No. Daftar FPEB : 447/UN.40.7.D1/LT/2014
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantorandi SMK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh:
DEBI RAHMAWATI NASTITI
1002188
2
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh
Debi Rahmawati Nastiti 1002188
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© 2014 Debi Rahmawati Nastiti Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DEBI RAHMAWATI NASTITI
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Kabupaten Cirebon
Tahun Ajaran 2013/2014)
Disetujui oleh:
Pembimbing
Drs. H. Ade Sobandi, M.Si., M.Pd.
NIP195704011984031003
Mengetahui
Ketua Prodi
Pendidikan Manajemen Perkantoran
Dr. Rasto, M.Pd
DEBI RAHMAWATI NASTITI
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A
MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI
(Stusi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Kabupaten Cirebon
Tahun Ajaran 2013/2014))
Skripsi ini telah diuji dan disahkan oleh:
Penguji 1
Dr. Janah Sojanah, M.Si.
NIP 195712191984032002
Penguji 2
Drs. Hendri Winata, M.Si.
NIP 196206171988031003
Penguji 3
Adman, S.Pd., M.Pd.
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI PERKANTORAN
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cirebon
Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh:
Debi Rahmawati Nastiti 1002188
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs. Ade Sobandi, M.Si., M.Pd.
Penelitian ini berlatarbelakang adanya masalah tentang masih rendahnya hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Prosedur Administrasi Perkantoran pada kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cirebon. Hal tersebut sebuah masalah yang harus menjadi perhatian dari guru, supaya menjadi evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model cooperative learning teknik make a match dan model
cooperative learning teknik NHT.
Metode yang digunakan yaitu quasi experimental design jenis nonequivalent
control group design. Terdiri dari dua kelas yang secara sengaja dipilih, yaitu
kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative learning teknik make a
match yaitu mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang benar dan
kelas kontrol yang menggunakan model cooperative learning teknik NHT yaitu siswa berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan. Untuk pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda dan lembar observasi.
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
MODEL APPLICATION COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUES MAKE A MATCH TO IMPROVE STUDENT LEARNING RESULTS ON COMPETENCY
STANDARD PROCEDURE OFFICE ADMINISTRATION
(Quasi-Experimental Study of Class X Skill Development Office Administration at Vocational School Bina Warga Lemahabang Cirebon
Academic Year 2013/2014)
By:
Debi Rahmawati Nastiti 1002188
This undergraduate thesis is guided by: Drs. Ade Sobandi, M.Si., M.Pd.
This research background is problems about the less of students learning results in the Administrative Procedure Competency Standards in class X Office Administration in vocational school Bina Warga Lemahabang Cirebon. This is an issue that should be the concern of the teacher, to make an evaluation to achieve the learning objectives.
The purpose of this study is to reveal the distinction in student learning result using the model of a Cooperative Learning techniques Make a Match and model of Cooperative Learning techniques NHT.
The method of this study is quasi-experimental design types of nonequivalent control group design. It consists of two classes which are intentionally selected, the experimental class that uses the model of Cooperative Learning techniquesMake a Match that is looking for a pair of question cards and a correct answer cards and a control class that uses Cooperative Learning techniques NHT models by students discuss to solve the question. For data collection uses a pretest and posttest which are multiple choice questions and observation sheets.
[Type text]
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI...1
DAFTAR TABEL... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Maksud dan Tujuan ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Error!
Bookmark not defined.
[Type text]
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran
... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Teknik Pembelajaran Make A Match .. Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Teknik Pembelajaran Number Head Together (NHT)Error! Bookmark not
defined.
2.1.6 Konsep Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Desain Penelitian Eksperimen... Error! Bookmark not defined.
3.2 Variabel dan Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Tes ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Lembar observasi ... Error! Bookmark not defined.
[Type text]
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Uji Normalitas... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Uji Beda (Uji-t) ... Error! Bookmark not defined.
3.5.4 Perhitungan skor gain ternormalisasi .. Error! Bookmark not defined.
3.6 Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
4.1 Profil Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Visi dan Misi SMK Bina Warga Lemahabang CirebonError! Bookmark not
defined.
4.1.2 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen... Error! Bookmark not defined.
4.2.4 Uji Daya Pembeda Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Deskripsi Proses Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Data Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
[Type text]
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.4 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Hasil Pretest ... Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Hasil Posttest... Error! Bookmark not defined.
4.4.3 Data Hasil Observasi... Error! Bookmark not defined.
4.4.4 Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
4.4.5 Hasil Uji Homogenitas... Error! Bookmark not defined.
4.4.6 Perhitungan N-Gain ... Error! Bookmark not defined.
4.4.7 Hasil Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, sumber daya manusia dituntut untuk memiliki banyak keterampilan
dan kualitas diri yang baik agar mampu menyesuaikan dengan tuntutan
perkembangan global. Terlebih untuk lulusan SMK yang harus mempunyai daya
saing yang tinggi agar dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. Hal tersebut
tentunya tidak terlepas dari masalah pembelajaran di sekolah yang harus mampu
menghasilkan siswa yang menguasai kompetensi yang telah dipelajari di sekolah.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Selain itu, dalam PERMENDIKNAS No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) menyatakan bahwa “Pendidikan Menengah Kejuruan
yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai hal tersebut maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang efektif di
3
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah merupakan kegiatan yang utama dalam proses pendidikan pada umumnya
dengan tujuan untuk peserta didik menuju pada keadaan yang lebih baik.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat terlihat dari ketercapaian siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Ahmad Susanto (2013:5) “Hasil
belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”.
Setelah dilakukan penelitian awal di lapangan, diperoleh data hasil ulangan
harian siswa pada Standar Kompetensi Prosedur Administrasi seperti yang terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian
Standar Kompetensi Prosedur Administrasi Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas KKM
Sumber: Buku Daftar Nilai Siswa Standar Kompetensi Prosedur Administrasi SMK Bina Warga Lemahabang Cirebon
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai ulangan harian siswa Standar
Kompetensi Prosedur Administrasi masih banyak yang belum mencapai Kriteria
4
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal pada Standar Kompetensi Prosedur
Administrasi yaitu 75.
Hal tersebut diduga karena guru masih menggunakan model pembelajaran
konvensional dimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
metode ceramah dan menuliskan materi di papan tulis. Di dalam proses
pembelajaran masih bersifat satu arah, karena hanya guru yang berperan sebagai
pembicara atau guru hanya menyampaikan informasi kepada siswa tanpa
melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya.
Dilihat dari permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena hasil belajar siswa dapat mempengaruhi
mutu pembelajaran di sekolah.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini yaitu masalah rendahnya hasil belajar
siswa. Aspek tersebut diduga sangat penting sebagai bahan evaluasi dalam
pembelajaran.
Menurut Slameto (2003:54-72) terdapat faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern yaitu faktor jasmaniah diantanranya faktor kesehatan dan cacat tubuh,
faktor psikologis diantaranya intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan, dan faktor kelelahan. Faktor eksternal yaitu faktor
5
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan, faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin siswa, alat pengajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah, dan faktor masyarakat diantaranya kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Salah
satu faktor yang dikaji dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini yaitu rendahnya
hasil belajar siswa. Keadaan seperti ini perlu secepatnya ditanggulangi agar hasil
belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan pernyataan masalah, masalah dalam penelitian ini secara khusus
dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) yaitu adakah
perbedaan tingkat hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning teknik Make a Match dan penerapan teknik pembelajaran
Number Head Together (NHT) pada Standar Komptensi Prosedur Administrasi
pada kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang
Cirebon?
1.3 Maksud dan Tujuan
Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
6
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melaksanakan kajian secara ilmiah mengenai penerapan model pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam mata pelajaran prosedur administrasi terhadap hasil
belajar yang diperoleh siswa.
Selain itu tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat
mengetahui perbedaan tingkat hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik Make a Match dan penerapan Teknik
pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Standar Komptensi Prosedur
Administrasi pada kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga
Lemahabang Cirebon.
1.4 Kegunaan Penelitian
Apabila tujuan dari penelitian yang dibicarakan di atas tercapai, maka
penelitian ini dapat memberikan dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan
kegunaan praktis. Kegunaan teortitis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan dalam ilmu
pendidikan mengenai model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil balajar siswa.
Kegunaan secara praktis dari hasil penelitian ini yaitu untuk bahan
pertimbangan bagi guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran
yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, untuk menambah
pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran yang efektif digunakan untuk
7
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pihak lainnya yang membutuhkan informasi dan data yang sesuai dari hasil
penelitian, khususnya tentang model pembelajaran yang efektif untuk
[Type text]
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono (2012:107) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Bentuk desain eksperimen yang digunakan quasi experimental design dengan
bentuk nonequivalent control group design desain ini hampir sama dengan
pretest-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Sugiyono, 2012:116)
Keterangan:
X : Digunakan perlakuan (treatment) dengan penerapan model
Cooperative learning dengan menggunakan teknik make a match
O1 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
O2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
O3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
[Type text]
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk metode kuasi eksperimen, penulis menggunakan langkah-langkah
33
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Kerangka Eksperimen
Dari gambar di atas maka langkah-langkah melakukan metode kuasi
eksperimen adalah sebagai berikut:
1. Mengujikan soal pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
bobot soal yang sama. Kelas Eksperime
Kelas Kontrol
Pretest
Uji Beda
Proses Pembelajara
Proses Pembelajara
Posttest
Gain
Uji Beda Gain
Uji
Gain
34
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, maka hasil pretest dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol diuji beda dengan menggunakan uji-t.
3. Apabila hasil uji beda diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak
memiliki perbedaan yang signifikan, maka kedua kelas tersebut diterapkan
model pembelajaran yang berbeda pada masing-masing kelas. Akan tetapi,
apabila setelah diuji beda terdapat perbedaan yang signifikan maka
eksperimen tidak dapat dilanjutkan.
4. Setelah diberikan perlakuan (treatmment), kemudian kelas eksperimen dan
kelas kontrol diberikan soal posttest.
5. Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji beda kembali
dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui adanya perbedaan secara
signifikan atau tidak.
6. Langkah terakhir yaitu mengujikan proses pembelajaran dengan menghitung
skor gain dan uji beda pretest dan posttest.
3.2 Variabel dan Operasional Variabel
Menurut Kidder dalam Sugiyono (2009:3) menyatakan bahwa ‘Variabel
adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
35
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut sugiyono (2009:3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Sedangkan operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala Nomor Soal
Model Pembelajaran
Make a Match
Soal pretest dan soal posttest Interval -
Hasil Belajar A. Ranah Cipta (Kognitif) Interval 1-20
1. Pengamatan Interval
a. Dapat menunjukkan Interval
b. Dapat membandingkan Interval
c. Dapat menghubungkan Interval
2. Ingatan Interval
a. Dapat menyebutkan Interval
b. Dapat menunjukkan kembali Interval
3. Pemahaman Interval
a. Dapat menjelaskan Interval
b. Dapat mendefinisikan dengan
lisan sendiri
Interval
4. Aplikasi/Penerapan Interval
a. Dapat memberikan contoh Interval
36
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Indikator Skala Nomor Soal
tepat
5. Analisis (Pemeriksaan dan
pemilihan secara teliti)
B. Ranah rasa (Afektif) Interval
1. Penerimaan Interval
a. Menunjukkan sikap menerima Interval
b. Menunjukkan sikap menolak Interval
2. Sambutan Interval
a. Kesediaan
berpartisipasi/terlibat
Interval
b. Kesediaan memanfaatkan Interval
3. Apresiasi (Sikap menghargai) Interval
a. Menganggap penting dan
bermanfaat
4. Internalisasi (Pendalaman) Interval
a. Mengakui dan meyakini Interval
b. Mengingkari Interval
C. Ranah Karsa (Psikomotor) Interval
37
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Indikator Skala Nomor Soal
bertindak
2. Kecakapan mengkoordinasikan
gerak mata, tangan, kaki, dan
anggota tubuh lainnya.
Interval
3. Kecakapan ekspresi verbal dan
non-verbal
Interval
a. Kefasihan
melafalkan/mengucapkan
Interval
b. Kecakapan membuat mimik
dan gerak jasmani
Interval
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan, menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”.
Maka dalam penelitian ini populasinya adalah Kelas X ADM 1 sebagai kelas
38
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Tes
Dalam Suharsimi Arikunto (2013:266) “instrumen yang berupa tes ini dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.
Maka, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen tes pada saat pretest
dan juga posttest dengan karakteristik yang sama antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dipelajari.
Adapun langkah-langkah untuk menguji instrumen tes yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:211) “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.
Setelah diisi oleh responden dan terkumpul kembali, selanjutnya peneliti
menentukan validitasnya berdasarkan formula tertentu, diantaranya koefisien
korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu:
= � ∑ − ∑ . ∑
√[� ∑ − ∑ ].[� ∑ − ∑ ]
(Sambas Ali Muhidin, 2010:26)
39
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:221) “Reliabilitas menunjukkan pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah koefisien Alfa (α) dari Cronbach, yaitu
= [ − ].[ −∑ ���� ]
(Sambas Ali Muhidin, 2010:31)
Di mana
Rumus varians � =∑
2−∑ � 2
� �
r11 = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha
k = Banyaknya bulir soal
∑ �� = Jumlah varians bulir
�� = Varians total
N = Jumlah responden
3. Tingkat Kesukaran Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2012:222) soal yang baik adalah:
40
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka untuk rumus untuk mencari P adalah:
� = ���
(Suharsimi Arikunto, 2012:223)
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
4. Daya Pembeda Instrumen
Menurut Suharasimi Arikunto (2012:226) daya pembeda soal adalah:
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks deskriminasi, disingkat D(d besar). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
41
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Suharsimi Arikunto, 2012:228)
Di mana:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai
indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor)
D : 0,21 – 0,40 : cukup (satistifactory)
D : 0,41 – 0,70 : baik (good)
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali (excellent)
3.4.2 Lembar observasi
Lembar observasi yaitu alat untuk mengukur proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati ataupun untuk mengukur keaktifan siswa baik dalam situasu
42
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan
Model Cooperative Learning teknik Make a Match yang dilaksanakan oleh guru
dan juga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.4.3 Metode Dokumentasi
Dalam Suharsimi Arikunto (2013:274) “metode dokumentasi, yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.
Tentunya dokumen-dokumen yang dipilih sesuai dengan tujuan dan juga fokus
masalah yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Normalitas
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:92) “Pengujian normalitas adalah untuk
mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak. Dengan diketahuinya
suatu kelompok data distribusi normal maka estimasi yang kuat sangat mungkin
terjadi atau kesalahan mengestimasi dapat diperkecil/dihindari”.
Penelitian ini menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors, karena
pengujian Liliefors menggunakan perhitungan sederhana dan dapat digunakan
sekalipun dengan ukuran sampel kecil. Uji Liliefors digunakan untuk mengetahui
43
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam Sambas Ali Muhidin (2010:93), proses pengujian Liliefors test dapat
mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.
b. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi
harus ditulis)
c. Dari frekuensi susunan frekuensi kumulatifnya.
d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi)
e. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical propertion pada tabel z
� = ��−�̅
f. Menghitung theoretical proportion.
g. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,
kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.
h. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D(n,α)
3.5.2 Uji Homogenitas
Sambas Ali Muhidin (2010:96)
44
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Penelitian ini menggunakan pengujian homogenitas dengan uji Barlett,
karena untuk mengetahui kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan
yang signifikan atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan, dan mempunyai
varians kelompoknya homogen atau tidak. Dalam Sambas Ali Muhidin (2010:97),
langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas ini adalah:
a. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk
tiap kelompok tersebut.
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan,
dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db = n-1 Si2 Log Si2 db. Log Si2 db. Si2
1
2
3
... ∑
45
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� = ∑ . �∑ �
d. Menghitung lag dari varians gabungan.
e. Menghitung nilai Barlett
� = ∑ . ��
f. Menentukan nilai dan titik kritis.
g. Membuat kesimpulan.
3.5.3 Uji Beda (Uji-t)
Uji beda digunakan untuk membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan
atau untuk membandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol agar dapat
mengetahui perbedaan yang signifikan. Maka rumus uji beda (uji-t) sebagai
berikut:
= ̅ − ̅
√ − � ++ − − � +
(Sugiyono, 2013:197)
3.5.4 Perhitungan skor gain ternormalisasi
Perhitungan skor gain merupakan selisih dari skor pretest dan skor postest.
Dari pretes dan posttes,gain dihitung dengan menggunakan rumus:
46
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� �� � � = � −−
Meltzer dalam Hetty Patmawati (2011:73)
Nilai gain (g) yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.3
Interprestasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
Nilai (g) Klasifikasi
(g) ≥ 0,7 Tinggi
0,7 > (g) ≥0,3 Sedang
(g) < 0,3 Rendah
3.6 Prosedur Penelitian
Menurut Sukardi (2010:182-183), langkah penelitian eksperimen pada
prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Yang secara eksplisit dapat
dilihat seperti berikut:
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi permasalahan
3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel
4. Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen
b. Menentukan cara untuk mengontrol mereka c. Memilih desain riset yang tepat
47
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Membagi subjek ke dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
f. Membuat instrumen yang sesuai, memvalidasi instrumen dan melakukan
pilot study agar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan
untuk mengambil data yang diperlukan
g. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis 5. Melakukan eksperimen
6. Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen
7. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan 9. Membuat laporan penelitian eksperimen
Dari penjelasan di atas maka langkah-langkah penerapan model Cooperative
Learning teknikMake a Match pada kelas eksperimen dan penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik Number Head Together (NHT) pada
kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Guru mempersiapkan materi
1. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
48
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Cooperative
c. Guru menyiapkan soal-soal
untuk pretest dan posttest
b. Guru mempersiapkan materi
yang akan dibahas
c. Guru menyiapkan soal-soal
untuk pretest dan posttest
2. Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1)Siswa dikondosikan untuk
berdo’a dan mengaji kemudian
diabsen kehadirannya.
2)Guru mengingatkan kepada
peserta didik materi pelajaran
yang lalu, kemudian
mengemukakan materi yang
akan dipelajari.
3)Guru menyatakan tujuan
pembelajaran
4)Guru menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran Make a
2. Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1) Siswa dikondosikan untuk
berdo’a dan mengaji
kemudian diabsen
kehadirannya.
2)Siswa diberi kesempatan
untuk menjelaskan materi
pelajaran yang lalu.
3)Siswa menyimak penjelasan
guru tentang tujuan
pembelajaran.
4)Guru menjelaskan
49
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Cooperative
1) Guru menyampaikan materi
2) Guru membagi peserta didik
kedalam 2 kelompok
3) Guru memberikan kartu
pertanyaan pada kelompok
pertama dan kartu jawaban
pada kelompok kedua
4) Guru menyampaikan kepada
siswa bahwa mereka harus
kelompok pertama untuk
mencari pasangannya di
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan materi
pelajaran
2) Guru membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok
3) Guru memberi nomor kepada
masing-masing siswa dalam
kelompok
4) Guru memberikan tugas atau
pertanyaan pada
masing-masing kelompok untuk
mengerjakannya.
5) Setiap kelompok mulai
berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang dianggap
paling tepat dan memastikan
semua anggota kelompok
50
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Cooperative
kemudian mereka berkumpul
untuk berdiskusi.
6) Jika waktu sudah habis,
mereka harus diberitahu
bahwa waktu sudah habis.
Siswa yang belum
menemukan pasangan diminta
untuk berkumpul tersendiri.
7) Guru memanggil satu
pasangan untuk presentasi.
Pasangan lain dan siswa yang
tidak mendapat pasangan
51
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Cooperative
8) Terakhir, guru memberikan
konfirmasi tentang kebenaran
dan kecocokan pertanyaan
dan jawaban dari pasangan
yang memberikan presentasi.
9) Guru memanggil pasangan
berikutnya, begitu seterusnya
sampai seluruh pasangan
melakukan presentasi.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan mengenai
keseluruhan materi pelajaran
yang dibuat oleh siswa.
b. Siswa ditugaskan untuk
mengerjakan soal latihan dan
harus dikumpulkan di akhir
3. Kegiatan Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan mengenai
keseluruhan materi pelajaran
yang dibuat oleh siswa.
b. Siswa ditugaskan untuk
mengerjakan soal latihan dan
52
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Model Cooperative
LearningteknikMake a Match pada
kelas eksperimen
Model Cooperative
LearningteknikNHT pada kelas
kontrol
pertemuan.
c. Guru mengajak siswa untuk
berdo’a sebelum mengakhiri
pelajaran.
pertemuan.
c. Guru mengajak siswa untuk
berdo’a sebelum mengakhiri
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang
menggunakan model cooperative teknik learning make a match dengan kelas
kontrol yang menggunakan model cooperative learning teknik number head
together pada Standar Kompetensi Prosedur Administrasi Perkantoran Program
Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Warga Lemahabang
Kabupaten Cirebon. Berdasarkan hasil analisis statistik memperlihatkan bahwa
setelah diberikan perlakuan (treatment), nilai rata-rata kelas eksperimen yang
menggunakan model cooperative teknik learning make a match tidak jauh
berbeda dengan kelas kontrol yang menggunakan model cooperative learning
teknik number head together.
1.2 Saran
Berdasarkan paparan kesimpulan di atas dan setelah dilakukan penelitian,
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dapat mencoba untuk
menerapkan model cooperative learning teknik make a match pada
standar kompetensi prosedur administrasi ataupun pada standar
83
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi semua siswa, khususnya bagi siswi SMK Bina Warga Lemahabang Kabupaten
Cirebon untuk tidak hanya belajar dan menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Tetapi, harus mampu mencari dan menggali pengetahuan sendiri dari bahan ajar yang
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif) yang efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.
Arends, Richard I. Belajar untuk Mengajar. Diterjemahkan oleh Made Frida Yulia. 2013. Jakarta Salemba Humanika.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.
Astika, Nurlia dan Ngurah Ayu Nyoman M, Efektivitas Model Pembelajaran Koopratif Tipe Make a Match terhadap Hasil Belajar Siswa, JP2F, Vol. 3 No. 2, h. 115
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hardini, Isriani dan Dewi Puspita. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,
Konsep, & Implementasi). Yogyakarta: Familia.
Heriawan, Adang, dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis
Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Banten:
LP3G.
Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasam Komunikasi
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Isjoni. 2013. Cooperative learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 1 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali. 2010. Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Patmawati, Hetty. (2011), Meningkatkan Pemahaman Matematik Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match (Studi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Persis 80 Sindangkasih Tahun Ajaran 2010/2011), Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Vol.7 No.1, h. 73.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Guru/Pendidikan dalam Implementasi
Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu: Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhanah, Elang, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Make A Match dalam Materi Hukum Bacaan Nun Mati Atau Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII H SMP Negeri 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2011-2012, Saung Guru Vol. III No. 1 Tahun 2012
Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan
Debi Rahmawati Nastiti, 2014
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HAS IL BELAJAR S IS WA PADA S TANDAR KOMPETENS I PROS EDUR ADMINIS TRAS I
: S tudi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di S MK Bina Warga Lemahabang Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber Lain:
Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Republik Indonesia.
Menteri Pendidikan Nasional, (2006), Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, Jakarta: Menteri Pendidikan