

masyarakat Indonesia dengan istilah wisata kuliner.

Sebagai salah satu kota yang dijuluki sebagai kota wisata kulineer, maka

banyak wisatawan nusantara maupun mancanegara yang mengunjungi kota

Bandung. Namun sayangnya, produk kuliner Bandung masih kurang populer

dibandingkan dengan produk kuliner daerah lain seperti Padang, Bali, dan

Jogjakarta.

Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah Wisatawan

2009 168.712 2.928.157 3.096.869

2010 180.603 3.205.269 3.385.872

(11)

Kekayaan kuliner Indonesia ini potensial untuk dikembangkan dalam

menarik minat wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata kuliner, salah satunya

adalah kekayaan kuliner kota Bandung. Menurut Shadili (1987, p.2252) dalam

Hutabarat (2010, p. 125), kata minat berasal dari bahasa Inggris yaitu interest

yang berarti perhatian, jadi minat merupakan kecenderungan bertingkah laku yang

terarah terhadap kegiatan, objek kegiatan, atau pengalaman tertentu. Adapun

faktor yang menarik minat wisatawan untuk membeli jasa atau mengunjungi

obyek wisata adalah lokasi, aksesibilitas, ketersediaan atraksi, nilai budaya,

layanan, harga yang terjangkau, keamanan, dan image positif dari daerah tujuan

wisata itu sendiri (Weaver & Oppermann: 2000, p.456 dalam Widjaya dan

Natalia, 2010).

Kota Bandung juga memiliki beraneka macam produk wisata kuliner yang

dapat dijadikan sebagai salah satu aset pariwisata, khususnya wisata kuliner.

Produk wisata kuliner Bandung ini memiliki keunggulan dari segi cita rasa yang

sesuai dengan selera wisatawan dan harga yang terjangkau juga realistis. Bagi

wisatawan mancanegara, produk wisata kuliner yang identik dengan Kota

Bandung diantaranya surabi, colenak, batagor, nasi liwet, dan semur jengkol.

Wilayah Cibeunying merupakan salah satu wilayah yang berada di

wilayah administratif Kota Bandung dan memiliki objek wisata kuliner yang

cukup banyak. Kawasan Dago, Cihampelas, dan Braga merupakan kawasan

favorit yang sering dikunjungi wisatawan untuk berwisata, baik wisata kuliner,

wisata belanja, ataupun wisata heritage. Wilayah Cibeunying itu sendiri

(12)

Karees di sebelah selatan, wilayah Ujung Berung di sebelah timur dan wilayah

Bojonegara di sebelah barat (Ardi, 2012). Lokasinya yang strategis membuat

wilayah Cibeunying mudah untuk diakses dari berbagai wilayah lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti

bagaimana produk wisata kuliner unggulan Bandung yang tersebar di wilayah

Cibeunying ini dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke Kota Bandung

sebagai destinasi pariwisata. Oleh sebab itu, maka penulis melakukan penelitian

dengan topik “Analisis Faktor-Faktor yang Menarik Minat Wisatawan Mancanegara Terhadap Produk Wisata Kuliner Unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut :

a. Apakah lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

b. Apakah aksesibilitas lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di

Wilayah Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

c. Apakah atraksi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

d. Apakah nilai budaya produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

(13)

e. Apakah layanan penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

f. Apakah harga produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

g. Apakah keamanan lokasi produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

h. Apakah image produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

dapat menarik minat wisatawan mancanegara?

i. Sejauhmana minat wisatawan mancanegara terhadap produk wisata kuliner

unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh hasil temuan

mengenai :

a. Untuk mengetahui pengaruh lokasi penjualan produk kuliner unggulan

Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

b. Untuk mengetahui pengaruh aksesibilitas lokasi penjualan produk kuliner

unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat

wisatawan mancanegara.

c. Untuk mengetahui pengaruh atraksi penjualan produk kuliner unggulan

Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan

(14)

d. Untuk mengetahui pengaruh nilai budaya produk kuliner unggulan

Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

e. Untuk mengetahui pengaruh layanan penjualan produk kuliner unggulan

Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

f. Untuk mengetahui pengaruh harga produk kuliner unggulan Bandung di

Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

g. Untuk mengetahui pengaruh keamanan lokasi produk kuliner unggulan

Bandung di Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

h. Untuk mengetahui pengaruh image produk kuliner unggulan Bandung di

Wilayah Cibeunying dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

i. Untuk mengetahui sejauhmana minat wisatawan mancanegara terhadap

produk wisata kuliner unggulan Bandung di wilayah Cibeunying.

1. 4 Manfaat Penelitian

Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik

secara ilmiah maupun manfaat praktisnya:

a. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian

keilmuan mengenai potensi produk wisata kuliner unggulan baik yang

berada di dalam/luar Kota Bandung dan juga minat wisatawan

(15)

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

dan pertimbangan bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

untuk mengembangkan potensi produk wisata kuliner Kota Bandung

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini menganalisis produk wisata kuliner unggulan Bandung yang

tersebar di wilayah Cibeunying yang dapat menarik minat wisatawan

mancanegara untuk datang ke Kota Bandung dan mencicipi produk tersebut.

Adapun yang menjadi objek atau variabel bebas dari penelitian ini adalah lokasi,

aksesibilitas, atraksi, nilai budaya, layanan, harga, stabilitas keamanan, dan image

positif dari produk wisata kuliner unggulan Bandung (independent variable).

Produk wisata kuliner unggulan Bandung tersebut adalah surabi dan colenak.

Sedangkan yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah minat

wisatawan mancanegara terhadap produk wisata kuliner unggulan Bandung

(dependent variable). Dan yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan

mancanegara yang datang ke Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Kota Bandung dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, yaitu mulai dari

Maret 2012 hingga Juni 2012, oleh karena itu metode pengembangan yang

dilakukan adalah cross sectional. Cross sectional method menurut Husein Umar

(2007, p.42) adalah studi yang dilakukan dari sekumpulan data untuk meneliti

suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.

(17)

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah kualitatif

dan kuantitatif. Melalui jenis penelitian ini akan diketahui signifikansi hubungan

antar variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat

memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan

verifikatif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran mengenai potensi produk wisata kuliner Bandung dan produk unggulan

Bandung (surabi dan colenak) berdasarkan minat responden. Penelitian verifikatif

pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel

melalui suatu pengujian kebenaran hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan

data di lapangan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah operasionalisasi variabel yang

dapat memberikan petunjuk dan sangat membantu bagi seorang peneliti untuk

mengukur suatu variabel. Penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011, p.4), variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang

(18)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep

Empiris Konsep Analitik Skala Lokasi (X1) Lokasi yang strategis

dapat menstimulus

wisatawan untuk datang mengunjungi daerah untuk melakukan suatu perjalanan wisata.

Atraksi dalam sebuah obyek wisata adalah

Budaya merupakan salah satu faktor yang menarik wisatawan untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata. Sebab wisatawan biasanya tertarik dan

ingin mencari

Layanan (X5) Ketersediaan fasilitas

(19)

Variabel Konsep Teoritis Konsep

Empiris Konsep Analitik Skala Harga (X6) Keterjangkauan harga

merupakan faktor

penting dalam menarik wisatawan untuk tujuan tertentu.

wisatawan tidak akan bepergian ke suatu obyek

obyek wisata tersebut akan menarik pilihan wisatawan terhadap suatu obyek wisata. Image ini

terbentuk melalui

informasi dari berbagai sumber yang diterima oleh wisatawan.

bertingkah laku yang terarah terhadap kegiatan

3.3Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2000, p.57), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(20)

jelas mengenai populasi yang akan menjadi target penelitian. Sehingga,

kesimpulan dari hasil penelitian tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran

yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini, target populasi yang menjadi subjek penelitian

adalah wisatawan mancanegara yang datang ke Kota Bandung. Populasi yang

digunakan adalah populasi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun

2011 yang berjumlah 194.062 (BPS Kota Bandung, 2012).

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono: 2000, p.57). Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Bandung. Jumlah

sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar 100 sampel.

Ukuran sampel tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus Slovin yang ditulis oleh Husein Umar (2007, p.78) yaitu:

� = �

1 + ��² (Husein Umar: 2007, p. 78)

Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

� = 194.062

(21)

Berdasarkan perhitungan di atas dengan tingkat toleransi sebesar 10% ,

maka diperoleh ukuran sampel (n) sebanyak 100 orang.

3.3.3 Teknik Sampling

Sugiyono (2011, p.62) mengemukakan bahwa teknik sampling adalah

teknik pengambilan sampel. Pada dasarnya teknik sampling dikelompokan

menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

Kelompok yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah

nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

cocok sebagai sumber data (Sugiyono: 2007, p.96).

3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu :

a. Data primer

Menurut Umar (2007, p.42), data primer merupakan data yang didapat dari

sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti dari hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sumber data primer penelitian ini

(22)

- Kuesioner

Kuesioner ini diberikan kepada responden (wisatawan mancanegara) untuk

mengetahui minat responden untuk menikmati produk wisata kuliner unggulan

Bandung.

- Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan mengadakan tanya-jawab kepada responden

maupun pihak-pihak yang terkait.

- Observasi

Sebelum melakukan observasi, penulis melakukan studi pustaka, lalu

dilanjutkan dengan studi lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai

data penelitian.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian. Data yang didapatkan berupa data yang sudah jadi yang dikumpulkan

oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun

non komersial. Sumber data sekunder penelitian ini berasal dari :

- Buku

- Situs web

Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi data mengenai produk

wisata kuliner unggulan Bandung yang menjadi obyek penelitian dan juga sebagai

(23)

3.5Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner yang digunakan bertujuan untuk mengetahui pendapat

seseorang mengenai produk wisata kuliner unggulan Bandung dan pengaruhnya

terhadap minat wisatawan mancanegara. Skala yang digunakan adalah skala

ordinal, yaitu skala yang mengandung unsur penamaan atau kategorisasi, juga

memiliki unsur urutan/peringkat (order = urutan).

Ada dua syarat penting yang berlaku untuk sebuah kuesioner, yaitu

keharusan kuesioner tersebut untuk valid dan reliable.

3.5.1 Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan/pertanyaan pada

kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Untuk menguji validitasnya digunakan rumus korelasi Product

Moment, dengan persamaan sebagai berikut:

r= nΣXY− ΣX (ΣY) nΣX – ΣX nΣY – ΣYi

Keterangan:

r = koefisien validitas item yang dicari

x = skor yang diperoleh dari subjek setiap item

y = skor yang diperoleh dari subjek seluruh item

Σx = jumlah skor dalam distribusi x

Σy = jumlah skor dalam distribusi y

Σx2

(24)

Σy2

= jumlah kuadrat pada masing-masing skor y

n = jumlah responden

Dimana nilai r dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikansi α

= 5% (0,195) dan kriteria pengujian validitas sebagai berikut:

1. Jika r hitung > rtabel maka pernyataan dikatakan valid.

2. Jika r hitung < rtabel maka pernyataan dikatakan tidak valid.

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS

20.0 for Windows didapat hasil pengujian pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas

No. Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Lokasi

(25)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa nilai rhitung > rtabel dari setiap

pertanyaan seluruh faktor variabel independen produk kuliner unggulan Bandung

merupakan pertanyaan yang valid terhadap minat reponden.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliable (handal) berarti instrumen yang

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiyono: 2011, p.349). Uji reliabilitas ini dapat menggunakan

rumus:

ri =

2r

1+r (Sugiyono: 2011, p. 359)

Keterangan:

ri = reliabilitas seluruh instrumen

rb = korelasi Product Moment antara belahan instrumen

Dimana kriteria pengujian validitas sebagai berikut:

1. Jika ri hitung > rtabel maka pernyataan dikatakan reliable.

2. Jika ri hitung < rtabel maka pernyataan dikatakan tidak reliable.

Berikut ini adalah hasil perhitungan uji reliabilitas kuesioner dengan

menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for Windows.

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha N of Items

.910 16

(26)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa nilai rhitung dari seluruh

pertanyaanvariabel independen sebesar 0,910 > rtabel (0,195), hal ini menunjukkan

bahwa pertanyaan seluruh variabel independen kuesioner surabi merupakan

pertanyaan yang reliable terhadap minat reponden.

3.6Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini diarahkan pada pengujian hipotesis serta

menjawab rumusan masalah yang diajukan. Dalam penelitian ini terdapat dua

analisis data, yaitu:

a. Analisis deskriptif kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengungkapkan masalah

dalam bentuk narasi berdasarkan variabel yang diteliti dengan tujuan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel yang menghubungkan faktor-faktor dalam

sebuah produk wisata kuliner unggulan Bandung yang dapat menarik minat

wisatawan mancanegara.

b. Analisis verifikatif kuantitatif

Data yang digunakan peneliti adalah data kualitatif yang diperoleh dari

kuesioner yang dirubah menjadi data kuantatif. Data kuantitatif diperoleh dari data

ordinal yang dirubah menjadi interval menggunakan method of successive interval

(MSI). Kemudian untuk menentukan pengaruh variabel X terhadap Y, maka

(27)

3.6.1 Method of Successive Interval (MSI)

Penelitian ini menggunakan data ordinal, sehingga agar analisis dapat

dilanjutkan maka skala pengukuran harus dinaikkan (ditransformasikan) ke dalam

skala interval dengan menggunakan Method Successive Interval (MSI).

Menurut Syarifudin Hidayat (2005, p.55), pengertian Method Successive

Interval (MSI) adalah “Metode pengskalaan untuk menaikkan skala pengukuran

ordinal ke skala pengukuran interval”.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Skala Likert yang memiliki 5

kelas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Interval kelas = nilai tertinggi −nilai terendah

jumlah kelas (Sugiyono: 2011, p. 49)

Maka interval kelas ini menjadi:

Interval kelas = 5−1

5 = 0,8

Sehingga didapatkan klasifikasi kelas sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interval Kelas Mean Score Interval Kelas Nilai Keterangan

1,00 – 1,80 1 Sangat tidak berminat 1,80 – 2,60 2 Tidak berminat

2,60 – 3,40 3 Netral

3,40 – 4,20 4 Berminat

4,20 – 5,00 5 Sangat berminat

3.7Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dapat

(28)

merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua

variabel atau lebih.

Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji

hipotesis yang digunakan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment

untuk kedua variabel tersebut.

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh lokasi penjualan produk

kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5… bn≠ 0 terdapat pengaruh lokasi penjualan produk kuliner

unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh aksesibilitas lokasi

penjualan produk kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat

wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn ≠ 0 terdapat pengaruh aksesibilitas lokasi penjualan

produk kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh atraksi produk kuliner

unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5… bn≠ 0 terdapat pengaruh atraksi produk kuliner unggulan

Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh nilai budaya produk

(29)

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn ≠ 0 terdapat pengaruh nilai budaya produk kuliner

unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5… bn = 0 tidak terdapat pengaruh layanan penjualan produk

kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn ≠ 0 terdapat pengaruh layanan penjualan produk

kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh harga produk kuliner

unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn≠ 0 terdapat pengaruh harga produk kuliner unggulan

Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh keamanan lokasi produk

kuliner unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5… bn≠ 0 terdapat pengaruh keamanan lokasi produk kuliner

unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 … bn = 0 tidak terdapat pengaruh image produk kuliner

unggulan Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 … bn≠ 0 terdapat pengaruh image produk kuliner unggulan

Bandung dalam menarik minat wisatawan mancanegara.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat kepercayaan 95%,

(30)

3.7.1 Regresi Linier Berganda

Selain itu, untuk mengukur hubungan matematis antara faktor penarik

produk wisata kuliner unggulan Bandung (surabi dan colenak) dan minat

wisatawan mancanegara, maka dihitung menggunakan analisis regresi linier

berganda. Bentuk persamaan regresi linier berganda adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn (Sugiyono: 2011, p.276)

Sehingga bentuk persamaannya menjadi:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8

Keterangan:

Y = minat wisatawan mancanegara terhadap produk unggulan

a = konstanta

b1 = koefisien regresi untuk lokasi

X1 = variabel lokasi

b2 = koefisien regresi untuk aksesibilitas

X2 = variabel aksesibilitas

b3 = koefisien regresi untuk atraksi

X3 = variabel atraksi

b4 = koefisien regresi untuk nilai budaya

X4 = variabel nilai budaya

b5 = koefisien regresi untuk layanan

X5 = variabel layanan

b6 = koefisien regresi untuk harga

(31)

b7 = koefisien regresi untuk keamanan

X7 = variabel keamanan

b8 = koefisien regresi untuk image

X8 = variabel image

3.7.2 Koefisien Determinan (R-square)

Pengujian koefisien determinan (R-square) digunakan untuk melihat

seberapa besar pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8)

terhadap variabel dependen (Y). Koefisien determinan (R-square) berkisar

antara nol sampai dengan satu (0≤R-square≤1). Hal ini berarti, nilai R-square

= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen, bila R-square mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.7.3 Uji Regresi secara Simultan (Uji F)

Uji simultan ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan atau tidak terhadap

variabel dependen dengan rumus hipotesis:

Ho: βi = 0, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : βi ≠ 0, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

positif terhadap variabel dependen.

(32)

Ho diterima bila p=value > α (5%)

Ho ditolak bila p=value < α (5%)

3.7.4 Uji Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen, dengan rumusan hipotesis

Ho: βi = 0, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : βi ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk pengujian signifikansi koefisien korelasi hipotesis, dihitung dengan

menggunakan uji t dengan rumus:

t = r n−2

1−r (Sugiyono: 2011, p.230)

Keterangan:

t = t hitung

n = ukuran sampel

r = nilai koefisien korelasi Product Moment

Dimana kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:

1. Jika thitung > ttabel, berarti variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Y (Ha diterima atau Ho ditolak).

2. Jika thitung < ttabel, berarti variabel X berpengaruh tidak signifikan terhadap

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat

ditarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

berpengaruh positif dan signifikan dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

2. Aksesibilitas lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying berpengaruh negatif dan signifikan dalam menarik minat

wisatawan mancanegara.

3. Ketersediaan atraksi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying berpengaruh positif dan signifikan dalam menarik minat

wisatawan mancanegara.

4. Nilai budaya produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

5. Layanan penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

berpengaruh positif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan

(34)

6. Harga produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

7. Keamanan lokasi penjualan produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah

Cibeunying berpengaruh positif dan tidak signifikan dalam menarik minat

wisatawan mancanegara.

8. Image produk kuliner unggulan Bandung di Wilayah Cibeunying

berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam menarik minat wisatawan

mancanegara.

9. Faktor yang dominan mempengaruhi minat wisatawan mancanegara terhadap

produk kuliner unggulan Bandung adalah lokasi dan ketersediaan atraksi.

Berdasarkan hasil uji t, kedua faktor tersebut berpengaruh signifikan dalam

menarik minat wisatawan mancanegara terhadap produk kuliner unggulan

Bandung. Sebab lokasi yang mudah dijangkau dan strategis juga ketersediaan

atraksi yang ditawarkan dari produk kuliner unggulan Bandung berupa

keunikan proses pembuatan surabi yang dimasak dengan cara dibakar dengan

menggunakan kayu bakar dan pembuatan colenak yang dimasak dengan cara

(35)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan

adalah untuk meningkatkan minat wisatawan mancanegara terhadap produk

kuliner unggulan Bandung dapat dilakukan promosi yang lebih baik lagi, promosi

ini akan lebih efektif jika didukung oleh berbagai pihak seperti pemerintah,

entrepreneur kuliner dan travel agent. Sebab dari hasil penelitian, produk kuliner

unggulan Bandung ini potensial untuk dipromosikan kepada wisatawan

mancanegara karena rasa yang sesuai dengan selera wisatawan mancanegara dan

harga yang terjangkau. Selain itu, lokasi yang strategis dan mudah dijangkau juga

ketersediaan atraksi yang dimiliki oleh produk kuliner unggulan Bandung dapat

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Yusak & Satrya. 2008. Sparkling Surabaya: Pariwisata dengan Huruf L.

Surabaya: Bayumedia Publishing.

Ardi. 2012. Evaluasi Kualitas Lingkungan Pemukiman dengan Analisis Citra

Quickbird dan Sistem Informasi Geografis di Wilayah Cibeunying

Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2012.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. 2012.

Everett, S., & Aitchison, C. 2008. “The Role of Food Tourism in Sustaining Regional Identity: A case study of Cornwall, South West England”. Journal of Sustainable Tourism, 16 (2). 150-167.

Ftr. 2011. Kuliner Nusantara Berpotensi Mendunia. Okezone [Online]. Tersedia:

http://music.okezone.com/read/2011/11/04/299/524843/kuliner-nusantara-berpotensi-mendunia [13 Februari 2012]

Hall, C. Michael. 2006. “Culinary Tourism and Regional Development: From Slow Food to Slow Tourism?” Tourism Review International. New Zealand. [Online]. Tersedia: http://canterbury-nz.academia.edu/CMichael

Hall/Papers/10142/Culinary_tourism_and_regional_development_From_sl

ow_food_to_slow_tourism [24 Februari 2012]

Hurabarat, D. Mery. 2010. “Analisis Pengetahuan Tentang Objek Wisata dan

Minat Wisatawan Jerman Berkunjung ke Indonesia”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 1 April 2010. 123-130. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Insani, R. Fadillah. 2010. Pengembangan Produk Kreatif Pariwisata dalam

Membentuk Brand Image Kota Bandung sebagai Kota Kreatif yang

(37)

Itm. 2012. UNWTO: Pertumbuhan Pariwisata Asia Tenggara dan Selatan

Terbaik Dunia. Tourism Monitor [Online]. Tersedia: http://indonesia

tourismmonitor.blogspot.com/2012/01/unwto-pertumbuhan-pariwisataasia.

html. [12 Februari 2012]

Jalis, M. Hairi. 2009. “Western Tourist Perception of Malaysian Gastronomic Products”. Journal Asian Social Science Vol. 5 No. 1. Terengganu: UiTM Malaysia.

Kardigantara, S. dan Goeltom, D. A. 2006. “Dampak Wisata Kuliner di Kota Bandung Terhadap Aspek Sosial dan Budaya”. Jurnal Pariwisata. 35-39. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Long, L. M. 2006. Culinary Tourism. Lexington, Ky : University Press of

Kentucky.

Mazrella. 2008. Restaurant-Culinary Tourism. Quantified Marketing [Online].

Tersedia: http://www.quantifiedmarketing.com/learning_center/restaurant

-culinarytourism.php [24 Februari 2012]

Pitana, I Gde & Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Prihtiyani, E. 2012. Pertumbuhan Pariwisata Selalu di Atas Pertumbuhan

Ekonomi. Kompas [Online]. Tersedia: http://travel.kompas.com/read/

2012/01/06/08213046/Pertumbuhan.Pariwisata.Selalu.di.Atas.Pertumbuha

n.Ekonomi. [12 Februari 2012]

Retno. 2011. Makan, Bukan Sekedar Mengisi Perut. Pikiran Rakyat [Online].

Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com/node/139358 [20 Februari 2012]

Richards, G. 2002. “Gastronomy: an essential ingredient in tourism production

and consumption? In A-M Hjalager & G. Richards (Eds)”, Tourism and

Gastronomy. 3-20. London: Routledge.

Shenoy, S. Sajna. 2005. Food Tourism and The Culinary Tourist. Tesis. Clemson

[Online]. Tersedia: http://www.clemson.edu/centers-institutes/tourism/

documents/ Shenoy2005.pdf [14 Februari 2012]

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

(38)

Sugiyono. 2000. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suswantoro. 2007. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta:

Gramedia.

Widjaya, V. & Natalia. 2010. Analisa Potensi Produk Wisata Kuliner Surabaya

dan Minat Golongan Dewasa Muda Usia 18-25 Tahun yang Berasal dari

Luar Kota Surabaya dan Sudah Berdomisili di Surabaya Kurang dari 6

Bulan Terhadap Produk Tersebut. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen

Petra.

Wulandari, R. 2011. Kunjungan Wisatawan Semakin Meningkat. Indopos

[Online]. Tersedia:

http://www.indopos.co.id/index.php/arsip-

beritanasional/34-berita-nasional/11492-kunjungan-wisatawan-semakinmeningkat.html. [12 Februari 2012]

Yasa, I. G. W. M. 2007. Ekonomi Kreatif: Konsep, Metodologi dan Implementasi

(Sebuah Pemikiran Awal). Pemerintah Kota Denpasar [Online]. Tersedia:

http//www.denpasarkota.go.id [29 Februari 2012]

Gambar

Tabel
Gambar Keterangan
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung Tahun 2009-2011
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk variabel akuntabilitas adalah pertanggungjawaban atas sumber daya keuangan partai politik kepada publik, yang dalam penelitian ini diukur dengan tingkat

Sekolah mempunyai kewajiban fungsional terhadap kelangsungan dan perkembangan hidup masyarakat, yaitu dengan jalan penyiapan dan pembinaan warga masyakat, sehingga

Langkah-langkah yang digunakan dalam penghitungan banyaknya graf sederhana yang tidak isomorfik yaitu: (1) mengidentifikasi banyaknya titik yang akan dihitung, (2)

Teknik wawancara ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data dengan cara bertanya kepada informan yang mengetahui peristiwa yang terjadi serta yang

Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis, Jakarta : Salemba Medika.. Managing Behavior

Sintesis Lapisan Tipis SnO2 Dalam Aplikasinya Sebagai Sensor Gas CO dan Pengujian Sensitivitas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu1.

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian berikutnya adalah Penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil sampel secara keseluruhan tidak hanya terbatas pada perusahaan