• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implikasi Yuridis Putusan MK No 46/PUU- VIII/2010 terhadap Anak Luar Kawin T1 312009014 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implikasi Yuridis Putusan MK No 46/PUU- VIII/2010 terhadap Anak Luar Kawin T1 312009014 BAB IV"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1. Putusan MK No 46/PUU-VIII/2010 telah memberikan kedudukan yang sama

antara anak luar kawin dengan anak sah yakni dalam pengertian masing-masing

dimungkinkan memperoleh pemeliharaan, pendidikan, maupun pewarisan dari

orang tua biologisnya maupun keluarga orang tua biologisnya, walaupun anak

luar kawin mempunyai hak untuk mewaris akan tetapi ada perbedaan bagian

warisan antara anak sah dan anak luar kawin.

2. Sehubungan dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi, agar pihak yang

berkepentingan dapat merealisir putusan tersebut, maka pemerintah perlu

merevisi UU Perkawinan khususnya Pasal 43 ayat (1) dan Pasal 100 KHI bahkan

membuat Peraturan Pemerintah berkaitan dengan pengakuan anak luar kawin.

3. Selanjutnya yang dilakukan oleh orang tua untuk membuktikan asal-usul anak

adalah ibu bisa minta penetapan ke Pengadilan tentang asal-usul anak

sebagaimana tersebut dalam Pasal 55 ayat (1) UU Perkawinan. Dengan demikian

maka jika terbukti ada hubungan biologis antara ayah dengan anak, maka secara

normatif berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi, ada tanggung jawab ayah

biologis terhadap anak baik dalam hal sandang, pangan, nafkah, maupun

pendidikan. Atas dasar itu, dapat diajukan gugatan pada ayah biologisnya guna

(2)

B.

Saran

1. Putusan MK ini mesti harus ditindak lanjuti oleh Negara sebagai lembaga yang

memberikan perlindungan kepada anak. Tindakan yang perlu dilakukan oleh

Negara yakni merevisi Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan dan juga Pasal 100 KHI,

agar dapat mengcover putusan Mahkamah Konstitusi tersebut.

2. Disamping itu, Negara mestinya harus membuat Peraturan Pemerintah yang

mengatur proses administrasifnya, sehingga jelas apa yang harus dilakukan baik

oleh orang tua maupun anak luar kawin agar tercipta hubungan antara orang tua

dan anak luar kawinnya. Perlu diingat pula bahwa ada kewajiban Negara untuk

memberikan perlindungan hukum pada anak, termasuk didalamnya anak luar

Referensi

Dokumen terkait

Tesis ini membahas tentang hal apa seorang anak luar kawin memperolehpengakuan atas hubungan keperdataan dengan ayah luar kawin dan perlindungan hukum

Sebagian besar menerima putusan tersebut alasannya; anak luar kawin statusnya menjadi jelas, si ibu dapat menuntut tanggung jawab terhadap ayah biologis si anak

“Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat

Lebih lanjut Pemerintah juga tidak sependapat dengan anggapan para Pemohon yang menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan tersebut di atas telah memberikan perlakuan dan pembatasan

Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 Tentang Kedudukan Anak Luar Kawin terhadap Kompilasi Hukum Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:

Oleh karena itu menurut penulis, selama putusan tersebut tidak senafas dengan ketentuan agama, maka dapat dilakukan alternatif lain, seperti anak luar kawin bisa

Dengan demikian anak luar kawin dalam arti sempit adalah anak yang dilahirkan dari hasil hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang

Kelomopk yang menolak Putusan MK tersebut yang merupakan sebagian kecil dari warga masyarakat memberikan alasannya: anak luar kawin dapat menimbulkan masalah dalam