SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN TERNAK SAPI DI DINAS PERTENAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN METODE MOORA
(MULTI-OBJECTIVE OPTIMIZATION BY RATIO ANALYSIS)
TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Informatika Oleh
FAREL MUFADAL PUTRA 11850115197
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU
2023
ii
iii
iv
v
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta pada penulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya diharapkan untuk mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam.
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka.
Pekanbaru, 19, Januari 2023 Yang membuat pernyataan,
FAREL MUFADAL PUTRA 11850115197
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk orang tua, keluarga, dosen, sahabat, pawang, temen, dan semua pihak yang telah bertanya :
„kapan sidang?”, “kapan wisuda?”
“kapan nyusul?”, “panik ga rel?”
“semester depan rel?”, dan lain sebagainya, kalian adalah alasanku segera menyelesaikan tugas akhir ini.
Muehehheheheh.
viii
ABSTRAK
Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Ternak Sapi Di Dinas Pertenakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Menggunakan Metode Moora merupakan sebuah sistem untuk menganalisa dan memberikan gambaran dalam memilih calon penerima bantuan ternak. Data dinas yang digunakan merupakan kriteria yang berjumlah 15 dan data kelompok ternak yang berjumlah 16. Hasil dari perhitungan metode MOORA pada perhitungan sistem dan manual memperoleh nilai yang sama yaitu kelompok ternak yang mendpatkan nilai tertinggi adalah Penuh harapan dengan nilai 9.06553559. Adapun pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu blackbox dan UAT. Hasil yang diperoleh dari pengujian blackbox yaitu sistem sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian UAT dengan 10 responden memperoleh hasil sebesar 82,4% (sangat baik).
Kata kunci: dinas peternakan dan kesehatan hewan provnsi riau,disnakkeswan, bantuan ternak sapi, sistem pendukung keputusan,MOORA
ix
ABSTRACT
The Decision Support System for Cattle Assistance Recipients in the Riau Province Livestock and Animal Health Service Using the Moora Method is a system for analyzing and providing an overview in selecting prospective livestock assistance recipients. Service data used are 15 criteria and 16 livestock herd data. The results of the MOORA method calculations on system and manual calculations obtain the same value, namely the livestock group that gets the highest score is Full of Hope with a value of 9.06553559. The tests carried out in this study were blackbox and UAT. The results obtained from blackbox testing are that the system is running as expected. The UAT test with 10 respondents obtained a result of 82.4% (very good).
Keywords: Riau Province Animal Husbandry and Health Service, Disnakkeswan, cattle assistance, decision support system, MOORA
x
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh.
Alhamdulillahi robbil’alamin, tak henti-hentinya kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, yang dengan rahmat dan hidayah-Nya kami mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tidak lupa bershalawat kepada Nabi dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa salam, yang telah membimbing kita sebagai umatnya menuju jalan kebaikan.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Banyak sekali pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan ini, baik berupa bantuan materi ataupun berupa motivasi dan dukungan kepada kami. Semua itu tentu terlalu banyak bagi kami untuk membalasnya, namun pada kesempatan ini kami hanya dapat mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Khairunas, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Bapak Dr. Hartono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Iwan Iskandar, S.T., M.T. selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Fitri Insani, S.T., M.Kom. selaku pembimbing akademik yang telah menyampaikan arahan dan bimbingannya selama perkuliahan, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir. Plus juga membantu hapalan Al-Qur‟an
xi
5. Ibu Dr. Elin Haerani S.T. M.Kom., selaku pembimbing akademik serta pembimbing tugas akhir saya yang telah memberikan arahan selama perkuliahan sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir saya.
6. Bapak Jasril dan Ibu Iis Afrianty, S.T., M.Sc. selaku penguji tugas akhir saya yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan tugas akhir saya.
7. Ayahanda Fan Loven, ibunda Ayu Susanti, kakak Presty Maesyarah Putri, adek Zahrah Thahirah, adek Muhammad Rifqi, adek Zhafira laila fania yang sudah memberikan doa tiada hentinya, motivasi, serta semangat sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik
8. Terimakasih lagi kepada ke 4 wanita luar biasa ini yaitu ibunda Ayu Susanti, Presty Maesyarah Putri, Zahrah Thahirah, dan Felian Nabila karna telah membantu merawat saya ketika sakit saat sidang, tanpa adanya kalian mungkin saya sedikit kesusahan saat sidang kemarin
9. Temen-temen kelompok tugas akhir, Irvan Syaefullah, Agung Jayadi, Fairuz Irgawan Sinaga yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir dan memberi dorongan dan semangat
10. Teman-teman TIF C 2018 yang telah membantu, memberi dukungan, dan saling menginsipirasi satu sama lain selama masa perkuliahan
11. Teman-teman poliseprot yang menghibur selain masalah perkuliahan
12. Seluruh pihak yang belum kami cantumkan, terima kasih atas dukungannya, baik material maupun spiritual.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Wassalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh.
xii
Pekanbaru, 19 Januari 2023
Farel Mufadal Putra
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ... v
LEMBAR PERNYATAAN ... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR RUMUS ... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
Latar belakang ... 1
1.1 Rumusan Masalah ... 5
1.2 Batasan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.5
xiv
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 7
Sistem Pendukung Keputusan ... 7
2.1 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ... 8
2.2 Tahapan Pengambilan Keputusan ... 8
2.3 2.4 Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan ... 8
2.5 Metode Moora ... 9
Bantuan Ternak ... 12
2.6. UAT (User Acceptance Testing) ... 12
2.7. Penelitian Terkait ... 13
2.8. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 18
Identikasi Masalah ... 19
3.1. Pengumpulan Data ... 19
3.2. 3.2.2. Dokumentasi ... 19
3.2.3. Wawancara ... 19
3.3. Analisa Sistem Pengumpulan Data ... 20
3.3.1 Subsistem Managemen Data ... 20
3.3.2 Subsistem Managemen Model ... 22
3.3.3. Subsistem Managemen Model ... 25
3.4. Perancangan Sistem ... 25
3.5. Implementasi Sistem ... 26
xv
3.6. Pengujian ... 26
3.7. Kesimpulan dan Saran ... 26
BAB 4 PEMBAHASAN ... 27
4.1. Analisa Sistem ... 27
4.1.1. Analisa Sub-Sistem Manajemen Data ... 27
4.1.2. Data kriteria ... 27
4.1.3. Data Alternatif ... 30
4.2. Analisa Sub-Sistem Manajemen Model ... 31
4.2.1. Analisa Metode MOORA ... 31
4.3. Analisa Sub-Sistem Manajemen Dialog ... 39
4.3.1. perancangan UML ... 39
4.4. Perancangan Sistem ... 53
4.4.1. Perancangan Basis Data ... 53
4.4.2. Perancangan Flowchart ... 57
4.4.3. Perancangan antar muka (interface) ... 60
4.5. Implementasi ... 66
4.5.1. Hasil implementasi ... 67
4.6. Pengujian ... 77
4.6.1. Pengujian Black Box ... 77
4.6.2. Pengujian User Acceptance Test (UAT) ... 84
xvi
4.6.3. Kesimpulan Pengujian ... 88
BAB 5 PENUTUP ... 89
5.1. Kesimpulan ... 89
5.2. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 89
Lampiran A ... 98
Lampiran B... 104
Lampiran C... 106
LAMPIRAN D ... 107
LAMPIRAN E ... 127
LAMPIRAN F ... 129
Lampiran G ... 140
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 162
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Metodologi Penelitian ... 18
Gambar 2 Tahapan Metode MOORA ... 23
Gambar 3 Usecase Diagram ... 40
Gambar 4 Sequence diagram login ... 46
Gambar 5 Sequence diagram mengelola pengadaan (lihat pengadaan) ... 46
Gambar 6 Sequence diagram mengelola pengadaan (tambah pengadaan) ... 47
Gambar 7 Sequence diagram mengelola pengadaan (hapus pengadaan)... 47
Gambar 8 Sequence diagram mengelola pengadaan (ubah pengadaan) ... 48
Gambar 9 Sequence diagram mengelola pengadaan (rekap penerima bantuan ternak) ... 48
Gambar 10 Sequence diagram mengelola pengadaan (unduh rekap penerima bantuan ternak) ... 49
Gambar 11 Seque Sequence diagram mengelola user (lihat user) ... 49
Gambar 12 Sequence diagram mengelola user (hapus user) ... 50
Gambar 13 Sequence diagram mengelola data kriteria (lihat data kriteria) ... 50
Gambar 14 Sequence diagram mengelola keterangan kriteia (lihat data keterangan kriteria) ... 51
Gambar 15 sequence diagram mengelola penilaian kelompok(lihat data penilaian kelompok) ... 51
Gambar 16 sequence diagram mengelola penilaian kelompok(pengisian data penilaian kelompok) ... 52
xviii
Gambar 17 class diagram ... 53
Gambar 18 flowchart Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Ternak Sapi Di Dinas Pertenakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Menggunakan Metode Moora (Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis) ... 59
Gambar 19 perancangan halaman login ... 60
Gambar 20 perancangan halaman dashboard admin dan pegawai ... 61
Gambar 21 perancangan halaman user ... 61
Gambar 22 Perancangan Interface halaman kriteria ... 62
Gambar 23 Perancangan Interface halaman keterangan ... 62
Gambar 24 Perancangan Interface halaman alternatif ... 63
Gambar 25 Perancangan Interface halaman pengadaan ... 63
Gambar 26 Perancangan Interface halaman tambah pengadaan ... 64
Gambar 27 Perancangan Interface halaman tambah pengadaan ... 64
Gambar 28 Perancangan Interface halaman pengajuan masuk ... 65
Gambar 29 Perancangan Interface halaman pengajuan diterima ... 65
Gambar 30 Perancangan Interface halaman penilaian ... 66
Gambar 31 Halaman Login ... 67
Gambar 32 Halaman Dashboard Admin ... 68
Gambar 33 Halaman Dashboard Pegawai ... 68
Gambar 34 Halaman Dashboard Kelompok Ternak ... 69
Gambar 35 Halaman Dashboard Pimpinan ... 69
xix
Gambar 36 Halaman User ... 70
Gambar 37 Halaman Kriteria ... 70
Gambar 38 Halaman Keterangan Kriteria ... 71
Gambar 39 Halaman alternatif ... 71
Gambar 40 Halaman Pengajuan Masuk ... 72
Gambar 41 Halaman Pengajuan Diterima... 72
Gambar 42 Halaman Pengadaan ... 73
Gambar 43 Halaman Tambah Pengadaan ... 73
Gambar 44 Halaman Rekap Bantuan Ternak... 74
Gambar 45 Halaman Perhitungan ... 74
Gambar 46 Halaman Penilaian... 75
Gambar 47 Halaman Penilaian Kelompok Ternak ... 75
Gambar 48 Halaman Pengajuan ... 76
Gambar 49 Halaman Ganti Password ... 76
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Proposal Pemberian Bantuan Ternak Sapi di Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Riau Tahun 2019-2021 ... 2
Tabel 2 penelitian terkait ... 14
Tabel 3 Kriteria dan Subkriteria ... 20
Tabel 4 Kriteria dan Subkriteria ... 27
Tabel 5 data alternatif penerima bantuan ternak sapi Dinas Pertenakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau ... 30
Tabel 6 konversi range nilai ... 32
Tabel 7 matriks normalisasi ... 34
Tabel 8 Menghitung matriks normalisasi terbobot ... 36
Tabel 9 optimasi nilai atribut ... 38
Tabel 10 peringkat alternatif ... 39
Tabel 11 Use Case Specification Melakukan Login ... 40
Tabel 12 Use Case Spesification Melakukan mengelola Pengadaan ... 41
Tabel 13 Use Case Spesification Mengelola Rekap Bantuan Sapi ... 42
Use Tabel 14 Case Spesification Mengelola Pengajuan(Pengajuan Masuk) ... 42
Tabel 15 Use Case Spesification mengelola Pengajuan(Pengajuan Diterima) ... 43
Tabel 16 Use Case Spesification Melakukan Pengisian Penilaian Kelompok ... 43
Tabel 17 Use Case Spesification Melakukan Pengisian Pengajuan Bantuan Ternak Sapi ... 44
xxi
Tabel 18 Use Case Specification Mengelola Pemilihan alternatif ... 45
Tabel 19 Struktur Tabel users ... 54
Tabel 20 Struktur Tabel alternatifs ... 54
Tabel 21 Struktur Tabel kriterias ... 55
Tabel 22 Struktur Tabel keterangan_kriterias ... 56
Tabel 23 Struktur Tabel keterangan_kriteria_pengajuans ... 56
Tabel 24 Struktur Tabel pengadaans ... 56
Tabel 25 Struktur Tabel pengajuans ... 57
Tabel 26 pengujian Login... 77
Tabel 27 Pengujian Kelola User ... 77
Tabel 28 Pengujian Mengelola Kelompok Ternak ... 78
Tabel 29 Pengujian Mengelola Kriteria ... 79
Tabel 30 Pengujian Mengelola Keterangan Kriteria ... 79
Tabel 31 Pengujian Mengelola pengajuan masuk ... 80
Tabel 32 Pengujian Mengelola pengajuan diterima ... 80
Tabel 33 Pengujian Mengelola pengadaan bantuan ... 81
Tabel 34 Pengujian Mengelola perhitungan ... 82
Tabel 35 Pengujian menu pengajuan ... 83
Tabel 36 Pengujian menu nilai kelompok ... 83
Tabel 37 Pengujian menu ganti password ... 84
xxii
Tabel 38 penilaian skala likert ... 84 Tabel 39 pertanyaan User Acceptance Test ... 85 Tabel 40 pertanyaan User Acceptance Test ... 86 Tabel 41 Range Persetujuan Pengguna ... 87
xxiii
DAFTAR RUMUS
( 1 ) ... 10 ( 2 ) ... 10 ( 3 ) ... 11 ( 4 ) ... 13 ( 5 ) ... 13
1
BAB 1
PENDAHULUAN Latar belakang
1.1
Provinsi Riau termasuk dalam provinsi yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik. Namun,tetap saja masih banyak pengangguran yang ada di provinsi Riau. Berdasarkan hasil dari badan pusat statistik provinsi Riau, tercatat jumlah pengangguran di Riau pada tahun 2020 sebanyak 203.837 jiwa. banyaknya pengangguran di Riau ini disebabkan oleh faktor minimnya pekerjaan dan kurangnya keahlian dari para pencari kerja, termaksud pencari pekerja terdidik [1]. Untuk memperbaiki permasalahan pengangguran ini, pemerintah membuat lapangan pekerjaan untuk memperbaiki banyaknya jumlah pengangguran di Riau. Salah satu lapangan pekerjaan yang dibuka oleh pemerintah adalah memberikan bantuan ternak kepada peternak yang ada di provinsi Riau. Dengan adanya program ini akan membantu masyarakat khususnya peternak dalam membangun peternakannya. Selain membantu para peternak, program ini juga akan membantu para pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan mereka.
Selain untuk membuka lapangan pekerjaan, alasan pemerintah membuat program bantuan ternak adalah untuk memenuhi permintaan daging hewan ternak diprovinsi Riau. Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2020, jumlah penduduk provinsi Riau sebanyak 6.95 juta jiwa. dengan jumlah populasi yang banyak mengakibatkan kebutuhan konsumsi daging ternak sangat tinggi di provinsi Riau.
Ada banyak sekali bantuan ternak yang dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah bantuan sapi. Pemberian bantuan sapi telah diatur dalam dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Peternak. Pemerintah sangatlah berperan penting dalam memberikan bantuan ternak sapi kepada peternak, dengan tujuan untuk mendukung usaha peternakan sapi. Maka manajemen pengelolaan perlu dilakukan dengan baik. Evaluasi yang dilakukan secara
2
bertahap kepada peternak sangat penting untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
Riau memiliki iklim stabil,lahan yang cukup luas, dan sumber pakan yang berlimpah, tapi itu blum cukup untuk membantu para peternak karna para peternak juga mempunyai kendala masing-masing seperti pendapatan peternak yang sangat rendah, keterbatasan modal, dan akses pembiayaan. Dalam hal ini pemerintahan Riau mengeluarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Oleh sebab itu pemerintah bekerja sama dengan Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau dalam memberikan bantuan sapi kepada para peternak di Riau. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau memiliki tugas yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dalam pelaksanaan pemberdayaan dan fasilitasi kelompok melalui Pendistribusian Ternak Sapi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
Tabel 1 Proposal Pemberian Bantuan Ternak Sapi di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Tahun 2019-2021
No Tahun Proposal Masuk Proposal Diverifikasi
1 2019 55 44
2 2020 23 16
3 2021 330 302
Total 408 362
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau
Pada tabel 1 diatas, dapat dilihat banyaknya data proposal yang masuk ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, sehingga muncul permasalahan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau yaitu sulitnya pegawai menentukan kelompok ternak yang akan diberikan bantuan sapi. Penentuan ini harus selektif supaya tidak terjadi pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran dan mengakibatkan
3
bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak terurus dengan baik. Permasalahan lainnya yaitu proses pemberian nilai bantuan sapi masih melakukan perhitungan umum Oleh karna itu, diperlukan sebuah metode perhitungan ilmiah dalam memberikan bantuan ternak oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi Riau agar penilaian tersebut bisa bersifat objektif dan terarah.
Menurut Betrisandi Sistem Pengambilan keputusan adalah proses pengambilan keputusan dengan bantuan komputer untuk membantu pengambil keputusan dengan menggunakan beberapa data dan model khusus untuk memecahkan beberapa masalah yang tidak terstruktur [2]. Dukungan manajemen adalah sistem informasi terintegrasi yang dapat disebut sistem komputer yang memproses data dengan data untuk membuat keputusan tentang masalah semi-terstruktur tertentu, pembuatan, pemodelan, dan pemrosesan data..[3]. Decision Suppot adalah suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur [4]. Sistem pendukung keputusan bukan untuk menggantikan tugas tetapi merupakan alat yang membantu mereka dalam mengambil keputusan.
Adapun Metode sistem pendukung keputusan yang digunakan dalam Penelitian ini menggunakan metode MOORA (Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis). Metode MOORA diterapkan untuk memecahkan banyak permasalahan ekonomi, manajerial dan konstruksi dengan perhitungan rumus matematika dengan hasil yang akurat dan diperkenalkan oleh Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006. Prosedur MOORA dapat didefinisikan sebagai optimasi pemrograman, juga dikenal sebagai multi kriteria berbagai jenis pengambilan keputusan yang kompleks masalah dalam lingkungan manufaktur.
Jadi MOORA adalah sistem multi objektif yang mengoptimalkan dua atau lebih attribut yang saling bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan masalah dengan perhitungan matematika yang kompleks [3].
4
Metode ini sangat mudah dipahami karena dapat memilih tujuan dari kriteria yang bertentangan seperti kriteria menguntungkan (benefit) atau kriteria yang tidak menguntungkan (cost). Penerapan metode MOORA dalam penerima bantuan ternak dapat memberikan penilaian secara akurat kepada pengambil keputusan, berdasarkan nilai bobot yang sudah ditentukan pada setiap atribut, agar dapat dilakukan perangkingan untuk menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rafida Zahro Hasibuan, Alan Prahutama, dan Dwi Ispriyanti yang berjudul “Perbandingan Metode MOORA DAN TOPSIS Dalam Penentuan Penerimaan Siswa Baru Dengan Pembobotan Roc Menggunakan Gui Matlab”[5]. Pada penelitian ini membandingkan antara metode MOORA dan TOPSIS untuk menentukan penerimaan siswa baru. Hasil akhir perbandingan kedua metode ini adalah Nilai rata-rata prosentase sensitivitas yang diperoleh untuk metode MOORA (-1,61%) lebih besar dibandingkan metode TOPSIS (-7,96%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode yang paling tepat yang bisa digunakan pada kasus ini adalah metode MOORA.
Pada penelitian yang dilakukan Nana Nurhaliza, Rimelda Adha, dan Mustakim yang berjudul “Perbandingan Metode AHP,TOPSIS,DAN MOORA Untuk Rekomendasi Penerima Beasiswa Kurang Mampu”[6]. Pada penelitian ini membandingkan antara metode MOORA, AHP dan TOPSIS untuk rekomendasi penerima beasiswa kurang mampu. Dari ketiga metode tersebut digunakan tahap uji sensitivitas untuk mengukur tingkat keakuratan hasil perankingan. Berdasarkan uji sensitivitas, metode MOORA merupakan metode paling baik dengan menghasilkan 2 nilai terendah dari 3 uji sensitivitas yang dilakukan, yaitu pada tahap pertama 0,0058, tahap kedua 0,1, dan tahap ketiga 0,0029.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul, “Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Ternak Sapi Di Dinas
5
Pertenakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Menggunakan Metode Moora (Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis)”. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini akan memberikan hasil yang objektif sesuai yang diharapkan. Sehingga dapat memberikan solusi dalam pemberian bantuan ternak sapi khususnya di riau yang diselenggarkan oleh Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi riau.
Rumusan Masalah 1.2
Berdasarkan latar belakang diatas, pokok permasalahan yang didapat yaitu bagaimana membangun sistem Sistem pendukung keputusan penerima bantuan ternak sapi di dinas pertenakan dan kesehatan hewan provinsi Riau menggunakan metode MOORA (Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis.
Batasan Masalah 1.3
Dalam melakukan penelitian diperlukan batasan permasalahan agar yang dibahas disini tidak melenceng dan sesuai dengan tujuan awal dibuatnya penelitian ini. Berikut beberapa ruang lingkup batasan masalah dari penelitian ini :
1. User dari sistem ini ada tiga yaitu admin, pegawai, kelompok ternak, pimpinan
2. Kriteria – kriteria yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau sebagai berikut : a. Anggaran Dasar (AD)/anggaran rumat tangga (ART)
b. Surat rekomendasi Kabupaten/Kota
c. Mengikuti aturan dan bimbingan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota d. Kelompok binaan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota
e. Pengetahuan dan pengalaman beternak f. Pernah mendapatkan bantuan pada tahun ini g. Pekerjaan pengurus atau anggota
h. Terdapat pengurus atau anggota kelompok yang masih di bawah umur
6
i. Dalam satu Kartu Keluarga (KK) terdapat 1 orang lebih pengurus atau anggota dalam kelompok tersebut
j. Daerah bebas penyakit hewan menular k. Sumber pakan
l. Sumber air m. Luas lahan n. Ukuran kandang o. akses
Tujuan Penelitian 1.4
Menggunakan metode MOORA (Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis) dalam membangun Sistem pendukung keputusan penerima bantuan ternak sapi di dinas pertenakan dan kesehatan hewan provinsi Riau.
Manfaat Penelitian 1.5
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. memberikan keakuratan dan keefektifan dalam proses penentuan kelompok tani yang berhak mendapat bantuan terlebih dahulu berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode MOORA (Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis).
2. diharapkan dapat membantu pegawai Dinas Pertenakan dan Kesehatan Hewan Provisi Riau dalam menentukan peternakan yang menerima bantuan ternak sapi berdasarkan bobot penilaian dari setiap kriteria yang telah ditentukan
3. Menentukan apakah metode MOORA cocok dengan studi kasus yang digunakan.
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan
2.1
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)/DecisionSupportSystems (DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem basis harga atau manajemen Harga yang dipakai untuk mengambil keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik [3]. Beberapa definisi sistem pendukung keputusan menurut para ahli:
1. Alter
Sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi terintegrasi yang menyediakan informasi, model, dan manipulasi data.. Sistem ini digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur.
2. Dadan Umar Daihani
Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali dijelaskan oleh Michael S.Scott Morton pada awal 1970-an, yang menjelaskan bahwa suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan model dan data agar bisa menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
3. Efraim Turban
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem yang bertujuan mendukung pengambil keputusan untuk manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur.
Hasil dari sistem pendukung keputusan bukanlah hal yang menjadi patokan, pengambilan keputusan tetap berada pada pengambil keputusan yaitu pengembang perangkat lunak. [7].
8
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan 2.2
Karakteristik dan kemampuan sebuah sistem pendukung keputusan sebagai berikut[8]:
a. berfokus pada keputusan., ditujukan pada manajer puncak dan pengambil keputusan
b. Menekankan pasa fleksibilitas, adaptabilitas, dan respon yang cepat
c. Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan dan masing- masing pribadi manajer.
Tahapan Pengambilan Keputusan 2.3
Menurut simon, tahapan atau fase yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut [9] :
1. Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengindentifikasi masalah.
2. Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif.
2.4 Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan
berikut keterbasan sistem pendukung keputusan [10] :
a. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
9
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
b. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya
2.5 Metode Moora
Metode MOORA diterapkan untuk memecahkan banyak permasalahan ekonomi, manajerial dan konstruksi dengan perhitungan rumus matematika dengan hasil yang akurat dan diperkenalkan oleh Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006. Prosedur MOORA dapat didefinisikan sebagai optimasi pemrograman, juga dikenal sebagai multi kriteria berbagai jenis pengambilan keputusan yang kompleks masalah dalam lingkungan manufaktur. Jadi MOORA adalah sistem multi objektif yang mengoptimalkan dua atau lebih attribut yang saling bertentangan secara bersamaan.Metode ini diterapkan untuk menyelesaikan masalah aritmatika yang kompleks[11]. Metode ini sangat mudah dipahami karena dapat memilih tujuan dari kriteria yang bertentangan seperti kriteria menguntungkan (benefit) atau kriteria yang tidak menguntungkan (cost).
Benefit adalah kriteria yang semakin besar nilainya semakin bagus. Sedangkan cost adalah kriteria yang semakin kecil nilainya maka akan semakin bagus.
Menurut Nofriansyah dan Defit, Berikut adalah penyelesaian algoritma dari metode MOORA [12] :
1. Tentukan kriteria dan pembobotan 2. Tentukan alternatif
3. Menginput nilai kriteria pada suatu alternatif dimana nilai tersebut
10
nantinya akan diproses dan hasilnya akan menjadi sebuah keputusan.
4. Merubah nilai kriteria menjadi matriks keputusan. Matriks keputusan berfungsi sebagai pengukuran kinerja dari alternatif pada atribut. m adalah jumlah alternatif dan n adalah jumlah atribut dan kemudian sistem rasio dikembangkan dimana setiap kinerja darisebuah alternatif pada sebuah atribut dibandingkan dengan penyebut yang merupakan wakil untuk semua alternatif dari atribut tersebut. Berikut adalahperubahan nilai kriteria menjadi sebuah matriks keputusan.
( 1 )
Keterangan :
X = nilai dari kriteria alternatif yang diubah kedalam bentuk matriks X = Matriks Keputusan
m = jumlah alternatif n = jumlah kriteria
5. Normalisasi pada metode MOORA yang bertujuan untuk menyatukan setiap elemen matriks sehingga elemen pada matriks memiliki nilai yang seragam. Normalisasi pada MOORA bisa dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
ij
=
√ ∑ ( 2 )
𝑖𝑗 = matriks alternatif i pada kriteria j
i = 1,2,3,…..,n adalah nomor urutan atribut atau kriteria j = 1,2,3,….. adalah nomor urutan alternatif
11
*ij = Matriks Normalisasi alternatif j pada kriteria i
6. Optimasi nilai atribut yaitu mengurangi nilai maximax dan minimax untuk menandakan bahwa sebuah atribut lebih penting itu bisa dikalikan dengan bobot yang sesuai (koefisien signifikasi). Saat atribut bobot dipertimbangkan maka perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Yi = ∑ Wj X* ij - ∑ Wj W* ij
( 3 )
keterangan :
j = 1,2, ..., g adalah kriteria yang dimaksimalkan j = g+1,g+2, .., n adalah kriteria yang diminimalkan WJ = Bobot dari kriteria
Xij = Nilai dari matriks yang sudah dinormalisasi
Y = Nilai dari penilaian yang telah dinormalisasi dari alternatif i terhadapsemua kriteria
7. Menentukan rangking dari hasil perhitungan MOORA
Nilai 𝑦𝑖 dapat menjadi positif atau negatif tergantung dari total maksimal (atribut yang menguntungkan) dalam matriks keputusan. Sebuah urutan peringkat dari 𝑦𝑖 menunjukkan pilihan terakhir. Dengan demikian alternative terbaik memiliki nilai 𝑦𝑖 tertinggi sedangkan alternatif terburuk memiliki nilai 𝑦𝑖 terendah. Output dari perhitungan Metode MOORA : a. Alternatif yang memiliki nilai akhir (yi) tertinggi maka alternatif
tersebut merupakan alternatif terbaik dari data yang ada, alternatif ini akan dipilih sesuai dengan permasalahan yang ada karena ini merupakan pilihan terbaik.
b. Sedangkan alternatif yang memiliki nilai akhir (𝑦𝑖) terendah adalah alternatif yang terburuk dari data yang ada. Dari hasil perhitungan
12
dengan menggunakan langkah-langkah tersebut maka telah diketahui nilai yang dihasilkan oleh setiap alternatif.
Bantuan Ternak 2.6.
Dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat, mengatasi kemiskinan dan penguatan ketahanan pangan dan mendukung usaha pertumbuhan peternakan dibutuhkanlah bantuan ternak dari pemerintah untuk petani yang ada di seluruh Indonesia. Kementerian Pertanian menyalurkan belanja bantuan sosial berupa komoditas kepada kelompok tani. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepada kelompok tani adalah penyediaan ternak. Kelompok petani yang ingin mendapatkan bantuan dibebani syarat atau kriteria, baik yang sifatnya umum maupun teknis.
Penentuan calon penerima masih belum efektif dan kadang menimbulkan pemberian bantuan ternak menjadi tidak tepat sasaran, sehingga setiap pembelanjaan uang negara tidak memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat [13].
Bantuan ternak sapi adalah program dari pemerintah untuk membantu para peternak di Riau dan juga memberikan lapangan kerja untuk masyarakat Riau.
Bantuan sapi di Riau telah diatur dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Dalam memberikan bantuan, pemerintah bekerja sama memberikan bantuan ternak sapi yang harus dipastikan kualitasnya memenuhi syarat budidaya bai dari segi fisiologis,fisik dan reproduksi.
UAT (User Acceptance Testing) 2.7.
UAT atau User Acceptance Testing merupakan aktivitas pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan user. UAT mempunyai beberapa tahap yaitu :
1. Membuat sebuah form yang berisi pertanyaan mengenai sistem yang akan dibuat. Lalu pertanyaan tersebut akan dijawab dan diuji oleh responden dengan memilih salah satu pilihan objektif yang disediakan.
13 Ket pilihan objektif :
a. Sangat setuju (SS) = berbobot 5 dan memiliki persentase dari 100-80%
b. Setuju (S) = berbobot 4 dan memiliki persentase dari 79-60%
c. Cukup setuju (CS) = berbobot 3 dan memiliki persentase dari 59-40%
d. Kurang setuju (KS) = berbobot 2 dan memilki persentase dari 39-20%
e. Tidak setuju (TS) = berbobot 1 dan memiliki persentase dari 19-0%
2. Setelah reseponden menguji dan memberikan jawaban, Selanjutnya mencari hasil interpretasi dengan memberikan skor tertinggi (X) dan skor terendah (Y) menggunakan rumus
Y = skor terendah likert x jumlah pertanyaan
X= skor tertinggi likert x jumlah pertanyaan ( 4 ) 3. Langkah selanjutnya yaitu mencari perhitungan keseluruhan dilakukan dengan
cara :
M = X 100%
( 5 )
keterangan :
M = nilai persentase yang dicari
S = jumlah tiap frekuensi dikali dengan bobot yang dimiliki tiap jawaban Skor ideal = bobot tertinggi dikalikan dengan jumlah sampel
Penelitian Terkait 2.8.
Berikut merupakan beberapa penelitian-penelitian yang terkait yang telah ditinjau kembali berdasarkan dari beberapa jurnal dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini bertujuan sebagai pembanding dari hasil penelitian yang telah dicapai dari setiap penelitian yang telah dilakukan, diantaranya seperti Tabel 2 berikut:
14
Tabel 2 penelitian terkait
No Judul Penulis Tahun Hasil
1 Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Pelayanan Marketplace Menggunakan Metode MOORA
Ade Winarni, Linda Apriyanti, Fozimat Amhas
2022 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah kosumen dalam menentukan pilihannya berbelanja di marketplace [14].
2 Sistem pendukung keputusan
penentuan lokasi pemasangan
CCTV dengan metode MOORA
Ulmy Layla Sari
2021 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah
memberikan keputusan dalam penentuan lokasi pemasangan CCTV di kota binjai oleh dinas perhubungan [3].
3 Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan
Penerima Bantuan Social Tunai Terdampak
COVID-19 Menggunakan Metode MOORA
Mujito, Mustika
2021 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah kementrian sosial dalam memberikan bantuan tunai sosial tedampak covid-19 agar tidak meleset sesuai dengan kriteria yang telah diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan yaitu warga yang direkomendasikan untuk mendapatkan bantuan adalah warga dengan rangking 1 sampai dengan 5 yaitu warga atas nama Sayuti, Riyanto, Ahmad Baderi, Sugiyanto
15
dan Khoirul dengan nilai sebesar -0.1797, -0.2076, - 0.2295, -0.2344 dan - 0.2469 [15].
4 Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Lahan Pertanian Yang Tepat Untuk Tanaman Jagung Menggunakan Metode Moora
Liasna Br Sembiring Akim anaor Hara
ardede, Lina Arlina Nur Kadim
2021 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah Pemilihan Lahan Pertanian Yang Tepat Untuk Tanaman Jagung di kota binjai [16].
5 Sistem Pendukung Keputusan
Penentuan
Kelayakan Bedah Rumah Keluarga Miskin
Menggunakan Metode MOORA
Labuan Nababan, Lamtiur Sinambela
2018 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah
menentukan rumah yang layak dibedah untuk keluarga miskin di desa bintang [12].
6 Sistem Pendukung Keputusan Analisa Metode MOORA
Pada Warga
Penerima Bantuan Renovasi Rumah
Chintya Irwana,Zaki Faizin Harahap, Agus Perdana Windarto
2018 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah pemerintah sumatera utara agar tidak meleset dan sesuai kriteria dalam memberikan bantuan renovasi rumah [17].
7 Sistem pendukung keputusan
penentuan
pemberian bantuan program keluarga harapan (PKH) menerapkan
metode MOORA
Abdul Rasyid Hasibuan, Sri Wahyuni Siregar, Nettiar Lubis
2018 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah penentuan pemberian program kerja harapan. Pada hasil akhir dapat disimpulkan bahwa alternatif A1 adalah calon Kepala Cabang yang memiliki nilai terbaik dan
16
yang dapat diterima[18].
8 Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Menerapkan Metode MOORA
Mesran, Swandi Dedi Arnold Pardede, Arahman Harahap, Andysah Putera Utama Siahaan
2018 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah penentuan pemberian JAMKESMAS kepada masyarakat miskin dan tidak mampu yang iruannya dibiayai pemerintah [19].
9 Penentuan Kelayakan Penerimaan
Bantuan Raskin Dengan Metode
Moora Pada
Kelurahan Martoba
Pematangsiantar
Abdul Zikri Siregar, Poningsih, M Safii
2018 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah pemerintah dalam memberikan bantuan kepada orang msikin di kelurahan Martoba Pematangsiantar.
Proses penentuan kelayakan penerimaan raskin ditentukan oleh beberapa kriteria yaitu Jenis Pekerjaan, Jumlah Penghasilan, Jumlah Tanggungan, Kondisi Rumah, Kepemilikan Rumah, Usia. Kriteria- kriteria tersebut dijadikan bahan dalam proses penentuan kelayakan penerimaan raskin [20].
10 Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Bidan Terbaik Dengan Metode Moora
Dennita Pasaribu
2018 Pada penelitian ini menggunakan metode
MOORA untuk
mempermudah
pengambilan keputusan dalam menentukanbidan terbaik yang layak bertugas dalam suatu
17
rumah sakit. Hasil dari penelitian ini berbentuk sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat mengolah data proses
menjadi sebuah
pertimbangan. Pemilihan bidan terbaik akan dijadikan inputan yang
kemudian proses
perhitungannya
menggunakan metode moora. Hasil dari perhitungan sistem ini menghasilkan perankingan alternatif sebagai rekomendasi bagi pembuat keputusan untuk pemilihan [21].
18
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan didalam penelitian untuk memberikan output yang baik dari penelitian yang dilakukan.
Berikut adalah metodologi penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini :
Gambar 1 Metodologi Penelitian
19
Identikasi Masalah 3.1.
Identifikasi masalah adalah tahap awal dari metodologi penelitian. Pada tahap ini penulis akan mengidentifikasi masalah penelitian ini yaitu bagaimana cara memberikan hasil yang tepat sasaran dalam menentukan penerimaan bantuan sapi ternak pada disnakkeswan provinsi Riau menggunakan metode MOORA.
Pengumpulan Data 3.2.
Pengumpulan data yang diterapkan dalam kerja praktik ini adalah sebagai berikut:
3.2.1. Studi Pustaka
Studi pustaka ialah tahapan awal dalam teknik pengumpulan data pada suatu penelitian. Metode ini akan dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber referensi terhadap berbagai buku, maupun jurnal yang dianggap penting dan mendukung.
3.2.2. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan untuk tidak terjadinya kecuriian data yang berkaitan dengan data-data penting untuk memberikan pernyataan pengujian yang dilakukan benar telah dilaksanakan, dan dokumen bersifat didapatkan kembali apabila suatu saat dibutuhkan data pendukung pada saat pengujian.
3.2.3. Wawancara
Melakukan wawancara dengan penanggung jawab di bidang pemberian yaitu Ir.Elly Suryani, M.Si bantuan sapi pada peternak provinsi Riau untuk pengumpulan dan informasi.
20
3.3. Analisa Sistem Pengumpulan Data
Analisa sistem merupakan pemecahan masalah untuk mengetahui komponen- komponen tersebut saling bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan sistem. Beberapa komponen/sub sistem sebagai berikut :
3.3.1 Subsistem Managemen Data
Tahapan ini untuk mengindentifikasikan kriteria dan sub kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem. Setelah melakukan wawancara dengan Ir.Elly Suryani, M.Si sebagai kepala bidang produksi peternakan, kriteria dari disnakkeswan sebanyak 15 kriteria.Berikut merupakan kriteria dan sub kriteria dari sistem pendukung keputusan penerima bantuan ternak sapi kepada peternakan di provinsi Riau dengan metode Moora:
Tabel 3 Kriteria dan Subkriteria
No Kriteria Keterangan Isi Kriteria Nilai Bobot Jenis
1
Anggaran dasar /Anggaran rumah tangga
Kelompok memiliki anggaran dasar / Anggaran
rumah tangga
5
5% Benefit Kelompok tidak memiliki
anggaran dasar / Anggaran rumah tangga
1
2 Surat rekomendasi Kabupaten/Kota
Kelompok memiliki surat
rekomendasi 5
6% Benefit Kelompok tidak memiliki
surat rekomendasi 1 3
Mengikuti aturan dan bimbingan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota
Kelompok bersedia 5
6% Benefit Kelompok tidak bersedia 1
4
Kelompok binaan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota
Kelompok terdaftar 5
6% Benefit Kelompok tidak terdaftar 1
5 Pengetahuan dan pengalaman beternak
> 5 Tahun 5
10% Benefit
4-5 Tahun 4
3 Tahun 3
21
1-2 Tahun 2
< 1 Tahun 1
6 Pernah mendapatkan bantuan pada tahun ini
Sudah 5
11% Cost
Belum 1
7 Pekerjaan pengurus atau anggota
Non petani peternak 5
6% Cost Petani peternak 3
Pengangguran 1
8
Terdapat pengurus atau anggota
kelompok yang masih di bawah umur
Ada 5
5% Cost
Tidak ada 1
9
Dalam satu Kartu Keluarga (KK) terdapat 1 orang lebih pengurus atau anggota dalam kelompok tersebut
Ada 5
5% Cost
Tidak ada 1
10 Daerah bebas penyakit hewan menular
Daerah sedang terjangkit
penyakit hewan 5
9% Cost Daerah bebas penyakit
hewan 1
11 Sumber pakan
Hijauan pakan ternak 2
7% Benefit Limbah tanaman
pangan/perkebunan 2 Limbah industri (ampas
tahu, onggok, dll) 1 12 Sumber air
Air sumur / air tanah 2
7% Benefit
Air permukaan 2
Air PDAM 1
13 Luas lahan
> 3 ha 5
6% Benefit
2,1 - 3 ha 4
1,1 - 2 ha 3
0,5 - 1 ha 2
< 0,5 ha 1
14 Ukuran kandang
> 900 m2 5
6% Benefit
700 - 900 m2 4
400 - 600 m2 3
100 - 300 m2 2
< 100 m2 1
22 15 Akses
Jalan aspal atau beton 5
5% Benefit Jalan tanah atau berpasir 3
Jalan penyeberangan sungai 1
3.3.2 Subsistem Managemen Model
Pada tahapan ini model kriteria yang akan digunakan pada penentuan pemberian bantuan sapi terhadap di dinas peternakan dan kesehatan hewan provinsi Riau dengan menerapkan metode MOORA. Berikut merupakan alur dari tahapan metode MOORA :
23
Gambar 2 Tahapan Metode MOORA
Adapun tahapan proses metode MOORA sebagao berikut : 1. Input kriteria dan alternatif
Pada tahapan ini adalah proses menyimpan dan menginput data kriteria dan data alternatif (kelompok ternak di Riau) dalam menentukan calon penerima bantuan ternak sapi di Riau. Kriteria dan alternatif didapatkan dari Dinas Peternakan dan
24 Kesehatan Hewan Provinsi Riau.
2. Input bobot setiap kriteria
Pada tahap ini adalah proses memberikan bobot di tiap kriteria yang digunakan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau.
3. Matriks keputusan
Pada tahap ini merubah kriteria dan alternatif yang terkumpul menjadi sebuah matriks keputusan (Rumus 1).
4. Menghitung rasio/normalisasi
Pada tahap ini dilakukan perhitungan rasio yaitu mencari nilai normalisasi (Rumus 2). Normalisasi pada metode MOORA bertujuan untuk menyatukan setiap elemen matriks sehingga elemen pada matriks memiliki nilai yang seragam.tahap ini dilakukan dengan cara mencari akar dari semua nilai kriteria dari setiap alternatif yang dikuadratkan dan kemudian dijumlahkan. Hasil tersebutakan menjadi pembagi untuk menentukan normalisasi yang dijelaskan pada (Rumus 2).
5. Menghitung nilai optimasi
Selanjutnya menghitung nilai optimasi, yaitu mengurangi nilai benefit dan nilai cost. pada tahap ini dikelompok antara nilai benefit dan nilai cost lalu di kurangi.
Lalu hasil dari pengurangan tesebut akan dikalikan dengan bobot kriteria ( Rumus 3).
6. Memeringkatkan alternatif
Penentuan rangking berdasarkan nilai tertinggi dari setiap nilai dari alternatif yang ada memunculkan rekomendasi data dari sistem.
7. Rekomendasi data
Pada tahap ini akan muncul hasil akhir yaitu hasil dari tiap alternatif yang ada.
25
3.3.3. Subsistem Managemen Dialog
Berikut ini merupakan bagian dari Managemen Dialog : a. Use Case Diagram
Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sistem dan pengguna. Usecase diagram bisa mendeskripsikan interaksi antara satu atau lebih aktor kedalam sistem. Pengguna disini adalah admin dan pegawai dari disnakkeswan
b. Sequence Diagram
Bertujuan untuk mengetahui hubungan objek dengan eksekusi perintah.
Sequence diagram merupakan diagram yang menjelaskan bagaimana suatu operasi dilakukan
c. Class Diagram
Bertujuan untuk menunjukkan struktur dalam sistem. Class diagram menggambarkan struktur serta deskripsi atribut, class, metode, dan hubungan dari setiap objek.
3.4. Perancangan Sistem
Pada tahap ini akan dibuat perancangan dari sistem yang akan dibuat.
Perancangan sistem terdiri dari flowchart, basis data, struktur menu dan antarmuka.
1. Perancangan flowchart
Perancangan flowchart merupakan penggambaran alur dari sistem yang akan dibuat
2. Perancangan basis data
Perancangan basis data merupakan perancangan tabel-tabel basis data dari sistem yang akan dibuat
3. Perancangan antar muka
Perancangan antar muka merupakan perancangan tampilan sistem yang akan dibuat.
26
3.5. Implementasi Sistem
pada tahap ini dilakukan pembangunan sistem dengan memasukkan pemrograman yang dipakai seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL. Tahapan ini mendefinisikan tentang batasan-batasan dalam melakukan implementasi sistem.
sehingga sistem tersebut siap untuk dioperasikan.
3.6. Pengujian
Setelah tahap implementasi selesai, tahap selanjutnya ialah pengujian. Pada tahap ini untuk mengetahui sistem apakah sudah layak digunakan, maka dilakukan pengujian dengan dua pengujian yaitu :
1. Pengujian blackbox
Pengujian blackbox bertujuan untuk mengetahui apakah sistem sudah berfungsi dengan benar atau tidak. Pengujian ini berfokus pada input dan ouput dari sebuah sistem.
2. Pengujian UAT
Pengujian UAT bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan keinginan pengguna atau tidak. Pengujian ini berfokus pada wawancara dan sistem dijalankan dengan pengguna secara lansung. Pada pengujian UAT ini digunakan (Rumus 4) dan (Rumus 5) seperti yang sudah dijelaskan pada bab 2 .
3.7. Kesimpulan dan Saran
Setelah tahap pengujian selesai, maka dapat ditentukan hasil dari pengujian yang dilakukan. Kesimpulan diambil dari masukan untuk menyempurnakan dan mengembangkan penelitian yang menentukan Penerima Bantuan Ternak Sapi Kepada Peternakan di Provinsi Riau.
89
BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Dari hasil implementasi dan pengujian yang dilakukan berdasarkan analisa dan perancangan pada Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Ternak Sapi Di Dinas Pertenakan Dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Menggunakan Metode Moora (Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis)dapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil dari pengujian black box, sistem pendukung keputusan bantuan ternak sapi sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan
2. Berdasarkan pengujian User Acceptance Test (UAT), secara keseluruhan sistem pendukung keputusan sudah dapat diterima oleh user dengan mendapat Sangat Baik (SB) karena berada pada range 81%-100%
3. Metode MOORA dapat diterapkan dalam sistem pendukung keputusan penerimaan bantuan ternak sapi pada dinas peternakan dan kesehatan hewan provinsi riau. metode MOORA dapat memberikan pemilihan penerima bantuan ternak sapi dan hasil yang diberikan cukup efektif.
4. sistem ini bersifat dinamis dikarnakan dapat menyesuaikan kriteria yang digunakan pada tiap-tiap tahunnya.
5.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Diharapkan user dapat memvalidasi akun setelah membuat akun baru, seperti validasi email agar lebih aman dalam mengakses akun baru
90
2. Diharapkan dapat menggunakan semua data alternatif dan kriteria yang ada pada DISNAKESWAN riau sehingga dapat mengetahui hasil nilai dari semua data alternatif
91
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Franita, “Analisa Pengangguran Di Indonesia,” J. Ilmu Pengetah. Sos., vol.
1, no. 12, pp. 88–93, 2016.
[2] Betrisandi, “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerima Bantuan Pemberdayaan Untuk Kelompok Peternak Sapi Menggunakan Metode ARAS (Additive Ratio Assessment),” vol. 4, no. 1, pp. 40–46, 2019.
[3] U. L. Sari, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Pemasangan CCTV dengan Metode MOORA (Studi Kasus : Dinas Perhubungan Kota Binjai),” J. Pelita Indones., vol. 1, no. 2, pp. 123–133, 2021.
[4] J. Afriany and I. Ratna Sari Br Sinurat, Lidia Julianty, “Penerapan MOORA Untuk Mendukung Efektifitas Keputusan Manajemen Dalam Penentuan Lokasi SPBU,” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol. 5, no. 2, pp. 161–166, 2018.
[5] R. Z. Hasibuan, A. Prahutama, and D. Ispriyanti, “Perbandingan Metode Moora Dan Topsis Dalam Penentuan Penerimaan Siswa Baru Dengan Pembobotan Roc Menggunakan Gui Matlab,” J. Gaussian, vol. 8, no. 4, pp.
462–473, 2019.
[6] N. Nurhaliza, R. Adha, and Mustakim, “Perbandingan Metode Ahp, Topsis, Dan Moora Untuk Rekomendasi Penerima Beasiswa Kurang Mampu,” vol. 8, no. 1, pp. 23–30, 2022.
[7] S. B. R. M. 2 Sri Widaningsih, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Proyek Perangkat Lunak dengan Menggunakan Metode Weighted Product,” J.
Tek. Ibnu Sina, vol. 4, no. 02, pp. 33–38, 2020.
[8] D. Septiani and F. B. Siahaan, “Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Dengan Metode Analitical Hierarchy Process (Ahp) Pada Pt. Ichiya Indonesia,” J. Tek. Komput., vol. 3, no. 1, pp. 1–8, 2017.
[9] H. Magdalena, “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik Di Perguruan Tinggi (Studi Kasus STMIK ATM...,” vol. 1,
92 no. 1, pp. 49–56, 2012.
[10] T. Handoyo and A. Machmudi, “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Karyawan Teladan Dengan Metode Electre,” J. Transform., vol. 12, no. 1, pp.
33–45, 2016.
[11] Y. S. Siregar, “Analisis Penerima Bantuan Beasiswa Program Studi Teknik Informatika Menggunakan Metode Moora Dan Topsis,” JiTEKH, vol. 9, no. 1, pp. 58–64, 2021.
[12] L. Nababan and L. Sinambela, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Bedah Rumah Keluarga Miskin Menggunakan Metode Moora,” J.
Tek. Inform. Kaputama, vol. Vol.02, no. 2, pp. 20–27, 2018.
[13] M. A. F. Moh. Fadel Asikin, Dian Eka Ratnawati, “Penentuan Penerima Bantuan Ternak Menggunakan Algoritma K-Means & Penentuan Penerima Bantuan Ternak Menggunakan Algoritma K-Means & Naïve Bayes,” J.
Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 2, no. 2, pp. 641–649, 2018.
[14] P. E. Indorama, “Pelayanan Marketplace Menggunakan Metode Moora,” pp.
43–48, 2022.
[15] Mujito and Mustika, “Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Penerima Bantuan Sosial Tunai Terdampak COVID-19 Menggunakan Metode MOORA,” SNPPM-3 (Seminar Nas. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masyarakat), vol. 3, no. 1, pp. 62–71, 2021.
[16] L. B. Sembiring, A. M. H. Pardede, and ..., “… Keputusan Pemilihan Lahan Pertanian yang Tepat Untuk Tanaman Jagung Menggunakan Metode Moora (Studi Kasus Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota …,” Semin. Nas. …, vol. 5, 2021.
[17] C. Irwana, Z. F. Harahap, and A. P. Windarto, “Spk: Analisa Metode Moora Pada Warga Penerima Bantuan Renovasi Rumah,” J. Teknol. Inf. MURA, vol.
10, no. 1, p. 47, 2018.
[18] S. W. Abdul Rasid Hasibuan, Siregar and N. Lubis, “Sistem Pendukung
93
Keputusan Penenetuan Pemberian Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Menerapkan Metode MOORA,” Semin. Nas. Sains dan Teknol. Inf., vol. 1, no.
1, pp. 386–390, 2018.
[19] A. P. U. S. Mesran, Swandi Dedi Arnold Pardede, Arahman Harahap, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Menerapkan Metode MOORA,” J. Media Inform. Budidarma, vol. 2, no. 2, pp. 16–22, 2018.
[20] M. S. Abdul Zikri Siregar, Poningsih, “Penentuan Kelayakan Penerimaan Bantuan Raskin Dengan Metode MOORA Pada Kelurahan Martoba Pematangsiantar,” vol. 2, 2018.
[21] D. Pasaribu, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bidan Terbaik Dengan Metode MOORA (Studi Kasus Rumah Sakit Ridos),” Pelita Inform., vol. 17, no. 3, pp. 250–253, 2018.
98
Lampiran A
Wawancara penelitian
Narasumber : Ibu Eli Suryani (Kepala Bidang Produksi), staff bidang produksi dan staff bidang IT Wawancara dengan narasumber
99 1. hasil wawancara
100
101
102
103
104
Lampiran B
1. Surat izin penelitian dari fakultas sains dan teknologi
105
2. surat izin dari dinas peternakan dan kesehatan hewan provinsi riau
106
Lampiran C
1. . Demo sistem
107
LAMPIRAN D
User Acceptance Test
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
LAMPIRAN E
Data alternatif
1. Data alternatif yang digunakan
Alternatif
Nomor Registrasi
Tahun
Survey Kabupaten/Kota Kecamatan Desa
Nama Ketua
Jumlah Anggota Bandung
Raya 17.03.01 28/11/2020 Indragiri Hilir Tempuling Mumpa Hendrizal 16 Dari
Salam 17.03.02 28/11/2020 Indragiri Hilir Kempas
Harapan
Tani Syarkawi 20
Serumpun 14.03.03 28/11/2020 Indragiri Hilir Tempuling
Harapan Jaya
Badrul
Ulum 30
Teluk
Sejahtera 18.03.04 27/11/2020 Indragiri Hilir
Kuala Indragiru
Teluk
Dalam Sarjudin 10
swadaya
bersama 18.02.05 Nov-20 indragiri hulu
pasir penyu
sekar mawar
hendri
yanto 17
subur
makmur 18.02.06 15-Nov-20 indragiri hulu Rengat
pasir
kemilu julisman 26 cinta
maju 18.03.07 27-Nov-20 indragiri hilir
tembilahan hulu
sialang
panjang sayamsuri 16
128 kebun
hijau 10.03.08 24-Nov-20 indragiri hilir
kuala
indragiri sungai piyai abasri 10 Bina
karya 17.02.09 11/15/2020 Indragiri Hulu Sei Lala Kelawat
Kurnadi
Putra 23
maju
karya 15.04.10 11/13/2020 Pelalawan
pangkalan
lesuh sari mulya sugeng 20
penuh
harapan 14.02.11 11/15/2020 indragiri hulu sei lala
perkebunan
sei lala tukir 20
rizki
bersama 14.04.12 11/12/2020 Pelalawan kerumutan
bukit lembah subur
tino
siswanto 18 Sido
Makmur 14.02.13 Nov-20 indragiri hulu
lubuk batu jaya
Sungai
Berus hilir muhotir 13 Subur
Jaya 15.02.14 15-Nov-20 indragiri hulu
lubuk batu
jaya Tasik Juang
fajar
purwanto 25
An najlah 14.04.15 27-Nov-20 Pelalawan Kerumutan
Bukit lembah subur
M. Fahmi
Adi 15
Lumbung
Sapi 17.04.16 24-Nov-20 Pelalawan Kerumutan
Bukit lembah
subur Eri Yanto 17
129
LAMPIRAN F
Berikut merupakan data lengkap hasil perhitungan MOORA yang dibahas pad sub bab 4.2 1. Data proses bobot alternatif (rating kecocokan)