• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014)

Oleh:

RAHAYU DWI OKTAVIAMI Nim : 232012044

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2016

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

HALAMAN MOTTO

“Tuhan tidak akan memberikan hasil yang sia-sia dalam setiap usaha keras” – Penulis

“Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka yang telah berusaha keras” – Aeschylus

“Never give up on what you really want to do. The person with big

dream is more powerful then the one with all facts” – Albert Einstein

(7)

vii Abstract

The purpose of this paper was to examine the relationship between Corporate Socia Responsibility, financial performance, and value of firm.

Research took 62 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange on 2014 used purposive sampling method. Research tool for hypothesis testing is using multiple regression analysis and to analyze financial performance as intervening variable, path analyze is used to confirm the relationship betweem variables. Resultsof the analysis showed that CSR directly had an affec to the firm value, while the financial performance is not able to influence the relationship between CSR and the firm’s value as an intervening variable.

Keywords: CSR, Firm Value, Financial Performance

(8)

viii

SARIPATI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara CSR, kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian ini mengambil 62 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 dengan metode purposive sampling. Alat uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dan untuk menganalisis kinerja keuangan sebagai intervensi variabel, analisis jalur digunakan untuk mengkonfirmasi hubungan antara variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara langsung pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan tidak mampu mempengaruhi hubungan antara CSR dan nilai perusahaan sebagai variabel intervening.

Kata Kunci: CSR, Nilai Perusahaan, Kinerja Keuangan

(9)

ix

Kata Pengantar

Kinerja keuangan merupakan indikator penting yang dipakai oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi, terutama dengan melihat ROA dan ROE.

Selain kinerja keuangan, CSR

juga

berperan penting sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Kinerja dan CSR yang tinggi mampu meningkatkan nilai perusahaan. kertas kerja ini diangkat dalam judul

“Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel intervening” untuk mengetahui pengaruh CSR dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

Manfaat dari penelitian ini bagi perusahaan, dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial. Bagi investor, dapat memberikan gambaran untuk mempertimbangkan dalam melakukan investasi pada perusahaan.

Salatiga, 27 Januari 2016

Penulis

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan kasih-Nya, tugas akhir penulis dengan judul “Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel intervening” telah diselesaikan dengan baik oleh penulis. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis tidak lepas dari campur tangan Tuhan Yesus Yesus serta berbagai pihak terkait.

Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikannya tugas akhir ini, antara lain kepada:

1. Kedua orang tua tercinta “Supriyanto” dan “Sih Lumintu”, yang senantiasa mendukung dan membantu baik secara material dan spiritual, serta menaruh harapan besar kepada penulis sehingga penulis mempunyai kesadaran dan semangat yang besar untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE, M.Si., CPSAK., CMA., QIA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbinganm pengetahuan, masukan, ide, saran, dan kritik selama penyusunan tugas akhir ini.

3. Bapak Ari Budi Kristanto SE, M.Si selaku wali studi yang telah membantu penulis selama penulis berkuliah di UKSW sehingga penulis bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah memberikan pengajaran dan bantuan baik berupa materi maupun spiritual kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.

5. Stefanus Adi Nugroho, terima kasih atas perhatian, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang diberikan dari awal kuliah sampai saat ini kepada penulis, terutama semangat yang diberikan kepada penulis selama penyusunan tugas akhir ini.

6. Saudara-saudaraku penghuni kos putri dipo 61 Astri, Dini, dan Tya, terima kasih atas dukungan dan motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini.

7. Teman-teman seperjuangan saat bimbingan, Fonda, Livanny, Lia dan Rizka, terima kasih atas waktunya selama menemani penulis melakukan bimbingan dan terima kasih karena telah menjadi partner penulis dan bisa saling berkeluh kesah satu sama lain dalam menjalani proses penulisan tugas akhir.

(11)

xi

8. Teman-teman saya, Intan, Nuni, Tari, Dwita, Kak Rani, Rendy, Eric dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih untuk semangat dan dukungannya.

9. Untuk teman-teman penulis selama penulis menjadi asisten dosen, Verena, Catherine, Widy, Grace, Yosia, dan seluruh teman-teman asisten dosen lainnya, terima kasih atas bantuannya selama penulis menjadi asisten dosen.

10. Terkhusus Kak Nia, terima kasih banyak atas waktunya mau membantu mengajarkan penulis dalam menggunakan SPSS.

11. Keluarga besar „Legend‟ 2012 dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu penulis dari awal hingga akhir.

Dan untuk semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya kertas kerja ini, semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa melimpahkan anugerah dan berkat-Nya selalu.

Rahayu Dwi Oktaviami

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ... ...ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Motto ... iv

Abstract ... v

Saripati ... vi

Kata Pengantar ... vii

Ucapan Terima Kasih ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar... .... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

Pendahuluan ... 1

Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis ... 3

Teori Keagenan ... 3

Corporate Social Responsibility … ... 4

Nilai Perusahaan ... 5

Kinerja Keuangan Perusahaan ... 6

Pengembangan Hipotesis ... 7

Metode Penelitian ... 10

Populasi dan Sampel ... 10

Jenis dan Sumber Data ... 10

Variabel Independen ... 10

Variabel Intervening ... 11

Variabel Dependen ... 11

Metode Analisis Data ... 12

Uji Normalitas ... 12

(13)

xiii

Uji Heterokedastisitas ... 13

Uji Multikolinearitas ... 14

Analisis Deskriptif ... 14

Analisis dan Pembahasan ... 16

Sampel Penelitian ... 17

Analisis Statistik Deskriptif... 17

Uji Asumsi Klasik ... 18

Uji Koefisien Determinasi ... 19

Simultan (Uji F) ... 19

Uji Parameter Individual (Uji t) ... 19

Analisis Jalur ... 20

Pembahasan ... 21

Penutup ... 23

Kesimpulan ... 23

Implikasi Teori ... 24

Implikasi Terapan ... 24

Keterbatasan Penelitian ... 24

Saran Penelitian ... 25

Daftar Pustaka ... 26 Lampiran-Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sampel Penelitian ... 17

Tabel 2. Statistik Deskriptif ... 17

Tabel 3.1 Hasil Uji Regresi Substruktural 1 ... 20

Tabel 3.2 Hasil Uji Regresi Substruktural 2 ... 20

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Pemikiran ... 9 Gambar 2. Hasil analisis jalur ... 20

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Sampel Perusahaan

Data CSR, ROE dan Nilai Perusahaan Item Pengungkapan GRI-G3

Data Indeks CSR

Total Pengungkapan Indeks GRI-G3 Lampiran 2

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Lampiran 3

Uji Normalitas

Uji Heterokedastisitas Uji Multikolinearitas Lampiran 4

Uji Koefisien Determinasi (R2) Substruktural 1 dan 2 Uji Simultan (Uji F) Substruktural 1 dan 2

Uji Regresi Linier Substruktural 1 dan 2

(17)

1 PENDAHULUAN

Tujuan setiap perusahaan yang didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kesejahteraan pemilik dan para pemegang sahamnya. Peningkatan nilai yang tinggi tersebut merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai oleh perusahaan. Tetapi dalam memaksimalkan nilai perusahaan muncul adanya konflik kepentingan antara manajer dengan para pemegang saham. Hal ini terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Permanasari, 2010).

Dalam Undang-Undang R.I. No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang

“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”, dijelaskan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Peraturan di atas menunjukkan manifestasi akan kepedulian pemerintah terhadap masalah- masalah sosial, yang dalam hal ini adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan.

Adanya peraturan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan dan sekitar.

Tanggung jawab sosial merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, pegawai, lingkungan, pemerintah, supplier, serta para pemangku kepentingan (stakeholder). Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho, 2007). Dengan melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan (Cheng dan Christiawan, 2011). Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi meningkat.

(18)

2

Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat (Retno dan Priantinah, 2012).

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan juga telah dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012) yang mengemukakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, dan leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2007-2010. Penelitian oleh Kusumadilaga (2010) menyatakan bahwa variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan variabel profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dengan nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) menunjukkan bahwa CSR, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara CSR dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menggunakan variabel kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel intervening.

Alasan peneliti menggunakan variabel intervening karena secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, tetapi tidak dapat dilihat, diukur dan dimanipulasi (Wardhani, 2013). Kinerja keuangan dipilih sebagai variabel intervening karena kinerja keuangan merupakan prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan. Informasi utama yang dapat menggambarkan kinerja keuangan melalui laporan keuangan adalah laba. Apabila perolehan laba dari tahun ke tahun meningkat akan mempengaruhi pembagian deviden serta kepercayaan investor akan kelangsungan hidup perusahaan yang melakukan CSR. Sehingga akan menarik investor untuk menanamkan modalnya

(19)

3

pada suatu perusahaan. Perbedaan kedua, jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya mengkhususkan pada perusahaan manufaktur

yang terdapat di BEI tahun 2014 saja. Pemilihan tahun 2014 sebagai periode penelitian dilakukan dengan harapan agar hasil dari penelitian ini dapat merepresentasikan keadaan perusahaan terkini karena menggunakan data-data dari laporan tahunan terbaru.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris ada tidaknya pengaruh CSR dan kinerja keuangan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Manfaat dari penelitian ini diharapkan bagi perusahaan, dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan dalam melakukan kepeduliannya pada lingkungan sosial. Bagi investor, dapat memberikan gambaran untuk mempertimbangkan dalam melakukan investasi pada perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama.

TELAAH PUSTAKA Teori Keagenan

Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Permanasari, 2010). Hal ini berarti bahwa terdapat pemisahan kepemilikan antara prinsipal dan agen dalam sebuah organisasi. Adanya pemisahan kepemilikan tersebut cenderung menimbulkan konflik keagenan antara prinsipal dan agen.

Menurut teori ini, hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan. Teori agensi ini muncul untuk mengatasi konflik agensi yang dapat terjadi dalam hubungan

(20)

4

keagenan. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. (Salama et al., 2010 dalam Purnawanti, 2012) mengungkapkan bahwa selain mekanisme corporate governance yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen, perusahaan dapat menggunakan metode pengungkapan sukarela, salah satunya pengungkapan CSR ini.

CSR atau Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan

Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal) (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders. Hal ini didukung oleh definisi Suharto (2006) yang menyatakan bahwa CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk membangun sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Dari definisi tersebut, dapat kita lihat bahwa salah satu aspek dalam pelaksanaan CSR adalah komitmen berkelanjutan dalam mensejahterakan komunitas lokal masyarakat sekitar.

Dari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan (Basalamah dan Jermiah, 2005). Dengan penerapan CSR diharapkan adanya respon positif dari pelaku pasar atau investor. Investor akan menggunakan informasi CSR tersebut sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan tersebut bukan berdasarkan laba saja. Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan juga mengurangi agency problems (Sayekti dan Wondabio, 2007).

(21)

5

Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudit (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Pengungkapan pertanggungjawaban perusahaan terdapat di dalam laporan yang disebut sustainability reporting, yaitu pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Kusumadilaga, 2010). Dalam penelitian ini mengidentifikasi hal- hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative) G3. GRI adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia (www.globalreporting.org). Dalam penelitian ini indikator yang dipakai mengacu pada penelitian Kusumadilaga (2010) dengan menggunakan 3 kategori, yaitu indikator kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Indikator kinerja sosial mencakup empat indikator yang terdiri dari: indikator kinerja tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial/

kemasyarakatan, dan produk.

Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidawati, 2002). Menurut Nurlela dan Islahudin (2008) nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Sedangkan menurut Wahyudi dan Pawestri (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai

(22)

6

perusahaan juga akan meningkat (Permanasari, 2010). Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh.

Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan diartikan sebagai penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

Menurut Munawir (1998) dalam Rahayu (2010) kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan digunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang tercermin dari harga pasar saham di bursa efek. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya kepada para pemilik perusahaan.

Hanafi dan Halim (1996) dalam Widyanti (2014) menyatakan bahwa rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu, rasio yang sering digunakan adalah ROE (return on equity), yaitu rasio keuangan yang berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut investor. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan (Nasehah 2012, dalam Widyanti 2014). Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para investor, ukuran yang digunakan dalam pencapaian alasan ini adalah tinggi rendahnya angka ROE yang berhasil dicapai. Semakin tinggi ROE, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk para investor (Widyanti, 2014).

(23)

7 Pengembangan Hipotesis

Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan

Suatu perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kegiatan CSR merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Pada saat masyarakat memiliki penilaian positif terhadap perusahaan maka akan meningkatkan loyalitas mereka terhadap produk sehingga mampu menaikkan citra perusahaan yang direfleksikan melalui harga saham yang akan meningkat (Agustina, 2012). Sehingga diharapkan dengan pengungkapan CSR dapat meningkatkan harga saham yang nantinya meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang telah dilakukan Permanasari (2010) menemukan bahwa CSR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial yang tinggi maka akan berakibat meningkatnya nilai perusahaan karena investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaaan yang tingkat pengungkapan tanggung jawab sosialnya tinggi. Selain itu, Kusumadilaga (2010) juga mengungkapkan hal yang sama bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

Kegiatan CSR merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik.

Dengan adanya pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal positif kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) maupun para pemegang saham perusahaan (shareholder). Semakin luas informasi yang disampaikan perusahaan mampu meningkatkan kepercayaan bagi stakeholder dan shareholder (Kurnianto, 2011). Kepercayaan ini ditunjukkan stakeholder dengan diterimanya produk-produk perusahaan sehingga akan meningkatkan laba dan ROE perusahaan.. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maryanti dan Tjahjadi (2013) menyatakan bahwa CSR berpengaruh terhadap

(24)

8

kinerja keuangan dengan menggunakan ROA sebagai proksi kinerja keuangan.

Puwaningsih (2014) juga menyimpulkan bahwa CSR berpengaruh terhadap ROE.

Salah satu pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi perlu adanya overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas, terutama ROE, karena rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor (Rahayu, 2010). ROE digunakan oleh investor untuk melihat sejauh mana perusahaan memberikan return di masa yang akan datang. Semakin tinggi ROE, perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham yang nantinya akan berdampak pada peningkatan harga saham. Semakin tinggi harga saham yang diperoleh maka semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor (Gamalasari, 2012).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pertiwi dan Pratama (2012) menyatakan bahwa secara parsial kinerja keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi dan Pratama (2012) tersebut menggunakan ROA sebagai proksi dari kinerja keuangan.

Sedangkan Yendrawati dan Pratidina (2013) menemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin‟s Q. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan proksi lain untuk mengukur kinerja keuangan yaitu ROE.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2A : CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

H2B : Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai Variabel Intervening dalam Hubungan antara CSR dan Nilai Perusahaan

Pengungkapan CSR dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan legitimasi dan penilaian yang positif dari masyarakat (Maryanti dan Tjahjadi 2013). Masyarakat akan menilai perusahaan sebagai suatu entitas yang

(25)

9

baik karena tidak hanya berorientasi pada laba saja tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan sekitar perusahaan (Haryati dan Rahardjo, 2013).

Dengan adanya hal ini akan memberikan respon positif bagi perusahaan sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan mendorong ketertarikan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Salah satu pertimbangan yang digunakan investor dalam melakukan investasi adalah tingkat return yang akan diberikan perusahaan dengan melihat tingkat ROE. Semakin tinggi rasio ini, maka akan memotivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada saham, sehingga harga saham dan permintaan akan saham pun akan meningkat. Harga saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi nilai Tobins Q sebagai proksi dari nilai perusahaan, jika harga saham dan jumlah saham yang beredar naik, maka nilai Tobins Q juga akan naik (Rahayu, 2010).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maryanti dan Tjahjadi (2013) menemukan bahwa CSR berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan dan kinerja keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan dengan ROA sebagai proksi kinerja keuangan. Hal ini berarti CSR mampu mempengaruhi nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Kinerja keuangan perusahaan memiliki pengaruh sebagai variabel intervening dalam hubungan antara CSR dan nilai perusahaan

Gambar 1. Kerangka Konsep Pemikiran Kinerja Keuangan

(X2)

Nilai Perusahaan (Y) Corporate Social

Responsibility (X1)

(26)

10 METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan alasan bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur lebih banyak mempunyai pengaruh/dampak terhadap lingkungan di sekitarnya sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan (Kusumadilaga, 2010).

Penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2014 saja.

Sampel penelitian ini ditentukan dengan purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang ditetapkan atau ditentukan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang menyediakan laporan tahunan lengkap selama tahun 2014.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah.

Jenis dan Sumber data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2014. Data tersebut diperoleh dari situs www.idx.co.id

Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah CSR dengan simbol (X1), yang diukur berdasarkan GRI. Sedangkan pengungkapan CSR dilakukan dengan CSRI (Corporate Social Responsibility Indeks). Perhitungan CSRI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi (Haniffa dan Cooke, 2005) yaitu:

Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

(27)

11

Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut : 𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗

=

∑ 𝑋𝑖𝑗

𝑛𝑗

Dimana :

CSRIj : Corporate Social Responsibility Indeks perusahaan j nj : jumlah item yang disyaratkan GRI G3 (total 79 item) Xij : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan Variabel Intervening

Variabel intervening dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan (X2) yang dihitung menggunakan ROE. ROE dijadikan sebagai variabel intervening dengan alasan variabel ini merupakan rasio profitabilitas yang penting bagi para investor, karena ROE merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi para pemilik modal (Husnan dan Pudjiastuti, 2007 dalam Gamalasari, 2012). ROE dihitung dengan cara:

ROE = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 x 100%

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan dibentuk melalui indikator nilai pasar saham dimana sangat dipengaruhi oleh peluang investasi yang berdampak pada pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham dan juga nilai saham perusahaan tersebut (Sugito dkk, 2014). Untuk mencari nilai perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan model Tobin‟s Q.

(28)

12 Q = (𝐸𝑀𝑉+𝐷)

(𝐸𝐵𝑉+𝐷)

Dimana :

Q = nilai perusahaan

EMV = nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar) D = nilai buku dari total hutang

EBV = nilai buku dari total aset

Metode Analisis Data Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%.

Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Situmorang dan Lufti (2012) yaitu:

1) lakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (Ln)

2) Menambah jumlah data

3) Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data

4) Menerima data apa adanya

(29)

13

Data outlier (pencilan) adalah suatu data yang menyimpang dari sekumpulan data yang lain (Ferguson, 1961 dalam Paludi 2009).

Ada empat penyebab timbulnya data outlier, yaitu:

1. Kesalahan dalam menginput data

2. Gagal menspesifikasi adanya missing value dalam program komputer

3. Outlier bukan merupakan anggota populasi yang kita ambil sebagai sampel

4. Outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dan variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi secara normal

Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa disebut z-score, yang memiliki nilai rata-rata (means) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu. Data yang akan kita deteksi outliernya adalah data yang sudah kita screening normalitasnya dalam penelitian ini menggunakan z-score 1,96 (luas kurva normal sebesar 95% atau alpha sebesar 5%) maka batasan outlier adalah plus minus 1,96. Artinya nilai z yang ada diluar batas 1,96 dianggap sebagai outlier, sisanya adalah data yang normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi lain. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independennya. Ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya terhadap α 5%.

(30)

14 3. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel independen. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresinya tidak tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga.

Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0.10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya.

Analisis Deskriptif

1. Membuat suatu daftar (check list) pengungkapan sosial. (Nurlela dan Islahuddin, 2008)

Membuat daftar pengungkapan sosial pada tahun 2014 dengan menelusuri laporan tahunan yang terpilih menjadi sampel dan menggunakan instrumen penelitian berupa check list atau daftar pertanyaan-pertanyaan yang berisi item-item pengungkapan pertanggungjawaban sosial.

2. Menentukan indeks pengungkapan sosial untuk setiap perusahaan sampel berdasarkan daftar (check list) pengungkapan sosial dengan cara sebagai berikut (Nurlela dan Islahuddin, 2008) :

Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

3. Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Rumus :

X2 = α + β1X1 + e ... substruktural (1) Y = α + β2X1 + β3X2 + e ... substruktural (2)

(31)

15 Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta

β1 - β2 - β3 = Koefisien Regresi X1 = CSR

X2 = Kinerja Keuangan Perusahaan

e =Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

(32)

16

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan untuk untuk menguji apakah variabel independennya secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Terima Ho jika F-hitung < F-tabel (α = 0,05) Terima Ha jika F-hitung > F-tabel (α = 0,05)

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah variabel independen, secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

Terima Ho jika t hitung < t tabel atau Sig. > α (α = 0,05) Terima Ha jika t hitung > t tabel atau Sig. < α (α = 0,05)

d. Analisis Jalur

Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis).

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening (Permatasari, 2013). Hasil dari analisis ini juga akan digunakan untuk membandingkan mana yang memiliki pengaruh lebih besar antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, serta menarik suatu kesimpulan apakah adanya variabel intervening ini dapat memperkuat atau justru memperlemah pengaruh independen terhadap dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. Berikut proses penentuan sampel dalam penelitian:

(33)

17

Tabel 1. Sampel Penelitian

Sumber: data sekunder yang diolah, 2015.

Dengan demikian perusahaan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 62 perusahaan manufaktur.

Analisis Statistik Deskriptif

Berikut deskripsi data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

Tabel 2. Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

Nilai Perusahaan 0,31 5,88 1,1811 1,01738

CSR 0,09 0,37 0,1935 0,06228

Kinerja

Keuangan 0,02 32,77 10,5516 7,93562

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Dari pengujian statistik deskriptif pada tabel 3 menunjukkan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins Q di mana diketahui nilai rata-rata Tobins Q sebesar 1,1811 atau 118,11% dengan nilai standar deviasi sebesar 1,01738. Hal ini berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30% dari mean). Tobins Q berkisar dari nilai terendah sebesar 0,31 (31%) yaitu perusahaan Trisula International Tbk sampai dengan nilai tertinggi sebesar 5,88 (588,0%) yaitu perusahaan Kalbe

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 142 2 Perusahaan manufaktur yang tidak mengunggah laporan tahunan di BEI

tahun 2014 (6)

3 Perusahaan manufaktur yang tidak mengungkapkan CSR (5) 4 Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata

uang asing (32)

5 Perusahaan manufaktur yang tidak terdapat harga penutupan saham (4)

6 Data outlier (33)

Sampel yang digunakan 62

(34)

18

Farma Tbk. Nilai rata-rata Tobins Q sebesar 1,1811 menunjukkan bahwa efektifitas manajemen perusahaan penelitian dalam memanfaatkan sumber- sumber daya ekonomi sebesar 1,1811 (118,11%).

Untuk variabel CSR yang diukur menggunakan Indeks GRI G3 menunjukkan nilai rata-rata indeks pengungkapan CSR sebesar 0,1935 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,06228, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30% dari mean). CSR berkisar nilai terendah sebesar 0,09 yaitu perusahaan Gand Katech Tbk sampai nilai tertinggi sebesar 0,37 yaitu perusahaan Surya Toto Indonesia Tbk. Nilai rata-rata CSR sebesar 0,1935 menunjukkan luas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan sebesar 19,35% dari total 79 item dalam GRI G3. Artinya rata-rata luas pengungkapan yang dilakukan perusahaan hanya sekitar 15 item.

Sementara variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ROE menunjukkan nilai rata-rata sebesar 10,5516% dengan nilai standar deviasi sebesar 7,93562%, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30% dari mean). ROE berkisar dari nilai terendah sebesar 0,02% yaitu perusahaan Hanson International Tbk sampai dengan nilai tertinggi sebesar 32,77% yaitu perusahaan Merck Tbk. Nilai rata-rata ROE sebesar 10,5516% menunjukkan besarnya pengembalian laba perusahaan kepada investor sebesar 10,55%.

Uji Asumsi Klasik

Dalam uji normalitas menggunakan uji statistik non parametik Kolmogorof-Smirnov. Berdasarkan output, menunjukkan nilai signifikansi > 0,05 yaitu 0,200. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Pada hasil uji heterokedastisitas menunjukkan nilai signifikansi seluruhnya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas. Sedangkan uji multikolinearitas menunjukkan hasil nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas.

(35)

19 Analisis Regresi

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil dari pengujian dapat diketahui bahwa nilai R2 untuk substruktural 1 adalah 0,257. Hal ini berarti 25,7% dapat dijelaskan oleh CSR terhadap kinerja keuangan dan sisanya 74,3% dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Sedangkan untuk substruktural 2 nilai adjusted R2 adalah 0.065. Hal ini berarti 6,5% dapat dijelaskan oleh CSR dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dan sisanya 93,5% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Uji Simultan (Uji-F)

Berdasarkan hasil dari uji simultan untuk substruktural 1, diketahui bahwa nilai signifikansi (0,044) < alfa (0.05) dan F-hitung 4,239 > F-tabel 4,00. Hal ini berarti variabel CSR (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan (X2). Sedangkan hasil dari uji simultan untuk substruktural 2, diketahui bahwa nilai signifikansi (0,051) > alfa (0.05) dan F-hitung 3,137 < F-tabel 3,15.

Hal ini berarti variabel CSR (X1) dan kinerja keuangan (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (Y).

Uji Parameter Individual (Uji t)

Berikut adalah tabel dari hasil pengujian hipotesis :

Tabel 3.1 Hasil Uji Regresi Substruktural 1

Variabel Koefisien Regresi t Sign.

CSR 0,257 2,059 0,044

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan hasil dari uji di atas, secara langsung CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan < alfa (0,05). Yang berarti bahwa setiap satu persen kenaikan CSRI akan menyebabkan kinerja keuangan yang diukur dengan ROE naik sebesar 0,257.

(36)

20

Tabel 3.2 Hasil Uji Regresi Substruktural 2

Variabel Koefisien Regresi t Sign.

CSR 0,311 2,431 0,018

Kinerja Keuangan -0,155 -1,208 0,232

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan hasil dari uji di atas, secara langsung CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan < alfa (0,05). Yang berarti setiap satu persen kenaikan CSRI akan menyebabkan kenaikan nilai perusahaan sebesar 0,311. Sedangkan kinerja keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan > alfa (0,05).

Gambar 2. Hasil Analisis Jalur

0,257 -0,155

0,311

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016

Analisis Jalur

Dari hasil analisis jalur di atas menunjukkan bahwa CSR dapat berpengaruh secara langsung terhadap nilai perusahaan tetapi tidak dapat berpengaruh secara tidak langsung melalui kinerja keuangan. Pengaruh ini dikarenakan adanya respon positif yang diterima investor terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga investor mau untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut yang menyebabkan harga saham meningkat. Harga Corporate Social

Responsibility (X1)

Kinerja Keuangan (X2)

Nilai Perusahaan

(Y)

(37)

21

saham yang meningkat menunjukkan peningkatan nilai perusahaan. besarnya pengaruh adalah adalah 0,311 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar 0,0240 yaitu hasil pengkuadratan dari -0,155. Pengkuadratan ini disebabkan pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai yang tidak signifikan (Wardhani, 2013). Dari hasil analisis tersebut dapat menunjukkan bahwa nilai koefisien pengaruh langsung lebih besar dibanding dengan pengaruh tidak langsung dimana pengaruh tidak langsung tidak signifikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh langsung CSR terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai yang signifikan sedangkan pengaruh tidak langsung CSR terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah langsung. Hal ini berarti dengan adanya kinerja keuangan sebagai variabel intervening tidak dapat memperkuat hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.

Pembahasan

Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian dari pengujian CSR terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa secara langsung CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (Chariri dan Ghozali 2007). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Kusumadilaga (2010), Agustina (2012) dan Permanasari (2010). Hasil ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan maka nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini diakibatkan karena dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan maka akan direspon positif oleh investor sehingga banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan tersebut yang menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan.

(38)

22

Pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui proses pengujian, dapat disimpulkan bahwa CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROE. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Maryanti dan Tjahjadi (2013). Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh Retno dan Priantinah (2012) bahwa semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan menjadi meningkat. Sedangkan investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga meningkat sehingga ROE akan meningkat. Dari pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sampel, terbukti sebagian besar perusahaan lebih memfokuskan pada aspek ekonomi (4,14%), lingkungan (3,25%) dan tenaga kerja (6,04%) seperti pemberian beasiswa, pengembangan sarana, fasilitas kesehatan, pengolahan limbah, penanaman pohon, tunjangan karyawan, jaminan kesehatan dan lainnya.

Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosiliana, dkk (2014) yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh negatif atau memiliki arah hubungan yang terbalik dan tidak signifikan terhadap ROE. Yang berarti semakin banyak perusahaan melakukan CSR, laba yang dihasilkan menjadi semakin menurun sehingga nilai ROE juga otomatis menurun.

Sedangkan, keuangan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wardhani (2013) dan Rahayu (2010). Artinya apabila kinerja semakin baik tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Meskipun ROE yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih mengalami penurunan, ternyata investor tetap mau melakukan investasi pada perusahaan tersebut (Gamalasari, 2012).

(39)

23

Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai Variabel Intervening

Dari pengujian ini menemukan bahwa pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yang diukur dengan ROE berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hasil ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Wijaya dan Linawati (2015). Hal ini berarti kinerja keuangan yang diukur dengan ROE tidak mampu mempengaruhi hubungan tidak langsung CSR terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2013) yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif dan signifikan melalui kinerja keuangan. Perbedaan ini dikarenakan investor dalam menanamkan modalnya tidak selalu mempertimbangkan tingkat kinerja yang dihasilkan perusahaan, tetapi juga mempertimbangkan hal lain seperti tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa:

1. CSR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Dengan demikian, kinerja keuangan perusahaan akan semakin tinggi jika pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan semakin luas.

2. Kinerja keuangan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya apabila kinerja semakin baik tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Secara langsung CSR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Jadi, nilai perusahaan akan semakin tinggi apabila pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan semakin luas.

4. Dengan menggunakan koefisien jalur, menunjukkan bahwa kinerja keuangan tidak mampu beroperasi sebagai variabel intervening dalam hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.

(40)

24 Implikasi Teori

Berikut ini akan disajikan beberapa implikasi toeritis terhadap hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang diharapkan dapat berguna bagi pengembangan teori yang ada:

1. Penelitian ini menemukan bukti bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryanti dan Tjahjadi (2013).

2. Hasil pengujian CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Kusumadilaga (2010), Agustina (2012) dan Permanasari (2010).

Sedangkan pengujian kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2013) dan Rahayu (2010).

Dengan demikian hasil dari penelitian ini menambah dukungan terhadap teori bahwa CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun hasil penelitian untuk kinerja keuangan tidak mampu mendukung teori yang menyatakan bahwa kinerja keuangan mempengaruhi nilai perusahaan.

Implikasi terapan

Implikasi terapan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan bagi perusahaan dengan melakukan pengungkpan CSR yang terbilang masih sedikit sudah mampu mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan melakukan pengungkapan sosial yang lebih luas lagi supaya semakin banyak minat investor terhadap perusahaan yang nantinya berdampak pada peningkatan nilai bagi perusahaan.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu:

1. Terdapat unsur subjektifitas dalam menentukan indeks pengungkapan karena tidak adanya suatu ketentuan baku yang dapat dijadikan

(41)

25

standard dan acuan, sehingga dalam penentuan indeks GRI yang sama,

hasilnya berbeda antar peneliti.

2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian hanya dari perusahaan manufaktur yang berjumlah 62 perusahaan dengan tahun pengamatan pada tahun 2014 saja.

3. Masih banyak perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi yang lengkap dalam laporan tahunan sehingga tidak dapat dijadikan sebagai sampel penelitian.

4. Masih banyak perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi CSR secara rinci dalam laporan tahunan sehingga nilai indeks CSR yang diperoleh kecil.

Saran Penelitian

1. Sebaiknya pembobotan CSR dalam GRI perlu disamakan persepsi antar peneliti agar tidak terjadi subjektifitas dalam pembobotan CSR.

2. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan perusahaan selain manufaktur, misalnya pertambangan dengan periode penelitian yang lebih panjang untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR, karena CSR merupakan program jangka menengah/panjang

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi EPS, leverage atau kriteria lain yang telah ditetapkan sebagai proksi kinerja keuangan.

(42)

26 DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S. 2012. Pengaruh profitabilitas dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Basalamah, A. S. dan Jermiah. 2005. Social and environmental reporting and auditing in Indonesia. Journal of Business. Gadjah Mada International, Vol.7,pp. 109-27.

Chariri, A. dan Ghozali, I. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Cheng, M. dan Christiawan, Y. J. 2011. Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Kristen Petra Surabaya. Vol.13, NO.1, 24-36

Gamalasari, D. M. I. 2012. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel pemoderasi. Kertas kerja. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Haniffa, R.M. dan Cooke T. E. 2005. The Impact of culture and governance on corporate social reporting. Journal of Accounting and Public Policy 24, pp.

391-430.

Haryati, R. dan Rahardjo, S. N. 2013. Pengaruh corporate social responsibility, kinerja lingkungan, dan struktur corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diponegoro journal of accounting Volume 2, Nomor 2.

Jensen, M. dan Meckling, W. 1976. Theory of the firm: managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, Vol.

3, pp. 305-60.

Kurnianto, E. A. 2011. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi empiris pada perusahaan perbankan yang

(43)

27

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 - 2008). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kusumadilaga, R. 2010. Pengaruh Corpotate social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 dan 2008. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Laksono, F. D. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan manufaktur sektor consumer good yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Maryanti, E. dan Tjahjadi, B. 2013. Analisis corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap kinerja keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Tahun XXIII, No. 1 April 2013

Nugroho, Y. 2007. Dilema tanggung jawab korporasi. diakses pada tanggal 27 Juni 2015. www.unisosdem.org

Nurlela, R. dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XI, 23-24 Juli. Pontianak.

Paludi, S. 2009. Identifikasi dan pengaruh keberadaan data pencilan (outlier) (studi kasus jumlah kunjungan wisman dan pengunjung asing ke indonesia melalui pintu masuk makasar antara bulan Januari 2007 s.d. Juli 2008).

Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VI

Permanasari, W. I. 2010. Pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institudional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan.

Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Pertiwi, T. K. dan Pratama, F. M. I. 2012. Pengaruh kinerja keuangan, good corporate governance terhadap nilai perusahaan food and beverage. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.14, No.2, September, hal 118-127.

(44)

28

Purnawanti, N. D. 2012. Peran corporate governance dalam memoderasi pengaruh earnings management terhadap pengungkapan corporate social responsibility: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2008-2010. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Purwaningsih, S. 2014. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahayu, S. 2010. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social respocibility dan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Retno, R. D. dan Priantinah, D. 2012. Pengaruh good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012.

Rosiliana, K. Yuniarta, G. A. dan Darmawan, N. A. S. 2014. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan (studi empiris pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012). E- Journal S1 Akuntansi. Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 02. No.1)

Sayekti, Y. dan Wondabio L. S. 2007. Pengaruh CSR disclosure terhadap earning response coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.

Situmorang, S. H. dan Lufti, M. 2012. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Edisi 2. USU Press : Medan

Sugito, T. K., Nugrahanti, Y. W., dan Kristanto, A. B. 2014. Pengaruh pengungkapan terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2012). Call for paper dan seminar nasional.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta 18-19 Maret 2014.

(45)

29

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharto, E. 2006. Membangun masyarakat memberdayakan rakyat: Kajian stategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung:

Refika Aditama (cetakan kedua)

Wahidawati. 2002. Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kebijakan hutang perusahaan: sebuah perspektif theory agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, h. 1-16

Wahyudi, U. dan Pawestri, H. P. 2005. Implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan : dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening.

Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 23-26 Agustus.

Wardhani, R. S. 2013. Pengaruh CSR disclosure terhadap nilai perusahaan Dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening (studi kasus perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI). JEAM Vol XII No. 1/2013 Widyanti, S. 2014. Analisis pengaruh kinerja keuangan, pengungkapan corporate

social responsibility, dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Wijaya, A. dan Linawati, N. 2015. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. FINESTA Vol. 3, No. 1, 46-51

Yendrawati, R. dan Pratidina, D. 2013. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan corporate social responsibility dan kepemilikan institusional sebagai variabel pemoderasi (studi empiris pada perusahaan manufaktur dl Bursa Efek Indonesia). UNISIA, Vol. XXXV No. 78 Januari 2013.

Referensi website

Global Reporting. 2015. About GRI. http://www.globalreporting.org/ diakses hari Jumat, 10 Juli 2015

http://blogtutorialspss.blogspot.co.id/2012/06/analisis-regresi-dengan- variabel_27.html diakses hari Kamis, 7 Januari 2016

(46)

30

https://junaidichaniago.files.wordpress.com/2010/04/tabel-f-0-05.pdf diakses hari Kamis, 7 Januari 2016

http://www.nahumarury.com/penjelasan-uji-f-pada-analisis-spss/ diakses hari Kamis, 7 Januari 2016

http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/tabel-t.pdf diakses hari Sabtu, 23 Januari 2016

repository.uksw.edu/handle/123456789/2316 diakses hari Kamis, 23 januari 2016 http://accounting-media.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-data-outlier.html diakses hari Selasa, 8 Maret 2016

(47)

31 Lampiran 1

Sampel Perusahaan

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

2 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

3 ALKA Alaska Industrindo Tbk

4 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk

5 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk

6 INAI Indal Aluminium Industry Tbk

7 LION Lion Metal Works Tbk

8 LMSH Lionmesh Prima Tbk

9 MYRX Hanson International Tbk

10 BUDI Budi Acid Jaya Tbk

11 DPNS Duta Pertiwi Nusantara

12 INCI Intan Wijaya International Tbk 13 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk

14 SRSN Indo Acitama Tbk

15 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 16 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 17 IMPC Impack Pratama Industri Tbk 18 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 19 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

20 SIPD Siearad Produce Tbk

21 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk

22 ALDO Alkindo Naratama Tbk

23 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk

24 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

25 SPMA Suparma Tbk

26 KRAH Grand Kartech Tbk

27 ASII Astra International Tbk

28 AUTO Astra Auto Part Tbk

29 GJTL Gajah Tunggal Tbk

30 INDS Indospring Tbk

31 NIPS Nippres Tbk

32 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk 33 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 34 TRIS Trisula International Tbk 35 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

36 BATA Sepatu Bata Tbk

37 JECC Jembo Cable Company Tbk'

38 KBLI KMI Wire and Cable Tbk

(48)

32

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

39 KBLM Kabelindo Murni Tbk

40 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk 41 ADES Akasha Wira International Tbk

42 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

43 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

44 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

45 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

46 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

47 MYOR Mayora Indah Tbk

48 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

49 SKBM Sekar Bumi Tbk

50 SKLT Sekar Laut Tbk

51 STTP Siantar Top Tbk

52 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 53 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

54 INAF Indofarma Tbk

55 KAEF Kimia Farma Tbk

56 KLBF Kalbe Farma Tbk

57 MERK Merck Tbk

58 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

59 MBTO Martina Berto Tbk

60 MRAT Mustika Ratu Tbk

61 TCID Mandom Indonesia Tbk

62 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

Data CSR, ROE dan Nilai Perusahaan

No Kode

Perusahaan CSR ROE % Nilai

perusahaan (Q)

1 KIAS 0,23 4,00 0,94

2 TOTO 0,37 23,86 1,68

3 ALKA 0,16 4,21 0,64

4 ALMI 0,19 0,30 0,47

5 BTON 0,23 5,20 0,62

6 INAI 0,15 15,13 0,52

7 LION 0,19 11,77 0,85

8 LMSH 0,15 7,44 0,52

9 MYRX 0,11 0,02 1,63

10 BUDI 0,18 3,10 0,50

11 DPNS 0,20 6,15 0,50

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep Pemikiran  ...................................................................
Gambar 1. Kerangka Konsep Pemikiran  Kinerja Keuangan  (X 2 )  Nilai Perusahaan  (Y) Corporate Social Responsibility  (X 1 )
Tabel 1. Sampel Penelitian
Tabel 3.1 Hasil Uji Regresi Substruktural 1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat mesin freezer, mengetahui besaran energi persatuan massa refrijeran yang digunakan oleh evaporator, kompresor dan kondenser,

Some are based on Swarm intelligence and ant colony optimization meta heuristic , some presented the path accumulation approach that scales better in large network

Pusat budaya desa sangeh bertujuan untuk mengenalkan desa sangeh secara lebih detail, dan dapat meningkatkan esensi dari pengalaman ruang yang akan didapat dalam

Berdasarkan rata -- rata indeks dominansi Situ Agathis nilai 0,21 menunjukkan tidak adanya dominansi oleh suatu famili dalam suatu komunitas walaupun beberapa famili

Kombinasi ekstrak pektin dari albedo kulit jeruk Bali (Citrus grandis) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap kualitas

Alat ini bekerja ini bekerja berdasarkan frekuensi clock yang diterimanya, jika frekuensi yang diberikan besar maka perubahan nyala lampu rangkaian akan semakin cepat begitu

Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa..

Gastropoda yang ditemukan di kawasan hutan mangrove Pulau Sepok Keladi Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya sebanyak 9 spesies yaitu Auriculastra saccata,