• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNSUR EMOT IF-EKSPRES IF DALAM KOSA KAT A BAHASA JAWA. Soedj arwo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UNSUR EMOT IF-EKSPRES IF DALAM KOSA KAT A BAHASA JAWA. Soedj arwo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam bahasa Jawa , di samping kata yang menyatakan perbuatan seperti

l ungg uh

duduk ,

tang i

bangkit , dan

l unga

pergi ada unsur kosa kata lain yang memberikan gambaran lebih lan j ut mengenai pe rbuatan tersebut . Perbuatan duduk , bangk i t , atau pergi diluki skan dengan rangkaian bunyi yang dapat membangki tkan gambaran dalam angan-angan mengenai bagaimana perbuatan itu di laksanakan .

Di s amping kata-kata peniru bunyi , dalam bahasa Jawa ada kata-kata yang membayangkan gerak atau keadaan . Dengan unsur-unsur kosa kata semacam i tu suatu tuturan men j adi lebih ekspresif dan dapat menimbulkan bayangan yang hidup dan konkret dalam angan-angan . Perbuatan duduk , bangki t , dan pergi menj adi lebih j e las tergambar apab i la disertai kata-kata yang menggambarkan ge rak per­

buatan tersebut menj adi :

l ungguh s rog , tang i g regah ,

dan

l unga k l epa t .

Perbuatan yang dinyatakan oleh kata kerj a

ngadeg

berdiri ,

m l ayu

berlari ,

ngguyu

tertawa ,

nang i s

menangis , dan

s i l a

bersila menj adi lebih j elas terbayang apa­

b i l a dis ertai k ata-kata yang menggambarkan perbuatan te rsebut men j adi :

ngadeg nya t , m l ay u b raba t , ngguy u ngg l eges , nang i s ngg r i yeng ,

dan

s i l a nggedhepes .

Kata ker j a yang diikuti oleh kata-kata yang menggambarkan gerak i tu , meskipun tidak banyak , kita j umpai j uga dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indones i a kita j umpai rangkaian kata

t e r t awa te rbahak-bahak , l a r i t e rb i r i t­

b i r i t , b e rj a l an te rhuyung-h uyung ,

dan

menang i s tersedu-sed u .

Dalam bahasa Sunda kata-kata yang menggambarkan gerak itu mendahului kata kerj anya sehingga disebut kecap anteuran .

Dalam bahasa Jawa sebenarnya bukan hanya kata ker j a s a j a yang diikuti oleh unsur kosa kata seperti itu. Kata-kata keadaan seperti

sep i

sepi ,

padhang

terang ,

res i k

bersih ,

ay u

cantik , dan

l emu

gemuk sering pula diikuti oleh kata yang menggambarkan si fat atau keadaan tersebut men j adi :

sep i mamr i ng , padhang nj i ngg l ang , res i k gumr i n i ng , ayu th i n i k- th i n i k ,

dan

l emu g i nak- g i n u k .

Bahkan kita j umpai unsur kosa kata serupa itu dalam rangkaiannya dengan b i langan seperti

s ewe n g i mbe t h e t h e t

semalam suntuk ,

sed i na l aya

sehari penuh , dan

s i j i ndh i l

hanya satu ,

l o ra se l o

hanya dua , tidak lebih .

Unsur-unsur kosa kata yang emoti f-ekspre s i f di atas mengikuti kata-kata lain atau terikat pada kata-kata l ain . Unsur

s rog

se lalu mengikuti kata

l ungguh , g regah

mengikuti kata

tan g i ,

dan

k l epat

mengikuti kata

l unga .

Satu kata kerj a atau k ata si fat k adang-kadang memi l iki lebih dari satu kata emoti f­

expresi f . Kata

l unga

dapat diikuti oleh

k l epat

atau

b l as , nang i s ngg r i yeng

Amran Halim , Loi s Carrington and S . A . Wurm, eds Papers from the Thi rd Internat ional Conference on Austronesian Linguistics , vol . 4 : Thematic variati on , 399-406 . Paci fi c Linguistics , C-7 7 , 1983 .

© Soedj arwo 399

Soedjarwo . "unsur emotif-ekspresif dalam kosa kata bahasa Jawa". In Halim, A., Carrington, L. and Wurm, S.A. editors, Papers from the Third International Conference on Austronesian Linguistics, Vol. 4: Thematic variation.

C-77:399-406. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1983. DOI:10.15144/PL-C77.399

©1983 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative.

(2)

atau

nang i s m i ngseg-mi ngseg

atau

nang i s ngg l o l o , ngguyu ngg l eges

atau

ngguyu cekakakan ,. sep i mam r i ng

atau

sep i nyenyet , ayu th i n i k- th i n i k

atau

ayu mob l ong­

mob l ong .

Demikianlah gambaran mengenai gerak atau keadaan dari kata kerj a at au kata si fa1; itu dapat bermacam-macam .

Unsur kosa k ata emoti f-ekspresif ada yang kemudian berdiri sendiri . Unsur

g regah

yang mengikuti

t a n g i

dapat tumbuh menj adi kata kerj a tersendiri , yaitu

g umregah ,

yang artinya bangki t , yang tentu s a j a dengan makna yang lebih emotif­

ekspres i f daripada

tang i .

Kata

menga

sering diikuti

b l ak

menj adi

menga b l ak .

Unsur

b l ak

ini kemudian tumbuh menj adi kata kerj a

ngeb l ak

terbuka atau

b l a k­

b l akan

seeara terbuka at au terang-terangan . Kata

nggeb l as

artinya pergi dan

cekakakan

artinya tertawa , tetapi kedua kata itu maknyanya lebih emotif­

ekspre s i f daripada

l unga

dan

ngguy u .

Kata ker j a dan kata si fat seperti

kemrungs ung , mbeseng u t , mb rengengeng , ndheprok , gemb robyos , men theng-men theng ,

dan

ng l okro

memang berdiri sendiri tidak terl_kat kepada kata kerj a atau kata keadaan .

Kemrungsung

menggambarkan perasaan yang tidak tenang dan terburu-buru ,

mbeseng u t

menggambarkan waj ah yang masam, merilierengut ,

mb rengengeng

menggambarkan tangis yang berkepan j angan ,

ndheprok

artinya duduk bersimpuh ,

gemb robyos

menggambarkan keadaan gerah sehingga keringat bercucuran ,

men theng-mentheng

dikatakan untuk bisul yang tengah mengeras dan panas , dan

n g l okro

dik atakan untuk seman gat yang mengendur .

Kata--kata semacam i tu j umlahnya tidak sedikit dalam bahasa Jawa . Contoh lai n , misalnya ,

n

j

rebabah , kemr i c i k , k l ewa- k l ewa , k l ecam- k l ecem , cekakakan , bed i gasan ,

dan

yabyaba n .

Di samping itu, masih ada lagi kata-kata yang menggambarkan bunyi , gerak , dan keadactn , yang didahului oleh partikel pengantar

mak [ ma?

] dan

pa t i ng [ pa t i l)

]

.

Partikel

nBk

mengantar kata-kata peniru bunyi atau yang membayangkan gerak _ Mi salnya ,

mak do r , mak gedebug , mak

j

egag i ng , mak

j

ran th a l .

Partikel pengantar

pa t i ng

diikuti oleh peniru bunyi , gambaran tentang gerak atau keadaan j uga , hanya bunyi gerak dan keadaan yang digambarkan itu banyak dar:. bermacam-macam, contohnya :

pa t i ng c r uwet , pat i ng g l odag , pa t i n g b i l u l ung , pa t i ng s l i we r ,

dan sebagainya .

Jadi , ada lima macam unsur kosa kata yang emoti f-ekspresif dalam bahasa Jawa . PeI'tarM ialah k ata-kata yang mengikuti kata-kata yang menyatakan per­

buatan , kedua kata-kata yang mengikuti dan menj e laskan kata si fat at au kata keadaan , ketiga kata-kata emoti f-ekspresif yang berdiri sendiri yang berupa kata kerj c, atau kata s i fat , keempat kata-kata yang didahului partikel pengantar

mak ,

dan k e l ima kata-kata yang didahului partikel

pa t i ng .

UnSUI' kosa kata emoti f-ekspresif yang mengikuti dan men j elaskan kata-kata yang menya takan perbuatan ada yang hanya terdiri dari satu suku kata s aj a , mi salnya,

teka dog , l ungguh s rog , ngadeg nya t , ma t i pe t , murub bya r , l unga p r un g , i l a n g l ap , ml ebu b l en g , t u ru l es ,

dan

menga b l ak .

Ada yang terdiri dari dua suku k ata , mis alnya ,

m l ebu b l ede n g , l un ga k l epa t , m l ay u b rab a t , ngguyu ngg l eges , nang i s ngg r i yeng , tang i g regah , ngombe g l enggeng , udan nggre

j

eh , n

j

oge t ml e te r ,

dan

s i ndhen n g g l enggeng .

Yang terdiri dari tiga suku kata , misalnya ,

s i l a nggedhepes , mu

j

i n d remi m i l .

Kata-kata emoti f-ekspresif yang mengikuti kata ker j a itu banyak pula yang berupa ula,ngan , baik tanpa maupun dengan varias i vikal , contohnya :

nang i s

m i ngseg-m i ngse g , man gan te l ap- te l e p , adus gebyar- geby u r , pupuran medhok-medhok ,

m l aku th i rn i k- t h i m i k ,

dan

ngguyu l a kak- l akak.

(3)

Kata-kata emoti f- ekspres i f yang mengikuti dan men j elaskan k ata si fat at au keadaan ada yang terdiri dari dua suku kata , misalnya ,

sep i mamr i ng , padhang nj i ngg l an g , peteng ndhedh e t , adhem n j eku t , pa i t ngetheg , te l es k l ebes , abang mb ranan g , c i l i k mren g i I ,

dan

l emu mb l eneg .

Ada j uga yang terdiri atas tiga suku kata , misalnya ,

ga r i ng mek i ngk i ng , res i k g umr i n i ng ,

dan

panas s ume l et .

Kata-kata emoti f-ekspres i f yang mengikuti kata keadaan ada j uga yang ber­

bentuk ulangan , misalnya ,

ayu th i n i k- th i n i k , endhek i pe l - i pe l , i j o royo- royo , l emu g i nak- g i n u k , omba ngob l ah-ob l ah , esuk u th un g - u t h ung ,

dan

kebak men cep­

mencep .

Kata-kata emoti f-ekspre s i f yang berdiri sendiri yang berupa kata kerj a atau kata si fat mempunyai keragaman bentuk yang hampir sarna dengan kata kerj a dan kata s i fat . Unsur kos a kata tersebut dapat k ita beda-bedakan men j adi beberapa macarn yaitu yang berawalan sengau , yang mendapat s i sipan

- um- ,

yang berupa bentuk ulan g , dan yang mendapat akhiran

-an .

Kata-kata emoti f-ekspresif yang berdi ri sendiri yang berawalan sengau contohnya :

mbesengu t , mb rengke l o , methothok , me tangk r i ng , mbedhedheg , mence reng , nj rebabah , mekungkung , ngececeng , ngendhanu , ny rekeke l , mrekengkong , n rece l , ng remb uyung ,

dan

nggedangk rang .

Yang mengandung si sipan

- um-

contohnya :

kemranyas , kemr i c i k , s emrepe t , s emrawu t , kemrucuk , gemrobyos , semb r i b i t , kemruwe t , kemr i ye k , dumroj og , kemrungs ung , kemrumpyung , kemrub u t , kemremes , kemr i p i k ,

dan

kem ros a k .

Kata ke rj a dan kata si fat yang emoti f-ekspresi f banyak pula yang berupa bentuk ulang. Bentuk ulang itu dapat kita bedakan men j adi dua macam yaitu

ulangan bi asa dan ulangan dengan variasi vokal . Yang berbentuk ulangan b iasa misalnya :

t h a r i k- tha r i k , ceka t- ceka t , men theng-men t heng , men theg-men theg , moto l ­ moto l , k i mp l ah- k i mp l ah , k I ewa- k I ewa , k remya-k remya , d a k i k-dak i k ,

dan

ng i ng k r i k­

i ng k r i k .

Ulangan dengan variasi vokal dapat kita bedakan men j adi beberapa macam , yaitu vari asi

[ a

+

i , a

+

e , a

+ e , a + a ,

a

+

u , a

+ 0 , dan

a

+ � J . Kemudian unsur yang diulang itu dapat be rupa s atu suku kata , dua suku kata , atau tiga suku kata .

1 . Bentuk u1 ang dengan vari asi vo ka1 [a

+

i ]

a . Unsur yang diulang s atu suku kata , mis alnya ;

thak- th i k nak-n i k sak-s i k dhak-dh i k

b . Unsur yang diulang dua suku kata , mis alnya :

k e l ap-ke l i p

ke thap-keth i p

g l enak-g l en i k

uwak-uw i k

moba t-mab i t

moya k-may i k

p I i rak- p l i r i k

c l i l a- c l i I i

mora t - ma r i t

mon ta ng-ma n t i ng

(4)

c . U�sur yang diulang terdiri atas tiga suku kata , misalnya :

pe th i tha-peth i th i pende l ak- pende l i k gendh u l ak-gendh u l i k sengkoyak-sengkay i k ke t h uwa l - ke t h uw i 1

2 . Bentuk u l ang dengan var i as i [a

+

e J

a . Unsur yang diulang terdiri a t a s dua suku kata , misalnya :

menc l a-menc l e eg l a-eg l e p l e t ra- p l e t re l e ra- l e re

b . Unsur yang diulang terdiri atas tiga suku kata, misalnya :

pe t e t a - pe tete pececa- pecece

3 . Bentuk u l ang dengan va r i a s i [ a

+

E J

a . Unsur yang diulang terdiri at as satu suku kata , misalnya :

mak-mek pak-pek mas -mes mbak-mbek

b . Unsur yang diulang terdiri at as dua suku kata , misalnya :

k l ema k- k l emek mewa k-mewek

l omah - l ameh rowak- rawek

c . Unsur yang diulang terdiri atas tiga suku kata , misalnya :

pethen tang- pe then theng cewewak-cewewek

4 . Bentuk u l ang dengan var i a s i [ a

+

a]

a . Unsur yang diulang satu suku kata , misalnya :

p a t - pe t

p ras - p res

p l a k- p l ek

s a t - s e t

cak- cek

p ra k- prek

bat-bet

mak-mek

(5)

b . Unsur yang diulang terdiri atas dua suku kata , misalnya :

k l ecam- k l ecem mencap-mencep mesam-mesem k l es a t - k l eset uga t - uget k l es a r - k l eser uwag- uweg

c . Unsur yang diulang terdiri atas tiga suku kata , mi salnya :

cethethak-ce thethek gendhe l ak-gendhe l ek

5 . Bentuk u l ang dengan vari a s i [ a

+

u J

a . Unsur yang diulang terdiri at as satu suku kata , misalnya :

b l as -b l us bas-bus bya r-byur s a r - s u r b l ang-b l ung

b . Unsur yang diulang terdiri atas dua suku kata , misalnya :

kompa l - kampu l nyomak- nyamuk g rotha l - gra t h u l soat- s a u t modha l -madhu l senthak- s e n t h u k

c . Unsur yang diulang terdiri atas tiga suku kata , misalnya :

gedebag-gedebug cenunak-cenunuk pecuca- pecucu

6 . Bentuk u l a n g dengan vari a s i [ a

+

o J

Yang ada hanya yang unsur ulangannya terdiri atas dua suku kata , misalnya :

c l ewa- c l ewo l ena- l eno ge l a-ge l o

7 .

Bentuk u l ang dengan va ri a s i [a

+

;, J

a . Unsur ulangan yang diulang terdiri at as satu suku k ata , misalnya :

s ak-sok nyah- nyoh

b . Unsur yang diulang terdiri at as dua suku kata , mi salnya :

p l orak- p l orok

g l ogak- g l ogok

s engak- s engok

petag- petog

(6)

c . Unsur yang diulang terdiri atas tiga suku kata , rnisalnya :

pe thothak- pethothok j e dhodh ag-jedhodhog

Unsur kosa kata ernoti f-ekspre s i f yang rnengandung akhiran

-an

contohnya :

bed i gasan , . penc i l akan , p i c i c i l a n , byayakan , yabyaban , cek i k i ka n , cekakakan , j l a l a tan , pen d i rangan , pen tha l i tan ,

dan

j l egj l egan .

Peniru bunyi dan penggarnbaran gerak dengan partikel pengantar

mak

dapat kita bedakan rnen j adi peniru bunyi dan penggambaran gerak .

Partikel

mak

yang diikuti kata peniru bunyi contohnya :

mak dho r , mak b red , mak py u r , mak be l , ma k p l ethe g , mak j egu r , mak krompyan g , mak g robyak ,

dan

mak gedeb ug .

Partikel pengantar

ma k

yang diikuti kata-kata yang menggambarkan gerak rnis al­

nya :

mak b ro l , mak g re g , mak nye s , mak p l ong , mak j ra n th a l , mak bedhengus , ma k gedab i g , mak j egag i g , mak gandhe l ,

dan

mak ken t an t i n g .

Unsur kosa kata ernoti f-ekspre s i f yang didahu1ui partike1 pengantar

pa t i ng

j uga dapat dibedakan menj adi dua rnacarn , yaitu peniru bunyi dan pe1ukisan gerak . Bedanya dengan k ata-kata ekspresif yang dian tar dengan partike1

mak

ia1ah bahwa

pa t i ng

dengan kata-kata yang mengikutinya itu rneniru bunyi atay menggarnbarkan gerak yang banyak atay berrnacarn-macam.

Kata-kata peniru bunyi yang didahu1ui oleh

pa t i ng

contohnya :

pa t i ng c ruwe t , pa t i ng c l eb un g , pa t i ng g l odhag , pa t i ng j l e r i t , pa t i ng j l egu r , pa t i ng krae k , pa t i ng b rengok , pat i ng k r i yek , pa t i ng g robya k ,

dan

pat i ng kros a k .

Kata-kata yang rnenggambarkan gerak contohnya :

pat i ng b i l u l ung , pa t i ng s l i we r , pa t i ng k r u n te l , pa t i ng g l ebya r , pa t i ng k l epyu r ,

dan

pa t i ng g randhu l .

Berbeda de ngan

mak ,

partike1 pengantar

pa t i ng

dapat mengantarkan kata-kata yang menggarnbarkan keadaan , mi sa1nya ,

pa t i ng bes as i k , pa t i ng c ronga t , pa t i ng c romp l ong , pat i n g c ruw i l , pat i ng j engge l eg .

Adanya unsur kosa kata yang emoti f-ekspres i f da1arn bahasa Jawa ini merupa­

kan ge j a1a yang menarik . Dengan unsur kat a semacam itu suatu tuturan men j adi 1ebih p1as tis .

Uh1en�eck ( 19 7 8 ) da1arn beberapa karangan te1ah membahas beberapa kata kerj a yang tidak terrnasuk kata kerj a yang pokok ( peripheral verbs ) da1arn bahasa Jawa yang :nempunyai ni1ai ekspresif-ernoti f . Sebagai unsur kosa kata , rnesk ipun ada yang s �dah tercatat da1am karnus , tetapi kata kerj a tersebut , seperti j uga kata-kata yang dibicarakan di sini , termasuk unsur tambahan atau unsur pinggiran

( periphera.l ) .

Uh1eru)eck membeda-bedakan kata ker j a tersebut menj adi tiga rnacam, yaitu kata k erj a yang berbentuk kat a u1ang , kata kerj a dengan awa1an

pat i ng [ pa t i � ] ,

dan k ata kerj a yang berawa1an

mak [ ma ? ] .

Kata kerja yang berupa kata u1ang dengan a1ternas i voka1 itu rnenurut Uh1enbeck pada urnurnnya rnenyatakan "a repea ted action combined with i rri tation or annoyance and in general a certain pathos on the part of the speakers " .

Mengenai bentuk

pa t i ng

dan

mak ,

Uh1enbeck ( 19 7 8 : 141) menyatakan sebagai berikut :

(7)

The seman tic val ues of the two categories (i . e . the

maq­

forms and the

pa t

i Q-forms) are qui te different .

Combinations wi th

pa t i Q-

always i mpl y the presence of a plural subject . They si gnal that a pl urality of subjects partake in the action indicated by the rootmorpherne in di fferen t ways , in various places or in vari ous degrees of in tensi ty (141) .

Mengenai bentuk

mak

selanj utnya Uhlenbeck mengatakan sebagai berikut . Maq-forms alwa ys have a strong phonaes thetic and onoma topoeic character . They indicate a sudden , unexpected occurrence of a sound, a vivid movemen t or a swiftl y executed action or process (141) .

Rangkaian bunyi yang merupakan tanda dalam bahasa i tu bias a dikatakan bahwa hubungannya dengan makna yang ditandainya bersi fat arbitrer . Tidak ada

ketentuan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus menandai makna tertentu ; tidak ada hubungan tertentu antara tanda dengan yang ditandai .

Hal tersebut tidak berlaku untuk kata-kata emoti f-ekspresif dalam bahasa Jawa yang dibi carakan dalarn kertas kerj a ini . Unsur kosa kata tersebut bukan hanya menandai atau melambangkan melainkan meniru , membayangkan , melukiskan , dan menyarankan hal yang ditandai atau yang dilambangkannya . Dalam hal ini hubungan antara tanda dan yang ditandai tidak sekedar arbitrer .

Unsur kosa kata yang emoti f-ekspresif ini memberikan bagi pengungkapan ga.gasan atau pengalaman se cara plastis . gunaan unsur kos a kata ini dapat mengurangi kelugasan dan

sumbangan yang besar Di pihak lain peng­

kecendekiaan tuturan . Kebutuhan akan pengungkapan yang ekspresif-evokatif atau yang ' kena ' memang sering timbul di k alangan penutur bahasa Indonesia yang berbahasa pertama bahasa Jawa. Di kalangan mereka itu sering kita dengar ucapan sebagai berikut .

S aya masih be lum s reg . Sekarang sudah

p l ong .

Mesinnya masih

thok-ce r .

Rasanya kok kurang nges .

Kata-kata emoti f-ekspres i f tersebut mempunyai berrnacarn-macarn bentuk tetapi sulit untuk diterangkan proses pembentukannya . Berbeda dengan k ata-kata yang lain , meskipun kita dapat menyebutkan adanya awalan , s i sipan , akhiran , atau perulangan , tetapi dasar katanya tidak pernah berdiri sendiri . Kita tidak dapat menguraikan makna bentuk-bentuk tersebut secara grarnatikal berdasarkan proses pembentukannya .

Kata-kata ernoti f-expre s i f yang ada pada umurnnya sulit diterj emahkan itu , memang bukan hanya merupakan bahan telaah i lmu bahasa , melainkan j uga i lmu gay a bahasa atau stilistik a .

(8)

HADIWIDJru�A , R. D . S .

DAFTAR PUSTAKA

1967 Ta ta-sastra . Yogyakarta : U . P . Indones i a . POERWADAru�INTA , W . J . S .

19 39 Baoesastra Djawa . Batavi a : J . B . Wolters .

1 9 5 3 Sarining paramasastra Djawa . Jakarta : Noordhoff-Ko l f f . TINA HART3.INA ISKAQ

1979 Kecap anteuran . Dalam Lembaran ilmu-i lmu sastra budaya . Penerbitan tak berkala Fakultas Sastra Budaya Universitas Diponegoro No . 4 , 19 79 : 1 77-183 . Semarang : Fakultas Sastra Budaya Universitas Diponegoro .

UHLENBECK , E . M .

1 9 7 8 Studies in Javanese morphol ogy . The Hague : Martinus Nijhoff .

Soedjarwo . "unsur emotif-ekspresif dalam kosa kata bahasa Jawa". In Halim, A., Carrington, L. and Wurm, S.A. editors, Papers from the Third International Conference on Austronesian Linguistics, Vol. 4: Thematic variation.

C-77:399-406. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1983. DOI:10.15144/PL-C77.399

©1983 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang?. menjadi dasar untuk mengatur lebih lanjut kegiatan

Dengan kata lain, pemilik sertifikat Berkaitan dengan sertifikat sebagai tanda bukti hak yang bersifat kuat,. sertifikat yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan

Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di desa penulis (desa Bakalan Kalinyamatan Jepara) dan juga di masyarakat Jawa pada umumnya dalam menghadapi peristiwa kematian, hampir

[r]

Al-Ghazali telah mengubah atau paling tidak telah berusaha merubah istilah-istilah yang sulit menjadi mudah bagi pemahaman orang awam.Melalui pendekatan sufistik, al-

[r]

- Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang.. Undang-Undang

THE CONSTRAINT OF DEVELOPING LOGICAL/MATHEMATICAL INTELLIGENT ON INTEGRATED LEARNING OF MULTIPLE INTELLIGENT WEBBED MODEL AT TKIT SALMAN AL FARISI (Exploration Study)..