PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT K.H. ZAINUDDIN MZ.
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām
Oleh:
SELAMET NUR ANOM
1000930
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISL M FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT
K.H. ZAINUDDIN MZ.
Oleh
Selamet Nur Anom
Sebuah Skripsi yang iajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
© Selamet Nur Anom 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak
seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau
LEMBAR PENGESAHAN
SELAMET NUR ANOM 1000930
PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA MENURUT
K.H. ZAINUDDIN MZ.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Edi Suresman, S.Pd. M.Ag. NIP. 19601124 198803 1 001
Pembimbing II,
Agus Fakhruddin, S.Pd. M.Pd. NIP. 19760817 200501 1 001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Isl m Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 18 Juni 2014
Tempat : Gedung FPIPS UPI
Panitia Ujian :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001
3. Penguji :
3.1 Dr. H. A. Syamsu Rizal, M.Pd. NIP. 19551002 198601 1 001
3.2 Dr. Munawar Rahmat, M.Pd NIP. 19580128 198612 1 001
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin Mz.”. Masalah utama yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana Pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang Cara Orang Tua Mendidik Anak.
Skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik studi literatur sebagai suatu teknik yang dipergunakan untuk mempelajari buku-buku referensi, transkrip hasil rekaman ceramah dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain sesuai dengan masalah yang dikaji.
Temuan penelitian menunjukan bahwa pandangan pendidikan K.H. Zainuddin Mz. merupakan pemahaman yang berangkat dari teori dasar pendidikan Islāmiyah yang bersumberkan dari Al-Qur`anul Karim dan Sunah Rasūl-Nya. Seluruh proses pendidikan yang dijelaskan oleh K.H. Zainuddin Mz. diselaraskan dengan tujuan pendidikan yang terdapat di dalam Al-Qur`an dan As-Sunah. K.H. Zainuddin Mz. sangat menginginkan terbentuknya generasi Muslim yang memahami Islām secara benar dan murni, meyakininya secara mendalam, mempraktikannya dalam diri sendiri dan keluarganya, berjuang meninggikan kalimat-Nya, menerapkan
syari‟atnya dan menyatukan umatnya. Untuk itu, ia selalu memperhatikan seluruh
aspek dari ajaran Islām. Tujuan pendidikan dalam pandangan beliau yaitu, pertama mengajarkan hakikat Islām, bahwa Islām adalah agama Ilmu. Karena
ketika mereka menyadari bahwa Islām adalah dīnul „ilmi (agama ilmu) maka
mereka tidak akan membedakan ilmu syara‟ dan ilmu alam. Selanjutnya, umat muslimin harus memahami juga bahwa Islām mengajarkan untuk bekerja keras yang didasari dengan banyak berdzikir, selalu merasakan kehadiran Allāh dekat
dalam kehidupannya. Tujuan yang kedua mendidik agar tidak terlalu cinta dunia dan membenci mati dan ketiga memberikan pemahaman tentang tujuan asal
mengapa manusia diciptakan oleh Allāh SWT. Materi pendidikan anak, beliau menguraikan firman Allāh dalam surat Luqmān ayat 13-17 dan membaginya kedalam beberapa tahapan, pendidikan iman, pendidikan agar anak memiliki rasa hormat kepada kedua orang tuanya, pendidikan moral, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih masa depannya dan pendidikan tatanan kehidupan. Selanjutnya tentang metode pendidikan yang dapat diterapkan oleh seorang pendidik, yaitu pendidikan dengan keteladanan dan pendidikan dengan adat kebiasaan.
ABSTRACT
The present study entitled "Children Education in Family According to K.H. Zainuddin Mz.". The main problem discussed in this study is K.H. Zainuddin Mz.‟s views on How Parents Educate their Children.
The present study employs descriptive method through qualitative approach by using the techniques of literary studies to study the reference books, the transcript of recorded lecture and the results of previous similar studies that have been done by others in accordance with the issues that is being studied.
The findings show that K.H. Zainuddin Mz.‟s views of education are an understanding that comes from the basic theory of Islāmic education which is derived from the Qur'an and Sunnah. The entire educational process that is described by K.H. Zainuddin Mz. is in line with the purpose of education in the Qur`an and As-Sunnah. K.H. Zainuddin Mz. wants to understand the formation of Moslem generations who understand Islām as something true and pure, deeply believe in it, practice it to themselves and their family, try to elevate His sentence, apply His shari'a and unite His people. For that, he always pays attention to all aspects of Islām. The purposes of education in his view are, first is teaching the essence of Islām, Islām is a religion of science. Because when they realize that
Islām is dinul ‘ilmi (a religion of science), they will not distinguish the science of
syara’ and the natural sciences. Furthermore, Moslems should also understand
that Islām teaches us to work hard which is constituted with a lot of dhikr, always
feel the presence of Allāh close of his life. The second purpose is to make the children not love the world too much and not hate the death, and the third is providing an understanding about the initial goal of why human are created by
Allāh Almighty. He describes the material of children‟s education through
outlining Luqmān verse 13-17 and dividing it into several stages: the education of faith, the education for children to have respect for his parents, the education of moral, the education of the livelihood, and giving freedom to children to choose their future. Further on educational methods that can be applied by an educator, he describes education by means of example and education with customs.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...8
C. Tujuan Penelitian...8
D. Manfaat Penelitian...9
E. Organisasi Penulisan ...10
BAB II PENDIDIKAN ANAK DALAM ISL M...11
A. Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak Menurut Isl m ...11
1. Pengertian Pendidikan Isl m ...14
2. Tujuan Pendidikan Isl m ...19
3. Prinsip pendidikan Isl m ...22
B. Konsep Pendidikan Anak ...24
1. Pengertian Anak dalam Al-Qur` n ...24
2. Kedudukan anak dalam Isl m ...27
3. Perkembangan Anak...29
4. Sebab-sebab terjadinya kenakalan pada anak dan penanggulangannya .31 BAB III METODE PENELITIAN ...32
A. Metode Penelitian ...32
B. Definisi Operasional ...33
C. Instrumen Penelitian ...34
E. Tehnik Pengumpulan Data...37
F. Metode Analisis Data ...37
1. Reduksi Data ...38
2. Display Data ...39
G. Prosedur Penelitian ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44
A. HASIL PENELITIAN ...44
1.Biografi K.H. Zainuddin Mz. ...44
2. Tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. ...45
3.Materi pendidikan Anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...47
4. Metode Pendidikan Anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...52
B. PEMBAHASAN ...53
1. Tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. ...53
2. Materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...55
3. Metode Pendidikan Anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ...72
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...75
A. KESIMPULAN ...75
B. REKOMENDASI...79
Daftar Pustaka ...81
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Berkenaan
dengan tanggung jawab ini pendidikan agama di sekolah berarti suatu
usaha yang sadar akan dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa
dalam rangka pembentukan manusia beragama (Ramayulis, 2011: 14).
Pada masa sekarang istilah yang paling populer dipakai orang
adalah “tarbiyaħ”, menurut M. Aṭṭiyah al-Abrasyi (Ramayulis, 2011:
15-16) yaitu istilah yang mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan tarbiyaħ
merupakan upaya untuk mempersiapkan individu untuk kehidupan yang
lebih sempurna etika, sistematis dalam berfikir, memiliki ketajaman
intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain,
berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulisan, serta memiliki
beberapa keterampilan. Sedangkan pendidikan agama didefinisikan
sebagai usaha yang diarahkan kepada pembinaan anak yang sesuai dengan
ajaran Islām.
Mengingat pentingnya keselamatan anak dalam keluarga, maka
keselamatannya harus didahulukan daripada keselamatan masyarakat,
karena keselamatan masyarakat pada hakikatnya bertumpu pada
keselamatan keluarga. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur‟an
surat 26 (Al-Syu‟arā) ayat 214:
“Dan berilah peringataan kepada kerabat-kerabatmu yang dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allāh terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Dari ayat tersebut, jelas bahwa kewajiban utama orang tua adalah
menyelamatkan diri dan keluarganya dari api neraka, artinya mereka
diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarganya agar tidak melakukan
berbagai keburukan dan pelanggaran aturan-aturan yang telah dijelaskan
dalam Al-Qur`ān yang pada akhirnya dapat menjerumuskan mereka pada
neraka. Maka cara yang paling tepat untuk dapat memenuhi perintah
tersebut adalah dengan mendidik anak dan keluarga berdasarkan ajaran
Islām.
Syarifudin (2006: 24) memandang bahwa:
Pendidikan dalam arti luas, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan inidividu.
Selaras dengan pengertian pendidikan di atas, Heri (2005: 1)
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan itu adalah
“suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia. Melalui pendidikan
manusia tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia
dapat melaksanakan tugas sebagai manusia.”
Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 Bab I, Pasal 1, Ayat 1 dinyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kemendikbud, 2011: 3).
Syahidin (2009: 2) menjelaskan bahwa:
Pendidikan bukan sekedar transfer informasi ilmu pengetahuan dari guru kepada murid, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Ada tiga misi utama pendidikan yaitu Pewarisan Pengetahuan (Transfer of Knowledge), Pewarisan Budaya (Transfer of Culture), dan Pewarisan Nilai (Transfer of Value). Sebab itu, pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses transformasi nilai-nilai dalam rangka pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Dari pernyataan tersebut jelas bahwa pendidikan tidak hanya
transfer informasi ilmu pengetahuan tetapi suatu proses pembentukan
karakter. Kemudian pendidikan bukan hanya sebatas menyekolahkan anak
di sekolah tetapi lebih dari itu. Anak akan tumbuh menjadi sosok manusia
yang ideal jika ditopang oleh pendidikan yang baik dan komprehensif,
namun sebaliknya jika anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik
maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak diharapkan.
Syarifudin (2006: 19), mengemukakan tentang sosok manusia ideal
yaitu sebagai berikut : “Sosok manusia ideal tersebut antara lain adalah
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
bermoral/berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauan, mampu
berkarya dan lain-lain.”
Namun tidaklah mudah untuk bisa menjadi sosok manusia yang
ideal walaupun pada dasarnya manusia diberikan potensi oleh Allāh untuk bisa menjadi manusia ideal.
Potensi yang diberikan Allāh kepada manusia tidak akan berkembang dengan sendirinya secara sempurna tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan dinamis. Potensi kemanusian itu akan bergerak terus menerus sesuai dengan pengaruh yang didatangkan kepadanya. Hanya intensitas pengaruh itu akan sangat bervariasi sesuai dengan kemauan dan kesempatan yang diperolehnya yang dapat menentukan pengalaman dan kedewasaan masing-masing. Maka dari itu, manusia sering disebut sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik atau makhluk pendidikan.
Di samping manusia memiliki berbagai potensi yang diberikan
Allāh, manusia juga memiliki posisi yang strategis dihadapan Allāh,
sebagaimana diungkapkan oleh Ramayulis (2010: 10) bahwa manusia
memiliki posisi yang strategis di hadapan Allāh yaitu: pertama, sebagai
Hamba Allāh dan kedua, sebagai Khalīfaħ Allāh. Untuk melaksanakan
tugasnya sebagai khalīfaħ, Allāh telah memberikan seperangkat potensi
(fiṭraħ) berupa akal, qalb, dan nafs kepada manusia. Namun aktualisasi
fitrah itu tidaklah otomatis berkembang, melainkan tergantung pada
manusia itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa untuk merealisasikan tugas
dan kedudukan manusia tersebut harus ditempuh manusia melalui
pendidikan.
Satu- satunya konsep pendidikan yang dapat dikembangkan adalah
konsep pendidikan Islām. Dengan pendidikan Islām manusia sebagai khalīfaħ tidak akan berbuat sesuatu yang mencerminkan kemungkaran kepada Allāh, dan bahkan ia berusaha agar segala aktifitasnya sebagai
khalīfaħ harus dilaksanakan dalam rangka „ubudiyah kepada Allāh
(Ramayulis, 2010: 12).
Tujuan pendidikan Islām secara nasional dapat dirujuk kepada tujuan
pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, sehat jasmani, dan rohani, memiliki rasa seni serta bertanggung jawab bagi masyarakat bangsa dan negara.
Menurut Al-Jauhari dan Khayyal (2005: 224) memandang bahwa
pendidikan anak merupakan fase urgen yang menjadi bagian dari beberapa
fase pendidikan manusia. Fase inilah yang sangat menentukan bagaimana
seseorang di masa depannya. Aktivitas pendidikan Islām dalam rangka
membentuk kepribadian muslim haruslah dimulai sejak dini, yaitu di
lingkungan rumah yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang anak.
Tugas untuk mendidik anak merupakan tugas bersama. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan Huda dan Idris (2008: 25), bahwa “pendidikan
anak merupakan realisasi tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan
pemerintah”.
Al-Ghazali (Yusuf, 2006: 10) mengemukakan bahwa:
Anak dilahirkan dengan membawa fitrah yang seimbang dan sehat. Kedua orang tuanyalah yang memberikan agama kepada mereka. Demikian pula anak dapat terpengaruh oleh sifat-sifat yang buruk. Ia mempelajari sifat-sifat yang buruk dari lingkungan yang dihidupinya, dari corak hidup yang memberikan peranan kepadanya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya.
Jelas bahwa keluargalah yang pertama bertanggung jawab dalam
pendidikan anak. Karena lingkungan keluarga merupakan fase awal yang
dilewati anak dalam kehidupannya. Orang tualah yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan anaknya di keluarga.
Mujib (2008: 88) memandang bahwa orang tualah yang pertama
menjadi pendidik bagi anak sebagaimana dikemukakannya bahwa :
Keberadaan ayah dan ibu sangatlah berpengaruh terhadap anak,
sebagaimana dikemukakan oleh Daradjat (1970: 35) bahwa:
Sejak seorang anak lahir, ibu orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya, yang mula-mula dipercayainya dan yang ditirunya. Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Cara ayah melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya.
Merujuk pada pendapat Daradjat di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap pendidikan
anak-anaknya. Bukan saja karena orang tua yang akan menentukan jalur
pendidikan anak-anaknya tetapi karena orang tua juga yang memberikan
pendidikan awal bagi anak sebelum mereka bergaul dengan lingkungan
dan memasuki pendidikan formal di sekolah-sekolah.
Begitu tinggi harapan orang tua terhadap anaknya, namun menurut
Huda dan Idris (2008: 26) bahwa:
Lembaga pendidikan terkadang tidak lagi mempertimbangkan faktor-faktor kejiwaan anak didik. Akibatnya, anak dituntut untuk menguasai sejumlah kompetensi tertentu yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan anak. Ironisnya, hal ini biasanya terjadi tanpa disadari oleh orang tua dan penyelenggara pendidikan. Sikap kurang proporsional dalam mendidik anak seakan melahirkan
kesan bahwa pendidikan telah melakukan “penindasan” terhadap
anak.
Aspek lain menunjukan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di era globalisasi ini hampir menjadikan dunia tidak ada batas
antar wilayah dan negara. Hal ini berdampak kepada masuknya budaya
barat ke dalam budaya lokal dengan sangat mudah, dan tidak dapat
dihindarkan, baik melalui televisi, internet, dan media lainnya. Saat ini
internet tidak lagi aneh dikalangan anak-anak, bahkan mereka rela
menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain. Hal ini disadari atau
tidak berpengaruh terhadap moralitas anak yang saat ini sedang dilanda
Huda dan Idris (2008: 26) mengemukakan bahwa:
Krisis moralitas itu dengan mudah dapat diketahui melalui informasi, pemberitaan, dan surat kabar. Indikasi krisis moral terlihat dari dua aspek. Pertama, krisis moral yang dilakukan oleh anak sehingga memposisikan anak sebagai subjek kejahatan. Kedua, krisis moral terhadap anak yang dilakukan orang dewasa, sehingga menjadikan anak sebagai objek tindak kejahatan.
Dari pemaparan diatas jelas bahwa pendidikan anak sangatlah
penting. Karena keberhasilan pendidikan anak merupakan dasar kemajuan
suatu bangsa. Tidak sedikit para tokoh pendidikan memaparkan teori
tentang pendidikan anak, dan tidak menutup kemungkinan bahwa seorang
da‟i kondang yang namanya sangat masyhur pada tahun 80-an beliau
adalah K.H. Zainuddin Mz., memiliki cara dalam mendidik anak yang
berlandaskan Al-Qur‟an dan Al-Sunnaħ. Menurut penulis pemikiran tokoh
ini tentang cara mendidik anak sangatlah menarik untuk dijadikan objek
penelitian, karena pemikirannya tentang pendidikan anak sangatlah baik.
Dalam beberapa ceramah dan bukunya, beliau memberikan penjelasan
secara sederhana dan aplikatif mengenai pendidikan anak.
Selain itu, menurut penulis K.H. Zainuddin Mz. memandang
masalah pendidikan anak dalam konteks keseluruhan kehidupan manusia,
beliau tidak melihatnya dalam pandangan yang sempit. Beliau tidak
memandang pendidikan hanya sebatas perlakuan-perlakuan tertentu yang
diterapkan pada anak agar mencapai tujuan yang diharapkan dalam bentuk
peringkat tertentu.
Telah banyak penelitian yang berkenaan dengan pendidikan anak
diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Jamin (2008) dengan
skripsinya yang berjudul “Metode Pendidikan Seks Bagi Anak menurut
„Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān (Perspektif Pendidikan Islām)”. Oleh Mubaroq pada tahun 2011, dengan judul “Konsep Pendidikan Keluarga Dalam
dilakukan oleh Manan pada tahun 2013, dengan judul “Konsep Pendidikan
Bagi Anak Menurut „Abdullāh Nāṣiḥ „Ulwān”.
Sampai saat ini penelitian tentang pendidikan anak menurut K.H.
Zainuddin Mz. belum ada, sebab beliau adalah penceramah yang lebih
banyak diteliti dari beliau biasanya retorika beliau dalam ceramah.
Inilah yang menjadi dasar utama bagi penulis untuk menelaah lebih
lanjut tentang pemikiran beliau dalam beberapa rekaman ceramah dan
buku lain yang ada kaitannya dengan pemikiran beliau tentang pendidikan
anak, yang menurut hemat penulis isi pandangan pendidikan terhadap anak
yang beliau jelaskan masih layak dijadikan pedoman bagi para pendidik
khususnya dan orang tua pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas penulis sangat tertarik untuk mengkaji
dan meneliti secara ilmiah yang akan dituangkan ke dalam sebuah skripsi
yang berjudul “PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA
MENURUT K.H. ZAINUDDIN MZ.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas dapat dirumuskan
permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana Cara Mendidik Anak menurut K.H. Zainuddin Mz.?”
Dari masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa
sub masalah sebagai berikut :
1. Apa tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz. ?
2. Seperti apa materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ?
3. Bagaimana metode pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz. ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran bagaimana
Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian
ini yaitu:
1. Mendeskripsikan tujuan pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz.
2. Mendeskripsikan materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz.
3. Mendeskripsikan metode pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif, berupa cara mendidik anak dalam Islām. Deskripsi hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
upaya pendidikan Islām yang tepat bagi anak.
2. Manfaat Praktis
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak terutama orang-orang yang berhubungan dengan dunia
pendidikan seperti:
a. Bagi Penulis, penelitian ini sebagai acuan untuk memperluas
pemikiran dan pengalaman penulisan karya ilmiah sekaligus menjadi
acuan untuk bekal dalam mendidik anak.
b. Bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumbangan
pemikiran tentang cara mendidik anak menurut K.H. Zainuddin Mz.
c. Bagi Masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan, rujukan dan
pengetahuan, terutama bagi para orang tua, guru dan masyarakat
sebagai pedoman untuk mendidik anak dengan baik sesuai dengan
E. Organisasi Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini urutan penulisannya adalah sebagai
berikut:
Bab I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II: Kajian Pustaka, berisi penjelasan secara ringkas isi dari
berbagai referensi atau literatur yang berhubungan dengan pokok bahasan.
Bab III: Metode Penelitian, yang meliputi metode penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan metode
analisis data.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang merupakan isi bagian
utama dari skripsi ini. Dalam bab ini dijelaskan tentang pokok bahasan yang
dipertanyakan dalam rumusan masalah
Bab V: Kesimpulan dan Saran. Daftar pustaka, lampiran, dan riwayat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Mahmud
(2011: 32) menjelaskan,
penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaanan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekadar untuk mengungkapkan fakta. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki.
Teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah studi literatur, yaitu dengan cara meneliti dan mempelajari buku-buku,
dokumen atau sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung
terhadap permasalahan yang akan dibahas. Setelah literatur terkumpul dan
dinggap valid, serta pemahaman terhadap fakta-fakta dan mengaklarifikasikan
serta memisahkan sumber-sumber yang kurang relevan dengan permasalahan,
sementara sumber atau fakta yang relevan kemudian dirangkai dalam
penulisan laporan.
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah library research atau
penelitian kepustakaan. Subagyo (1999: 109), menjelaskan yang dimaksud
penelitian kepustakaan sebagai berikut:
Penelitian yang menjadikan data-data kepustakaan sebagai teori untuk dikaji dan ditelaah dalam memperoleh hipotesa atau konsepsi untuk mendapatkan hasil yang objektif. Dengan jenis ini informasi dapat diambil secara lengkap untuk menentukan tindakan ilmiah dalam penelitian sebagai instrumen penelitian memenuhi standar penunjang penelitian.
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Mardalis, (1999: 28) bahwa:
Dengan demikian, langkah yang penulis lakukan dalam penyusunan
karya ilmiah ini adalah topik yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan
dengan mencari sumber-sumber yang relevan. Setelah mendapatkan sumber,
penulis memberikan kritik terhadap sumber untuk memperoleh fakta tentang
kajian yang akan dibahas. Data dan fakta yang telah terkumpul kemudian
dirangkaikan dan diinterpretasi untuk kemudian dituliskan menjadi kajian
yang utuh dan terstruktur.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat
esensial yang dapat menimbulkan kesalahan dalam mengartikan judul,
maksud dari penelitian, disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional
agar mudah dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi
antara judul dengan pembahasan dalam karya ilmiah ini.
Sesuai dengan judul “Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H.
Zainuddin Mz.”.
1. Pendidikan
Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan sejak lahir
hingga akhir hayat melalui pembinaan, bimbingan dan latihan baik di
lembaga formal, non formal dan informal untuk menjadi manusia yang
paripurna (Ramayulis, 2010: 17).
Pendidikan anak adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak yang penulis maksud adalah pendidikan anak dari masa
anak-anak hingga masa baligh menurut pandangan K.H. Zainuddin Mz.
dalam ceramah dan beberapa referensi buku.
2. Anak
Sedangkan yang dimaksud anak di sini adalah anak sebagaimana yang
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan” (Kemendikbud, 2012: 47).
3. Keluarga
Dalam kamus Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan
Nasional, 2008: 721) keluarga adalah ibu, bapak beserta anak-anaknya.
4. K.H. Zainuddin Mz.
KH (Kiai Haji) adalah gelar yang telah diberikan oleh masyarakat
kepada beliau sebagaimana dijelaskan dalam KBBI “sebutan bagi alim
ulama/cerdik pandai tentangt agama Islām, sedangkan haji adalah “gelar
bagi orang yang telah pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji”
(Depdiknas, 2008: 514 dan 767). Nama lengkap beliau menurut Thaha
(1997: 35) adalah Zainuddin Hamidy Turmudzi, nama populernya Kiai
Haji Zainuddin MZ., MZ. adalah kepanjangan dari Turmudzi, nama
ayahnya. Beliau merupakan penceramah kondang yang dalam ceramahnya
banyak mengutarakan tentang pendidikan anak menurut ajaran Islām.
Menurut Angen (2013: viii) dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Maret
1951. Beliau menempuh pendidikan tinggi di IAIN Syarif Hidayatullah
yang kini bernama Universitas Islām Negeri Syarif Hidayatullah dan
berhasil mendapatkan gelar doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Satori dan Komariah (2011: 61-62) mengatakan
bahwa konsep human instrumen dipahami sebagai alat yang dapat
mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis
dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.
Lincoln dan Guba (Satori dan Komariah, 2011: 62) menjelaskan bahwa
manusia sebagai instrument pengumpulan data memberikan keuntungan,
dimana ia dapat bersikap fleksibel dan adaptif, serta dapat menggunakan
Menurut Nasution (Sugiyono, 2010: 307) ciri-ciri peneliti
sebagai instrumen penelitian yang serasi sebagai berikut:
1. Mampu bereaksi terhadap segala rangsangan lingkungan yang bermakna untuk penelitian.
2. Mampu menyesuaikan diri terhadap aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Menangkap segala instrumen dari tiap situasi secara keseluruhan. 4. Merasakan dan menyelami situasi yang melibatkan interaksi
dengan manusia.
5. Segera menganalisis data yang diperoleh hingga melahirkan hipotesis.
6. Mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan.
7. Menjawab segala hal terutama memperhatikan respons yang aneh bahkan bertentangan untuk mempertinggi tingkat pemahaman.
Dalam penelitian ini, penulis sebagai instrumen utama sudah
memenuhi dua syarat yang telah ditentukan menurut Sugiyono.
Pertama, penulis memahami tentang metode kualitatif yang
digunakan. Seperti seluruh proses dalam penelitian kualitatif yang
dimulai dari memperoleh data, mengolah data, menganalisis data
dengan menggunakan aturan-aturan penelitian kualitatif. Kedua,
penulis sebagai instrumen utama dituntut menguasai wawasan
mengenai obyek yang diteliti. Sebagai penguat obyek yang diteliti
yaitu mengenai pendidikan anak dalam keluarga menurut K.H.
Zainuddin Mz., penulis mempunyai alasan, diantaranya: (1) penulis
telah banyak mendengarkan ceramah K.H. Zainuddin Mz. tentang
cara mendidik anak. (2) Sampai saat ini penulis masih sering
menyampaikan kembali ceramah beliau tentang pendidikan anak
kepada masyarakat.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yang bersifat tekstual berupa konsep dan tulisan bukan berupa
angka-angka. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah seputar apa dan
bagaimana definisi, konsep, pandangan, pemikiran dan argumentasi
Menurut Sarwono (2006:49) menjelaskan beberapa sumber
kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti diantaranya 1) abstrak
hasil penelitian, 2) indeks, 3) review, 4) jurnal, 5) buku referensi.
Data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek
(Purwanto, 2007:192).
Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini
adalah yang bersumber dari literatur yaitu dengan library Reseach.
Bertujuan untuk mengumpulkan data informasi dengan bantuan
bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan.
Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan di ruang
kepustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber
dari perpustakaan.
1. Sumber data primer
Sumber data primer pada penelitian ini merupakan data yang
memuat tentang Pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang Cara Orang Tua
Mendidik Anak dari rekaman ceramah beliau, yaitu:
a. Cara mendidik anak.
Sumber: MP3 Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com
b. Berbakti kepada ibu dan bapak.
Sumber: MP3 Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com
c. Zainuddin Mz. (Composer). (2000). Kebersamaan. t.k: E. International.
d. Zainuddin Mz. (Composer). (2005). Nada dan Dakwah. t.k: Bola Dunia.
2. Sumber data sekunder
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah semua
buku-buku penunjang yang berhubungan dengan persoalan yang dibahas.
digunakan dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang digunakan
peneliti, yaitu:
a. Idris Thaha, Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat. Bandung: Mizan, 1997
b. Tirta Angen, Tausiyah Ramadhan Da’i Sejuta Umat. Jakarta: Dapur Buku, 2013
E. Tehnik Pengumpulan Data
“Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses
penyelidikan yang mirip dengan pekerjaan detektif. Dari sebuah
penyelidikan yang mirip akan dihimpun data-data utama dan sekaligus
tambahannya” (Afifuddin dan Beni, 2009:129).
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu dengan cara mencari data
yang berkaitan dengan pembahasan. Data-data sebagai penjabaran dari
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ditujukan pada pandangan K.H.
Zainuddin Mz. dalam kaset dan bukunya.
F. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam satuan pola, kategori, dan satuan uraian
dasar (Afifuddin dan Beni, 2009:145).
Menurut Meleong (2010:248), analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis isi (content analysis). Analisis isi (content analysis) adalah
“penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa” (Afifuddin dan Beni,
Metode analisis isi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengungkap pandangan K.H. Zainuddin Mz. mengenai cara orang tua
dalam mendidik anak dalam rekaman ceramah maupun buku-buku .
Menurut Afifuddin dan Beni (2009:166) menjelaskan berkenaan dengan
analisis isi, bahwa :
analisis isi dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.
1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript)
2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan metode pendekatan terhadap data tersebut.
3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.
Jadi peneliti dalam metode ini akan menganalisa berdasarkan kajian
tekstual yang ada dalam ceramah maupun buku-buku pandangan K.H.
Zainuddin Mz. mengenai cara orang tua dalam mendidik anak.
Pada prinsipnya analisis dan pengolahan data dalam penelitian ini
dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir penulisan laporan
penelitian. Dengan kata lain analisis data dilakukan selama pengumpulan
data di lapangan dan setelah data terkumpul. Data-data dan informasi yang
telah terkumpul, selanjutnya dilakukan pengorganisasian dan analisis satu
persatu sesuai dengan fokus permasalahan penelitian yang dirumuskan
dalam penelitian.
Secara umum, menurut Miles & Huberman, sebagaiman dikutip oleh
Sugiyono (2005: 91) menjelaskan tentang cara melakukan analisis data
kualitatif, yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan
polanya. Data yang telah terkumpul dan diperoleh dari lapangan kemudian
dirangkum dan disusun secara sistematis dalam bentuk uraian atau laporan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Untuk memudahkan dalam menyusun laporan penelitian, peneliti
menggunakan koding data terhadap hasil penelitian. Koding adalah
membagi-bagi data dan mengelompokannya dalam sebuah kategori.
Menurut Moleong (2010: 27) koding adalah proses membuat kategorisasi
data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari
kategori-kategorinya. Sedangkan menurut Alwasilah (2012: 114) koding berguna
untuk membantu menyusun kategorisasi. Koding digunakan terhadap data
yang telah diperoleh seperti koding untuk sumber data (Dokumen 1 = Dok
1, Dokumen 2 = Dok 2, Dokumen 3 = Dok 3, Dokumen 4 = Dok 4,).
Kategorisasi dalam penelitian ini didasarkan pada istilah-istilah
pengumpulan data di lapangan dan setelah keseluruhan data terkumpul
melalui teknik pengumpulan data. Adapun kategorisasi dalam penelitian ini
berdasarkan istilah-istilah seperti, Tujuan Pendidikan (TP), Materi
Pendidikan (MP), dan Metode Pendidikan (MtP). Sugiyono (2010: 336-338)
menjelaskan bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum ke lapangan,
dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
2. Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan atau mendisplaykan data. Menurut Alwasilah (2012: 126), bahwa dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh.
G. Prosedur Penelitian
Bagian ini memaparkan tahapan-tahapan yang dilakukan penulis
dalam melakukan penelitian. Adapun tahapan yang dilakukan terbagi
kedalam tiga tahapan, yaiu persiapan, penelitian, dan penulisan laporan
1. Persiapan penelitian
Tahapan ini memaparkan tahapan awal yang dilakukan oleh
penulis. Pada tahapan ini ada beberapa langkah yang dilakukan oleh
penulis, di antaranya:
a. Penentuan dan Pengajuan tema Penelitian
Tahapan ini merupakan langkah awal penulis dalam melakukan
penelitian. Pada tahapan ini, penulis mengajukan rancangan tema
penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) program
Studi Ilmu Pendidikan Agama Islām (IPAI). Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (FPIPS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hal
ini merupakan salah satu prosedur baku yang harus ditempuh sebelum
memasuki proses penelitian. Proses pengajuan tema kepada TPPS, adapun
judul yang diangkat oleh penulis adalah tentang “Pendidikan Anak dalam
Keluarga Menurut K.H. Zainuddin Mz.”, yang kemudian penulis meyusun
suatu rancangan penelitian dalam bentuk proposal.
b. Penyusunan rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang berbentuk proposal ini, berisi tentang
kerangka dasar yang menjadi acuan bagian penulis dalam melaksanakan
penelitian dan melakukan laporan penelitian. Proposal penelitian memuat
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, tinjauan putaka, organisasi penulisan dan daftar
pustaka.
Proposal yang sudah jadi diajukan kepada TPPS untuk kemudian
disetujui. Setelah diajukan proposal disetujui dan mendapatkan beberapa
masukan dari dosen di antaranya Edi Suresman dan Agus Fakhrudin.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya keluarlah Surat
Keputusan (SK) penunjukan dosen pembimbing oleh Ketua Jurusan dan
TPPS yang dikeluarkan pada tanggal 1 Agustus 2013, untuk pembimbing
yang dimaksudkan adalah: Edi Suresman dan Agus Fakhrudin.
Untuk kesempurnaan penulisan skripsi, penulis dibimbing oleh
dosen pembimbing yang telah disebutkan di atas yaitu oleh Edi Suresman,
sebagai Pembimbing I dan Agus Fakhrudin sebagai Pembimbing II. Proses
bimbingan dilaksanakan melalui kesepakatan bersama antara dosen
pembimbing dan penulis. Yang biasanya diwujudkan dengan
menghubungi terlebih dahulu dosen pembimbing untuk menentukan
bimbingan. Proses bimbingan pada awal-awal berjalan kurang baik, karena
penulis memiliki kendala dalam waktu terkait dengan adanya pelaksanaan
Program Pelatihan Profesi (PLP), sehinga waktu yang dimiliki penulis
terbagi. Namun meskipun demikian bimbingan tetap dilaksanakan.
Bimbingan secara rutin terlaksana dengan baik setelah PLP selesai.
Bimbingan dilakukan di kampus, namun terkadang penulis melaksanakan
bimbingan langsung mendatangi rumah Pembimbing. Setiap hasil
penelitian dan penulisan yang telah penulis sesuaikan diajukan pada saat
melakukan bimbingan untuk mendapat masukan dan saran dari dosen
pembimbing. Setiap saran dan masukan yang diberikan oleh dosen
pembimbing dicatat dalam lembar bimbingan. Secara umum bimbingan
terhadap skripsi ini dilakukan secara bertahap atau per-bab. Untuk
kemudian dilakukan revisi jika memang masih terdapat kekurangan atau
langsung dilanjutkan pada bab berikutnya, sesuai dengan saran dari dosen
pembimbing.
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan
dalam metode yang penulis gunakan yaitu metode deksriptif. Untuk
mempermudah proses penelitian, penulis menggunakan tahap-tahapan
sebagaimana yang diungkapkan diatas di antaranya:
a. Pengumpulan Sumber
Sebelum melakukan pencarian dan pengumpulan sumber, langkah
yang dilakukan adalah menentukan tema atau topik penelitian. Dalam
skripsi ini penulis mengambil topik tentang pendidikan anak, yang
cara orang tua dalam mendidik anak. Setelah mendapatkan topik
penelitian, tahap berikutnya adalah mengumpulkan sumber (heuristic).
Tahapan ini merupakan proses pengumpulan sumber-sumber yang
berkaitan dengan masalah yang telah dikaji.
Pada tahapan ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber yang
dianggap relevan dengan pokok kajian yang tertulis. Terkait dengan teknik
penelitian yang digunakan, yaitu studi literatur, maka sumber yang
digunakan adalah berbentuk tulisan, baik buku, kamus, karya ilmiah,
bahan yang penulis temukan dari internet serta kaset ceramah KH.
Zainudin MZ. yang membahas tentang pendidikan anak. Kegiatan yang
penulis lakukan adalah mendatangi perpustakaan UPI, perpustakaan
jurusan PAI UPI, toko buku Palasari, toko buku Mas Azi, dan toko buku
lainnya yang penulis kunjungi serta tak lupa penulis mengambil data dari
sumber internet.
Dalam pencarian sumber, penulis menggunakan buku-buku koleksi
pribadi terlebih dahulu kemudian penulis mencari buku ke toko-toko buku
yang ada di Bandung, serta tak lupa penulis mencari buku atau pun karya
tulis ilmiah ke perpustakaan. Setelah penulis mendapatkan buku ataupun
karya tulis ilmiah penulis membagi sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Adapun untuk sumber data primernya adalah data yang memuat
tentang Pandangan K.H. Zainuddin Mz. tentang Cara Orang Tua Mendidik
Anak dari kaset-kaset atau rekaman ceramah beliau dan buku yang
mendukung. Serta sumber data sekunder di antaranya adalah Dakwah dan
Politik Dai Berjuta Umat karya Idris Thaha, Tausiyah Ramadhan Da’i
Sejuta Umat karya Tirta Angen, serta buku-buku lainnya yang penulis
gunakan, dan tak lupa penulis melakukan pencarian pada internet.
b. Interpretasi dan penulisan
Interpretasi adalah proses menafsirkan data dan fakta yang telah
ditetapkan. Tahapan ini merupakan tahap pemberian makna terhadap
maka tahapan selanjutnya adalah penulisan laporan penelitian. Pada tahap
ini penulis menyajikan hasil temuannya dengan cara penulisan yang baik
dan benar berdasarkan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) 2012.
c. Laporan penelitian
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dalam suatu penelitian.
Hasil penelitian disusun secara sistematis menjadi suatu karya ilmah
berbentuk skripsi. Adapun sistematika yang digunakan adalah
sebagaimana tercantum dalam Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian
berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh
karena, itu kesimpulan ini akan mencakup (a) Tujuan pendidikan menurut
K.H. Zainuddin Mz.; (b) Materi pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz.; dan
(c) Metode pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz..
Tujuan pendidikan pertama adalah kaum muslimin harus memahami
bahwa Islām adalah agama Ilmu. Namun jangan lupa, Islām mengajarkan
bahwa wahyu harus menuntun akal (ilmu pengetahuan), akal harus selaras
dengan wahyu, apabila akal bertentangan dengan wahyu maka dahulukan wahyu, karena Islām memandang bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari wahyu. Umat Islām harus memahami juga bahwa Islām mengajarkan untuk bekerja keras yang didasari dengan banyak berdzikir, selalu merasakan kehadiran Allāh dekat dalam kehidupannya. Islām bukan agamanya orang pemalas yang selesai ṣalat lalu berpangku tangan, berkhayal menunggu
keajaiban, Islām tidak seperti itu. Islām mengajarkan kaum muslimin harus
bekerja keras. Umat Islām harus menjadi umat yang produktif bukan konsumtif, produsen bukan konsumen. Tujuan pendidikan yang kedua adalah
mendidik agar tidak terlalu cinta dunia dan membenci mati. Pendidikan
hendaklah membebaskan kaum muslimin dari penyakit „al wahnu’ (cinta
dunia dan takut mati). Manusia mesti mengetahui bahwa mereka diciptakan oleh Allāh SWT di dunia ini karena satu tujuan yang utama dan tujuan yang mulia yaitu menjadi hamba Allāh yang melaksanakan ibadat kepada Allāh SWT.
Materi pendidikan anak menurut K.H. Zainuddin Mz., yaitu; pendidikan
iman (QS. Luqmān [31]: 13). Ketika anak belum mengenal berbagai disiplin
yang mendasari kehidupan. Kalau nilai iman atau ruh tauhid ini sudah
tertanam dalam diri seorang anak maka ia akan memiliki pondasi yang kuat,
selanjutnya orang tua tinggal melihat bakat anak kemana dia harus diberi
pendidikan. Inilah alasan mengapa tauhid harus didahulukan.
1. Orang tua tidak sekedar ingin memiliki anak yang pintar lebih dari itu
orang tua juga ingin memiliki anak yang benar. Segala macam disiplin
ilmu, penalaran ilmiah dan pengisian intelektual di satu sisi bisa membuat
anak pintar tapi di sisi lain belum tentu bisa membuat anak menjadi orang yang benar, maka beliau mengistilahkan “anak disekolahkan supaya pintar, anak dipesantrenkan supaya benar”.
2. Melahirkan kesadaran pengawasan Allāh , merasa kehadiran Allāh dekat
dalam kehidupannya.
3. Diharapkan agar anak sanggup mengendalikan hawa nafsunya yang
cenderung mengajak kepada hal-hal yang tidak diridhai Allāh.
Islām mengajarkan ketika anak bayi lahir langsung disambut dengan adzan (lafdzul jalālaħ), belum ada suara lain yang menyentuh
telinga bayi selain suara adzan. Hal ini seolah-olah orang tua mengajarkan
kepada anaknya bahwa iman harus menjadi pegangan dalam setiap
keadaan. Kedua, pendidikan agar anak memiliki rasa hormat kepada kedua
orang tuanya (QS. Luqmān [31]: 14-15). Pendidikan agar anak taat dan
berbakti kepada ibu dan bapaknya, taat dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syarī‟at. Orang tua yaitu ibu dan bapak yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya tanpa pamrih. Ibu yang
melahirkan anaknya dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati,
bersatu antara keringat, darah dan air mata. Bapak yang pergi pagi pulang
petang, peras keringat banting tulang, panas kepanasan, hujan kehujanan,
mencari nafkah untuk membesarkan anak-anaknya, seolah-olah bapak berkata: “nak, biarlah bapakmu ini kaki jadi kepala, kepala jadi kaki berjuang mancari nafkah, asal engkau rajin belajar agar kelak menjadi
orang yang berguna”. Mengenai kewajiban taat dan berbakti kepada kedua
An-Nisa [4]: 36 dan QS. Al-Isrā [17]: 23. Ayat-ayat tersebut memiliki prinsip yang sama yaitu perintah untuk menyembah hanya kepada Allāh, larangan untuk menyekutukan-Nya lalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Istimewa sekali kedudukan kedua orang tua di hadapan Allāh , sehingga perintah menyembah Allāh disandingkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, kita dapat mengamati dalam
kehidupan sehari-hari bahwa perintah penting pertama lahir pada urutan
pertama lalu perintah penting kedua lahir pada urutan kedua, jadi kedudukan kedua orang tua kita dihadapan Allāh sangat istimewa, anak harus taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Hak orang tua
terhadap anaknya ada sepuluh: Apabila orang tua menginginkan makanan,
maka berilah, 2. Ketika ingin pakaian, berilah pakaian, 3. Ketika
memerlukan bantuan apa saja, bantulah dia, 4. Mendatangi panggilannya,
5. Mematuhi segala perintahnya, dengan catatan bukan perintah maksiat
atau mengatakan kejelekan lain, 6. Ketika berbicara pakailah kata-kata
yang baik, lunak, lemah lembut tidak kasar, 7. Tidak boleh memanggil
nama kecilnya, 8. Ketika berjaian harus dibelakangnya, 9. Senang kepada
keduanya sebagaimana senang pada dirinya sendiri, demikian pula
sebaliknya membenci bagi keduanya sebagaimana pada dirinya sendiri,
10. Memohonkan ampunan serta rahmat Allāh untuk keduanya. Ketiga,
pendidikan moral, (QS. Luqmān [31]: 16) dalam ayat tersebut
mengajarkan tentang pendidikan moral dan penanaman etika otonom,
bahwa tidak mau melakukan kejahatan bukan karena takut kepada polisi tapi takut kepada yang menciptakan polisi yaitu Allāh swt. Perbuatan baik sekecil apapun dan perbuatan buruk sekecil apapun Allāh pasti tahu maka akan dipertanggung jawabkan nanti di hari pembalasan dan akan dibalas
dengan balasan yang seadil-adilnya. Lebih jelas beliau mengatakan bahwa
kita diawasi oleh CCTV dan hyper komputer yang maha sensitip produksi langit, merknya Raqib dan „Atid, jangankan perbuatan, baru berniat baik saja komputer langsung mencatat sendiri. Inilah yang disebut waskat
yang yang luar biasa sampai memenuhi otak anak, tanpa diiringi dengan
penanaman etika otonom maka akan mengalami kepincangan. Maka tanamkan kesadaran: “Perbuatan baik (sekecil apapun) maka akan dibalas, perbuatan buruk (sekecil apapun) maka akan dibalas”. Keempat,
memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih masa depannya. Inilah
orang tua yang bijaksana, tidak memaksakan kehendak kepada anaknya.
Orang tua harus peka dalam melihat bakat anaknya, setelah orang tua tahu
bakat anaknya kemudian memberi pengarahan dan memfasilitasi. Setiap
anak dilahirkan ke dunia ini dengan membawa bakat dan kelebihannya
masing-masing, intinya tidak ada anak yang bodoh. Jika potensi atau bakat
anak belum terlihat, tugas orang tua selanjutnya adalah menggali potensi
atau bakat anaknya. Kelima, pendidikan tatanan kehidupan, (QS. Luqmān
[31]: 16). Ayat tersebut berkenaan dengan tatanan kehidupan, َ ة ََصلاَ ِمِقَ أ
berkaitan dengan tugas hidup, yakni beribadah kepada Allāh , َ ِفوُرْع مْلاِبَ ْرُمْأ و
َِر كْنُمْلاَ ِن عَ هْنا و berkaitan dengan sikap hidup, memerintah untuk berbuat yang
ma’ruf dan mencegah yang munkar.
Adapun metode pendidikan menurut K.H. Zainuddin Mz., yaitu;
Pendidikan dengan keteladanan. Orang tua harus sadar sesadar sadarnya
bahwa sebelum anak mengenal PAUD, TK,SD dan seterusnya, yang lebih
dahulu dikenal anak adalah pendidikan dalam keluarganya, guru
pertamanya adalah ibu dan bapaknya. Maka orang tua harus bisa menjadi
teladan yang baik bagi anak-anaknya. Baik teladan dalam berbicara, bersikap, beribadah dan bermu‟amalah. Apabila orang tua tidak bisa memberi keteladanan bagi anak-anaknya maka akibatnya orang tua akan
kehilangan wibawa dan dianggap remeh, kalau hal ini terjadi maka orang
tua akan sulit untuk membina kepribadian anak-anaknya. Apalagi di
zaman sekarang ini kita krisis wibawa dan figur. Ada yang karena nilai
raport banyak merahnya, kemudian pak guru ketika pulang sekolah dicegat
dan dikeroyok bahkan ada kejadian anak tega membunuh orang tua
dan figur. Orang tua harus sadar bahwa banyak faktor yang ikut
membentuk kepribadian anak-anaknya, diantaranya; lingkungan
pergaulannya, apa yang ditontonnya, yang dibacanya dan apa yang
disaksikannya dalam kehidupan ini. Maka diharapkan orang tua harus bisa
memberikan keteladanan bagi anak-anaknya. Selanjutnya pendidikan
dengan adat kebiasaan. Ajarkan anak agar hidup dekat dengan agama, jika
anak sudah diajarkan dan ditanamkan hidup dekat dengan agama sedini
mungkin maka anak akan menjadi laksana ikan yang berada di lautan,
walaupun air laut asin ikan tidak akan menjadi asin. Ia akan tetap kokoh
pendiriannya pada yang hak.
B. REKOMENDASI
Sebagaimana yang tertera Pada BAB IV, pandangan K.H. Zainuddin
Mz. mengenai Pendidikan Anak merupakan pedoman orang tua dalam
mendidik anak yang praktis. Beliau menjelaskan tentang pendidikan anak
ditinjau dari sudut pandang Islām secara sederhana namun memiliki makna
yang luas.
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bagi Prodi IPAI
Penulis menyarankan kepada Prodi IPAI hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan dan sumbangan pemikiran tentang pendidikan anak,
bahkan dimasukkan kedalam kurikulum IPAI karena pandangan
pendidikan anak yang dijelaskan oleh K.H. Zainuddin Mz. merupakan
suatu ilmu yang perlu diketahui dan dipraktekkan dalam pendidikan
anak.
2. Bagi orang tua
Penulis menyarankan para orang tua, agar hasil penelitian ini bisa
3. Bagi guru di sekolah
Penulis menyarankan kepada para guru untuk tidak hanya memberikan
pelajaran kepada anak didiknya. Karena realitanya kebanyakan guru
hanya memberikan pelajaran kepada anak bukan pendidikan. K.H.
Zainuddin Mz. menjelaskan beberapa metode yang jika digunakan oleh
para guru maka bukan hanya pengetahuan yang akan didapatkan oleh
anak, tetapi lebih dari itu.
4. Saran bagi peneliti berikutnya
Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya, untuk meneliti pemikiran tokoh da‟i namun memiliki konsep pendidikan yang baik sesuai dengan yang diajarkan oleh Islām guna menambah referensi
keilmuan, seperti KH. Abdullah Gymnastiar, Ustadz Yusuf Mansur, dan
Daftar Pustaka
... (2010). Alquran dan Terjemahnya. Bandung: Sygma Publishing.
Abdurrahman, S. J. (2013). ISL MIC PARENTING (Pendidikan Anak Metode
Nabī) . Solo: Aqwam.
al-'Adawy, S. M. (2011). Fikih Pendidikan Anak. Jakarta: Qisthi Press.
Al-Attas, M. a.-N. (1988). Konsep Pendidikan Dalam Isl m. Bandung: Mizan.
Al-'Ik, S. K. (2012). Kitab Fiqh Mendidik Anak. Jogjakarta: Diva Press.
Al-Jauhari, M. M., & Khayyal, M. A. (2005). Al-Akhwat Al-Muslimat wa Bina' Al-Usrah Al-Qur'aniyah. (K. A. irsyadi, & M. Wijayanti, Penerj.) Jakarta: AMz.ah.
Al-Nahlawi, A. (2004). Ushulut Tarbiyaħ Isl miyah wa asalibiha fil baiti wal madrasati wal mujtama. (Shihabuddin, Penerj.) Jakarta: Gema Insani.
Alwasilah, Chaedar. (2012). Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama
Angen, T. (2013). Tausiyah Ramadhan Da'i Sejuta Umat. Jakarta Timur: Dapur Buku.
Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Isl m. Jakarta: Ciputat Pers.
Bukhari. (2008). Ringkasan Shahih Bukhari. (Az-Zabidi, Penerj.) Bandung: Mizan.
Chatib, M. (2013a). Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa.
Chatib, M. (2013b). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa.
Daradjat, & dkk. (2009). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Bumi Aksara.
Daradjat, Z. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Agama Isl m. Jakarta: Bumi Aksara.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Perserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Djamarah, S. B. (2010). Guru & Anak Didik . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Heri, J. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Huda, M., & Idris, M. (2008). Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hurlock, E. (1980). Development Psychology. (Istiwidayanti, & Soedjarwo, Penerj.) Jakarta: Erlangga.
Ihsan, A., & Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Pustaka Al Husna.
Ihsan, H., & Ihsan, F. (2007). Filsafat Pendidikan Isl m. Bandung: Pustaka Setia.
Jamin, I. (2008). Metode Pendidikan Seks Bagi Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan. Skripsi pada UIN Sunan Klijaga. Yogjakarta: tidak diterbitkan.
Kemendikbud. (2011). UU SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika.
Kemendikbud. (2012). Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 dan 2004. Jogjakarta: Laksana.
Langgulung, H. (1985). Pendidika dan Peradaban Isl m. Jakarta: Pustaka Al Husna.
Langgulung, H. (1992). Asas-Asas Pendidikan Isl m. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Langgulung, H. (1995). Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Alhusna Zikra.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Manan, S. (2013). Konsep Pendidikan Bagi Anak Menurut ‘Abdull h N ṣiḥ
‘Ulw n. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Mardalis. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Moeleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mubaroq, S. (2011). Konsep Pendidikan Keluarga Dalam Al-Qur` n (Analisis
Surat Luqm n: 12-19). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Muḥammad, H. R. (2011). Koreksi Kesalahan Mendidik Anak. Solo: Nabawi.
Mujib, A. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mujib, A., & Mudzakkir, Y. (2008). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Nata, A. (2010). Sejarah Pendidikan Isl m Pada Periode Klasik dan Pertengahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Pasiak, T. (2007). Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan.
Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Putra, N. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Isl m. Bandung: Rosda.
Quṭb, M. '. (1988). Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Isl m. Bandung: CV Diponegoro.
Rahim, H. (2001). Arah Baru Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis. (2011). Ilmu Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis, & Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Isl m. Jakarta: Kalam Mulia.
Saebani, & Hamid (2010). Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.
Samarqandi, A. L. (tt). Tanbihul Ghafilin. Semarang: Karya Toha Putra.
Santrock, J. W. (1995). Child Development, Eleventh Edition. (Rahmawati, & Kuswanti, Penerj.) Jakarta: Erlangga.
Satori, & Komariah. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Soekarno, & Supardi, A. (2001). Sejarah dan Filsafat Pendidikan Isl m. Bandung: Angkasa.
Sugiyono. 2005. Memahami penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Syafa’at, A., Sahrani, S., & Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Isl m. Jakarta:
Rajawali Pers.
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al Quran. Bandung: CV Alfabeta.
Syahidin, & dkk. (2009). Moral dan Kognisi Isl m. Bandung: CV Alfabeta.
Syarifudin, (2006). Landasan Pendidikan . Bandung: UPI Press.
Thaha, I. (1997). Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat. Bandung: Mizan.
Turisqoh, F. (2013, April 2).
Peranan Orang Tua Terhadap Akhlak Anak
dalam Perspektif Pendidikan Islam
. Dipetik Mei 13, 2013, darihttp://www.proposalskripsi.com
Ulwan, A. N. (2007). Tarbiyatul aulad fil Isl m. (J. Miri, Penerj.) Jakarta: Pustaka Amani.
UPI. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Yusuf, S. (2006). Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Zainuddin Mz. (2013). Kumpulan Ceramah K.H. Zainuddin MZ. Dipetik Desember 20, 2013, dari http://www. 4shared.com
Zainuddin Mz. (Composer). (2000). Kebersamaan. t.k: E. International.
Zainuddin Mz. (Composer). (2005). Nada dan Dakwah. t.k: Bola Dunia.