• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan anggaran dan kinerja puskesmas : studi pada puskesmas Danurejan I Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan anggaran dan kinerja puskesmas : studi pada puskesmas Danurejan I Yogyakarta."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN KINERJA PUSKESMAS

Studi pada Puskesmas Danurejan I Yogyakarta

Francisca Erni Dwi Pamungkas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Dalam era otonomi, puskesmas sebagai sektor kesehatan, diberi kesempatan dan keleluasaan oleh pemerintah untuk mengelola anggaran keuangannya secara ekonomis, efisien, dan efektif agar dapat meningkatkan kinerja puskesmas. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Menggambarkan kinerja penyelenggaraan tata kelola anggaran Puskesmas Danurejan I pada periode Tahun 2007-2009; 2) Mengevaluasi kebijakan subsidi pemerintah dalam mendukung tujuan-tujuan pelayanan puskesmas.

Subjek penelitian ini adalah Puskesmas Danurejan I Yogyakarta. Sedangkan objek penelitian adalah pengelolaan anggaran dan laporan keuangan Puskesmas Danurejan I Yogyakarta pada periode Tahun 2007-2009. Penelitian ini menggunakan data time series pada periode Tahun 2007-2009. Adapun teknik analisis data menggunakan analisa deskriptif melalui teknik pengukuran Value for Money. Dan Analisis Regresi untuk menjelaskan subsidi pemerintah dengan kinerja anggaran Puskesmas Danurejan I. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat dokumen-dokumen, seperti gambaran umum organisasi dan laporan keuangan yang dibutuhkan.

(2)

viii ABSTRACT

PUBLIC HEALTH CENTER BUDGET AND PERFORMANCE

MANAGEMENT

Studies at the PHC (Public Health Center) Danurejan I Yogyakarta

Francisca Erni Dwi Pamungkas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

In the era of autonomy, public health center as the health sector, given the opportunity and flexibility by the government to manage its financial budget economically, efficiently, and effectively in order to improve their performance. Therefore, the purpose of this study was: 1) To describe the performance management of Public Health Center budget Danurejan I during the period of 2007-2009; 2) Evaluate the policies of government subsidies in support of health service objectives.

The subject of this research is PHC Danurejan I Yogyakarta. While the object is the management of budgets and financial reports PHC Danurejan I Yogyakarta during the period of 2007-2009. This study uses time series data on the period of 2007-2009. The data analysis techniques use descriptive analysis through measurement Value for Money techniques. And Regression Analysis to explain the government's subsidy to the performance of PHC Danurejan I budget. Data collection techniques used were the documentation, which is collecting data by seen the documents, such as an overview of organizational and financial reports as required.

(3)

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN KINERJA PUSKESMAS

Studi pada Puskesmas Danurejan I Yogyakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Francisca Erni Dwi Pamungkas

NIM : 022214013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN KINERJA PUSKESMAS

Studi pada Puskesmas Danurejan I Yogyakarta

Oleh :

Francisca Erni Dwi Pamungkas NIM : 022214013

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

A. Budi Susila, S.E., M.Soc., Sc. Tanggal 30 Juni 2010

Pembimbing II

(5)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

S K R I P S I

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN KINERJA PUSKESMAS

Studi pada Puskesmas Danurejan I Yogyakarta

Dipersiapkan dan Ditulis oleh : Nama : Francisca Erni Dwi Pamungkas

NIM : 022214013

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 27 Juli 2010

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua M. T. Ernawati, S.E., M.A. ……….

Sekretaris Drs. Th. Sutadi, M.B.A. ………

Anggota A. Budi Susila, S.E., M.Soc., Sc. ………

Anggota V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. ………

Anggota Drs. P. Rubiyatno, M.M. ………

Yogyakarta, 31 Juli 2010 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(6)

iv

M OTTO

IA membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir

( Pengkotbah 3:11)

IMP OSSIB LE IS NOTHING

Dan apa saja yang kamu minta dalam DOA dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

(Matius 21:22)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang telah dimiliki,

tetapi selalu menyesali yang belum dicapai

(Schopenhauer)

Sukses bukanlah sebuah kebetulan, tetapi sebuah kerja keras,

ketabahan, pengertian, pembelajaran, pengorbanan, dan lebih dari

itu, kecintaan pada apa yang kamu lakukan/kamu pelajari

(Pele)

Kesabaran itu memang pahit,

tetapi buah yang dihasilkannya akan manis

(7)

v

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria, pemilik hidupku yang membuat segala sesuatu

indah pada waktuNya

Bapak dan Ibu yang selalu sabar dan mempunyai cinta yang sangat luar biasa

Masku, Fx. Ari Eko S. yang selalu menuntunku menjadi orang yang lebih baik

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Agustus 2010 Penulis

(9)

vii ABSTRAK

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN KINERJA PUSKESMAS

Studi pada Puskesmas Danurejan I Yogyakarta

Francisca Erni Dwi Pamungkas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Dalam era otonomi, puskesmas sebagai sektor kesehatan, diberi kesempatan dan keleluasaan oleh pemerintah untuk mengelola anggaran keuangannya secara ekonomis, efisien, dan efektif agar dapat meningkatkan kinerja puskesmas. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Menggambarkan kinerja penyelenggaraan tata kelola anggaran Puskesmas Danurejan I pada periode Tahun 2007-2009; 2) Mengevaluasi kebijakan subsidi pemerintah dalam mendukung tujuan-tujuan pelayanan puskesmas.

Subjek penelitian ini adalah Puskesmas Danurejan I Yogyakarta. Sedangkan objek penelitian adalah pengelolaan anggaran dan laporan keuangan Puskesmas Danurejan I Yogyakarta pada periode Tahun 2007-2009. Penelitian ini menggunakan data time series pada periode Tahun 2007-2009. Adapun teknik analisis data menggunakan analisa deskriptif melalui teknik pengukuran Value for Money. Dan Analisis Regresi untuk menjelaskan subsidi pemerintah dengan kinerja anggaran Puskesmas Danurejan I. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat dokumen-dokumen, seperti gambaran umum organisasi dan laporan keuangan yang dibutuhkan.

(10)

viii ABSTRACT

PUBLIC HEALTH CENTER BUDGET AND PERFORMANCE

MANAGEMENT

Studies at the PHC (Public Health Center) Danurejan I Yogyakarta

Francisca Erni Dwi Pamungkas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

In the era of autonomy, public health center as the health sector, given the opportunity and flexibility by the government to manage its financial budget economically, efficiently, and effectively in order to improve their performance. Therefore, the purpose of this study was: 1) To describe the performance management of Public Health Center budget Danurejan I during the period of 2007-2009; 2) Evaluate the policies of government subsidies in support of health service objectives.

The subject of this research is PHC Danurejan I Yogyakarta. While the object is the management of budgets and financial reports PHC Danurejan I Yogyakarta during the period of 2007-2009. This study uses time series data on the period of 2007-2009. The data analysis techniques use descriptive analysis through measurement Value for Money techniques. And Regression Analysis to explain the government's subsidy to the performance of PHC Danurejan I budget. Data collection techniques used were the documentation, which is collecting data by seen the documents, such as an overview of organizational and financial reports as required.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala berkat dan karunia yang luar biasa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini tersusun berkat bantuan, dukungan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Ketua Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Terima kasih untuk dukungan dan bantuannya selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak A. Budi Susila, S.E., M.Soc., Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah membimbing, mengarahkan, dan mendukung penulis selama penulisan skripsi. Anda adalah mukjizat yang diberikan Tuhan kepada penulis. Terima kasih tak terhingga untuk semua yang telah diberikan. Tuhan memberkati selalu.

(12)

x

skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga pula untuk semua yang telah diberikan. Tuhan memberkati selalu.

5. Drs. P. Rubiyatno, M.M, selaku Dosen Penguji. Terima kasih Pak. Tuhan memberkati.

6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi ini.

7. Segenap karyawan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Mas Frans & Mas Yuli, yang telah banyak memberikan bantuan dalam pengurusan segala sesuatu tentang perkuliahan.

8. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tercinta beserta karyawan yang telah menyediakan semua demi selesainya skripsi ini.

9. Bapak, Ibu, dan Mas Ari tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan seluruh jiwa raganya untukku. Semua hal terbaik yang aku lakukan kupersembahkan untuk kalian. Terima kasih. I love u all.

10. EKO WIDIATMOKO, hooligans dan pendukung setiaku.. Kau buatku berarti walaupun kita mendukung kesebelasan yang berbeda. Thanks for all your love in the world. Selalu percaya cinta, percaya keajaiban.

11. RATNA, PAK INGGAR, DIAH, EVI... Kalian seperti Bintang, tak selalu nampak tapi selalu ada.

(13)

xi

13. drg. Dyah Librania Nugrahini, selaku Kepala Puskesmas Danurejan I Yogyakarta, terima kasih atas ijin dan bantuannya.

14. Seluruh dokter, karyawan, dan staf Puskesmas Danurejan I, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya, dan terima kasih telah membuatku mengerti tentang ’kehidupan luar’.

15. Pak Joko, dr. Fetty, Bu Hesty, Mba Endang, Bu Tatik, Bu Wena, Mas Danu, Pak Isnadi, Likhah, drg. Aan, dr. Yulia, Bu Luluk, Bu Indri yang tidak bosan-bosannya nanyain kapan lulus..?! Akhirnya... Semua indah pada waktuNya. 16. Temen-temen Manajemen Kelas A 2002 : Andi Suki, Anton Austerity, Windi,

Sani, Retnu, Gepenx, dll. Thank’s for being my friends.

17. Romo-romo yang selama 4 tahun ini selalu aku minta doanya pas ngaku dosa. Terima kasih. Ini semua berkat kalian juga.

18. Aspire 4720Z & IP1700, tanpamu aku tak bisa menyelesaikan skripsi ini. 19. Pak Totok, Pak Bega, Mas Nardi, Kluntung, Pak Gondrong, Pak Londho, Pak

Ndut, Pak Ari, dll terima kasih telah jadi sahabat di parkiran.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

(14)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Francisca Erni Dwi Pamungkas

Nomor Mahasiswa : 022214013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ” PENGELOLAAN

ANGGARAN DAN KINERJA PUSKESMAS ” beserta perangkat yang

diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Agustus 2010 Yang menyatakan

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

(16)

xiv

F. Sistematika Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Politik dan Kebijakan Publik ... 6

B. Puskesmas Sebagai Organisasi Sektor Publik ... 11

C. Kebijakan Pemerintah Tehadap Puskesmas ... 16

D. Anggaran Sektor Publik ... 20

E. Pengukuran Kinerja Sektor Publik ... 31

F. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik ... 33

G. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional ... 41

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 41

F. Jenis dan Sumber Data ... 42

G. Teknik Pengumpulan Data... 43

H. Teknik Analisis Data ... 43

(17)

xv

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis Kota Yogyakarta ... 45

B. Kependudukan Kelurahan Tegal Panggung ... 52

C. Visi dan Misi Puskesmas Danurejan I ... 59

D. Keadaan Ketenagaan di Puskesmas Danurejan I ... 60

E. Kinerja Pembangunan Kesehatan... 67

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Anggaran Puskesmas ... 69

1. Tingkat Ekonomi ... 69

2. Tingkat Efisiensi ... 70

3. Tingkat Efektivitas ... 71

B. Subsidi Pemerintah ... 73

1. Uji Prasyarat ... 73

2. Analisis Regresi Linear Berganda ... 75

C. Pembahasan... 79

1. Pengelolaan Anggaran Puskesmas ... 79

2. Subsidi Pemerintah ... 82

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 86

(18)

xvi DAFTAR PUSTAKA

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Jumlah Sekolah di Kelurahan Tegal Panggung ... 57

Tabel IV.2 Kegiatan Lintas Sektoral ... 66

Tabel V.1 Uji Normalitas ... 72

Tabel V.2 Uji Multikolinearitas ... 73

Tabel V.3 Uji Heteroskedastisitas ... 73

Tabel V.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 74

Tabel V.5 Tingkat Ekonomi Pengelolaan Anggaran ... 80

Tabel V.6 Tingkat Efisiensi Pengelolaan Anggaran... 81

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kebijakan Pemerintah Tentang Puskesmas ... 20

Gambar 2.2 Pengukuran Value For Money ... 28

Gambar 4.1 Daerah Istimewa Yogyakarta ... 46

Gambar 4.2 Kota Yogyakarta... 49

Gambar 4.3 Kelurahan Tegal Panggung ... 50

Gambar 4.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Panggung ... 52

Gambar 4.5 Jumlah Penduduk Menurut KK ... 53

Gambar 4.6 Jumlah Penduduk Miskin dan KK Miskin ... 55

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional, dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain diwujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam satu paket undang-undang yaitu Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam sektor kesehatan, konsep kebijakan otonomi memberi wewenang dan keleluasaan kepada puskesmas untuk mengelola sendiri anggaran dan pendapatannya guna membiayai kegiatan puskesmas.

(22)

dan aspek efektivitas menekankan realisasi pendapatan lebih besar dari anggarannya.

Dalam organisasi publik, salah satunya adalah puskesmas, pengelolaan keuangan harus transparansi yang mulai dari proses perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan anggaran. Selain itu, akuntabilitas dalam pertanggungjawaban publik juga diperlukan, dalam arti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.

Dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tersebut, maka akan menghasilkan pengelolaan keuangan yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah setempat secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab. Sehingga nantinya kinerja keuangan organisasi publik tersebut akan melahirkan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Persoalannya bagaimana pengelolaan keuangan puskesmas berpengaruh terhadap kinerja keuangan puskesmas.

(23)

B. Perumusan Masalah

Sejauh mana kebijakan anggaran pemerintah dapat mencapai tujuan-tujuan pelayanan?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada dua tahapan pertanyaan yang berurutan untuk menjawabnya, yaitu :

1. Bagaimana pengelolaan anggaran di puskesmas dalam pengertian tingkat ekonomis, efisiensi, dan efektivitas?

2. Sejauh mana kebijakan anggaran tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan pelayanan puskesmas?

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlampau luas, maka penulis memberikan batasan masalah di mana:

1. Data penelitian yang digunakan hanya antara Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2009.

2. Atribut yang diteliti dalam subsidi pemerintah hanya 4 faktor saja, yaitu persediaan obat, persediaan alat dan bahan kesehatan, persediaan alat dan bahan gigi, serta persediaan alat dan bahan laboratorium.

D. Tujuan penelitian

(24)

2. Untuk mengevaluasi kebijakan anggaran dalam mencapai tujuan-tujuan pelayanan puskesmas.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Danurejan I

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Danurejan I dalam upaya memperbaiki pengelolaan anggaran dan kinerja puskesmas, sehingga dapat meningkatkan kinerja puskesmas secara keseluruhan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, serta sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah ke dalam permasalahan yang sesungguhnya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

(25)

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang berbagai teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang penulis lakukan.

BAB III: Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, variabel dan pengukurannya, teknik analisis data, dan metode analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum Daerah Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum Puskesmas Danurejan I di mana penelitian dilaksanakan.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini, data yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan teknik analisis data yang telah ditentukan.

BAB VI: Kesimpulan dan Saran

(26)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Politik dan Kebijakan Publik

(27)

Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Tap MPR tersebut merupakan landasan hukum keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua UU ini telah membawa perubahan mendasar pada pola hubungan antar-pemerintahan dan keuangan antara pusat dan daerah. Otonomi daerah perlu dilakukan karena tidak ada suatu pemerintahan dari suatu negara yang luas yang mampu secara efektif membuat kebijakan publik di segala bidang atau pun mampu melaksanakan kebijakan tersebut secara efisien di seluruh wilayah tersebut. Dengan adanya otonomi diharapkan beban pemerintah pusat dapat berkurang, dan otonomi juga diharapkan akan mempercepat pelayanan kepada masyarakat.

1. Pengertian Otonomi

Sarundajang (1999:27) mengartikan daerah otonom sebagai hak wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dari penjelasan tersebut ada dua hal mendasar yang terkandung dalam pengertian otonomi daerah, yaitu :

a. Hak dan wewenang yang dimiliki untuk mengelola daerah secara luas,

(28)

Baswir (299:26) menyatakan bahwa tujuan peningkatan otonomi daerah dapat diperinci menjadi empat, yaitu : pertama, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah; kedua meningkatkan jumlah dan mutu pelayanan masyarakat di masing-masing daerah; ketiga, meningkatkan kondisi sosial dan budaya masyarakat di masing-masing daerah; dan keempat, meningkatkan demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di era otonomi daerah dan demokratisasi, pemerintah dituntut untuk mampu merespons berbagai perubahan dan kebutuhan publik yang makin kompleks. Untuk itu diperlukan good governance atau pemerintahan yang baik untuk menjawab kebutuhan publik yang beraneka ragam. Menurut UNDP (BPKP, 2007:7), karakteristik good governance adalah sebagai berikut :

a. Participation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi yang mewakili kepentingannya.

b. Rule of Law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak asasi manusia.

c. Transparency yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. d. Responsiveness. Setiap lembaga dan proses penyelenggaraan

(29)

e. Consensus orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan-kebijakan maupun prosedur.

f. Equity. Semua warga negara mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

g. Effectiveness dan efficiency. Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan produknya sesuai dengan yang telah digariskan, dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin. h. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor

swasta, dan masyarakat (civil society), bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders.

2. Pengertian Politik

Ada beberapa hal penting untuk dapat mendefinisikan politik, yaitu :

a. Politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain (Saltou, 1961:4).

b. Politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan (Laswelll dan Kaplan, 1950).

(30)

3. Kebijakan Publik

Ada beberapa definisi tentang kebijakan publik, yaitu :

a. Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu di mana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) di mana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud (Carl Friedrich, 2963:79).

b. Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan (James Anderson, 1984:3).

(31)

dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan atau yang akan dikerjakan. Keempat, kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam menangani suatu permasalahan; secara negatif, kebijakan publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan. Terakhir, kelima, kebijakan publik, paling tidak secara positif didasarkan pada hukum dan merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

B. Puskesmas Sebagai Organisasi Sektor Publik

1. Pengertian Organisasi

Menurut Sutarto, organisasi adalah sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Sutarto,1979:36).

Organisasi menurut Gibson dan kawan-kawan adalah organisasi sebagai kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai berbagai tujuan yang tidak dapat dicapai hanya dengan kegiatan satu orang secara sendirian (Muhyadi, 1989:5).

(32)

mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama (Mahsun, 2006:1).

2.Tipe Organisasi

Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada tipe organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 tipe organisasi (Mahsun, 2006:5), yaitu :

a. Pure Profit Organization

Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama memperoleh laba sebanyak-banyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor dan kreditor. b. Quasi-Profit Organization

Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor, dan para anggota.

c. Quasi-Nonprofit Organization

(33)

d. Pure-Nonprofit Organization

Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa dengan maksud untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara, dan sebagainya.

3. Pengertian Sektor Publik

Sektor publik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum (Mahsun,2006:7).

4. Pengertian Organisasi Sektor Publik

Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang non-profit oriented, karena organisasi sektor publik ada yang bertipe quasi-non profit. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum (Mahsun,2006:14).

5. Puskesmas sebagai Organisasi Sektor Publik

(34)

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes 1991).

a. Visi Puskesmas

Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010. masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Misi Puskesmas

• Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

• Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

• Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.

• Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat, beserta lingkungannya.

c. Tujuan Puskesmas

(35)

sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

d. Fungsi Puskesmas

• Sebagai Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

− Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.

− Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

− Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

• Pusat pemberdayaan masyarakat

Berupaya agar perorangan, terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat :

− Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

− Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan,termasuk pembiayaan.

(36)

• Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

C. Kebijakan Pemerintah Terhadap Puskesmas

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan puskesmas

a. Program Puskesmas

1) Program kesehatan dasar

− Promosi kesehatan

− Kesehatan lingkungan

− Kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana (KB)

− Gizi

− Pemberantasan penyakit menular

− Pengobatan

2) Program kesehatan pengembangan

Program sesuai dengan permasalahan kesehatan dan tuntutan masyarakat setempat sesuai potensi yang ada.

b. Manajemen Puskesmas 1) Perencanaan

− Langkah : identifikasi masalah, menetapkan kegiatan

− Lingkup : kegiatan program, kegiatan rutin puskesmas

(37)

2) Penggerak pelaksanaan

Melalui Lokakarya Mini (forum pertemuan)

− Lokmin Bulanan : lintas program (antar pemegang program puskesmas)

− Lokmin Tribulanan : lintas sektoral (masyarakat) 3) Evaluasi

Instrumen penilaian kinerja puskesmas. c. Sistem Pembiayaan

1) Sumber : APBD, masyarakat, retribusi, swasta, APBN 2) Jenis : pelayanan publik dan pelayanan pribadi

3) Kewenangan : pengelolaan biaya d. Sistem Ketenagaan

1) Tenaga Kesehatan (sesuai PP No. 23/1996)

− Tenaga medis

− Tenaga keperawatan

− Tenaga kesehatan masyarakat

− Tenaga gizi

2) Tenaga Non Kesehatan Lainnya

2. Peningkatan mutu pelayanan melalui Standar Pelayanan Minimal

(SPM)

Berdasarkan Peraturan Menkes RI No.

(38)

Pelayanan Minimal (SPM). SPM bidang kesehatan di kabupaten/kota dapat digunakan sebagai acuan bagi perangkat kesehatan di daerah kabupaten/kota dalam menyelenggarakan urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat. Dengan kata lain, SPM diharapkan agar pelayanan kesehatan yang paling mendasar dapat dipenuhi pada tingkat yang paling minimal secara nasional sehingga dapat megurangi kesenjangan pelayanan kesehatan.

3. Penilaian Kinerja Puskesmas

Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas (Dirjen BKM Depkes RI, 2006:2).

a. Tujuan

1) Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

2) Tujuan Khusus

(39)

− Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.

− Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

b. Manfaat

1) Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian/prestasi kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya.

2) Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (output dan outcome).

3) Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya. 4) Dinas Kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan

mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

c. Ruang Lingkup Penilaian Kenerja Puskesmas

(40)

1) Penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan

Pengelolaan Anggaran dan Kinerja Puskesmas (Anggaran dan Hasil Capaian)

Alokasi Anggaran Kinerja Puskesmas/Hasil Capaian

Gambar 2.1

Kebijakan Pemerintah tentang Puskesmas

D. Anggaran Sektor Publik

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

KEBIJAKAN PUBLIK/PEMERINTAH

PROSES OUTPUT OUTCOME GOALS

EFISIENSI

(41)

mempersiapkan suatu anggaran. Anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :

1) Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja) 2) Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk

mendanai rencana tersebut (pendapatan)

Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi (Mardiasmo,2002:61) :

1) Aspek perencanaan 2) Aspek pengendalian 3) Aspek akuntabilitas publik

1. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Fungsi anggaran sektor publik antara lain (Mardiasmo,2002:63) : a. Sebagai alat perencanaan (Planning Tool)

Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.

b. Sebagai alat pengendalian (Control Tool)

(42)

pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

c. Sebagai alat kebijakan fiskal (Fiscal Tool)

Anggaran digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

d. Sebagai alat politik (Political Tool)

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.

e. Sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and Communication Tool)

Anggaran merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.

(43)

g. Sebagai alat motivasi (Motivation Tool)

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

h. Sebagai alat menciptakan ruang publik (Public Sphere)

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh pemerintah. Masyarakat dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.

2. Jenis-jenis Anggaran Publik

Jenis anggaran publik ialah (Mardiasmo,2002:66) : a. Anggaran Operasional

Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menajalankan pemerintahan.

b. Anggaran Modal

Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.

3. Prinsip-prinsip Anggaran Publik

(44)

a. Otoritas oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otoritas dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut. b. Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

c. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.

d. Nondiscretionary Appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

e. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun multi-tahunan.

f. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran. g. Jelas

(45)

h. Diketahui publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

4. Evaluasi Pengelolaan Anggaran Melalui Value For Money

(Ekonomis, Efisiensi, Efektivitas)

Sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya.

a. Elemen Value For Money

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu :

1) Ekonomi :

pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh aman organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan, yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. 2) Efisiensi :

(46)

Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.

3) Efektivitas :

tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

Input

Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program dan aktivitas. Contoh input adalah : dokter di rumah sakit, tanah untuk jalan baru, dan sebagainya.input dapat dinyatakan secara kuantitatif, misalnya jumlah dokter, luas tanah, jumlah guru, dan sebagainya. Input dapat pula dinyatakan dengan nilai uang, misalnya biaya dokter, harga tanah, gaji guru, dan sebagainya.

Output

(47)

tegaknya hukum dan peraturan atau rasa aman masyarakat. Akan tetapi bagaimana mengukur output tersebut? Barangkali dapat dikatakan bahwa ukuran output adalah turunnya angka kriminalitas, tetap hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena turunnya angka kriminalitas dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti peran pendidikan, perbaikan ekonomi, dan sebagainya. Pada pelayanan kesehatan masyarakat, output diukur dengan kenaikan jumlah pasien yang mampu bertahan hidup dan kembali sehat, peningkatan angka harapan hidup, penurunan angka kematian bayi, atau peningkatan kualitas hidup. Ringkasnya, output merupakan kenaikan nilai atau nilai tambah.

Outcome

Outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Sebagai contoh, outcome yang diharapkan terjadi dari aktivitas pengumpulan sampah oleh dinas kebersihan kota adalah terciptanya lingkungan kota yang bersih dan sehat. Outcome seringkali dikaitkan denga tujuan atau target yang hendak dicapai.

(48)

Gambar 2.2

Pengukuran Value For Money

Sumber : (Mardiasmo,2002:132)

b. Manfaat Value For Money

Konsep value for money sangat penting bagi pemerintah sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat karena pemakaian konsep tersebut akan memberi manfaat berupa (Halim, 2002:14) :

1) Efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan tepat sasaran.

2) Meningkatkan mutu pelayanan publik.

(49)

4) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik. 5) Meningkatkan publik cost awareness sebagai akar dari

akuntablitas publik.

c. Teknik Pengukuran Value For Money

Ada 3 cara teknik pengukuran Value For Money, yaitu (Mahsun, 2006:186) :

1) Tingkat Ekonomi

Mengukur tingkat kehematan dari pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan organisasi sektor publik. Pengukuran tingkat ekonomi memerlukan data-data anggaran pengeluaran dan realisasinya. Tingkat Ekonomi :

Realisasi Pengeluaran

Anggaran Pengeluaran X 100%

Kriteria Ekonomi adalah :

• Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x <100%) berarti

ekonomis.

• Jika diperoleh nilai sama dari 100% (x =100%) berarti

ekonomis berimbang.

• Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x >100%) berarti tidak ekonomis.

2) Tingkat Efisiensi

(50)

memerlukan data-data realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan.

Tingkat Efisiensi :

Realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan

Realisasi pendapatan X 100%

Kriteria Efisiensi adalah :

• Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x <100%) berarti

efisien.

• Jika diperoleh nilai sama dari 100% (x =100%) berarti

efisiensi berimbang.

• Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x >100%) berarti tidak efisien.

3) Tingkat Efektivitas

Mengukur tingkat output dari organisasi sektor publik terhadap target-target pendapatan sektor publik. Pengukuran tingkat efektivitas memerlukan data-data realisasi pendapatan dan anggaran atau target pendapatan.

Tingkat Efektivitas :

Realisasi Pendapatan

Anggaran Pendapatan X 100% Kriteria Efektivitas adalah :

• Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x <100%) berarti

(51)

• Jika diperoleh nilai sama dari 100% (x =100%) berarti

efektivitas berimbang.

• Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x >100%) berarti

efektif.

E. Pengukuran Kinerja Sektor Publik

1. Definisi Kinerja

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

2. Definisi Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah :

a. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Gary Siegel dan Helene Romanouskan-Marconi, 1989:199). b. Penilaian kinerja merupakan suatu perencanaan, pengumpulan, dan

(52)

norma-norma operasional dengan tepat untuk mencapai penggunaan sumber-sumber secara ekonomis, efisien, dan efektif, kemudian dari bukti-bukti atas sasaran pemeriksaan tersebut pemeriksa menarik kesimpulan, merumuskan saran-saran perbaikan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak yang membutuhkan (Setyawan, 1988:21).

c. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002). d. Pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian

pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi (Lohman, 2003).

3. Aspek-aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik

(53)

a. Kelompok masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

b. Kelompok proses (process) adalah ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

c. Kelompok keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible).

d. Kelompok hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung.

e. Kelompok manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

f. Kelompok dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.

F. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

(54)

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud:

• Dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah.

• Digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.

• Dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

1. Tujuan sistem pengukuran kinerja

Tujuan sistem pengukuran kinerja adalah (Mardiasmo,2002:122) : a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and

bottom up).

b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.

c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.

d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

2. Manfaat pengukuran kinerja

(55)

a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.

b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.

d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment) secara objektif tas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati. e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka

memperbaiki kinerja organisasi.

f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

3. Ukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

a. Menurut Agus Daryanto (1995) : a) Produktivitas

(56)

d) Responsibilitas e) Akuntabilitas

b. Menurut Kumorotomo (1995) : a) Efisiensi

b) Efektivitas c) Keadilan (equity)

d) Daya tanggap (responsiveness)

4. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP,2000). Sementara menurut Lohman (2003), indikator kinerja adalah suatu variabel yang digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi.

Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut (Mahsun, 2006:73) :

a. Biaya pelayanan (cost of service) b. Penggunaan (utilization)

(57)

e. Kepuasan (satisfaction)

5. Estimasi Indikator Kinerja

Suatu unit organisasi perlu melakukan estimasi untuk menentukan target kinerja yang ingin dicapai pada periode mendatang. Penentuan target tersebut didasarkan pada perkembangan cakupan pelayanan atau indikator kinerja. Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan (Mardiasmo, 2002:136) :

a. Kinerja tahun lalu b. Expert Judgment c. Trend

Y = a + bt

Di mana :

Y = indikator kinerja

A = indikator kinerja autonomous T = time lag

d. Regresi

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

G. Kerangka Pemikiran Teoritis

(58)

diidentifikasikan sebagai masalah penting (Uma Sekaran dalam Murti Sumarni dan Wahyuni Salamah, 2006 : 27). Suatu kerangka berpikir akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian, yaitu antar variabel bebas (independent) dan tergantung (dependent). Begitu pula apabila ada variabel lain yang menyertai, maka peran variabel juga harus dijelaskan. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah :

1. Dalam analisis deskriptif, menggunakan metode Value For Money, yaitu pengukuran kinerja anggaran berdasar tingkat ekonomis, tingkat efisiensi, dan tingkat efektivitas.

2. Dalam analisis regresi menggunakan variabel x (variabel dependent) dan variabel y (variabel independent).

x1 : jumlah persediaan obat sebulan

x2 : jumlah persediaan alat dan bahan kesehatan sebulan

x3 : jumlah persediaan alat dan bahan gigi sebulan

x4 : jumlah persediaan alat dan bahan laboratorium sebulan

y : jumlah pasien puskesmas selama sebulan

Variabel y dipilih jumlah pasien puskesmas karena penilaian kinerja puskesmas berkaitan dengan jumlah pasien yang berkunjung/dikunjungi oleh puskesmas. Apakah dengan berbagai fasilitas (obat, alat kesehatan, gigi, dan laboratorium) yang tersedia di psukesmas sesuai/sebanding dengan jumlah pasien?

(59)

rupiah tetapi sudah dalam bentuk obat. Obat dipilih sebagai variabel penelitian karena setiap pasien yang periksa ke puskesmas kemungkinan pasti mendapat obat.

Variabel x2, x3, dan x4 dipilih jumlah persediaan alat dan bahan kesehatan, gigi, dan laboratorium karena itu semua adalah pendukung pengobatan yang akan diberikan kepada pasien. Dan sama dengan obat, subsidi yang diberikan pemerintah langsung berupa barang, bukan nominal rupiah.

(60)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian evaluasi yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Danurejan I Yogyakarta. 2. Lama penelitian

Waktu penelitian ini adalah selama Bulan Juni 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian dalam studi kasus ini adalah Puskesmas Danurejan I Yogyakarta.

2. Objek

(61)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang dapat dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran (Simamora, 2004:25). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Anggaran

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :

− Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja)

− Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut (pendapatan)

2. Kinerja

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.

E. Variabel penelitian dan pengukurannya

Variabel-variabel dari penelitian ini ada 2, yaitu : 1. Pengelolaan puskesmas

(62)

a. Tingkat Ekonomi :

Realisasi Pengeluaran

Anggaran Pengeluaran X 100%

b. Tingkat Efisiensi :

Realisasi biaya untuk memperoleh pendapatan

Realisasi pendapatan X 100%

c. Tingkat Efektivitas :

Realisasi Pendapatan

Anggaran Pendapatan X 100%

2. Subsidi pemerintah

Menggunakan rumus Regresi : Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

F. Jenis dan Sumber Data

(63)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat dokumen-dokumen, seperti gambaran umum organisasi dan laporan keuangan yang dibutuhkan.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai adalah Analisis Regresi, untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen (kinerja unit). Dan rasio keuangan berdasarkan value for money; yaitu tingkat ekonomi, tingkat efisien, dan tingkat efektivitas.

I. Interpretasi Data

Pada pengolahan dengan SPSS (dan sebagian besar pengolah data statistika), cukup lihat nilai significance (sig.) atau probability (p.)

sig. < α→ H

0 ditolak dan H1 diterima

sig. ≥α→ H

0 diterima

H

0 : persediaan obat, persediaan alat dan bahan kesehatan, persediaan alat

(64)

menyebabkan peningkatan (tidak berpengaruh terhadap) jumlah pasien (R = 0)

H

1 : persediaan obat, persediaan alat dan bahan kesehatan, persediaan alat

dan bahan gigi, dan persediaan alat dan bahan laboratorium

menyebabkan peningkatan (berpengaruh positif terhadap) jumlah pasien (R > 0)

X = variabel bebas = variabel yang mempengaruhi = persediaan obat, persediaan alat dan bahan kesehatan, persediaan alat dan bahan gigi, dan persediaan alat dan bahan laboratorium

Y = variabel tidak bebas = variabel yang dipengaruhi = jumlah pasien

Secara hipotetikal, diduga ada hubungan positif (R > 0) antara X dan Y X naik, Y naik

(65)

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografis Kota Yogyakarta

(66)

memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY. Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 490.433 jiwa (Kota Yogyakarta Dalam Angka, 1999).

Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh letaknya yang berada di dataran lereng Gunung Merapi dengan kemiringan yang relatif datar (0-2%) dan pada ketinggian 114 meter di atas permukaan air laut yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda. Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota setiap tahun mengalami penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi (lahan pekarangan).

(67)

Gambar 4.1

Daerah Istimewa Yogyakarta

(68)
(69)

kapita Yogyakarta adalah Rp 5,8 juta, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang Rp 5,5 juta. Salah satu kekayaan lain dari Yogyakarta adalah sekolah. Sejak berdirinya Universitas Gadjah Mada tahun 1949, kota ini memang dikenal sebagai kota pelajar. Ribuan siswa dan mahasiswa berdatangan dari luar kota bahkan dari luar pulau Jawa untuk menempuh pendidikan di kota itu. Walaupun kini Yogyakarta tidak lagi memiliki perguruan tinggi negeri, karena UGM berada di Kabupaten Sleman, tetapi julukan sebagai kota pelajar masih tetap dialamatkan kepadanya. Kota ini masih memiliki 47 perguruan tinggi, mulai dari tingkat akademi, institut, sekolah tinggi, maupun universitas, dengan jumlah mahasiswa mencapai 86.000 orang (Yoseptin Titien/Litbang Kompas, 2001).

Makanan khas Kota Yogyakarta adalah Gudeg, yaitu makanan yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.

(70)

perempatan Kantor Pos Yogyakarta yang terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi dan Jalan Jend. A. Yani, Jalan ini merupakan poros Garis Imaginer Kraton Yogyakarta. Terdapat beberapa obyek bersejarah di jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. Jalan ini sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain di sepanjang jalan ini.

Gambar 4.2

(71)

Kecamatan Danurejan terdiri dari 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan Suryatmajan, Kelurahan Tegal Panggung, dan Kelurahan Bausasran.

Dari ketiga kelurahan tersebut, Kelurahan Tegal Panggung adalah kelurahan yang terletak di pinggiran Kali Code. Di sepanjang bantaran sungai ini merupakan wilayah padat rumah penduduk dengan kondisi perumahan permanen dan semi permanen. Fasilitas, sarana dan pasarana sanitasi belum cukup memadai dikarenakan terbatasnya lahan, ketinggian tanah dan sosial ekonomi masyarakat. Selain itu, perilaku dan patisipasi masyarakat untuk memelihara akses sanitasi masih perlu ditingkatkan. Oleh karena lokasi yang kurang memadai tersebut, Kelurahan Tegal Panggung termasuk salah satu kelurahan di Kota Yogyakarta yang miskin.

Gambar 4.3

(72)

Kelurahan Tegal Panggung terdiri atas 16 RW, 66 RT dan terbagi dalam 5 kampung, yaitu Kampung Tegal Panggung, Tukangan, Ledok Tukangan, Tegal Kemuning, dan Kampung Juminahan. Luas wilayah kelurahan ini kurang lebih 35 Ha, dengan topografi dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 114 m di atas permukaan laut. Secara geografis Kelurahan Tegal Panggung terletak di Pusat Kota Yogyakarta dengan identifikasi sebagai berikut; Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 0,3 Km. Jarak dari Ibukota Propinsi/Kota Yogyakarta : 2,3 Km dan jarak dari ibukota negara adalah 565 Km. Adapun batas-batas administrasi Kelurahan Tegal Panggung adalah sebagai berikut; sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Kotabaru, sebelah Timur berbatasan dengan : Kelurahan Bausasran, sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Purwokinanti dan sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Suryatmajan.

B. Kependudukan Kelurahan Tegal Panggung

1. Kondisi Umum Kependudukan

(73)

Gambar 4.4

Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Panggung

Sumber : (Profil Pusk. DN I Tahun 2007 dan Data Monografi Desa & Kel. Tgl Panggung Tahun 2008, 2009)

Berdasarkan gambar chart di atas, pertumbuhan penduduk di Kelurahan Tegal Panggung dari Tahun 2007 ke Tahun 2008 mengalami kenaikan jumlah penduduk sebesar 6,49% dan dari Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami penurunan jumlah penduduk sebesar 23,96%.

Dengan luas wilayah 35 Ha, maka kepadatan penduduk pada Tahun 2007 adalah ± 338 jiwa/Ha, pada Tahun 2008 kepadatan penduduk menjadi ± 360 jiwa/Ha, dan Tahun 2009 kepadatan penduduk mencapai ± 290 jiwa/Ha

(74)

Gambar 4.5

Jumlah penduduk menurut KK

Sumber : Profil Pusk. DN I Tahun 2007 dan Data Monografi Desa & Kel. Tgl Panggung Tahun 2008, 2009

Berdasarkan gambar chart di atas, pertumbuhan KK di Kelurahan Tegal Panggung dari Tahun 2007 ke Tahun 2008 mengalami kenaikan jumlah KK sebesar 6,44% dan dari Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami penurunan jumlah KK sebesar 18,05%.

Dilihat dari jumlah penduduk per tahun, maka dapat diperoleh rata-rata jumlah anggota tiap KK. Pada Tahun 2007, dengan jumlah penduduk 11.846 jiwa dan 3.029 KK, maka tiap KK rata-rata berpenghuni ± 4 jiwa. Tahun 2008, jumlah penduduk ada 12.615 jiwa dengan 3.224 KK, maka tiap KK dihuni ± 4 jiwa. Dan Tahun 2009, jumlah penduduk 10.177 jiwa dengan 2.731 KK, maka tiap KK dihuni ± 4 jiwa.

(75)

luar wilayah Kota Yogyakarta yang datang/ber-urbanisasi ke Kelurahan Tegal Panggung. Seperti halnya dengan kota-kota lain, arus urbanisasi telah menjadikan jumlah penduduk di Kelurahan Tegal Panggung mengalami naik dan turun. Kenaikan jumlah penduduk yang terjadi pada Tahun 2007 ke Tahun 2008 terjadi karena urbanisasi tersebut. Letak Kelurahan Tegal Panggung yang memang berada di jantung kota Yogyakarta dan berdekatan dengan wisata Malioboro yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, membuat orang-orang dari wilayah lain berdatangan dan mencari rejeki di Kelurahan ini dengan bekerja sebagai pedagang/wiraswasta. Dan pada Tahun 2008 ke Tahun 2009, mengalami penurunan jumlah penduduk yang dikarenakan semakin mahalnya biaya hidup di Kota, membuat para pendatang tersebut kembali lagi ke wilayah asalnya. Semakin tinggi kepadatan penduduk namun kesempatan kerja yang rendah pun menjadi alasan penurunan jumlah penduduk di Wilayah Kelurahan Tegal Panggung.

(76)

Gambar 4.6

Jumlah penduduk miskin dan KK miskin

Sumber : Profil Pusk. DN I Tahun 2007 dan Data Monografi Desa & Kel. Tgl Panggung Tahun 2008, 2009

Berdasarkan gambar chart di atas, dari Tahun 2007 ke Tahun 2008 mengalami penurunan jumlah KK Miskin sebesar 16,84% dengan jumlah penduduk miskinnya mengalami penurunan juga sebesar 17,40%. Dari Tahun 2008 ke Tahun 2009 mengalami penurunan jumlah KK Miskin sebesar 28,76% dengan jumlah penduduk miskinnya mengalami penurunan sebesar 32,46%.

(77)

6 Alasan Pemilihan Kelurahan Tegal Panggung sebagai Pilot Project Program Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Jumlah KK miskin pada Tahun 2007 ada 1.020 KK dan jumlah penduduk miskin 3.569 orang. Angka tersebut relatif tinggi, menempati urutan kedua se-Kota Yogyakarta setelah Kelurahan Pringgokusuman.

b. Koordinasi antar lembaga yang ada di masyarakat cukup bagus, sehingga diharapkan intervensi program dari berbagai lembaga dan instansi pemerintah dapat saling sinergis dalam menjalankan Program Penanggulangan Kemiskinan.

c. Tinginya semangat penduduk untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan, yang merupakan potensi dan modal awal dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan.

d. Kondisi lingkungan geografis di pusat kota merupakan aset ekonomi yang besar, di mana peluang masyarakat untuk mengakses ekonomi lebih besar.

e. Status tempat tinggal masyarakat Tegal Panggung berada di pinggir Sungai Code dan di pinggir rel kereta api. Hal ini merupakan salah satu ciri kemiskinan di Kota Yogyakarta.

Gambar

Tabel IV.1    Jumlah Sekolah di Kelurahan Tegal Panggung .........................  57
Gambar 2.1 Kebijakan Pemerintah Tentang Puskesmas ............................  20
Gambar 2.1 Kebijakan Pemerintah tentang Puskesmas
Pengukuran Gambar 2.2 Value For Money
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang demam diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam pengelolaan demam pada balita pada sebagian besar responden ibu

Sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang demam diketahui bahwa pengetahuan ibu dalam pengelolaan demam pada balita pada sebagian besar responden ibu