• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI SMA DI KOTA PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI SMA DI KOTA PALANGKARAYA KALIMANTAN TENGAH."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah……….…... 1

B. Rumusan Masalah……….….…... 11

C. Tujuan Penelitian……….…... 12

D. Manfaat Penelitian……….….…... 13

E. Hipotesis Penelitian………... 14

F. Metode Penelitian………..……... 15

G. Populasi dan Sampel Penelitian……….……….……... 15

BAB II KERANGKA TEORETIS A. Belajar dan Pembelajaran 1. Teori Belajar dan Pembelajaran……….……... 18

2. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran………... 27

3. Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaran………... 30

B. Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran 1. Peran Guru dalam Mendukung Keberhasilan Pendidikan…….…... 37

2. Kompetensi Guru………...…... 39

3. Kompetensi Profesional Guru………... 42

C. Pembelajaran Ekonomi 1. Pengertian Pembelajaran Ekonomi………... 46

2. Konsep Pembelajaran Ekonomi………... 48

(2)

D. Berpikir

1. Pengertian Berpikir………...…... 52

2. Berpikir Rasional………... 54

3. Keterampilan Berpikir Rasional dalam Ekonomi………... 56

E. Kontribusi Kompetensi Profesional Guru terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa………... 59

F. Beberapa Penelitian Terdahulu Di Bidang Ini………... 60

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian..………... 63

B. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian……….……... 64

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel………... 67

D. Instrumen Penelitian..………... 72

E. Proses Pengembangan Instrumen………... 73

F. Hasil Uji Instrumen………... 76

G. Teknik Analisis Data………... 80

H. Prosedur Penelitian………... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian………... 86

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 127

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

C. Surat Izin Penelitian... 176

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Analisis Butir Soal Ulangan Blok & Ujian Semester Ganjil Thn 2008

untuk Pengukuran Kemampuan Evaluasi Siswa Pada Mata Pelajaran

Ekonomi SMA Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah…... 4

1.2 Data Nilai Siswa dari Ujian Semester Ganjil 2008 Mata Pelajaran

Ekonomi di SMA Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah………… 5

3.1 Variabel Penelitian……….…... 69

4.1 Kompetensi Profesional Guru…..………... 87

4.2 Kompetensi Profesional Guru dalam Penguasaan Bahan Pelajaran…... 89

4.3 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Program

Pembelajaran... 90

4.4 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemanfaatan Media/Sumber

Belajar…..………... 92

4.5 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Kelas…..……… 93

4.6 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Perkembangan

Kepribadian Peserta Didik…..………... 94

4.7 Kompetensi Profesional Guru Evaluasi Hasil Belajar Siswa…..……….. 96

4.8 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Landasan

Kependidikan………... 97

4.9 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa…..………... 98

4.10 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Hidup Hemat…. 99

4.11 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Efisien…... 100

4.12 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Berpikir Masa

Depan…..………... 102

4.13 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Penyimpanan

(4)

4.14 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Memprioritaskan

Kebutuhan…..………... 104

4.15 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Produktif…... 105

4.16 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Ekonomis…..…. 106

4.17 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Mengalokasikan Sumber-sumber Terbatas…..………... 108

4.18 Uji Normalitas Variabel Terikat... 109

4.19 Uji Multikolinearitas………... 110

4.20 Pengujian ANOVA………... 112

4.21 Model Summary………... 113

4.22 Uji Signifikansi Koefisien Regresi………... 114

4.23 Pengujian Koefisien Regresi………... 121

4.24 Model Summary Variabel yang Signifikan………... 121

4.25 Korelasi Variabel Bebas yang Signifikan Terhadap Variabel Y………… 123

(5)

DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

3.1 Hubungan antar Variabel……… 68

4.1 Analisis Jalur………... 122

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Kompetensi Profesional Guru……….... 88

4.2 Kompetensi Profesional Guru dalam Penguasaan Bahan Pelajaran…... 89

4.3 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Program

Pembelajaran... 91

4.4 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemanfaatan Media/Sumber

Belajar... 92

4.5 Kompetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan Kelas…... 93

4.6 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Pengembangan

Kepribadian Peserta didik…... 95

4.7 Kompetensi Profesional Guru dalam Evaluasi Hasil Belajar Siswa…... 96

4.8 Kompetensi Profesional Guru dalam Pemahaman Landasan

Kependidikan…... 97

4.9 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa………... 98

4.10 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Hidup Hemat.... 100

4.11 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Efisien………... 101

4.12 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Berpikir Masa

Depan... 102

4.13 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Penyimpanan

Modal…... 103

4.14 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Memprioritaskan

(7)

4.15 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Produktif…... 106

4.16 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Ekonomis…... 107

4.17 Keterampilan Berpikir Rasional Siswa dalam Indikator Memprioritaskan

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di

sekolah-sekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan

banyak kemajuan dalam aplikasinya di kehidupan siswa sehari-hari terutama

dalam peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran diarahkan

pada ketercapaian target kurikulum yaitu ketercapaian Standar Nilai Ujian

Nasional.

Guru-guru mata pelajaran ekonomi hanya mengajarkan hafalan-hafalan

(secara verbal), pembelajaran diarahkan pada keterampilan menghafal

konsep-konsep ilmu ekonomi dari teori-teori ilmu ekonomi yang dikemukakan ahli-ahli

ekonomi sebagaimana tertulis dalam buku-buku pelajaran. Peserta didik hanya

diajarkan menghafal materi pelajaran dari buku-buku teks dan buku-buku sumber

informasi yang lain. Keterampilan berpikir yang lebih tinggi seperti menganalisis,

mensintesis dan mengevaluasi serta pengambilan keputusan belum dikembangkan

dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2003).

Pembelajaran ekonomi menjadi kurang menantang kegairahan belajar

siswa karena siswa tidak dilibatkan secara aktif untuk belajar dan

mengembangkan sendiri konsep-konsep atau pengetahuan yang diperoleh dari

(9)

belajar secara bersemangat dan menyenangi kegiatan belajar ekonomi sehingga

pembelajaran tidak terasa monoton dan membosankan.

Materi-materi yang bersumber dari buku pelajaran berupa konsep-konsep

atau informasi-informasi yang tidak aplikatif di dalam kehidupan siswa

sehari-hari, sehingga siswa merasa bahwa konsep-konsep atau informasi-informasi

dalam buku pelajaran bukan sesuatu yang dapat dilakukan secara nyata dalam

kehidupan mereka sehari-hari, hanya pengetahuan-pengetahuan yang perlu

diketahui agar mampu menjawab soal-soal ujian blok, ujian semester dan ujian

akhir sehingga memperoleh nilai tinggi dan dapat lulus ujian. Materi

pembelajaran hanya dikembangkan atas acuan yang terdapat dalam buku teks

serta pemanfaatan media atau lingkungan sekitar kurang optimal dan pengalaman

keseharian siswa dalam proses pembelajaran kurang dieksplorasikan, sehingga

pembelajaran ekonomi selama ini terkesan membosankan bagi siswa, kurang

diminati dan cenderung dihindari. Contoh-contoh yang dikembangkan guru dalam

memberikan penjelasan tentang materi pelajaran kurang aplikatif sehingga siswa

termotivasi dan merasa bahwa pelajaran berguna, dapat diterapkan secara nyata

dalam kehidupan sehari-hari.

Guru-guru mata pelajaran ekonomi mengajarkan pembelajaran dengan

metode mengajar yang bersifat tradisional dan monoton yaitu

metode-metode ekspositori seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok yang

bersifat kadangkala dan kurang mengarah kepada berpikir kritis, kreatif dan

inovatif. Penggunaan sumber belajar tidak efektif, guru hanya terpaku pada buku

(10)

bertutur atau bercerita dan siswa diam, mendengar dan pasif selama pelajaran

berlangsung.

Pembelajaran ekonomi adalah bagian dari pembelajaran ilmu-ilmu sosial

yang bersifat dinamis dalam perkembangan informasi, setiap saat dapat terjadi

perubahan yang memerlukan solusi yang berbeda-beda pula. Untuk itu metode

yang digunakan dalam mengajar haruslah metode-metode yang fleksibel dan tidak

bersifat mengajarkan hafalan saja tetapi juga pemahaman dan pengalaman

langsung yang dapat diaplikasikan peserta didik dalam masalah atau informasi

atau isu yang berbeda-beda di kehidupan nyata sehari-harinya dan mengarah

kepada peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

Keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi adalah mempresentasikan

rasionalitas sebagai sebuah atribut psikologis. Seseorang yang menampilkan

berpikir rasional dalam ekonomi adalah tindakan mengoptimalkan keadaan yang

terbatas untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin, mengalokasikan sumber daya

terbatas yang tersedia secara efisien dalam penggunaan atau pemanfaatannya,

merumuskan objektif atau pilihan-pilihan yang dikumpulkan dari

informasi-informasi akurat untuk diambil kesimpulan secara logika berdasarkan

pertimbangan akibat atau resiko yang ditimbulkan sehingga tindakan yang

dilakukan tepat.

Guru-guru ekonomi dapat mengembangkan keterampilan berpikir rasional

siswa melalui mengajarkan contoh-contoh yang berkaitan dengan konsep-konsep

ekonomi dalam kehidupan nyata sehari-hari yang terjadi di masyarakat sekitar

(11)

jajan secara lebih bijak dengan memprioritaskan membeli barang-barang utama

yang dibutuhkan seperti keperluan belajar. Hemat dalam pemanfaatan energi

listrik di mana siswa diajarkan menggunakan energi listrik secara cerdas dengan

mematikan lampu, komputer atau televisi saat tidak dipakai. Pola konsumsi, di

mana siswa diajarkan memprioritaskan pelunasan biaya sekolah dulu sebelum

membeli barang-barang elektronik seperti handpone yang canggih dan mahal.

Guru-guru ekonomi SMAN 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah,

menyatakan bahwa keterampilan berpikir siswa dalam pembelajaran ekonomi

belum dikembangkan (wawancara tanggal 15 Desember 2008)

Melalui analisis butir-butir soal ujian blok ujian dan soal semester ganjil

2008 untuk pembelajaran ekonomi kelas XI di SMA Negeri 1 Palangkaraya

Kalimantan Tengah diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa dalam sintesis

dan evaluasi belum dimunculkan. Hal ini terlihat dalam tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1

Analisis Butir Soal Ulangan Blok dan Ujian Semester Ganjil Tahun 2008 untuk Pengukuran Kemampuan Evaluasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA

Negeri 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah

Kemampuan Jumlah Soal Persentase

Pengetahuan 23 57,5

Pemahaman 10 25

Penerapan 4 10

Analisis 3 7,5

Sintesis 0 0

Evaluasi 0 0

(12)

Analisis butir soal ulangan blok dan ujian semester ganjil di atas,

menggambarkan bahwa kemampuan siswa hanya digali pada tingkat pengetahuan,

pemahanan, secara dominan. Ini mengindikasikan ada masalah mengapa

pembelajaran hanya diajarkan sampai pada tingkat pengetahuan dan pemahaman.

Mengapa tidak meningkat lebih ke penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

Nilai ujian semester siswa di SMAN 1 Palangkaraya Kalimantan Tengah

untuk pembelajaran ekonomi semester ganjil tahun 2008/2009 tergambar rendah

dari nilai Standar Kompetensi Belajar Menengah (SKBM).

Hal ini terlihat dalam tabel 1.2 di bawah ini :

Tabel 1.2

Data Nilai Siswa dari Ujian Semester Ganjil 2008 Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Palangkaraya

Kalimantan Tengah

Kelas Nilai

XI IPS A 4, 22

XI IPS B 4, 15

XI IPS C 4, 09

XI IPS D 4, 05

XI IPS E 4, 10

Rata-rata 4,12

Tabel data nilai siswa di atas menunjukkan bahwa pembelajaran ekonomi

belum optimal dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Nilai-nilai siswa hanya

berkisar pada angka-angka rendah dari nilai standar kompetensi belajar

(13)

Proses pembelajaran sangat terkait dengan berbagai komponen yang

sangat kompleks. Antara kompenen yang satu dengan lainnya memiliki hubungan

yang bersifat sistemik atau masing-masing komponen memiliki peranan

sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait.

Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran perlu dikelola

dengan baik. Tujuannya agar masing-masing komponen tersebut dapat

dimanfaatkan secara optimal. Namun, komponen yang selama ini dianggap sangat

mempengaruhi proses pembelajaran adalah komponen guru. Hal ini memang

wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan

siswa sebagai subjek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum

pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa

diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka

semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai standar

pendidikan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.

Dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma masyarakat yang berdampak

pula pada perubahan paradigma pembelajaran. Paradigma pembelajaran dari

teacher centered ke arah student centered. Perubahan paradigma pembelajaran ini

sangat terkait dengan tuntutan kompetensi guru.

Paradigma pembelajaran yang sangat mengarah student centered bukan

berarti meniadakan peran guru. Justru dengan perubahan paradigma tersebut

menuntut guru untuk memiliki kemampuan yang lebih baik. Paradigma

pembelajaran ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu mengajar, akan tetapi

(14)

berperan sebagai pengajar, akan tetapi juga berperan sebagai manajer sekaligus

fasilitator yang mendidik peserta didiknya untuk belajar. Hal ini akan terwujud

jika guru menguasai materi dan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam

mendesain proses pembelajaran. Dengan kemampuan mendesain pembelajaran

yang baik akan menjadikan proses pembelajaran menarik, sehingga peserta didik

secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran

yang demikian ini dibutuhkan guru yang berkualitas sehingga memiliki

kompetensi yang dibutuhkan oleh tugas profesionalnya.

Berdasarkan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun

2005, pasal 10 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dalam penjelasan

undang-undang tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif

dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional

adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran luas dan mendalam. Kompetensi

sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitarnya.

Proses pembelajaran ekonomi selama ini belum menunjukkan peran

masing-masing komponen sebagaimana seharusnya sesuai paradigma student

(15)

informasi yang secara garis besar termuat dalam buku paket dan menempatkan

peserta didik dalam keadaan pasif. Guru-guru ekonomi masih terbiasa bertindak

sebagai pemberi informasi, mengembangkan budaya belajar bahasa tutur dan

peserta didik mendengarkan atau menerima, serta pengembangan berpikir pada

tingkat rendah yaitu menghafal atau mengingat materi pelajaran.

Permasalahan lainnya adalah karena orientasi pendidikan selama ini

mengarah pada pencapaian target kurikulum dalam hal ini adalah target

ketercapaian nilai ujian sesuai Standar Ujian Nasional, sehingga guru terpaku atau

memberikan pengajaran sesuai dengan yang termuat dalam buku teks atau buku

paket yang lebih dipercaya sebagai bahan untuk mencapai target kurikulum tanpa

mengindahkan akan kekurangan isi buku tersebut.

Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai motivator,

dinamisator dan pencipta sumber daya pembangunan. Guru harus memiliki

kemampuan mentransformasi ilmu pengetahuan agar dapat dimengerti, dipahami,

dikuasai, dimanfaatkan dan diterapkan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

Guru yang profesional ditunjukkan melalui peran guru selama

pembelajaran yaitu guru menguasai bahan pelajaran, memberikan pengayaan yang

tepat untuk menggali kemampuan berpikir rasional siswa dengan memberikan

penjelasan dan contoh-contoh dari pemberlakuan konsep-konsep atau teori-teori

pembelajaran ekonomi dalam kehidupan siswa sehari-hari seperti konsep hidup

hemat, siswa diajak ikut serta untuk menerapkan dalam kehidupan mereka

sehari-hari dengan cara memprioritaskan alternatif-alternatif pilihan yang paling penting

(16)

dalam menanamkan pola konsumsi yang benar dengan memberikan penekanan

pada manfaat pendidikan sebagai investasi masa depan, sehingga pendidikan

dalam hal ini biaya sekolah lebih diutamakan daripada menggunakan uang untuk

membeli peralatan-peralatan komunikasi (handpone) yang mahal namun hanya

digunakan untuk komunikasi dan hiburan di mana nilai ekonomis barang-barang

tersebut jika telah dipakai akan berkurang.

Guru profesional juga dituntut untuk mampu mengelola pembelajaran

dengan baik, mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat

sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, mampu meningkatkan

keterampilan berpikir siswa, mampu meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa,

mampu meningkatkan motivasi berprestasi siswa, mampu menjadikan belajar

sebagai pengalaman yang dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupannya

sehari-hari dari sekarang sampai masa yang akan datang.

Guru profesional juga ditunjukkan dari adanya kemampuan untuk

menggunakan media yang bisa dibuat sendiri atau yang telah tersedia mulai dari

yang sederhana sampai rumit atau memanfaatkan perpustakaan, laboratorium, dan

lingkungan sekitar, juga informasi-informasi tambahan yang bersumber dari

media elektronik maupun media cetak sebagai sumber belajar, selain buku-buku

pelajaran dan buku penunjang.

Aspek pengelolaan kelas juga harus menjadi perhatian utama sebagai guru

profesional. Mulai dari pengaturan tata letak meja kursi siswa sampai kepada

pengaturan keindahan, kebersihan, kerapian, ketertiban dan keadaan keamanan

(17)

Kompetensi profesional guru dinilai juga dari adanya pemahaman

perkembangan peserta didik sehingga masing-masing siswa dapat diarahkan untuk

belajar dengan baik, mengalami perubahan tingkah laku ke arah yang positif

dalam proses pembelajaran dan berhasil mengembangkan kemampuan belajar

siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kompetensi profesional guru dapat dilihat melalui pelaksanaan evaluasi

pembelajaran, guru dituntut untuk memilih, menyusun, melaksanakan evaluasi

pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan metode

pembelajaran yang digunakan agar hasil belajar siswa memperoleh penilaian yang

tepat.

Kompetensi profesional guru juga ditunjukkan melalui pemahaman

landasan kependidikan seperti kemampuan memahami visi dan misi pendidikan

nasional, memahami hubungan pendidikan dan pengajaran, memahami konsep

pendidikan dasar dan menengah, memahami fungsi sekolah, mampu

mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil

pendidikan serta mampu membangun siswa yang menunjukkan keterkaitan

pendidikan sekolah dan luar sekolah.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terungkap sebelumnya,

perlu kiranya mengangkat penelitian mengenai kontribusi kompetensi profesional

guru ekonomi terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka rumusan

masalah yang dapat penulis kemukakan adalah “Bagaimana kontribusi

kompetensi profesional guru terhadap pengembangan keterampilan berpikir

rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA ?”

Masalah pokok ini dirinci ke dalam beberapa masalah penelitian berikut :

1. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam penguasaan

materi atau bahan pelajaran terhadap pengembangan keterampilan berpikir

rasional siswa?

2. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pengelolaan

program pembelajaran terhadap pengembangan keterampilan berpikir

rasional siswa ?

3. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan

media/sumber belajar terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional

siswa ?

4. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pengelolaan

kelas terhadap pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa ?

5. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pemahaman

perkembangan kepribadian peserta didik terhadap pengembangan

keterampilan berpikir rasional siswa ?

6. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil

(19)

7. Apakah terdapat kontribusi kompetensi profesional guru dalam pemahaman

landasan kependidikan terhadap pengembangan keterampilan berpikir

rasional siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sejauh mana kontribusi

kompetensi profesional guru ekonomi terhadap pengembangan keterampilan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA.

Tujuan penelitian ini secara khusus dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional guru aspek

penguasaan materi atau bahan pembelajaran terhadap pengembangan

keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pengelolaan program pembelajaran terhadap pengembangan

keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

3. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pemanfataan media/sumber belajar terhadap pengembangan

keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

4. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pengelolaan kelas terhadap pengembangan keterampilan berpikir

(20)

5. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik terhadap

pengembangan keterampilan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran

ekonomi SMA.

6. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional aspek

kompetensi evaluasi hasil belajar siswa terhadap pengembangan keterampilan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

7. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi kompetensi profesional guru aspek

pemahaman landasan kependidikan terhadap pengembangan keterampilan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi SMA.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai sumbangan bagi pendidikan IPS secara khusus terhadap

pengembangan pembelajaran ekonomi dalam peningkatan kompetensi

profesional guru untuk pengembangan keterampilan berpikir siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam peningkatan

pembelajaran IPS khususnya mata pelajaran ekonomi di SMA.

3. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khususnya dinas pendidikan dalam

upaya mengembangkan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia

(21)

E. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat kontribusi positif antara kompetensi profesional guru dilihat dari

aspek penguasaan bahan, pengelolaan program pembelajaran, pemanfaatan

media/sumber belajar, pengelolaan kelas, evaluasi hasil belajar, dan

pemahaman landasan kependidikan terhadap keterampilan berpikir rasional

siswa.

2. Terdapat kontribusi positif penguasaan bahan guru ekonomi terhadap

keterampilan berpikir rasional siswa.

3. Terdapat kontribusi positif pengelolaan program pembelajaran guru ekonomi

terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

4. Terdapat kontribusi positif pemanfaatan media/sumber belajar guru ekonomi

terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

5. Terdapat kontribusi positif pengelolaan kelas guru ekonomi terhadap

keterampilan berpikir rasional siswa.

6. Terdapat kontribusi positif pemahaman kepribadian peserta didik guru

ekonomi terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

7. Terdapat kontribusi positif evaluasi hasil belajar guru ekonomi terhadap

keterampilan berpikir rasional siswa.

8. Terdapat kontribusi positif pemahaman landasan kependidikan guru ekonomi

(22)

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

eksplanasi. Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui kontribusi

kompetensi profesional guru ekonomi terhadap pengembangan keterampilan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA Di Kota

Palangkaraya Kalimantan Tengah.

G. Populasi dan Sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA di Kota

Palangkaraya Kalimantan Tengah. Sampel penelitian dengan teknik sampel

bertujuan (purposive sampling) yaitu memilih siswa IPS kelas XI di lokasi

penelitian.

Penentuan individu siswa IPS sebagai sampel pada kelas XI karena

penjurusan terjadi di kelas XI dan pembelajaran ekonomi mulai diajarkan secara

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam

mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis serta mempresentasikan data.

Sebagaimana dikemukakan Surakhmad (1990 : 30) bahwa metode penelitian

merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya

menguji serangkaian hipotesis dengan cara menggunakan teknik serta alat

tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan; memperhitungkan,

kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan di atas, maka metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni pendekatan yang

memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian

secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian survey eksplanasi, yaitu penjelasan penelitian yang menggunakan

kuesioner atau daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Menurut Nur

Indriantoro dan Bambang Suporno (1999 : 254) serta dalam kamus ilmiah populer

edisi millenium, metode survei eksplanasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh

secara langsung dari sumber dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui

kuesioner pengumpulan data yang diperlukan dapat diperoleh. Seperti dijelaskan

(24)

(1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau

comfirmatory), yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa,

(4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan

datang, (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator

sosial.

Jadi penelitian survei adalah penelitian yang bermaksud mengetahui status

gejala, sesuatu dan juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara

membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Di

samping itu juga untuk menguji kelemahan suatu hipotesis. Tujuan survei dapat

merupakan pengumpulan data sederhana, dapat pula lebih jauh dari itu, yakni

mempelajari fenomena sosial dengan meneliti hubungan di antara variabel

penelitian.

B. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei eksplanasi terhadap

siswa-siswi sekolah lanjutan tingkat menengah (SMA) di kota Palangkaraya Kalimantan

Tengah, pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang dikhususkan kelas XI

sebagai unit analisis penelitian, karena yang diteliti adalah kontribusi kompetensi

profesional guru terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa dalam

pembelajaran ekonomi, di mana siswa-siswi kelas XI telah mulai mempelajari

(25)

siswa-siswi kelas XII harus mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional

sehingga tidak dapat diganggu proses dan jadwal pembelajarannya di sekolah.

2. Populasi Penelitian

Memperhatikan tujuan penelitian, maka perlu dicari karakteristik populasi

yang diteliti. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (1999 : 257),

populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai

karakteristik tertentu. Sedangkan menurut Sugiyono (2004 : 55) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulan.

Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada satu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah

yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS pada

SMA di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah sebanyak 1469 orang siswa.

3. Sampel Penelitian

Setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

terpilih sebagai anggota sampel, yaitu seluruh siswa kelas XI IPS pada SMA di

(26)

Taro Yamane dalam bukunya Sampling Theorie yang menggunakan aturan Slovin

yaitu untuk menentukan banyak sampel minimum, dengan rumus sebagai berikut :

( )

2

+

1

: Taraf Signifikansi yang digunakan dalam penelitian

maka, banyak sampel minimum yang harus diambil, adalah

(

0,05

)

1 93,238

Dari rumus di atas, maka sampel minimumnya sebanyak 94 orang, namun

peneliti mengambil sampel 300 untuk menghindari kesalahan perolehan data

sekecil apapun dan karena dalam penelitian ini Sekolah Menengah Atas (SMA)

dipilih berdasarkan 3 kategori yaitu terfavorit, berkembang dan kurang

berkembang, sehingga agar tiap-tiap sekolah terwakili oleh sampel disebarlah

300 angket. Sekolah favorit diwakili oleh SMAN 1 Palangkaraya dan SMA

Nusantara, sekolah berkembang diwakili oleh SMAN 3 Palangkaraya dan SMA

Isen Mulang, dan sekolah kurang berkembang diwakili oleh SMAN 6

Palangkaraya dan SMA Kristen Palangkaraya.

(27)

Sampel yang diambil tanpa melihat komposisi etnis, suku bangsa dan

sosial budaya serta latar belakang pekerjaan orang tua siswa.

Jadi disebar sejumlah 300 angket untuk sampel dari sekolah-sekolah yang

telah terpilih melalui 3 kategori yaitu favorit, berkembang dan kurang

berkembang di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini melibatkan variabel bebas (independent variable) yang

terdiri dari variabel kompetensi profesional guru yang mencakup (1) penguasaan

bahan pelajaran (X1), (2) pengelolaan program pembelajaran (X2), (3)

pemanfaatan media/sumber belajar (X3), (4) pengelolaan kelas (X4), (5)

pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), (6) evaluasi hasil

belajar siswa (X6), dan (7) pemahaman landasan kependidikan (X7), serta

variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel keterampilan berpikir rasional

siswa (Y).

Variabel kompetensi profesional guru yang terbagi dalam 7 variabel

berperan dalam mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa dalam

(28)

Hubungan antar variabel dalam kerangka pemikiran digambarkan dalam

bagan 3.1 di bawah ini :

Keterangan :

X1 = Penguasaan bahan pelajaran

X2 = Pengelolaan program pembelajaran

X3 = Pemanfaatan media / sumber belajar

X4 = Pengelolaan kelas

X5 = Pemahaman pengembangan kepribadian peserta didik

X6 = Evaluasi hasil belajar siswa

X7 = Pemahaman landasan kependidikan

X1

X2

X3

X4

Y

X5

X6

(29)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator

1. Kompetensi Profesional Guru (X)

a. Penguasaan Bahan Pelajaran (X1)

1. Menguasai bahan pembelajaran bidang studi (buku teks dan buku pedoman khusus bidang studi) 2. Menguasai bahan pendalaman/pengayaan/penunjang

yang relevan dengan bahan bidang studi. 3. Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan

profesi keguruan.

4. Menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari

b. Pengelolaan Program Pembelajaran (X2)

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Menjabarkan kompetensi dasar

3. Memilih dan menggunakan metode pembelajaran 4. Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran 5. Melaksanakan pembelajaran remedial. c. Pemanfaatan Media / Sumber

Belajar (X3)

1. Mengenal, memilih dan menggunakan media 2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana 3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam

rangka proses pembelajaran 4. Mengembangkan laboratorium

5. Menggunakan perpustakaan dalam proses pembelajaran

d. Pengelolaan Kelas (X4) 1. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran 2. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi e. Pemahaman Perkembangan

Kepribadian Peserta Didik (X5)

1. Memahami fungsi pengembangan peserta didik 2. Menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam rangka

pengembangan peserta didik

3. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka pengembangan peserta didik.

f. Evaluasi Hasil Belajar Siswa (X6)

1. Mempelajari fungsi penilaian, teknik dan prosedur penilaian

2. Menyusun teknik dan prosedur penilaian pembelajaran 3. Menggunakan teknik dan prosedur penilaian

pembelajaran

4. Mengolah dan mengiterpretasikan hasil penilaian pembelajaran

5. Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

6. Menilai teknik dan prosedur penilaian pembelajaran g. Pemahaman Landasan

Kependidikan (X7)

(diadaptasi dari Mulyasa, 2008 : 135 )

1. Memahami visi dan misi pendidikan nasional 2. Memahami hubungan pendidikan dan pengajaran 3. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah 4. Memahami fungsi sekolah

5. Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan

6. Membangun siswa yang menunjukkan keterkaitan pendidikan sekolah dan luar sekolah

(30)

2. Definisi Operasional Variabel

a). Penguasaan bahan adalah memahami jenis-jenis materi pelajaran

menjabarkan materi standar dalam kurikulum. Variabel penguasaan bahan

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah penguasaan atau pemahaman

materi pelajaran secara relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta

didik. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh

peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

b). Pengelolaan program pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan guru untuk mengelola proses pembelajaran mulai dari

merumuskan tujuan pembelajaran sampai merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran. Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan

oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

c). Pemanfaatan media/sumber belajar adalah meliputi kegiatan memilih dan

menggunakan media dan lingkungan sebagai penunjang kegiatan

pembelajaran. Variabel pemanfaatan media / sumber belajar yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk menggunakan media dan

memanfaatkan sumber-sumber belajar di lingkungan sekitar sekolah mulai

dari alat-alat sederhana sampai yang rumit, juga pemanfaatan sumber belajar

seperti laboratorium perpustakaan. Variabel ini akan diukur dengan angket

yang dikembangkan oleh peneliti.

d). Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk

mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan

(31)

hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosial- emosional yang positif,

serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan

efektif.

Variabel pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan guru untuk mengatur ruang kelas dan menciptakan iklim belajar

yang sesuai tujuan pembelajaran. Variabel ini akan diukur dengan angket

yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang dikembangkan

oleh peneliti.

e). Pemahaman pengembangan kepribadian peserta didik yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan guru memmahami dan melaksanakan

pengembangan kepribadian peserta didik seperti menyelenggarakan kegiatan

ekstra kurikuler, bimbingan dan konseling. Variabel ini akan diukur dengan

angket yang dikembangkan oleh peneliti.

f). Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan guru untuk mengetahui hasil belajar

dan pembelajaran yang telah berjalan untuk mencapai hasil sebagaimana yang

ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Variabel evaluasi hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan guru menyelenggarakan evaluasi untuk menilai prestasi belajar

siswa setelah proses pembelajaran. Variabel ini akan diukur dengan angket

yang dikembangkan oleh peneliti.

g). Variabel pemahaman landasan kependidikan adalah kemampuan profesional

guru untuk menguasai landasan pendidikan nasional berupa landasan

(32)

kependidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi guru

mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan nasional, mengenal

fungsi sekolah dalam masyarakat dan mengenal prinsip-prinsip psikologis

pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti

berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

h). Keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi adalah tindakan

mengoptimalkan keadaan yang terbatas untuk dimanfaatkan semaksimal

mungkin, mengalokasikan sumber daya terbatas yang tersedia secara efisien

dalam penggunaan atau pemanfaatannya, merumuskan objektif atau

pilihan-pilihan yang dikumpulkan dari informasi-informasi yang akurat untuk

diambil kesimpulan secara logika berdasarkan pertimbangan akibat atau

resiko yang ditimbulkan sehingga tindakan yang dilakukan.

Variabel ini akan diukur dengan angket yang dikembangkan oleh peneliti

berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh peneliti.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan

data dan keterangan-keterangan guna mengetahui lebih mendalam permaslahan

yang diulas dalam penyusunan tesis ini. Adapun instrumen yang dipakai penulis

(33)

1. Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) yang

berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon

oleh responden, selain itu responden mengetahui informasi yang diminta.

Kuesioner / angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran

skala sikap model Linkert untuk mengetahui kontribusi kompetensi

profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder yaitu

landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder

ialah sumber informasi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang

kompeten di bidang masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan

yang akan diteliti. Dalam hal ini adalah penelusuran literatur-literatur yang

berhubungan dengan kompetensi profesional guru terhadap peningkatan

keterampilan berpikir rasional siswa.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Suatu instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat

validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara reliabilitas menunjuk pada

(34)

Berdasarkan hal itu, maka dilakukan proses pengembangan instrumen

melalui prosedur sebagai berikut :

1. Melakukan analisis deduktif, yaitu mengembangkan instrumen berdasarkan

teori-teori yang relevan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya.

Instrumen kompetensi profesional guru (X) diadaptasi dari Mulyasa (2008 :

135) yaitu : penguasaan bahan pelajaran (X1), pengelolaan program

pembelajaran (X2), pemanfaatan media/sumber belajar (X3), pengelolaan

kelas (X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5),

evaluasi hasil belajar siswa (X6), dan pemahanan landasan kependidikan

(X7); serta instrumen keterampilan berpikir rasional dalam ekonomi menurut

G.R. Steele yaitu : hidup hemat, efisien, berpikir masa depan, berinvestasi

atau menabung (penanaman modal), memprioritaskan kebutuhan, produktif,

ekonomis, dan mengalokasikan sumber-sumber terbatas bagi pemenuhan

kebutuhan. Hal ini untuk memenuhi validitas isi (content validity), yaitu

bahwa item-item instrumen mencerminkan domain konsep dari variabel yang

akan diteliti.

2. Melakukan analisis induktif dengan mengumpulkan data terlebih dahulu

melalui penyebaran instrumen uji coba yang kemudian dianalisis dengan

teknik korelasi product moment dari Pearson, (Riduwan, 2006 : 87) dengan

rumus :

∑ ∑ .

(35)

Keterangan : Rit = Koefisien Korelasi Internal

N = Jumlah sampel

X = Skor pertanyaan

Y = Jumlah skor pertanyaan tiap responden

Uji coba angket dilakukan untuk penguji validitas internal dan konstruk

(construct validity). Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan skala

instrumen yang harus mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang

sedang diukur.

3. Bersamaan dengan langkah kedua dan melalui data angket hasil uji coba yang

sama dengan teknik analisis yang sama pula, dilakukan juga pengujian

validitas eksternal atau kriteria (criteria validity). Validitas eksternal

menyangkut tingkatan skala instrumen yang mampu memprediksikan

variabel yang dirancang sebagai kriteria. Item dinyatakan valid jika koefisien

signifikansi pada tabel correlations lebih kecil dari α (taraf kepercayaan)

yang ditetapkan sebesar 0.05. Jika sebaliknya yang terjadi yaitu ρ value >

0,05 maka item dinyatakan tidak valid. Item yang tidak valid kemudian

dihilangkan atau diperbaiki. Rumus yang dipergunakan untuk menghitung

besarnya nilai α Cronbach (Riduwan, 2006 : 88)adalah :

(36)

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan/pernyataan valid

Si² = Varians butir

St² =Varians total

4. Langkah berikut adalah melakukan pengujian reliabilitas instrumen pada

seluruh item yang sudah dinyatakan valid dengan rumus Alpa.

F. Hasil Uji Instrumen

Untuk mencapai sasaran penelitian, maka diperlukan instrumen yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini uji validitas dan reliabilitas

memiliki peranan penting dalam menilai layak dan tidaknya suatu penelitian yang

diajukan. Pengertian valid menurut Sugiyono (2007 : 267) artinya instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

1. Uji Validitas

Berdasarkan pengertian tentang validitas di atas, maka sebelum

melaksanakan penelitian yang sesungguhnya peneliti melakukan uji instrumen

terhadap 28 siswa SMA Lab School UPI Bandung kelas XI IPS 2 yang bukan

merupakan sampel penelitian. Dalam hal ini peneliti menyebarkan angket dan

(37)

pelaksanaan perhitungan validitas data hasil uji instrumen, peneliti menggunakan

alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows.

Berdasarkan hasil uji validitas tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :

a) Variabel kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan (X1)

memiliki 1 data yang tidak valid yaitu pada item 1. Karena item tersebut

merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

b) Variabel kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program

pembelajaran (X2) memiliki 2 data yang tidak valid yaitu pada item 5 dan 8.

Karena kedua item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka

dilakukan revisi.

c) Variabel kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber

belajar (X3) memiliki 1 data yang tidak valid yaitu pada item 10. Karena item

tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

d) Variabel kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar (X6)

memiliki 1 data yang tidak valid yaitu item 22. Karena item tersebut

merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

e) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator hidup

hemat memiliki 7 item data yang tidak valid yaitu item 1, 2, 4, 9, 10, 11, dan

12. Karena 7 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan

revisi.

f) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator efisien

memiliki 5 item data yang tidak valid yaitu item 16,17, 19,20, dan 21. Karena

(38)

g) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator berpikir

masa depan memiliki 3 item data yang tidak valid yaitu item 23, 24, dan 25.

Karena 3 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan

revisi.

h) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator

penyimpanan modal memiliki 1 item data yang tidak valid yaitu item 30.

Karena 1 item tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan

revisi.

i) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator produktif

memiliki 1 item data yang tidak valid yaitu item 35. Karena 1 item tersebut

merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

j) Variabel keterampilan berpikir rasional siswa (Y) dalam indikator ekonomis

memiliki 2 item data yang tidak valid yaitu item 36 & 37. Karena 2 item

tersebut merupakan bagian dari instrumen, maka dilakukan revisi.

Dalam penelitian ini, uji coba instrumen yang dilakukan hanya sekali

mengingat keterbatasan waktu dan efisiensi biaya, sehingga dengan demikian

setelah dilakukan revisi maka langsung dilakukan penyebaran angket pada sampel

sesungguhnya.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas

(39)

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono, 2007 : 268).

Penelitian ini, uji relibilitas menggunakan rumus Alpa dengan dibantu oleh

program SPSS versi 15.0 for windows. Sedangkan untuk mengukur tingkat

reliabilitasnya, peneliti menggunakan tolok ukur Guilford. Adapun hasil yang

diperoleh melalui uji coba instrumen yang disebarkan pada 28 sampel penelitian

yaaang bukan sesungguhnya adalah sebagai berikut :

a) Kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan (X1) memiliki

reliabilitas high dengan nilai 0,853.

b) Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program pembelajaran (X2)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

c) Kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar (X3)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

d) Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan kelas (X4) memiliki

reliabilitas high dengan nilai 0,853.

e) Kompetensi profesional guru dalam pemahaman perkembangan kepribadian

peserta didik (X5) memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

f) Kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar siswa (X6)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

g) Kompetensi profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan (X7)

memiliki reliabilitas high dengan nilai 0,853.

h) Keterampilan berpikir rasional (Y) memiliki reliabilitas high dengan nilai

(40)

3. Validasi Isi (Content Validity)

Selain dilakukan pengujian validitas statistik dalam penelitian ini juga

dilakukan validasi isi (content validity) terhadap instrumen. Validasi isi dilakukan

dengan cara berdiskusi atau meminta pendapat orang-orang yang dinilai mampu

melakukan validasi isi instrumen.

Validasi isi berfungsi untuk meminta komentar atau pendapat tentang

kesesuaian indikator instrumen dengan pernyataan-pernyataan dalam angket

dihubungkan dengan realitas yang terjadi dalam pembelajaran ekonomi di sekolah

sebagaimana yang diajarkan guru-guru ekonomi selama ini atau membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Validasi isi dilakukan oleh beberapa orang guru mata pelajaran ekonomi di

SMA/MAN di kota Bandung. Mereka dipilih melalui beberapa kriteria yaitu : (1)

telah lulus sertifikasi, (2) bergelar sarjana pendidikan atau sarjana ekonomi, dan

(3) telah cukup lama mengajar mata pelajaran ekonomi.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang

dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk keperluan

analisis dan pengujian hipotesis, jika ada data yang bersifat ordinal diubah terlebih

dahulu ditransformasikan menjadi skala interval sehingga data dapat segera

dianalisis.

Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji

(41)

Dilakukan uji multikolinearitas atau kondisi di mana terdapatnya

hubungan linear di antara variabel-variabel bebas atau variabel kompetensi

profesional guru dalam penguasaan bahan (X1), pengelolaan program

pembelajaran (X2), pemanfaatan media/sumber belajar (X3), pengelolaan kelas

(X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), evaluasi hasil

belajar siswa (X6) dan pengembangan landasan kependidikan (X7), dengan

bantuan software SPSS versi 15.0 for windows.

Dilakukan uji homogenitas atau heteroskedastisitas menggunakan scatter

plot nilai residual variabel dependen atau variabel keterampilan berpikir rasional

siswa (Y), dengan bantuan SPSS versi 15.0 for windows.

Menguji hipotesis digunakan teknik statistik korelasi Pearson Product

Moment. Rumus Korelasi Product Moment (PPM) :

∑ ∑ .

.∑ ∑ . .∑ ∑ (Riduwan, 2004 :

136)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti

ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, maka hasil

korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikasi dengan rumus :

(42)

Keterangan :

t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

Distribusi (tabel t) untuk α = 0,1 dan derajat kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti signifikan, sebaliknya

t hitung < t tabel berarti tidak signifikan.

Analisis korelasi berganda tujuh prediktor untuk menguji hipotesis ke-1

yaitu apakah ada atau tidaknya kontribusi yang signifikan secara simultan antara 7

kompetensi profesional guru yaitu : penguasaan bahan pelajaran (X1),

pengelolaan program pembelajaran (X2), pemanfaatan media / sumber belajar

(X3), pengelolaan kelas (X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta

didik (X5), evaluasi hasil belajar (X6), dan pemahaman landasan kependidikan

(X7) terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa (Y),

menggunakan rumus korelasi ganda dari Sugiyono, (2004 : 258) sebagai berikut :

* +1, +2, +3, +4, +5, +6, +7

b1 ∑ X1Y 6 b2 ∑ X2Y 6 b3 ∑ X3Y 6 b4 ∑ X4Y 6 b5 ∑ X5Y 6 b6 ∑ X6Y 6 b7 ∑ X7Y ∑ Y²

Uji signifikansi koefisien korelasi ganda 7 prediktor :

(43)

Analisis statistika ini menggunakan piranti lunak statistical program for

social sciences (SPSS) versi 15.0 for windows.

Selanjutnya melakukan analisis jalur (path analysis) atau sering juga

disebut the causal models for directly observed variabels. Analisis jalur (path

analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, digunakan untuk

melukiskan dan menguji hubungan model hubungan antar variabel yang

berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2007 : 297).

Gall, Gall and Borg (2003 : 347) menjelaskan bahwa : Path analysis is

method for testing the validity of the theory about causal relationships between

three or more variables that have been studied using correlational research

design atau analisis jalur adalah metode untuk menguji validitas teori tentang

hubungan antara tiga atau lebih variabel yang dipelajari menggunakan korelasi

desain penelitian

Makna lain dari analisis jalur adalah pola hubungan yang bagaimana yang

ingin kita ungkapkan, apakah pola hubungan yang bisa digunakan untuk

meramalkan/menduga nilai sebuah variabel – respon Y atas dasar nilai tertentu

beberapa variabel – prediktor X1, X2, ..., Xk, atau pola hubungan yang

mengisyaratkan besarnya pengaruh variabel penyebab X1, X2, ..., Xk, terhadap

sebuah variabel akibat Y, baik pengaruh yang langsung secara sendiri-sendiri

maupun secara bersamaan. Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan

peramalan/pendugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X1, X2, ..., Xk, pola hubungan

yang sesuai adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan

(44)

Secara matematik analisis jalur mengikuti pola model struktural ( Al-Rasjid, 1994

dalam Kusnendi, 2007 : 146).

Menggunakan analisis jalur dalam penelitian ini karena karakteristik dari

analisis jalur adalah bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antarvariabel

yang dibangun berdasarkan kajian teori tertentu dan bertujuan untuk mengetahui

pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antarvariabel. Jadi sesuai dengan

rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana kontribusi kompetensi

profesional guru dalam penguasaan bahan (X1), pengelolaan program

pembelajaran (X2), pemanfaatan media/sumber belajar (X3), pengelolaan kelas

(X4), pemahaman perkembangan kepribadian peserta didik (X5), evaluasi hasil

belajar siswa (X6) dan pengembangan landasan kependidikan (X7) terhadap

keterampilan berpikir rasional siswa (Y).

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini disusun dengan sistematika kegiatan sebagai

berikut :

1). Perumusan masalah

2). Pengkajian dan pengembangan teori yang mencakup kompetensi profesional

guru, hakekat belajar dan pembelajaran ekonomi dan keterampilan berpikir

rasional siswa.

3). Penyusunan hipotesis

4). Penyusunan instrumen pengumpulan data sesuai dengan variabel yang telah

(45)

5). Pemilihan unit analisis penelitian, yaitu sejumlah sekolah menengah atas di

Kota Palangkaraya dari yang favorit, baik dan kurang berkembang dan siswa

kelas XI IPS dari sejumlah sekolah tersebut sebagai responden.

6). Pengumpulan data melalui kuesioner/angket

7). Pengolahan data dengan cara melakukan verifikasi, pengolahan data statistik,

analisis dengan bantuan SPSS versi 15.0 for windows dan interpretasi hasil

penelitian.

8). Perumusan temuan penelitian, perumusan kesimpulan hasil penelitian dan

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional

guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam mata pelajaran ekonomi

yang ditelah dilaksanakan di SMA se kota Palangkaraya dengan sampel siswa dari

enam sekolah kelas XI IPS, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi profesional guru secara bersama-sama (simultan) berkontribusi

positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam

pembelajaran ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kompetensi

profesional guru dalam pembelajaran ekonomi mempengaruhi tingkat

keterampilan berpikir rasional siswa.

2. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan bahan pelajaran

berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional

siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin baik kompetensi

profesional guru dalam penguasaan bahan pelajaran ekonomi akan

memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan

berpikir rasional siswa.

3. Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan program pembelajaran

berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional

siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi

(47)

memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan

berpikir rasional siswa.

4. Kompetensi profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar

berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional

siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi

profesional guru dalam pemanfaatan media/sumber belajar bagi mata

pelajaran ekonomi akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

5. Kompetensi profesional guru dalam pengelolaan kelas berkontribusi positif

yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam

pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru

dalam pengelolaan kelas akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

6. Kompetensi profesional guru dalam pemahaman perkembangan kepribadian

peserta didik berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi

kompetensi profesional guru dalam perkembangan kepribadian peserta didik

akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan

berpikir rasional siswa.

7. Kompetensi profesional guru dalam evaluasi hasil belajar siswa berkontribusi

positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam

pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi profesional guru

(48)

pengaruh yang positif terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional

siswa.

8. Kompetensi profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan

berkontribusi positif yang signifikan terhadap keterampilan berpikir rasional

siswa dalam pembelajaran ekonomi. Artinya semakin tinggi kompetensi

profesional guru dalam pemahaman landasan kependidikan akan memberikan

pengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir rasional siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada suatu daerah yaitu di kota Palangkaraya.

Untuk memperoleh gambaran dan perbandingan mengenai kompetensi

profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa dalam

penelitian ini, maka diharapkan ada penelitian lebih lanjut pada daerah

(tempat) lain, dengan memasukkan variabel lain seperti latar belakang etnis,

sosial budaya masyarakat sekitar. Penelitian diarahkan ke antropologi,

sosiologis, politis, kearifan lokal dan enterpreneurship.

2. Penelitian ini terbatas hanya pada kontribusi kompetensi profesional guru

terhadap keterampilan berpikir rasional siswa hanya pada ranah penguasaan

materi (aspek kognitif) dan sikap (aspek afektif) saja, oleh karena itu perlu

(49)

3. Penelitian ini juga terbatas pada pengukuran hubungan sebab akibat dari

kompetensi profesional guru terhadap keterampilan berpikir rasional siswa,

sehingga perlu penelitian lain yang bersifat penerapan atau pengujian model

tentang pengaruh pendekatan ataupun metode pembelajaran yang

mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari siswa secara nyata atau pembelajaran kontekstual yang erat berkaitan

dengan keterampilan berpikir rasional dalam pembelajaran ekonomi.

4. Tingkat korelasi antara kompetensi profesional guru terhadap keterampilan

berpikir rasional siswa dalam pembelajaran ekonomi tergolong sedang. Agar

korelasi tersebut meningkat perlu diupayakan kompetensi profesional guru

ditingkatkan terutama dalam uji kompetensi guru melalui pembinaan dan

pelatihan berkesinambungan bukan hanya dalam tampilan portofolio dalam

pemenuhan syarat sertifikasi guru sesuai Undang-Undang Guru dan Dosen

Nomor 14 Tahun 2005.

5. Guru ekonomi hendaknya harus lebih menggali kemampuan/keahlian dan

kreativitas dalam pemanfaatan media/sumber belajar terutama media/sumber

belajar yang tersedia dan mudah dijangkau (sederhana) sampai kepada

media/sumber belajar yang lebih bervariasi dan canggih atau terbaru. Rajin

mengikuti perkembangan terbaru tentang media/sumber belajar dan rajin

berlatih agar terampil dalam memanfaatkan media/sumber belajar terbaru

(50)

6. Kepala sekolah dan pengawas sekolah memberikan kesempatan dan fasilitas

yang memadai bagi guru ekonomi dalam peningkatan dan pengembangan

kompetensi yang dimilikinya sehingga pembelajaran ekonomi menghasilkan

siswa yang mampu berpikir rasional dalam tindakan ekonominya sesuai

dengan tujuan mata pelajaran ekonomi di SMA yang membentuk siswa agar

bersikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki

pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang

bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara, serta

siswa mampu membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai

nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwati, D. (2006). Analisis Kompetensi Profesional Guru Mata Diklat Kejuruan [Produktif] Program Keahlian Administrasi Perkantoran : Studi Kasus pada SMK Negeri 1 Bandung Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen. Tesis UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Anwar. (2006). Kecakapan Hidup. Bandung : Alfabeta.

Baharuddin & Wahyuni, E. N. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Budiningsih, C. A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : PT. Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah.

Jakarta.

---, (2004). Undang-Undang Sistem Pendidikan. Jakarta : Guna Grafika.

---, (2006). Kurikulum KTSP, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas & Madrasah Aliyah. Jakarta.

Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Disman. (2004). Efektivitas Pendidikan Ekonomi dalam Pembentukan Nilai-nilai Perilaku Ekonomi. Disertasi PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Djamarah, S. B. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Djuariah, D. (2001). Sistem Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui Kegiatan Gugus Sekolah. Tesis PPS UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel
Gambar Hal
Grafik
Tabel 1.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Selain adanya kandungan selulosa yang tinggi dalam eceng gondok yang dipreparasi tersebut, penurunan kadar kadmium (Cd) juga mungkin terjadi karena adanya ikatan

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA

Petugas kerohanian (Bimbingan Rohani Islam / BRI) RSI NU Demak, mempunyai tugas menyelenggarakan bimbingan kerohanian islam sesuai dengan ajaran (ASWAJA)

Permasalahan yang ada pada petani ikan lele dalam kolam terpal adalah: mahalnya harga pakan ikan, rendahnya harga jual ikan, terbatasnya modal usaha, sifat kanibal dari

Sumatera Utara, Medan serta sebagai sumber informasi tentang pengaruh jumlah karagenan dan lama pengeringan terhadap mutu bubuk cincau hitam instan.

Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi. Tema

Berangkat dari pengalaman perempuan sebagai sumber berteologi feminis, maka pengalaman perkosaan dan pembungkaman Tamar juga menjadi salah satu acuan untuk melakukan

Ada hubungan yang bermakna antara motivasi menjadi bidan dengan prestasi belajar Askeb I Ibu hamil pada mahasiswa semester II Prodi DIII Kebidanan di STIKes ICMe