• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP RUMAH TINGGAL PENGRAJIN PATUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSEP RUMAH TINGGAL PENGRAJIN PATUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DASAR

“KONSEP RUMAH TINGGAL PENGRAJIN PATUNG ”

RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP PEMAKSIMALKAN PENCAHAYAAN ALAMI DENGAN PEMANFAATAN JENDELA DAN

PENDEKATAN NEO VERNAKULAR

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Ir. Muhammad Muqoffa, MT

PENYUSUN:

RIO HENDRA SAPUTRA ( I0212071 )

PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

DAFTAR ISI

Judul………

Daftar isi……….

Bab I. Pendahuluan

a. Latar belakang………..

b. Permasalahan dan Persoalan………

c. Tujuan dan Sasaran merancang rumah tinggal ………

Bab II. Data dan Informasi

a. User………....…………..

b. Site………....……….…..

c. Konteks………..…..……….…

Bab III. Planning

a. Misi : Tujuan sasaran desain (konsep perancangan)…………..…………

b. Gambaran objek rumah tinggal yg akan dirancang…………..………

Bab IV. Analisis Penggambaran Arsitektur

a. Lokasi / tapak………

b. Program rua ng………...………..………

c. Bentuk………

d. Struktur………..………

e. Utilitas………..……….

(3)

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP PEMAKSIMALKAN PENCAHAYAAN ALAMI DENGAN PEMANFAATAN JENDELA DAN PENDEKATAN NEO VERNAKULAR

RumahTinggal : Bapak I Nyoman Nuarta Jalan Ir. Soetami

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini akan dibahas latar belakang mengapa proyek rumah tinggal dengan judul

“Rumah Tinggal Profesi Pengrajin Patung dengan Konsep Pemaksimalan Pencahayaan Alami dengan Pemanfaatan Jendeladan Pendekatan Neo Vernakular” ini dibuat. Selain itu pada bab ini juga akan membahas tentang rumusan masalah yang nantinya akan dijawab melalui konsep desain yang berada pada bab selanjutnya. Jadi bab 1 ini adalah sebagai dasar perancangan rumah tinggal yang nantinya akan diproses di dalam bab-bab selanjutnya dan akan menghasilkan konsep desain sebagai pemecahan masalah yang telah dibahas di latar belakang dan rumusan masalah pada bab 1 ini.

1. Latar Belakang

Rumah tinggal merupakan suatu kebutuhan primer bagi manusia. Karena hal itu, maka manusia akan berusaha untuk membuat suatu wadah untuk menaungi segala macam aktivitas sehari-harinya yang berwujud suatu rumah tinggal yang dimana selain dapat menaungi aktivitas dirinya sendiri juga dapat menaungi aktivitas seluruh keluarganya. Karena harus dapat menaungi seluruh aktivitas anggota keluarga, maka kondisi di dalam rumah tinggal ini haruslah nyaman sehingga dapat menjaga suasana yang kondusif bagi keluarga ini.

Rumah tinggal dapat dibangun di daerah tropis seperti misalnya di Indonesia. Dengan ciri tingkat kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan cukup tinggi, sinar matahari panas, dan memiliki suhu lingkungan 260-310. Selain itu, sinar matahari yang menyinari hampir sepanjang tahun dapat

(4)

memberikan keuntungan sendiri bagi sang pemilik rumah karena dapat memberikan pencahayaan alami yang baik sehingga tidak terlalu bergantung pada pencahayaan buatan.

Perancangan rumah tinggal disesuaikan dengan karakteristik pemilik dari rumah tinggal tersebut, dalam hal ini pemilik rumah tinggal berprofesi sebagai pengrajin patung. Maka dari itu desain rumah disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya yang memiliki profesi sebagai pengrajin patung. Rancangan rumah tersebut dimungkinkan mampu mewadahi kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dari pemilik rumah tersebut.

Rumah tinggal bagi pengrajin patung dirancang dengan pendekatan neo vernakular yang bertemakan pemaksimalan pencahayaan alami dengan pemanfaatan jendela ini berfungsi sebagai tempat istirahat dan juga tempat mencari ide karena sang pemilik rumah bekerja di rumah yang sekaligus juga sebagai gallery karyanya. Desain rumah ini akan mempertimbangkan material yang mencerminkan lokalitas. Selain itu juga akan mempertimbangkan organisasi ruang yang baik sehingga sang kepala keluarga yang berprofesi sebagai pengrajin patung dapat mencari sumber- sumber ide di setiap sudut rumah. Dan yang terpenting dapat menjaga keharmonisan di dalam keluarga ini.

2. Permasalahan dan Persoalan

a. Permasalahan

1. Bagaiamana merancang sebuah rumah tinggal sebagai wadah bagi kegaiatan hunian dan interaksi penggunanya dengan konsep nuansa nyaman yang memaksimalkan pencahayaan alami?

2. Bagaimana merancang rumah tinggal yang aman dan nyaman ditempati bagi seorang pengrajin patung?

b. Persoalan

1. Bagaimana merancang rumah tinggal yang memaksimalkan pencahayaan alami?

2. Bagaimana merancang rumah tinggal yang juga sekaligus tempat kerja seorang pengrajin patung?

3. Bagaiamana cara agar aktifitas menerima tamu dapat terwadahi dengan baik?

4. Bagaimana merancang rumah tinggal dengan pola sirkulasi yang nyaman dan memiliki view yang bagus?

(5)

5. Bagaimana merancang rumah tinggal yang memiliki penghawaan optimal dengan membuat bukaan yang cukup untuk jalur sirkulasi udara, permainan material alam dan tetap melesatarikan penghijauan ?

6. Bagaimana organisasi ruang pada rumah tinggal dapat mewadahi semua kebutuhan kegiatan tiap anggota keluarga yang berbeda-beda ?

7. Bagaimana merancang rumah tinggal yang memiliki sisitem penghawaan dan pencahayaan yang baik?

8. Bagaimana merancang fasad rumah tinggal dan gallery yang dapat menarik pengunjung dan mencerminkan profesi pengrajin patung?

3. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan

Tujuan dari di dirikannya sebuah rumah tinggal adalah sebagai hunian sebuah keluarga yang dapat menaungi/ mewadahi aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalamnya, serta dapat mejadi tempat beristirahat, dan tempat berlindung dari iklim.

b. Sasaran

1.

Memilih lokasi yang strategis.

2. Konsep tata ruang dalam rumah yang mampu menyatukan dan mungumpulkan anggota keluaga.

3. Konsep peruangan yang mendapatkan cahaya dan udara alami sehingga memunculkan suasana yang nyaman.

4. Konsep bukaan yang mampu menghadirkan cahaya dan penghawaan alami.

5. Bentuk bangunan yang mudah dikenali sebagai identitas dari pengrajin patung.

6. Program Ruang yang mampu mewadahi aktifitas keluarga terlebih Aktifitas dan kegiatan pengrajin patung.

(6)

BAB II TINJAUAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang definisi, teori, tinjauan, data dan informasi yang telah didapat dari hasil pengumpulan data dan informasi. Bab ini disusun dari hasil interview, browsing, survei dan pengamatan terhadap site. Bab ini bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang didapat dari data, sehingga dari data yang didapat dapat dianalisis menggunakan teori-teori yang telah ada kemudian dapat ditentukan peruangan, orientasi bangunan, bentuk bangunan dan lain-lain.

1. Tinjauan Rumah Tinggal 1.1 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman mendefinisikan bahwa :

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sa- rana pembinaan keluarga,

2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan,

3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tingg al atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick,2006:1).

Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun tempat

(7)

tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. Sedangkan dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur,beraktivitas, dll.

(Wikipedia, 2012).

1.2 PENGERTIAN SENI PATUNG DAN SENIMAN PATUNG

Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi.

Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru

Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.

Sedangkan seniman patung adalah orang yang berkutat dalam bidang seni patung

1.3 RUMAH TINGGAL UNTUK PENGRAJIN PATUNG

Rumah tinggal untuk pengrajin patung yang akan didesain merupakan sebuah desain rumah tinggal yang menampung segala aktifitas yang diperlukan oleh penggunanya.

Secara keseluruhan Rumah pengrajin adalah tempat berlindung manusia dari keadaan luar, tempat berkumpul bagi keluarga, juga sebagai sarana yang mampu mewadahi aktifitas atau kegiatan yang lebih spesifik seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai birokrat.

1.4 RANCANGAN RUMAH TINGGAL

Rumah yang akan dirancang adalah rumah tinggal yang nyaman, indah, aman, sekaligus tempat munculnya ide-ide rancangan bagi sang pemilik rumah yang berprofesi sebagai pengrajin patung.

1.5 FUNGSI RUMAH TINGGAL

(8)

Turner (dalam Jenie, 2001:245) mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:

1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas hunian / perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat.

2. Rumah sebagai penunjang kesempatan (oportunity) keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga.

Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.

3. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan yang berupa kepemilikan rumah dan lahan.

Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:

a. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.

b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.

c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.

d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.

e. Rumah menunjukan tempat tinggal.

f. Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.

1.2 USER

Anggota Keluarga Nama Pekerjaan Hobi

Ayah (50 tahun)

I Nyoman Nuarta Seniman Patung Melukis dan Membuat Patung

Ibu (48 tahun)

Niluh Chintyaswari

Pengusaha Restaurant Memasak dan Berkebun Anak laki – laki

(25 tahun)

I Putu Agung Mahendra

Pegawai Swasta Membaca Buku dan Mendengarkan Musik

Anak Perempuan (20 tahun)

Kadek Tania Prameswari

Mahasiswa Membaca dan Menyanyi

Pembantu Wati Pembantu

(9)

(45 tahun) Supir (40 tahun)

Dadang Supir

2. Tinjauan Tema yang Diangkat

2.1 Tinjauan dari segi Pemaksimalan View dengan pemilihan jendela

Salah satu syarat mutlak sebuah rumah tropis yang sehat adalah bukaan, yang meliputi ukuran, peletakan dan pemilihan jenis bukaan yang sesuai dengan ruangannya. Bukaan, bisa berupa jendela, bouvenille, roster, lubang angin, diperlukan agar ruangan tetap dapat bernapas dengan cahaya dan udara segar yang masuk.

Pada prinsipnya, sebuah rumah dapat dikategorikan sebagai rumah tropis, jika elemen- elemen dalam rumah tersebut memungkinkan penggunaan energi alami dengan optimal, seperti pemanfaatan dan penataan sirkulasi udara dan cahaya alami. Semua persyaratan tersebut bisa dipenuhi dengan desain bukaan yang baik.

Untuk mendapatkan jendela yang tepat dan dapat menghemat energi, ada baiknya kita bahas satu persatu hal-hal yang berkaitan dengan desain jendela ini.

1. Ukuran

Villa Tropika

Ada dua variasi ukuran jendela pada umumnya, yaitu jendela yang ada di dekat pintu utama, berukuran lebih besar serta jendela kamar dan ruang lain, yang biasanya berukuran lebih kecil.

Jendela ruang tamu, yang berukuran lebih besar, sebaiknya dibuat setinggi 50 cm dari atas permukaan lantai. Sedangkan tinggi jendelanya sendiri, bisa disesuaikan dengan tinggi rumah. Yang pasti, sisakan ruang setinggi 75 – 100 cm di bawah plafond. Idealnya, ukuran jendela untuk setiap ruangan 12% – 15% dari luas lantai ruangan.

(10)

2. Peletakan

Villa Kampung Jago

Untuk rumah tropis, terutama di Indonesia, jika memungkinkan hindari peletakan jendela atau bukaan di sisi Barat dan Timur, karena tidak akan nyaman pada pagi dan sore hari. Jendela dapur sebaiknya dibuat terbuka dan langsung ke udara bebas. Akan lebih baik jika peletakan jendela posisinya bersilang dengan bukaan lainnya dalam satu ruang, karena akan memungkinkan sirkulasi lebih lancar.

3. Jenis

Villa Tropika

Ada banyak jenis jendela. Pilihan jendela mana yang paling tepat untuk diaplikasikan dalam desain rumah tropis Anda, tergantung dari luasan, kebutuhan dan arah angin. Beberapa jenis jendela yang umum digunakan sebagai elemen rumah tropis Indonesia adalah fixed windows, swing windows atau sliding windows.

Tentang jenis-jenis jendela dan fungsinya masing- masing, akan dijelaskan dalam artikel yang terpisah.

Nah, dengan pengaturan bukaan, terutama jendela, yang sederhana seperti yang sudah dijelaskan di atas, kita pun sudah menghemat cukup banyak energi, khususnya energi yang

Referensi

Dokumen terkait