• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Otomasi dan Monitoring Tanaman Hidroponik Berbasis Real Time OS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sistem Otomasi dan Monitoring Tanaman Hidroponik Berbasis Real Time OS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 3285

Sistem Otomasi dan Monitoring Tanaman Hidroponik Berbasis Real Time OS

Pinandhita Yudhaprakosa1, Sabriansyah Rizqika Akbar2, Rizal Maulana3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1 [email protected], 2[email protected], 3 [email protected]

Abstrak

Wireless Sensor Network (WSN) dapat diterapkan pada bidang pertanian. Namun dari segi ketepatan waktu dibutuhkan pengeksekusian secara tepat waktu dalam beroperasi, secara maksimal agar tidak terjadi melesetnya waktu yang diharapkan. Sering ditemukan masalah yaitu saat melakukan penjadwalan merawat tanaman yang kurang teratur. Diperlukan metode Scheduling bernama Real Time OS (RTOS). RTOS mempunyai penjadwalan dan prioritas,dimana hal tersebut akan membuat eksekusi data yang telah ditentukan sesuai prioritasnya.. Hal ini disebut multi-tasking pada sensor dan aktuator dalam beberapa kondisi. Sesuai dengan masalah dijelaskan diatas, penulis merancang sistem otomasi dan monitoring tanaman hidroponik berbasis real time os, sistem ini dirancang untuk membuat suatu sistem yang dapat memonitoring dan otomasi sistem. Sistem nantinya dapat secara otomatis mengkontrol air pada tanaman hidroponik. Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino Uno. Untuk metode yang digunakan dalam sistem adalah Scheduling pada sensor DHT11,Turbidity,Ultrasonik dan aktuator solenoid valve,mini water pump. DHT11 digunakan sebagai inputan yang mendeteksi suhu dan kelembaban, Turbidity digunakan untuk mendeteksi berapa kadar kekeruhan air, Ultrasonic digunakan untuk mendeteksi ketinggian air. Lalu solenoid valve digunakan untuk membuang air,mini water pump digunakan untuk mengisi air. Dalam hal ini digunakan Thingspeak sebagai website untuk menampilkan suhu dan kelembaban. Setelah dilakukan pengujian RTOS berhasil dengan perbandingan tanpa RTOS. Dilakukan pengiriman data menggunakan Nodemcu. Nodemcu sendiri adalah sebuah modul Wi-fi yang digunakan untuk mengirim data dari Arduino Uno ke website Thingspeak. Lalu didapati juga hasil nilai pengujian akurasi data didapati untuk RTOS mendapati nilai error 0.95% dan tanpa RTOS 2.25%.

Kata kunci : wireless sensor network, Real Time OS, Hidroponik, NodeMCU.

Abstract

Wireless Sensor Network (WSN) can be applied to agriculture. But in terms of timeliness required execution in a timely manner in operation, to the maximum so as not to miss the expected time. Problems are often found, namely when scheduling caring for plants that are less regular. Scheduling method is needed called Real Time OS (RTOS). RTOS has scheduling and priority, where it will make the execution of data that has been determined according to its priority. This is called multi-tasking on sensors and actuators in several conditions. In accordance with the problem described above, the author designed a system of automation and monitoring of hydroponic plants based on real time OS, this system is designed to create a system that can monitor and automate the system. The system can automatically control water in hydroponic plants. The microcontroller used is Arduino Uno. For the method used in the system is Scheduling on the DHT11 sensor, Turbidity, Ultrasonic and actuator solenoid valve, mini water pump. DHT11 is used as an input that detects temperature and humidity, Turbidity is used to detect the degree of turbidity of water, Ultrasonic is used to detect water levels. Then the solenoid valve is used to remove water, a mini water pump is used to fill water. In this case, Thingspeak is used as a website to display temperature and humidity. After testing the RTOS successfully with a comparison without RTOS. Data is sent using Nodemcu. Nodemcu itself is a Wi-fi module that is used to send data from Arduino Uno to the Thingspeak website. Then it was also found that the results of the data accuracy test values found for RTOS found an error value of 0.95% and without RTOS 2.25%.

Keywords: wireless sensor network, Real Time OS, Hidroponik, NodeMCU.

(2)

1. PENDAHULUAN

Wireless Sensor Network atau biasa disingkat WSN adalah sebuah peralatan sistem embeded yang di dalamnya ada satu atau lebih sensor, yang di lengkapi peralatan sistem komunikasi. Tugas sensor disini digunakan untuk menangkap sebuah informasi sesuai dengan kebutuhan. Sensor akan mengubah besaran fisis menjadi elektris lalu selanjutnya dikirim kesuatu node melalui media komunikasi yang digunakan seperti Bluetooth,wifi,infrared.

Aplikasi teknologi ini dapat membawa manfaat yang besar untuk manusia. Manfaat ini dapat dirasakan bukan hanya oleh dunia teknologi dan ilmu pengetahuan,tetapi juga pada aplikasi pada bidang yang lebih luas yang berhubungan dengan infrastruktur keamanan, lingkungan, proses produksi, dan juga peningkatan kualitas hidup (Subhas, 2015).

Dalam hal Wireless Sensor Network dapat diterapkan pada sektor pertanian. Salah satunya seperti monitoring pada tanaman hidroponik agar dapat menghemat waktu dan data yang di dapat sangat tepat. Karena jika mengamati tanaman secara kasat mata atau manual,maka dapat dipastikan data tidak 100% benar. Maka perlu adanya sistem untuk monitoring tanaman, sehingga diharapkan tenaman akan bertumbuh sesuai dengan harapan. Dengan adanya sebuah sistem yang dapat melakukan monitoring tanaman akan menjadikan proses pengambilan data menjadi lebih akurat (Mendez, et al., 2011).

Hidroponik atau disebut hydroponic dalam bahasa inggris berasal dari kata Yunani yakni hydro yang berarti air dan ponos (daya). Selain itu hidroponik disebut juga sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah.

Sederhananya hidroponik adalah sebuah teknik budidaya tanaman yang memanfaatkan air, dan menghilangkan unsur tanah sebagai media tanamnya (Khairuddin, 2016). Hal ini bisa dilakukan, karena teknik hidroponik mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman, yakni melalui pengaliran air yang maksimal, sedangkan sebagai media tanamnya Anda dapat memanfaatkan beberapa alternatif seperti:

pecahan batu, pasir, batu apung, serabut kelapa, potongan kayu, dan beberapa alternatif yang mampu menyimpan kadar air.

Sebagian sistem operasi muncul untuk memungkinkan beberapa program untuk melaksanakan di waktu yang sama. Hal ini disebut multi-tasking. Bagian dari sistem operasi yang disebut scheduler bertanggung jawab untuk

menentukan program mana untuk menjalankan Kapan, dan menyediakan ilusi simultan eksekusi dengan cepat beralih antara masing-masing program. RealiTime Operating System(RTOS) adalah sistem operasi yang dioptimalkan untuk digunakan dalam aplikasi tertanam real time (Labrosse, 2002).

RTOS merupakan terobosan baru untuk menjalankan proses multitasking pada embedded system. Sebelum adanya RTOS, embedded system developer menggunakan primitive interrupt untuk menjalankan proses multitasking.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kemampuan interrupt tidak lagi dapat diandalkan.

Terdapat berbagai macam kelemahan pada sistem interrupt konvensional, terutama dalam penjadwalan task yang diberikan kepada embedded system. Kemudian, RTOS memperkenalkan konsep Real Time yang berarti sistem mengerjakan seluruh task yang ada sesuai dengan waktu yang ditentukan sehingga tidak ada tugas yang terlaksana melebihi deadline yang ditentukan (Jatmiko & Mursanto, 2015).

Berdasarkan latar belakang tersebut pada penelitian kali ini dilakukan implementasi real time os menggunakan mikrokontroler Ardunino UNO dengan Nodemcu sebagai komunikasi datanya. Pada penerapan perancangan transmitter sensor node yang mana sensor node tersebut dilengkapi dengan multi sensor yang terdiri dari sensor suhu dan kelembapan DHT11, Solenoid Valve aktuator untuk atau membuang saat air mengalami kekeruhan, dan sensor Turbidity untuk mendeteksi kondisi kadar kekeruhan sehingga saat mengalami kekeruhan air akan otomatis tergantikan. Kemudian komunikasi Nodemcu sebagai pengirim ke Website bernama Thingspeak.

2. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Perancangan yang tersusun dalam sistem terbagi menjadi 3 bagian yakni masukan, proses dan keluaran.

Gambar 1. Diagram Blok Perancangan Sistem

(3)

Blok Diagram yang ada pada Gambar 1 adalah alur dari gambaran jalannya sistem secara menyeluruh dimulai merangkai serta menyusun semua komponen seperti sensor, mikrokontroller, aktuator, modul komunikasi pengiriman, dan website. Maka sistem akan dirancang dengan beberapa proses yaitu :

1. Masukan. Pada proses ini sensor akan membaca beberapa variable yang menjadi acuan untuk membuat alat.

2. Proses. Pada proses ini saat sensor telah membaca variable maka akan dikirim ke dalam arduino. Arduino lalu memproses sehingga dapat mengirim data ke dalam Website Thingspeak dengan menggunakan Nodemcu.

3. Keluaran. Pada proses ini user dapat melihat output yang telah dibaca oleh sensor yang dapat kita lihat dalam website, ketika terjadinya output yang tidak sesuai dengan harapan user maka alat tersebut akan beraksi atau melakukan otomasi.

2.1. Perancangan Perangkat Keras

Pada gambar blok dari diagram pada garis merah merupakan jalur sumber tegangan dari sistem. tegangan 5V yang dibutuhkan oleh Arduino Uno beserta sensor-sensornya (Ultrasonik, DHT11, dan Turbidity). Sedangkan penerapan pada segi Solenoid Valve dan Water Pump difungsikan sebagai aktuatornya (penggerak) dengan suplai sumber tegangan sebesar 12V yang didapat dari adapter 12V.

skematik gambarnya ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Blok Diagram Perancangan Perangkat Keras

2.2. Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan pada perangkat lunak meliputi pembacaan sensor Ultrasonik,DHT11, dan Turbidity. Yang nantinya akan dibaca oleh Mikrokontroler Arduino Uno dan kemudian data sensor tersebut diproses menggunakan metode RTOS sebagai waktu keluarnya,lalu akan di tentukan perlu atau tidaknya aktuator bekerja.

Gambar 3. Blok Diagram Perancangan Perangkat Lunak

Tahapan-tahapannya di gambar 3 dijelaskan mulai dari input air yang melewati Sensor Turbidity,jika kondisi air itu keruh melewati batas maka Solenoid Valve akan aktif nilai 1 untuk membuka katup agar air keluar,lalu ultrasonic bekerja mengecek kondisi air,jika lebih dari 10cm (air habis) maka Water Pump akan menyala lalu Solenoid Valve akan mati, Pump mengisi air sampai dengan ketinggian air lebih dari 5cm.

2.3. Implementasi Perangkat Keras

Pada tahapan implementasi perangkat keras terdapat penyesuaian peletakkan dari sensor, mikrokontroller, dan aktuatornya. Beberapa penempatan komponennya yakni Arduino Uno berada di atas wadah air Bersama VCC dan GND, Relay, Turbidity, dan Ultrasonik dapat

(4)

dilihat pada Gambar 5.10. Sedangkan untuk penempatan DHT11 berada pada luar kotak tersebut, dikarenakan untuk mengetahui suhu dan kelembaban sekitar ruangan, dan untuk akturator Solenoid Valve diletakan pada dibawah wadah air karena digunakan untuk membuang air saat tingkat kekeruhan melewati batas.

Penempatan dan tampilan tata letaknya dapat dilihat pada gambar 5. Untuk penempatan sensor turbidity berada tepat dibawah wadah bagian dalam air dikarenakan ujung sensor yang masuk dalam air berfunsgi untuk mengukur tingkat kekeruhan air pada gambar 6.

Gambar 4. Tampak Atas Wadah Alat

Gambar 5. Tampak Dan Tata Letak Keseluruhan Alat

Gambar 6. Tampak Bagian Dalam Wadah Alat

3. PENGUJIAN DAN ANALISIS 3.1. Pengujian Task DHT11 RTOS

Gambar 7. Pengujian Data Sensor Dan Waktu Pada Task DHT11

Berikut berdasarkan hasil dari gambar 7 tahapan prosedur yang dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sebuah task DHT11, yakni :

1. Mengatur FreeRTOS untuk DHT11 agar bisa melakukan multi-tasking dengan sensor lain dan mengabil data secara real- time secara bersamaan dengan waktu yang telah ditentukan

2. Mengupload program ke setiap node sensor dan aktuator.

3. Melihatrhasilipembacaan DHT11 padaiSerialrMonitor.

Waktu yang dibutuhkan pada setiap task DHT11 yang telah dilakukan uji coba sebanyak 20 kali menggunakan metode FreeRTOS dimana setiap task dan node memiliki waktu yang hampir sama karena telah ditentukan waktu deadline dan presisi data yang lebih akurat,dan tidak menggunakan RTOS dimana data kurang akurat. Untuk menggunakan RTOS mendapatkan rata-rata waktu 5.506 sekon,rata-rata suhu yaitu 25.1

°C dan kelembaban 70.00. Untuk yang tidak menggunakan RTOS mendapat rata-rata suhu 26.15 °C dan kelembaban 71.30 . Dengan penggunaan FreeRTOS akurasi pembacaan sensor lebih tinggi dan FreeRTOS juga lebih menepati deadline. Lalu hasil dari error menggunakan RTOS hanya 0.95% sedangkan yang tidak menggunakan RTOS 2.25%.

(5)

Tabel 1. Pengujian Data Sensor Dan Waktu Pada Task DHT11

Waktu Ekseku si (s)

Suhu (°C) Therm omete r

Suhu (°C) RTOS

Suhu (°C) Tanpa RTOS

Erro r RTO S (%)

Error Tanpa RTOS (%)

5.50 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.52 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.52 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.49 25.2 27.00 28.00 1.8 2.8 5.50 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.51 25.2 27.00 28.00 1.8 2.8 5.50 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.51 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.49 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.49 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.50 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.51 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.51 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.52 25.2 26.00 29.00 0.8 3.8 5.50 25.2 26.00 29.00 0.8 3.8 5.51 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.52 25.2 27.00 28.00 1.8 2.8 5.49 25.2 26.00 27.00 0.8 1.8 5.51 25.2 26.00 28.00 0.8 2.8 5.52 25.3 26.00 28.00 0.8 2.8

3.2. Pengujian Task Turbidity RTOS

Gambar 8. Pengujian Data Sensor Dan Waktu Task Turbidity.

Berikut berdasarkan hasil dari gambar 8 tahapan prosedur yang dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sebuah task Turbidity, yakni :

1. Mengatur FreeRTOS agar bisa melakukan multi-tasking dengan sensor lain dan mengambil data secara real-time secara bersamaan dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Mengupload program ke setiap node sensor dan aktuator.

3. Melihatrhasilipembacaan sensor turbidityrpadaiSerialrMonitor.

Tabel 2. Hasil Pengujian Waktu Task Turbidity Percobaan Waktu

Eksekusi (s)

Kekeruhan (Ntu) RTOS

Kekeruhan (Ntu)

1 5.53 2.85 2.87

2 5.50 2.85 2.89

3 5.51 2.85 2.87

4 5.58 2.85 2.87

5 5.49 2.86 2.87

6 5.50 2.85 2.87

7 5.50 2.86 2.88

8 5.49 2.85 2.87

9 5.51 2.85 2.87

10 5.50 2.85 2.89

11 5.51 2.86 2.87

12 5.49 2.84 2.86

13 5.50 2.85 2.87

14 5.52 2.86 2.87

15 5.49 2.85 2.88

16 5.51 2.85 2.88

17 5.51 2.85 2.89

18 5.50 2.85 2.87

19 5.51 2.84 2.89

20 5.49 2.85 2.88

Dari data hasil pada tabel 2 adalah waktu yang eksekusi yang pada setiap task Turbidity yang telah dilakukan uji coba sebanyak 20 kali menggunakan metode FreeRTOS dimana setiap task dan node memiliki waktu yang hampir sama karena telah ditentukan waktu deadlinenya sebesar 5 detik. Hasil dari rata-rata waktu yang dibutuhkan sebesar 5.507 sekon, rata-rata nilai kekeruhan saat menggunakan RTOS sebesar 2.851 Ntu,sedangkan saat tidak

(6)

menggunakan RTOS 2.88 Ntu. Saat menggunakan metode FreeRTOS waktu eksekusi task program dimulai lumayan berat sehingga perlu waktu beberapa seken untuk melakuan eksekusinya.

3.3. Pengujian Task Solenoid Valve dan Mini Water Pump dengan RTOS

Gambar 9. Pengujian Task Solenoid Valve Dan Mini Water Pump Dengan RTOS Berikut berdasarkan hasil dari gambar 9 tahapan prosedur yang dilakukan untukmengetahui seberapa tepat sebuah task Solenoid Valve dan Mini Water Pump dengan RTOS,yakni :

1. Mengatur FreeRTOS agar bisa melakukan multi-tasking antara aktuator solenoid valve,mini water pump dengan sensor lain dan mengambil data secara real-time secara bersamaan dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Mengupload program ke setiap node sensor dan aktuator.

3. Melihatrhasilipembacaan kondisi keadaan solenoid valve dan mini water pumprpadaiSerialrMonitor.

Dari data hasil analisa pada tabel 3 adalah waktu eksekusi yang pada setiap task Solenoid Valve dan Mini Water Pump yang telah dilakukan uji coba sebanyak 20 kali menggunakan metode FreeRTOS dimana waktu rata-rata untuk pengeksekusian selama 5.506 sekon setiap task dan node memiliki waktu yang hampir sama karena telah ditentukan waktu deadlinenya sebesar 5 detik. Saat menggunakan

metode FreeRTOS waktu eksekusi task program dimulai lumayan berat sehingga perlu waktu beberapa seken untuk melakuan eksekusinya.

Tabel 3. Pengujian Task Solenoid Valve Dan Mini Water Pump Dengan RTOS

Percobaan Waktu Eksekusi (s)

1 5.51

2 5.49

3 5.50

4 5.52

5 5.51

6 5.50

7 5.51

8 5.51

9 5.50

10 5.53

11 5.49

12 5.52

13 5.55

14 5.52

15 5.52

16 5.45

17 5.49

18 5.50

19 5.51

20 5.49

3.4. Pengujian Task Solenoid Valve dan Mini Water Pump dengan Delay Biasa

Gambar 10. Pengujian Task Solenoid Valve Dan Mini Water Pump Dengan Delay Biasa

Berikut berdasarkan hasil dari gambar 10 tahapan prosedur yang dilakukan untuk mengetahui seberapa tepat sebuah task Solenoid Valve dan Mini Water Pump dengan delay biasa dilakukanlah:

(7)

1. Mengatur task agar bisa melakukan multi- tasking antara aktuator solenoid valve,mini water pump dengan menggunakan delay biasa dan sensor lain mengambil data secara real-time secara bersamaan dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Mengupload program ke setiap node sensor dan aktuator.

3. Melihatrhasilipembacaan kondisi keadaan solenoid valve dan mini water pumprpadaiSerialrMonitor.

Tabel 4. Pengujian Task Solenoid Valve Dan Mini Water Pump RTOS Dan Tanpa RTOS

Percobaan Waktu Eksekusi (s)

1 12.75

2 12.78

3 12.73

4 12.74

5 12.72

6 12.71

7 12.71

8 12.73

9 12.70

10 12.72

11 12.71

12 12.73

13 12.71

14 12.73

15 12.71

16 12.72

17 12.71

18 12.70

19 12.71

20 12.72

Dari data hasil analisa pada tabel 4 adalah eksekusi yang pada setiap task Solenoid Valve dan Mini Water Pump yang telah dilakukan uji coba sebanyak 20 kali tidak menggunakan RTOS. Dari sini kita bisa lihat bahwa walau waktu eksekusi telah ditentukan selama 5000 sekon (5detik) tetapi proses tersebut telah melenceng hingga 12000 sekon (12 detik) dan rata-rata mendapatkan 12.722.

Hal ini dikarenakan tidak menggunakan RTOS.

tidak akurat dalam melakukan multitasking, proses tersebut akan dimulai tidak berasama

pembancaan sensor secara bersamaan, proses tersebut dijalankan setelah proses RTOS selesai,sehingga harus menunggu proses lain terlebih dahulu,sehingga waktu yang telah di tentukan tidak sesuai.

3.5. Perbandingan Pengujian Task Solenoid Valve Dan Mini Water Pump

Menggunakan RTOS Dan Tanpa RTOS Dari hasil pengujian dan analisa pada bagian sub bab 3.3 dan 3.4 dapat disimpulkan bahwa penggunaan task dan penjadwalan RTOS ini sangat berguna saat membuat alat yang menggunakan banyak sensor untuk mengambil data dan aktuator untuk mengeksekusi,dapat dilihat bahwa metode ini membuat penjadawalan dan presisi waktu yang sangat akurat. Telah di tentukan bahwa proses pembacaan data dan eksekusi aktuator selama 5 detik,hasil yang di dapat mendekati waktu yang telah ditentukan.

Berbeda dengan menggunakan delay biasa,disini proses tersebut akan dilakukan secara tidak Bersama,tetapi setelah proses pembacaan sensor selesai. Sehingga waktu nya tidak sesuai yang diharapkan dikarenakan ada jeda antara pembacaan sensor dan eksekusi aktuator yang terlalu lama hingga 12 detik.

3.6. Hasil dan Analisa Pengiriman Data dari Nodemcu ke Thingspeak

Gambar 11. Hasil Dan Analisa Pengiriman Data Dari Nodemcu Ke Thingspeak

Berikut berdasarkan hasil dari gambar 11 tahapan prosedur yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah diolah oleh DHT11 melalui Arduino dapat dikirim ke

(8)

Website Thingspeak dengan menggunakan Nodemcu maka dilakukanlah:

1. Memberikan perintah data yang akan dikirim,menggunakan array yaitu array 1 dan array 3. Array 1 merupakan angka dari suhu dan array 3 merupakan angka dari kelembaban

2. Memberi API key Thingspeak agar data dapat ditampilkan.

3. Melihatrhasilipembacaan suhu dan kelembaban pada website thingspeak.

Tabel 5. Pengujian Pengiriman Data Nodemcu Ke Thingspeak Percobaan Suhu Temperatur

1 25 70

2 25 70

3 25 70

4 25 70

5 25 70

6 25 71

7 25 71

8 25 71

9 25 71

10 25 70

Dari data hasil analisa pada tabel 5 maka dapat dipastikan bahwa data yang berasal dari sensor DHT11 yang diproses Arduino menggunakan FreeRTOS bisa dikirim oleh Nodemcu ke Website Thingspeak dengan data berupa grafik. Namun output yang diberikan pada Thingspeak ini tidak bisa dalam waktu 5 detik seperti waktu yang telah tentukan untuk mengeksekusi DHT11. Dikarenakan website Thingspeak ini sendiri memberikan batasan yakni hanya bisa mengirim data paling cepat 15 detik sekali.

4. KESIMPULAN

Hasil dari pengujian secara menyeluruh dari setiap masing-masing parameter yang diuji implementasinya sudah berhasil semua.

Pada penelitian ini, untuk dapat memonitoring keadaan air tanaman hidroponik secara real time menggunakan metode RTOS sudah berjalan dengan baik,dilihat dari sisi waktu eksekusi deadline task yang telah ditentukan yaitu 5 sekon dan hasil data yang lebih akurat dibanding tanpa menggunakan

RTOS. Dari hasil pembacaan sensor DHT11 yang dibandingkang dengan thermometer suhu ruangan dapat didapati data erro menggunakan RTOS hanya 0.95% dan yang tidak menggunakan RTOS sebesar 2.25%.

Namun pada penelitian ini masih banyak kekurangan seperti untuk pembacaan kondisi air hanya meliputi faktor kekeruhan air,dan untuk pengiriman data ke website thingspeak hanya bisa 15 detik sekali.

5. DAFTAR PUSTAKA

Amazon Web Services, 2017. FreeRTOS.

[Online]

Available at: https://www.freertos.org/

Indra Saputra, Dedi Triyanto, Ikhwan Ruslianto, 2015. Sistem Kendali Suhu Kelembaban Dan Level Air Pada Pertanian Pola Hidroponik. Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan, Volume Volume 03, No. 1, pp. 1-10.

Khairuddin, 2016. Pengertian dan Prinsip

Hidroponik. [Online]

Available at:

https://medium.com/@khairuddin81192 /pengertian-dan-prinsip-hidroponik- 71fc981c3298

Kumar, P., 2018. Serial Communication between NodeMCU and Arduino.

[Online]

Available at:

https://create.arduino.cc/projecth ub/pawan-kumar3/serial-

communication-between- nodemcu-and-arduino-640819 Labrosse, J. J., 2002. µC/OS- II ,The Real-Time

Kernel. Weston.

Novian Habibie, Machmud Roby Alhamidi, Dwi M J Purnomo, Muh. Febrian Rachmadi,

2016. PERFORMANCE

COMPARISON OF USART

COMMUNICATION BETWEEN

REAL TIME. Journal of Computer Science and Information, Volume 9/1, pp. 1-9.

Prayitno, W., 2017. Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Pengendali Penyiraman. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Volume 1, No. 4, pp. 1-6.

Suparlin, A. L., 2018. Implementasi System Real Time untuk Monitoring Pencahayaan Suhu dan. Jurnal Pengembangan

(9)

Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Volume Vol. 2, No. 9, pp. 1- 9.

Waltenegus Dargie, C. P., 2010. Fundamentals O. 1st penyunt. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.

Wisnu Jatmiko, Petrus Mursanto, dkk, 2015.

RTOS Teori Dan Aplikasi. 1st penyunt.

Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer.

Gambar

Gambar 1.  Diagram Blok Perancangan Sistem
Gambar 2.  Blok Diagram Perancangan   Perangkat Keras
Gambar 4. Tampak Atas Wadah Alat
Tabel 1. Pengujian Data Sensor Dan Waktu Pada  Task DHT11  Waktu  Ekseku si (s)  Suhu (°C)  Therm omete r  Suhu (°C)  RTOS  Suhu (°C)  Tanpa RTOS  Error RTOS  (%)  Error  Tanpa RTOS (%)  5.50  25.2  26.00  27.00  0.8  1.8  5.52  25.2  26.00  27.00  0.8  1.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis jamur pelarut fosfat hasil isolasi dari tanah Andisol di kecamatan Naman Teran kabupaten Karo yang terkena dampak erupsi gunung

Prosedur ini mencakup Perencanaan Audit, Persiapan Audit, Pelaksanaan Audit, Tindak Lanjut Audit, Monitoring Tindakan Perbaikan, serta Pelaporan Audit Internal oleh Sistem Manajemen

Sedangkan penelitian ini tidak bertujuan untuk men- generalisasi karena penelitian ini merupakan studi eksploratif yang bertujuan untuk menyajikan faktor yang

Berdasarkan uraian diatas akan po- tensi sumber daya alam khususnya pem- anfaatan ubi jalar ungu, maka pada penelitian ini peneliti akan membuat diver- sifikasi

AMALAN BASMALAH NIATNYA...al fatihah 1x مسب الله نمحرﻟﺍ ميحرﻟﺍ 786 نىا لكاسا ةمظعب مسب الله نحمرلا يمحرلا لكاساو لمابج مسب الله نحمرلا

Pondok Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berada pada lingkungan masyarakat Indonesia dengan model pembinaan yang sangat sarat dengan pendidikan

HAFISZ TOHIR DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN I.. Oleh karena itu Anggota DPR RI berkewajiban untuk selalu mengunjungi ke daerah pemilihan telah ditetapkan sesuai dengan

Kuesioner tersebut didapatkan dari peneliti sebelumnya yaitu Junika Silitonga dari Universitas Sumatera Utara yang juga meneliti tentang pengetahuan ibu tentang