• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. numberik (angka) dengan menggunakan perhitungan matematis dalam analisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. numberik (angka) dengan menggunakan perhitungan matematis dalam analisa"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam proses pengambilan data penelitian ini menggunakan data yang diukur dalam suatu skala numberik (angka) dengan menggunakan perhitungan matematis dalam analisa data penelitian (korelasi).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur diindonesia dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah porposive sampling. Pengambilan sampel secara porposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan sampel secara porposive sampling ini antara lain sebagai berikut: Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi misalnya dengan mengadakan studi pendahuluan/dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti

(2)

menetapkan berdasarkan pertimbangannya sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel secara porposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan kriteria sebagai berikut :

a. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Terdiri dari 10 % perusahaan yang memiliki laba tinggi, 10% perusahaan yang mengalami laba terendah , dan 5% perusahaan yang berada pada posisi median yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada kondisi tahun 2008 yang dijadikan dasar awal penelitian.

c. Memlliki laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit pada tahun 2008- 2011.

3.4. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis tipe pengukuran variabel yaitu variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent terdiri dari pertumbuhan penjualan ( X1 ), pertumbuhan laba ( X2 ), pertumbuhan arus kas ( X3 ), dan pertumbuhan total aktiva ( X4 ). Pada variabel dependent penelitian ini adalah prediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Z- Score.

3.4.1 Variabel independent

Variabel independent dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(3)

1. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang ( Barton et al.1989 ). Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pendapatan yang diperoleh perusahaan. Pengukuran variabel dalam pertumbuhan penjualan ini dapat dilihat dalam bentuk persen (%). Rumus pertumbuhan penjualan :

Pertumbuhan Penjualan =Penjualan (t+1)-Penjualan to

Penjualan Periode to ×100 %

2. Pertumbuhan Laba adalah kenaikan kekayaan perusahaan selama satu periode. Laba didapat dari selisih bersih antara pendapatan dan biaya ditambah atau dikurangi dengan selisih bersih antara untung dan rugi.

Hasil dari pengukuran pertumbuhan laba diprosentasekan (%). Rumus pertumbuhan laba :

Pertumbuhan Laba=Laba Stlh Pjk skrng-Laba Stlh Pjk Sblm

Laba Stlh Pjk Sblm ×100%

3. Pertumbuhan Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari operasi normal perusahaan, yang dasarnya merupakan selisih antara hasil penjualan dan beban tunai, termasuk pajak yang dibayarkan. Hasil dari pengukuran variabel pertumbuhan arus kas ini dilihat dalam bentuk prosentase yang dihitung dengan rumus pertumbuhan arus kas operasi :

(4)

Pertumbuhan Arus Kas Operasi

= EBIT 1-t +Penyusutan - EBIT 1-t +Penyusutan n-1

(EBIT 1-t +Penyusutan) n-1 ×100%

4. Pertumbuhan Total aktiva adalah seluruh sumber ekonomi yang akan di pakai oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. Pengukuran variabel dari total aktiva dapat dilihat dalam bentuk prosentase, untuk itu rumus pertumbuhan total aktiva :

Pertumbuhan Total Aktiva=Total Aktiva n -Total Aktiva (n-1)

Total Aktiva (n-1) ×100%

3.4.2 Variabel dependent

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah prediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan analisis Z-Score. Pengukuran dari variabel dependent yang menggunakan Z- Score yang terdiri dari 5 rasio X1, X2, X3, X4, X5 dapat dilihat dalam bentuk skor determinan. Fungsi diskriminan Z-Score yang digunakan adalah:

Z = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 + 0,999 X5 Dimana :

Z = Z – Score

X1 = Modal kerja / Total aktiva X2 = Laba ditahan / Total aktiva X3 = EBIT / Total aktiva

X4 = Nilai pasar modal / Nilai buku hutang X5 = Penjualan / Total aktiva

(5)

Dengan kriteria penilaian (S.Munawir, 2002: 311) sebagai berikut:

1. Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.

2. 1,81 < Z-Score < 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.

3. Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar.

3.5. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari berbagai sumber buku, jurnal, dan penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung penelitian. Sedangkan untuk data yang diolah berupa data akuntansi dari laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan yang diperoleh dari perusahaan go publik di Bursa Efek Indonesia / www.idx.co.id , yaitu neraca dan laporan laba rugi periode 2008 - 2011 dipandang cukup mewakili untuk memprediksikan kemungkinan kebangkrutan.

(6)

3.6. Jenis Data

Data Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter karena data diperoleh dengan cara dokumentasi data laporan keuangan perusahaan go public yang terdaftar di BEI periode tahun 2008 - 2011.

3.7. Tekhnik Pengambilan Data

Data yang berupa variabel independent yang terdiri dari pertumbuhan penjualan, laba, arus kas operasi, dan total aktiva diperoleh dengan cara mengutip secara langsung dari laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id selama 4 tahun berturut-turut, sedangkan pada variabel dependent yang terdiri dari modal kerja pada total aktiva, laba ditahan pada total aktiva, EBIT pada total aktiva, nilai pasar modal pada nilai buku hutang, dan penjualan pada total aktiva juga dikutip secara langsung dari laporan keuangan tersebut.

3.8. Tekhnik Analisis Data

Tekhnik analisis Yang dilakukan peneliti antara lain :

1. Menghitung tingkat pertumbuhan penjualan, laba, arus kas operasi, dan total aktiva.

2. Menghitung kebangkrutan perusahaan dengan model Z-Score Altman.

3. Menganalisis dengan uji asumsi korelasi (uji normalitas, uji heteroskedatisitas), uji korelasi person, uji korelasi ganda.

(7)

a. Asumsi Uji Korelasi

Sebelum diimplementasi, uji Korelasi terlebih dulu harus memenuhi serangkaian asumsi. Asumsi-asumsi uji Korelasi adalah:

1. Uji Normalitas

Artinya, sebaran variabel-variabel yang hendak dikorelasikan harus berdistribusi normal. Uji Normalitas bisa dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Data yang normal adalah Sig. Kolmogorov-Smirnov hitung > Sig. Penelitian (0,05).

2. Uji Heteroskedastisitas.

Artinya, variabilitas skor di variabel Y harus tetap konstan di semua nilai variabel X. Dalam menguji asumsi Heteroskedastisitas dilakukan secara grafis. Caranya dengan melihat grafik persilangan SRESID dengan ZPRED pada output hasil SPSS. Perhatikan grafik scatterplot.

Heteroskedastisitas terjadi jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau sama. Heteroskedastisitas terjadi jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tidak sama atau tidak tetap.

Heteroskedastisitas terjadi jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu X.

Heteroskedastisitas terjadi jika terdapat titik-titik memili pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit.

(8)

b. Uji Korelasi Pearson

Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan arus kas operasi, dan pertumbuhan total aktiva dengan prediksi tingkat kebangkrutan (Z-Score) pada perusahaan manufaktur tahun 2008-2011 adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Kegunaan dari korelasi ini adalah yaitu untuk menguji dua signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah hubungan, dan mengetahui besar retribusi. Dalam penelitian ini analisis korelasi pearson digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) dengan nilai : -1 ≤ rs ≤ 1, dimana :

a. Bilai nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan sangat kuat dan negatif artinya sifat hubungan dari kedua variabel berlawanan arah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya.

b. Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.

c. Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat searah, maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.

Adapun kriteria penilaian korelasi menurut D.A de Vaus menginterpretasikannya sebagai berikut:

(9)

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Korelasi

Penghitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Hipotesis penelitian adalah:

1. H0-1: r = 0; tidak ada hubungan pertumbuhan penjualan dengan prediksi kebangkrutan Z-Score.

2. H1-1: r ≠ 0; terdapat hubungan antara pertumbuhan penjualan dengan prediksi kebngkrutan Z-Score.

3. H0-2: r = 0; tidak ada hubungan pertumbuhan laba dengan prediksi kebangkrutan Z-Score.

4. H1-2: r ≠ 0; terdapat hubungan antara pertumbuhan laba dengan prediksi kebngkrutan Z-Score.

5. H0-3: r = 0; tidak ada hubungan pertumbuhan arus kas operasi dengan prediksi kebangkrutan Z-Score.

6. H1-3: r ≠ 0; terdapat hubungan antara pertumbuhan arus kas operasi dengan prediksi kebngkrutan Z-Score.

7. H0-4: r = 0; tidak ada hubungan pertumbuhan total aktiva dengan prediksi kebangkrutan Z-Score.

(10)

8. H1-4: r ≠ 0; terdapat hubungan antara pertumbuhan total aktiva dengan prediksi kebngkrutan Z-Score.

c. Uji Korelasi Ganda

Uji korelasi ganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga teknik korelasi ganda yang digunakan adalah korelasi Pearson. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang berarti apabila kedua variabel-variabel bebas secara bersama-sama dikorelasikan dengan variabel terikatnya. Untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih dahulu korelasi sederhananya dahulu melalui korelasi product moment dari pearson dengan menggunakan kriteria yang digunakan untuk korelasi pearson pada tabel 3.1 diatas.

Referensi

Dokumen terkait

31 MIKA PAPELA 17.22.18 Teologi Perkawinan Bagi Jemaat GKE Gloria di Desa Henda (Upaya Berteologi Kontekstual dengan Mengangkat dan Mengembangkan Nilai Kearifan Lokal Budaya

Sedangkan menurut (Yusuf, 2017: 6) bahwa tahap perkembangan kognitif menurut piage siswa sekolah dasar terdapat pada tahap operasional konkret yang berkisar anatara umur

Rancangan awal RPJMD Kabupaten Banyuasin tahun 2014-2018 memuat program-program Dinas PU CK seperti Program Lingkungan Sehat Perumahan ; Program Pengembangan Komunitas Perumahan ;

Model paired storytelling adalah suatu cara pembelajaran dengan cara memberikan stimulus-stimulus kepada siswa untuk dikomunikasikan dengan siswa yang lain dan

evaluasi penggunaan antibiotik dengan metode defined daily dose pada pasien gastroenteritis akut anak di rumah sakit “x” dapat terselesaikan dengan baik..

Tata cara minum teh untuk wanita dan pria berbeda karena cawan teh yang mereka gunakan juga berbeda dan juga karena ini merupakan suatu seni di jepang, cara minum teh yang

penanganan yang aman dari produk yang tertera dalam lembar data keamanan untuk penyimpanan, pengerjaan, transportasi dan pembuangan. Keterangan ini tidak dapat dialihkan pada

Misalnya, terhadap guru matematika, (3) guru matematika perlu terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan matematisnya, karena dengan kemampuan matematis yang