UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN HALAMAN PENGESAHAN
Teks penuh
(2) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022 www.fkip-unismuh.info. LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi. :. Perilaku Konformitas Remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Mahasiswa yang bersangkutan : Nama. :. Nurmina A. NIM. :. 10538 234512. Jurusan. :. Pendidikan Sosiologi S1. Fakultas. :. Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setelah diteliti dan di periksa ulang, skripsi ini telah memenuhi syarat untuk dipertanggunjawabkan di depan Tim Penguji Skiripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassa. Makassar, Agustus 2016 Disetujui oleh: Pembimbing I. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum.. Pembimbing II. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd.. Diketahui: Dekan FKIP Unismuh Makassar. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. NBM : 858 625. KetuaJurusan Pendidikan Sosiologi. Dr. H. Nursalam, M.Si NBM : 951 829.
(3) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022 www.fkip-unismuh.info. PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul Skripsi. :. Perilaku Konformitas Remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Mahasiswa yang bersangkutan : Nama. :. Nurmina A. NIM. :. 10538 2345 12. Jurusan. :. Pendidikan Sosiologi S1. Fakultas. :. Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.. Makassar, Agustus 2016 Disetujui oleh: Pembimbing I. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum.. Pembimbing II. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd.. Diketahui: Dekan FKIP Unismuh Makassar. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. NBM : 858 625. KetuaJurusan Pendidikan Sosiologi. Dr. H. Nursalam, M.Si NBM : 951 829.
(4) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022 www.fkip-unismuh.info. SURAT PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama. :. Nurmina A. Nim. :. 10538 2345 12. Program Studi :. Strata Satu (S1). Jurusan. :. Pendidikan Sosiologi. Fakultas. :. Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Judul Skripsi. :. Perilaku Konformitas Remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar. Makassar, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan:. Nurmina A.
(5) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022 www.fkip-unismuh.info. SURAT PERJANJIAN. Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama. : Nurmina A. NIM. : 10538 2345 12. Jurusan. : Pendidikan Sosiologi S1. Fakultas. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut: 1.. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).. 2.. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.. 3.. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.. 4.. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran. Makassar,. 2016. Yang membuat perjanjian:. Nurmina A Mengetahui, Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi. Dr. H. Nursalam, M.Si NBM:951 829.
(6) PERILAKU KONFORMITAS REMAJA MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh Nurmina A 10538 2345 12. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI AGUSTUS 2016.
(7) MOTTO Esok .... Akan kujadikan sebagai pelita Untuk ,meraih sebuah cita-cita Karena semua keberhasilan esok hari Berasal dari kesusahan hari ini dari kemarin PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT Skripsi ini aku persembahkan kepada Almamaterku tercinta Prodi Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Univerditas Muhammadiyah Makassar. Untuk Keluargaku Ayahanda dan Ibunda tercinta Saudara-saudraku tersayang Serta sahabat-sahabatku.
(8) Terimah kasih atas semua do’a, kasih saying, cinta dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini.
(9) ABSTRAK. Nurmina A. 2016. Perilaku Konformitas Remaja Masyarakat Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Skripsi, Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Sukri Syamsuri selaku pembimbing I dan Muhammad Akhir selaku pembimbing II. Setiap manusia sebagai makhluk pribadi mengalami beberapa proses perkembangan dalam hidupnya. Termansuk perilaku konformitas remaja di dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah faktorfakror yang mempengaruhi perilaku konformitas remaja, Bentuk-bentuk perilaku konfomitas remaja, Serta dampak perilaku Konformitas remaja. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah 1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. 2. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. 3. Dampak perilaku konfomitas remaja Masyarakat Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konfomitas remaja ada ada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu berasal dari kepribadian dan keluarga. Bentuk-bentuk perilaku konformitas remaja yaitu merokok dimana remaja merokok karena pengaruh dari lingkungan dan mengikuti apa yang dilakukan oleh kelompoknya dan kebiasaan ini tidak baik untuk remaja.Dampak perilaku konformitas remaja yaitu dampak positif dan dampak negatif dimana dampak positifnya adalah adanya rasa solidaritas dalam kelompok. Sedangkan dampak negatifnya adalah mudah di pengaruhi untuk ikut dalam kegiatan seperti merokok, minum-minuman keras dan balapan liar.Dampak perilaku konformitas remaja yaitu dampak positif dan dampak negatif dimana dampak positifnya adalah adanya rasa solidaritas dalam kelompok. Sedangkan dampak negatifnya adalah mudah di pengaruhi untuk ikut dalam kegiatan seperti merokok, minumminuman keras dan balapan liar.. KATA KUNCI: Perilaku, Konformitas, Remaja.
(10) KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta telah memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Perilaku Konformitas Remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng” Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Penulis menyadari bahwa melangkah untuk mencapai suatu tujuan, hambatan dan rintangan menemani silih berganti. Namun, berkat rahmat dan hidayah-Nya disertai usaha dan doa serta dorongan motivasi dari teman-teman seperjuangan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak segala hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis dapat teratasi. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta ananda haturkan kepada Ayahanda Aras dan Ibunda Hasma tercinta yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta keikhlasan dalam mendidik penulis dengan segala jerih payahnya serta selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1). Penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih juga penulis haturkan kepada Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas kesediannya.
(11) mencurahkan tenaga, waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis, mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih disampaikan dengan hormat kepada : Dr. H. Abd Rahman, SE, MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyetujui dan menerima skripsi penulis. Dr. H. Nursalam, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan selama kuliah sehingga proses penyelesaian studi. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar. Saudari-saudariku yang senantiasa memberikan motifasi, doa dan dukungan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini. Dan terimakasih atas bantuannya mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Buat sahabat-sahabat seperjuangan di Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar khususnya angkatan 012 kelas B. terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan kita selama ini yang penuh keceriaan, suka duka dan saling membantu..
(12) Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh Masyarakat Gattareng Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Khusunya para remaja yang telah bersedia meluangkan waktu membantu penulis dalam proses pengumpulan data untuk penyusunan skripsi ini. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita memohon semoga berkat dan rahmat serta limpahan pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita dan semoga niat baik, suci serta usaha yang sungguh-sungguh mendapat ridho disisi-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.. Makassar,. Oktober 2016. Nurmina.
(13) DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i. HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii. SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv. SURAT PERJANJIAN .............................................................................. v. MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. viii. ABSTRAK .................................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ............................................................................... x. DAFTAR ISI............................................................................................... xiii. DAFTAR TABLE ...................................................................................... xvi. DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xvii. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang ............................................................................... 1. B. Rumusan Masaalah ........................................................................ 6. C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7. D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7. E. Defnisi Operasional....................................................................... 7. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP.
(14) A. Kajian Pustaka............................................................................... 9 1. Penelitian Relevan................................................................... 9 2. Perilaku.................................................................................... 9 3. Konformitas............................................................................. 12 4. Remaja .................................................................................... 16 5. Landasan Teori........................................................................ 21 B. Kerangka Konsep .......................................................................... 23. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.............................................................................. 25 B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 25 C. Informan Penelitian ....................................................................... 26 D. Fokus Penelitian ............................................................................ 26 E. Instrumen Penelitian...................................................................... 26 F. Jenis dan Sumber Data Penelitian ................................................. 27 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27 H. Analisis Data ................................................................................. 29 I. Teknik Keabsahan Data ................................................................ 31. BAB IV GAMBAR DAN HISTORIS LOKASI PENELITI A. Sejarah Desa .................................................................................... 33 B. Letak Geografis Desa Gattareng Toa .............................................. 35 C. Sistem Kebudayaan Masyarakat Atau Sistem Perlengkapan Hidup Tempat Penelitian Desa Gattareng Toa ........................................... 37.
(15) D. Sistem Mata Pencaharian Ekonomi Masyarakat Desa Gattareng ... 37 E. Sistem Kemasyarakatan dan Kekerabatan....................................... 38 F. Sistem Religi Kepercayaan Masyarakat Desa Gattareng Toa. ........ 38 G. Sistem Bahasa Masyarakat Desa Gattareng Toa ............................. 38 H. Sistem Keseniaan Masyarakat Desa Gattareng Toa ....................... 39 I. Sistem Pengetahuan Masyarakat Desa Gattareng Toa .................... 39 BAB V FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONFORMITAS REMAJA A. Faktor Internal ................................................................................. 42 B. Faktor Eksternal............................................................................... 44 BAB VI BENTUK PERILAKU KONFORMITAS REMAJA A. Merokok........................................................................................... 50 BAB VI I DAMPAK PERILAKU KONFORMITAS REMAJA A. Dampak Negatif............................................................................... 53 B. Dampak Positif ................................................................................ 54. BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan.......................................................................................... 56 B. Saran ............................................................................................... 56. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58 LAMPIRAN.
(16) DAFTAR TABEL Tabel. Halaman. Tabel 2.1 Jumlah RT dan RW Desa Gattareng To……………...............36 Tabel 2.2.Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 36.
(17) DAFTAR GAMBAR Gambar. Halaman. 2.1 Bagan Kerangka Konsep ................................................................ 24. 2.2 Peta Letak Geografi Desa Gattareng Toa....................................... 35.
(18) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap manusia sebagai makhluk pribadi mengalami beberapa proses perkembangan dalam hidupnya, baik secara fisik maupun psikologis. Mulai dari masa kanak-kanak, remaja sampai pada masa dewasa dan usia tua. Pada setiap masanya, individu akan menemukan hal-hal baru dan pengalaman-pengalaman baru yang akan menuntunnya ke masa selanjutnya. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi lebih diperhatikan, karena masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak dimana remaja memiliki dunia tersendiri. Selain itu masa remaja juga merupakan waktu yang paling berkesan dalam kehidupan individu (Fatimah, 2006:62). Kehidupan remaja merupakan masa transisi antara kehidupan anak-anak menuju ke kehidupan dewasa. Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja adalah bergaul dengan kelompok dan wanita yang sebaya (Havighhurst dalam Hurlock, 1996:30). Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa (Ali & Asrori, 2005:28). Tugas-tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosio psikologis manusia pada posisi.
(19) yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas perkembangan fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu (Fatimah, 2006:168-169). Debesse (dalam Monks dkk, 1999:25) berpendapat bahwa remaja menonjolkan sesuatu yang membedakan dirinya dengan orang dewasa, yaitu originalitasnya bukan identitasnya. Ciri-ciri yang menonjol pada usia remaja ini terutama terlihat dalam perilaku sosialnya. Remaja biaasanya mereka ikut dalam kelompok kelompok, klik-klik, atau geng-geng sebaya (Riyanti dkk, 1996:17). Kelompok teman sebaya memberikan sebuah dunia, tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang diletakkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman-teman seusianya (Hurlock, 1996:12). Ketika jaman berubah dengan cepat, remaja adalah salah satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus, tak lain karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik : labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa dan sebagainya. Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri itu, mereka mudah sekali terombang-ambing dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil juga remaja mudah terpengaruh. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya.(Suyatno,2007:27).
(20) Pada masa inilah umumnya dikenal sebagai masa “pancaroba” keadaan remaja penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin mencoba dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah mereka merupakan kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan obat terlarang. Pengaruh teman-teman sebaya terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan tingkah laku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Hal ini disebabkan karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok. Sebagai contoh, dengan alasan ingin diterima oleh kelompoknya, maka remaja mencoba minum minuman keras, mengkonsumsi. obat. terlarang. atau. merokok. tanpa. mempertimbangkan. perasaannya sendiri, remaja cenderung mengikutinya. Menurut Sigelman dan Shaffer (dalam Yusuf, 2000:149-150) terdapat dua aspek. kepribadian. remaja. yang. berkembang. secara. menonjol. dalam. pengalamannya bergaul dengan teman sebaya. Pertama social cognition yaitu dimana kemampuan yang berpengaruh kuat terhadap minatnya untuk bergaul atau membentuk persahabatan. Kedua adalah conformity yaitu motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya. Konsep konformitas yang dikemukakan Evert (dalam Monks dkk, 1999:319) bahwa besarnya pengaruh lingkungan atau kelompok tersebut sampai pada pemberian norma tingkah laku oleh kelompok. Bagi remaja yang memiliki kecendrungan kuat untuk masuk kelompok, maka pengaruh pemberian norma oleh.
(21) kelompok tersebut akan berdampak pada timbulnya konformitas yang kuat. Kondisi demikian akan membuat remaja cenderung untuk lebih menyesuaikan diri dengan norma kelompok agar mendapatkan penerimaan dan menghindari penolakan. Tiap-tiap anggota kelompok pasti ingin diterima dan diperlakukan sebagai anggota kelompok yang sama oleh anggota kelompok yang lain. Tiap angota juga akan berusaha untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma kelompok yang berlaku. Keinginan ini berkembang menjadi mengikuti apa saja yang oleh mayoritas anggota diterima sebagai sesuatu yang benar. Di dalam kelompok, terbentuk suatu persatuan dan rasa solidaritas yang kuat yang diikat oleh nilai dan norma kelompok yang telah disepakati bersama. Norma diperlukan oleh individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk melindungi diri dari ancaman pelanggaran hak dari orang atau kelompok. Oleh karena itu individu dan kelompok dalam masyarakat diharapkan mentaati norma-norma yang berlaku. Remaja biasanya memiliki standar norma tertentu yang sesuai dengan kelompok mereka. Agar tidak dikucilkan, biasanya tiap anggota kelompok berusaha untuk menjadi konformis, yaitu tidak berbeda dengan orang lain di dalam kelompoknya. Dorongan demikian tidak hanya datang dari dalam diri sendiri tetapi juga datang dari luar diri biasanya datang dalam bentuk tekanan-tekanan kelompok ataupun tekanan dari anggota kelompok yang lain (Robbins, 1996:15). Untuk bisa mengikuti norma di dalam kelompok tidaklah mudah, karena setiap individu memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda, mau tidak mau individu harus dan akan berusaha untuk mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan di dalam.
(22) kelompoknya. Pada saat itulah individu dihadapkan pada situasi konform terhadap kelompoknya. Konformitas kepada norma tersebut terjadi apabila norma tersebut secara jelas dinyatakan, individu berada dalam pengawasan kelompok, kelompok memiliki sanksi yang kuat dan kelompoknya memiliki sifat kohesif yang tinggi. Sikap konform yang ditunjukkan oleh remaja itu sendiri seolah-olah menjadi budak dari peraturan kelompoknya, seperti berpakaian mencontoh temantemannya menggunakan slang atau bahasa khas remaja dan mengikuti model rambut yang sama (Johnson dalam Yusuf, 2000:178) Pada masa remaja juga ada beberapa minat yang ditunjukkan dari remaja salah satunya minat terhadap hal simbolik. Tinggi rendahnya status seseorang, yang menjadi ukuran prestisenya, biasanya digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik. Bagi remaja, hal-hal yang bersifat simbolik itu menunjukkan status sosial ekonomi yang lebih tinggi dari pada teman-teman lain dalam kelompok, bahwa dia mencapai prestasi yang tinggi, bahwa dia bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima kelompok karena penampilan atau perbuatan yang sama dengan penampilan dan perbuatan anggota kelompok lainnya dan bahwa dia mempunyai status yang hampir dewasa di dalam masyarakat (Al-Mighwar, 2006:64). Hal-hal yang bersifat simbolik itu memiliki arti besar bagi semua remaja untuk mendekatkan dirinya ke usia dewasa, sehingga mereka selalu mencari simbol-simbol baru. Bila tanpa arahan dan bimbingan yang baik dan benar, aplikasi hal-hal yang bersifat simbolik itu bisa berlebihan, bahkan menyimpang, seperti merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi berbagai jenis obat terlarang, tauran dan sebagainya..
(23) Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konformitas pada remaja berpengaruh besar terhadap lingkungan kelompok sehingga di dalam kelompok tersebut muncul norma-norma yang mengatur kelompok tersebut. Pada remaja biasanya mereka selalu ingin berkelompok dalam hidupnya. Biasanya pada remaja mereka ingin diterima dan diperlakukan yang sama oleh anggota kelompok yang lain, untuk itu mau tidak mau mereka berperilaku sesuai dengan normanorma kelompok yang berlaku agar mereka bisa diterima. Jika remaja tersebut masuk kedalam kelompok yang mempunyai kegiatan yang positif, maka remaja tersebut akan menghasilkan nilai yang positif juga. Begitu sebaliknya apabila remaja masuk atau bergabung dalam kelompok yang mempunyai kegiatan yang negatif maka remaja tersebut akan menghasilkan nilai yang negatif pula. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan. judul “Perilaku Konformitas Remaja. Marioriwawo Kabupaten Soppeng”. B. Rumusan Masalah Pertanyaan peneliti Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah peneliti adalah: 1. Fakror-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng? 2. Bagaimanakah bentuk perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng? 3. Bagaimanakah dampak perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng?.
(24) C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor-faktor perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. 2. Untuk mengetahui bentuk perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng. 3. Untuk mengetahui dampak perilaku konformitas remaja Marioriwawo Kabupaten Soppeng.. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah pengetahuan khususnya dalam kajian sosiologi dalam hal ini membicarakan tentang perilaku konformitas remaja masyarakat Marioriwawo Kabupaten Soppeng. 2. Manfaat Praktis Bahan masukan mengenai perilaku konformitas kepada masyarakat umum khususnya untuk para remaja serta kepada orang tua agar dapat lebih memberikan perhatian kepada ramaja.. E. Definisi Operasional Berdasarkan judul dari masalah tersebut maka yang menjadi definisi operasional adalah: 1. Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal ini perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya..
(25) 2. Konformitas adalah suatu bentuk perilaku, sikap, dan keyakinan yang ditampilkan oleh seseorang baik karena adanya tekanan dari kelompok maupun yang hanya ingin berperilaku sama dengan orang. 3. Remaja adalah suatu periode peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan telah mengalami kematangan mental, emosi, sosial, serta fisik dengan rentang usia 12 tahun sampai dengan 22 tahun..
(26) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP. A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: a. Hairul Anwar (2013) yang berjudul “ Konformitas Dalam Kelompok Teman Sebaya” studi kasus Dua Kelompok Punk di Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Hasanuddin b. Amelia Mardani(2007) yang berjudul “ Hubungan Konformitas terhadap. Kelompok Teman Sebaya dengan Kecendrungan Gaya. Hidup Pada Siswa Experiencers Pada Siswa kelas XI SMA Labschool Jakarta. Kedua penilitian tersebut memiliki ruang lingkup dan sasaran yang hampir sama yaitu Konformitas terhadap kelompok teman sebaya dan gaya hidupnya.. 2. Perilaku Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman..
(27) Skinner membedakan perilaku menjadi dua yaitu: a. Perilaku yang alami (innate behavior), yaitu perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan yang berupa refleks-refleks dan insting-insting. b. Perilaku opera (operant behavior) yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Pada manusia perilaku operan atau psikologi inilah yang dominan. Sebagian terbesar perilaku inilah yang dibentuk, perilaku yang diperoleh, perilaku yang kendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif). Timbulnya perilaku yang diamati merupakan resultan dari tiga daya pada diri seseorang, yakni: 1). Daya seseorang yang cenderung untuk mengulangi pengalaman yang enak dan cenderung untuk menghindari pengalaman yang tidak enak (disebut conditioning dari Pavlov & Fragmatisme dari james); 2). Daya rangsangan (stimulus) terhadap seseorang yang ditanggapi, dikenal dengan “stimulus-respon theory” dari skinner; 3). Daya individual yang sudah ada dalam diri seseorang atau kemandirian (Gestalt Theory dari Kohler). Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu: bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkret) dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan nyata atau konkret). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau. tindakan. yang. Notoatmodjo,1987:1).. dilakukan. oleh. makhluk. hidup. (soekidjo.
(28) Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Perilaku adalah aksi dan reaksi suatu organism terhadap lingkungannya. Ada tiga asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia. Pertama, perilaku itu disebabkan; kedua, perilaku itu digerakkan; ketiga, perilaku itu ditunjukkan pada sasaran tujuan”. Dalam hal ini berarti proses perubahan perilaku mempunyai kesamaan untuk setiap individu, yakni perilaku itu ada penyebabnya, dan terjadinya tidak spontan, dan mengarah kepada suatu sasaran baik secara eksekutif maupun inklusif “ perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan (goal oriented)”. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umumnya domotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu”. Senada Ndraha, mendefinisikan perilaku sebagai operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap sesuatu (situasi atau kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi atau organisasi). Pengaruh lingkungan dalam pembentukan perilaku adalah bentuk perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan dan tanggung jawab baik pribadi maupun kelompok masyarakat perilaku mendapat pengaruh yang kuat dari motif kepentingan yang didasari dari faktor intrinsic dan kondisi lingkungan dari luar ekstrinsik atau exciting condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian, ikut-ikutan atau yang tidak disadari serta rekayasa dari luar 3. Konformitas.
(29) Konformitas adalah suatu bentuk perilaku, sikap, dan keyakinan yang ditampilkan oleh seseorang karena adanya tekanan dari kelompok maupun yang ingin berperilaku sama dengan orang lain. Menurut Soerjono Soekanto konformitas. berarti. penyesuaian. diri. dengan. masyarakat. dengan. cara. mengindahlan norma dan nilai masyarakat. Menurut Brehm dan Kassin adalah kecendrungan untuk mengubah persepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga konsisten dalam perilaku atau norma kelompok. a. Tujuan konformitas 1) Untuk mengubah presepsi, pendapat, perilaku seseorang sehingga konsistem dalam perilaku atau norma kelompok. 2) Agar seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompoknya. 3) Untuk mendapatkan hadia atau menghindari hukuman. 4) Seseorang akan merasa lebih diterima oleh kelompok jika bertingkah laku dan bersikap sesuai dengan lingkungan sekitar. b. Bentuk-Bentuk Konformitas Bentuk-bentuk Konformitas yaitu: 1) Menurut (compliance) Adalah konformitas yang dilakukan secara terbuka sehingga terlihat oleh umum walaupun hatinya tidak setuju. Kalau perilaku menurut ini adalah terhadap suatu perintah maka namanya adalah ketaatan (obedience), misalnya anggota tentara yang menembak musuh atas perintah komandannya..
(30) 2) Penerimaan (acceptance) Adalah konformitas yang disertai perilaku dan kepercayaan yang sesuai dengan tatanan sosial, misalnya berganti agama sesuai kepercayaan sendiri, memenuhi ajakan teman-teman untuk membolos. Myers (2012:253) menjelaskan bahwa bentuk konformitas dapat dibagi menjadi dua: a) Acceptance Konformitas ini terjadi karena pengaruh sosial yang bersifat informatif. Bentuk konformitas ini dimana perilaku dan keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok. b) Compliance Konformitas ini terjadi karena pengaruh sosial yang bersifat normatif. Hal ini melibatkan perilaku kita sesuai dengan harapan orang lain. Bentuk konformitas ini dimana individu berperilaku sesuai dengan tekanan kelompok, sementara secara pribadi individu yang bersangkutan tidak menyetujui perilaku tersebut. Konformitas ini terjadi untuk diterima di dalam kelompok atau untuk menghindari penolakan. c. Faktor faktor yang mempengaruhi konformitas 1) Keterpaduan (cohesiveness) Keterpaduan atau kohesi (cohesiveness) adalah perasaan “kekitaan” antara anggota kelompok. Semakin kuat rasa keterpaduan atau “kekitaan” tersebut, semakin besar pengaruhnya pada perilaku individu. 2) Ukuran Kelompok semakin besar kelompok, semakin besar pula pengaruhnya. 3) Suara Buat Dalam hal harus dicapai suara bulat, satu orang atau minoritas yang suaranya paling berbeda tidak dapat bertahan lama. Mereka merasa tidak enak dan tertekan sehingga akhirnya mereka menyerah pada pendapat kelompok mayoritas..
(31) 4) Status Semakin tinggi status orang yang menjadi contoh, maka semakin besar pengaruhnya bagi orang lain untuk konform atau patuh. 5) Tanggapan Umum Perilaku yang terbuka, yang dapat didengar atau dilihat lebih mendorong konformitas dari pada perilaku yang hanya dapat didengar dan diketahui oleh oranag tertentu saja. 6) Komitmen Umum Orang yang tidak mempunyai komitmen apa-apa kepada masyarakat atau orang lain lebih mudah konform daripada yang sudah pernah mengucapakan suatu pendapat. Menurut Sears ddk (1985:29) ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konformitas yaitu: a) Kurangya Informasi. Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Oleh karena itu, tingkat konformitas yang didasarkan pada informasi ditentukan oleh dua aspek situasi, yaitu sejauh mana mutu informasi yang dimiliki orang lain tentang apa yang benar dan sejauh mana kepercayaan diri kita terhadap penilaian kita sendiri. b) Kepercayaan Terhadap Kelompok. Dalam situasi konformitas, individu mempunyai suatu pandangan dan kemudian menyadari bahwa kelompoknya menganut pandangan yang bertentangan. Individu ingin memberikan informasi yang tepat, oleh karena itu semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok..
(32) c) Kepercayaan Yang Lemah. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi, selain itu tingkat kesulitan penilaian yang dibuat juga dapat mempengaruhi keyakinan individu terhadap kemampuannya. Dimana semakin sulit penilaian tersebut, semakin rendah rasa percaya yang dimiliki. d) Rasa Takut Terhadap Celaan Sosial Alasan seseorang melakukan konformitas salah satunya adalah demi memperoleh persetujuan atau menghindari celaan kelompok. Seseorang tidak mau dilihat sebagai orang lain dari yang lain, ia ingin agar kelompok tempat ia berada menyukainya, memperlakukannya dengan baik dan bersedia menerima dirinya. e) Kekompakan kelompok Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antar individu dengan kelompoknya. Kelompok yang tinggi menimbulkan konformitas yang yang semakin tinggi. f) Kesepakatan Kelompok Orang yang dihadapakan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya. Namun bila tidak bersatu akan tampak adanya penurunan tingkat konformitas.
(33) g) Ukuran Kelompok Konformitas akan meningkat bila ukuran mayoritas yang sependapat juga meningkat, setidak-tidaknya sampai tingkat tertentu. h) Keterikatan Pada Penilaian Bebas Orang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang berlaian atau dengan kata lain keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. i) Keterikatan Terhadao Non-Konformitas Orang yang non konformitas, karena satu dan yang lain hal, tidak menyesuaikan diri pada percobaan-percobaan awal cenderung terikat perilaku konformitas ini. Orang yang sejak awal menyesuiakan diri akan tetap terikat pada periaku itu.. 4. Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kemantangan mental,emosional, social dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi juga tidak golongan dewasa atau tua. masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Ruini & Siti Sundari (2004:53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa.
(34) yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 22 tahun. a. Ciri-ciri Masa Remaja Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya. Al-Mighwar (2006:60) menyatakan ciri–ciri tertentu yaitu masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja sebagai periode perubahan, masa remaja sebagai periode bermasalah, masa remaja sebagai masa mencari identitas, masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan dan masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Ciri utama pada remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan tersebut antara lain: 1) Perubahan Fisik Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik. yang cepat dan proses. kematangan seksual. Beberapa kelenjar mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja. 2) Perubahan Intelek Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh jean piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berfikir konkrit, sedang mampu berfikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit,.
(35) sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berfikir secara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotesis. 3) Perubahan Emosi Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hormonal. 4) Perubahan Sosial Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Pada masa remaja seseorang cenderung untuk menggabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok sosial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga. 5) Perubahan Moral Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkah laku moral; dari luar menjadi dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapt diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkah laku moral. 6) Perubahan Kepribadian Masa Remaja Kepribadian masa remaja cenderung untuk memperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa diterima. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi.
(36) konsep diri: usian kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatuhan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita. a. Karakteristik Umum Remaja. Masa remaja dikenal dengan masa mencari jati diri, dikarenakan masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan Kegelisahan Pada masa remaja adanya dorongan untuk mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan. Tetapi dipihak lain remaja merasa belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-angan yang tinggi dengan kemampuan yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah. Oleh karena itu ada sejumlah sikap yang ditunjukkan oleh remaja, yaitu sebagai berikut: 1) Kegelisahan Pada masa remaja adanya dorongan untuk mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah pengetahuan. Tetapi dipihak lain remaja merasa belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya.. Tarik-menarik. antara. angan-angan. yang. tinggi. dengan. kemampuan yang masih belum memadai mengakibatkan mereka diliputi oleh perasaan gelisah. 2) Pertentangan Sebagai Individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan.
(37) perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleh karena itu, pada umumnya remaja sering mengalami kebingungan karena sering terjadi pertentangan antara mereka dengan orang tua. Pertentangan yang sering terjadi itu menimbulkan keinginan remaja untuk melepaskan diri dari orang tua kemudian ditentangnya sendiri karena dalam diri remaja ada keinginan untuk memperoleh rasa aman. 3) Mengkhayal Khayalan remaja putera biasanya berkisar pada soal prestasi dan jenjang karir, sedangkan remaja puteri lebih mengkhayalkan romantika hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadangkadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan. 4) Aktivitas Berkelompok Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama. 5) Keinginan Mencoba Segala Sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiousity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi. Remaja cenderung ingin berpetualang dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya..
(38) 5. Landasan Teori a. Teori Sosialisasi Pertimbangan memilih pendekatan ini karena teori ini memutuskan perhatian teori belajar yang banyak diikuti tulisanyya adalah Edwi H. Sutherland (dalam Atmasasmita, 1992:13). Ia menamakan teorinya dengan asocial diperensial. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang. Ditingkat kelompok, perilaku menyimpang adalah suatu konsekuensi dari terjadinya konflik normative. Artinya, perbedaan aturan social diberbagai kelompok social, seperti sekoalah, lingkungan, tetangga, kelompok teman sebaya atau keluarga, biasa membingungkan individu yang masuk kedalam komunitaskomunitas tersebut, situasi itu dapat menyebabkan ketegangan yang berujung menjadi konflik normative pada diri individu. Jadi seandaikan disekolah murid diajarkan nilai-nilai kejujuran, tetapi diluar sekolah, entah itu keluarga, organisasi social, atau lingkungan masyarakat yang lebih luas, nilai-nilai kejujuran telah ditinggalkan murid tersebut dapat saja melunturkan nilai-nilai kejujuran yang diajarkan disekolahnya. Meskipun teori Sutherland secara spesifik digunakan untuk menganalisis kejahatan dan perilaku menyimpang yang mengarah pada tindak kejahatan tetapi ini juga bias digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk lain dari perilaku menyimpang, seperti pelacuran, kecanduan obat-obatan, alkoholisme, perilaku homo seksual. Teori asosiatif diferensial memilki empat proporsisi yaitu:.
(39) 1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari. Ini berarti bahwa penyimpangan bukan diwariskan atau diturunkan, bukan juga hasil dari intelegensi yang rendah atau karena kerusakan otak. 2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain dengan melibatkan proses komunikasi yang intens. 3. Bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi didalam kelompok-kelompok personal yang intim atau akrab. Sedangkan media massa seperti TV, majalah atau Koran hanya memainkan peran sekunder dalam mempelajari penyimpangan. b. Teori penyimpang Teori penyimpangan Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) sebagai suatu bentuk perilaku yang tidak sesuai, melanggar, atau menyimpang dari nilainilai dan norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat. Sehingga perilaku menyimpang dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di masyarakat. Jadi, hal inilah menjadi tolak ukur kita, apakah tindakan kita menyimpang atau sudah sesuai dengan keinginan masyarakat atau justru tidak diinginkan oleh masyarakat. Dengan perkataan lain, penyimpangan sosial (deviasi sosial) adalah semua tindakan yang tidak berhasil menyesuaikan diri (comformity) terhadap kehendak masyarakat. Bagi Erving Goffman dalam Pip Jojones (2010:80) perilaku menyimpang terjadi karena adanya stigma. Stigma adalah pernamaan yang sangat negative kepada seseorang/kelompok sehingga mampu mengubah secara radikal konsep diri dan identitas sosial mereka. Adanya stigma akan membuat seseorang atau.
(40) sebuah kelompok dianggap negatif dan diabaikan, sehingga mereka disisihkan secara sosial. c. Teori Solidaritas Teori sosialisasi menerangkan bahwa masyarakat modern tidak diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaan yang sama, akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat dengan memaksa mereka agar bergantung satu sama lain. Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan kelompok yang di dasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.. B. Kerangka Konsep Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupannya remaja mengalami proses perkembangan yang mencakup kematangan mental, emosional, social dan fisik. Remaja biasanya mudah terpengaruh nekat dan berani, emosi tinggi selalu ingin mencoba dan tidak mau ketinggalan. Pada saat itulah individu dihadapkan pada situasi conform terhadap kelompoknya. Dimana perilaku konformitas sangat berpengaruh terhadap kelompok sehingga di dalam kelompok muncul norma-norma yang mengatur kelompok tersebut. Pada remaja biasanya mereka selalu ingin berkelompok dalam hidupnya. Biasanya mereka ingin diterima dan diperlakukan yang sama oleh anggota kelompok yang lain. Untuk itu mau tidak mau mereka berperilaku sesuai dengan norma-norma kelompok yang berlaku agar mereka bias diterima. Jika remaja tersebut masuk ke.
(41) dalam kelompok yang mempunyai kegiatan positif, maka remaja tersebut akan menghasilkan nilai yang positif juga. Begitu sebaliknya apabila remaja masuk atau bergabung dalam kelompok yang mempunyai kegiatan yang negatif maka remaja tersebut akan menghasilkan nilai yang negatif pula.. Solidaritas. Perilaku konformitas. sosialisasi. Faktor perilaku konformitas. Bentuk perilaku konformitas. penyimpanga n. Dampak perilaku konformitas. Merokok. Faktor internal. Faktor eksternal. kepribadian keluarga. pergaulan teknologi. Positif Acceptan ce Complian ce. Gambar 1.1 Bagan Kerangka pikir. Negatif.
(42) BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu’’ kesatuansistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang di arahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.. B. Lokus Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Desa Gattareng Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Dan dilakukan selama 2 bulan ( Juli s.d Agustus).. C. Informan Penelitian Merupakan sumber informasi yang dapat memberikan data yang diperlukan dalam penelitian, penetuan informan penelitian harus teliti dan di.
(43) sesuaikan dengan jenis data atau informasi yang ingin didapatkan Purposive Sampling atau judgmental sampling, yaitu penarikan informan secara purposif merupakan cara penarikan informan yang di lakukan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. D. Fokus Penelitian Yang menjadi fokus penelitian ini adalah remaja yang melakukan Perilaku Konformitas di Desa Gattareng Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.. E. Instrumen Penelitian Adalah merupakan alat untuk keperluan dalam penelitian, seperti: 1. Lembar observasi Lembar observasi adalah daftar kegiatan-kegiatan yang mungkin timbul yang akan diamati. 2. Kamera Merupakan salah satu alat yang digunakan dalam penelitian untuk mengambil dokumentasi. 3. Peneliti sendiri Yang dimaksud peneliti sendiri yakni peneliti sebagai penggerak penelitian.. F. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data primer dan sekunder, data primer adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara atau observasi. sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil telaah.
(44) buku referensi atau dokumentasi. Sumber data terdiri dari sumber informan kunci, informan ahli dan informan biasa.. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi atau perilaku dari berbagai gejala pada sasaran yang diteliti faisal (dalam moleong 2005:174). Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, pengamatan yang dimanfaatkan sebesar besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (dalam moleong 2005:174-175) yaitu: a. Teknik pengambilan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung. b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dari kejadian sebgaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalm situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. 1. Wawancara Menurut milles dan huberman (dalam Moleong 2005:186) wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan secara informal, yang dapat dilaksanakan dalam waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali kali sesuai dengan keperluan penelitian tentang kejelasan yang dijelajahi..
(45) Macam-macam wawancara dikemukakan oleh patton (dalam moleong 2005:186-187) yaitu: a. Wawancara pembicaraan formal: jenis wawancara ini pertanyaannya akan diajukan sangat terggantung pada pewawancara itu sendiri,jadi tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabanya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari hari saja. b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara jenis penelitian ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan. c. Wawancara baku terbuka: jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata katanya dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluasan mengadakan pertanyaan pendalaman (probing) terbatas, dan hal ini tergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data data, dokumen-dokumen tertulis ataupun hasil gambar. Dokumentasi merupakan sumber data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Terutama apabila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik dokumentasi sudah lama.
(46) digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan suatu hal atau peristiwa. Hasil dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang melengkapi atau mendukung hasil wawancara dan pengamatan di lapangan. Data hasil dokumentasi juga dapat digunakan sebagai data yang kita gunakan untuk mengingat kembali seluk-beluk gambaran lokasi jika kita lupa ketika samapi dirumah. 3. Partisipatif Partisipatif adalah peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data. Artinya peneliti terlibat langsung dalam kegiatan mencari data yang diperlukan melalui partisipatif, data yang di peroleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku atau gejala yang muncul.. H. Analisis Data Teori Miles dan Hubernem dalam Sugiyono (2013:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperbolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reducatian), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verivication). Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data.
(47) dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul. Data collection. Data display. Data reducation. Conclusions: drawing/ verifying. 1. Data Reducation (Reduksi Data) Reduksi. data. merupakan. proses. berpikir. sensitive. yang. memerlukan kecerdasan dan keluasan serta wawasan yang tinggi. Tahap mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tahap ini dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Contohnya yaitu meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian, pengkodean, pembuatan catatan obyektif,. membuat. catatan. reflektif,. membuat. catatan. marginal,. penyimpangan data, pembuatan memo, menganalisis antarlokasi dan pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. 2. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data dilakukan untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Pada penyajian data, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk teks narasi dan table. Melalui penyajian data tersebut, data dapat tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Pada tahapan ini dikembangkan.
(48) model-model seperti mendeskripsikan konteks dalam waktu, matriks tata peran, matriks dan daftar kejadian. 3. Conclusion Drawing/ verificantion Proses analisi pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam cara melalui wawancara, pengamatan, observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Tahap analisis atau pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, mengumpulkan data, dan lain sebagainya.. I. Teknik Keabsahan Data Trianggulasi sumber data menguji kredibiltas ini di artikan sebagai pengecekan data cek and ricek dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu sebagai berikut: 1. Trianggulasi sumber, adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, maksudnya bahwa apabila data yang di terima dari satu sumber meragukan, maka harus mengecek kembali ke sumber lain, tetapi sumber data tersebut harus setara sederajat, kemudian peneliti menganalisis data tersebut sehingga manghasilkan suatu kesimpulan dan dimintakan kesempatan dengan sumber adalah untuk menguji sumber data tersebut. 2. Trianggulasi tehnik, adalah untuk menguji kredibilitas data yang di lakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan tehnik observasi, maka di lakukan.
(49) lagi tehnik pengumpulan data dengan tehnik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan tehnik dokumentasi. i. Trianggulasi waktu, adalah untuk melakukan pengecekan data dengan cara wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda. Seperti, yang awalnya melakukan pengumpulan data pada waktu pagi hari dan data yang didapat, tetapi mungkin saja pada waktu pagi hari tersebut kurang tepat karena mungkin informasi dalam keadaan sibuk. Kemudian di lakukan lagi pengumpulan data pada waktu malam hari data pun di dapat dan mungkin saja informasi sedang istirahat sehingga dapat melengkapi dan mengecek atas kebenaran data..
(50) BAB 1V GAMBARAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Desa 1. Desa Gattareng Toa Desa Gattareng Toa di Kecamatan Marioriwawao yang sebelumnya merupakan bagian dari desa Gattareng. Sejak masa prakemerdekaan wilayah desa ini telah dihuni masyarakat secara sporadis dengan bermukim dihutan – hutan yang kemudian terbentuklah dusun-dusun kecil yang oleh masyarakat disebut sebagai “Wanua”. Pada perkembangan berikutnya, kelompok masyarakat dalam wanua tersebut mendapat pemimpin yang bernama Gatta, yang bersikap tegas dan tajam dalam perkataannya, yang dalam bahasa bugis sikap demikian disebut Matareng (tajam). Antara nama Gatta serta sikap Matareng tersebutlah yang kemudian diakronim menjadi Gattareng (Gatta Matareng). Memasuki masa kemerdekaan, wanua ini pun berubah menjadi desa yang tetap menggunakan nama Gattareng. Namun karena perkembangan desa yang telah memungkinkan menjadi dua desa, maka desa Gattareng pun dipecah menjadi dua desa : satu desa tetap menggunakan nama Gattareng serta satu desa baru menggunakan nama Gattareng Toa. Ikwal penggunaan kata Toa (yang berarti “Tua” dari bahasa Bugis ini) dipilih dari penelusuran sejarah ternyata wilayah desa ini menjadi wilayah pengembangan kampung – kampung tertua di Kabupaten Soppeng. Pemukiman.
(51) tertua yang dapat ditemukan di wilayah desa ini berada diwilayah perbukitan disisi barat desa yang hampir berbatasan dengan Kabupaten Barru. Desa ini memiliki potensinya yang antara lain terkenal dengan berbagai hasil hutan di Kabupaten Soppeng. Banyak produk khas berasal dari Desa Gattareng Toa ini, seperti Kemiri, Kepayam (Kaluak), gula aren, madu hutan serta berbagai jenis kayu. Luas wilayah desa Gattareng Toa mencapai 12,33 kilometer persegi atau sekitar 1,200 Ha dengan ketinggian bervariasi antara 500 hingga 700 meter dari atas permukaan laut. 2. Visi dan Misi Gattareng Toa Visi dari Desa Gattareng Toa adalah : “Terdepan Dalam Pelayanan untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Adil, Makmur dan Sejahtera” Dimana visi tersebut merupakan gambaran ideal tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi dan Misi tersebut dilakukan secara partisipatif melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di desa yang dilaksanakan secara musyawarah. Misi dari Desa Gattareng Toa adalah: Misi adalah merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran desa yang hendak dicapai, pernyataan misi membawa desa ke suatu fokus. Misi inilah yang harus diemban oleh pemerintah desa untuk mewujudkan visi desa tersebut diatas, maka pemerintah Desa Gattareng Toa menetapkan Misi sebagai berikut :.
(52) 1. Menyelenggarakan pemerintahan Desa yang efisien, efektif, bersih, dan transparan. 2. Meningkatkan sarana dan prasarana layanan publik 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih, religius, aman sejahtera serta gotong royong 4. Meningkatkan pembinaan secara berkelanjutan dan memfasilitasi masyarakat demi terwujudnya hidup yang lebih berkualitas. 5. Mengatur tata kerja, tugas dan fungsi – fungsi organisasi Pemerintahan Desa dan Organisasi Kemasyarakatan.. B. Letak Geografis Desa Gattareng Toa Peta dan kondisi desa Gattareng Toa yakni: 1. Peta Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng yaitu :. Sumber : Pekerja Umum Kabupaten Sopeng.
(53) 2. Kondisi Desa Desa Gattareng Toa terdiri dari 2 Dusun, yaitu 1. Dusun Gattareng 2. Dusun Kessi Terdiri dari 6( Enam) Rukun Warga (RW) dan 11 (Sebelas) Rukun Tetangga (RT) Tabel 2.1 Jumlah RT dan RW di Desa Gattareng Toa No. 1. 2.. DUSUN Gattareng Kessi. RW 2 4. RT 4 7. Jumlah Penduduk pada tahun 2015 adalah : 2570 Jiwa, terdiri dari jumlah Rumah Tangga 658 Kepala Keluarga (KK). Tabel 2.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Gattareng Toa No.. DUSUN. 1.. Gattareng. 589. 588. JUMLAH JIWA 1177. 2.. Kessi. 569. 758. 1322. 343. 1158. 1346. 2499. 658. Jumlah. LK. PR. JUMLAH KK 315. Sumber : Kantor Desa Gattareng Toa. C. Sistem Kebudayaan Masyarakat Atau Sistem Perlengkapan Hidup Tempat Penelitian Desa Gattareng Toa Sistem Peralatan hidup masyarakat Gattreng Toa salah satunya bisa disimpulkan yaitu teknologi dimana teknologi adalah keseluruhan sarana.
(54) untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara umum teknologi dapat di definisikan sebagai entitas, benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk mencapai banyak hal. Di Desa Gattareng Toa hamper semua masyarakat menggunakan teknologi seperti Handpohone, Laptop, computer, kulkas, kendaraan bermotor dll. Meski begitu tidak semua memilikinya namun sudah dominan masyarakat sudah memilikinya.. D. Sistem Mata Pencaharian Atau Ekonomi Masyarakat Desa Gattareng Toa Mata pencaharian masyarakat Desa Gattareng Toa mengandalkan bidang pertanian, perkebunan, kehutanan dan peternakan sebagai tulang punggung ekonomi desa.Pemanfaatan potensi alam secara mandiri memungkinkan manfaat ekonomi dapat terserap penuh untuk desa dan kemudian menjadi bagian pembiayaan bagi desa itu sendiri, disamping itu pula Desa Gattareng Toa memiliki lahan pertanian yang sangat potensial maka seharusnya pemanfaatan Lahan. Pertanian. untuk. pengembangannya. namun. tetap. mengandalkan. pengelolaan oleh rakyat setempat.. E. Sistem Kemasyarakatan dan Kekerabatan Dalam kehidupan keluarga orang yang berperan sebagai kepala kelurga suami atau anak laki-laki. Di lihat dari sisi sistem kemasyarakatan masih kuat.
(55) dengan rasa kekeluargaan yang masih kuat dan sistem pemerintahan sudah belajar dengan baik.. F. Sistem Religi atau Kepercayaan Masyarakat Desa Gattareng Toa Mayoritas masyarakat Gattareng Toa beragam islam. Adapun yang masyarakat yang memiliki kepercayaan dinamisme atau kekuatan supra natural serta kebiasaan menyediakan sesajian dengan kemenyang, pisang songkolo, telur dan uang. Hal ini sudah jarang kita dapatkan di Desa Gattareng Toa Karena modernisasi telah masuk hingga pelosok desa sehingga dapat mengubah pola piker anak-anak untuk tidak ketinggalan dalam menjalani persaingan hidup ini. Namun di lihat pada agama yang dianut oleh masyarakat Gattreng Toa 100% menganut agama islam.. G. Sistem Bahasa Masyarakat Desa Gattareng Toa Mayoritas penduduk masyarakat Gattareng Toa masih menggunakan bahasa bugis. Meski ada sebagaian masyarakat atau penduduk setempat yang menggunakan. bahasa. indonesi,. namun. kebanyakan. masyarakat. masih. menggunakan bahasa bugis. H. Sistem Kesenian Masyarakat Desa Gattareng Toa Budaya. merupakan. kompleks. yang. mancakup. Pengetahuan,. kepercayaan, kesenian, moral hokum, adat istiadat, serta kemampuan atau kebiasaan yang dilakukan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan tradisi member peran sangat penting pula dalam budaya masyarakat. Dalam.
(56) bahasa latin kata tradisi berasal dari kata tradition yang berarti “diteruskan atau kebiasaan. Sedangkan dalam pengertian yang paling sederhana adalah suatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Tradisi yang baik akan diwariskan kepada generasi berikutnya dalam sebuah masyarakat yang bersangkutan. Hal yang paling mendasar dari sebuah tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun secara lisan sehingga dari sinilah tradisi maupun budaya itu tetap ada tengah masyarakat. Tradisi yang masih berkembang di Desa Gattareng Toa sebagai warisan budaya adalah Musyawarah adat, Upacara Adat Perkawinan, Upacara Adat Kematian, Upacara Adat Kelahiran, Upacara Adat dalam bercocok tanam. Tradisi inilah yang bertahan hingga sekarang.. I. Sistem Pengetahuan Masyarakat Desa Gattareng Toa Sistem pengetahuan masyarakat Gattareng Toa sangat beragam sebagian masyarakat ada yang pendidikan tinggi samapi kulia/sarjana, ada yang hanya sekolah sampai SD, bahkan ada yang tidak tamat SD, ada juga yang sampai SMP bahkan ada yang tidak tamat SMP, ada juga yang hanya sampai SMA bahkan tidak tamat SMA dan bahkan ada juga yang tidak sama sekali menginjakbjenjang pendidikan dan buta huruf. Meskipun pasilitas sekolah sudah lengkap misalnya TK, SD, SMP, SMA, dan Sekolah Tinggi namun banyak faktor yang mendasri, seperti faktor Ekonomi, Faktor kemalasan, dan faktor banyaknya pernikahan mudah di kalangan remaja..
(57) BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONFORMITAS REMAJA Adapun jurnal yang terkait dengan pembahasan Bab ini yaitu yang dikutip dari Novi Kurnia Maulidta (2015). Konformitas Pada Remaja Terhadap Kelompok Yang Melakukan Body Piercing. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek memiliki alasan yang sama dalam melakukan body piercing, yaitu karena mengikuti kelompok dan untuk menyesuaikan penampilan dengan kelompok masing-masing. Gambaran konformitas pada kedua subjek berdasarkan pada aspek-aspek konformitas adalah memenuhi kriteria dari aspek konformitas, yang terdiri dari aspek kekompakan, yang dilihat dalam hal berpenampilan, sikap subjek, suka melakukan hobi dan menghabiskan waktu bersama kelompok. Pada aspek kesepakatan dapat dilihat dari kesepakatan pendapat dan padaaspek ketaatan dapat dilihat dari perasaan takut akan hukuman dan perasaan takut ditinggalkan kelompok. Sedangkan efek dari konformitas tersebut, yaitu dapat berupa pengaruh positif dan pengaruh negatif bagi kedua subjek..
(58) Didalam seseorang memutuskan dirinya melakukan konformitas karena adanya beberapa faktor yaitu: A. Faktor internal 1. Kepribadian Perubahan. perilaku. sangat. erat. kaitannya. dengan. kepribadian.. Kepribadianlah yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis berupa dorongan, kecenderungan, selera, dan insting yang dicampuri dengan sifat dan kecendrungan yang didapat melalui pengalaman yang terdapat pada diri seseorang. dari defenisi tersebut bisa kita lihat bahwa keperibadian adalah sesuatu yang sudah tertanam pada seseorang sejak lahir dimana keluarga sebagai pembentuk utama kepribadian seseorang. Kepribadaian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang lalu berada di lingkungan keluarga, diasuh oleh orang tua, dan bergaul dengan anggota keluarga lainnya. Setiap hari berada dirumah dan hanya beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di luar rumah. Karena itu, dapat dipahami cukup. besar pengaruh dan peranan. keluarga serta orang tua dalam membentuk/menempa pribadi seseorang. Pengalaman-pengalaman umum maupun khusus memberi pengaruh yang berbedabeda pada tiap-tiap individu dan individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula, sampai pada akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu struktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama menjadi dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. Melalui keluarga dan.
(59) lingkungan berada, kadangkala seseorang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma seperti yang di alami informan ketika berbaur dengan teman-teman kelompoknya. selama ini berteman dengan mereka dia mengalami perubahan dari dirinya seperti yang di ungkapkan (NI) “ Ia loka pegaui aga-aga untuk silong kelompokku bari na pojika na de to na hindarika nappa maccueri aga-aga elona” ( Wawancara 27 juli 2016). Artinya: “ Saya mau melakukan apapun untuk teman kelompok saya agar mereka suka sama saya dan tidak menghidari dengan begitu saya akan menuruti apa mau mereka” Selain itu memang kondisi lingkungan dan teman-teman pergaulannya yang mendorong mereka menjadi seperti itu, sebagaimana yang di ungkapkan informan (R)“ Ia loka pegau’I aga na elori kelompokku bari de na belaika, na deto naellekelleka” (Wawancara 28 juli 2016) Artinya: “ Saya akan melakukan apa saja yang di inginkan oleh kelompok saya agar mereka tidak menjauh dan tidak mengejek saya. 2. keluarga Lingkungan keluarga merupakan sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak persoalan yang mengganggu kebahagian hidup, adalah masalah hubungan orang tua dengan anaknya yang telah dewasa. Tidak jarang banyak orang tua yang mengeluh terhadap sikap anakya. Bahkan ada orang tua yang merasa kalau anaknya tiba-tiba menjadi nakal, suka melawan, tidak patuh, dan sering membuat masalah. Dan tidak sedikit pula remaja, merasa kurang bahwa orang tuanya tidak mau mengerti perasaannya. Sehingga mereka menjadi.
(60) bingun, cemas, dan gelisah. Dengan perasaan itulah mereka mudah terkena pengaruh yang tidak baik dari luar. Apalagi kalau kita lihat sekarang ini, makin banyaj kenyataan hidup yang tidak menyenangkan terutama dalam hal masyarakat modern ini. Seperti yang diungkapkan informan. (A) “pasti setiap tomatoa tanamkan nilai sibawa norma laoki anakna naikiya carana de napada, pada tomatoaku. Na tanamkan nilai sibawa norma lao ki iya naikiya alena jarang perhatikangnga nasaba sibuki ki jaman-jamanna. De nabati-batika jadi masino-sino usedding na kuniro sappaka silong ya eloe hiburka.(Wawancara 26 juli 2016) Artinya “pasti setiap orang tua menanamkan nilai dan norma kepada anaknya tapi caranya yang berbedah, seperti orang tua saya. Dia menamakan nilai dan norma kepada saya tapi dia jarang sekali memperhatikan saya, karena dia sibuk dengan pekerjaanya saya dia cuek terkadang saya merasah sepih, na di situlah saya mencari teman yang bisa menghibur saya.. B. Faktor Eksternal 1. Pergaulan Pergaulan remaja sekarang mudah tersentuh oleh modernisasi sehingga pengaruh modernisasi akan terealisasi pada pola piker mereka kemudian dimanifestasikan melalui perilaku mereka sehari-hari. Remaja memiliki sikap yang cenderung ingin dalam pergaulannya. Modernisasi sudah membentuk pola perilaku dalam kelompok remaja yang cenderung mengarah ke budaya yang sudah keluar dari nilai-nilai yang ditanamkan dari orang tua kepada anaknya. Remaja sekarang dalam bergaul harus mempunyai perilaku yang harus sama dengan kelompoknya, sehingga ketika seorang remaja tidak lagi berada dalam kelompok tempat dia bergaul maka dia juga berperilaku sama karena sudah.
(61) terbiasa dan mengikuti temannya yang berada dalam kelompok tempat dia bergaul dengan temannya. Interaksi yang terjalin dalam pergaulan remaja terangkai dalam bentuk persahabatan, yang mereka yakini bergaul dengan teman yang lebih banyak itu paling bagus.pergaulan dengan teman sebaya ini sangat banyak di alami oleh remaja di desa gattareng toa, mereka lebih memilih bergaul dengan seusiannya di banding orang yang lebih tua di atasnya. Seperti yang diungkapkan informan (A) “ Ia puraka bolos de wattama sikolae nasaba pergaulannge pole risilokku esso-esso. Ia tuli Boloska nasaba silokku tuli wita, nappa tomatoakku de to naitika jaji loloasaka bolos massikola”(Wawancara 25 juli 2016) Artinya: “ Saya pernah bolos tidak masuk sekolah akibat pergaulan dengan teman-teman setiap hari, saya sering bolos karena teman yang saya lihat, dan orang tua saya juga tidak melihat sehingga saya bolos sekolah” Hal serupa yang di ungkapkan informan: (S) “ Ia bolos massikola nasaba naeraka silongku bolos nennia de upoji anggurungenna essoero.”( Wawancara 24 juli 2016) Artinya: “ Saya bolos sekolah karena na ajakka temanku bolos dan juga tidak ku suka juga mata pelajarannya hari itu” 2. Teknologi Sering perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam lingkugan masyarakat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh informasi, mengirim data, dan membangun relasi melalui media social. Di zaman sekarang ini kehidupan remaja tdak sama seperti kehidupan remaja zaman dahulu. Saat ini banyak fasilitas atau hal-hal tertentu yang membuat para remaja merasa.
(62) dimudahkan. Semakin canggihnya dunia teknologi, semakin canggih pula cara orang menyampaikan informasi. dengan adanya informasi semakin mudah di dapatkan, membuat muda pula kita mengetahui kejadian yang sangat jauh dari kehidupan kita. Seperti yang diungkapkan informan: (L) “ Aku ia tuli uruntu informasi pole ku silongku jadi de naengka nasalaika informasi, nasaba yaro informaside parellu landre. Nasaba narekko degage informasi naikiya degaga missengngi perkembangannge rilaleng kelompok (24 juli 2016) . Atinya: “ Saya selalu dapat informasi dari teman saya, jadi saya tidak pernah ketinggalan informasi karena informasi sangat penting. Kalau informasi tidak ada maka kita tidak dapat mengetahui perkembangan dalam kelompok. Hal serupa yang di ungkapkan informan: (Y) “ Bagi ia informasi de perellu landre ilaleng kelompok’e nasaba narekko degage informasi degage iyiseng aga terjadi” (Wawancara 23 juli 2016) Artinya: “ Bagi saya informasi itu sangat penting apalagi dalam sebuah kelompok karena apabila tidak ada informasi maka kita tidak akan tau apa yang terjadi di luar sana. Orang lain merupakan sumber informasi yang sangat penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui, dengan melakukan apa yang mereka lakukan kita akan memperoleh manfaat dari pengetahuan mereka. Oleh karena itu, tingkat konformitas yang didasarkan pada informasi yang dimiliki orang lain tentang apa yang benar dan sejauh mana kepercayaan diri kita terhadap penilaian sendiri. Individu ingin memberikan informasi yang tepat, oleh karena itu semakin besar kepercayaan individu terhadap informasi yang benar, maka ia akan.
Dokumen terkait
asset dari pemilik dan menjualnya kepada nasabah dengan harga yang disepakati, yaitu harga beli ditambah margin keuntungan. Pembayaran dapat dilakukan
Kendati mendapatkan keluhan dari pihak desa, dalam menghadapi isu lingkungan yang terjadi di sekitar pabrik, pihak pabrik sendiri juga telah menerima keluhan dari
[r]
Zeolit berbentuk kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung muatan positif dari ion-ion logam alkali dan alkali tanah dalam kerangka kristal tiga dimensi (Hay,
Ketika suatu perubahan dilakukan ke zona dua, misalnya mendelegasikan suatu bagian zona ke server DNS lain atau menambahkan host di dalam zona, maka perubahan itu harus dilakukan
Karena perusahaan jenang ini beralih tangan kepada bapak Zaenal Arifin, S.Ag, nama itu diganti menjadi “KAROMAH”, karena tidak hanya Bapak Zaenal Arifin yang
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik dan meningkatkan pemahaman konsep siswa, maka diperlukan analisis buku teks yang berkualitas dengan baik, baik dari ketepatan
bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan