• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif. Menurut Ulum dan Juanda (2016), penelitian asosiatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif. Menurut Ulum dan Juanda (2016), penelitian asosiatif"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Ulum dan Juanda (2016), penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, hubungan ini berupa hubungan korelasi atau hubungan sebab akibat. Penelitian ini untuk menganalisis apakah profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional, dan inventory intensity, terhadap penghindaran pajak.

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2018-2020 dengan menggunakan metode teknik pengumpulan sampel purposive sampling, dimana metode tersebut hanya mengambil sampel tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel penelitian sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020.

2. Tidak mengalami kerugian pada tahun penelitian dilakukan.

3. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. variabel independen(x) : profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional, dan inventory intensity.

(2)

2. Variabel Dependen (y) : penghindaran pajak (tax advoidance).

Tabel 3.1 : Definisi variable operasional

Variabel Definisi Pengukuran Indikator

Penghindaran Pajak (Y)

Pengukuran penghindaran pajak pada penelitian ini menggunakan skala rasio effective tax rate (ETR).

Pengukuran menggunakan ETR dinilai lebih menggambarkan tindakan penghindaran pajak secara keseluruhan, karena memperhitungkan pajak kini dan pajak tangguhan, dan dengan menggunakan ETR akan dapat diketahui tindakan penghindaran pajak selanjutnya yang akan dilakukan perusahaan atau juga bisa mengukur penghindaran pajak sebelumnya yang sudah dilakukan perusahaan.

ETR = Total Beban Pajak Laba Sebelum Pajak

(3)

Variabel Definisi Pengukuran Indikator

Profitabilitas (X1)

Pada penelitian ini profitabilitas dapat di prosikan pada rasio Return On Asset ( ROA), dimana membandingkan laba setelah pajak dengan total asset. Rasio ROA digunakan karena rasio ini berkaitan dengan laba perusahaan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menggunakan asset yang dimiliki.

ROA=Laba Bersih Total Aset

Leverage (X2) Pada penelitian ini leverage dapat diukur menggunakan rumus Debt to equity ratio (DER). Total hutang digunakan karena hutang perusahaan untuk operasi dan aktivitas lainnya tidak hanya dari hutang jangka panjang, tetapi juga dari hutang jangka pendek.

DER = Total Hutang Total Ekuitas

(4)

Variabel Definisi Pengukuran Indikator

Rasio DER digunakan dalam penelitian ini karena

dapat mengukur

kemampuan perusahaan menggunakan modal perusahaan untuk membayar utang.

Kepemilikan Institusional (X3)

Peesentase kepemilikan saham institusional akan mempengaruhi manajemen perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak .Dalam penelitian ini menggunakan persentase kepemilikan institusional yang telah dilakukan oleh Diantari dan Ulupui (2016) yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

KI =

Jumlah Saham Institusional Total Saham yang Beredar

Keterangan:

KI : Kepemilikan institusional

Inventory Intensity (X4)

Biaya tambahan akibat

persediaan akan

mengurangi laba

perusahaan sehingga ETR

INV = Total Persediaan Total Aset

(5)

Variabel Definisi Pengukuran Indikator

akan menurun dan menyebabkan adanya tindakan penghindaran pajak. PSAK No. 14 menjelaskan bahwa biaya tambahan yang timbul akibat investasi perusahaan pada persediaan harus dikelurkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai biaya dalam periode terjadinya biaya.

Adapun Rumus inventory intensity sebagai berikut.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2020. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

(6)

E. Teknik Perolehan data

Teknik perolehan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data yang sudah jadi dan diolah oleh orang lain. Peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut. Dokumentasi bisa dilakukan dengan cara mencatat ulang dan mendownload dokumen berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu di www.idx.co.id.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic deskriptif. Sugiyono (2015) Analisis statistic deskriptif adalah menganalisa data dengan memberikan gambaran atau mneganalisis data yang dilihat dari parameter-parameter seperti minimum, maximum, mean, dan ukuran statistic lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan metode multiple linier regression dengan STATA versi 15.

2. Analisis Data Panel

Menurut Gujarati dan Porter (2009) data panel adalah kombinasi antara data berkala (time series) dan data individual (cross section). Data time series adalah data deret waktu yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individual atau variable. Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dalam periode waktu yang sama terhadap banyak individual atau variabel.

(7)

Dalam penelitian ini analisis data panel digunakan untuk menguji pengaruh dari profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional, dan inventory intensity terhadap penghindaran pajak.

Terdapat tiga jenis model untuk melakukan uji hipotesis antara lain sebagai berikut :

a. Common Effect Model (CEM)

Model common effect merupakan metode yang menggabungkan data cross section dengan time series dan menggunakan pendekatan metode Ordinary Least Square (OLS). Model ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, maka dapat diasumsikan bahwa perilaku individu antar individu sama dalam berbagai waktu.

b. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed effect atau disebut juga Least Square Dummy Variabel (LSDV), disebut fixed effect model karena model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaaan intersepnya. Untuk mengestimasi model ini, dapat menggunakan teknik variable dummy yang memiliki nilai 0 untuk tidak terdapat pengaruh dan 1 untuk variabel yang berpengaruh.

Dengan mengestimasi setiap individu menjadi variable dummy, maka ada satu yang akan menjadi basis sebagai pembanding untuk untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan.

(8)

c. Random Effect Model (REM)

Random effect model digunakan untuk mengatasi masalah heterogenitas individu pada eror dan model ini menggunakan pendekatan variable gangguan (error term) untuk mengetahui hubungan cross section dan time series. Untuk mengestimasi model ini, dapat menggunakan Error Component Model (ECM) atau Generalized Least Square (GLS). Kelebihan model ini adalah apabila model regresi menggunakan random effect maka tidak perlu dilakukan uji asumsi klasik. Sebaliknya, apabila digunakan model regresi common effect atau fixed effect maka perlu dilakukan uji asumsi klasik (Kosmaryati dan Fachryrrozie, 2016).

3. Pemilihan Metode Regresi Data Panel a. Uji Chow

Uji chow ini digunakan untuk menentukan salah satu model regresi data yaitu antara model common effect (CEM) dan fixed effect (FEM). Ketentuan yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan F test dapat dilakukan sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas F < a (taraf signifikansi/alpha 5%) maka

H0 ditolak atau menerima H1 (Fixed Effect Model).

 Jika nilai probabilitas F > a (taraf signifikansi/alpha 5%) maka H0 gagal ditolak (Common Effect Model).

(9)

b. Uji Hausman

Uji hausman dilakukan untuk menguji dan memilih model terbaik antara fixed effect model (FEM) dengan random effect model (REM). Prosedur uji hausman adalah sebagai berikut :

 Jika probabilitas > 0,05 maka model random effect yang terpilih.

 Jika probabilitas < 0,05 maka model fixed effect yang terpilih.

c. Breusch and Pagan Lagrangian multiplier test

Uji lagrangian multiplier (LM) digunakan untuk menguji dan memilih model terbaik antara OLS (Common Effect) tanpa variabel dummyatau Random Effect. Uji signifikan Random Effectini dikembangkan oleh Bruesch –pagan. Prosedur uji lagrangian multiplier (LM) adalah sebagai berikut :

 Jika probabilitas < 0,05 maka model random effect merupakan

model yang tepat.

 Jika probabilitas > 0,05 maka model common effect merupakan model yang tepat.

(10)

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variable independen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol sampai satu, nilai R² yang mendekati satu berati variable – variable independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable independen (Ghozali, 2011).

b. Uji Simultan F

Uji F adalah pengujian variable independen yaitu profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional, dan inventory intensity secara simultan dapat mempengaruhi variable dependen yaitu penghindaran pajak. Pengujian menggunakan tingkat signifikasi sebesar 0,1 (α=10%). Ketentuan penolakan dan penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikansi F hitung ≤ 0,1 maka H0 ditolak. Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi F hitung > 0,1 maka H0 diterima. Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

(11)

c. Uji Parsial t

Uji t digunakan untuk mengetehui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variansi variable dependen (Ghozali, 2011). Uji t menggunakan tingkat signifikasi sebesar 0,1 (α=10%). Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikansi t hitung ≤ 0,1 maka H0 ditolak dan menerima H1 (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi t hitung > 0,1 maka H0 diterima dan menolak H1 (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Gambar

Tabel 3.1 : Definisi variable operasional

Referensi

Dokumen terkait

Secara simultan atau bersama-sama, variabel independen Ukuran Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan di atas maka Indeks Harga Saham Gabungan (^JKSE) dan Indeks Indeks Philippine Stock Exchange (^PSE) memiliki hubungan

Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal

Berdasarkan karakteristik penarikan sampel diatas, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan dari total 46 perusahaan property

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (kepemilikan institusional, komisaris independen,

Penelitian dengan pendekatan asosiatif ini digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional terhadap

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial yang diukur dengan kepemilikan saham oleh manajemen (X 1 ), kepemilikan

SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, pertumbuhan penjualan dan manajemen laba terhadap penghindaran pajak dilakukan perusahaan