TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHASISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
(Studi Deskriptif Terhadap Organisasi Mahasiswa Jurusan Di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Dianjukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
Arif Prasetyo Wibowo 1106128
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
KAJIAN TENTANG TRANSFORMASI
NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
ORGANISASI MAHASISWA GUNA
MENINGKATKAN KESADARAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Oleh
Arif Prasetyo Wibowo
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Arif Prasetyo Wibowo 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Arif Prasetyo Wibowo
Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Organisasi Mahasiswa
Guna Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
(Studi Deskriptif Kepada Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed NIP: 19410715 196703 1 001
Pembimbing II
Syaifullah, S.Pd, M.Si NIP: 19721112 199903 1 001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Organisasi Mahasiswa Guna Meningkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara (Studi Deskriptif terhadap Organisasi Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia)”.
Penelitian ini membahas mengenai transformasi nilai-nilai Pancasila melalui Organisasi Mahasiswa guna kesadaran berbangsa dan bernegara. Kajiannya dilatar belakangi oleh
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arif Wibowo Prasetyo, (1106128), "Transformation of Pancasila Values Through Student Organizations to Raise Nation and State Awareness (A Descriptive Study of Department Level Student Organizations in the Faculty of Social Science Education, Indonesia University of Education)".
This study discusses the transformation of Pancasila values through Student Organizations to raise nation and state awareness. The background of the study is the new era of early reform today, where Pancasila is now seems to be no longer appropriate to be used in the dialectic of the reform era, Pancasila is now rarely quoted and used in all aspects of state administration, and the community is overwhelmed by the presence of democracy that they forget Pancasila as the basis of life in the nation. This study seeks to describe some formulation of problems, namely: 1) What programs are carried by the Department Level Student Organizations in the Faculty of Social Science Education in the process of Pancasila values transformation. 2) What approach, method, and media are used by the student organizations in organize its programs.3) What kind of obstacles are faced by the student organizations in the process of Pancasila values transformation.4) What kind of efforts are made to face the challenges that arise in the process of Pancasila values transformation. The approach used in this study is a qualitative approach, with descriptive method. The data is collected through observation, interview and documentation study. The subjects in this study are all of the Department Level Student Organizations in the Faculty of Social Science Education, Indonesia University of Education. Based on the results, the study found that there is a connection between the values contained in Pancasila with the programs organized by the student organizations in the Faculty of Social Science Education, which is the value of divinity, humanity, nationalism/ unity, democracy, and justice. Those values are seen in the programs organized by students in the Faculty of Social Science Education as the process of values transformation, which in every activity held, there exist the core values of Pancasila which is transferred into the programs. The method, approach and media used by the student organizations in running the organizations are democratic leadership, kinship approach, and social media as a tool to carry out every program organized. Obstacles faced by student organizations in carrying out every program in the process of Pancasila values transformation is divided into two, they are the internal obstacles coming from within the organization itself and external obstacles coming from beyond the student organization. The efforts made to overcome those obstacles are rapprochement and trainings carried out in accordance with the needs in dealing with any obstacles faced. Keywords: Transformation, Pancasila Values, Student Organizations, The Awareness of
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitin ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Tentang Transformasi ... 9
1. Pengertian, Faktor-faktor yang Mempengaruhi, dan Wujud Transformasi ... 9
2. Pengertian, Dimensi, Fungsi, dan Klasifikasi Nilai. ... 10
3. Transformasi Nilai, Fungsi, Tujuan, dan Faktor-Faktor Yang Menghambat Transformasi Nilai. ... 14
B. Tinjauan tentang Pancasila ... 15
1. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. ... 15
2. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pancasila ... 19
3. Nilai-Nilai Pancasila dan Implementasinya ... 22
C. Tinjauan Organisasi ... 26
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Tinjauan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara ... 31
1. Pengertian dan Teori Kesadaran ... 31
2. Pengeretian Bangsa dan Negara ... 32
a. Pengertian Bangsa ... 33
b. Pengertian Negara ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Pendekatan dan Penelitian ... 38
1. Pendekatan Penelitian ... 38
2. Metode Penelitian ... 41
B. Teknik Pengumpulan Data ... 42
1. wawancara... 42
2. Observasi... 43
3. Studi Dokumentasi ... 44
4. Focus Group Disscusion ... 45
C. Subjek Penelitian ... 45
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46
1. Reduksi Data ... 47
2. Display Data... 47
3. Kesimpulann/Verifikasi ... 48
4. Pengujian Keabsahan Data ... 48
E. Tahap-Tahap Penelitian ... 51
1. Tahap Pra Penelitian ... 51
2. Tahap Pelaksanaan ... 52
3. Tahap Analisis Data ... 53
F. Teknik Analisis Data... 51
1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 51
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Gambaran Umum dan Subjek Penelitian... 54 1. Profil Himpunan Mahasiswa di Fakultas Pendidikan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia ... 54
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 66 1. Program kerja yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan yang
berada di lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia ... 68 2. Pendekatan, Metode, dan Media yang digunakan oleh Himpunan Mahasiswa
di lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Pendidikan Indonesia dalam melaksanakan program Kerja ... 103 3. Hambatan yang dihadapi oleh Himpunan Mahasiswa di lingkungan
Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan
Indonesia ... ... 117 4. Upaya yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
dilingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses transformasi
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berorganisasi ... 128 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 141
1. Program kerja yang diselenggarakan oleh Organisasi Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Pendidikan Indonesia dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila. ... 141 2. Pendekatan, Metode dan Media yang dilakukan oleh Himpunan
Mahasiswa di lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia dalam melaksanakan Program
Kerjanya sebagai proses Transformasi Nilai-Nilai Pancasila ... 156 3. Hambatan yang dihadapi oleh Organisasi Himpunan Mahasiswa di
Fakultas Pendidikan Indonesia, Universitas Pendidikann Indonesia
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hambatan yang di hadapi dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila ... 171
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 175
A. Simpulan ... 175
B. Saran ... 179 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam menyambut era baru fajar reformasi ini, ada beberapa fakta mengenai belum terlaksananya transformasi nilai-nilai Pancasila, hal ini diperkuat dengan konflik-konflik sosial yang terjadi pada masyarakat yang seolah tidak pernah ada habisnya, bahkan semakin meningkat mengarah kepada anarkisme. Perang yang bersifat kedaerahan, kepentingan golongan, korupsi yang merajalela, saling bunuh dan tikam sesama bangsa, dan hal ini terjadi bukan hanya dikalangan masyarakat kecil yang minim akan pendidikan. Keributan antar sesama mahasiswa pun saat ini marak terjadi di setiap kampus seluruh Indonesia, dimana universitas yang seharusnya menghasilkan pribadi-pribadi yang sopan dan santun dalam beretika baik dimanapun ia berada menjadi individu-individu yang liar dan brutal seolah haus akan darah sesama bangsanya. Contoh “Mahasiswa Veteran UPN Tawuran” (tersedia di:http://www.pikiran-rakyat.com/node/99203).
Pancasila kini seolah tidak pantas lagi dipakai dalam dialektik era Reformasi, Dimana Pancasila sudah jarang dikutip, Pancasila sudah jarang dipakai dalam segala aspek ketatanegaraan, dan masyarakat yang terlalu menyambut gembira demokrasi yang seolah-olah melupakan Pancasila sebagai dasar kehidupan dalam berbangsa dan bernegara. Beberapa faktor penyebab yang penulis utarakan diatas merupakan contoh-contoh gejala yang melahirkan
penyakit “Amnesia Nasional” dalam diri masyarakat Indonesia, dimana transformasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah tidak timbul dan terlihat.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (2013, hlm. 103) telah mengidentifikasi masalah ini. Identifikasi ini di cantumkan dalam
dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat hal itu akhirnya melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa ketidak adilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia. ...(j) kurangnya pemahaman, penghayatan, dan kepercayaan akan keutamaan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila dan keterkaitannya satu sama lain, untuk kemudian diamalkan secara konsisten disegala lapis dan bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Istilah “Mahasiswa” sangat lazim atau identik dalam jenjang perguruan tinggi. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi Pasal 1 Ayat (15) dikemukakan “Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi”. Jadi mahasiswa adalah suatu individu-individu manusia yang mengikuti propes pengembangan diri dibidang pendidikan dalam Perguruan Tinggi.
Dalam menyalurkan minat dan bakatnya, mahasiswa membentuk student goverment dalam rangka mengembangkan dirinya, organisasi kemahasiswaan merupakan sarana belajar bagi setiap mahasiswa untuk bisa mengembangkan kemampuan intelektual, kemampuan sosial dan kemampuan religiusnya. Menurut Sukirman (2004, hlm. 72) “Organisasi Kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan diperguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan
untuk mahasiswa”.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saepudin (2011, hlm. 1) menunjukan bahwa:
a. Aktivitas dalam organisasi merupakan salah satu hal yang menunjang kegiatan akademis, bukan menghambat akademis. Untuk itu sebagai mahasiswa yang harus memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan yang luas, maka harus bergabung dalam sebuah organisasi.
b. Peningkatan wawasan dan kecedikiawanan tidak dapat berjalan secara instan, oleh karena itu ketika bergabung dalam sebuah organisasi khususnya organisasi kemahasiswaan haruslah sampai tuntas dalam arti sampai kita merasa cukup dan memperoleh manfaat dari aktivitas di organisasi.
hidup bergaul dimasyarakat, penentuan dan pengambilan sikap jatidiri, dan pengontrolan emosional.
Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan penulis, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Adanya mahasiswa yang tidak hafal Pancasila, 2. Tidak mengetahui sejarah lahirnya Pancasila,
3. Adanya kemauan untuk menjaga nilai-nilai Pancasila,
4. Dengan sadar mengakui dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
5. Mendefinisikan Pancasila dan nilai-nilai Pancasila secara tidak jelas tanpa didasari argumen-argumen tujuan lahirnya Pancasila,
6. Pancasila di era-reformasi sudah memiliki banyak penafsiran makna, dimana Pancasila dikaji secara empiris tanpa kajian secara mendalam dan ilmiah, 7. Tidak melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi berdasarkan nilai-nilai
Pancasila, dikarenakan kurangnya minat dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan berorganisasi serta kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila.
Berdasarkan penjelasan yang penulis uraikan, terdapat suatu hal yang nyata kurang dalam sistem sosial yang terjadi dikalangan mahasiswa. Dimana organisasi yang seharusnya menjadi sebuah wadah pelopor transformasi nilai-nilai Pancasila kepada tiap individu mahasiswa nyatanya masih kurang, sehingga melahirkan individu-individu yang tidak memiliki keyakinan kuat terhadap ideologi yang pantas untuk diperlihatkan.
Transformasi nilai-nilai Pancasila seharusnya dapat dilaksanakan dengan baik memalui organisasi mahasiswa, agar perluasan pemahaman mengenai pentingnya nilai-nilai pancasila dapat diimplementasikan secara langsung melalui organisasi mahasiswa. Diharapkan setelah transformasi nilai-nilai Pancasila ini berjalan dengan baik, menghasilkan masyarakat Pancasila yang berkehidupan berbangsa dan bernegara.
a. Perbaikan sistem pendidikan terhadap nilai-nilai Pancasila, dimana nilai-nilai Pancasila dikaji secara akademis melalui kajian teoritis yang diselenggarakan langsung oleh pihak perguruan tinggi untuk mengkaji dan mendiskusikan Pancasila dengan cara kuliah umum atau seminar kebangsaan.
b. Mereaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila oleh pihak perguruan tinggi sebagai sarana refleksi transformasi nilai-nilai Pancasila di Perguruan Tinggi.
c. Melaksanakan model-model pembelajaran dengan iplementasi langsung terhadap nilai-nilai Pancasila pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat perguruan tinggi dengan metode pembelajaran Project Citizen dan dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai sarana pembelajaran langsung di lapangan.
Sebagaimana hasil temuan yang dilakukan oleh penulis melalui data dan fakta, oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa bagi kesadaran berbangsa dan bernegara dengan melakukan penelitian yang berjudul:
“
Transformasi
Nilai-Nilai
Pancasila
Melalui
Organisasi
Mahasiswa Guna Meningkatkan Kesadaran Bernegara
(StudiB. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah: bagaimana transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa?. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain:
1. Program apa saja yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila?
2. Pendekatan, metode, dan media apakah yang digunakan organisasi mahasiswa dalam melaksanakan program kerjanya?
3. Hambatan apa yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila?
4. Upaya apakah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang muncul dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi kemahasiswaan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Tujuan Khusus
Selain memiliki tujuan umum, penelitian ini pun memiliki tujuan khusus yaitu:
a. Untuk mengetahui bagaimana program apa saja yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam transformasi nilai-nilai Pancasila melalui program kerja dari setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
c. Untuk mengidentifikasi hambatan apa saja yang dihadapi organisasi mahasiswa dalam melakukan transformasi nilai-nilai Pancasila.
d. Untuk mengidentifikasi upaya apa sajakah yang dilakukan organisasi mahasiswa dalam menhadapi tantangan yang muncul dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai transformasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa bagi kesadaran berbangsa dan bernegara.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat, sebagai berikut : 1. Segi teori
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam tataran teoritis bidang pendidikan kewarganegaraan dalam rumpun ilmu Pendidikan Pancasila. Penelitian ini memberikan gambaran tentang transformasi nilai-nilai Pancasila dalam organisasi mahasiswa sebagai langkah awal untuk menjadikan mahasiswa sebagai warga Negara yang baik, sesuai dengan tujuan PKn yaitu To Be Good Citizenship dan bagi kesadaran berbangsa dan bernegara.
2. Segi kebijakan
Melalui penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada pihak pemerintah ataupun perguruan tinggi tentang kondisi transformasi nilai-nilai Pancasila dikalangan mahasiswa. Dari hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk ditetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat bagi organisasi kemahasiswaan secara khusus maupun mahasiswa secara umum. 3. Segi praktik
a. Bagi mahasiswa, penelitian dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan dan juga dorongan kepada organisasi mahasiswa dalam mentransformasikan nilai-nilai pancasila.
mendorong dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan kemahasiswaan.
c. Bagi Perguruan Tinggi, penelitian dapat menjadi salah satu referensi mengenai sejumlah masalah dalam kehidupan mahasiswa sehingga Perguruan Tinggi dapat menemukan model-model atau pola dalam kehidupan kampus melalui organisasi mahasiswa.
d. Bagi Orang Tua, Memberikan pemahaman dan dorongan kepada Orang Tua bahwa transformasi nilai-nilai Pancasila merupakan suatu bentuk sistem nilai yang baik diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Segi isu serta aksi sosial
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan terhadap transformasi nilai-nilai Pancasila dalam tataran kehidupan kemahasiswaan khususnya dan tataran kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.
E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan
Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
Bab II Kajian Pustaka
Kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.
Bab III Metode Penelitian
Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Organisasi Mahasiswa Bagi Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
mahasiswa bagi kesadaran berbangsa dan bernegara, penerapan nilai-nilai pancasila apa saja yang muncul dan kendala yang dihadapi organisasi mahasiswa dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berorganisasi, dan juga upaya organisasi mahasiswa dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila guna kesadaran berbangsa dan bernegara.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Moleong (2007, hlm. 27) mengenai pendekatan kualitatif
berpendapat
penelitian kualitatif bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, dan rancangan penelitiannya bersifat sementara serta hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek penelitian.
Pendapat di atas selaras dengan pendapat Nasution (2003, hlm. 9) yang
menjelaskan bahwa:
dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara sehingga dapat mendalami dan memahami makna interaksi antar-manusia secara menyeluruh.
Dari pendapat di atas mengenai definisi pendekatan kualitatif, dapat peneliti
pahami definisi menurut para ahli tersebut. Seperti Moleong yang berpendapat
bahwasanya pendekatan kualitatif bersifat deskriptif, artinya dalam pendekatan
kualitatif tersebut lebih mementingkan proses dari pada hasil. sedangkan menurut
Nasution, penelitian kualitatif yang menjadi inti dari pada objek penelitian
tersebut adalah peneliti itu sendiri. Artinya peneliti itu sendiri yang mengadakan
pengamatan serta wawancara sehingga dapat mendalami serta memahami makna
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya Moleong (2010, hlm. 6) menegaskan, hakekat penelitian
kualitatif adalah
merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Lebih lanjut Sugiyono (2008, hlm. 15) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara proposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.
Lebih lanjut Moleong menjelaskan penelitian dengan menggunakan metode
kualitatif adalah memahami fenomena dari objek penelitian tersebut, diantaranya
perilaku persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistic atau
menyeluruh sehingga dapat dijelaskan secara kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan berbagai cara metode penelitian. Menurut
Sugiyono menjelaskan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
berlandaskan filsafat positivisme, yang artinya penelitian dilakukan pada kondisi
objek yang alamiah.
Selanjutnya Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008, hlm. 1)
mengemukakan pengertian “pendekatan kualitatif adalah salah satu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian kualititatif menurut Moleong (2010, hlm. 7) berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.
Berdasarkan definisi yang dipaparkan para ahli diatas mengenai pendekatan
kualitatif dapat penulis simpulkan, pendekatan kualitatif adalah alat dalam
meneliti suatu objek penelitian yang dimana alat tersebut adalah peneliti itu
sendiri, sehingga memungkinkan penelitian ini mendapatkan hasil yang akurat
secara mendalam.
Penulis memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan
dalam penelitian ini. Alasan penggunaan pendekatan kualitatif karena pertama,
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini mengenai transformasi nilai-nilai
pancasila memalui organisasi mahasiswa guna kesadaran berbangsa dan bernegara
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya kontekstual dan aktual.
Maksudnya adalah peneliti membutuhkan sejumlah data lapangan yang berisi
masalah-masalah yang nyata terjadi di lapangan dan mencari solusi dalam
memecahkan masalah tersebut.
Kedua, pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dengan responden. Ketiga, dalam pendekatan kualitatif yang
menjadi instrument utama adalah peneliti itu sendiri, maka pendekatan kualitatif
tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dengan kata lain, pendekatan
kualitatif memiliki sifat fleksibilitas yang tinggi, artinya memudahkan peneliti
untuk menyesuaikan situasi yang berubah-ubah dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap dapat
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh data yang valid dan akurat terhadap pelaksanaan transformasi
nilai-nilai pancasila kepada organisasi mahasiswa ini.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Sukmadinata (2006, hlm. 72) menyatakan
metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Selanjutnya Danial dan Warsiah (2009, hlm. 62) mengemukakan “metode
deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik
suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat”.
Sejalan dengan Danial dan Warsiah, Isacc dan Michael (dalam Danial dan Warsiah,
2009, hlm. 62) mengemukakan, metode deskriptif adalah ‘to describe
systematically a situation or area of inters factually and accuratelly (untuk
menggambarkan secara sistematis situasi atau area inters faktual dan secara
tepat)’.
Kemudian dari pada itu, menurut Whitney (dalam Nazir, 2013, hlm. 54-55)
mengemukakan
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tententu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaanya dengan fenomena lain.
Penulis memandang metode ini sangat tepat untuk digunakan dalam
penelitian yang akan dilakukan. Dengan menggunakan metode ini penulis dapat
menggambarkan secara luas fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, sehingga
mampu mendeskripsikan temuannya secara mendalam.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, diantaranya: 1. Wawancara
Menurut Moleong (2000, hlm. 150) “wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
Wawancara menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 317) adalah “pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Sedangkan
menurut Nasution (2003, hlm. 73), tujuan wawancara untuk “mengetahui apa
yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya
tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi”.
Berdasarkan definisi di atas dapat penulis mengerti, wawancara adalah
pencarian informasi yang dilakukan oleh penulis kepada informan untuk
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
face” (berhadap hadapan) dengan informan. Dalam kegiatan wawancara tentunya
memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang umum dan tidak terstruktur yang bersifat
terbuka membuat partisipan memberikan pandangan dan opininya.
Dalam implementasinya di lapangan peneliti melakukan wawancara kepada
11 Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan, 11 Dosen Pembina Kemahasiswaan, satu
orang Dosen dari Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, satu orang Dosen
Pendidikan Kewarganegaraan Mata Kuliah Dasar Umum, dan satu orang Dosen
Pembina Kemahasiswaan Fakultas yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Pemilihan responden berdasarkan tujuan dan pertimbangan
bahwa mereka adalah sumber yang tepat karena responden tersebut mengetahui
dan terlibat langsung dalam pelaksanaan transformasi nilai-nilai Pancasila. 2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Menurut Arikunto
(1998, hlm. 129) “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”. Pengamatan
memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh
subjek penelitian, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan yang dianut
oleh para subjek pada keadaan waktu itu.
Menurut Danial (2009, hlm. 77) observasi merupakan alat ilmiah untuk menguji suatu hipotesis, bahkan bisa memunculkan konsep dan teori baru seperti halnya kuisioner. Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan; merasakan mencium; mengikuti segala hal dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008, hlm. 94) menyatakan bahwa “observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di mana peneliti
mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer”. Oleh karena itu objektifitas seorang peneliti dalam hal
kegiatan observasi ini sangat diutamakan. Lebih lanjut Basrowi dan Suwandi
(2008, hlm. 94) mengemukakan bahwa “observasi ini dilakukan dengan
melibatkan diri secara aktif dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat yakni tinggal di lokasi penelitian dalam waktu yang relatif cukup lama,
sehingga mengetahui secara langsung aktivitas dan interaksi masyarakat dalam hal yang diteliti”.
Berdasarkan definisi diatas, dapat penulis simpulkan observasi adalah suatu
kegiatan menelaah objek penelitian dengan berbagai cara sehingga mendapatkan
informasi yang khas dari hasil pengamatannya. Dalam kegiatan Observasi ini
penulis akan turun langsung kelapangan untuk mengamati perilaku serta aktifitas
individu dan kelompok di lokasi penelitian. Dalam kegiatan ini penulis bertanya
(apabila diperlukan informasi yang lebih spesifik guna kepentingan penelitian),
mencatat, dan merekam dengan terstruktur atau semi-struktur.
Adapun observasi yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu
transformasi nilai-nilai Pancasila memalui organisasi mahasiswa guna kesadaran
berbangsa dan bernegara. 3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Menurut Danial (2009, hlm. 79)
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan Danial, Arikunto (1998: 236) mengatakan bahwa “metode
dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Selanjutnya Guba dan Lincoln (dalam
Moleong, 2007, hlm. 216) memaknai dokumen sebagai “setiap bahan tertulis
ataupun film, lain dari record (bukti tertulis) yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik”.
Dokumen bisa bermacam-macam bentuknya, seperti yang dikemukakan
oleh Sogiyono (2012a, hlm. 82):
Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Berdasarkan definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan studi
dokumentasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data informasi publik (misalnya
koran, makalah, dan laporan) dan data informasi privat (buku harian, surat-surat,
atau email) yang dibutuhkan oleh penulis, sehingga menyajikan data yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian sebagai bukti tertulis.
Data yang diperoleh dari studi dokumentasi yang diambil oleh penulis yaitu
berupa gambar-gambar kegiatan Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
4. Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk diskusi yang didesain untuk
memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta (tersedia di: http://download.portalgaruda.org)
Dari definisi diatas, penulis mengambil kesimpulan Focus Group Discussion
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai sudut pandang dan opini dari para informan secara langsung yang
membuat penulis mendapatkan hasil kolaborasi opini dari para informan dan
mendapatkan informasi secara holistic.
C. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2009: 152) “Subjek penelitian adalah benda, hal atau
orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat”.
Subjek penelitian ini merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di
dalam penelitian. Subjek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu sebelum
peneliti siap untuk mengumpulkan data. Berdasarkan uraian ahli di atas, maka
yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Seluruh Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan di Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, sebagai pucuk pimpinan yang mengetahui secara
keseluruhan program kerja dan tujuan yang dicapainya.
2. Mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagai warga
Himpunan Mahasiswa Jurusan yang mengetahui dan merasakan kinerja
himpunan dalam kegiatan keorganisasian.
3. Seluruh Dosen Pembina Kemahasiswaan di Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, sebagai pembina yang mengetahui kelebihan dan
kekurangan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang dibinanya.
4. Satu orang Dosen Departemen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas
Pendidikan Indonesia, sebagai telaah kajian ilmiah mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan
data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai
keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup untuk proses
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai apabila telah
sampai pada titik jenuh.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses
penelitian serta pada akhir penelitian. Senada dengan hal tersebut Nasution (2003: 129) mengemukakan “dalam penelitian kualitatif analitis data harus dimulai sejak
awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”.
Sugiyono (2009: 335) mengungkapkan analisis data sebagai berikut:
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam
pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi
dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi
memberikan gambaran lebih rinci.
Data yang penulis dapatkan dari lapangan diteliti dan dirinci, karena seiring
dengan waktu yang penulis habiskan untuk menghimpun data, data yang
terhimpun akan lebih banyak. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberikan gambaran yang lebih jelas dan merinci, serta akan memudahkan
penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Display Data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang
terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya
untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun
dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.
Berkaitan dengan metode penelitian yang penulis pilih yaitu deskriptif
analitis, maka display data yang dilakukan oleh penulis lebih banyak dituangkan
dalam bentuk uraian singkat. Sehingga dalam mendisplaykan data, peneliti akan
dimudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk
memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data
dimulai dengan catatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam
bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi,
selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.
Penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna dari data yang
dikumpulkan. Agar mendapatkan suatu kesimpulan yang sahih (valid),
kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, untuk
menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskan dalam kesimpulan akhir yang
akurat.
Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan
suatu penelitian.
4. Pengujian Keabsahan Data
Sugiyono (2009: 366) mengatakan bahwa “untuk menetapkan keabasahan
data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut
meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),
dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas)”.
a. Credibility (validitas internal)
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak
memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh
tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas
(validitas internal). Menurut Sugiyono (2009: 368) cara yang dapat dilakukan
untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara
lain:
1). Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian
ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data
yang diperoleh itu setelah dicek ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak.
Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka
waktu perpanjangan dapat diakhiri.
2). Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Menurut Sugiyono (2009: 371), “sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah
dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3). Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi
dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek
penelitian.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data. Sugiyono (2009: 372), menyebutkan “ada berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu dalam pengujian kredibilitas”.
4). Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi
data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan, berarti
data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Bila tidak ada lagi data yang berbeda
atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan, berarti data yang ditemukan
sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah
temuannya.
5). Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, peneliti
menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek
penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau
dokumen autentik, sehingga lebih dapat dipercaya.
6). Mengadakan Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data. Apabila
data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid,
sehingga semakin kredibel/dipercayai, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti
dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti
perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaanya tajam,
maka peneliti harus merubah hasil temuannya, dan harus menyesuaikan dengan
apa yang diberikan oleh pemberi data.
b. Transferability (Validitas Eksternal)
Transferability digunakan dalam pengujian hasil penelitian dengan mengacu
kepada sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks
sosial lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian
kualitatif yang peneliti lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan
hasil penelitian ini pada kesempatan yang berbeda, maka peneliti dalam membuat
laporan memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis.
Dengan demikian peneliti berharap pembaca menjadi jelas atas hasil
penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya untuk
mengplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
c. Dependability (Reliabilitas)
Berkaitan dengan uji reliabilitas, peneliti dibimbing dan diarahkan secara
kontinyu oleh dua orang pembimbing dalam mengaudit terhadap keseluruhan
proses penelitian dengan tujuan supaya penulis dapat menunjukan hasil aktivitas
di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di
lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai
membuat kesimpulan.
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai konfirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan
mengaitkannya dengan proses penelitian yang dilakukan di lapangan dan
mengevaluasi hasil penelitiannya, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian yang dilakukan atau tidak.
E.Tahap-Tahap Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian harus melalui beberapa tahapan-tahapan
penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan
oleh penulis:
1. Tahap Pra Penelitian
Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang diperlukan
sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian,
pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian dan pengurus perijinan
merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.
Memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian merupakan
kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul dinilai
telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing maka peneliti melakukan studi
lapangan untuk mendapat gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti.
Setelah diperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian, langkah
selanjutnya menyusun proposal penelitian dan pedoman wawancara serta format
observasi sebagai alat pengumpul data yang disesuaikan dengan fokus penelitian.
Pedoman wawancara yang dibuat terdiri dari empat bagian yaitu pedoman
wawancara untuk Ketua Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan, Mahasiswa,
Pembina Kemahasiswaan, Dosen Departemen PKn, Dosen PKn MKDU. Langkah
selanjutnya, proposal penelitian, pedoman wawancara, dan observasi tersebut
dikonsultasikan dengan pembimbing, kemudian setelah disetujui dijadikan
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh
proses perijinan sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada
Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.
b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada
Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin
penelitian untuk disampaikan kepada Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan di
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan
Indonesia.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang
menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk
melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti sebagai
instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara
peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan, Pembina Kemahasiswaan, Dosen
Pendidikan Kewarganegaraan dari Departemen Pendidikan Kewarganegaraan,
Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Mata Kuliah Dasar Umum, Pembina
Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pembantu Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan
supaya dapat mengungkapkan data secara menditail dan lengkap.
3. Tahap Analisis Data
Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan
setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha
mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.
Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian
mengenai transformasi nilai-nilai Pancasila memalui organisasi mahasiswa guna
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V ini merupakan kesimpulan dari hasil kajian tentang “Transformasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Organisasi Mahasiswa Guna Kesadaran Berbangsa dan Bernegara di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia”. Kesimpulan yang penulis rumuskan berdasarkan atas data yang terkumpul dari objek penelitian. Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian ditafsirkan dalam bahasa karya ilmiah. Selain kesimpulan, selanjutnya peneliti menyertakan saran-saran berdasarkan hasil penelitian dengan harapan adanya perbaikan terutama bagi objek penelitian dan pada umumnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan karya ilmiah ini
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa Transfrormasi nilai-nilai Pancasila melalui organisasi mahasiswa sejatinya telah berpindah dengan baik ke wujud yang lebih mapan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memiliki dimensi idealisme, dimensi realitas, dan dimensi fleksibelitas dalam menjalankan roda organisasi sesuai dengan amanat yang diatur dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga setiap organisasi mahasiswa yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam mewujudkan visi misi yang ingin di capai melalui pelaksanaan program kerja.
Disamping kesimpulan umum di atas, dapat diuraikan kesimpulan secara khusus, yakni:
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dipindahkan kedalam program kerja yang diselenggarakannya.(1) organisasi mahasiswa merupakan mesin transformasi nilai yang baik, karena didalam organisasi mahasiswa terdapat bermacam-macam pola yang dilakukan dalam penyelenggaraan setiap progran kerja yang akan diselenggarakan dan dari setiap pola tersebut merupakan proses yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam transformasi nilai-nilai Pancasila.(2) nilai-nilai Pancasila sejatinya merupakan sekumpulan nilai inti pokok (central values) yang bersifat universal dan memiliki tiga dimensi (dimensi idealisme, dimensi realitas, dan dimensi fleksibelitas), sehingga nilai-nilai Pancasila didalam organisasi mahasiswa dapat berkembangdan merubah wujud dalam bentuk yang lebih mapan melalui program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa, hal ini merupakan bentuk dimensi fleksibelitas dari nilai-nilai Pancasila yang mampu bertahan dalam berbagai kondisi setiap organisasi mahasiswa.(3) organisasi mahasiswa merupakan wadah pembentukan karakter warganegara yang baik berdasarkan Pancasila dalam menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara, karena didalam program kerja yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa terdapat nilai-nilai positif yang di transformasikan baik kepada objek penerima nilai maupun keopada anggota organisasi mahasiswa tu ssendiri selaku penyelenggara kegiatan.(4) organisasi mahasiswa merupakan sarana dan wadah pembelajaran nilai-nilai Pancasila secara informal kepada mahasiswa selaku anggota dari organisasi mahasiswa yang dinaunginya, karena didalam organisasi mahasiswa terdapat proses-proses transformasi nilai-nilai yang akan berpengaruh kepada pembentukan karakter mahasiswa yang berdasarkan Pancasila yang merupakan bagian dari warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kelak.
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diselenggarakan. (1) pendekatan yang dilakukan oleh tiap-tiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa dalam membangun etos kerja dari para penguru organisasi mahasiswa adalah dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, dimana tiap -tiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa berusaha menguatkan internal organisasi mahasiswa dalam menumbuhkan etos kerja para anggota dengan mengadakan kegiatan-kegiatan seperti makrabisasi, upgrading, atau rapat non -formal (di cafe) dengan harapan dapat menciptakan rasa nyaman dalam berkegiatan organisasi mahasiswa. (2) metode yang dilakukan oleh tiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa yang berada di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan dalam membangun etos kerja kepada para anggotanya adalah dengan menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, dimana setiap pucuk pimpinan organisasi mahasiswa mendengarkan dan memperhatikan setiap masukan serta kritik yang diberikan kepadaa organisasi mahasiswa yang dipimpin oleh tiap-tiap pucuk pimpinan. (3) media yang digunakan oleh tiap-tiap organisasi mahasiswa dalam proses transformasi nilai-nilai Pancasila dalam menjalankan roda organisasinya adalah dengan menggunakan media sosial, komunikasi merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam menjalankan roda organissi dikarenakan bila terjadi miss communication maka akan pula berpengaruh kepada proses transformasi nilai yang telah direncanakan. Di era -globalisasi saat ini, media sosial sangat erat dalam kehidupan masyarakat modern sebagai salah satu alat komunikasi, agitasi, dan propaganda yang akan dilakukan oleh organisasi mahasiswa dalam melaksanakan setiap program kerjanya. Adapun media sosial yang digunakan oleh organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ini adalah facebook, twitter, instagram, line, whatsapp,
Short Messanger Service (SMS), BlackBerry Mesanger (BBM) dlll.
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh tiap organisasi mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang berasal dari luar organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi sebagai proses transformasi nilai-nilai Pancasila.(2) Hambatan internal yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi diantaranya adalah kualitas anggota dan kuantitas anggota organisasi mahasiswa. Adapun hambatan internal dalam kualitas anggota organisasi mahasiswa adalah kurangnya tingkat kedisiplinan anggota, kurangnya pemahaman anggota terhadap tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan, tingkat hedonisme mahasiswa yang tinggi, sikap individualisme mahasiswa yang sulit bahkan tidak mau membaur dengan mahasiswa lainya, minimnya konseptor dikalangan mahasiswa. Sedangkan hambatan internal dalam kuantitas anggota organisasi mahasiswa yang dihadapi adalah minimnya tingkat kesadaran mahasiswa terhadap minat berorganisasi, tanggung jawab antara organisasi dan akademik yang dijadikan alasan kurang partisipatifnya mahasiswa selaku anggota organisasi mahasiswa, pengkubuan yang terjadi dikalangan mahasiswa, dan paradigma mahasiswa terhadap organisasi mahasiswa yang menjenuhkan.(3) hambatan eksternal yang dihadapi oleh organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasinya adalah minimnya dana penyelenggaraan kegiatan, alur birokrasi yang rumit saat pengajuan ijin kegiatan, kurangnya dukungan alumni dan pembina kemahasiswaan dalam merealisasikan setiap program kerja yang akan diselenggarakan, serta pihak kampus yang memprioritaskan diri.
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditransformasikan kepada objek penerima nilai atau anggota organisasi mahasiswa itu sendiri sebagai komponen utama dalam organisasi mahasiswa. Hal ini dilakukan untuk menghindari pergeseran nilai yang akan diberikan kepada objek penerima nilai sehingga proses transformasi nilai-nilai Pancasila bisa berpindah dengan utuh kepada objek penerima nilai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka penulis mengajukan saran yang kiranya dapat menjadi masukan, adapun saran yang diajukan sebaagi berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa hendaknya tidak bersikap tertutup dan mulai membaur dengan mahasiswa lainnya dalam perkumpulan atau wadah organisasi mahasiswa yang diminatinya sebagai sarana pengembangan potensi diri dalam mempersiapkan diri sebelum terjun kepada masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Mahasiswa hendaknya mulai belajar membagi waktu antara akademik dan
organisasi sehingga dapat turut berperan aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa sebagai wadah pengembangan potensi diri dan pembentukan karakter disiplin bagi mahasiswa itu sendiri.
c. Mahasiswa hendaknya menyadari akan peran dan fungsinya sebagai agent of
control social, agent of change, and agent of iron stock dimasyarakat dan
melaksanakan peran serta fungsinya tersebut dengan bergangung kedalam organisasi mahasiswa untuk menjalankan Tridharma perguruan tinggi dalam peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.
2. Bagi Pembina Kemahasiswaan
Arif Prasetyo Wibowo , 2015
TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pembina kemahasiswaan hendaknya lebih meningkatkan lagi peranannya sebagai pembimbing dalam bidang keorganisasian dan mengurangi penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi dengan para pengurus organisasi mahasiswa, sehingga pembina kemahasiswaan dapat mengetahui secara langsung apa yang terjadi dilapangan serta mengetahui kondisi psikis sesungguhnya dari para pengurus organisasi mahasiswa dalam menjalankan roda organisasi yang diembannya.
3. Bagi Organisasi Mahasiswa
a. Organisasi mahasiswa hendaknya bergerak lebih massive dalam menghadapi hambatan internal maupun hambatan eksternal yang dihadapinya, sehingga eksistensi organisasi bisa terjaga dalam mewujudkan visi dan misi yang di cita-citakan melalui penyelenggaraan program kerja.
b. Organisasi mahasiswa hendaknya mampu mengubah paradigma mahasiswa selaku anggota organisasi mahasiswa untuk turut andil dalam penyelenggaraan program kerja yang akan diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa, pergerakan yang lebih dinamis rasanya perlu dilakukan secara terus menerus dalam menciptakan rasa nyaman sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi mahasiswa dalam meningkatkan antusiasme mahasiswa pada organisasi mahasiswa.
c. Organisasi mahasiswa hendaknya mulai berdikari dibidang ekonomi dalam meningkatkan pemasukan sebagai bekal penyelenggaraan kegiatan program kerja yang akan diselenggarakan. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kinerja anggota organisasi dibidang dana usaha, sehingga organisasi mahasiswa dalam menghadapi tantangan pengeluaran tidak hanya bergantung kepada pihak kampus dan Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia saja.
4. Bagi Dosen Pendidikan Kewarganegaraan