• Tidak ada hasil yang ditemukan

R = tahanan (Ohm) R I V = tegangan (Volt)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "R = tahanan (Ohm) R I V = tegangan (Volt)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

16 3.1.1 Pengertian listrik

arus listrik adalah aliran elektron dari satu tempat ke tempat yang lain karena adanya perbedaan potensial. Beda potensial sama dengan tegangan listrik. Arah aliran listrik mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif sedangkan arah aliran elektron dari kutub negatif menuju kutub positif. Aliran listrik terjadi ketika adanya beda potensial antara dua ujung yang terhubung oleh penghantar dalam kondisi lingkaran tertutup.

3.1.2 Bahan material dalam kelistrikan

Dalam bidang kelistrikan dikenal tiga kelompok material yaitu : a. Konduktor adalah bahan atau material yang mudah

menghantarkan arus listrik.

b. Semikonduktor adalah bahan atau material yang dalam kondisi tertentu dapat menghantarkan arus listrik dan dalam kondisi tertentu tidak dapat menghantarkan arus listrik.

c. Isolator adalah bahan atau material yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

3.1.3 Hukum ohm

Hukum ohm menyatakan besarnya arus yang mengalir berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanannya atau dengan kata lain besarnya nilai tahanan berbanding lurus dengan nilai teganagn dan berbanding terbalik dengan nilai arusnya. Rumus matematis hokum ohm adalah :

I = arus (Amper) I = V atau R = V R = tahanan (Ohm) R I V = tegangan (Volt)

(2)

Tegangan adalah beda potensial antara kutub satu (kutub positif) dengan kutub yang lainnya (kutub negatif). Arus adalah electron yang mengalir dari kutub positif ke kutub negativ. Tahanan adalah rintangan yang menhambat arus mengalir. Satuan untuk tegangan listrik adalah volteg, satuan untuk arus listrik adalah amper dan satuan untuk tahanan adalah ohm. Untuk mengukur tegangan, arus dan tahanan dapat menggunakan multytester.

3.1.4 Jenis arus listrik

Berdasarkan karakteristiknya arus listrik dapat dibekan menjadi dua jenis yaitu :

a. Arus listrik searah atau direct current (DC) adalah arus listrik yang mengalir statis atau tetap tanpa mengalami perubahan arah.

Contoh sumber arus listrik DC adalah baterai.

b. Arus listrik bolak – balik atau alternatif current adalah arus listrik yang mengalami perubahan arah terhadap waktu, memiliki fase positif dan fase negatif. Contoh sumber arus listrik bolak – balik adalah generator.

3.1.5 Karakteristik arus listrik

1. Karakteristik arus listrik DC a. Tidak memiliki frekuensi.

b. Tidak dapat ditranformasikan.

c. Hanya memiliki hambatan murni 2. Karakteristik arus listrik AC

a. Memilki frekuensi b. Dapat ditransformasikan

c. Mengenal hambatan resitif, induktif, dan kapasitif.

3.2. Dasar Listrik Arus bolak – balik Satu Fasa 3.2.1. Pengertian listrik arus bolak – balik

Arus dan tegangan listrik bolak – balik atau yang dikenal dengan alternative current ( AC ) yaitu arus dan tegangan listrik

(3)

yang arahnya selalu berubah – ubah secara terus – menerus terhadap satuan waktu, memiliki frekuensi dan dapat mengalir dalam dua arah ( fase positif dan fase negative ).

3.2.2. Sumber listrik arus bolak – balik

Hampir semua listrik yang digunakan di Indonesia bersumber dari perusahaan listrik Negara ( PLN ). PLN melayani kebutuhan listrik masyarakat dari mulai untuk kebuthan rumah tangga, bisnis atau usaha dan penerangan jalan umum. Dalam melayani pelanggan listrik PLN menyediakan dua jenis yaitu listrik tiga fasa dan listrik satu fasa. Untuk sistem satu fasa menggunakan dua kabel ( satu kabel fasa dan satu kabel netral ) dan untuk sistem tiga fasa menggunakan empat kabel ( tiga kabel fasa dan satu kabel netral ).

PLN memproduksi listrik menggunakan generator yang berada di gardu induk (GI). GI adalah pembangkit tenaga listrik, beberapa tipe pembangkit listrik yang ada antara lain pembangkit listrik tenanga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga disel (PLTD), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain – lain. Dari tempat pembangkit listrik di distribusikan melalui jaringan transmisi menuju gardu induk kemudian dari gardu induk di distribusikan melalui jarring distribusi menuju pelanggan.

3.2.3. Besar tegangan

Berdasarkan regulasi dari PLN yang telah ditetapkan bahwa besarnya tegangan listrik 220 Volt dan frekuensi 50 Hz. Untuk mengukur besarnya tegnagn listrik menggunakan volt meter. Volt merupakan besaran yang menyatakan besarnya satuan tegangan listrik. Meskipun besarnya tegangan listrik sudah ditentukan terkadang realita dilapangan besarnya tegangan listrik sering naik turun. Banyak yang menyebabkan naik turunya tegangan lsitrik yang di salurkan oleh PLN diantaranya karena pemakain pada beban puncak tegangan listrik akan turun. Keadan naik turunnya tegangan

(4)

listrik berarti tegangan listrik tidak stabil dapat mengakibatkan barang – barang elektronik ( yang menggunakan sumber listrik PLN ) dapat mengalami kerusakan oleh karena itu PLN juga menetapkan nilai toleransi tegangan listrik sebesar 10% berarti kenaikan maksimal 22 Volt dan penurunan 22 Volt dengan kata lain nilai toleransi tegangan listrik antara 198 Volt - 240 Volt agar peralatan elektronik lebih aman.

3.2.4. Besar arus

Dalam listrik arus bolak – balik (AC) bahwa listrik terdiri dari tiga unsur. Unsur listrik arus bolak – balik (AC) yaitu tegangan, arus, dan frekuensi, untuk mengukur besar arus listrik menggunakan amper meter. Satuan untuk menyatakan besarnya arus adalah Amper.

Pada sistem listrik satu fasa besarnya berdasarkan daya yang terpasang.

3.2.5. Daya listrik

Daya listrik adalah besarnya energi listrik yang digunakan persatuan waktu. Daya listrik disimbolkan (P) dengan satuan Watt, alat untuk mengukur besarnya daya listrik menggunakan watt meter.

Pada listrik arus bolak – balik mengenal tiga macam jenis daya diantaranya yaitu :

a. Daya semu (S) adalah perkalian antara tegangan dengan arus listrik, satuannya Votl Amper (VA). Secara rumus matematis daya semu dapat dituliskan sebagia berikut :

S = V x I S = daya semu (VA) V = tegangan (V) I = arus (A)

b. Daya aktif (P) adalah daya yang dibutuhkan beban untuk aktif bekerja. Satuan daya aktif Watt. Secara rumus matematis daya aktif dapat dituliskan sebagai berikut :

(5)

P = V x I x Cos Q P = daya aktif (Watt) V = tegangan (V) I = arus (A)

Cos Q = factor daya

c. Daya reaktif (Q) adalah daya yang dibutuhkan beban yang bersifat induktif untuk membangkitkan induksi atau medan magnet. Satuan daya reaktif (VAR). secara rumus matematis daya reaktif dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = V x I x Sin Q Q = daya reaktif (VAR) V = tegangan (V) I = arus (A)

Sin Q = Faktor reaktif

3.2.6. Jenis beban pada arus listrik bolak – balik (AC)

Pada listrik arus bolak – balik (AC) terdapat beberapa jenis beban di dalamnya antara lain :

a. Beban resitif.

b. Beban induktif.

c. Beban kapasitif.

3.3. Motor Induksi Satu Fasa

3.3.1. Pengertian motor induksi satu fasa

Motor dalam dunia kelistrikkan merupakan mesin yang digunakan untuk mengubah energi mesin menjadi energi mekanik.

Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi adalah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri merupakan kecepatan medan magnetic pada mesin.

Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan

(6)

banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingka fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan mengenai motor induksi 1 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Perbedaan dari kedua motor induksi ini adalah induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya dari luar sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar. Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk slinder yang melingkari seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk mengindukasi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator widing dilengkapi dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu, stator dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi tegangan yang terindukasi pada sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi

(7)

konduktor berupa kumparan. Selain itu rotor juga dilapisi dengan laminma untuk menambah kinerja dari rotor yuang digunakan.

3.3.2. Prinsip Kinerja Motor Induksi 1 Fasa

Misal kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini di suplai oleh sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator. Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik) pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung dengan beban yang akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor.

Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor.

Interaksi antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan diam terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday. Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus stator akan menghasilkan fluks utama, sedangkan

(8)

arus pada rotor menghasilkan fluks pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya saja arah keduanya berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.

3.4. Transformator

3.4.1. Pengertian transformator

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.

Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

(9)

3.4.2. Bentuk Dan Symbol Transformator

Gambar 3.1. Gambar Dan Simbo Transformator

3.4.3. Prinsip Kerja Transformator

Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder.

Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya

(10)

Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Gambar 3.2. Kerangka Trafo

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.

Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up. Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer.

Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.

3.5. Relay

3.5.1. Pengertian Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat

(11)

menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

3.5.2. Gambar Dan Simbol Relay

Gambar 3.3. Gambar Dan Simbol Relay 3.5.3. Prinsip kerja relay

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu : 1. Electromagnet (Coil)

2. Armature

3. Switch Contact Point (Saklar) 4. Spring

Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan

akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)

2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan

akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat

(12)

menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN

atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

3.5.4. Arti Pole Dan Throw Pada Relay

Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :

1. Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah

relay

2. Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak

(Contact)

Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :

a. Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

b. Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.

c. Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.

d. Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang

(13)

dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.

Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT

(Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.Untuk lebih jelas mengenai

Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :

Gambar 3.4. Jenis-Jenis Relay 3.5.5. Fungsi relay

Beberapa fungsi relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan fungsi logika (logic function).

2. Relay digunakan untuk memberingan fungsi penundaan waktu (time delay).

3. Relay digunakan untuk mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan dari signal tegangan rendah.

(14)

4. Ada juga relay yang berfungsi untuk melindungi motor ataupun relay komponen lainya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat (short).

3.6. Heater

3.6.1. Pengertian Heater

Element heater adalah element yang menghasilkan panas yang

bersumber dari material yang mempunyai resistansi yang tinggi terhadap listrik yang kemudian diberi arus listrik.

3.6.2. Element Pemanas Bentuk Awal

Yaitu Element pemanas dimana material beresistansi tinggi tersebut kemudian dilapisi oleh material isolator listrik. Isolator tersebut bisa dari keramik, silikon dsb.

1. Ceramic Heater ataupun pemanas keramik adalah Item kompleks yang menghasilkan panas dengan melewatkan listrik melalui material beresistansi tinggi yang tertanam dalam piringan keramik.

2. Silica Dan Quartz Heater adalah Silica (Silikon Oksida) bias berbentuk gelas,semen atau keramik. Pemanas silica biasanya adalah element (material beresistansi tinggi) yang dibuat kompleks, kemudian dilapisi oleh silica. Sehingga panasnya memancar karena bahan silica yang bening.

3. Black Body Ceramik Heater Sama halnya seperti pemanas keramik, namun pada jenis ini mempunyai efisiensi maksimum yaitu dengan mengubah setiap energy daya menjadi energi radisi.

Konveksi kerugian yang maksimal, suhu dapat dikendalikan dengan proses yang dikategorikan dalam “thermocouple built-in”.

3.6.3. Element Pemanas Bentuk Lanjutan

Merupakan elemen pemanas yang bentuknya mengalami pengembangan. Untuk menambah efisiensi, ketahanan ataupun meningkatkan fungsi dari pemanas tersebut dilakukan penambahan lapisan logam, pipa ataupun lembaran plat pada badan elemen

(15)

pemanas. Logam yang digunakan yaitu kuningan, tembaga, bronze, stainless steel.

Beberapa contoh dari jenis ini diantaranya :

1. Tubular Heater adalah Element pemanas berbentuk tabung (juga dikenal sebagai element (Calrod), merupakan element pemanas yang mana resistance wire (kawat berhambatan listrik yang tinggi) di cor bersana isolator (mgo powder) kedalam pipa. Pipa terbuat dari bahan, stainless steel, Inconel atau paduan titanium.

2. Band, Nozzle, & Strip Heater Merupakan elemen pemanas yang berbentuk coil (gulungan ) kawat / pita bertahanan listrik tinggi yang kemudian dilapisi oleh isolator tahan panas dan pada bagian luar dilapisi lagi oleh plat logam berbahan kuningan, alumunium ataupun stainless stell yang kemudian di bentuk menjadi lempengan heater .

3. Cartridge Heater Element pemanas cartridge adalah perangkat yang biasanya berbentuk tabung dan dimasukkan ke dalam lubang. Kedua terminal listriknya terletak pada satu sisi penampang bulat pipa. Biasanya diaplikasikan pada Die block, mould dan sebagainya.

3.7. Potensio

3.7.1. Pengertian potensio

Potensio meter adalah jenis resistor yang hambatannya dapat dirubah secara manual. Potensio meter biasa digunakan untuk keperluan pengatur suara, pengatur nada bass, pengatur nada trible.

Namun dapt juga digunak untuk pengatur kecepatan motoran.

Gambar 3.5. Potensio

(16)

3.8. MCB (Minie circuit Breaker) 3.8.1. Pengertian MCB

Mcb (mini circuit breaker) adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang berfungsi sebagai pelindungrangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over current). Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload). MCB sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan sekering (fuse), yaitu akan memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih.

Yang membedakan keduanya adalah saat terjadi gangguan, MCB akan trip dan ketika rangkaian sudah normal, MCB bisa ON-kan lagi (reset) secara manual, sedangkan fuse akan terputus dan tidak bisa digunakan lagi.

3.8.2. Prinsip kerja MCB

Prinsip kerja mcb sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih tersebut akan menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (trip). Selain bimetal, pada MCB biasanya juga terdapat solenoid yang akan mengetripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault) atau hubung singkat (short circuit)

Gambar 3.6. MCB

(17)

3.9. Kabel konduktor

Kabel konduktor adalah kawat penghantar listrik ke mesin atau alat elektronika yang berisolasi tunggal. Dapat juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama – sama merupakan kesatuan. Kabel kawat (penghantar arus listrik) terbungkus karet, plastik yang juga digunakan sebagai bahan penyekat.

Gambar 2.7. Kabel Konduktor

3.10. Stainless Steel

Baja tahan karat atau sering dikenal dengan stainless steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya 10,5% kromium untuk mencegah proses korosi (pengkharatan logam). Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan. Kemampuan tahan karat di[peroleh dari terbentuknya lapisan film oksida kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi (ferum).

Tentunya harus dibedakan mekanisme protective layar ini dibandingkan baja yang dilindungi dengan coating (missal seng dan cadmium) ataupun cat.

(18)

Gambar 2.8. Pipa Stainless Steel

Referensi

Dokumen terkait

Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe joepardy review lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa

Dalam sambutannya, Agus mengatakan bahwa kegiatan tersebut dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kapasitas personel sebagai pendorong transformasi yang mendukung

erawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnnya selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinnik, atau masyarakat. !eskipun

Selain laporan di atas, Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah harus menyampaikan laporan hasil belanja dari BOS Reguler

Sifat dasar Kharismata ialah; karunia- karunia itu merupakan pekerjaan Roh Allah yang diprakasai oleh Allah sendiri, lalu jika kharismata itu merupakan milik seseorang

Todaro dan Smith (2008) lebih lanjut mengatakan bahwa PDB adalah indikator yang mengukur jumlah output final barang (goods) dan jasa (services) yang dihasilkan oleh

Si Manuel Luis Quezon y Molina (i. 1 Agosto 1944) ay kilala bilang “Ama ng Wikang Filipino.” Tinagurian ding “Ama ng Republika ng Pilipinas”, siya ang naging unang Pangulo