• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI GEMILANG TV DALAM KONVERGENSI MEDIA DI ERA DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INOVASI GEMILANG TV DALAM KONVERGENSI MEDIA DI ERA DIGITAL "

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI GEMILANG TV DALAM KONVERGENSI MEDIA DI ERA DIGITAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universtas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Starata Satu Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

FAJRI YUANDA NIM. 11840310106

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023

5583/KOM-D/SD-S1/2023

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK Nama : Fajri Yuanda

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Judul : Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media di Era Digital

konvergensi media ini menjadi sesuatu yang penting untuk di terapkan karena mengingat pada masyarakat yang dimana sekarang sudah banyak yang beralih kehidupannya yang serba digital ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media di Era Digital berdasarkan teori Grant dan Wilkinson.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif dengan metode fenomenologi. teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini yang di temukan peneliti dari sebuah teori konvergensi media oleh grant dan wilkinson, maka ditemukan bahwa dari 5 dimensi dari konvergensi media dari Gemilang Tv mereka mengalami 4 dimensi yaitu konvergensi teknologi, konten multimedia , kolaborasi dan koordinasi. Dan Gemilang Tv ini tidak ada nya konvergensi kepemilikan atau tidak mengalami konvergensi kepemilikan ini karena Gemilang Tv ini berdiri sendiri akan tetapi di bawah pemerintah Inhil yang di Kelola langsung dari Diskominfo Inhil.

Kata Kunci :Inovasi, Konvergensi Media, Gemilang Tv, Platform digital

(7)

ii ABSTRACT Name :Fajri Yuanda

Department :Communication Studies

Title : Innovation Gemilang Tv in Media Convergence in the Digital Era

This media convergence is something that is important to implement because it remembers the society where now many have switched to an all- digital life. This study aims to find out how the innovation of Gemilang TV is in media convergence in the digital era based on Grant and Wilkinson's theory. This research method uses a qualitative approach using a descriptive analysis type of research with phenomenological methods. data collection techniques in this study using interview techniques, observation and documentation. In this study, researchers found a theory of media convergence by Grant and Wilkinson. It was found that from the 5 dimensions of media convergence from Gemilang TV, they experienced 4 dimensions, namely technological convergence, multimedia content, collaboration and coordination.

Keywords :Innovation, Media Convergence, Gemilang Tv, Digital Platform

(8)

iii

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kesehatan selama penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Inovasi Gemilang TV Dalam Konvergensi Media di Era Digital”. Sholawat beserta salam tak lupa penulis juga sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Semoga kita semua mendapatkan syafa‟atnya di akhir kelak.

Pada penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada prodi Ilmu Komunikasi (S.I.Kom), pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pada penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyaknya kekurangan maupun dari segi materi hingga dalam teknis pada penulisannya pada skripsi. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan pada karya ilmiah ini.

Pada penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. maka dari itu pada kesempatan ini dengan tulus penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Ibu Dr. Hj. Helmiati Selaku Wakil Rektor I, Bapak Dr. H. Mas„ud Zein, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Edi Erwan, S.Pt. M.Sc., Ph.D, selaku Wakil Rektor III, serta seluruh jajaran civitas akademik UIN SUSKA Riau.

2. Bapak Dr. Imron Rosidi, S.Pd., M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Wakil Dekan I Dr. Masduki, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. Toni Hartono, M.Si., dan Wakil Dekan III Dr. H. Arwan, M.Ag.

(9)

iv

3. Bapak Dr. Muhammad Badri, SP.,M.Si selaku Ketua Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan Bapak Artis S.Ag., M.I.Kom selaku Sekretaris Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Sudianto. S,Sos.,M.I.Kom selaku Penasehat Akademik penulis yang selalu memberikan nasehat-nasehat bagi penulis selama perkuliahan dari awal hingga akhir

5. Ibu Tika Mutia, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing penulis, Terimakasih sudah membimbing penulisan skripsi ini dengan sabar dan selalu memberikan arahan, dan bantuan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini. Dan Ucapan syukur kepada Allah SWT sudah yang sudah mempertemukan penulis dengan beliau. Semoga ibu selalu di beri kesehatan dan segala urusannya di permudah.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terutama pada dosen- dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang tidak dapat penulis sebut kan satu persatu, terima kasih atas ilmu yang sangat bermanfaat selama perkuliahan semoga pahala jariyah senantiasa mengalir pada Bapak dan Ibu.

7. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya dan yang sangat spesial Kepada kedua orang tua penulis yang tersayang, Ayahanda Anwar dan Ibunda Yusnelly, dan kedua abang kandung penulis Catra Hidayat dan Andre Khudri. Keluarga adalah tempat untuk pulang ketika ada masalah terimakasih sudah memberikan dukungan, semangat dan doa hingga menjadi sebuah energi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat seperjuangan penulis dari maba hingga sampai saat ini yang sudah dianggap saudara di Wirawan Family yaitu Meisya Humairoh,Rahma Sri Sartika, Rabiatul Adawiyah, Khoirotun Nisa„, Hawa Milenia Maghfirah, Ulima Sri Amelia, Fitri Annisa, Haviza Aini,Riski Ramadani, Wira Duri Sera, Rizaldi Fathurrahman Harizma, Alfauzan Surya Andika yang selalu memberikan dukungan, dan menjadi tempat cerita ketika dalam masalah selama perkuliahan ini.

9. Teman dekat penulis sejak dari kecil dan SMA yaitu Fathur Attariq Alfath, Deni Dwi Nanda Putra, Tri Handoko, Zhofra Zhofira, Exel Sanjaya, Tony Gunawan selalu membantu penulis untuk menemani dalam penyelesaian skripsi ini saat susah dan saat ketika kebingunan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan di kelas Broadcasting A, yang selalu mendukung penulis yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

11. Keluarga besar Gemilang Tv Tembilahan Kota, tempat penulis mendapatkan banyak ilmu di dalam dunia broadcasting terutama pada

(10)

v

Wassalamua’laikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Pekanbaru, 12 Desember 2022 Penulis

Fajri Yuanda NIM 11840310106

(11)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Penegasan Istilah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

1.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Kajian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 14

1. Komunikasi Inovasi ... 14

2. Konvergensi Media ... 14

3. Era Digitalisasi Televisi ... 21

2.3. Konsep Operasional... 22

2.4. Kerangka Pemikiran ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1. Desain Penelitian ... 24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

1. Lokasi ... 24

2. Waktu Penelitian ... 24

(12)

vii

1. Wawancara ... 26

2. Observasi ... 26

3. Dokumentasi ... 26

3.5. Validitas Data ... 26

3.6. Teknik Analisi Data ... 27

1. Reduksi Data ... 27

2. Penyajian data ... 28

3. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 29

4.1. Sejarah Gemilang TV ... 29

4.2. Slogan, Visi dan Misi Gemilang TV ... 31

4.3. Logo Gemilang TV... 32

4.4. Program Acara Gemilang TV ... 32

4.5. Struktur Gemilang TV ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1. Hasil Penelitian ... 37

5.2. Pembahasan ... 52

BAB VI PENUTUP ... 63

6.1. Kesimpulan ... 63

6.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 70

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ... 23

Gambar 4. 1 Kantor Gemilang Tv... 29

Gambar 4. 2 Halaman Depan Kantor Gemilang Tv Tembilahan... 30

Gambar 4. 3 Studio Gemilang Tv Tembilahan ... 31

Gambar 4. 4 Logo Gemilang Tv ... 32

Gambar 4. 5 Struktur Gemilang Tv... 36

Gambar 5. 1 YouTube Gemilang Tv Tembilahan ... 41

Gambar 5. 2 Facebook Gemilang TV Tembilahan ... 42

Gambar 5. 3 Konten-Konten YouTube Gemilang TV ... 54

Gambar 5. 4 Konten-Konten Facebook Gemilang Tv ... 55

Gambar 5. 5 Hasil Temuan Peneliti Dari Teori Konvergensi Media ... 60

(14)

ix

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Transkip Hasil Wawancara Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan komunikasi pada saat ini sangat berkembang, terlebih pada perkembangan media komunikasi massa, dikarenakan media komunikasi saat ini sudah bisa di lakukan oleh siapapun untuk berkomunikasi, dikarenakan perkembangan media komunikasi yang modern ini berdampak pada masyarakat sekarang. terlebih pada perkembangan pada media seperti televisi dan radio merupakan salah satu tempat untuk berkomunikasi dengan masyarakat untuk saling bertukar informasi, radio dan televisi ini salah satu media penyiaran pada komunikasi massa yang memungkin menjangkau audiensnya pada jumlah termasuk luas sehingga membuat siapapun bisa untuk mendengarnya dan melihat. Dan pada perkembangan di era digital ini menimbulkan berbagai inovasi-inovasi mulai dari telekomunikasi juga semakin banyak terutama pada akses jaringan internet.1

Televisi salah satu media mainstream yang dimana melakukan perubahan dan inovasi dari masa ke masa dalam penyiarannya, termasuk teknologi melalui jaringan internet. Penyebab perkembangan televisi dari masa ke masa ini di sebabkan oleh adanya media baru ( new media ) yang dimana menjadi suatu yang diminati khalayak dan banyaknya bermunculan di new media.Pada perkembangan new media ini,media sosial seperti youtube,instagram,twitter menjadi beberapa pilihan yang bisa digunakan pada saat ini, salah satu contoh nya di media sosial melakukan berbasis video streaming, yang dimana menjadi salah satu pilihan pada stasiun televisi seperti: stasiun tv nasional,swasta dan lokal daerah yang ada di Indonesia. Hal ini menjadi suatu pemanfaatan untuk memperluas jangkauan siaran dalam bentuk mendidik, hiburan maupun memberikan informasi.2

Televisi jika dilihat dari perkembangannya telah menjadi kebutuhan pokok manusia. Berdasarkan realita yang ada hampir setiap keluarga memiliki televisi di rumah. Televisi juga menjadi media massa yang paling populer karena televisi memadukan unsur audio dan visual yang membuat pesan

1 Dwi Kartikawati, “Implementasi Difusi Inovasi pada Kemampuan Media Baru dalam Membentuk Budaya Populer (Kajian pada Media Youtube di Kalangan Remaja),” Ekspresi Dan Persepsi :Jurnal Ilmu Komunikasi,no.01(8Januari2019), https://doi.org/10.33822/jep.v1i01.447.

2 Rizky Yudihastira Dan Tika Mutia, “Penerapan Media Streaming Youtube Oleh Gemilang Tv Sebayudihastira Dan Mutia.Gai Wadah Informasi Di Indragiri Hilir,” Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi (Jrmdk) 2, No. 4 (2020): 191.

(17)

2

dalam televisi lebih mudah dipahami oleh pemirsa atau dapat disebut sebagai komunikan.3

Televisi sekarang sudah menjadi suatu media yang di minati banyak orang,di karenakan televisi menyampain suatu informasi atau pesan melalui visual gambar dan suara, hal ini menjadi membuat masyarakat tertarik untuk melihat nya dan juga penyampaian pesan tersebut termasuk penyampaian pesan yang cepat karena penyampaian informasi tidak perlu menemui masyarakat terlebih dahulu akan tetapi melalui visual gambar dan audio, dan penyampaian pesan televisi ini menjadi populer di kalangan masyarakat.

Media penyiaran televisi ini juga berkomunikasi seolah komunikan dan komunikator saling berkomunikasi dalam bentuk jangkauan yang melihat dan mendengar luas, hal ini menjadi televisi menjadi keunggulan atau sanagat di minati masyarakat banyak untuk dimiliki.

Teknologi digital pada saat ini menggantikan analog dan media massa berubah ke digital. Revolusi digital ini merupakan terjadinya konvergensi antara komputer,konten dan komunikasi. Konvergasi ini di sebabkan oleh internet dan jaringan dunia. Hal ini di karenakan memungkinkan komputer satu dan lainnya dapat berkomunikasi secara global. Dengan munculnya World Wide Web yang dimana mengubah dunia ke era internet.4

Henry Jenkins mengartikan konvergensi sebagai proses penyatuan- penyatuan yang dimana dilakukan secara terus-menerus terjadi di antara berbagai bagian media seperti pada di teknologi,industri,konten dan khalayak.

Konvergensi media juga dapat di artikan sebagai pertukaran media di antara semua media yang berbeda karakteristik dan platform.5

Konvergensi media juga tidak hanya berpengaruh pada perubahan proses jurnalistik, tetapi juga menyangkut ke berbagai pada aspek kehidupan. Dan juga berdampak pada konsumsi media masyarakat, persepsi publik, penyebaran informasi dan literasi media. Pada dasarnya konvergensi media juga bakal menghadirkan konstruksi sosial media baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.6

3 Pingkan Earliana Sari Dkk.,“Strategi Program Acara Hitam Putih Dalam Mempertahankan Eksistensi Program Di Stasiun Televisi Trans7,” E-Proceeding Of Management 6, No. 1 (April 2019): 1860.

4 Rizki Hidayat, “Analisis Manajemen Penyiaran Di Era Teknologi Informasi (Konvergensi Media),” Konvergensi 01, No. 01 (2015): 15.

5 Dudi Iskandar,Konvergensi Media Perbaruan Ideologi,Politik, Dan Jurnalisme (Yogyakarta: Andi (Anggota Ikapi), 2018).

6 Ibid 4

(18)

Media penyiaran merupakan organisasi menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang memengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, seperti politik atau ekonomi, media massa khususnya media penyiaran merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakat yang lebih luas.7

Media Penyiaran di televisi ternasuk pada program berita-berita di televisi pada umumnya menyampaikan pesan tentang suatu topik yang sedang terbaru atau pun opini. Pada stasiun televisi biasanya membuat program berita untuk mudah di sampaikan oleh orang banyak terkait suatu informasi terbaru dan juga pada program berita juga di siarkan setiap hari dengan menggunakan jadwal pada waktu tertentu yang sudah di buat oleh team dari stasiun televisi tersebut. Media televisi ini menjadi suatu informasi yang menghasilkan efek yang termasuk lumayan besar pada masyarakat.

Dalam industri televisi, stasiun televisi nasional/Jakarta maupun lokal berjuang menghadapi pasar dan konsumen. Untuk mempertahankan eksistensinya stasiun televisi melakukan penguatan sumber daya. Penguatan dilakukan untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam memperebutkan jumlah penonton dan iklan.8 Salah satu televisi lokal yang berada di Riau, Tembilahan yaitu Sri Gemilang Televisi atau bisa di sebut juga Gemilang Televisi adalah sebuah stasiun televisi di Riau yang terletak di Kabupaten Indragiri Hilir. Nama stasiun ini awalnya dari nama SGTV sekarang sudah berubah menjadi GGTV.

Gemilang Tv atau di singkat dengan nama GGTV ialah sebuah salah satu televisi lokal yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau yang dimana Gemilang Tv ini di kelola oleh Diskominfo Inhil. Perubahan Konvergensi media ini terjadi pada Gemilang Tv ini yang dimana dia menggunakan Youtube sebagai tempat penyiaran stasiun Tv dan informasi yang di sebarluaskan pada konten di Youtube tersebut news atau berita.

Gemilang Tv ini aktif dalam mengunggah video-video terbaru terutama pada seputar kabar Indragiri Hilir dan video lainnya bersifat informatif, edukatif dan menghibur. Pada Gemilang Tv ini video news atau berita adalah menjadi sebuah program unggulan pada stasiun Gemilang Tv ini.9 Pada Gemilang Tv ini awal munculnya pada tahun 2002 dan pada tahun 2012 Gemilang Tv vakum dari dunia pertelevisian sampai waktu yang tidak ditentukan, pada

7 Morrisan,M.A, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi (Jakarta: Media Grafik77, 2008).

8 Nunik Hariyani, “Televisi Lokal Dalam Perencanaan Strategi Kreatif Program Berbasis

„Lokalitas‟ Sebagai Wujud Eksistensi Media” 14, No. 2 (September 2013): 23.

9 Yudihastira Dan Mutia, “Penerapan Media Streaming Youtube Oleh Gemilang Tv Sebagai Wadah Informasi Di Indragiri Hilir.”

(19)

4

tahun 2017 Gemilang Tv memulai kembali untuk aktif di dunia pertelevisian, pada tahun 2017 masih dalam proses untuk bangkit ke dunia pertelevisian dan resminya Gemilang Tv berjalan kembali pada awal tahun 2018 dan di saat itu Gemilang Tv mulai beralih ke digital dalam Konvergensi media hingga sampai saat ini.

Dalam industri televisi lokal ini pada umumnya ialah sebuah penyampaian informasi-informasi yang di sampaikan lebih mencakup berita tentang budaya lokal di kabupaten sendiri atau tempat pada stasiuin televisi lokal itu berada.

Akan tetapi program-program yang di sajikan pasti tidak hanya berita budaya lokal saja di televisi lokal, penyampaian informasi juga bisa berupa berita politik, terkini, atau pun yang lainnya.

Dalam Pembuatan suatu video atau pengambilan gambar di televisi pasti akan melalui beberapa tahap sebelum berita itu terbuat, tahap-tahap yang biasa di lakukan pembuatan video ialah pra produksi, produksi dan paska produksi. Tahap-tahap ini mempunyai tujuan yang sama akan tetapi berbeda dalam proses pembuatannya. Dan setelah semua tahap ini telah dilakukan maka masyarakat bisa untuk melihat atau mendengar hasil dari berita tersebut.

Televisi lokal tidak hanya bersaing pada televisi nasional,akan tetapi televisi juga bersaing pada sesama televisi lokal yang pada di daerah nya seperti di Riau, dan juga bersaing pada televisi digital maupun di media online dan media penyiaran streaming pada sebuah internet.10

Berdasarkan pada permasalahan di atas membuuat peniliti tertarik untuk membahas Bagaimana Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media Di Era Digital. Pada penelitian ini peneliti memilih Gemilang Tv yang terletak di kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Riau sebagai subjek penelitian nantinya, dikarenakan Gemilang Tv berdasarkan pengamatan peneliti, Gemilang Tv selama ini sudah menjalankan program-programnnya yang cukup menjadi sebuah televisi lokal yang berada di kota Tembilahan.

Pada latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Bagaimana Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media Di Era Digital.

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti ingin membahas judul penelitian yang berjudul “Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media Di Era Digital”.

1.2. Penegasan Istilah

10 Novia Azalea Wahyuni, “Strategi Sriwijaya Mempertahankan Eksistensinya Sebagai Televisi Lokal,” Skripsi, 2018, 5.

(20)

Untuk dapat memahami pembahasan apa saja pada penelitian ini maka peneliti perlu menjelaskan beberapa penjelasan pelaksanaan penelitian. Ada pun penegasan istilah yang dijabarkan peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Inovasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan barang,jasa atau pun ide yang dirasakan baru oleh seseorang, akan tetapi meskipun ide itu terlihat lama bisa dikatakan sesuatu inovasi bagi seseorang yang baru melihat atau merasakannya.11

2. Konvergensi Media menurut Jhon V Pavlik adalah bersatunya semua bentuk komunikasi media ke sebuah bentuk elektronik, digital yang di gerakkan oleh komputer dan berfungsi sebagai teknologi jaringan.12

3. Gemilang Tv adalah sebuah stasiun televisi di Riau yang terletak di Kabupaten Indragiri Hilir. Nama stasiun ini awalnya dari nama SGTV sekarang sudah berubah menjadi GGTV.

4. Era Digital Televisi yaitu suatau perkembangan pada teknologi yang di ikuti dengan terjadinya perubahan pada sistem penyiaran analog ke sistem penyiaran digital. 13

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada masalah yang telah di uraikan maka penelitian ini bermaksud meneliti inovasi pada konvergensi media oleh Gemilang Tv di era digital pada saat ini, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

“Bagaimana Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media Di Era Digital”?.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Inovasi Gemilang tv dalam konvergensi media di era digital.

1.5. Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini mengharapkan pada hasil akhir nantinya memberikan sebuah manfaat kepada para pembaca, yaitu berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

11 Ernani Hadiyati, “Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil,” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 13, no. 1 (30 September 2011): 8–16,

https://doi.org/10.9744/jmk.13.1.8-16.

12 Haryati, “Ekologi Media Di Era Konvergensi,” Observasi 10, No. 2 (2012): 148.

13 Noneng Sumiaty Hj. Neti Sumiati Hasandinata, “Persiapan Bandung Tv Dalam Siaran Digital,” Observasi 11, No. 1 (2013): 76.

(21)

6

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sebuah pengetahuan di bidang komunikasi tentang bagaimana suatu konvergensi media oleh Gemilang tv di era digital.

b. Memberikan Sebuah informasi kepada penelitian yang membaca dan yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar studi S1 jurusan Ilmu Komunikasi di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau

b. Memberikan gambaran kepada semua pihak yang memerlukan, terutama pada dunia broadcasting atau penyiaran.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini yang berisikan tentang mengenai latar belakang masalah, penegasan istilah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini yang berisikan penguraian tentang pengertian konvergensi media dan era digiralisasi televisi

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada dalam bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Pada bab ini menjelaskan tentang bagaimana konvergensi media oleh Gemilang tv di era digital.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(22)

Pada bab ini menjelaskan tentan hasil penelitian dan pembahasan

BAB VI : PENUTUP

Pada Bab ini menjelaskan dari kesimpulan dan saran yang bermanfaat dari hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS

(23)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu digunakan sebagai memberikan sebuah perbandingan bagi peneliti dan serta gambaran. Dan kajian terdahulu ini juga di gunakan untuk menghindari dari adanya kesamaan pada penelitian sebelumnya.

Berikut adalah beberapa hasil kajian terdahulu:

1. Penelitian oleh Lani Diana (2017)14

Penelitian oleh Lani Diana (2017) mengkaji tentang De- convergence Newsroom Media di Indonesia Studi Kasus terhadap Tempo Inti Media. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan jenis dan sifat kualitatif deskriptif. Penelitian menggunakan paradigma konstruktivis di mana peneliti berusaha menilik konstruksi sosial yang diciptakan kelompok sosial atas teknologi, Teori dan konsep penelitian fokus pada Social Construction of Technology (SCOT) dan deconvergence dengan pengumpulan data berupa wawancara. Penelitian dilakukan dari Maret-Juli 2017, Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Tempo tidak lagi menerapkan konvergensi integrated newsroom (newsroom 3.0). Alasannya karena terdapat definisi ulang konsep konvergensi, resistensi kultur, dan bertambahnya beban kerja wartawan yang disertai dengan penurunan kualitas konten. Penurunan kualitas konten pun berdampak pada berkurangnya sirkulasi media cetak.

2. Penelitian oleh Annissa Derviana dan Rana Akbari Fitriawan (2019)15

Penelitian oleh Annissa Derviana dan Rana Akbari Fitriawan (2019) Mengkaji tentang Konvergensi Pada Media Massa (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konvergensi Media di Republika).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan paradigma konstruktivis, denganjenis penelitian deskriptif-kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, Republika melakukan konvergensi karena terjadinya transformasi teknologi yang mendorong media untuk masuk ke ranah digital. Ledakan transformasi digital membuat

14 Lani Diana,“De-Convergence Newsroom Media Di Indonesia Studi Kasus Terhadap Tempo Inti Media,” Jurnal Ultimacomm 9 (2017): 32.

15 Annissa Derviana Dan Rana Akbari Fitriawan, “Konvergensi Pada Media Massa (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konvergensi Media Di Republika),” Prosiding Comnews, 2019, 10.

(24)

terjadinya perubahan konsumsi informasi di masyarakat, sebagai media yang ingin terus menjaga eksistensinya Republika membaca perubahan tersebut, di mana masyarakat saat ini menginginkan informasi yang serba cepat. Tuntutan industrimembuat Republika tidak hanya menjadikan tulisan sebagai konten unggulan, Republika juga harus mendistribusikan informasi ke dalam berbagai format.

3. Penelitian oleh Aat Ruchiat Nugraha , Susie Perbawasari dan Feliza Zubair (2020)16

Penelitian oleh Aat Ruchiat Nugraha , Susie Perbawasari dan Feliza Zubair (2020) mengkaji tentang Pemanfaatan Pemberitaan Di Media Televisi Dalam Promosi Potensi Objek Wisata Di Era Konvergensi Media. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi deskriptif, yang di mana peneliti memaparkan faktafakta yang terjadi untuk kemudian dilakukan pengkajian dan pembahasan berdasarkan pendekatan konsep pemberitaan, promosi pariwisata dan teori Agenda Setting sebagai pedoman analisis fenomena yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berita tentang Geo Culture Trek dapat menjadi sarana mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk berkunjung ke lokasi yang dijadikan objek pemberitaan. Simpulan penelitian ini adalah pemberitaan wahana objek wisata baru Geo Culture Trek yang tayang di televisi telah memberikan penambahan pengetahuan dan sumber referensi masyarakat untuk berwisata.

4. Penelitian oleh Miftahul Adib, Togi Prima Hasiholan, Meylda Adheista, Muhammad Iqbal (2020)17

Penelitian oleh Miftahul Adib, Togi Prima Hasiholan, Meylda Adheista, Muhammad Iqbal (2020) mengkaji tentang Konvergensi Media Industri Televisi Indonesia Pada Program Acara Indonesian Idol X. Pada penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, yang dimana studi kasus merupakan inquiry empiris yang digunakan

16 Aat Ruchiat Nugraha, Susie Perbawasari, Dan Feliza Zubair, “Pemanfaatan Pemberitaan Di Media Televisi Dalam Promosi Potensi Objek Wisata Di Era Konvergensi Media,” Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik 24, No. 2 (2 Desember 2020), Https://Doi.Org/10.33299/Jpkop.24.2.2146.

17 Miftahul Adib Dkk., “Konvergensi Media Industri Televisi Indonesia Pada Program Acara Indonesian Idol X,” Dialektika Komunika: Jurnal Kajian Komunikasi Dan Pembangunan Daerah 8, No. 1 (30 April 2020): 1–11, Https://Doi.Org/10.33592/Dk.V8i1.551.

(25)

10

untuk mendalami suatu kasus yang menjadi fenomena dalam konteks kehidupan nyata, ketika batas antara fenomena dan konteks tak tampak secara tegas. Pada penelitian ini digunakan studi kasus model desain kasus tunggal desain penelitian ini menyajikan uji kritis suatu teori yang signifikan, dan memiliki tiga rasional untuk sebuah keadaan. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumen dan dilakukan analisis pada data-data yang telah terkumpul. Peneliti menemukan beberapa temuan mengenai bagaimana konvergensi media di RCTI pada program acara Indonesian Idol X. Pada proses konvergensi media yang ada di program acara Indonesian Idol X terpapar di proses produksi, distribusi konten sampai dengan proses promosi program.

5. Penelitian oleh Erwin Mulyadi (2019)18

Penelitian oleh Erwin Mulyadi (2019) mengkaji tentang Industri Media Televisi di Tengah Era Digitalisasi dan Konvergensi Media Baru. Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang tidak bertujuan untuk menguji kaitan, hubungan maupun pengaruh antar variabel penelitian.

Dinamika perkembangan digitalisasi dan konvergensi televisi dengan media baru di era internet masih sangat menarik untuk diteliti. Kompleksitas ruang lingkup kajian, beragamnya karakteristik pengguna dan berlimpahnya informasi yang ada membuat kajian ini masih jauh untuk mencari sebuah kesimpulan.

Pola komunikasi interpersonal hingga komunikasi massa yang sudah rumit kini menjadi semakin rumit dalam konteks digital yang dimediasi oleh internet. Pada akhirnya, perubahan teknologi dan peningkatan penggunaan internet tidak serta merta membuat

„televisi‟ sebagai sebuah konsep (bukan perangkat) sedang sekarat, namun sebaliknya justru televisi sedang mengalami revolusi akibat budaya digital yang dikaitkan dengan percepatan perubahan sosial masyarakat, menyebabkan sejumlah transformasi teknologi dan sosial di masa kini dan masa mendatang yang tidak bisa dihindari 6. Penelitian oleh Choky Rais Bawapratama (2010)19

Penelitian oleh Choky Rais Bawapratama (2010) mengkaji tentang Konvergensi Media dan Perubahan Manajemen SDM

18 Erwin Mulyadi, “Industri Media Televisi Di Tengah Era Digitalisasi Dan Konvergensi Media Baru,” Jurnal Visioner 04, No. 1 (2019): 10.

19 Choky Rais Bawapratama, “Konvergensi Media Dan Perubahan Manajemen Sdm Media,” Jurnal Komunikasi 5, No. 1 (2010): 7–22.

(26)

Media. Penelitian ini dilatar belakangi oleh perbedaan karakteristik baik dalam penulisan, pola kerja, dan budaya organisasi seiring dengan meningkatnya format media. Ini yang paling berpengaruh bagi staf redaksi media. Studi ini merumuskan masalah dalam dua cara. Pertama, bagaimana kebijakan konvergensi media membawa perubahan pada pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) seksi di Harian Solopos. Kedua, bagaimana Staf Redaksi Sumber Daya Manusia Harian Solopos beradaptasi dengan perubahan pengelolaan SDM yang terjadi akibat konvergensi media.

7. Penelitian oleh Syamsul Arif Billah (2019)20

Penelitian oleh Syamsul Arif Billah (2019) mengkaji tentang Kesiapan Indosiar Dalam Menghadapi Era Multiplatform &

Konvergensi Media. Kemunculan jenis media yang baru, akan selalu muncul perdebatan tentang apakah media yang lama akan kehilanagn pasar dan kemampuan dalam menyampaikan konten kepada khalayak. Tidak dapat dihindari bahwasannya era disrupsi digital kini tengah menimpa hampir seluruh dunia industri. Begitu pula industri media menjadi salah satu industri yang dianggap paling merasakan dampak era digital ini. Indosiar selaku stasiun televisi yang sudah bermain lama di industri media perlu berbenah diri untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di era digital ini. Jangan sampai berleha-leha tidak mau mengikuti perkembangan zaman, sebab pesaing-pesaing di era disrupsi ini merupakan pesaingpesaing yang tidak terlihat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan indosiar dalam menghadapi konvergensi media dan era multiplatform.

8. Penelitian oleh Dian Muhtadiah Hamna (2018)21

Penelitian oleh Dian Muhtadiah Hamna (2018) mengkaji tentang Konvergensi Media Terhadap Kinerja Jurnalis (Studi Kasus: Fajar Tv Dan Fajar Fm). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konvergensi media antara Fajar TV dan Fajar FM di Makassar dalam meningkatkan kinerja jurnalis yang terlibat di dalamnya, menggali keterampilan apa saja yang kebutuhan jurnalis

20 Syamsul Arif Billah, “Kesiapan Indosiar Dalam Menghadapi Era Multiplatform &

Konvergensi Media,” Jika 2, No. 2 (2019): 12.

21 Dian Muhtadiah Hamna, “Konvergensi Media Terhadap Kinerja Jurnalis (Studi Kasus:

Fajar Tv Dan Fajar Fm),” Jurnal Tabligh 19, No. 1 (22 Juni 2018): 58–83, Https://Doi.Org/10.24252/Jdt.V19i1.5911.

(27)

12

dalam menghadapi konvergensi media dan bagaimana mempengaruhi level jurnalis kesejahteraan dengan menggarap media yang menerapkan konvergensi media. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai wartawan Fajar TV dan Fajar FM, bendahara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar dan pemirsa Fajar TV dan Fajar FM. NS Informan dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Hal ini dilakukan karena informan dianggap tahu apa yang diharapkan dari penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, in-depth wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi konvergensi media antara dua media Fajar TV dan Fajar FM platform.

Konvergensi mempengaruhi kinerja jurnalis yang bekerja ganda untuk memenuhi kebutuhan perusahaan media. Konvergensi ini juga menyebabkan wartawan mau tidak mau dituntut untuk meningkatkan keterampilan mereka untuk memenuhi kebutuhan media platform Sumber Daya Manusia (SDM). Media konvergensi juga menjadi kebutuhan media untuk bertahan dan berkembang di tengah media digital kompetisi.

9. Penelitian oleh Sri Sediyaningsih (2018)22

Penelitian oleh Sri Sediyaningsih (2018) mengkaji tentang Konvergensi Media Di Era Digital (Eksploitasi Media Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar Di Era Digital. Pada penelitian ini Terbitnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional selanjutnya memperkuat keberadaan Sistem Pendidikan Jarak Jauh yang diatur lebih lanjut melalui Permendikbud No. 24 Tahun 2012 dan Permendikbud No. Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013. Penerbitan kedua peraturan tersebut juga memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi negeri dan swasta untuk menyelenggarakan platform pendidikan tinggi jarak jauh, sehingga universitas di Indonesia memiliki banyak peluang untuk menyediakan layanan belajar mereka melalui pembelajaran jarak jauh. Disertai dengan teknologi kemajuan, proses pembelajaran jarak jauh mendapat kesempatan untuk bertemu masyarakat harapan untuk mencapai

22 Sri Sediyaningsih, “Konvergensi Media Di Era Digital (Eksploitasi Media Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar Di Era Digital),” Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh 19, No. 1 (29 Maret 2018): 52–57, Https://Doi.Org/10.33830/Ptjj.V19i1.317.2018.

(28)

pendidikan tinggi. Diperlukan manajemen yang serius dalam mengelola proses belajar mengajar di pendidikan jarak jauh. Setiap media memilikinya sendiri karakteristik dan kemampuan dalam menjangkau khalayaknya. Oleh karena itu, perlu untuk mengamati media apa yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar.

Untuk menjawab masalah ini, melalui metode etnometodologi berdasarkan pemikiran konstruktivis, dan berdasarkan teori difusi- inovasi, media komunikasi interpersonal, dan dekontekstualisasi pesan, hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang bagaimana pemilihan media dan pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar jarak jauh metode pendidikan.

10. Penelitian oleh Muhammad Zamroni (2021)23

Penelitian oleh Muhammad Zamroni (2021) mengkaji tentang Dampak Konvergensi Media Terhadap Pola Menonton Televisi Indonesia di Era Digital. Era digital hadir ditandai dengan munculnya teknologi komputer beserta teknologi lainnya yang mendukung akses informasi secara elektronik. Berbagai media digital yang saling terhubung satu sama lain membentuk sebuah media baru yang lebih kompatibel, mudah dan cepat diakses, yang kemudian disebut dengan konvergensi media. Dalam perkembangannya, hal tersebut mendorong berbagai macam perubahan pada media massa tentang bagaimana informasi disajikan kepada khalayak. Dalam hal ini tak terkecuali media televisi, yang telah mengalami beberapa perubahan diakibatkan oleh konvergensi media. YouTube merupakan platform yang dianggap menjadi salah satu bentuk konvergensi media paling kompatibel dengan karakter televisi. Penelitian ini fokus pada bagaimana khalayak atau penonton televisi menikmati program acara televisi Indonesia pada platform YouTube, yang dianalisis dari jumlah penonton untuk melihat adanya pola menonton serta mengukur dampak konvergensi media pada televisi. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran terkini tentang bagaimana pola masyarakat Indonesia dalam menonton televisi serta langkah apa saja yang telah dilakukan stasiun televisi dalam menghadapi dampak tersebut.

23 Muhammad Zamroni,“Dampak Konvergensi Media Terhadap Pola Menonton Televisi Indonesia di Era Digital,”Jurnal Kajian Media 5, no. 1 (29 Maret 2021), https://doi.org/10.25139/jkm.v5i1.3637.

(29)

14

2.2. Landasan Teori

1. Komunikasi Inovasi

Komunikasi inovasi adalah sebuah cara untuk menyampaikan penemuan sebuah gagasan baru untuk masyarakat agar terjadi sebuah perubahan sosial. Rogers mengartikan difusi adalah proses suatu inovasi yang dimana dikomunikasikan menggunakan saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di atara para anggota sistem sosial.24

Karakteristik pada inovasi ini adalah sifat dari difusi inovasi, karakteristik inovasi ini adalah sebagai salah satu untuk menentukan kecepatan suatu proses inovasi. Rogers mengatakan ada 5 karakteristik pada inovasi ini yaitu relative advantage (keuntungan relatif), compatibility atau kompatibilitas (keserasian), complexity atau kompleksitas (kerumitan), triability atau triabilitas (dapat diuji coba) dan observability (dapat diobservasi). Relative Advantage (keuntungan relatif) adalah tingkat kelebihan suatuinovasi.25

Pada Pendekatan komunikasi inovasi ini adalah sebuah sesutau hal yang menarik dilakukan karena pada proses masuknya ide-ide baru kedalam sebuah tatanan sosial masyarakat sebagai sebuah proses dari komunikasi. Gagasan baru ini dikomunikasikan lagi kepada masyarakat melalui berbagai cara yang dilakukan yang semakin lama semakin mendalam sehingga masyarakat lebih dapat untuk memahaminya pada berbagai tingkatan. Mungkin ada yang langsung menerima dengan cepat adapun yang menerima namun lambat, bahkan ada juga yang tetap menolak. 26

2. Konvergensi Media

a. Konsep Konvergensi Media

Dalam perkembangan sebuah televisi dengan timbulnya sebuah internet menumbuhkan kolaborasi diantara keduanya, atau biasa di sebut dengan konvergensi. Konvergensi ini sebagai proses perusahaan media yang sebelumnya terspesialisasi dalam satu platfrom seperti cetak,radio,televisi sekarang membentuk lebih

24 Leonard Dharmawan, Adi Firmansyah, dan Tri Susanto,“Komunikasi Inovasi Dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan Komunitas Petani Untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Di Era Digital,”Jurnal Komunikasi Pembangunan 17, no. 1 (2 Februari 2019): 55–68, https://doi.org/10.29244/jurnalkmp.17.1.55-68.

25 Ibid 58

26 Muhammad Badri,“Komunikasi Inovasi dalam Adaptasi Kebiasaan Baru: Studi Deskriptif pada Pelaku Usaha di Provinsi Riau,” Jurnal Komunikasi Pembangunan 20, no. 01 (19 Januari 2022): 1–13, https://doi.org/10.46937/20202238001.

(30)

besar menjadi multiplatform konglomerat media. Yang dimana konvergensi teknologi platform terjadi karena digitalisasi konten media mempengaruhi media lama dan baru bertabrakan.27

Konvergensi Media ini memberikan peluang kepada khalayak yang dimana untuk berinteraksi dengan media masaa dan bahkan untuk mengisi konten media massa. Khalayak sekarang dapat mengontrol kapan, dimana, dan bagaimana mereka mengakses informasi dalam berbagai jenisnya. Pada tayangan levisi tidak selalu di akses di depan layar televisi konvensional akan tetapi dapat diakses pada sumber dimana saja kapan saja dengan berbagai platform ini.28

Henry Jenkins mengartikan konvergensi media ini pada tahun 2006, pada konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat. Konvergensi media membutuhkan perubahan hubungan antara semua pemangku kepentingan dalam sektor media: industri, teknologi, audiens, dan pasar. Dengan kata lain, konvergensi media mengubah dua aspek utama media: (i) bagaimana media beroperasi (secara rasional), dan (ii) bagaimana konsumen media mengakses konten.29

Menurut Astrie Krisnawati mengartikan konvergensi media ini adalah integrasi berbagai layanan media melalui sistem teknologi dan yang dimana memungkinkan semakin beranekaragamnya jenis- jenis pada produk media massa ini. Media yang adaptable terhadap teknologi yang bisa bertahan pada persaingan.30

Pada industri media konvergensi ini mempengaruhi pada dua proses utama yaitu pembuatan konten dan distribusi, konten yang dimaksud meliputi pada pemilihan, pengemasan dan penyandian konten ke dalam sebuah medium, dan sedangkan disrtibusi ini meliputi pada pendistribusian konten yang dituju lalu mengurai isi sandi konten tersebut untuk di gunakan.31

27 Rizca Haqqu,“Era Baru Televisi Dalam Pandangan Konvergensi Media,” Rekam 16, No.

1 (1 April 2020): 16, Https://Doi.Org/10.24821/Rekam.V16i1.3721.

28 Ibid 18

29 Khadziq Khadziq, “Konvergensi Media Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja Dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal),” Profetik:

Jurnal Komunikasi 9, No. 1 (1 April 2016): 8, Https://Doi.Org/10.14421/Pjk.V9i1.1187.

30 Nadhira Dhiya,“Implikasi Konvergensi Media Terhadap Kompetensi Reporter Tempo.Co,”Komunika :Jurnal Ilmu Komunikasi 7, No. 1 (31 Januari 2020): 26, Https://Doi.Org/10.22236/Komunika.V7i1.5563.

31 Ibid 26

(31)

16

Pada Konvergensi media saat ini seoalah sudah menjadi budaya di terapkan hampir semua media konvensional menggunakan nya, hal ini bisa di lihat pada kemunculan-kemunculan platform online yang selalu berkembang dan timbul nya sesuatu yang baru seperti pada yang dari analog menjadi ke digital.

Disaat melalui media internet, masyarakat seakan menjadi terhubung satu dengan yang lainnya, karena internet sudah menjadi kebiasaan atau sebagai kebutuhan pada masyarakat saat ini.

Sehingga pelaku industri media memanfaatkan internet ini sebagai media pancar nirkabel yang dimana hemat biaya dan juga dapat menjangkau lebih luas bergantung pada sinyal internet yang tersedia di suatu daerah tersebut. Di media persurat kabaran atau pun media penyiaran dahulunya berupa tulisan tertuang di dalam media kertas ataupun di Tv yang kemudian berkembang yang dulu cara kita dari analog kita sekarang sudah banyak yang menggunakan era digital ini dikarenakan memberikan lebih banyak inovasi dan informasi yang akan di sajikan.32

b. Karakteristik Dimensi Dasar Konvergensi Media

Media Konvensional seperti radio, televisi dan surat kabar, konvergensi media ini menjadi sesuatu yang penting untuk di terapkan karena mengingat pada masyarakat yang dimana sekarang sudah banyak yang beralih kehidupannya yang serba digital ini.

Menurut Grant dan Wilkinson menyebutkan bahwa konvergensi media ini memiliki 5 dimensi dasar.33Dalam bukunya Understanding Media Convergence: The State Of The Field oleh Grant dan Wilkinson ini menjelaskan 5 dimensi dasar konvergensi media tersebut adalahh konvergensi teknologi, konten multimedia, kepemilikan, kolaborasi dan koordinasi. Dan Grant dan Wilkinson menyatakan bahwa inti dari sebuah konvergensi ini adalah perubahan.34

32 Muhammad Hilmy Aziz,“Konglomerasi Media Antara Konvergensi Media Dan Kebebasan Berpendapat,”Jurnal Ilmu Komunikasi 16, No. 3 (31 Januari 2020): 211, Https://Doi.Org/10.31315/Jik.V16i3.3203.

33 Widi Wahyuning Tyas,“Konvergensi Media Di Radio Gajahmada Fm Semarang,”

Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (Kimu) 2, 2019, 629.

34 E August Grant dan Jeffrey Wilkinson, Understanding Media Convergence: The State Of The Field (New York: Oxford University Press, 2009).

(32)

1. Konvergensi teknologi

Konvergensi teknologi ini salah satu penyebab utama lahirnya konvergensi media. Karena perkembangan teknologi ini memberikan ruang bagi manusia untuk melakukan inovasi baru terhadap teknologi. Maka dari itu teknologi media selalu beriringan dengan perkembangan teknologi yang selalu dinamis.

2. Konten multimedia

Konten multimedia salah satu hal utama elemen penting dalam konvergensi media ini karena media konvensional yang sebelumnya berdiri sendiri akan mencoba untuk merambah pada bentuk digital. Hal ini bertujuan agar cakupan publikasi semakin luas dan media tersebut membutukan konten berbentuk multimedia sebagai bahan publikasinya. Maka dari itu konten dalam sebuah media digital akan terlihat banyak dan bervariasi.

3. Kepemilikan

Kepemilikan media hanya pada satu orang atau dibawah satu naungan kepemilikan. Karena hal ini bisa berarti bahwa salah satu perusaah media ini dengan modal besar makan membeli media lain dan kemudian menjadi satu bagian perusahaan media dibawah naungannya.

4. Kolaborasi

Kolaborasi dalam konvergensi media ini merupakan salah satu dimensi yang fokus pada konten, karena konten dari beberapa platfrom dapat saling dibagikan ke platform media yang lain. Dan juga kolaborasi ini memungkinkan mendapatkan keuntungan, kolaborasi ini juga membantu media yang mungkin tidak bisa melakukan proses produksi untuk tetap menampilkan konten yang sama setelah proses kolaborasi terjadi.

5. Koordinasi

Koordinasi ini yaitu sebagai dalam suatu perusahaan media terjadi koordinasi antar pekerja atau koordinasi lintas divisi yang dimana saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, dan juga terlepas dari tuntutan bahwa pekerja harus memiliki kemampuan multitasking untuk mengerjakan semua hal. Namun, pada dasarnya koordinasi ini tetap di butuhkan karena masing-masing divisi

(33)

18

sebenarnya saling membutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan tidak bisa berdiri sendiri.

c. Tingkat Partisipasi Konvergensi Media

konvergensi berdasarkan tingkat partisipasinya yang lebih dikenal dengan sebutan convergence continum,Model kontinum konvergensi media ini adalah model yang dirumuskan oleh Dailey, Demo dan Spillman pada tahun 2005, yang dimana mendefinisikann tentang lima aktivitas konvergensi media berdasarkan tingkat pattisipasinya. Model ini banyak di gunakan pada terkait dengan poses konvergensi seperti pemberitaan yang di lakukan dalam organisasi ruang berita atau newsroom. Kontinum konvergensi sebuah model yang berguna sebagai instrument untuk mendefinisikan dan mengevaluasi pada tahapan proses konvergensi yang terjadi pada suatu ruang berita dan bukan untuk menilai keberhasilan suatu ruang berita.35

Pada Model ini memiliki ada lima tahap dalam proses konvergensi media sebagai berikut:

1) Cross-Promotion, yaitu kerja sama di antara dua media untuk saling memberikan ruang untuk memperkenalkan konten media satu sama lain. Antara kedua media yang bekerja sama tersebut mereka menggunakan iklan, kata-kata, dan elemen visual dengan tujuan mempromosikan konten media partner, termasuk juga menampilkan logonya.

2) Cloning, yaitu ketika konten media diperbanyak untuk dimuat di media lainnya. Artinya, satu media menampilkan konten berita dari ruang berita media lain apa adanya tanpa perubahan.

Proses cloning ini umumnya dilakukan suatu media nasional untuk memuat berita-berita internasional melalui cloning dari agen berita internasional seperti Reuters, AP, atau Bloomsberg.

3) Coopetition, yaitu tahap ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi di saat yang bersamaan. Dalam hal ini terkandung adanya pertukaran 9 pengetahuan antara kedua media berbeda yang bekerja sama, saling bekerja sama dalam produksi berita dan kegiatan promosional, tetapi produksi konten berita tetap dilakukan secara independen di ruang berita yang terpisah. Contoh

35 Aulia Dwi Nastiti, Membangun Pasar Media Lokal Melalui Konvergensi Media (Studi Pada Jaringan Koran Tribun) (Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Januari 2012).

(34)

“koopetisi‟ dalam konvergensi media biasanya dilakukan oleh media-media yang berbeda newsroom tetapi masih berada dalam satu grup media yang sama.

4) Content Sharing, yang memungkinkan kedua media yang berlainan saling berbagi konten dalam bentuk pengemasan ulang (repackaged) atau bahkan termasuk berbagi budgeting.

Konvergensi media dalam tahap ini sebagian besar dilakukan oleh media yang berada di bawah satu kepemilikan. Dalam tahap content sharing, diadakan rapat dan pertemuan rutin antara media yang bekerja sama untuk mengumpulkan tema dan isu yang akan diangkat dalam media masing-masing dan konten yang akan didistribusikan di media masing-masing.

5) Full Convergence, yaitu ketika media yang berbeda bekerja sama secara penuh, baik dalam hal pengumpulan, produksi, dan distribusi konten, dan bertujuan untuk memaksimalkan keunikan karakteristik masing-masing media untuk menyampaikan konten. Dalam tahap full convergence, media yang bekerja sama menghasilkan konten dan topik secara kolaboratif dengan memanfaatkan kekuaan platform media masing-masing. Tahap full convergence ini jarang ditemui penerapannya di berbagai grup media36

d. Konvergensi Media Sebagai Dampak Digitalisasi

Konvergensi media yang terjadi di media baru adalah internet ini semakin memudahkan media lama seperti televisi untuk menjadikan sumber data mereka. Karena dengan sumber data dari media baru bisa langsung di ketahui sumbernya dan bisa di publikasikan dengan mencantumkan sumber tersebut. Dan juga pembuatan naskah bisa di dapat melalui data yang di peroleh dari internet. Fenomena media baru ini sangat mampu mengubah pola komunikasi dari tingkat personal,kelompok dan hingga massa.37

Media massa seperti televisi menggunakan pola komunikasi one to many, yaitu berita yang menggunakan gatekeeper sebagai opion leader, dan setelah itu baru di sebarkan kepada khalayak luas. Dan pada akhirnya bisa mengikuti pola komunikasi media baru many to many, leburnya gatekeeper dalam khalayak luas.

Konsep mengenai konvergensi ini salah satu dampak dari

36 Ibid 8

37 Lisa Esti Puji Hartanti, “Kebijakan Media Televisi Di Era Media Baru,” Interact 4, No. 1 (2015): 41.

(35)

20

digitalisasi yang di perkenalkan pertama kali oleh Jenkins yang dimana menyebar dengan cepat. Adanya fenomena mengambil sumber dari media internet menjadikan khalayak pengguna media sosial seperti youtube sebagai prosumer yang artinya mereka menggunggah video (profesional) kemudia juga menontonnya di televisi (konsumen).38

Ada juga yang dimana di sebutkan konvergensi tidak hanya fokus pada teknologi. Akan tetapi ada lima proses yang dapat mengubah produksi dan konsumsi media, yaitu:

1. konvergensi ekonomi 2. konvergensi sosial 3. konvergensi teknologi 4. konvergensi budaya 5. konvergensi global39 e. New Media

Kehadiran sebuah internet ini atau biasa di sebut dengan istilah new media atau biasa di sebut juga media baru. Menurut Chun new media ini yaitu penyederhanaan istilah terhadap media di luar lima media massa konvensional, seperti televisi, majalah, koran, radio, film dan sebagainya.40 Sifat new media ini yaitu cair (fluids), konektivitas individual dan menjadi sarana untuk membagi peran kontrol dan kebebasan. New media ini merujuk pada sebuah perkembangan di teknologi digital yang terus berkembang. Teks, video, gambar ataupun grafik di ubah menjadi data-data (byte), yang dimana merujuk pada sisi teknologi multimedia yang dimana artinya semua konten bisa ada di banyak platrform, seperti cetak ataupun digital.41Menurut Mcquail pada tahun 1960-an dia menjelaskan new media ini sudah cukup terkenal sehingga new media ini sudah mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan beragam. Penyebab kemunculan media baru ini adalah teknologi digital yang semakin

38 Ibid 41

39 Rahmatul Husna Arsyah Dan Astri Indah Juwita, “Konvergensi Media Dalam Pemasaran Produk Kerajinan Masyarakat Desa Wisata Pariangan,” Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal 4, No. 1 (19 Januari 2021): 60, Https://Doi.Org/10.33330/Jurdimas.V4i1.948.

40 Dian Wardiana Nur Cholis, “Manajemen Strategi Redaksi Dan Bisnis Koran Olahraga Topskor Dalam Menghadapi Persaingan Dengan Media Online Di Era Konvergensi Media,”

Kajian Jurnalisme 1, No. 2 (2018): 128.

41 Ibid 129

(36)

berkembang.42 Menurut Mcquail karakteristik Media baru yang paling utama yaitu saling berhubungan akses terhadap khalayak individu sebagai penerima atau pun sebagai pengirim pesan, interaksinyam kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang terbuka dan sifatnya yang adai di mana-mana.43

3. Era Digitalisasi Televisi

a. Definisi Era Digitalisasi Telvisi

Pada dasar nya digital televisi ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi media massa yang dimana di awali dengan pembentukan televisi itu sendiri. Dan prinsip dari digital televisi ini adalah perubahan bentuk analog ke sistem digital di dalam perangkat televisi dan hal-hal yang mendukung pembuatan sebuah siaran televisi. Alasan yang kuat menjelaskan digital televisi ini sudah menjadi sebuah hal penting di penyiaran Indonesia dikarenakan adanya peraturan pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informatika No.22 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan televisi digital. untuk mendukung digitalisasi ini maka dibutuhkan waktu dan berbagai perangkat khusus seperti multipleks dan set top box, yang dimana multipleks ini sebuah perangkat yang mengubah sistem analog ke digital dan set top box ini sebuah perangkat yang digunakan untuk menangkap sinyal digital pesawat televisi.44

Pada perkembangan digitalisasi televisi menyebabkan siaran televisi sekarang tidak lagi hanya dapat di tonton melalui televisi kabel atau sinyal UHF, akan tetapi saat ini siaran televisi dauh dapat dinikmati dengan jaringan internet baik dalam bentuk live streaming atau bentuk pemutaran biasa dari arsip yang telah disediakan, hal ini membuat masyarakat lebih luas untuk mengakses siaran televisi tersebut. Pada awalnya siaran berlangsung di televisi ini tidak dapat dinikmati setiap orang akan tetap dengan perkembangan teknologi dan hadirnya teknologi internet ini siaran yang telah di tayangkan dapat disimpan dalam bentuk arsip video untuk dikirimkan melalui media internet melalui teknologi, hal ini membuat masyarakat mendapatkan keuntungan untuk menyaksikan kembali siaran program pada siaran televisi

42 Ibid 129

43 Ibid 129

44 Qoute Nuraini Cahyaningrum, “Keberadaan Televisi Lokal Di Era Digitalisasi,”

Observasi 11, No. 1 (2013): 49.

(37)

22

tersebut dikarenakan tidak mempunyai waktu untuk menonton, maka arsip video di media internet inilah membantu masyarakat untuk menonton ulang. 45

b. Media Sosial Sebagai Media Televisi

Dengan terus berkembangnya Media sosial dan jumlah penguunaannya ini mengakibatkan terhadap pada perkembangan di media massa termasuk pada media televisi. Pada saat ini jumlah acara televisi di perkirakan penontonnya tidak berkurang akan tetapi penontonnya tidak menonton pada waktu yang bersamaan pada kanal tersebut melalui sebuah layar TV. Akan tetapi menonton melalui sebuah jalur lain, yaitu mereka menonton melalui sebuah Youtube atau televisi yang berlangganan yang bisa memutar ulang sebuah siaran untuk di tonton di waktu yang lain sampai beberapa hari ke depan.46

Akibatnya angka pada rating penonton yang di ukur pada saat orang menonton di stasiun TV tertentu, angkanya menjadi berkuang, selain itu menonton sebuah acara TV pun sekarang dapat di akses atau dilakukan melalui sebuah smartphone secara streaming kapan saja dan dimana saja. Hal ini tentu saja mengaburkan hasil riset lembaga pembuat rating yang dimana kabarnya mengukur jumlah penonton sebuah acara melalui alat yang di pasang pada rumah responden. Karena jumlah penontonnya berkurang, maka ratingnya juga ikut turun sehingga hal ini mempengaruhi pemasang iklan yang berpatokan kepada jumlah penonton sebuah acara.47

2.3. Konsep Operasional

Pada konsep operasional ini yang dimana proses alur berpikir peneliti dalam melakukan penelitian tentang Inovasi Gemilang Tv dalam Konvergensi Media di Era Digital. Sebelum itu peneliti mengidentifikasi inovasi Gemilang Tv dengan melihat platform digital apa saja yang mereka gunakan pada konvergensi media ini dengan melihat memkai teori konvergensi media ,setelah itu peniliti ingin mengetahui bagaimana Inovasi Gemilang Tv dalam Konvergensi Media di Era Digital ini maka peneliti mengacu pada

45 Aprilina Dwi Astuti, “Penerapan Konvergensi Media Di Lpp Tvri Nasional Jakarta,”

Jurnal Ilmiah Teknik Studio 4, No. 2 (2018): 75.

46 Aceng Abdullah Dan Lilis Puspitasari, “Media Televisi Di Era Internet,” Protvf 2, No. 1 (25 Desember 2018): 107, Https://Doi.Org/10.24198/Ptvf.V2i1.19880.

47 Ibid 107

(38)

menggunnakan teori konvergensi media menurut Grant dan Wilkinson yang dimana pada dasarnya konvergensi media ini memiliki 5 dasar dimensi yaitu:

1. konvergensi teknologi 2. konten multimedia 3. kepemilikan 4. kolaborasi 5. koordinasi

2.4. Kerangka Pemikiran

(Sumber: Olahan Peneliti) Inovasi

Gemilang TV

Platform Digital

Menurut Grant dan Wilkinson konvergensi media in imemiliki 5 dimensi dasar:

Konvergensi teknologi

Konten multimedia

Kepemilikan

Kolaborasi

Koordinasi

Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media

di Era DIgital Teori

Konvergensi Media

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

(39)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan penulis adalah kualitatif ,Penelitian yang dilakukan pada judul “Inovasi Gemilang Tv Dalam Konvergensi Media Di Era digital” menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif. Sesuai pada rumusan masalah maka penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penggunaan pada fenomenologi pada penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan dan memberi secara detail tentang sebuah fenomena konvergensi media yang terjadi di Gemilang Tv ini.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori konvergensi media oleh grant dan wilkinson dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif pada hasil penelitian ini menggunakan kata-kata tertulis dan hasil pada wawancara ini di peroleh dengan beberapa informan yang sudah peneliti pilih, pada penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan tentang inovasi Gemilang Tv dalam konvergensi media di era digital.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi pada penelitian ini yaitu di Gemilang Tv yang berada di daerah Indragiri Hilir di kota Tembilahan. Pada penelitian ini peneliti akan langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang akan di kumpulkan.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang di gunakan pada penelitian adalah dalam waktu 4 bulan terhitung sejak di bulan Januari 2022, dan dimungkinkan adanya penambahan waktu pada penilitan ini.

3.3. Sumber Data Penelitian 1. Data Primer

Dalam penelitian ini, sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan dan hasil observasi. Pemilihan informan pada penelitian ini yaitu bagian dari manajemen Gemilang Tv yang berada pada top dan midle level atau informan yang memiliki pengalaman dan kewenangan terhadap objek penelitian ini.

(40)

Pada Pengumpulan data, peneliti memilih 4 informan untuk dilakukan wawancara, 4 informan tersebut terdiri dari Direktur Gemilang TV, 3 Crew yang terkait pada penelitian ini tersebut. Direktur Gemilang Tv ini memiliki kewenangan terhadap memanejemen SDM dan bertanggung jawab pada semua program dan isinya hal ini membuat peneliti memilih Direktur Gemilang Tv sebagai informan key. Dan crew adalah orang yang terlibat pada kegiatan yang ada di Gemilang Tv atau di sebut juga orang yang terlibat pada di belakang layar hal ini membuat peneliti memilik crew Gemilang Tv sebagai Informan pendukung pada penelitian ini.

Maka Peniliti akan memilih informan yang akan di wawancarai berdasarkan riset yang sudah dilakukan sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Informan Penelitian

No Nama

Informan

Informan Pekerjaan Keterangan 1 Trio Beni

Putra

Gemilang TV

Direktur/Pimpinan GGTV

Informan Key 2 Zulkifli Gemilang

TV

Pemberitaan dan Programing

GGTV

Informan Pendukung 3 Hendri

Kurniawan

Gemilang TV

Operator GGTV dan Produksi Siaran GGTV

Informan Pendukung 4 Wahyudi

Rahim

Gemilang Tv

Editor GGTV Inofrman Pendukung

2. Data Sekunder

Data sekunder di dapatkan dengan mencari data-data untuk mendukung pada penelitian ini seperti dokumen dan arsip-arsip Gemilang Tv, laporan perencanaan program, company profile Gemilang Tv dan schedule program harian Gemilang Tv

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

314 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat proteolitik yang dihasilkan oleh protease isolasi dari Aspergillus sp., serta pengaruh penggunaan dengan

MUSEUM GERAKAN SENI RUPA BARU I ADHARY98 5I2 107/ 70.. Dari pola maze yang sudah didapat dan skema penempatan ruang selanjutnya adalh proses mendesain denah dengan tetap

Jumlah limbah wortel yang cukup banyak dari setiap panen memberikan sebuah insiatif untuk memanfaatan limbah wortel sebagai bahan pakan alternatif ternak unggas,

menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua

Yang di maksud dengan semangat humanitas di sini, pada dasarnya terkandung pengertian bahwa Islam itu me- rupakan agama kemanusiaan (fitrah) atau dengan kata lain, cita-cita

Dinas Pendapatan daerah Kota Malang diharapkan mampu menggali potensi secara insentif jenis-jenis reklame yang lain untuk menghasilkan nilai kontribusi yang lebih

Jenis penelitian ini tergolong deskriptif kualitatif lapangan (Field Research) dengan menggunakan jenis pendekatan yuridis normatif dan teologis normatif. Sumber data

Periode perencanaan selama 10 tahun (2016-2026) dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap 1 meningkatkan persen pelayanan dan tahap 2 ditambah dengan daerah pelayanan. Pada