POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh
MIMIN MULYANAH 1105377
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pola Pembinaan Program Pesantren Anak Usia Dini Pada Pondok Pesantren Nurul Barokah Periode
2014-2015” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya
ini.
Bandung, Agustus 2015
Yang membuat pernyataan,
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pola Pembinaan Program Pesantren Anak Usia Dini pada Pondok pesantren Nurul Barokah Periode 2014-2015”. Skripsi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan keprihatinan akhlak atau moral anak berkembang dengan tidak baik. Berdasarkan hasil survey yang teliti oleh Yayasan Kita dan Buah Hati menunjukkan bahwa anak Sekolah Dasar sudah menyaksikan pornografi sebanyak 60% di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kerusakan akhlak maka perlu adanya pemahaman dan pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh lingkungan keluarga ataupun lembaga. Baik lembaga formal maupun nonformal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari pembinaan keagamaan anak usia dini di pondok pesantren Nurul Barokah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, display data, dan menyimpulkan data. Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan dan pelaksanaan dari pembinaan keagamaan anak usia dini di Pondok Pesantren Nurul Barokah cukup baik. Hal ini ditandai dengan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaannya. Pembinaan keagamaan anak usia dini pada pondok pesantren Nurul Barokah belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya karena dari pembinaan yang terjadi peneliti menilai hanya perubahan dari segi kognitif saja untuk perubahan sikap tidak terlalu kelihatan. Selain itu, pembinaan keagamaan anak usia dini belum mempunyai format baku hasil kegiatan pembinaan keagamaan yang dapat dilaporkan kepada orang tua.
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
ABSTRACT
This undergraduate thesis is titled “The Development Pattern of Early Childhood
Pesantren1 Program at Pondok Pesantren Nurul Barokah for the Period of
2014-2015”. The background to the research is a concern for children’s moral development. Based on a survey of “Yayasan Kita danBuahHati”, it is found that
60% of primary school students in Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, and Tangerang, have watched pornographic films. Therefore, to prevent moral decline from happening, religious understanding and development should be implemented both in the family and formal and non-formal institutions. The research aims to find about the planning, implementation, and outcomes of young children’s religious development in Pondok Pesantren Nurul Barokah. It adopted descriptive method with qualitative approach. Data were collected through observation, interview, and documentary analysis.The data were analyzed with the techniques of data reduction, data display, and inference. Based on the findings, it is found that the planning and implementation
of young children’s religious development in Pondok Pesantren Nurul Barokah has been well executed as shown by the activities that have been carried out according to
the plan. However, young children’s religious development in Pondok Pesantren Nurul Barokah cannot be said to be truly successful because based on the researcher’s observation, it is found that only cognitive changes were observed, while changes in
attitude were not. In addition, the young children’s religious development has not
acquired a formal format in terms of reporting of its outcomes to parents.
Keywords: Young children, development, religiosity.
vi
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PEDOMAN TRANSILITERASI DARI ARAB KE LATIN INDONESIA ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat/ Signifikan penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB IIPEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK USIA DINI... 9
A. Manajemen Pembinaan ... 9
1. Manajemen ... 9
2. Pembinaan ... 12
B. Konsep Anak Usia Dini ... 18
1. Pengertian anak usia dini ... 18
vii
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
C. Konsep Pendidikan Anak Usia dini dalam Islam ... 26
1. Al-Qur’an ... 26
2. Hadis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Desain Penelitian ... 33
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 33
C. Definisi Operasional ... 34
D. Pengumpulan Data ... 36
E. Uji Validitas ... 39
F. Analisis Data... 40
G. Coding (Pengkodean) ... 41
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. TEMUAN ... 44
1. Profil Pondok Pesantren Nurul Barokah ... 44
2. Perencanaan pembinaan keagamaan anak usia dini di Pondok Pesantren Nurul Barokah ... 48
3. Pelaksanaan pembinaan keagamaan anak usia dini di pondok pesantren Nurul Barokah ... 50
4. Hasil dari pembinaan keagamaan anak usia dini di pondok pesantren Nurul Barokah ... 54
B. PEMBAHASAN ... 56
1. Perencanaan pembinaaan keagamaan anak usia dini di pondok pesantren Nurul Barokah... 56
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
3. Hasil pembinaan keagamaan anak usia dini di pondok pesantren Nurul
Barokah ... 64
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 69
A. Simpulan ... 69
B. Rekomendasi ... 70
1
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
pendekatan, seperti pendekatan umur (age-stage approach), pendekatan jangka
hidup (life-span approach), pendekatan ekologi (ecological approach).
Pendekatan umur merupakan pendekatan tradisional yang paling sering
digunakan. Secara sederhana, perkembangan anak dapat diketahui dari tingkah
laku, kondisi fisik dan usia (Yus, 2011, hal. 9).
Usia dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
menentukan perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan
para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini dapat memperbaiki
prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya (Yusuf &
Sugandhi, 2011, hal. 47).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia
ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan
kepribadian anak. Usia dini merupakan usia ketika seorang anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini juga merupakan periode
awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan
serta perkembangan kehidupan manusia. Masa ini ditandai oleh berbagai
periode penting yang fundamen salama kehidupan anak selanjutnya sampai
periode terakhir perkembangannya (Wiyani & Barwani, 2012, hal. 32).
Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah the golden age
atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan
penjelasan periode keemasan pada masa usia dini ketika semua potensi anak
berkembang paling cepat. Beberapa konsep untuk anak usia dini adalah masa
eksplorasi, masa identifikasi, masa peka, masa bermain, dan masa trozt alter 1
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Oleh
karena itu, kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
pembelajaran anak karena rasa ingin tahu anak usia dini berada pada posisi
puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang menyimpan rasa ingin tahu melebihi
usia dini. Orientasi belajar anak usia dini bukan terfokus pada prestasi. Tetapi,
orientasi belajarnya perlu lebih diarahkan pada pengembangan pribadi, seperti
sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasarnya
(Mulyasa, 2012, hal. 34).
Hasil penelitian para ahli yang berfokus pada perkembangan otak
manusia, seperti yang dilakukan oleh Binet-Simon sampai yang dilakukan
Garder menunjukan bahwa usia dini memegang peranan yang sangat penting
karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang
sangat pesat pada usia tersebut, yakni mencapai 80%. Ketika dilahirkan ke
dunia, anak manusia telah mencapai perkembangan otak 25%, sampai usia 4
tahun perkembangannya mencapai 50%, dan sampai usia 8 tahun mencapai
80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun. Anak usia dini memliki
perkembangan otak yang sangat dahsyat, dan perlu mendapatkan layanan yang
optimal melalui pembenahan pendidikan dan lingkungan yang kondusif
(Mulyasa, 2012, hal. 2).
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak. Lingkungan perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat mengembangkan
dan menyempurnakan apa yang dibawa anak sejak lahir. Rancangan itu dapat
dilakukan di rumah, disekolah atau dimana saja (Yus, 2011, hal. 19)
Faktor lingkungan juga yang mempengaruhi perkembangan anak dibagi
dalam dua bagian, yaitu pre-natal (sebelum kelahiran) dan pasca-natal (setelah
kelahiran). Pre-natal adalah masa dimana perkembangan banyak ditentukan
oleh keberadaan orang tua. Setelah lahir didunia, kondisi lingkungan keluarga
juga sangat menentukan terhadap perkembangan anak. Anak yang tumbuh
3
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
baik. Sementara itu anak yang tumbuh dalam keluarga dan lingkungan yang
tidak baik, maka mereka akan menjadi orang yang tidak baik pula. Di sinilah
letak pentingnya keluarga dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian
anak. Selaras dengan hal ini Allah SWT mengingatkan kepada orang tua agar senantiasa mendo‟akan anaknya menjadi penyejuk hati atau penyenang hati (Nasih & Kholidah, 2013, hal. 22-23).
Sebagaimana firman-Nya:
Artinya: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-Furqān[25]:74)*
Ayat di atas menunjukkan sebuah keluarga antara orang tua dan anak
harus memiliki hubungan yang harmonis serta menciptakan suasana keluarga
yang religius. Peran keluarga khususnya orang tua untuk membina anaknya
menjadi anak yang beriman dan bertakwa, sehingga kelak anaknya menjadi
penyejuk hati bagi orang tuanya. Dengan pembinaan orang tua dalam
membentuk akhlāk yang benar akan mampu menciptakan anak yang ṣāleh dan ṣālehah, karena anak yang ṣāleh dan ṣālehah akan menjadi amal yang tidak terputus.
Rasulullah saw., bersabda:
نع
يبأ
ةرير
ىضر
ها
هنع
نأ
لوسر
ها
ىلص
ها
هيلع
ملسو
لاق
:
اذإ
تام
نبا
مدآ
عطقنا
هلمع
اإ
نم
ثاث
:
ةقدص
ةيراج
وأ
ملع
عفتني
هي
وأ
دلو
حلاص
وعدي
هل
*Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Artinya: Daripada Abu Hurairah Radhiallahu „Anhu katanya,, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak ṣāleh yang berdoa kepadaNya.” (HR Muslim) (Syahreza, 2013).
Berbanding terbalik dengan harapan yang dimiliki mayoritas orang tua
untuk mempunyai anak yang dapat menjadi penyejuk hati. Dewasa ini fakta
tentang kondisi anak usia dini menimbulkan keprihatinan. Lingkungan di
sekitar anak seolah tidak mendukung moral anak berkembang dengan baik.
Kasus kekerasan dan porfografi yang dulu identik dengan orang dewasa kini
merambah ke dunia anak.
Bukan hanya remaja yang kecanduan melihat pornografi. Kini, anak-anak sekolah dasar (SD) pun ternyata sudah kecanduan pornografi. Hal itu terungkap dari hasil survey Yayasan Kita dan Buah Hati (KBH). Sepanjang 2008, Yayasan KBH melakukan jajak pendapat kepada 1.625 siswa kelas 4-6 SD di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang (Jabodetabek). Data mengungkapkan sebanyak 66% dari para siswa SD tersebut mengaku menyaksikan pornografi (Elviandri, 2014).
Sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan akhlāk usia dini, salah
satu solusinya dengan membelajarkan akhlāk anak dilembaga pendidikan baik
formal maupun non formal. Lembaga pendidikan harus lebih serius dalam
membentuk akhlāk anak dimulai dari usia anak usia dini. Salah satu lembaga
pendidikan nonformal yang menitikberatkan fokusnya pada pembinaan
keagaman ialah Pondok pesantren.
Pondok pesantren merupakan salah satu cikal bakal dan pilar pendidikan
di Indonesia. Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang telah
terbukti berperan penting dalam melakukan transmisi ilmu-ilmu keagamaan di
masyarakat. Pesantren juga sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang
sangat populer, khususnya di Jawa. Dapat dilihat dari dua sisi pengertian yaitu
pengertian dari segi fisik/bangunan dan pengertian dari segikultural. Dari
5
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
susunan bangunan yang dilengkapi dengan saran prasarana pendukung
penyelenggaraan pendidikan. Dari segikultural, pesantren mencakup pengertian
yang lebih luas mulai dari sistem nilai khas yang secara intrinsik melekat di
dalam pola kehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan pada kyai sebagai
tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawaḍu, serta tradisi keagamaan yang diwariskan
secara turun-temurun (Djamas, 2009, hlm. 19-23).
Menurut Ridlwan Nasir (2010, hal. 80) pondok pesantren adalah lembaga
keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Selain dari pada itu,
pesantren juga memiliki peran, utamanya sebagai lembaga pendidikan.
Pesantren juga lembaga pendidikan Islam yang memainkan peran sebagai
lembaga bimbingan/pembinaan keagamaan, keilmuan, kepelatihan,
pengembangan masyarakat, dan sekaligus menjadi simpul budaya. Peran-peran
itu biasanya tidak langsung terbentuk, melainkan melewati tahap demi tahap.
Tidak jarang pula pesantren ditempatkan sebagai lembaga
bimbingan/pembinaan keagamaan oleh masyarakat pendukung. Setidaknya
pesantren menjadi tempat bertanya masyarakat dalam hal keagamaan (Nafi',
dkk, 2007, hal. 11-20).
Menjawab permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya. Pesantren
bisa menjadi alternatif untuk menciptakan lingkungan kondusif sebagai bekal
anak menghadapi masa depan. Salah satu pesantren yang memberikan
pembinaan keagamaan anak usia dini adalah pondok pesantren Nurul Barokah
Cikijing.
Sebagai lembaga yang berdiri sejak 1984 dan dipercaya oleh masyarakat
setempat untuk menimba ilmu agama, pesantren Nurul Barokah Cikijing ini
memiliki keunikan tersendiri yaitu santri di pesantren ini tidak hanya remaja
dan dewasa melainkan pesantren ini memiliki santri dalam kategori anak usia
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
sudah tinggal dan menetap di pesantren serta mengikuti program pembinaan.
program pembinaan anak usia dini di pondok pesantren masih sedikit sekali di
temui untuk itu pesantren Nurul Barokah berpotensi menjadi model bagi
pesantren lain, dalam hal pembinaan anak usia dini. Hal ini yang dapat menjadi
contoh untuk membina anak usia dini yang tinggal dipesantren mencakup
proses pembinaan secara keseluruhan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan
hasil pembinaan. oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
deskriptif dengan judul “Pola Pembinaan Program Pesantren Anak Usia Dini pada Pondok Pesantren Nurul Barokah Periode 2014-2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi pokok masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pola pembinaan program pesantren anak usia dini pada pondok pesantren Nurul Barokah ?”. Dari masalah pokok
tersebut dapat di rumuskan menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembinaan keagamaan anak usia dini pada pondok
pesantren Nurul Barokah?
2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan keagamaan anak usia dini pada pondok
pesantren Nurul Barokah?
3. Bagaimana hasil pembinaan keagamaan anak usia dini pada pondok
pesantren Nurul Barokah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan
gambaran mengenai pola pembinaan program pesantren anak usia dini pada
pondok pesantren Nurul Barokah .
Sedangkan tujuan khusus yang di peroleh dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembinaan keagamaan anak usia dini pada
7
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan keagamaan anak usia dini pada
pondok pesantren Nurul Barokah
3. Untuk mengetahui hasil pembinaan keagamaan anak usia dini pada pondok
pesantren Nurul Barokah
D. Manfaat/ Signifikan penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan menambah wawasan pengetahuan khususnya dalam bidang
pembinaan keagamaan anak usia dini dipondok pesantren.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga yang diteliti hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi pembina khususnya dalam pembinaan
keagamaan.
b. Bagi mahasiswa program Ilmu Pendidikan Agama Islam, hasil
penelitian ini diharapkan sebagai sumber literatur untuk penelitian
selanjutnya yang masih terkait dengan tema skripsi ini.
c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
rujukan dalam memahami pembinaan keagamaan anak usia dini.
d. bagi peneliti, penelitian ini dijadikan untuk menambah wawasan dan
pengalaman dalam karya tulis ilmiah dan sebagai upaya dalam
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penyusunan skripsi ini, penulis membagi menjadi 5(lima) bab
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, struktur organisasi skripsi
BAB II Kajian pustaka dari judul yang diambil peneliti, yaitu maanajemen
pembinaan, anak usia dini dan pendidikan anak usia dini dalam Islam
BAB III Metode penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian,
pendekatan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data,
analisa data
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan dalambab ini peneliti akan
memaparkan hasil penelitian yang didapat mengenai pola pembinaan
program pesantren anak usia dini meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi
33
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis
data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data dapat menggunakan metode-metode
ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif atau kualitatif (Sukmadinata, 2012, hal. 5).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
pendekatan kualitatif dapat diartikan penelitian yang menekankan pada quality
atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa. Yang dimaksud hal
terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian atau gejala sosial adalah
makna dibalik kejadian tersebut yang dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi
suatu pengembangan konsep teori (Satori & Komariah, 2013, hal. 22).
Selain itu, Nana Syaodih Sukmadinata (2012, hal. 60) mengemukakan
bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individu ataupun kelompok.
Sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, maka penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Selain itu,
semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti (Basrowi & Suwandi, 2008, hal. 28). Jadi, metode deskriptif
ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang sedang terjadi.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Barokah Cikijing,
tepatnya pada program pesantren anak usia dini yang berusia dari 4 tahun
sampai 6 tahun. Tempat penelitian ini terletak di desa Kancana Rt: 05 Rw: 02
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
tempat penelitian ini karena pada pondok pesantren tersebut memiliki program
pesantren anak usia dini yang jarang di miliki pesantren-pesantren lain. Dengan
adanya program pesantren anak usia dini ini, anak-anak dapat mengenal,
mempelajari dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan dan mendapatkan
pembinaan keagamaan sejak usia dini.
Selain itu, peneliti juga merasa tertarik dengan adanya program pesantren
anak usia dini, karena, pada usia 0 - 6 tahun, merupakan masa peka bagi anak
atau biasa di sebut dengan the golden age masa emas bagi anak karena
perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatkan sangat signifikan dan
rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ini kesempatan emas digunakan
sebaik-baiknya untuk dimanfaatkan dalam belajar. Oleh karena hal tersebut, peneliti
ingin mengetahui lebih mendalam mengenai program pesantren anak usia dini.
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spradley (dalam Sugiyono, 2015, hal. 297) dinamakan “social situation” atau
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity).
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan reponden, tetapi
sebagai nara sumber, informan, teman, guru atau partisipan dalam penelitian.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan sampel statistik, tetapi sampel teoritis
(Sugiyono, 2015, hal. 298).
Adapun partisipan dalam penelitian ini diantaranya, pimpinan pondok
pesantren Nurul Barokah, penanggung jawab pembinaan anak usia dini/
pengasuh, pengajar keagamaan, dan santri tersebut.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafisaran dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa istilah agar adanya kesamaan berfikir antara peneliti dengan
35
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
1. Pola adalah kerangka, bentuk atau model yang digunakan dalam membahas
pembinaan program pembinaan anak usia dini pada pondok pesantren Nurul
Barokah. senada dengan pengertian pola menurut kamus besar Bahasa
Indonesia pola adalah bentuk atau model yang bisa digunakan untuk
membuat atau menghasilkan suatu adatau bagian dari sesuatu.
2. Pembinaan adalah upaya yang dilakukan pembina dalam membimbing dan
mengarahkan anak melakukan yang seharusnya dilakukan. Hal ini senada
dengan pengertian pembinaan menurut Gafur (1978, hal. 7) bahwa
pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal ataupun non formal, yang
dilaksanakan secara sadar, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan suatu
dasar-dasar kepribadiaan yang seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan
keterampilan sesuai bakat, keinginanan serta kemampuannya, sebagai bekal
selanjutnya.
3. Program yang dimaksud adalah rangkaian kegiatan yang telah disusun
sedemikian rupa dan dilaksanakan dengan semestinya serta mempunyai
tujuan atau target yang dicapai dengan adanya kegiatan tersebut.
4. Pesantren adalah lembaga pendidikan non formal keagamaan yang
mempelajari ilmu agama Islam. Hal ini sependapat dengan Ridlwan Nasir
(2010, hal. 80) pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang
memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan
menyebarkan ilmu agama Islam.
5. Anak Usia Dini adalah anak pra-sekolah dan umur usia dini di bawah 7
tahun dan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang pesat serta
berfikir lebih kritis. Hal ini senada dengan Wiyani & Barnawi (2012, hal.
32) Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.
Usia ini sangat menentukan pembentukan karakter dan kepribadian pada
saat usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
dan usia dini ini periode awal yang paling penting dan mendasar dalam
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
6. Nurul Barokah adalah nama sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh
KH. Endin Muhyiddin yang berada di desa kancana kecamatan cikijing
memiliki santri dari usia dini sampai dewasa.
Berdasarkan penjelasan istilah di atas maka yang dimaksud pola
pembinaan program pesantren anak usia dini pada pondok pesantren Nurul
Barokah adalah rangkaian kegiatan untuk mengarahkan dan membimbing
anak usia 6 tahun dalam kegiatan pembinaan keagamaan yang ada di
pondok pesantren Nurul Barokah.
D. Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif menempatkan manusia sebagai figur terpenting dalam
penelitiian. Penelitian kualitatif menempatan manusia sebagai instrumen utama
dalam penelitian. Peneliti sebagai manusia berhubungan langsung dan tidak
dapat dipisahkan dalam proses pengumpulan, analisis dan interpretasi
(Gunawan, 2013, hal. 142).
Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat
mengungkapkan fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan
tepat untuk mengungkapkan untuk mengungkapkan data kualitatif kecuali
peneliti itu sendiri (Satori & Komariah, 2013, hal. 61).
Selain itu, Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2015, hal. 306).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, terbagi
menjadi tiga bagian yaitu wawancara, observasi dan studi dokumen. Adapun
lebih jelasnya peneliti akan uraikan sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan. Yang dimaksud dengan pewawancara
37
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
sebagai ”pemimpin” dalam proses wawancara tersebut sedangkan informan
adalah orang yang diwawancarai (Bungin, 2007, hal. 108).
Selain itu, dikatakan juga wawancara adalah proses interaksi yang
dilakukan antara dua orang atau lebih, dimana kedua pihak terlibat memiliki
hak yang sama dalam bertanya dan menjawab. Keduanya boleh saling
bertanya dan saling menjawab. Bahkan tidak hanya tanya jawab, tetapi juga
mengemukakan ide, pengalaman, cerita, curhat dan lain sebagainya
(Herdiansyah, 2013, hal. 27).
Tipe wawancara terbagi menjadi dua bagian yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur
menggunakan kuisoner yang sudah disusun sebelumnya sehingga standar
yang sama. Etnis wawancara terstruktur sering juga disebut kuesioner yang
ditanyakan oleh pewawancara. Wawancara tidak terstruktur, sifat
wawancara adalah informal. Wawancara tidak terstruktur tidak ada
pedoman apapun (Sarosa, 2012, hal. 46-47).
Adapun partisipan atau responden dalam penelitian ini diantaranya,
melakukan wawancara dengan pimpinan pondok pesantren Nurul Barokah,
wawancara dengan penanggung jawab pembinaan anak usia dini/ pengasuh,
wawancara pengajar/pembina keagamaan, dan wawancara dengan santri
tersebut. Adapun teknik wawancara yang akan digunakan menggunakan
metode terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Observasi
Salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu
observasi. Observasi adalah metode atau cara-cara menganilisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode
ini digunakan untuk mengamati secara langsung kejadian yang terjadi
dilapangan agar mendapatkan gambaran secara lebih luas (Basrowi &
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan
antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi dalam penelitian kualitatif
harus dalam konteks alamiah (naturalistik) (Gunawan, 2013, hal. 143).
Observasi dibagi menjadi dua macam berdasarkan tingkat
pengkontrolan, yaitu observasi sederhana (pengamatan tanpa dilakukan
persiapan dan menggunakan peralatan yang canggih untuk mencatat dan
mengambil foto-foto ) dan observasi sistematis (pengamatan yang terkontol
dan menggunakan peralatan seperti seperti tape recorder, kamera, dll)
(Emzir, 2011, hal. 38-39).
Selain itu, observasi berdasarkan peran dibedakan menjadi dua bagian
pula, yaitu observasi partisipan (partisipant observation) dan observasi
non-partisipan (non-partisipant observation). Observasi partisipan adalah
observasi yang dilakukan peneliti yang berperan sebagai anggota yang
berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitiannya. Sedangkan
observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagai
penonton terhadap kejadian yang menjadi topik penelitian (Emzir, 2011,
hal. 39-40).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sitematis dan
berperan sebagai observasi partisipan agar dapat ikut serta dalam kegiatan
yang ditelitinya. Akan tetapi, peneliti juga menggunakan observasi non
partisipan yang bertujuan peneliti sebagai pengamat terhadap apa yang
ditelitinya.
3. Studi dokumentasi
Cara lain memperoleh data dalam penelitian kualitatif ini adalah
dengan cara studi dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar ataupun
karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2015, hal. 329).
Dengan teknik dokumentasi, peneliti dapat memperoleh informasi
39
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan
dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. Dokumen
terbagi menjadi dua yaitu, dokumen resmi seperti surat keputusan, surat
intruksi dan dokumen tidak resmi seperti surat nota, surat pribadi yang dapat
mendukung suatu peristiwa (Satori & Komariah, 2013, hal. 148-149)
E. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini di lakukan beberapa hal, yaitu:
1. Triangluasi
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Ketika peneliti mengumpulkan data dengan
triangulasi, maka peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji
kredibilitas/validitas data, yaitu kredibilitas dengan teknik pengumpuan data
dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2013, hal. 330).
Triangulasi teknik adalah menggunakan teknik pengumpulan yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Dan triangulasi sumber
yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama (Sugiyono, 2013, hal. 330).
Peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Triangulasi teknik yaitu peneliti menguji validitas data dengan
menyempurnakan yang sama dengan teknik yang berbeda, contohnya data
yang diperoleh dari wawancara kemudian disempurnakan dengan observasi
atau studi dokumentasi. Sedangkan, triangulasi sumber yaitu mencari data
dari sumber yang berbeda yang masih terkait dengan pembinaan anak usia
dini pada pondok pesantren Nurul Barokah melakukan dengan wawancara
kepada pimpinan pondok pesantren Nurul Barokah, Pengasuh dan
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
2. Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh oleh peneliti
kepada pemberi data. Adapun tujuan dari member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan data yang di
berikan oleh pemberi data. Apabila data yang di temukan di sepakati oleh
pemberi data berarti data tersebut valid, dan semakin kredibel/ dipercaya.
(Sugiyono, 2013, hal. 375)
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2015, hal. 335).
Milles dan Huberman mengemukakan ada tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,
memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara
dimana kesimpulan akhir dapat di gambarkan dan diverifikasikan. Data
kualitatif dapat direduksi dan ditransformasikan dalam banyak cara, yaitu :
melalui seleksi halus, melalui rangkuman atau parafrase, melalui
menjadikannya suatu pola yang besar dan seterusnya (Emzir, 2011, hal.
130).
2. Model data (data display)
Langkah kedua dari analisis data adalah model data. Jika di definisikan
“model” sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun dan
membolehkan pendeskripsian dan pengambilan tindakan bentuk yang paling
41
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
catatan secara hati-hati. Sebagaimana dengan reduksi data, menciptakan dan
menggunakan model bukanlah suatu yang terpisah dari analisis. Merancang
kolom dan baris dalam suatu matrik untuk data kualitatif dan menentukan
data yang mana, dalam bentuk yang mana, harus dimasukan ke dalam sel
yang mana adalah aktivitas analisis (Emzir, 2011, hal. 131)
3. Penarikan kesimpulan / verifikasi
Langkah ketiga analisis data adalah penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah
jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal,
tetapi mungkin juga tidak karena rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada
(Sugiyono, 2015, hal. 345).
G. Coding (pengkodean)
Coding adalah kegiatan membuat kode. Kode tersebut dapat berupa kata
atau frase yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan,
dan meringkas kalimat, paragraf, maupun sekumpulan teks (Sarosa, 2012, hal.
73).
Pada dasarnya pengkodean juga merupakan proses analisis data, yaitu data
dirinci, dikonseptualisasikan dan diletakkan kembali bersama-sama dalam cara
yang baru (Gunawan, 2013, hal. 242).
Menurut Richard (dalam Sarosa, 2012, hal. 73) mengungkapkan bahwa
kode adalah mereduksi data menjadi simbol yang mewakilinya. Adapun
manfaat dari pengkodean adalah merinci, menyusun konsep (conceptualized),
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
241). Pengkodean digunakan oleh peneliti untuk memudahkan analisis data
yang telah tersusun.
Pengkodean untuk sumber data, Observasi : O, Wawancara: W, Studi
dokumen: D. Koding untuk jenis narasumber, Ibu H. Maesaroh: M, Bapak
Kusnadi : K, Ceu Nurlaela : NE, Ceu Nina Novi : NI, Ceu Faridatul Awaliayah
: FA, Ceu Nunung Nurjanah: NU, Defani Andra : DA, M. Tajul Mutaqin : MT,
Syafiq Maulana : SM, Gattan Haidar :GT. Untuk koding kegiatan dengan
penggunan angka sesuai dengan urutan kegiatan: J. Berikut pengkodean data
43
Mimin Mulyanah, 2015
[image:28.612.134.526.175.683.2]POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Tabel 3.1
Koding
No Kegiatan Kode
1 Observasi Nurlaela 1 ONE 1
2 Observasi Nurlaela 2 ONE 2
3 Observasi Nina Novi 1 ONI 1
4 Observasi Nina Novi 2 ONI 2
5 Observasi Nina Novi 3 ONI 3
6 Observasi Faridatul Awaliyah OFA 1
7 Observasi Nunung Nurjanah 1 ONU 1
8 Observasi Nunung Nurjanah 2 ONU 2
9 Observasi Nunung Nurjanah 3 ONU 3
10 Wawancara Ibu H.Maesaroh WM
11 Wawancara Bapak Kusnadi WK
12 Wawancara Nurlaela WNE
13 Wawancara Nina Novi WNI
14 Wawancara Faridatul Awaliyah WFA
15 Wawancara Nunung Nurjanah WNU
16 Wawancara Devani Andra WDA
17 Wawancara M. Tajul Mutaqin WMT
18 Wawancara Sayfiq Maulana WSM
19 Wawancara Gattan Haidar WGH
20 Dokumentasi Profil D1
21 Dokumentasi Jadwal D2
69
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV
mengenai perencanaan pembinaan keagamaan anak usia dini, pelaksanaan
pembinaan keagamaan anak usia dini, dan hasil pembinaan keagamaan anak usia
dini di pondok pesantren Nurul Barokah.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembinaan keagamaan anak usia
dini di pondok pesantren Nurul memiliki tujuan agar anak-anak menjadi ṣāleh,
berguna bagi orang tua dan orang lain, strategi yang dilakukan dengan adanya
kegiatan pemberian materi yang sesuai dengan al-qur’an dan hadits dan
mempunyai target yang dicapai yaitu agar anak bisa menguasai hafalan juz 30
yang sudah direncanakan, bisa menulis dengan baik, bisa dan mempraktikkan
shalat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, telah direncanakan jauh sebelum
pembinaan itu terjadi perencanakan mulai dari jadwal kegiatan, materi apa saja
yang diberikan, pembina yang memberikan materi, tempat untuk kegiatan
pembinaan, waktu yang telah ditentukan untuk setiap kegiatan pembinaan
keagamaan anak usia dini.
Pelaksanaan dari kegiatan pembinaan keagamaan anak usia dini di
pondok pesantren Nurul Barokah diatur serta dikontrol kegiatannya dan
pembinaan yang terjadi secara langsung bertatap muka dengan anak usia dini
agar pembina mengetahui perubahan setiap anak yang dibina dan pembina
memberikan materi bacaan-bacaan shalat serta praktiknya dalam sehari-hari baik
itu shalat fardhu maupun shalat sunnah, Tahfiẓ qur’an juz 30 dari suratan-nas
sampai al- insyirah, menulis hijaiyah atau Iqra dan menggunakan metode yang
disesuaikan dengan materi yang disampaikan selain itu juga anak usia dini
diajarkan untuk menghormati orang lain dengan diadakannya pengajian umum
yang sifatnya tidak hanya diikuti oleh anak usia dini melainkan semua santri
70
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Keberhasilan dari pembinaan keagamaan anak usia dini dipondok
pesantren Nurul Barokah belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya dari segi
pengetahuan masih ada beberapa anak usia dini yang belum menguasai materi
pembinaan dan belum mencapai target yang diharapkan karena ada beberapa
anak usia dini yang masuk ke pondok pesantren Nurul Barokah diwaaktu yang
berbeda/ ketika pembinaan sudah beberapa bulan sebelumnya. Dalam segi sikap
sehari-hari sesama anak usia dini sikapnya baik anak-anak dapat mudah berbaur
dengan yang lainnya, sedangkan untuk perubahan sikap kepada orang yang lebih
dewasa belum begitu terlihat dikarenakan anak usai dini bersosialisasi
dilingkungan santri anak-anak saja selain itu juga sikap mandiri yang diharapkan
dari pembinaan anak usia dini masih ada beberapa anak khususnya anak yang
baru-baru masuk masih ada sikap manja.
B. Rekomendasi
1. Untuk Pondok Pesantren Nurul Barokah
Dari segi Perencanaan, pelaksanaan, dan keberhasilan sudah cukup baik.
Tetepi alangkah lebih baiknya untuk membukukan atau menuliskan
perencanaan yang dijalankan kedepannya dan jika terjadi perubahan setiap
semester atau tahunnya itu dapat terlihat jelas dan sebagai dokumentasi baik
bagi pondok pesantren itu sendiri maupun untuk peneliti selanjutnya di
adakannya pelaporan hasil dari pembinaan agar orang tua ynag menitipkan
anaknya di ponodok pesantren tahu akan perubahan anaknya dan dapat di
kontrol ketika anak ada di rumahnya.
2. Untuk Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Mahasiswa Ilmu pendidikan Agama Islam sebagai mahasiswa yang
dijadikan contoh untuk mahasiswa lainnya. Untuk itu perlunya Prodi IPAI
mengadakan program pembinaan keagamaan khusus selain dari program
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH PERIODE 2014- 2015
3. Untuk peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya tidak banyak yang disarankan hanya saja peneliti
selanjutnya dapat meneliti berkenaan dengan program Tahfiẓqur’an anak
72
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
DAFTAR PUSTAKA
---. (2007). Al-Qur'an Special For Woman dan Terjemahannya. Bandung: Sygma Examedia Arkanleema.
Abdurrahman, J. (2015). Islamic Parenting Penidikan Anak Metode Nabi. Solo: Aqwam.
Arikunto, S. (2004). Dasar- Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta.
Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Bungin, M. B. (2007). Penelitian Kualitatif komunikasi, Ekonomi, Kebijakan publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
Daradjat, Z. (2010). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda.
Elviandri. (2014, September 4). Dekadensi Moral: Potret Generasi Kita Hari Ini “Bagaimana Sikap Kita Sebagai Ulul Albaab. Dipetik February 25, 2015, dari http://elviandri.wordpress.com/tag/dekadensi-moral-potret-generasi-kita-hari-ini-bagaiman-sikap-kita-sebagai-ulul-albaab.
Emzir. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawai Press.
Gafur, A. (1978). Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik . Jakarta: Bumi Aksara.
Hamka. (1993). Tafsir Al-Azhar. Jakarta : Pustaka Panjimas.
Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.
Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif . Bandung: RajaGrafindo Persada.
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2013). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Refika Aditama.
Nasir, R. (2010). Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramayulis. (2012). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Kalam Mulia.
Rif'ani, N. K. (2015). Dahsyatnya Mendidik Anak Gaya Rasulullah. Yogyakarta: Semesta Hikmah .
Sagala, S. (2009). Administras iPendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta : Kencana .
Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.
Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Shihab, M. Q. (2008). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an Volume 3. Tangerang: Lentera Hati.
Siagian, S. P. (2007). Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. (2010). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal.
Bandung: Falah Prodution.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syah, M. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
74
Mimin Mulyanah, 2015
POLA PEMBINAAN PROGRAM PESANTREN ANAK USIA DINI PADA PONDOK PESANTREN NURUL
BAROKAH PERIODE 2014- 2015
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan . (2010). pengelolaan pendidikan .
Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Wiyani, N. A., & Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogyakarta: Ar-ruzz media.
Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Kencana.