• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakso Daging Sapi

2.1.1 Definisi Bakso Daging Sapi

Gambar 2.1 Bakso daging sapi (Sumber : Dokumen Pribadi,2020)

Bakso adalah salah satu jenis makanan dari olahan daging yang telah dicampur dengan tepung serta bumbu-bumbu lainnya yang dibentuk berupa bola- bola. Bakso merupakan produk pangan yang terbuat dari daging yang dihaluskan, dicampur dengan tepung, dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng atau lebih besar dan dimasak dalam air hingga bakso mengapung (Mahbub, Oramono, & Mulyani, 2012).

Bakso merupakan salah satu makanan yang sangat terkenal dan digemari oleh masyarakat, karena memiliki rasa yang khas, dan kaya gizi. Saat ini masyarakat lebih banyak mengkonsumsi daging sapi karena beberapa kelebihan yang dimiliki yaitu kandungan nutrisi yang tinggi sehingga mampu memenuhi nutrisi tubuh, Syarat mutu bakso daging menurut SNI 01-3818-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(2)

Tabel 2.1 Syarat Mutu Bakso Daging(SNI 01-3818-2014).

2.1.2 Komponen Gizi Bakso Sapi

Bakso merupakan salah satu makanan dari olahan daging secara tradisional, yang sangat terkenal dan digemari oleh masyarakat, karena memiliki rasa yang enak, dan kaya akan nutrisi. Bakso memiliki kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat juga mineral dan vitamin. Kandungan gizi dalam bakso sangat ditentukan oleh daging dan komposisi bahan tambahan bakso seperti tepung, garam, bumbu dan es.

Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan asal ternak yang mengandung nutrisi berupa air, protein, lemak, mineral, dan sedikit karbohidrat sehingga dengan kandungan tersebut menjadikan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan menjadikan mudah mengalami kerusakan

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) syarat mutu bakso daging sapi sebanyak 400g yaitu sebagai berikut :

Syarat mutu Satuan Persyaratan Bau

Rasa Warna Tekstur

Air Abu Protein Lemak Boraks

- - - -

%b/b

%b/b

%b/b

%b/b -

Normal, khas daging Gurih Normal

Kenyal Maksimal 70,0

Maksimal 3,0 Minimal 9,0 Maksimal 2,0 Tidak boleh ada

(3)

Tabel 2.2 Syarat mutu bakso daging SNI 3818:2014

Sumber : Standarisasi Nasional Indonesia, (BSN, 2014)

Menurut (Purwanto, Ali, & Herawati, 2015) mutu bakso yang baik yaitu berwarna cokelat muda cerah, beraroma daging sapi, memiliki kehalusan permukaan seragam, bertekstur kenyal, berasa bakso sapi dan agak gurih serta bakso yang dihasilkan disukai dari penilaian secara keseluruhan. Bakso yang berkualitas baik dapat dilihat dari tekstur, warna dan rasa. Teksturnya yang halus, kompak, kenyal dan empuk. Halus yaitu permukaan irisannya rata, seragam dan serat dagingnya tidak tampak (Cunha et al., 2018)

Daging sapi secara fisik elastis, sedikit kaku dan tidak lembek. Memiliki warna merah terang, mengkilap, dan tidak pucat. Jika dipegang masih terasa basah dan tidak lengket di tangan. Dari segi aroma, daging sapi sangat khas (gurih) (Susanto, 2014)

2.1.3 Bakteri pada bakso daging sapi

Berdasarkan keberadaannya bakteri dibagi menjadi dua yaitu menguntungkan maupun merugikan.

1. Bakteri Menguntungkan

Bakteri yang terdapat dalam bahan pangan apabila akibat kehadirannya baik secara langsung mupun tidak langsung mendatangkan keuntungan. Adapun peran bakteri menguntungkan yaitu dalam proses dan peningkatan nilai gizi makanan.

No. Kriteria uji Satuan

Persyaratan

Bakso daging Bakso daging kombinasi 1 Keadaan

1.1 Bau - Normal, khas daging Normal, khas daging

1.2 Rasa - Normal, khas

Bakso

Normal, khas Bakso

1.3 Warna - Normal Normal

1.4 Tekstur - Kenyal Kenyal

2 Kadar air % (b/b) maks. 70,0 maks. 70,0

3 Kadar abu % (b/b) maks. 3,0 maks. 3,0

4 Kadar protein (N x 6,25) % (b/b) min. 11,0 min. 8,0

5 Kadar lemak % (b/b) maks. 10 maks. 10

(4)

Peran bakteri dalam proses misalnya proses fermentasi yang mana dalam proses tersebut melibatkan bakteri untuk menghasilkan suatu makanan ataupun minuman, contohnya tape, keju, dan tempe. Peran bakteri dalam peningkatan nilai gizi makanan dapat menghasilkan suatu produk makanan yang memiliki nilai gizi lebih baik dan lebih lengkap, contohnya adalah terasi dan bekacem (Hardian, Astuti, Samadi, & Prasetyo, 2016)

2. Bakteri Merugikan

Bakteri merugikan adalah bakteri yang mendatangkan kerugian, bila kehadirannya merubah nilai organoleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan senyawa, serta menghasilkan toksin membahayakan (Anggraini, Prihanta, & Purwanti, 2015).

Bahan makanan yang rentan tercemar oleh mikroba adalah daging sapi.

Daging sapi mempunyai resiko tinggi terhadap kontaminasi bakteri sehingga diperlukan adanya penanganan yang baik untuk memperpanjang masa simpan daging(Prasetyo et al., 2013). Daging sapi yang telah terkontaminasi dengan mikroba maka akan berdampak buruk apabila daging sapi tersebut telah diolah menjadi makanan siap saji, misalnya bakso. Kontaminasi dari mikroba pada bahan pangan dapat menyebabkan penurunan mutu dan kerusakan bahan pangan .Menurut SNI 01-3818-1995, cemaran mikroba yang terdapat dalam bakso antara lain adalah Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, dan Clostridium perfringens.

i. Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.

Escherichia coli banyak ditemukan dilingkungan sekitar, walupun ukurannya yang terbilang mikroskopis namun penyebaran dari bakteri ini sangat luas.

Escherechia coli merupakan bakteri komensal yang dapat bersifat patogen, berperan sebagai penyebab utama timbulnya penyakit dan kematian di seluruh dunia (Das & Sultana, 2011). Adapun taksonomi dari Escherichia coli menurut (Sutiknowati, 2016) yaitu :

(5)

Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Familia : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia Coli

E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3 (Sutiknowati, 2016). Struktur sel pada bakteri Escherichia Coli terdiri atas dinding sel, sitoplasma, membran plasma, inti sel (nucleus), flagella, dan kapsul.

Suhu maksimum pertumbuhandari bakteri Escherichia coli bekisar antara 40oC - 45°C, apabila suhu lingkungan berada di atas suhu tersebut bakteri akan mengalami inaktivasi (Yanuar, 2014). Bakteri Eschericia coli dapat menyebabkan infeksi apabila jumlahnya terlalu banyak. Penyakit yang ditimbulkan dari cemaran bakteri ini adalah pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi luka terutama di dalam perut (Muhtadi , MSi., Ambarwati, & Yuliani, 2012).

ii. Salmonella sp.

Salmonella sp. merupakan salah satu bakteri yang sering mencemari daging sapi beserta produk olahannya seperti sosis dan bakso. Bakteri Salmonella sp. dikeluarkan dari saluran pencernaan hewan atau manusia bersama dengan feses. Adapun taksonomi dari Salmonella sp. menurut (Sutiknowati, 2016) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria Filum : Probeobacteria

Kelas : Gamma Probeobacteria Ordo : Enterobacteriales Familia : Enterobacteriaceae Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella sp.

(6)

Bakteri ini merupakan mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Menurut (Sutiknowati, 2016), Salmonella sp.

termasuk dalam bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora, fakultatif anaerobik, mampu tumbuh pada pH mendekati 4.0 - 9.0 dengan pH maksimum 7.0 dan memiliki ukuran tubuh bekisar 0.7 μm – 1.5 μm x 2 μm – 5 μm. Selain berdampak buruk pada bahan makanan bakteri Salmonella sp. juga berdampak buruk pada kesehatan manusia.

iii. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang sering menyebabkan kebusukan pada makanan. Bakteri ini dapat beredar melalui berbagai perantara seperti udara, air, makanan, peralatan makan, lingkungan dan tubuh manusia atupun hewan.

2.2 Antibakteri

Substansi yang mampu mencegah pertumbuhan bahkan mematikan bakteri atau mikroorganisme lainnya disebut dengan antimikroba. Subtansi-subtansi yang besifat antimikroba dapat mengakibatkan denaturasi protein dan pelarutan pada lipid, sehingga terjadi lisis pada sel mikroorganisme dan akhirnya pertumbuhan bakteri maupun mikroorganisme lainnya dapat dicegah ataupun mengalami kematian (W. D. R. Putri & Fibrianto, 2018).

Antibakteri sendiri merupakan senyawa yang mekanisme kerjanya secara bakteriostatika dan bakterisida (Rollando, 2019). Mekanisme antibakteri dalam mencegah pertumbuhan maupun mematikan mikroorganisme umumnya, antara lain: 1) sintesis dinding sel bakteri dihambat, 2) mengganti permeabilitas kapiler, 3) sintesis proteinnya dihambat, dan 4) mencegah terjadinya metabolisme di dalam sel (Kee & Hayes, 1996).

Prastowo (2014) menyatakan bahwa konsentrasi zat antibakteri yang diberikan juga berpengaruh terhadap tingkat kematian bakteri, dimana semakin besar konsentrasi zat antibakteri tersebut diberikan maka dalam kurun waktu tertentu sasaran bakteri akan semakin cepat pula mengalami kematian, sebagaimana sesuai hasil penelitian dari Oktavianes (2013) bahwa sari buah

(7)

belimbing wuluh dapat menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia Coli pada konsentrasi 10% dengan diameter hambat sebesar 3,74 mm diluar cakram.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2013) menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memilik efektivitas antifungi yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Konsentrasi hambat minimal ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan konsentrasi 6%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 100% menunjukkan bahwa pada konsentrasi 100% ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans sebesar 7,55 mm.

2.3 Belimbing Wuluh (Averrhoe blimbi.L)

2.3.1 Klasifikasi Belimbing Wuluh (Averrhoe blimbi.L)

Belimbing wuluh (Averrhoe blimbi.L) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pengawet alami. Belimbing wuluh merupakan sejenis tanaman yang banyak mengandung asam, yang berfungsi sebagai antimikroba sehingga secara langsung dapat menghambat pertumbuhan mikroba. ami.

Belimbing wuluh (Averrhor blimbi.L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Pakaya et al., 2014). Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di pekarangan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di Indonesia, Filipina, Sri Langka, Myanmar, dan Malaysia. Kelebihan tanaman ini adalah termasuk salah satu jenis tanaman tropis yang dapat berbuah sepanjang tahun (Hitesh & Tejpal, 2016). Secara morfologi belimbing wuluh memiliki beberapa karakteristik.

Belimbing wuluh memiliki batang yang kasar berbenjol-benjol, bercabang sedikit, arahnya condong keatas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warna coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal memudar tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda (Herbie, 2015).

(8)

Adapun klasifikasi ilmiah tanaman belimbing wuluh secara lengkap adalah : Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Class : Dicotyledonae Subclass : Rosidae Order : Oxalidales, Family : Oxilidaceae Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa blimbi.L (Abraham, 2016)

Gambar 2.2 Morfologi Belimbing wuluh (Averrhoa blimbi.L) (Sumber : Dokumen Pribadi,2020)

Belimbing wuluh merupakan tanaman jenis buah dan obat tradisional.

Ekstrak metanol buah belimbing wuluh diantaranya mengandung alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenol, dan triterpenoid. Selain itu juga diketahui bahwa ekstrak metanol buah belimbing wuluh memiliki aktivitas antioksidan (Hasanuzzaman, Ramjan Ali, Hossain, Kuri, & Islam, 2013) dan aktivitas anti bakteri (Nakyinsige et al., 2016).

2.3.2 Mekanisme Belimbing Wuluh (Averrhoe blimbi.L) Sebagai Antibakteri Menurut penelitian (Rahmiati, Darmawati, & Mukaromah, 2017) Buah belimbing wuluh mengandung berbagai senyawa aktif yang berperan sebagai antimikroba seperti flavanoid, alkaloid, tanin, dan saponin. Senyawa flavanoid

(9)

dan saponin berfungsi merusak membran sitoplasma dan menginaktifkan sistem enzim bakteri. Tanin mampu mengerutkan dinding sel baktri dan Alkaloid berperan sebagai antimikroba yang bekerja dengan cara menghambat replikasi DNA yang mengakibatkan terjadi gangguan replikasi DNA sehingga sel akan mati. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung banyak vitamin C alami yang berguna sebagai penambah daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap sebagai penyakit. Karena rasanya yang sangat masam, sudah bisa dipastikan bahwa belimbing wuluh juga mengandung banyak vitamin C (Gendrowati, 2015)

Ekstrak etanol dari buah belimbing wuluh menunjukkan uji positif pada pengujian flavanoid dan terpenoid (Rahayu, 2013). Dari penelitian senyawa flavonoid bersifat aktif sebagai antimikroba. Senyawa flavonoid merupakan salah satu antimikroba yang bekerja dengan menganggu fungsi membran sitoplasma.

Flavanoid golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur Flavonoid bekerja dengan cara denaturasi protein. Denaturasi protein menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel sehingga merubah komposisi komponen protein. Fungsi membran sel yang terganggu dapat menyebabkan meningkatnya permeabilitas sel, sehingga Proses ini juga menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel dan merubah komposisi komponen protein. Fungsi membran sel yang terganggu dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas sel, diikuti dengan terjadinya kerusakan sel bakteri.Kerusakan tersebut menyebabkan kematian sel bakteri.

2.4 Lama Penyimpanan

Setiap produk makanan memiliki daya simpan (Shelf life) yang berbeda, sedangkan daya simpan dari suatu produk makanan dipengaruhi terutama oleh kualitas bahan baku makanan yang digunakan. Umur simpan produk pangan (Shelf life) merupakan salah satu informasi yang sangat penting bagi konsumen.

Pencantuman informasi umur simpan menjadi sangat penting karena terkait dengan keamanan produk pangan dan untuk memberikan jaminan mutu pada saat produk sampai ke tangan consume (Harris, 2014). Pada saat baru diproduksi,

(10)

mutu produk dianggap dalam keadaan 100%, dan akan menurun sejalan dengan lamanya penyimpanan atau distribusi. Selama penyimpanan dan distribusi, produk pangan akan mengalami kehilangan bobot, nilai pangan, mutu, nilai ekonomis, daya tumbuh, dan kepercayaan (Anggraini et al., 2015).Sehingga perlunya digunakan suatu pengawet yang mampu mempertahankan atau mengurasi resiko penurunan kualitas produk pangan secara signifikan.

Bahan dasar utama pembuatan bakso adalah daging sapi. Daging sapi merupakan bahan makanan yang cepat rusak. Kandungan nutrisi yang terkandung di dalam dan permukaannya yang basah sangat mendukung bagi kehidupan mikroba. Aktivitas mikroba menyebabkan daging menjadi rusak dan busuk (Komariah dkk., 2006). Pengawetan daging sapi merupakan usaha meningkatkan daya simpan atau masa simpan daging. Jika daging sapi dibiarkan begitu saja, dalam jangka waktu tertentu akan terjadi penurunan kualitas bahkan perubahan yang sering tidak menguntungkan. Perubahan tersebut karena adanya pengaruh fisik, mekanik, parasitisme mikrobiologi, ataupun kimiawi .

2.5 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar 2.5.1 Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan salah satu kompoen yang wajib terdapat dalam suatu pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

Sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran berupa buku bacaan atau semacamnya (Laras, 2013). Sehingga, sumber belajar dapat berupa segala sesuatu yang ada baik manusia, bahan, alat, pesan, teknik, maupun lingkungan yang dapat dijadikan tempat untuk mengungkap suatu pengalaman belajar dan memberikan kemudahan-kemudahan dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang lebih baik.

Pembelajaran biologi merupakan proses interaksi antara satu individu dengan lingkungannya. Menurut Marsh (Valsan & Raphael, 2016), sumber belajar Biologi adalah segala sesuatu, baik benda maupun gejalanya, yang dapat digunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan

(11)

permasalahan Biologi tertentu. Sumber belajar memungkinkan dan memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar Biologi dalam proses pembelajaran Biologi dapat diperoleh di sekolah atau di luar sekolah.

Menurut Morison (dalam Abdullah, 2012) fungsi dari sumber belajar antara lain:

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dan membantu pengajar untuk memanfaatkan waktu lebih efisien.

2. Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih personal serta memberikan kesempatan kepada murid/mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran

4. Pembelajaran melalui peningkatan kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi serta penyajian data dan informasi secara lebih nyata.

5. Pembelajaran yang bersifat verbal yang sifatnya nyata dan memberikan pengetahuan yang bersifat langsung.

6. Memungkinkan cakupan pembelajaran yang lebih luas.

2.5.2 Kriteria Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mampu merealisasikan pembelajaran yang bersifat efisien dan efektif. Maka dari itu dalam menentukan sumber belajar perlu adanya kriteria- kriteria tertentu agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai, sebagaimana menurut Nur (2012) yang menerangkan bahwa kriteria dalam memilih sumber belajar pada umumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Ekonomis, artinya murah dan sumber belajar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang;

2. Praktis dan sederhana, artinya mudah dan tidak memerlukan pelayanan sulit, serta tidak memerlukan keterampilan yang kompleks ataupun rumit;

3. Mudah didapat, artinya sumber belajar yang digunakan tidak langkah, tersedia dimanapun dan tidal perlu diadakan dan dibeli;

(12)

4. Bersifat fleksibel, artinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai berbagai tujuan pembelajaran tanpa ada pengaruh faktor luar, seperti kemajuan teknologi, budaya, nilai, dan lain-lain;

5. Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, artinya sumber belajar

Nur (2012) juga menerangkan bahwa terdapat kriteria lain dalam memilih sumber belajar berdasarkan tujuan, yaitu: (1) sumber belajar guna memotivasi, artinya pemanfaatannya dapat menumbuhkan minat, mendorong keikutsertaan, dan menstimulasi berbagai pertanyaan, (2) sumber belajar untuk pengajaran, artinya pemanfaatannya dapat memberikan dukungan dalam proses pembelajaran, (3) sumber belajar untuk penelitian, artinya dapat diamati, dianalisis serta dicatat dengan teliti, (4) sumber belajar dapat memecahkan masalah, (5) dan sumber belajar untuk presentasi, artinya sumber belajar digunakan sebagai alat, metode maupun strategi dalam menyampaikan isi pesan.

2.5.3 Jenis Sumber Belajar

Menurut Setiyani (2010) sumber belajar dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Sumber belajar yang sengaja dirancang (learning resources by design), artinya semua sumber yang dikembangkan secara tertentu sebagai komponen sistem instruksional dalam memberikan fasilitas belajar yang sifatnya struktural dan terarah.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), artinya sumber belajar yang dirancang tidak secara khusus akan tetapi bisa ditemukan, diimplementasikan serta dimanfaatkan dalam pembelajaran, seperti media massa.

Variasi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran saat ini, menurut Jailani (2017) sumber belajar dikempokkan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Manusia (people) merupakan seseorang yang berperan mengimplementasikan maupun mengola pesan.

2. Bahan (material) merupakan suatu hal yang isi pesan pembelajaran bersifat umum maupun khusus.

(13)

3. Latar (setting) merupakan lingkungan, tempat maupun ruangan dimana peserta didik dapat berinteraksi dan menerima pesan.

4. Aktivitas (activities) merupakan sumber belajar yang berperan memudahkan proses pembelajaran dengan mengkombinasikan antara suatu teknik dengan sumber lain.

5. Alat dan peralatan (tools and equipment) merupakan perangkatan yang dapat menyalurkan pesan.

2.5.4 Syarat Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar

Munajah dan Susilo (2015) menyatakan bahwa agar suatu penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar maka perlu dilakukan kajian proses dan identifikasi hasil penelitian, hal tersebut dilakukan karena proses kajian pada penelitian berkaitan dengan peningkatan keterampilan sedangkan hasil suatu penelitian berupa konsep dan fakta.

Menurut Suhardi (2012) bahwa hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar apabila memenuhi syarat-syarat sumber belajar yang meliputi:

1. Kejelasan potensi, artinya adanya ketersediaan objek dan berbagai permasalahan yang dapat dimunculkan untuk menghasilkan

2. Kesesuaian dengan tujuan, artinya hasil penelitian relevan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah tertera berdasarkan Kurikulum 2013.

3. Kejelasan sasaran, artinya adanya objek dan subjek penelitian yang dijadikan tujuan.

4. Kejelasan informasi yang diungkap, dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu proses dan produk yang dihasilkan sesuai dengan kurikulum.

5. Kejelasan pedoman eksplorasi, suatu hal yang berkaitan dengan proses berlangsungnya penelitian, meliputi penentuan sampel penelitian, alat, bahan, langkah kerja, pengolahan data serta penarikan kesimpulan.

6. Kejelasan perolehan yang diharapkan, artinya terdapat kejelasan terkait hasil kegiatan penelitian berupa proses dan produk penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar serta sesuai dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

(14)

Bakso daging sapi

Aroma tidak sedap

Berlendir

Berubah warna

Berbahaya bagi kesehatan

Penggunaan pengawet alami

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Kandungan senyawa:

-Flavonoid -Fenol -Terpenoid -Tanin

Sumber belajar Biologi

(SMA kelas X materi struktur dan cara hidup bakteri serta perannya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat)

Antibakteri (Pertumbuhan bakteri terhambat)

Penggunaan pengawet sintetik

Hewan Tumbuhan

Sari 2.6 Kerangka konsep penelitian

Keterangan :

Diteliti Tidak diteliti

Gambar 3.2 kerangka konsep penelitian

(15)

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian dari rumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian berbagai konsentrasi sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap jumlah koloni pada bakso sapi.

Gambar

Gambar 2.1 Bakso daging sapi  (Sumber : Dokumen Pribadi,2020)
Tabel 2.1 Syarat Mutu Bakso Daging (SNI 01-3818-2014).
Tabel 2.2  Syarat mutu bakso daging SNI 3818:2014
Gambar 2.2 Morfologi Belimbing wuluh (Averrhoa blimbi.L)  (Sumber : Dokumen Pribadi,2020)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Prioritas Utama, yaitu wilayah yang memuat variabel-variabel yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya variabel-variabel ini belum sesuai seperti

Pemrosesan data gambar dengan intensitas gambar (piksel per piksel dengan aturan RGB) membutuhkan resource yang mahal, baik waktu maupun komputasi. al.[11] telah membahas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konstruk kinerja sekolah yang dikembangkan berdasarkan penilaian peserta didik (customer), memiliki empat dimensi, yaitu:

Kejuaraan pencak silat ini menjadi event tahunan / untuk membina sejumlah atlit yang berada dibawah bimbingan mahasiswa UIN // Hal ini disampaikan oleh pendiri pencak silat

Ida Bagus Antariksa, selaku Kepala Sekolah SD Tarsisius II, , yang telah dengan baik hati memberikan waktu dan tenaganya serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk

maka diluncurkan program layanan Gerobak Baca yang menyediakan buku bacaan dilengkapi dengan sarana melukis dan mewarnai yang akan berkeliling ke pusatpusat

• Dua korban non-fatal tidak bisa dicocokan jika mereka dilaporkan dalam sumber catatan yang sama (karena pengkodean data dan metode-metode representasi database yang

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media video tutorial pada mata pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan di SMK