• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH DRAMA RATAPAN ANAK TIRI NASKAH DRAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH DRAMA RATAPAN ANAK TIRI NASKAH DRAMA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TEMA :

PENDERITAAN

JUDUL :

(3)

RATAPAN ANAK TIRI

Disuatu Keramaian kota tinggalah sebuah keluarga yang amat

bahagia yaitu keluarga Pak Hendro, dia mempunyai seorang istri

yang bernama Bu Sari dan seorang anak yang bernama Ira. Tetapi

setelah Ibu Sari telah lebih dulu meninggalkan mereka berdua untuk

selama – lamanya kebahagiaan itu berubah menjadi penderitaan

untuk Ira karena ayahnya telah menikah lagi dengan seorang janda

beranak dua, dia bernama Mirna dan anaknya bernama Bunga dan

Rosa. Setiap hari Ira selalu disiksa dan dicemoohkan oleh Ibu tiri dan

kedua anaknya karena mereka tidak suka kepada Ira. Oleh

karenanya Ira selalu mendapatkan siksaan dari ibu tirinya selagi

ayahnya tidak ada di rumah tetapi selalu ayahnya ada di rumah dia

bermanis – manisan kepada Ira karena bu Mirna tidak ingin kalau

ayahnya tahu bahwa ia sering menyiksa anaknya. Terungkap di

suatu hari ayahnya pergi ke kantor seperti biasa.

Ibu Mirna : Ira...cepetan kemari ? tolong ambilkan saya

secangkir

teh ! ( ketika Ibu Mirna berada di kamar sedang

(4)

Ira : Baik bu...

Ibu Mirna : Eeeeh...sayakan sudah bilang kamu jangan panggil

saya

ibu tapi nyonya kecuali ada ayah kamu, ngerti ?

Ira : Ngerti bu, eh nyonya...

Ibu Mirna : Bagus...sekarang cepetan kamu ke dapur ambilkan

saya

teh ! cepetan ! lelet amat sih kamu, heran !

Rosa : Mamah...

Ibu Mirna : Iya disini sayang, ada apa sih pagi – pagi ko sudah

teriak –

teriak ? ada apa ?

Rosa : Minta uang jajan Mah ?

Ibu Mirna : Kan udah kemarin

Rosa : Yang kemarinkan udah habis

Ibu Mirna : Apa, kamu boros sekali sih

Rosa : ayo dong Mah cepetan udah siang nih mau berangkat

Ibu Mirna : Iya bentar, mana Bunga panggil sekalian !

Rosa : Bunga....

Bunga : Iya...

Rosa : Kesini !

Bunga : Ada apa ?

(5)

Ketika mereka sedang diberi uang, datanglah Ira dengan membawa

secangkir teh. Rosa dengan sengaja menyenggol Ira sehingga

airnya tumpah.

Ibu Mirna : Aduh...

Ira : Maaf Nyonya

Ibu Mirna : Maaf... maaf .... lihat nih baju saya jadi basah tahu !

kamu

memecahkan gelas kesayangan saya ehh dasar kamu

tahu

enggak harga gelas ini mahal tahu beli aja di Amrik.

Ira : Maaf nyonya maaf

Ibu Mirna : Aah udah maaf...maaf terus sekarang kamu bersihkan

pecahan gelas ini ! sebagai hukumannya kamu

bersihkan

semua ruangan ini dan jangan lupa cuci semua piring

dan baju

yang kotor.

Ira : tapi nyonya saya harus berangkat sekolah

Ibu Mirna : aah hari ini kamu tidak usah sekolah

Ira : tapi nyonya sekarang ada ulangan di sekolah

Ibu Mirna : emangnya saya pikirin apa itu urusan kamu ! udah

sekarang

kamu beresin semua ini ! ih malah bengong lagi

(6)

beserin !

Bunga : Udah ah mah Bunga sama Rosa berangkat dulu

Ibu Mirna : Ya udah

Bunga : Eh kalau kerja tu yang bener jangan lelet ! ( sambil

Bunga

mendorong kepala Ira )

Rosa : Rasain lho

Ketika Bunga dan Rosa sampai di sekolah mereka bertemu dengan

Sinta di depan kelasnya.

Sinta : Halo Bunga, Rosa ?

Bunga, Rosa : Halo

Sinta : Mana Ira ko kalian enggak bareng dia

Bunga : Idih emang gue pikirin ! Dia mau mati ke, jungkir

balik ke itu

kan bukan urusan gue ?

Sinta : Lho ko kalian gitu banget sama Ira ! gitu – gitu juga Ira

juga

kan saudara kalian.

Rosa : Biarin, terserah kita – kita dong itu bukan urusan kamu

! awas

kita mau lewat !

Waktu berganti siang ketika Ira sedang mengepel ruang tamu tiba –

(7)

menginjak lantai yang telah dipel dengan memakai sepatu yang

kotor.

Ira : Maaf Bunga, Rosa ! tolong dong sepatunya dibuka ini

kan

sudah dipel.

Bunga : Ih Ros kamu dengar enggak kayanya ada yang

ngomong tapi

dimana ? jangan – jangan disini ada hantu lagi !

Ira : Bunga tolong dong, saya itu cape

Bunga : Apa.... cape ha... emangnya gue pikirin itu kan

gara – gara

kesalahan kamu sendiri

Ira : Tapi...

Bunga : Tapi apa ? kamu udah pinter ngelawan yah ?

bilangin mama

lo! Udah ah Ros enggak ada gunanya ngomong sama

orang

tulalit !

Ibu Mirna : Eeh kalian baru pulang sayang

Rosa : Iya mah

Ibu Mirna : Ada apa ko kalian ribut – ribut

Bunga : Ini mah si Ira ngebentak – bentah aku ! katanya

yang tumpah

(8)

Ibu Mirna : Apa ? berani – beraninya ya kamu memitnah anak saya

?

( sambil menjewer telinga Ira )

Ira : Enggak nyonya enggak

Ibu Mirna : Berani ngebantah lagi ayo ngaku...

Ira : Ampun nyonya ampun

Maaf saya nyonya....

Ibu Mirna : Maaf...ampun... saya sudah bosan mendengar

perkataanmu

itu, dasar kamu ya anak enggak tahu diuntung dasar

kamu

anak pembawa sial !

Ira : Ampun nyonya...

Ibu Mirna : Sudah sekarang kamu lanjutkan pekerjaan kamu ? ( Ibu

Mirna

pergi sambil menendang ember berisi air )

Tidak lama kemudian Pak Hendro pulang dari kantor.

Pak Hendro : Ira kamu sedang apa ?

Ibu Mirna : Ini Pah, Ira itu rajin sekali sampai – sampai dia mau

mengerjakan pekerjaan rumah, padahal sudah mama

larang

tapi dia tetap memaksanya.

(9)

Ibu Mirna : Mm....udah dong Pah dari tadi nanya Ira melulu

papakan

cape! Sekarang papa mandi dulu mama udah siapin

airnya !

( Ibunya mengeles pembicaraan )

Pak Hendro : Ya udah deh mah ! ( dengan penuh curiga Pak

Hendro berpikir

mengapa mata Ira merah seperti udah menangis dan

jarang –

jarang Ira mau mengerjakan pekerjaan rumah )

Ketika Pak Hendro pergi mandi Ibu Mirna mengancam Ira untuk tidak

buka mulut kepada ayahnya atas semua yang telah dilakukan.

Ibu Mirna : Heh, Ira sudah sekarang kamu pergi mandi sana !

Awas yah

kamu jangan bilang semua ini pada ayah kamu

mengerti ?

Ira : Iya nyonya

Ibu Mirna : Sudah sana

Setelah beres mandi Pak Hendro pun tidur sejenak untuk

mengistirahatkan badan, lalu penyiksaan terhadap Ira pun terus

berlanjut.

Rosa : Ira cepat kemari...

(10)

Rosa : Sekarang cepat kamu setrika semua pakaian ini aku

mau pergi

sama Bunga awas ya yang rapi, buruan !

Lalu Ira pun pergi untuk menyetrika baju itu, ketika sedang

menyetrika Ira selalu melamun meratapi kehidupan yang

dideritanya selama ini.

Rosa : Ira sudah selesai belum ?

( sambil berjalan menghampiri Ira )

Ira : ( dengan terkejut Ira pun mennjawab ). Iya Rosa !

Lalu Ira pun melihat ke arah pakaian yang disetrikanya, ternyata

sudah bolong lalu Ira pun kebingungan.

Rosa : Haaah kamu apakan bajuku ?

Ira : Maaf Ros, saya tidak sengaja

Rosa : (sambil berteriak memanggil ibunya) mama....

Ibu Mirna : Ada apa Rosa ?

Rosa : Lihat nih mah kelakuan si Ira dia telah membuah

bajuku

menjadi seperti ini ?

Ibu Mirna : Dasar kamu anak sialan !

Ira : Maaf, maaf nyonya...

Ibu Mirna : Aaaah saya sudah bosan mendengar ucapan itu lebih

baik

(11)

Ira : Tapi, saya mau tinggal dimana saya tidak punya

tempat lagi

Ibu Mirna : Dimana saja, dikolong jembatan masih kosong,

sekarang kamu

pergi dari rumah ini ! (dengan nada marah)

Lalu Ira pun pergi menuju makam ibunya sambil menangis ketika itu

Pak Hendro bangun dari tidurnya.

Pak Hendro : Ada apa ini, kok kayanya ada yang ribut ( tidak ada

yang

menjawab )

Bi Inah : Ini Tuan tadi ada keributan sampai – sampai non Ira di

usir

( Bi Inah menceritakan semua kejadiannya )

Pak Hendro : Pantesa, saya sudah curiga sejak dulu, sekarang pergi

kemana

Ira ?

Bi Inah : Tidak tau Tuan, dia todak bilang, mungkin dia pergi ke

makam

ibunya ?

Pak Hendro : Ya sudah saya akan pergi menyusulnya.

Ketika itu terlihat Ira berada di sana sambil menangis ( nyanyi ) Pak

Hendro pun datang menghampiri Ira.

Pak Hendro : Kenapa kamu Ira ?

(12)

Pak Hendro : Apa benar kamu selama ini sering disakiti ibu tirimu ?

Ira : ( Ira pun terdiam )

Pak Hendro : jawab Ira ?

Ira : Iya Pak, selama ini saya sering disiksa oleh ibu tapi

saya

diancam untuk tidak mengatakan semuanya kepada

ayah.

Pak Hendro : Jadi, benar semua ini nak ! sudah sekarang mari kita

pulang,

kita selesaikan semuanya dirumah.

Sesampainya di rumah amarah Pak Hendro pun memuncak.

Pak Hendro : Mirna, cepat kemari ! (dengan nada marah)

Ibu Mirna : Ada apa Pak ? ( Ibu Mirna terkejut ketika melihat Ira

pulang

bersama Pak Hendro )

Pak Hendro : Ternyata kamu mempunyai hati yang busuk lebih dari

yang

saya pikirkan, kamu sudah menyiksa anak saya dan

mengusirnya ?

ibu Mirna : Tidak Pak, saya tidak pernah menyiksa apalagi

mengusirnya 1

Pak Hendro : Diam kau ....! didepan saya kamu bermanis manisan

tapi di

(13)

ibu Mirna : Apa ? saya tidak terima atas tuduhan semua ini !

Bunga : Iya Pak, mama tidak pernah melakukan semua

itu.

Pak Hendro : Saya tahu semua ini dari Bi Inah, karena dia selalu

melihat

penyiksaanmu terhadap anak saya ! sekarang kalian

pergi dari

rumah ini ! ( sambil mendorong keluar pintu )

Ibu Mirna : Jangan Pak, jangan usir kami, kami tidak punya rumah

lagi !

Ira : Jangan Pak, jangan usir mereka, walau bagaimana

pun,

mereka tetap keluarga kita. ( sambil memeluk

mereka )

Pak Hendro : Tapi nak, mereka telah menyakiti kamu ?

Ira : Berilah mereka kesempatan untuk merubahnya kalo

ayah

bersikeras untuk mengusirnya saya akan ikut bersama

mereka.

Pak Hendro : Tuh lihat Mirna ! anak yang selalu kau siksa, masih

berbesar

hati untuk menerima kamu untuk tinggal di rumah ini !

(14)

kalau begitu kalian ku ijinkan untuk tinggal di rumah

ini, asal

kalian bisa merubah sikap kalian !

Ibu Mirna : Terima kasih Pak, mulai sekarang kami akan merubah

sikap

kami , maafkan kami Ira, kami memang salah maukah

kau

memaafkan kami ?

Ira : Saya sudah memaafkan kalian sejak dulu.

Referensi

Dokumen terkait