ii
PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN DAN KEMERDEKAAN
BAGI KAUM PEREMPUAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI KEADILAN
SUSAN MOLLER OKIN
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar
Magister Sains
(M.Si)
Oleh :
FLORENSYE SELVIN GASPERSZ
NIM : 75 2012 002
Pembimbing:
Ira D. Mangililo, Ph.D
Dr. Thobias A. Messakh
PROGRAM PASCASARJANA SOSIOLOGI AGAMA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
vi
DEKLARASI
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini tidak
berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain
atau diterbitkan. Tesis ini berisikan informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan
rujukan.
Deklarator
vii
MOTTO
The story of women struggle for equality belongs to no single feminist nor to anyone
organization but to the collective efforts of all who care about human rights.
“Gloria Steinem”
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada Tuhan yang adalah Sang Pemberi Pengetahuan, juga
kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Hendrik Gaspersz dan Antje Resmol.
Atas nama keadilan, tesis ini juga kupersembahkan kepada semua kaum perempuan
ix
ABSTRAK
PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN DAN KEMERDEKAAN BAGI KAUM
PEREMPUAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI KEADILAN
SUSAN MOLLER OKIN
Tesis ini bertujuan untuk meninjau pemikiran Soekarno di dalam terang pemikiran Susan Moller Okin melalui penggunaan jenis pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan. Adapun tesis ini melihat dan menguraikan tentang keadilan dan kemerdekaan bagi kaum perempuan yang dikaji dari sejarah masa lampau (masa penjajahan) bangsa Indonesia yang berada di bawah pimpinan Soekarno. Analisa ini penting karena mengingat bahwa sejarah adalah warisan bagi kehidupan generasi penerusnya sehingga perlu adanya kajian yang utuh terhadap nilai-nilai sejarah. Akhirnya saya melihat bahwa pada masa penjajahan, kaum perempuan mengalami perlakuan yang tidak adil dari berbagai pihak diantaranya pihak laki-laki (penjajah dan pribumi) yang didasari oleh berbagai aspek. Dengan menggunakan teori keadilan dari Susan Moller Okin, tulisan ini melihat bahwa pada dasarnya perjuangan untuk mencapai keadilan antara laki-laki dan perempuan harus didasari dari keadilan pada wilayah intim yaitu keluarga, unsur yang terkadang dilupakan.
x
KATA PENGANTAR
Perempuan adalah sebuah kata yang sangat familiar bagi pendengaran setiap manusia. Kata “perempuan” dapat diartikan kedalam dua konotasi yakni konotasi yang positif dan konotasi yang negatif. Perempuan juga merupakan sebuah kata yang dapat diinterpretasi dalam banyak cara serta dapat dinilai dari berbagai macam sudut pandang sehingga tidak mengherankan jika terdapat banyak hal dari perempuan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbincangan baik dalam hal peran, fungsi, kedudukan, dan sebagainya. Dalam pandangan masyarakat awam, perempuan adalah pelengkap bagi seorang laki-laki sehingga tempat yang sangat tepat bagi seorang perempuan ialah berada di samping laki-laki. Dalam cara pandang yang semacam ini maka banyak perspektif yang timbul dipermukaan berkaitan dengan siapa dan apa itu perempuan. Berdasarkan pemahaman ini maka banyak orang tidak berfokus pada kekuatan yang sebenarnya ada pada seorang perempuan sehingga berdampak pada ketidakadilan bagi kaum perempuan.
Untuk mengawali langkah dalam penulisan ini, ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada:
1. Ibu Ira D. Mangililo, Ph.D dan Dr. Thobias Messakh, yang telah bersedia membimbing dengan ketulusan dan kasih yang mendidik, serta menjadikan penulis sebagai manusia yang utuh dan kuat.
2. Ibu Dien Sumiyatiningsih, GD.Th,MA, yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan yang sangat bernilai.
3. Para dosen Magister Sosiologi Agama yang telah menggugah dan mendorong penulis untuk menempuh studi di MSA UKSW. Juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Mbak Liana sebagai staf pegawai yang dengan setia mempersiapkan semua kebutuhan yang berkaitan dengan kelancaran perkuliahan di MSA UKSW.
xi
Buat semua keluarga besar yang ada di Ambon dan di mana pun terima kasih atas dukungan yang diberikan, Tuhan Yesus memberkati.
5. Andre Souhoka, terima kasih untuk bantuan “jarak jauh”, kebersamaan dan diskusi yang selalu menarik setiap saat. Terima kasih atas semua saran dan masukan yang diberikan. Tuhan Yesus memberkati bu juga dalam pelayanan dan studi
6. Teman-teman kost Cungkup 51a, terima kasih banyak atas kebersamaan yang terjalin, terima kasih atas canda dan tawa maupun suka dan duka yang sama-sama kita rasakan ketika bernaung di bawah atap yang sama di tanah rantau. Bagi teman-teman Komisi Musik Gerejawi GPIB Tamansari (Kinza, Angga, Gies, Ester, Inggrid, Olive, Titi, Bobby, Mike, Niar, Gerald, dan masih banyak lagi) terima kasih banyak teman-teman atas semangat yang selalu teman-teman bagikan kepada saya. Terima kasih atas kebersamaan yang teramat indah yang pernah saya rasakan bersama kalian KOMUGER GPIB Tamansari Salatiga. Kalian itu sesuatu. Bagi teman-teman Gerakan Pemuda GPIB Tamansari, terima kasih banyak juga atas pelayanan yang selama ini teman-teman berikan. Terima Kasih banyak semuanya.
7. Teman-teman seperjuangan, MSA 2012 (Bapa Olif, MJ, k’Nia, k’Yunus, k’Soli, k’Ipin, k’Merry tubies, Vecky, Lita, Krisman, Bang Riki, k’Norman, k’Yodi, Icha, Mam Ge, Pak Yoko, Yuni, Yoan, Al, Merry Yogurt, Ice, Selly, k’Yandri, juga Bli Made, dan yang lainnya) terima kasih atas kebersamaan dalam berjuang di MSA. Tuhan Yesus memberkati.
8. Adik-adikku tersayang (Icha Hursepuny, Yusthin Wakim, Esty Gainau, Steven Payara, Vina Payara, Illon Latupeirisa, Ruland Kakisina, Jerry Pelupessy) terima kasih banyak semuanya atas semangat, kelucuan yang kalian peragakan ketika kita bersama. Terima kasih juga buat semua yang pernah kita jalani bersama selama kita ada di Salatiga Hati Beriman.
xii
Akhirnya, dan terutama, terpulang syukur yang tak berhingga dari lubuk hati yang terdalam, kepada Tete Manis Penolong Setia, untuk banyak hal yang hanya dikenang karena tidak dapat lagi terucap satu demi satu. Inilah pengakuanku: “Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
Salatiga, 29 Agustus 2014
xiii KEMERDEKAAN BAGI KAUM PEREMPUAN DITINJAU DARI TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pertanyaan Penelitian... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D.Signifikansi Penelitian ... 7
E. Metode Penelitian ... 8
E.1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ... 8
E.2. Metode Pengumpulan Data ... 9
E.3. Metode Analisis Data ... 9
F. Kerangka Teori ... 10
xiv
BAB II : TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN
A. Konteks Yang Mendukung Pandangan Okin ... 13
B. Okin dan Pergumulannya ... 25
B.1. Keadilan dan Gender... 25
B.2. Keluarga Sebagai Sekolah Keadilan ... 28
B.2.1. Keadilan dan Keluarga Ideal ... 29
B.2.2. Ketidakadilan dalam Keluarga sebagai keadaaan Alamiah dan Kewajiban Sosial ... 31
B.3. Libertarianisme: Matriarki, Perbudakan, dan Distopia ... 33
B.4. Justice As Fairness ... 37
B.5. Dikotomi Publik/Domestik ... 40
B.6. Menuju Keadilan Yang Humanis ... 42
C. Inti Kritik Susan Okin ... 45
D. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Keadilan Okin ... 47
E. Kesimpulan ... 47
BAB III : PEMIKIRAN SOEKARNO TENTANG KEADILAN BAGI KAUM PEREMPUAN A. Biografi Soekarno ... 49
B. Konteks yang Mendukung Pandangan Soekarno ... 51
B.1. Kenyataan Bangsa yang Terjajah ... 51
B.2. Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan ... 53
C. Gagasan Soekarno dalam Sarinah ... 66
xv E. Kelebihan dan Kekurangan dari Pandangan Soekarno dibandingkan dengan
Susan Moller Okin ... 77
E.1. Kelebihan ... 77
E.2. Kekurangan ... 78
BAB IV : ANALISA PEMIKIRAN KEADILAN SOEKARNO DITINJAU DARI TEORI KEADILAN SUSAN MOLLER OKIN A. Okin dan Keadilan Menurut Konteksnya ... 79
B. Soekarno dan Keadilan Menurut Konteksnya ... 83
C. Pencerahan Terhadap Konsep Keadilan Soekarno Ditinjau dari Teori Okin ... 85
D. Relevansi dari Pemikiran Soekarno dan Susan Moller Okin berkaitan dengan Keadilan dan Kemerdekaan Bagi Perempuan Indonesia Sekarang Ini ... 104
E. Refleksi Teo-Politik terhadap Keadilan bagi Kaum ... 108