1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah pihak yang menyelenggarakan penjualan dan pembelian saham di Indonesia. Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif menjadi BEI. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
Bursa Efek Indonesia (BEI), merupakan bursa saham tunggal di Indonesia.
Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan yang mencatatkan sahamnya secara terbuka, baik pemerintah maupun swasta. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat beberapa jenis sektor di dalamnnya dan yang diambil oleh peneliti yaitu sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi. Dan yang diambil dalam penelitian ini adalah dari subsektor transportasi. Peneliti memilih subsektor transportasi dikarenakan pada subsektor ini memiliki kontribusi pengaruh yang besar dan menjadi salah satu penggerak perekonomian di Indonesia.
Semakin banyak orang menggunakan alat transportasi, orang-orang mencari kesempatan ini untuk membangun sebuah perusahaan khususnya transportasi, dan dimasa sekarang transportasi sangat banyak digunakan orang-orang baik untuk kendaraan, barang, maupun jasa. Hal ini menjadi keuntungan sendiri bagi penyelenggara jasa dan para investor yang ingin menanamkan modalnya baik jangka pendek maupun jangka Panjang.
Perusahaan Transportasi adalah perusahaan yang khusus terjun dalam bidang yang menangani perpindahan tempat atau kendaraan. Berikut adalah grafik
2
rata-rata harga saham perusahaan sub sektor transportasi dari tahun 2015- 2019
Gambar 1.1 Rata-Rata Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi
Sumber: www.yahoofinance.com, Data diolah oleh penulis (2021)
Pada gambar 1.1, tahun 2015-2019 cenderung mengalami penurunan disetiap tahunnya. Tetapi terjadi kenaikan paling tinggi pada tahun 2017-2018 sebesar 492.25 dari 295.12. Namun dengan adanya penurunan dan kenaikan pada setiap tahunnya disebabkan karena perkembangan perusahaan transportasi disetiap tahunnya. Transportasi menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi di Indonesia.
Ada 46 perusahaan pada tahun 2020 yang masuk dalam sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Karena perusahaan transportasi adalah salah satu sub sektor terbanyak yang terdaftar di BEI maka perusahaan tersebut menjadi salah satu perusahaan yang mampu menggerakan roda perekeonomian di Indonesia. Peran dari perusahaan transportasi sangat penting di perekonomian Indonesia. Karena itu penulis tertarik mengambil objek penelitian dengan perusahaan transportasi. Berikut adalah
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
2015 2016 2017 2018 2019
466.65
367.52
295.12
492.25
434.88
Rata-rata harga saham SubSektor Transportasi (dalam satuan Rupiah)
Rata-rata Harga Saham Sub Sektor Transportasi
3 gambar 2.1 yang menampilkan informasi tentang perkembangan perusahaan transportasi di Indonesia.
Gambar 1.2 perkembangan jumlah perusahaan transportasi Go Public Sumber: www.idx.co.id, Data diolah oleh penulis, (2021)
Berdasarkan gambar 1.1 mengenai sub sektor transportasi yang sudah Go Public dari tahun 2015-2019, perusaahaan ini mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Namun peningkatan yang cukup tinggi ada pada tahun 2018 yaitu mencapai 40 perusahaan, ini bisa disimpulkan bahwa pada tahun 2018 transportasi memang sedang berkembang, baik transportasi untuk kendaraan, transportasi untuk barang maupun jasa. Kenaikan tersebut terus berkembang sampai pada tahun 2019 yang mencapai 42 perusahaan.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah dengan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham, apabila nilai perusahaan tersebut tinggi maka dapat menarik perhatian para investor sehingga pemegang saham akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Nilai perusahaan diukur dengan
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9
28 29 33 40 42
PERKEMBANGAN JUMLAH PERUSAHAAN TRANSPORTASI GO PUBLIC
perkembangan jumlah perusahaan transportasi Go Public
4
menggunakan Price Earning Ratio (PER) yang membandingkan antara harga saham perusahaan dengan earning per share dalam saham.
Persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dihubungkan dengan harga saham merupakan salah satu arti dari nilai perusahaan Meningkatkan kepercayaan pasar salah satunya dengan melihat harga saham, jika harga saham tinggi, maka nilai perusahaan pun akan tinggi dan akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan baik sekarang maupun yang akan datang. Perusahaan memberikan sinyal kepada para pemegang saham berupa laporan keuangan perusahaannya, sehingga para investor mengetahui informasi-informasi tentang perusahaan tersebut dan dapat membandingkan dengan laporan keuangan perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kepercayaan dari para investor. Dengan kata lain teori sinyal berkaitan dengan nilai perusahaan. Teori ini sejalan dengan teori sinyal. Penting untuk memaksimalkan nilai perusahaan, karena memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan tujuan perusahaan.
Nilai Perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2009).
Sedangkan menurut (Fahmi, 2015) nilai perusahaan adalah Rasio nilai pasar yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar, pasar ini mampu memberikan pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang.
Pada nilai perusahaan ada beberapa cara dalam pengukuran nilai perusahaan itu sendiri. Pada umunya yaitu Tobin’s Q, Price Earning Ratio, dan Price to Book Value. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Price Earning Ratio sebagai alat ukur untuk mengukur nilai perusahaan. PER adalah perbandingan antara harga saham perusahaan dengan earning per share dalam saham. PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Tandelilin, 2007). Price Earning Ratio (PER) menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan investor untuk membeyar setiap dolar laba yang dilaporkan.
5 Fenomena yang berkaitan dengan nilai perusahaan terjadi pada kasus PT.
Garuda Indonesia. Harga saham PT. GIAA mendarat di zona merah pada penutupan perdagangan hari Kamis, 5 Desember 2019. Saham perusahaan pelat merah itu bertengger di level Rp496 per saham, turun 0,8 persen atau 4 poin. Bila dilihat, harga saham Garuda Indonesia memang bergerak fluktuatif sepanjang hari ini. Saat pembukaan, harga sahamnya sempat di level Rp500 per saham. Hanya saja, harga saham maskapai itu langsung merosot pada perdagangan sesi 2. Saham Garuda Indonesia langsung merosot di bawah Rp500 per saham dan bahkan sempat menyentuh Rp492 per saham sebelum masuk jam penutupan perdagangan. Garuda Indonesia mengantongi laba sebesar US$122,42 juta setara Rp1,71 triliun mengacu kurs Rp14 ribu pada kuartal III 2019. Kinerja maskapai BUMN itu membaik dari tahun lalu yang mencatatkan rugi sebesar US$114,08 juta setara Rp1,59 triliun (www.cnnindonesia.com). Fenomena ini dapat disimpulkan dari rata-rata harga saham pada gambar 1.1 yang menjelaskan bahwa banyak perusahaan khususnya perusahaan transportasi mengalami penurunan yang cukup drastis.
Beberapa penelitian terdahulu mengenai nilai perusahaan telah dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu; profitabilitas, leverage, kepemilikan asing, dan koneksi politik. Pada penelitian Siahaan & Muslih (2020) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Siahaan (2013) leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian Pahlevi & Muslih (2020) bahwa koneksi politik tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Karena itulah peneliti mengambil variabel-variabel tersebut untuk dijadikan penelitian. Profitabilitas diartikan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan barang atau jasa yang diproduksi (Rudangga &
Sudiarta, 2016). Sedangkan menurut Kasmir (2015, p. 196) Rasio profitbilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan untuk mencari keuntungannya. Penelitian ini menggunakan Return on Assets (ROA) sebagai proksi dari profitabilitas karena ROA mampu mengukur efisiensi pengunaan modal secara menyeluruh. ROA menggambarkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total asset. Tingginya nilai ROA menunjukan bahwa profitablitias dalam suatu perusahaan bernilai tinggi, karena tingkat pengembalian onvestasi semakin
6
tinggi sehingga investor mendapatkan informasi keefektifan perusahaan dalam mengelola perusahannya.
Tabel 1.1 Rata-rata laba bersih perusahaan transportasi pada tahun 2015- 2019.
Tahun Rata-rata Laba Bersih Rata-rata Harga Saham
2015 Rp. 311.436.792.004.93 Rp.466.65
2016 Rp. 2.021.104.299.33 Rp.367.52
2017 Rp. -95.559.600.256.97 Rp.295.12
2018 Rp. -170.614.122.085.53 Rp.492.25
2019 Rp. 78.470.365.633.03 Rp.434.88
sumber: diolah oleh peneliti, (2021)
Pada perusahaan transportasi, rata-rata laba bersih cenderung signifikan menurun pada setiap tahunnya dari tahun 2015-2019, dan mengalami kenaikan pada tahun 2019. Rata-rata harga saham disetiap tahunnya cenderung menurun ditahun 2015-2018 dan meningkat pada tahun 2019. Hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa profitabalitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (R. T. Siahaan &
Muslih, 2020). Sedangkan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putra et al., 2016) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Leverage ratio atau yang biasa disebut rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, yang berarti besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri (Kasmir, 2014). Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal atau ekuitas (Hery,
7 2016). Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi juga resiko yang didapatkan oleh investor dan apabila nilai rasio ini rendah, maka akan semakin tinggi jumlah pendanaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan.
Tabel 1.2 Rata-rata nilai hutang pada perusahaan transportasi tahun 2015- 2019.
Tahun Rata-rata Nilai Hutang
2015 Rp. 2.486.866.858.258.11
2016 Rp. 2.713.715.199.835.85
2017 Rp. 2.762.658.948.355.70
2018 Rp. 3.258.229.393.168.16
2019 Rp. 3.308.295.913.727.68
sumber: diolah oleh peneliti, (2021)
Pada perusahaan sub sektor transportasi, rata-rata nilai hutang dari tahun 2015-2019 mengalami kenaikan disetiap tahunnya. Dari hasil penelitian sebelummnya (Rudangga & Sudiarta, 2016) menjelaskan bahwa Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian (Nurminda et al., 2017) yang menjelaskan bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pada undang-undang No. 25 tahun 2007 pasal 1 ayat 6, arti dari kepemilikan asing yaitu warga negara asing, pemerintah asing, dan badan usaha asin yang menanamkan modalnya di Indonesia. Menurut Ayem & Leonara (2019) kepemilikan asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing baik individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia Alat ukur yang digunakan untuk kepemilikan asing pada penelitian ini adalah dengan membandingkan total saham kepemilikan asing dengan total saham yang beredar (Ayem & Leonara, 2019). Karena perusahaan yang dimiliki investor asing dalam pengawasan operasionalnya lebih ketat sehingga pemeriksaan laporan keuangan
8
dan kegiatan operasi akan lebih efisien. Penelitian yang dilakukan (Ahmad et al., 2017) bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Tetapi berbeda dengan penelitian Ayem & Leonara (2019) yang menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang memiliki koneksi politik diindikasikan dengan adanya investor atau pejabat tinggi yang memiliki kedudukan di pemerintahan atau berelasi dekat dengan tokoh politikus. Penelitian ini akan berfokus pada latar belakang koneksi politik yang dimiliki oleh dewan direksi, dewan komisaris, dan komite audit perusahaan. Untuk menentukan koneksi politik, ada kriteria yang harus diambil kriterianya, dan jika terpenuhi maka perusahaan tersebut sudah bisa dikatakan sebagai koneksi politik. Kriterianya adalah Jika ada salah satu pemilik atau pemegang saham di atas 10% merupakan anggota partai politik, memiliki hubungan dengan politisi terkenal, dan/atau pejabat atau mantan pejabat pemerintah termasuk militer. Koneksi politik dapat dicari dalam annual report atau laporan tahunan. Setelah diketemukan kepemilikan saham diatas 10%, maka pemilik saham tersebut akan di periksa hubungannya dengan suatu partai politik melalui media massa. Dengan adanya koneksi politik bisa dirasa mempengaruhi kebijakan investasi perusahaan karena terpengaruh oleh kebijakan pemerintah.
Fenomena yang berkaitan tentang koneksi politik yaitu fenomena kenaikan harga-harga saham pada perusahaan terkoneksi politik pada pemilu 2009 dan 2014.
Terdapat indikasi peningkatan nilai pasar konglomerat yang memiliki koneksi politik dengan pemenang pemilihan partai dan Presiden, terutama di perusahaan besar dan perusahaan milik negara Wati et al,. (2016). Nilai kapitalisasi pasar konglomerat meningkat secara signifikan pasca pemilihan baik pada tahun 2009 atau pada tahun 2014. Peningkatan harga saham perusahaan menunjukkan bahwa para pengusaha dan pemimpin perusahaan di negara-negara berkembang seperti Indonesia dengan tingkat korupsi yang masih tinggi, masih meyakini bahwa koneksi politik menyediakan pelumas untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga mereka melakukan upaya signifikan untuk membina koneksi politik dalam rangka mencapai pertumbuhan perusahaan, mereka menyadari bahwa koneksi politik adalah sumber daya berharga untuk perusahaan.
9 Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Lela Nurlela Wati, 2017) menyatakan bahwa koneksi politik berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.”
1.3 Perumusan Masalah
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah dengan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham, apabila nilai perusahaan tersebut tinggi maka dapat menarik perhatian para investor sehingga pemegang saham akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER) yang membandingkan antara harga saham perusahaan dengan earning per share dalam saham.
Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah mencari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan hasilnya pun beragam. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui apakah profitabilitas, leverage, kepemilikan asing, dan koneksi politik berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik dan Nilai Perusahaan berpengaruh pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019?
2. Apakah pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik berpengaruh secara simultan terhadap Nilai perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019?
3. Apakah secara parsial:
10
a. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019?
b. Leverage berpengaruh negative terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019?
c. Kepemilikan Asing berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019?
d. Koneksi Politik berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik dan Nilai Perusahaan berpengaruh pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
2. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
3. Untuk mengetahui secara parsial:
a. Pengaruh positif Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
b. Pengaruh negative Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
11 c. Pengaruh positif Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
d. Pengaruh positif Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis
Manfaat teoritis yang ingin dicapai dalam penelitian dalam hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi penelitian selanjutnya, Sebagai wawasan untuk pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan terutama faktor Proditabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan terutama faktor Proditabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Politik pada Perusahaan SubSektor Transportasi yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2019.
1.5.2 Aspek Praktis
Manfaat Praktis yang ingin dicapai dalam penelitian dalam hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Pihak Investor, Penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor untuk mengambil keputusan pada saat ingin memilih suatu perusahaan dan menambah pengetahuan para investor.
2. Bagi Manajemen Perusahaan, Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan kepada perusahaan untuk mengelola perusahaan lebih baik terutama dalam hal nilai perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
12
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa bagian dari BAB I hingga BAB V. Berikut penjelasan ringkasan sistematika penulisan tugas akhir:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah yang didalamnya berisi pertanyaan dari penelitian, tujuan penelitian untuk menjawab pertanyaan, manfaat penelitian yang terdiri dari aspek teoritis dan aspek praktis, dan yang terakhir yaitu sistematika dari penulisan tugas akhir ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori dari Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Asing, Koneksi Poilitik dan Nilai Perusahaan, disertai penelitian terdahulu dan dilanjutkan dengan kerangka pemikiran penelitian yang diakhiri dengan hipotesis jika diperlukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis temuan yang dapat menjawab masalah penelitian.
Bab ini meliputi uraian tentang: Jenis Penelitian, Operasionalisasi Variabel, Populasi dan Sampel, Pengumpulan Data, serta Teknik Analisi Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data penetilian, jenis penelitian, variabel operasional, dan hasil analisis pengujian hipotesis dan analisis model regresi sehingga menjawab pertanyaan penelitian yang ada pada bab 1.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan jawaban dari pertanyaan penelitian, kemudian menjadi saran yang berkaitan dengan manfaat penelitian.