• Tidak ada hasil yang ditemukan

Misni Safari, Sumar in, Wulan Purnamasari Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Misni Safari, Sumar in, Wulan Purnamasari Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN SAMBAS TERHADAP PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PERBATASAN

DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH (STUDI TERHADAP MASYARAKAT MUSLIM DI KECAMATAN SAJINGAN BESAR)

Misni Safari, Sumar’in, Wulan Purnamasari Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

[email protected]

Abstrak: artikel ini membahas Pemekaran Wilayah Kabupaten Sambas Terhadap Pertumbuhan Perekonomian Masyarakat Perbatasan Dalam Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Terhadap Masyarakat Muslim Di Kecamatan Sajingan Besar) Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) bagaimana dampak pemekaran wilayah kabupaten sambas terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat perbatasan khususnya di kecamatan sajingan besar. 2) bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap pemekaran wilayah Kabupaten Sambas dalam meningkatkan ekonomi masyarakat perbatasan khususnya di Kecamatan Sajingan Besar. Pendekatan yang digunakan yakni pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dampak Pemekaran Wilayah Kabupaten Sambas Terhadap Pertumbuhan Perekonomian masyarakat Muslim di Kecamatan Sajingan Besar memiliki tiga dampak pertama dampak sosial masyarakat baik itu terkait ekonomi, dan pendidikan, kedua dampak terhadap pelayanan publik dan ketiga dampak terhadap infrastuktur. Tinjauan ekonomi Islam terhadap dampak pemekaran wilayah di Kabupaten Sambas dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Muslim di Kecamatan Sajingan Besar Dampak pemekaran wilayah di Kecamatan Sajingan Besar dalam perspektif ekonomi Islam menunjukkan perubahan yang cukup baik.

Islam menentukan fungsi pokok negara dan pemerintahan dalam bidang ekonomi, yaitu menghapuskan kesulitan ekonomi yang dialami rakyat, memberi kemudahan pada akses pengembangan ekonomi kepada seluruh lapisan rakyat dan menciptakan kemakmuran. Sedangkan Islam menganggap kemiskinan merupakan suatu hal yang mampu membahayakan akhlak, kelogisan berfikir, keluarga dan juga masyarakat. Terdapat tiga cara mengatasi kemiskinan yaitu: peningkatan sektor riil dan menghapuskan riba, pembangunan infrastruktur, serta kesehatan dan pendidikan merupakan faktor utama dalam pembangunan ekonomi kesejahteraan dan keadilan (al-adl wal ihsan) serta tata kehidupan yang baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh umat, sebagaimana tujuan ekonomi Islam adalah mencapai falah yang direalisasikan melalui optimasi mashlahah.

Kata Kunci: Pemekaran, Perekonomian, Perbatasan, Ekonomi Syariah

(2)

2 PENDAHULUAN

Kawasan perbatasan Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah utara Propinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia), sebagaimana kawasan perbatasan lainnya di Kalimantan memiliki potensi yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Selain memang adanya keterbatasan baik fisik maupun sosial ekonomi di daerah ini, juga dikarenakan kurangnya perhatian dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Akibatnya antara lain adalah munculnya banyak permasalahan di kawasan ini, seperti kesenjangan ekonomi, ketertinggalan pembangunan, dan keterisolasian kawasan Program ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas wilayah terhadap faktor produksi dan prasarana fisik yang mendukung percepatan pembangunan wilayah serta mengembangkan kemampuan sumber daya manusia dan penguatan kelembagaan masyarakat. Selain itu program ini juga bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan kapasitas pengelolaan potensi wilayah dan memantapkan ketertiban dan keamanan wilayah (PROPEDA, 2015).

Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas yang meliputi 2 (dua) Kecamatan yaitu Paloh dan Sajingan Besar (PALSA) memiliki potensi besar untuk dikembangkan, baik dilihat dari posisi geografis yang sangat strategis, kaya akan sumber daya alam, memiliki panorama alam laut, pantai dan hutan yang indah dan eksotis, serta letaknya berbatasan langsung dengan negara tetangga (Sarawak–

Malaysia). Melihat potensi besar yang dimilikinya, pengembangan PALSA diarahkan untuk dijadikan sebagai daerah industri, pariwisata dan perdagangan yang berorientasi pasar international, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Kabupaten Sambas khususnya serta Kalimantan Barat pada umumnya. Program pengembangan dan pembangunan kawasan perbatasan Paloh–Sajingan ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pembangunan pada kawasan perbatasan yang selama ini dikenal sebagai kawasan tertinggal. Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar adalah dua kecamatan perbatasan yang juga sebagai daerah tertinggal (A.R, 2008).

Melihat potensi besar yang dimilikinya, pengembangan PALSA diarahkan untuk dijadikan sebagai daerah industri, pariwisata dan perdagangan yang berorientasi pasar international, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Kabupaten Sambas khususnya serta Kalimantan Barat pada umumnya. Program pengembangan dan pembangunan kawasan perbatasan Paloh–

Sajingan ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pembangunan pada kawasan perbatasan yang selama ini dikenal sebagai kawasan tertinggal. Dalam konteks internasional, kawasan perbatasan Kabupaten Sambas terletak diujung Pulau Kalimantan, menghadap Laut Natuna secara strategis berada tepat pada jalur Laut Natuna dan Udara Internasional diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Disamping itu Kecamatan Paloh hanya berjarak kurang lebih 250 Km dari Batam dan Pulau Natuna yang menjadikannya daratan paling dekat dengan Pulau Natuna dibanding daerah lain yang ada di Indonesia. Kawasan pengembangan yang membentuk segitiga dengan Batam dan Pulau Natuna akan sangat menguntungkan mengingat pertumbuhan yang pesat dari dua pulau tersebut. Jika dipandang dalam konteks Asean, PALSA memiliki letak yang sangat strategis karena kawasan tersebut terletak pada poros negara – negara Asean, membuatnya memiliki akses

(3)

3

yang mudah ke negara seperti Negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Pada saat ini kawasan perbatasan belum dikelola secara baik dan belum adanya konsepsi pembangunan yang jelas, komprehensif dan integratif. Kegiatan pembangunan yang ada masih berupa rencana pembangunan parsial dengan pendekatan sangat sektotal. Sebagai contoh adalah eksploitasi kawasan hutan (legal dan ilegal) dengan sasaran pokok pertumbuhan ekonomi atau pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal. Indikasi ini semakin menguatkan manakala dihadapkan pada kenyataan perbedaan kesejahteraan yang mencolok antara masyarakat di perbatasan dengan masyarakat negara tetangga. Sepanjang perbatasan baik yang berada di wilayah Malaysia atau pun Indonesia adalah menjadi tempat pemukiman penduduk. Akan tetapi, penduduk yang tinggal di perbatasan wilayah Indonesia relatif terkebelakang jika dibandingkan dengan warga Malaysia. Hal ini tampak dari kondisi sosial ekonomi yang kurang memadai, termasuk sarana dan prasarana hidup yang mereka miliki.

Daerah perbatasan Indonesia jauh dari sentuhan pembangunan dan cenderung terisolasi dari daerah-daerah disekitarnya (Hamid, 2001). Dan kenyataannya, kawasan perbatasan Kalimantan Barat–Sarawak tetap berada di landasan kemiskinan, ketertinggalan dan keterbelakangan Jadi, tegasnya pembangunan kawasan perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak tetap terabaikan (Hamid, 2003).

Upaya perlunya pemekaran Kabupaten Sambas, disamping pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, pemekaran wilayah tersebut juga sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Hal ini juga sangat membantu masyarakat setempat yakni dengan adanya pemekaran wilayah dapat menjadi peluang-peluang bagi para investor maupun bagi para pengusaha kecil dan menengah. Setiap wilayah baik secara alamiah, kultural maupun structural banyak memiliki perbedaan. Apabila perbedaan tersebut, tidak dikelola dengan baik, maka lahir wilayah yang kuat dan dapat mengeksploitasi wilayah yang lebih. Dari perspektif hubungan struktur kelembagaan pemerintahan, implikasi politik dari kewenangan urusan pemerintahan adalah adanya divergensi atau pembagian urusan, yang kemudian urusan yang dibagi ini menjadi kewenangan dari setiap struktur pemerintahan. Filosofi yang mendasari diperlukan adanya pembagian atau pemencaran urusan pemerintahan adalah karena wilayah negara terlalu luas untuk diurus oleh Pemerintah Pusat saja. Oleh karena itu, diperlukan desentralisasi dengan pembentukan daerah otonom dan pembagian urusan. Disamping itu dengan pembagian kerja antarberbagai susunan pemerintahan dapat menciptakan sinergi antar lembaga, efisiensi dan efektivitas pelayanan serta partisipasi masyarakat, sehingga ketentraman, ketertiban, dan kesejahteraan tercapai (Kaloh, 2007).

Menurut Marnis, di negara berkembang peranan pemerintah bukan saja perlu untuk menstabilkan kegiatan ekonomi tetapi juga untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Membangun infrastruktur yang lebih baik, menciptakan suasana kegiatan usaha yang memberikan prospek keuntungan yang baik dan memberikan insentif untuk kegiatan investasi baru merupakan beberapa bentuk usaha pemerintah yang penting peranannya dalam upaya untuk mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi (Marnis, 2007).

Pemekaran wilayah juga erat kaitannya dengan pembangunan, dalam Islam pembangunan disebutkan sebagai “keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya”.

(4)

4

Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan manusia. Hal ini sesuai dengan QS.Ad- Dhuha 93:4 :

َﻙﱠﻟ ٞﺭ ۡﻳَﺧ ُﺓ َﺭ ِﺧٓ ۡﻸَﻟ َﻭ ٰﻰَﻟﻭُ ۡﻷٱ َﻥ ِﻣ

٤

Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).

Dari ayat tersebut dipahami bahwa ayat itu mengandung anjuran dalam membangun sesuatu harus memiliki tujuan yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan manusia UNDP (United Nation Development Programme), telah menerbitkan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan pembangunan suatu negara. Nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Disamping itu, Islam juga memandang pertumbuhan ekonomi harus memasukkan aspek akseologis (nilai, moral) agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya diorientasikan kepada kesejahteraan materi saja melainkan memasukkan aspek ruhaniyah. Dalam ekonomi Islam pertumbuhan ekonomi yang dituju adalah pertumbuhan optimal, baik dari segi kesejahtraan materi maupun rohani, Islam tidak memperkenankan konsumsi modal dan pertumbuhan yang melalui batas yang memaksakan pengorbanan yang tidak alamiah bagi manusia. Jadi menurut Islam tingkat pertumbuhan yang rendah yang diiringi dengan distribusi pendapatan yang tinggi tapi tidak dibarengi dengan distribusi yang merata. Namun demikian, yang lebih baik dari keduanya adalah pertumbuhan yang tinggi tanpa memaksakan pengorbanan yang tidak alamiah dari manusia dan disertai dengan distribusi pendapatan yang merata.

Berdasarkan kesenjangan di atas, peneliti merasa perlu mengkaji lebih lanjut terkait dengan pemekaran wilayah kabupaten sambas terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat perbatasan dalam perspektif ekonomi syariah (studi terhadap masyarakat muslim di kecamatan sajingan besar). Apakah nantinya memberikan kebermanfaatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, penulis bermaksud mengkaji lebih dalam terkait dengan perspektif ekonomi Islam tentang pembangunan. Dalam penulisan ini, diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan pembangunan terutama yang berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, dan pemerataan. Khususnya bagi masyarakat di Kecamatan Sajingan Besar.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian partisipatori. Pada dasarnya Participatory Action Research (PAR), merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung (dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persoalan) dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih baik (Agus Afandi, 2016). Perkembangan penelitian itu sendiri kemudian memunculkan suatu dialog di antara beberapa kalangan peneliti untuk melakukan kritik terhadap modernitas dan neocapitalist.

Dari bagian dialog tersebut kemudian muncullah ide penelitian tindakan partisipatoris. Penelitian tindakan partisipatoris lahir dengan tujuan untuk

(5)

5

memberikan kerangka acuan pemahaman dan kritik itu sendiri (John W. Creswell, 2014).

Adapun jenis data berdasarkan sumbernya bisa dibedakan menjadi dua, data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung (Endraswara, 2003). Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti atau sumber data pelengkap yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Adapun yang menjadi data primer adalah, kepala bappeda kab. sambas, camat sajingan besar, kepala plb aruk sajingan, pedagang muslim di daerah sajingan besar dan tokoh masyrarakat. Dipilihnya sebagai sumber data primer karena menjadi obyek pelaku utama yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Sementara itu, yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini yakni Peraturan-peraturan menteri dan peraturan daerah kabupaten sambas dalam pengelolaan perbatasan, artikel ilmiah dan profil kecamatan sajingan besar. Untuk itu peneliti menggunakan purposive sampling, yakni melakukan pemilihan terhadap siapa dan berapa jumlah informan yang diperlukan, dengan pertimbangan mampu menguasai masalah, menjelaskan informasi untuk dihimpun sebagai data yang akan dianalisis.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Dampak Pemekaran Wilayah Kabupaten Sambas Terhadap Pertumbuhan Perekonomian Masyarakat Perbatasan Kecamatan Sajingan Besar

Hingga saat ini, pembangunan kawasan perbatasan masih tertinggal bila dibandingkan dengan pembangunan di wilayah lain. Jika dibandingkan dengan negara tetangga khusunya Malaysia, kesenjangan terlihat dengan jelas pada berbagai aspek, baik aspek infratruktur, sosial, maupun ekonomi. Ditinjau dari aspek keamanan (security) kondisi ini sangatlah rawan, karena wilayah perbatasan merupakan wilayah strategis yang mudah terinflitrasi secara langsung maupun tidak langsung oleh negara lain, baik secara politik, ekonomi, sosial, maupun kultural (Suratman, 2008). Meskipun pendekatan ekonomi khususnya ditekankan pada pemberdayaan masyarakat, namun tetap didudukkan dimana secara komprehensif pembangunan ekonomi dilakukan secara simultan dengan melakukan pemberdayakan social, lingkungan hidup, kelembagaan serta termasuk ketertiban dan penegakan hukum dalam rangka menegakkan kedaulatan Negara di perbatasan.

Produk unggulan merupakan produk yang potensial untuk dikembangkan dalam suatu wilayah dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia setempat, serta mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah.

Produk unggulan juga merupakan produk yang memiliki daya saing, berorientasi pasar dan ramah lingkungan, sehingga tercipta keunggulan kompetitif yang siap menghadapi persaingan global. Sektor-sektor ekonomi lokal yang mempunyai potensi diharapkan menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan bahkan menjadi sektor unggulan. Sejalan dengan paradigma pembangunan yang partisipatif dan sensitive terhadap nilai-nilai lokal, system ekonomi dijalankan diharapkan dapat memberikan peran kepada usaha di tingkat komunitas dengan skala mikro, kecil dan menengah. Dalam hal ini pelaku usaha lokal dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola usahanya secara lebih efisien, dengan memanfaatkan potensi ekonomi lokal sacara optimal

(6)

6

dan menggunakan teknologi yang sesuai agar produk yang dihasilkan dapat lebih bersaing di pasa nasional maupun internasional. Salah satu tujuan kebijakan pembangunan perbatasan yang dilaksanakan oleh pemerintah propinsi Kalimantan Barat adalah untuk memperbaiki kinerja perekonomiannya (antara lain mengatasi masalah buruknya distribusi pendapatan, kemiskinan dan kesempatan kerja).

Kebijakan ini penting karena 5 kabupaten yang ada di Kalimantan Barat memiliki wilayah administrasi kawasan perbatasan. Sebelum dibangun jalan menuju perbatasan pada tahun 2002, untuk mencapai Kecamatan Sajingan Besar diperlukan waktu 12 jam sampai dengan 14 jam yang harus ditempuh lewat sungai dan jalan darat (PROPEDA, 2015). Berdasarkan pada paparan data ini peneliti akan memaparan beberapa dampak pemekaran di Kecamatan Sajingan Besar diantaranya:

1. Sosial Masyarakat

Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat yaitu pengaruh yang mendatangkan akibat, baik positif maupun negatife dengan cara perluasan daerah pemerintahan dengan keadaan, keamanan, keselamatan, ketentraman dan keadaaan sejahtera masyarakat yang sistem budaya dan sistem sosial yang mendukung mata pencaharian. Bahkan masalah pelayanan masyarakat yang diberikan oleh aparat birokrasi pemerintah merupakan satu masalah penting bahkan seringkali variable ini dijadikan alat ukur menilai keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas pokok pemerintah. Aspek pelayanan merupakan bagian integral dalam strategi pengembangan tugas dan fungsi pemerintahan, untuk itu aspek perhatian terhadap kualitas pelayanan publik merupakan parameter dari keberhasilan birokrasi dalam pemuasan publik.

Dalil dibawah ini menjelaskan bagaimana seorang pemimpin bertindak sebagai pelayan bagi rakyatnya yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari Artinya:Al- Hasan berkata: Ubaidillah bin Ziyad menjenguk Ma’qil bin Yasar r.a. ketika sakit yang menyebabkan matinya, maka Ma’qil berkata Ubaidillah bin Ziyad: Aku akan menyampaikan kepadamu sebuah hadis yang telah aku dengan dari Rasulullah saw:

Aku telah mendengar Nabi saw bersabda: Tiada seorang hamba yang dipelihara rakyat oleh Allah lalu ia tidak memeliharanya dengan baik, melainkan tidak akan merasakan padanya bau surga (H.R. al-Bukhari) (Muhammad, 2003).

Berdasarkan hadis tersebut jelas bahwa, memelihara atau melayani masyarakat adalah perbuatan yang terpuji sehingga dewasa ini sepatutnyalah seorang pemimpin harus bertindak sebagai pelayan bagi masyarakatnya karena dengan itu kesejahteraan akan mudah terwujud. Pelayanan yang berkualitas merupakan harapan yang didambakan masyarakat karena masyarakat menganggap bahwa hal itu merupakan hak yang harus diperolehnya. Khususnya di era reformasi sekarang ini pemerintah memberikan perhatian yang serius dalam upaya peningkatan dan perbaikan mutu pelayanan. Antisipasi terhadap tuntutan pelayanan yang baik membawa suatu konsekuensi logis bagi pemerintah untuk memberikan perubahan-perubahan terhadap pola budaya kerja aparatur pemerintah.

(7)

7 2. Pelayanan Publik

Pemekaran wilayah pada dasarnya bertujuan untuk lebih mendekatkan jarak antara pemerintah sebagai pelaksana pelayanan publik dengan masyarakat sebagai penerima pelayanan. Pemekaran wilayah juga bertujuan untuk menjadikan pelayanan publik bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Namun yang sebenarnya yang menjadi tujuan utama dari pemekaran wilayah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah yang dimekarkan. Ironisnya, tidak sedikit yang terjadi pada wilayah yang baru dimekarkan justru beberapa fungsi pelayanan publik yang terkadang tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Hadirnya pemekaran wilayah sehingga pemerintah setempat melakukan penerobosan-penerobosan sarana infrastruktur bagi masyarakat. Penerobosan tersebut di antaranya pembangunan jalan raya masuk ke setiap kampung-kampung yang ada di wilayah tersebut. Sekarang askes perhubungan terutama akses jalan dan komunikasi semakin lancar dan cepat tercapai.

Pelayanan publik pada dasarnya merupakan pelayanan yang disediakan oleh pemerintah (government services) untuk warga negara (citizen) yang diselenggarakan secara langsung melalui sektor-sektor pemerintah (public sectors) dan tidak langsung yaitu melalui pendanaan kepada institusi non-pemerintah yang ditetapkan sebagai penyelenggara pelayanan publik (Effendi, 2008). Jadi, pelayanan publik adalah monopoli pemerintah, terutama yang menyangkut pelayanan dasar seperti: pendidikan, kesehatan, listrik, transportasi umum, air bersih, pemadam kebakaran, perumahan rakyat, infrastruktur ekonomi dan pelayanan lainnya yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kepada rakyat. Pelayanan publik dengan demikian adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non-jasa yang dilakukan oleh organisasi publik. Dalam hal ini adalah suatu organisasi pemerintahan, yaitu oleh aparatur pemerintahan beserta segenap kelengkapan kelembagaannya (Ahmad Ainur Rohman, 2010). Sementara itu, Juniarso dan Sudrajat, mendefinisikan pelayanan publik sebagai pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam kedudukan sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Juniarso Ridwan dan A.S.Sudrajat, 2009).

2. Dampak Pemekaran terhadap Infrastuktur

Pemekaran wilayah yang memiliki suatu pemerintahan daerah otonom adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan daerah makin mandiri dan demokratis. Tujuan ideal ini dapat diwujud nyatakan melalui peningkatan profesionalisme birokrasi daerah untuk dapat menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, dapat menciptakan kesempatan lebih luas untuk masyarakat, serta dapat akses langsung pada unit-unit pelayanan publik yang tersebar dan mudah dijangkau oleh masyarakat pedesaan maupun kota. Ada dua hal penting yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu pertama, bagaimana pemerintah melaksanakannya, dan kedua, bagaimana dampaknya dimasyarakat setelah pemekaran dilaksanakan. Untuk hal yang pertama, aspek yang dikaji adalah sejauh mana “input‟ yang diperoleh pemerintah daerah pemekaran dapat digunakan

(8)

8

semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, aspek yang dikaji adalah keuangan pemerintah daerah dan aparatur pemerintah daerah, kedua aspek tersebut sangat dominan pengelolaannya oleh pemerintah daerah.

2. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap dampak pemekaran wilayah di Kabupaten Sambas dalam meningkatkan Ekonomi masyarakat Muslim di Kecmatan Sajingan Besar

Pemerintah Kecamatan Sajingan Besar yang dimekarkan wilayahnya menjadi lebih luas, disamping pertumbuhan pendudukyang semakin meningkat, pemekaran wilayah tersebut juga sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Hal ini juga sangat membantu masyarakat setempat yakni dengan adanya pemekaran wilayah dapat menjadi peluang- peluang bagi para investor maupun bagipara pengusaha kecil dan menengah. Sadar atau tidak setiap wilayah baik secara alamiah, cultural maupun structural banyak memiliki perbedaan.

Apabila perbedaan tersebut, tidak dikelola dengan baik, maka lahir wilayah yang kuat dan dapat mengekploitasi wilayah yang lemah.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Kuncoro, 2004).

Masalah pokok dalam pembangunan daerah terletak pada penekanannya terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada ciri khas (unique value) dari daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif- inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.

Peran pemimpin sangatlah penting dalam suatu negara, dengan adanya pemimpin maka seluruh urusan negara terutama urusan perekonomian akan berjalan dengan baik, begitupun sebaliknya jika dalam suatu negara tidak ada pemimpinnya maka segala kegiatan perekonomian di negara tersebut akan mengalami kekisruhan, karena dalam kegiatan perekonomiannya tidak ada yang mengatur dan mengawasi maka seluruh kegiatan ekonomi akan berjalan sesuai keinginan individu-individu pada negara tersebut. Dan seluruh kegiatan ekonomi akan di kuasai oleh para individu pemegang modal terbesar sedangkan individu pemegang modal yang kecil atau individu yang tidak memiliki modal hanya akan selalu tertinggal dengan kata lain yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Namun, dalam negara yang sudah memiliki pemimpin belum tentu juga memiliki pemimpin yang baik, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu mengedepankan perilaku berdasarkan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu: 1) segi pembangunan sektoral, pencapaian sasaran pembangunan dilakukan melalui

(9)

9

berbagai pembangunan sektoral yang dilaksanakan di daerah. Pembangunan sektoral disesuaikan dengan yang dimiliki oleh masing-masing daerah; 2) segi pembanguna wilayah, yang meliputi perkotaan dan pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi wilayah; dan 3) segi pemerintahnya, agar tujuan pembangunan daerah dapat berhasil dengan baik maka pembangunan daerah perlu berfungsi dengan baik karena itu pembangunan merupakan usaha-usaha untuk mengembangkan dan mempererat pemerintah dalam rangka makin mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab (Muhammad, 2003).

Pemerintah memiliki tugas penting dalam mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan. Sebagaimana telah diketahui, tujuan ekonomi Islam adalah mencapai falah yang direalisasikan melalui optimasi mashlahah. Oleh karena itu, sebagai pengemban amanah dari Allah SWT dan masyarakat, maka secara umum tujuan peran pemerintah adalah menciptakan ke-mashlahah-an bagi seluruh masyarakat. Menurut Al-Mawardi tugas dari pemerintah adalah untuk melanjutkan fungsi-fungsi kenabian dalam menjaga agama Islam dan mengatur urusan-urusan duniawi (Al-Haritsi, 2010). Sementara, menurut Ibn Khaldun eksistensi pemerintah adalah untuk memastikan agar setiap orang dapat memenuhi tujuan syariat baik dalam urusan dunia maupun ahirat. Pemerintah atau pemimpin adalah pemegang amanat Allah untuk menjalankan tugas-tugas kolektif dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan (al-adl wal ihsan) serta tata kehidupan yang baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh umat. Amanah merupakan kualitas wajib yang harus dimilki seseorang pemimpin. Hal ini dijelaskan pada firman Allah Q.S An-Nisa’ ayat 58 :

ا ْﻮ ُﻤ ُ ﻜ ْ َ ن ْ َ

ا ِسﺎﱠا َ ْ َﺑ ْﻢُﺘ ْﻤ َ

ﻜ َ ا َذ ِا َو ۙﺎ َﻬِﻠ ْﻫَا ِا ِﺖٰ#ٰﻣَ%ْ&ا اوﱡد َﺆُﺗ ْن َ ا ْﻢ ُ

ﻛُﺮ ُﻣ ْ ﺄَﻳ َ /

ﷲا ﱠ

ن ِا ۞ ا ً3ْ ِﺼَﺑ ۢﺎ ًﻌْﻴ ِﻤ َﺳ ن9 َ َ

: َ ﷲا / ﱠ ن ِا ۗ ٖﻪِﺑ ْﻢ ُ

ﻜ ُﻈ ِﻌَﻳ ﺎﱠﻤ ِﻌِﻧ َ ﷲا / ﱠ

ن ِا ۗ ِل ْﺪ َﻌْﻟﺎِﺑ C

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.

Dengan sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah dirahkan di atas pundaknya. Kepercayaan masyarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama. Sehingga pemimpin dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan rasa tanggung jawab dan melakukannya dengan sebaik mungkin.

Pemimpin yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya tanpa dipengaruhi oleh organisasi-organisasi lain yang hanya menginginkan keuntungan semata.

Menurut peneliti peran pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan ekonomi Islam, di mana Pemerintah Kecamatan Sajingan Besar maupun Pemerintah Kabupaten Sambas sudah menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang mementingkan kemaslahatan masyarakat melalui program-program yang telah diberikan guna untuk mengembangkan potensi ekonomi di Kecamatan Sajingan

(10)

10

Besar agar potensi yang di miliki ini dapat terus terjaga dan dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Kecamatan Sajingan Besar dan sekitarnya. Menurut Muhammad dalam bukunya tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam menyebutkan bahwa, Islam menekankan peran negara dalam beberapa hal, yaitu : Pertama, rakyat merupakan tanggung jawab negara dan karena itu negara wajib menggunakan aset atau kekayaan negara untuk mensejahterakan rakyatnya.

Sumber daya alam baik dalam bentuk bumi dan segala isinya dan kesuburan permukaannya, air dan segala manfaatnya dan pemanfaatannya dikuasai oleh negara dan digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan rakyat (Dzar, 2004). Dalam kitab suci Al-Qur’an telah begitu jelas bahwa langit dan apa yang terdapat di bumi (di daratan maupun di lautan) adalah (mutlak) milik Allah yang diperuntukan untuk dimanfaatkan, dilestarikan dan diberdayakan demi kepentingan manusia, terdapat dalam firman Allah Q.S.Al-Baqarah Ayat 29:

ۗ ٍت ٰﻮ ٰﻤ َﺳ َﻊْﺒ َﺳ ﱠﻦُﻬﯨ /ﻮ َﺴ َ

ﻓ ِءۤﺎَﻤ ﱠﺴﻟا َ

ِا ى Oﻮَﺘ ْﺳا ﱠﻢ ُ

ﺛ ﺎ ًﻌْﻴ ِQ َR ِض ْرَ%ْ&ا ِU ﺎﱠﻣ ْﻢ ُ ﻜ َ

V َﻖ َ

ﻠ َX ْي ِZ ﱠ [ا َﻮ ُﻫ ࣖ ٌﻢْﻴ ِﻠَ^ ٍء ْ_ َ

` ِ ّ b ُ

cِﺑ َﻮ ُﻫَو d

Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”.

Pada ayat di atas sudah jelas disebutkan bahwa segala yang ada di bumi ini di ciptakan untuk manusia yang kemudian dapat di manfaatkan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Di Kecamatan Sajingan Besar memiliki sumber daya alam yang cukup banyak dalam bidang pertanian, tanah yang subur dapat membuat banyak tanaman dapat tumbuh subur jika ditanam di Kecamatan Sajingan Besar.

Pemerintah daerah Kecamatan Sajingan Besar memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan mengelola dan menjaga kelestarian alam yang di miliki untuk kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Sajingan Besar.

Kedua, pemerintah yang mewakili negara menyediakan social security (jaminan sosial) melalui pengelolaan harta yang diperoleh dalam suatu kondisi yang aman untuk mensejahterakan rakyat. Kekayaan negara yang diperoleh dari hasil yang legal, halal, dan baik dikelola, dimanfaatkan, dan disimpan dengan baik untuk kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dengan berpijak pada unsur kebijakan dan keadilan sehingga tidak ditemukan warga negara yang terlunta-lunta, tanpa makanan, pakaian, dan perumahan yang memadai. Dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Kecamatan Sajingan Besar khusunya dalam bidang pertanian, dapat dikelola dengan baik oleh masyarakat yang tentu dengan pengawasan pemerintah daerah. Seluruh kekayaan alam yang dimiliki adalah hak seluruh masyarakat Kecamatan Sajingan Besar jadi seluruh masyarakat dapat memanfaatkannya demi memenuhi kebutuhan hidup masyarakat itu sendiri.

Sebagai pemimpin, pemerintah Kecamatan Sajingan Besar harus berlaku adil dalam membuat kebijakan agar tidak terjadi ketimpangan terhadap setiap masyarakat di Kecamatan Sajingan Besar.

Ketiga, sebagai agen yang bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan rakyat, pemerintah memerlukan informasi dan data base yang akurat

(11)

11

tentang kesenjangan antara kelompok dalam masyarakat, antara pusat dan pinggiran. Dengan cara seperti ini negara akan dengan mudah memetakan dan memecahkan problema kesenjangan rakyatnya. Untuk memudahkan pemerintah dalam mengetahui perkembangan pertanian di Kecamatan Sajingan Besar pemerintah setempat membuat atau menyimpan data perkembangan dan pertumbuhan hasil-hasil pertanian ke dalam bentuk data base kecamatan seperti data statistik Kecamatan Sajingan Besar dalam angka, data produksi dan luas panen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang dimiliki oleh masing- masing UPT dan diserahkan ke kecamatan, kemudian data tentang permasalahan-permasalahan apa saja yang di hadapi oleh para petani di kecamatan Sajingan Besar.

Pegembangan potensi di Sajingan Besar tentu harus dilakukan oleh para petugas yang sudah menguasai ilmu dalam bidang- bidang pertanian. Karena dengan dilakukan oleh orang-orang yang sudah professional maka pengembangan potensi ekonomi dalam sektor pertanian ini akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan firman Allah Q.S. Al-Jatsiyah ayat 13: Artinya: “dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”.

Dari ayat di atas dapat sudah dijelaskan bahwa selain diperuntukan untuk kepentingan manusia, langit dan bumi juga bisa “ditundukan” berdasarkan kemampuan yang telah diperoleh manusia. Jadi, Allah telah memberikan “fadhilah- Nya”, juga menunjukan bagaimana cara memanfaatkan dan melestarikannya, yaitu dengan kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun sebaliknya, bila apa yang telah diberikan (dianugerahkan)-Nya tidak difungsikan sebagaimana mestinya, yang terjadi bukan kesejahteraan dan kemakmuran tetapi kesengsaraan dan kerusakan.

Berdasarkan firman Allah yang telah di sebutkan di atas maka manusia sebagai khalifah di bumi ditugaskan untuk mengelola, memanfaatkan dan melestarikan seluruh sumber daya yang telah diberikan Allah kepada seluruh umat di dunia sesuai dengan kemampuan yang manusia miliki agar dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan melestarikannya dapat dilakukan dengan baik dan tidak berbuat kerusakan terhadap sumber daya tersebut.

Berdasaran penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pemerintah Sajingan Besar dalm melakukan pengembangan potensi ekonomi daerah Sajingan Besar telah sesuai dengan peran pemerintah yang sesuai dengan ajaran Islam dalam mengatur kekayaan alam untuk kepentingan bersama dalam mencapai maslahah, walaupun dalam pemberian bantuan alat produksi untuk meningkatkan hasil pertanian masih belum adil karena hanya sebagian saja yang mendapatkannya.

Akan tetapi hal ini diluar dari keterbatasan pemerintah karena keterbatasan dana yang mereka miliki. Oleh karena itu, dengan adanya potensi dan alat yang telah diberikan oleh pemerintah hendaklah masyarakat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya demi kepentingan bersama dan saling membantu dalam meningkatkan serta pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan sosial bersama serta saling mengingatkan untuk terus menjaga kelestarian lingkungan agar lingkungan tidak tercemar dan juga rusak mengingat

(12)

12

tugas sebagai manusia adalah untuk menjadi khalifah di bumi untuk mengelola bumi dengan baik karena pada hakikatnya apapun yang kita kerjakan di bumi akan kita pertanggungjawabkan nantinya pada pemilik bumi dan seisinya yaitu Allah SWT.

Kesimpulan

Dengan diberlakukannya otonomi daerah adalah keseriusan dari pemerintah pusat untuk dapat memberikan sebagian besar kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya kecenderungan daerah untuk memekarkan wilayahnya dengan membentuk propinsi atau kabupaten/kota baru, yang bertujuan untuk mengurus daerahnya dalam upaya memberikan palayanan dan meningkat kesejahteraan masyarakat. Dampak Pemekaran Wilayah Kabupaten Sambas Terhadap Pertumbuhan Perekonomian masyarakat Muslim di Kecamatan Sajingan Besar terdiri dari dampak pemerakan terhadap sosial masyarakat, pelayanan publik dan infrastuktur. Tinjauan ekonomi Islam terhadap dampak pemekaran wilayah di Kabupaten Sambas dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Muslim di Kecmatan Sajingan Besar. dalam perspektif ekonomi Islam menunjukkan perubahan yang cukup baik. Islam menentukan fungsi pokok negara dan pemerintahan dalam bidang ekonomi, yaitu menghapuskan kesulitan ekonomi yang dialami rakyat, memberi kemudahan pada akses pengembangan ekonomi kepada seluruh lapisan rakyat dan menciptakan kemakmuran. Sedangkan Islam menganggap kemiskinan merupakan suatu hal yang mampu membahayakan akhlak, kelogisan berfikir, keluarga dan juga masyarakat. Terdapat tiga cara mengatasi kemiskinan yaitu:

peningkatan sektor riil dan menghapuskan riba, pembangunan infrastruktur, serta kesehatan dan pendidikan merupakan faktor utama dalam pembangunan ekonomi kesejahteraan dan keadilan (al-adl wal ihsan) serta tata kehidupan yang baik (hayyah thayyibah) bagi seluruh umat, sebagaimana tujuan ekonomi Islam adalah mencapai falah yang direalisasikan melalui optimasi mashlahah.

Daftar Pustaka

A.R, B. (2008). Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).

Agus Afandi, D. (2016). Modul Participatory Action Research. LPPM UIN Sunan Ampel.

Ahmad Ainur Rohman, dkk. (2010). Reformasi Pelayanan Publik. Veteriner Puslitbangnak Bogor.

Al-Haritsi, J. bin A. (2010). Fiqh Ekonomi Umar bin Al Khattab. Khalifa.

Dzar, A.-Q. A. (2004). Al-Qilmani Abu Dzar. Mizan.

Effendi, T. (2008). Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik: Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Sejahtera. UNDIP.

Endraswara. (2003). Metode Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada Press.

Hamid. (2001). Kawasan Perbatasan Kalimantan : Permasalahan dan Konsep Pengembangan. Pusat Pengembangan Kebijakan Teknologi Pengembangan

(13)

13 Wilayah-BPPT Press.

Hamid, A. dan. (2003). Model & Strategi Pengembangan Kawasan Perbatasan Kabupaten Nunukan. Pusat Pengembangan Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah-BPPT Press.

John W. Creswell. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar.

Juniarso Ridwan dan A.S.Sudrajat. (2009). Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik. Nuansa.

Kaloh. (2007). Mencari Bentuk Otonomi Daerah. PT. Asdi Mahasatya.

Kuncoro, M. (2004). Otonomi & Pembangunan Daerah “Reformasi, Perencanaan, Strategi, Dan Peluang.” Erlangga.

Marnis. (2007). Pengantar Bisnis. UNRI Press.

Muhammad, F. (2003). Al-Lu’lu wal Marjan (2): Himpunan Hadits-hadits yang disepakati oleh Bukhari Muslim. PT. Bina Ilmu Offset.

PROPEDA. (2015). Kenyataan ini telah mendorong Pemerintah Kabupaten Sambas untuk memprioritaskan pengembangan kawasan perbatasan dan daerah tertinggal dengan menyusun Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Sambas Tahun 2001– 2005.

Suratman, E. (2008). Kawasan Perbatasan dan Pembangunan Daerah. Untan Press.

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhan, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (a) titer antibodi protektif terhadap ND adalah 4 (HI-log2), (b) status imun dan kerentanan untuk burung

Penulis sepenuhnya menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna, baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya, karena keterbatasan pengetahuan dan

Ketut Suarjana, MPH Perilaku Seks Pranikah Remaja di Kota Denpasar 2013 FK Ilmu Kesehatan Masyarakat. 37 sang gede purnama Program jumantik dan survei entomologi nyamuk Aedes

Jawab- annya adalah bahwa penderitaan dan kematian Yesus benar-benar unik, dan kebangkitan-Nya dari kematian tiga hari kemudian merupakan suatu tindakan Allah untuk meneguhkan

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, saran yang perlu dipertimbangkan bagi siswa kelas X SMK Negeri 1 Jember, hendaknya siswa lebih banyak- banyak

Temuan penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gede Nogi Paranesa dkk (2016) menunjukkan bahwa penjualan dan modal sendiri berpengaruh signifikan

Sampel katalis yang disiapkan dari cangkang bekicot melalui dekomposisi termal dengan kalsinasi suhu tinggi menunjukkan aktivitas katalitik yang baik untuk reaksi

Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri Bandung dalam implementasi sistem informasi kios 3 in 1 mengalami beberapa permasalahan sebagai tantangan yang harus di