• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GENDER, ETHICAL JUDGEMENT DAN MORAL REASONING TERHADAP PERILAKU ANGGARAN SLACK DI SEKTOR PUBLIK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi pada Puskesmas di DIY)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GENDER, ETHICAL JUDGEMENT DAN MORAL REASONING TERHADAP PERILAKU ANGGARAN SLACK DI SEKTOR PUBLIK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi pada Puskesmas di DIY)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF GENDER, ETHICAL JUDGEMENT AND MORAL REASONING ON BUDGETARY SLACK BEHAVIOR IN PUBLIC SECTOR WITH ORGANIZATION

COMMITMENT AS MODERATING VARIABLE (Study on Health Centers in DIY)

Oleh:

ULVA DWI HIDAYATI 20130420333

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

PENGARUH GENDER, ETHICAL JUDGEMENT DAN MORAL REASONING

TERHADAP PERILAKU ANGGARAN SLACK DI SEKTOR PUBLIK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI (Studi pada Puskesmas di DIY)

THE INFLUENCE OF GENDER, ETHICAL JUDGEMENT AND MORAL REASONING ON BUDGETARY SLACK BEHAVIOR IN PUBLIC SECTOR WITH ORGANIZATION

COMMITMENT AS MODERATING VARIABLE (Study on Health Centers in DIY)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

ULVA DWI HIDAYATI 20130420333

HALAMAN JUDUL SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Ulva Dwi Hidayati

Nomor Mahasiswa : 20130420333

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH GENDER,

ETHICAL JUDGEMENT DAN MORAL REASONING TERHADAP

PERILAKU ANGGARAN SLACK DI SEKTOR PUBLIK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi pada Puskesmas di Daerah Istimewa Yogyakarta)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata

dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 25 Januari 2017

(4)

v

Motto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan) kerjakan dengan

sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al-Insyirah 6-8)

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat

mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)

“Allah menitipkan kelebihan di setiap kekurangan, menitipkan kekuatan di setiap kelemahan, menitipkan sukacita di setiap dukacita, menitipkan harapan di setiap keraguan. Allah berjanji

semua itu akan indah pada waktunya”

(Annoymous)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

 Orang Tua tercinta, Bapak Muji Hartono dan Mama Siti Wahyuningsih Terima kasih tak terhingga untuk kasih sayang yang tak pernah usai, do’a

yang tak pernah terputus, kesabaran yang tak pernah lelah, pengorbanan,

dan dukungan, serta semangat yang tiada henti.

 Kakak dan Adekku tersayang, Ade Gilang Luki Adi dan Lanang Wijaya

Mukti. Terimakasih atas doa yang selalu di panjatkan selama ini.

 Semua teman-temanku Dwi, Retno, Rika, Yani, Annisa, Alun, Mahardika,

Mumu, Ardi, Teguh, Faisal, Condro, dll yang telah menyemangati dan

(5)

x DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ...Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ...iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ...Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ...Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I ...Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

BAB II ...Error! Bookmark not defined.

A. Landasan Teori ...Error! Bookmark not defined.

1. Teori Keagenan ...Error! Bookmark not defined.

2. Anggaran Slack ...Error! Bookmark not defined.

3. Ethical Judgement dan Moral Reasoning Theory ... Error! Bookmark not defined.

4. Gender ...Error! Bookmark not defined.

5. Komitmen Organisasi ...Error! Bookmark not defined.

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

1. Pengaruh gender terhadap perilaku anggaran slack ... Error! Bookmark not defined.

2. Pengaruh ethical judgement terhadap perilaku anggaran slackError! Bookmark not defined.

(6)

xi

4. Hubungan ethical judgement terhadap perilaku anggaran slack dengan

komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi ... Error! Bookmark not defined.

5. Hubungan moral reasoning terhadap perilaku anggaran slack dengan

komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi ... Error! Bookmark not defined.

C. Model Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

BAB III ...Error! Bookmark not defined.

A. Objek/ Subyek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

B. Jenis Data ...Error! Bookmark not defined.

C. Teknik Pengambilan Sampel ...Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Variabel Dependen ...Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Independen ...Error! Bookmark not defined.

3. Variabel Moderasi ...Error! Bookmark not defined.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...Error! Bookmark not defined.

1. Statistik Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.

2. Uji Validitas ...Error! Bookmark not defined.

3. Uji Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

4. Uji Asumsi Klasik ...Error! Bookmark not defined.

G. Uji hipotesis dan analisis data ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV ...Error! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2. Analisis Karakteristik Responden ...Error! Bookmark not defined.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ...Error! Bookmark not defined.

1. Statistik Deskriptif ...Error! Bookmark not defined.

2. Pengujian Validitas ...Error! Bookmark not defined.

3. Pengujian Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined.

4. Uji Asumsi Klasik ...Error! Bookmark not defined.

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ...Error! Bookmark not defined.

D. Pembahasan (Interpretasi) ...Error! Bookmark not defined.

BAB V ...Error! Bookmark not defined.

(7)

xii

B. Saran ...Error! Bookmark not defined.

C. Keterbatasan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sampel dan Tingkat Pengembalian ... 33

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 34

Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif... 35

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Ethical Judgement ... 36

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Moral Reasoning ... 36

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi ... 37

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Anggaran Slack ... 37

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 38

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ... 39

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 40

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 41

Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis Uji Beda H1 ... 42

Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana H2 ... 43

Tabel 4.14 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana H3 ... 43

Tabel 4.15 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda H4 ... 44

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(9)
(10)

vii ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of gender on the influence of

ethical judgement and moral reasoning on budgetary slack behavior in public

sector with organization commitment as moderating variable. In this study,

sample of 60 respondents were selected using purposive sampling. The analysis

used was differential, simple regression and multiple regression.

Based on the analysis that have been made the results that higher

budgetary slack is done by men than women, ethical judgement and moral

reasoning had negative effect on budgetary slack behavior, organization

commitment moderated significantly the effect of ethical judgement on budgetary

slack behavior, but organization commitment did not moderate the moral

reasoning relationship with budgetary slack behavior.

Keywords: Gender, Ethical Judgement, Moral Reasoning, Organization

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan tugasnya organisasi sektor publik pasti

membutuhkan suatu manajemen yang baik. Menurut Welsch (2000)

mengartikan bahwa manajemen adalah suatu proses untuk mendefinisikan

tujuan perusahaan serta menerapkan kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan guna mencapai tujuan suatu perusahaan, selain itu juga

menggunakan sumber daya manusia, bahan baku dan juga modal secara

efisien. Suatu organisasi atau perusahaan tidak dapat menjalankan visi dan

misinya tanpa suatu manajemen yang baik.

Menurut Nouri dan Robert (1996) menjelaskan tujuan utama dari

organisasi sektor publik yaitu memberikan pelayanan dan kesejahteraan

semaksimal mungkin kepada masyarakat, sehingga rencana dari

pemerintah sejalan dengan kenginan masyarakat. Dengan demikian

organisasi membutuhkan pedoman perencanaan untuk melaksanakan

tugasnya. Pada organisasi pemerintah khususnya bidang kesehatan,

terdapat pihak yang mengatur sebuah instansi tersebut, diantaranya adalah

pimpinan atau atasan dari tiap masing-masing bagian dari instansi tersebut.

(12)

2

mampu mewujudkan tujuannya dalam mensejahterakan masyarakat, maka

suatu instansi diharapkan memiliki sistem pengendalian manajemen.

Anggaran dalam sistem pengendalian manajemen memegang

peranan penting sebagai alat pengendalian operasi perusahaan agar strategi

yang ditetapkan dapat digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Proses penganggaran yang dilakukan mulai dari tahap perencanaan,

penyusunan, dan pelaksanaan dalam menjalankan tugas serta fungsinya

guna mewujudkan tujuan organisasi dengan hasil berupa laporan anggaran

yang bisa dipertanggungjawabkan. Dari hal tersebut maka pemerintah

membuat berbagai kebijakan yang diatur dalam bentuk anggaran. Dari

anggaran yang telah direncanakan dan dialokasikan maka akan terlihat

keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) anggaran adalah suatu

alat pengendalian paling efektif dan sangat penting dalam perencanaan dan

pengendalian jangka pendek sebuah organisasi. Selain itu menurut

Bradshaw et al (2007) menjelaskan bahwa dengan anggaran maka akan

membuat pihak penyusun anggaran lebih bertanggungjawab untuk

mengalokasikan rencana, mengalokasikan sumberdaya serta menentukan

tujuan dan juga berguna untuk acuan dalam suatu organisasi. Menurut

Kenis (1979) anggaran dikatakan penting karena anggaran tidak hanya

(13)

digunakan sebagai alat kontrol komunikasi, evaluasi, koordinasi serta

motivasi dalam bekerja.

Anthony dan Govindarajan (2007) menjelaskan anggaran slack

adalah perbedaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang

sesuai dengan estimasi terbaik bagi organsasi itu. Estimasi dalam hal ini

adalah suatu anggaran yang sesungguhnya terjadi sesuai dengan

kemampuan perusahaan.

Anggaran slack dapat terjadi karena ada keterlibatan manajer

tingkat atas, menengah atau bawah dalam penyusunan anggaran. Perilaku

tidak etis yang dilakukan oleh manajer tingkat atas, menengah/bawah

dalam menciptakan senjangan anggaran yaitu dengan membuat suatu

anggaran yang tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya seperti

membuat anggaran pendapatan yang lebih rendah dari potensi atau

membuat anggaran belanja yang lebih tinggi dari kebutuhan (Schiff dan

Lewin,1970). Menurut Damrongsukniwat et al (2011) anggaran slack

umumnya dilakukan oleh manajer yang dapat menyembunyikan beberapa

informasi pribadi dari atasan mereka serta sengaja menggambarkan

informasi yang hanya dapat menguntungkan diri mereka sendiri melalui

perilaku anggaran slack. Cyert dan March (1963) menjelaskan bahwa

penciptaan senjangan anggaran yang biasanya dilakukan oleh manajer

cenderung untuk tujuan individu atau pribadi mereka yaitu seperti untuk

melindungi karir dan agar hasil pekerjaan mereka terihat baik untuk jangka

(14)

4

Suatu keberhasilan dalam penyusunan anggaran salah satunya

dipengaruhi oleh etika atau sikap yang yang baik dalam proses

penyusunan anggaran. Etika dibutuhkan untuk mendorong siapa yang

bertanggungjawab atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran guna

mencapai tujuan organisasi (Blocher dkk, 2000). Penelitian yang

dilakukan oleh Andika (2014) menemukan hasil bahwa etika berpengaruh

negatif terhadap senjangan anggran. Hasil penelitian tersebut sejalan

dengan teori yang dipaparkan oleh Blocher dkk (2000) yang menjelaskan

bahwa etika sangat diperlukan untuk mendorong individu untuk

bertanggungjawab atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran guna

mencapai tujuan organisasi. Maskun (2009) berpendapat bahwa etika

berpengaruh terhadap anggaran slack.

Anggaran juga berkaitan erat dengan komitmen organisasi.

Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku antara individu satu

dengan individu yang lain. Karyawan yang komitmen tinggi terhadap

organisasinya maka akan menujukkan sikap yang positif terhadap

organisasinya dan akan selalu membela organisasinya dalam keadaan

apapun guna mewujudkan tujuan organisasi. Karyawan dikatakan

memiliki komitmen pada organisasinya apabila setia terhadap organisasi

tersebut yang akan berakibat menumbuhkan loyalitas karyawan.

Menurut Wiener (1982) komitmen organisasi yaitu dorongan dari

individu itu sendiri untuk melakukan sesuatu yang dapat menunjang

(15)

lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Oleh karena itu komitmen

organisasi sangat berpengaruh terhadap individu dalam melakukan suatu

hal. Komitmen organisasi berpengaruh positif pada individu untuk

melakukan yang terbaik bagi organisasi sehingga anggaran slack dapat

dihindari.

Masalah dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan perilaku

individu dalam membuat anggaran slack di organisasi sektor publik.

Selanjutnya membahas apakah gender mempengaruhi keputusan etis dan

perilaku moral individu untuk membuat slack anggaran. Penelitian ini

berfokus pada perilaku etis dan moral untuk menjelaskan perilaku individu

dalam membuat anggaran slack. Dengan adanya variabel moderasi yang

akan memperkuat ataupun memperlemah keputusan etis dan perilaku

moral dalam melakukan anggaran slack. Penelitian ini juga bertujuan

untuk menjelaskan perbedaan jenis kelamin (pria dan wanita) untuk

menentukan keputusan etis dan moral reasoning pada individu dalam

mengambil tindakan slack anggaran. Perbedaan gender dapat

mempengaruhi perbedaan pertimbangan ethical judgement dan moral

reasoning terhadap individu dalam melakukan tindakan anggaran slack.

Penelitian Rahim (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

gender dari dua kelompok tentang pengaruh ethical judgement dan moral

reasoning pada perilaku individu dalam membuat anggaran slack.

(16)

6

hal pengaruh ethical judgement dan moral reasoning terhadap individu

untuk melakukan anggaran slack.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku anggaran

slack yang terjadi di sektor publik khususnya Puskesmas yang berada di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut berkaitan dengan perilaku

individu dalam membuat anggaran slack dengan maksud untuk

keuntungan dirinya sendiri (Onsi 1973).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan

oleh Rahim (2013) dengan judul: “Pengaruh Perbedaan Gender, Ethical

Judgement, dan Moral reasoning terhadap Perilaku Anggaran Slack di

Sektor Publik”. Faktor yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah penulis menambahkan komitmen organisasi sebagai

variabel pemoderasi.

Pertimbangan penambahan komitmen organisasi sebagai variabel

pemoderasi adalah diharapkan dengan menambah variabel pemoderasi

dapat dijelaskan lebih baik variabel gender, ethical judgement dan moral

reasoning pada model regresi saat pengujian hipotesis dilakukan.

Penambahan variabel komitmen organisasi didasarkan pada alasan bahwa

semakin tinggi moral reasoning dan ethical judgement yang dimiliki

individu maka untuk melakukan anggaran slack akan semakin rendah,

apalagi di dukung dengan komitmen organisasi yang baik. Dengan

individu memiliki komitmen organisasi yang baik maka akan membuat

(17)

Berdasarkan penjelasan diatas maka judul yang diajukan dalam

penelitian adalah “Pengaruh Gender, Ethical Judgement dan Moral

Reasoning terhadap Perilaku Anggaran Slack di Sektor Publik

dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi”. Dengan perbedaan objek penelitian yang berbeda diharapkan dapat

menyempurnakan penelitian sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Gender, ethical judgement dan moral reasoning menjadi hal yang

sangat penting dalam penentuan perilaku anggaran slack. Karena

keberhasilan organisasi pemerintah bidang kesehatan dilihat dari kinerja

organisasi tersebut dalam menjalankan penganggaran. Salah satu variabel

yang dianggap akan mempunyai pengaruh adalah variabel pemoderasi.

Variabel pemoderasi di penelitian ini adalah komitmen organisasi. Oleh

karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah anggaran slack cenderung lebih tinggi dilakukan oleh pria

dibanding wanita ?

2. Apakah ethical judgement berpengaruh negatif terhadap perilaku

anggaran slack?

3. Apakah moral reasoning berpengaruh negatif terhadap perilaku

anggaran slack?

4. Apakah komitmen organisasi memperkuat pengaruh negatif hubungan

(18)

8

5. Apakah komitmen organisasi memperkuat pengaruh negatif hubungan

moral reasoning terhadap perilaku anggaran slack?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh data, menguji dan menganalisis bukti empiris, apakah

anggaran slack cenderung lebih tinggi dilakukan oleh pria dibanding

wanita.

2. Memperoleh data, menguji dan menganalisis bukti empiris, apakah

ethical judgement berpengaruh negatif terhadap perilaku anggaran

slack.

3. Memperoleh data, menguji dan menganalisis bukti empiris, apakah

moral reasoning berpengaruh negatif terhadap perilaku anggaran

slack.

4. Memperoleh data, menguji dan menganalisis bukti empiris, apakah

komitmen organisasi memperkuat pengaruh negatif hubungan ethical

judgement terhadap perilaku anggaran slack.

5. Memperoleh data, menguji dan menganalisis bukti empiris, apakah

komitmen organisasi memperkuat pengaruh negatif hubungan moral

reasoning terhadap perilaku anggaran slack.

D. Manfaat Penelitian

Dari beberapa hal yang telah dijelasakan diatas, maka diharapkan

(19)

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap referensi

mengenai pengaruh perbedaan gender, ethical judgement dan moral

reasoning terhadap perilaku slack anggaran dengan komitmen

organisasi sebagai variabel pemoderasi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan

dalam penganggaran di bidang kesehatan.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam melihat faktor yang

mempengaruhi anggaran slack sehingga hal-hal yang dapat

(20)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa teori

keagenan adalah suatu konsep yang menjelaskan hubungan antara

atasan dan bawahan. Menurut Anthony dan Govindarajan (1980)

fenomena teori keagenan terjadi apabila atasan melimpahkan

wewenang kepada bawahan untuk membantu pengambilan keputusan.

Konflik kepentingan umumnya terjadi karena bawahan tidak

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kepentingan atasan, sehingga

dapat menimbulkan anggaran slack dan umumnya terjadi karena

individu hanya mementingkan dirinya sendiri.

2. Anggaran Slack

Anggaran slack telah banyak dipelajari dengan perspektif yang

berbeda dalam akuntansi manajemen dan akuntansi perilaku. Definisi

yang dibuat pada sektor swasta oleh Young (1985) anggaran slack

adalah suatu tindakan dimana agen melebihkan kemampuan produktif

dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah dan biaya lebih

tinggi ketika diberi kesempatan untuk memilih standar kerja sehingga

(21)

anggaran slack sebagai selisih antara sumber daya yang sebenarnya

diperlukan secara efisien dan jumlah sumber daya yang lebih besar

untuk menyelesaikan suatu tugas tersebut.

Sesuai dengan prinsip hukum ekonomi islam, anggaran slack

termasuk dalam salah satu prinsip yaitu prinsip pertanggungjawaban.

Prinsip tersebut menjelaskan bahwa penyusunan anggaran harus bisa

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Prinsip tersebut diperjelas

dalam QS. Al-Isra ayat 36 :

“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak

mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,

penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan

jawabnya”. Selain itu juga diperjelas QS. Al Ahzab ayat 15 yang

artinya “ Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada

Allah: Mereka tidak akan berbalik ke belakang (mundur). Dan adalah

perjanjian dengan Allah akan diminta pertangggungjawabnya”. Dari

ayat tersebut terlihat jelas bahwa perilaku anggaran slack tidak baik

untuk dilakukan, karena kelak semua perilaku yang kita lakukan akan

dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

3. Ethical Judgement dan Moral Reasoning Theory

Etika adalah proses tentang apa yang dilakukan individu pada

situasi tertentu yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran

dari masing-masing individu. Onsi (1973) menjelaskan bahwa

(22)

12

menggunakan teori perilaku individu itu sendiri. Dari hal tersebut

dapat dikatakan bahwa etis atau tidak sikap individu tergantung dari

individu dalam menanggapi situasi etis dalam organisasi. Forsyth

(1992) menemukan bahwa pertimbangan etis dari situasi etis yang

dihadapi dalam organisasi mempengaruhi suatu keputusan etis

individu.

4. Gender

Menurut pendekatan sosilisasi, wanita lebih cenderung

berperilaku etis dalam melaksanakan pekerjaannya karena wanita

lebih menitikberatkan pada pelaksanaan tugas dengan baik. Perbedaan

perilaku etis antara pria dan wanita adalah adanya perbedaan

pembawaan nilai-nilai moral kedalam pekerjaan dimana wanita lebih

cenderung berfikir untuk melakukan sesuatu sesuai norma yang telah

ditetapkankan karena naluri seorang wanita akan cenderung

menentang apabila yang dilakukan berada diluar norma yang ada,

sedangkan pria lebih bersaing dalam mencapai kesuksesan dan untuk

mencapai kesuksesan tersebut pria cenderung untuk melanggar aturan

yang ada (Febrianty, 2010).

5. Komitmen Organisasi

Wiener (1982) menjelaskan bahwa komitmen organisasi

adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar

dapat mendorong keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan

(23)

individu mementingkan kepentingan pribadinya berarti komitmen

organisasinya rendah maka individu tersebut dalam partisipasi

penganggaran cenderung akan melakukan anggaran slack dengan

tujuan agar kinerjanya terlihat baik. Sebaliknya, jika individu

memiliki komitmen organisasi yang tinggi maka partisipasinya dalam

melakukan anggaran slack akan cenderung rendah.

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh gender terhadap perilaku anggaran slack

Pria dan wanita memiliki kepribadian yang berbeda. wanita

secara umum adalah individu yang lebih menggunakan hati dalam

melakukan suatu tindakan. Ia cenderung lebih berhati-hati dalam

memutuskan tindakan. Hastuti (2007) berpendapat bahwa gender

adalah suatu konsep kultural yang membedakan antara pria dan wanita

dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional

dikalangan masyarakat. Perbedaan ini yang mengakibatkan pria dan

wanita memiliki perbedaan penilaian dalam mengelola, mencatat, dan

mengkomunikasikan hal atau informasi menjadi suatu hasil.

Perbedaan nilai dan sifat berdasarkan gender biasanya akan

mempengaruhi pria dan perempuan dalam membuat keputusan. Pria

bersaing untuk mencapai kesuksesan dan lebih cenderung untuk

mengabaikan aturan-aturan yang ada, karena mereka memandang

(24)

14

lebih menitikberatkan pada pelaksanaan tugas dengan baik sesuai

aturan-aturan yang berlaku dan hubungan kerja yang harmonis.

Penjelasan tersebut sejalan dengan beberapa penelitian yang

mengungkapkan bahwa wanita memiliki perilaku yang etik dalam

menentukan anggaran. Penelitian tersebut diantaranya yaitu penelitian

yang dilakukan Rahim (2013) yang menjelaskan bahwa pria dan

wanita memiliki perilaku yang berbeda dalam situasi etika dan moral.

Richmond (2001) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan gender

dalam berperilaku etik antara pria dan wanita. Penelitian Stedham et

al (2007) juga menemukan perbedaan gender antara pria dan wanita

dalam pertimbangan etika. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa

wanita memiliki perilaku yang lebih etis dari pria.

Yuhertiana (2011) menemukan bahwa wanita lebih memiliki

keputusan etis yang baik dari kecenderungan pria untuk menciptakan

anggaran slack. Gender mempunyai nilai koefisien negatif, artinya

wanita memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding pria (Fithrie,

2015).

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibangun hipotesis

sebagai berikut:

H1: Anggaran slack cenderung lebih tinggi dilakukan oleh pria

(25)

2. Pengaruh ethical judgement terhadap perilaku anggaran slack

Penyusunan dan pelaksanaan anggaran dalam organisasi pada

dasarnya di pengaruhi oleh nilai-nilai etika dalam beperilaku. Secara

rasional individu yang baik dan beretika tinggi pasti tidak akan

melakukan perilaku anggaran slack. Penjelasan tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Sugiri (2004)

menemukan hasil bahwa etika berpengaruh pada kesenjangan

anggaran, kesenjangan anggaran yang diciptakan oleh individu yang

mempunyai etika tinggi akan lebih rendah daripada kesenjangan

anggaran yang diciptakan oleh bawahan yang mempunyai etika

rendah. Individu cenderung lebih berpikiran secara ekonomi dan

semata-mata melakukan anggaran slack untuk kepentingan individu

sendiri.

Andika (2014) menjelaskan bahwa etika termasuk bagian dari

etika sosial. Hubungan etika dengan anggaran slack karena adanya

hubungan sosial antar pegawai, jika pegawai memiliki etika yang baik

maka tidak akan membuat anggaran yang sangat rendah dari yang

seharusnya sehingga akan terjadi kesenjangan anggaran pendapatan

yang tinggi. Sebaliknya jika pegawai memiliki etika yang buruk atau

kurang baik maka mereka akan menyusun anggaran untuk

mendapatkan bonus yang menguntungkan dirinya sendiri. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Blocher dkk (2000) menjelaskan

(26)

16

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maskun (2009)

menjelaskan bahwa etika memiliki pengaruh terhadap senjangan

anggaran.

Penelitian dari Lowe (1968), Young (1985), Lukha (1988)

menjelaskan apabila bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi

dalam penyusunan anggaran maka manajer tingkat bawah akan

berlaku disfungsional, karena dengan dasar bahwa anggaran

digunakan sebagai dasar dalam penilaian kinerja mereka, maka

bawahan cenderung membuat anggaran yang tidak sesuai dengan

potensi yang mereka miliki.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibangun hipotesis

sebagai berikut:

H2: Ethical judgement berpengaruh negatif terhadap perilaku anggaran

slack.

3. Pengaruh moral reasoning terhadap perilaku anggaran slack

Model Kohlberg adalah salah satu teori perkembangan moral

yang banyak digunakan dalam penelitian etika. Kohlberg (1969)

menyatakan bahwa moral berkembang melakui tiga tahap, yaitu

tahapan pre-conventional, tahapan conventional dan tahapan

post-conventional. Welton et al. (1994) menjelaskan bahwa kemampuan

individu dalam menyelesaikan dilema etika dipengaruhi oleh level

moral reasoning yang dimiliki. Penelitian Liyanarachi (2009)

(27)

akan berpengaruh terhadap perilaku etis mereka. Rest (2000)

berpendapat bahwa semakin tinggi level penalaran moral individu

makan dia akan semakin mungkin untuk berperilaku etis.

Dalam menghadapi dilema etika, individu yang memiliki level

moral reasoning rendah berbeda dengan individu yang memiliki level

moral reasoning tinggi. Semakin tinggi level moral reasoning

individu, maka semakin mungkin untuk melakukan hal yang benar.

Sebaliknya apabila level moral reasoning individu rendah maka akan

cenderung melakukan hal yang salah seperti penganggaran yang tidak

sesuai.

Kohlberg (1969) menjelaskan bahwa perkembangan moral

wanita lebih baik dari pria dalam perilaku anggaran slack. Hasil

penelitian Gilligan (1977) menjelaskan tentang perkembangan moral

dari pria dan wanita dan menyatakan bahwa wanita memiliki moral

reasoning yang lebih baik dari pria dalam hal tanggung jawab.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibangun hipotesis

sebagai berikut:

H3: Moral reasoning berpengaruh negatif terhadap perilaku anggaran

slack.

4. Hubungan ethical judgement terhadap perilaku anggaran slack

dengan komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi

Etika adalah sikap positif yang wajib dimiliki oleh setiap

(28)

18

baik maka individu akan cenderung melakukan hal-hal yang negatif

dalam penciptaan anggaran pada suatu organisasi. Hal tersebut

dilakukan karena tidak memikirkan dampak buruk yang akan dialami

oleh organisasi tersebut. Namun apabila individu memiliki etika yang

baik maka akan memperkecil kemungkinan melakukan anggaran

slack.

Penjelasan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rahim (2013) yang menjelaskan bahwa ethical judgement

berpengaruh positif terhadap perilaku anggaran slack. Selain itu Angle

dan Perry (1981) menjelaskan bahwa komitmen organisasi yang kuat

dalam diri individu akan membuat individu berusaha keras untuk

mencapai tujuan organisasi, serta akan melakukan hal yang positif

untuk mengembangkan organisasi tersebut kearah yang lebih baik.

Hal tersebut berkaitan dengan etika yang dimiliki tiap-tiap individu.

Beberapa penelitian lain juga membuktikan bahwa komitmen

organisasi berpengaruh terhadap perilaku anggaran slack. Diantaranya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Latuheru (2006); Dewi dan

Sudana (2013) menunjukkan hasil bahwa komitmen organisasi

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap anggaran slack.

Artinya bahwa komitmen organisasi yang tinggi akan memperkecil

kemungkinan individu melakukan anggaran slack.

Yuliastuti (2014) juga membuktikan bahwa komitmen

(29)

Rahmiati (2013) pada konteks pemerintah daerah menjelaskan bahwa

komitmen orgaisasi yang tinggi akan menggunakan informasi yang

dimiliki untuk membuat suatu anggaran menjadi lebih tepat. Dengan

adannya komitmen organisasi yang tinggi maka akan memungkinkan

senjangan anggaran dapat dihindari.

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa individu yang

memiliki komitmen organisasi yang tinggi serta etika yang baik maka

akan cenderung lebih mengutamakan kepentingan organisasi dan akan

setia memberikan hasil kerja yang baik kepada organiasi untuk

kesuksesan organisasi sehingga komitmen organisasi yang tinggi akan

mengurangi individu dalam melakukan anggaran slack.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibangun hipotesis

sebagai berikut:

H4: Ethical judgement berpengaruh negatif terhadap perilaku anggaran

(30)

20

5. Hubungan moral reasoning terhadap perilaku anggaran slack

dengan komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi

Moral merupakan sikap mental dan emosional yang dimiliki

oleh individu sebagai anggota kelompok sosial dalam melakukan

tugas-tugas serta loyalitas pada kelompok. Secara rasional individu

yang memiliki etika baik pasti memiliki moral yang baik. Oleh karena

itu anggaran slack akan cenderung dilakukan apabila inidividu

memiliki moral yang buruk dan sebaliknya apabila individu memiliki

moral yang baik maka akan mengurangi perilaku anggaran slack.

Penelitian yang dilakukan oleh Hobson et al (2011)

menghasilkan bahwa moral reasoning yang dimiliki oleh individu

berpengaruh terhadap penyusunan anggaran. Penelitian tersebut

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahim (2013) yang

menjelaskan moral reasoning mempengaruhi anggaran slack. Artinya

individu dengan persepsi moral reasoning yang baik maka akan

cenderung memikirkan kembali apabila akan melakukan perilaku

anggaran slack. Karena ia memiliki komitmen terhadap organisasi

yang baik maka akan berfikir lebih rasional untuk kesejahteraan

organisasi tersebut.

Welton et al. (1994) menyatakan bahwa kemampuan individu

dalam menyelesaikan dilema etika dipengaruhi oleh level moral

reasoningnya. Hasil studi Liyanarachi (2009) menunjukkan bahwa

(31)

mereka. Artinya apabila seseorang memiliki tingkat moral reasoning

yang tinggi maka dia tidak akan melakukan anggaran slack, namun

sebaliknya apabila individu dengan tingkat moral reasoning yang

rendah akan cenderung melakukan penganggaran yang tidak sesuai.

Lahaya (2007) juga menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara

individu dengan level moral reasoning yang rendah dengan individu

yang memiliki level moral reasoning yang tinggi, mereka dapat

melakukan kecurangan dilihat dari kepemilikan moral mereka.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibangun hipotesis

sebagai berikut:

H5: Moral reasoning berpengaruh negatif terhadap perilaku anggaran

slack diperkuat komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi.

C. Model Penelitian

H1

H2 (-)

H3 (-) H4 (+)

H5 (+)

GAMBAR 2.1 Kerangka Model Penelitian Ethical

Judgement

Moral Reasoning

Komitmen Organisasi

(32)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek/ Subyek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas yang berada di

Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian yaitu bagian keuangan

yang ikut serta dalam penganggaran pada setiap puskesmas di Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan yaitu

untuk membuktikan apakah memang terjadi pengaruh perbedaan gender,

ethical judgement dan moral reasoning terhadap anggaran slack dengan

pertimbangan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi di Daerah

Istimewa Yogyakarta.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu berupa

kuesioner atau angket untuk memperoleh data dari lapangan. Data yang

diperoleh adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang

berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2012).

C. Teknik Pengambilan Sampel

Metode sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

(33)

sebagai sampel maka teknik ini digunakan dengan maksud memasukkan

kriteria sebagai syarat dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Ka Sub Bag

TU, pengadministrasi keuangan, bendahara gaji, bendahara penerimaan,

bendahara pengeluaran, serta yang terlibat dalam proses penyusunan dan

pelaporan anggaran di puskesmas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/

kuesioner. Angket merupakan suatu pertanyaan-pertanyaan tentang topik

yang diberikan pada subyek, baik secara individu maupun kelompok untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan (Tukiran dan Hidayati, 2012).

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian didasarkan dari satu atau

lebih referensi atau sumber dengan disertai alasan yang mendasari

penggunaan definisi tersebut, kemudian juga disertai cara pengukuran

variabel yang digunakan agar dapat diterima secara akademis. Definisi

operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2012) variabel dependen atau sering

disebut dengan variabel terikat. Variabel dependen (terikat) adalah

(34)

24

variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

anggaran Slack.

Anggaran slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang

diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi terbaik yang telah

diajukan dan dilakukan pada saat penyusunan anggaran (Anthony &

Govindarajan, 2007). Sedangkan menurut Yuhertiana (2005),

anggaran slack adalah kecenderungan berperilaku tidak produktif

dengan melebihkan biaya saat seorang pegawai mengajukan anggaran

belanja. anggaran slack diukur dengan menggunakan instrumen yang

digunakan oleh Karsam (2013), terdiri dari enam pertanyaan dengan

skala likert 1 – 5, mulai dari 1 (Sangat Setuju / SS), 2 (Setuju/ S)), 3

(Netral/ N), 4 (Tidak Setuju/ TS), 5 (Sangat Tidak Setuju/ STS). Skala

rendah menunjukkan individu memiliki perilaku anggaran slack yang

rendah dan skala tinggi menunjukkan individu memiliki perilaku

anggaran slack yang tinggi.

2. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2012) variabel independen atau dalam

bahasa Indonesia sering disebut dengan bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah gender.

Variabel independen pertama yaitu gender. Gender adalah

(35)

secara sosial maupun kultural (Nugrahaningsih, 2005). Gender diukur

dengan menggunakan instrumen kuesioner terdiri dari dua pertanyaan

pilihan yaitu pria atau wanita. Gender merupakan variabel dummy

dimana menggunakan skala nominal 1-2. Pria diberi skor 1 dan wanita

diberi skor 2.

Variabel independen kedua yaitu ethical judgement. Menurut

Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), etika didefinisikan sebagai studi

bagaimana keputusan yang kita ambil akan mempengaruhi orang lain.

Selain itu, etika juga didefinisikan sebagai studi mengenai hak dan

kewajiban manusia, moral reasoning yang diterapkan orang dalam

membuat keputusan, dan sifat alami hubungan antar manusia. Ethical

judgement diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh

Steinberg, S.S, & Austern, D.T, (1998), terdiri dari tujuh pertanyaan

dengan skala likert 1-5, mulai dari 1 (Sangat Tidak Setuju/ STS), 2

(Tidak Setuju/ TS), 3 (Netral/ N), 4 (Setuju/ S), 5 (Sangat Setuju/ SS).

Skala rendah menunjukkan individu memiliki etika yang rendah,

sedangkan skala yang tinggi menunjukkan individu memiliki etika

yang tinggi.

Variabel independen ketiga yaitu moral reasoning. Kohlberg

(1969) menjelaskan bahwa perkembangan moral adalah salah satu

cara untuk menilai moral reasoning. Moral adalah sikap mental dan

emosional yang dimiliki individu. Model Kohlberg penalaran banyak

(36)

26

individu berdasarkan persepsi moral reasoning (Colby et al, 1983;.

Weber, 1990; Lovell, 1997, dan Monga, 2007). Hobson et al ( 2011)

melakukan studi eksperimental untuk menilai faktor penentu moral

anggaran slack. Hasil tes moral reasoning yang dimiliki oleh individu

adalah nilai-nilai personal dan norma-norma sosial yang membentuk

frame moral individual yang terlibat dalam penyusunan anggaran.

Moral reasoning juga mempengaruhi kecenderungan individu untuk

menciptakan anggaran slack. Moral reasoning diukur dengan

instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Noviardy (2014), terdiri

atas 9 pertanyaan dengan skala likert 1-5, mulai dari 1 (Sangat Setuju /

SS), 2 (Setuju/ S)), 3 (Netral/ N), 4 (Tidak Setuju/ TS), 5 (Sangat

Tidak Setuju/ STS). Skala rendah menunjukkan individu memiliki

moral yang rendah dan skala tinggi menunjukkan individu memiliki

moralyang tinggi.

3. Variabel Moderasi

Menurut Sugiyono (2012) variabel moderasi adalah variabel

yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan

antara variabel independen dengan dependen. Variabel moderasi

dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi. Komitmen

organisasi merupakan dorongan dari dalam individu untuk berbuat

sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan

tujuan dan lebih nengutamakan kepentingan organisasi (Wiener,

(37)

mempunyai komitmen tinggi pada suatu organisasi mereka berupaya

mempergunakan anggaran untuk mengerjakan tujuan pada organisasi,

sehingga suatu perusahaan akan memiliki kecenderungan yang rendah

untuk memunculkan anggaran slack.

Instrumen untuk mengukur komitmen organisasi yang

digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh Cook dan Wall

(1980). Instrumen komitmen organisasi ini menggunakan 9 item

pertanyaan dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5, mulai dari 1

(Sangat Tidak Setuju/ STS), 2 (Tidak Setuju/ ST)), 3 (Ragu-Ragu/ R),

4 (Setuju/ S), 5 (Sangat Setuju/ SS). Skala yang rendah menunjukkan

individu memiliki komitmen organisasi yang rendah dan skala yang

tinggi menunjukkan individu memiliki komitmen organisasi yang

tinggi.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Statistik Deskriptif

Menurut Nazaruddin dan Basuki (2016) analisis deskriptif

digunakan untuk memberikan suatu gambaran mengenai demografis

data. Gambaran tersebut meliputi gender, etika, moral dan komitmen

organisasi. Analisis deskriptif juga digunakan untuk mengukur mean,

standart deviasi, range dan lainnya selain juga dilengkapi dengan

visualisasi data berupa Chart yang sesuai untuk data kuantitatif, yaitu

(38)

28

2. Uji Validitas

Uji validitas data merupakan alat ukur mengenai tingkat

keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan, artinya pada uji

validitas ini digunakan untuk menguji valid atau tidaknya alat yang

digunakan dalam pengukuran. Pengujian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji faktor analisis yaitu apabila nilai faktor

loadingnya > 0,4 maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Santoso,

2006).

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana hasil dari pengukuran tersebut konsisten

apabila dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Penelitian ini menggunakan cronbach’s alpha untuk masing-masing

instrumen pada satu variabel. Suatu instrument yang digunakan dalam

pengukuran satu variabel dikatakan andal (reliable) apabila memiliki

cronbach’s alpha <0,5 maka reliabel rendah, >0,5–0,7 maka reliabel

moderate dan apabila >0,7 maka reliabel tinggi (Nazaruddin dan

Basuki, 2016).

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Nazaruddin dan Basuki (2016) menjelaskan uji normalitas

(39)

berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji

statistik normalitas dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu

menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov (Uji K-S), grafik

histogram, serta Kurva penyebaran P-Plot.

Jika nilai sig > 5% maka dapat disimpulkan bahwa residual

menyebar normal dan jika nilai sig < 5% maka dapat disimpulkan

bahwa residual menyebar tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui atau

membuktikan apakah terdapat hubungan linear atau tidak antara

variabel independen. Multikolinearitas dilihat pada tolerance

value atau Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance >

0,10 atau nilai VIF <10 maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinearitas (Nazaruddin dan Basuki, 2016).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Nazaruddin dan Basuki (2016) menjelaskan uji

heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari

residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi

heteroskedatisitas. Asumsi non-heteroskedastisitas terpenuhi

apabila pada table coefficient dimana output menunjukkan tidak

adanya hubungan yang signifikan antara seluruh variabel

(40)

30

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji beda, analisis

regresi sederhana dan regresi berganda.

1. Uji Beda

Uji beda digunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua

sampel data atau antara beberapa data. Jika nilai probabilitas atau

signifikansi > 0,05, maka hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai

probabilitas atau signifikansi <0,05 maka hipotesis ditolak

(Nazaruddin dan Basuki, 2016).

2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh ethical judgement dan moral reasoning terhadap perilaku

anggaran slack. Persamaan matematis untuk hubungan yang

dihipotesiskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Persamaan hipotesis kedua: Y= α+b1X2+e

Keterangan:

Persamaan matematis untuk hubungan yang dihipotesiskan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y : Anggaran Slack

X2 : Ethical judgement

b1 : Koefisien beta

(41)

Pada persamaan tersebut menguji apakah variabel ethical judgement

berperan sebagai variabel independen untuk menguji apakah ethical

judgement dapat mempengaruhi perilaku anggaran slack.

Persamaan hipotesis ke tiga: Y= α+b1X3+e

Keterangan:

Y : Anggaran Slack

X3 : Moral reasoning

b1 : Koefisien beta

e : Eror

Pada persamaan tersebut menguji apakah variabel moral reasoning

berperan sebagai variabel independen untuk menguji apakah moral

reasoning dapat mempengaruhi perilaku anggaran slack.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh ethical judgement dan moral reasoning terhadap perilaku

anggaran slack yang mempunyai hubungan dengan komitmen

Persamaan hipotesis keempat: Y= α+b1X2+ b2Z+ b3X2.Z+e

Keterangan:

Y : Anggaran Slack

X2 : Ethical judgement

(42)

32

b : Koefisien beta

e : Eror

Pada persamaan tersebut menguji apakah variabel komitmen

organisasi yang berperan sebagai variabel moderating yaitu dapat

memperkuat atau memperlemah pengaruh ethical judgement

terhadeap perilaku anggaran slack.

Persamaan hipotesis kelima:

Y= α+b1X3+ b2Z+ b3X3.Z+e

Keterangan:

Y : Anggaran Slack

X3 : Moral reasoning

Z : Komitmen organisasi

b : Koefisien beta

e : Eror

Pada persamaan tersebut menguji apakah variabel komitmen

organisasi berperan sebagai variabel moderating yaitu dapat

memperkuat atau memperlemah pengaruh moral reasoning terhadap

(43)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian

1. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas yang ada di Daerah

Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar

kuesioner sebanyak 80 kuesioner.

TABEL. 4.1

Sampel dan Tingkat Pengembalian

Keterangan Jumlah Presentase Jumlah kuesioner yang disebar 80 100 % Jumlah kuesioner yang kembali 63 78,75% Jumlah kuesioner yang tidak kembali 17 21,25% Jumlah kuesioner yang tidak diisi lengkap

(cacat) 3

3,75%

Total kuesioner yang dapat diolah 60 75% Sumber: Data kuesioner penelitian

Berdasarkan table 4.1 menunjukkan bahwa dari 80 kuesioner

yang tersebar, hanya 63 kuesioner yang kembali dengann sisanya 17

kuesioner tidak kembali. Sebanyak 60 kuesioner telah diisi dengan

baik dan 3 kuesioner tidak diisi dengan lengkap oleh responden,

sehingga jumlah kuesioner yang dapat diolah sebagai bahan penelitian

(44)

34

2. Analisis Karakteristik Responden

Profil responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin,

umur, jabatan, dan tingkat pendidikan. Profil responden disajikan pada

table 4.2 berikut:

TABEL. 4.2

Karakteristik Responden

Profil Kategori Jumlah Presentase

Jenis

Table 4.2 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin

wanita sebesar 50 % dan pria 50 %. Jabatan responden di Puskesmas

kebanyakan adalah pengadministrasi keuangan sebesar 41,67 %.

(45)

pendidikan responden kebanyakan S1 sebesar 85%. Umur responden

kebanyakan > 40 tahun-50 tahun sebesar 36,67 %.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Statistik Deskriptif

Hasil tatistik deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

TABEL 4.3 Statistik Deskriptif

Variabel N Kisaran Aktual Kisaran Realisasi Min Max Mean Min Max Mean

Sumber: Data diolah tahun 2016

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa variabel ethical

judgement memiliki rata-rata aktual sebesar 29,77, moral reasoning

memiliki rata-rata aktual 32,77, anggaran slack memiliki rata-rata

22,13, komitmen organisasi memiliki rata-rata aktual 31,83

2. Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

kevalidan suatu pertanyaan dari penyebaran kuesioner. Pengujian

(46)

36

pertanyaan dikatakan valid apabila memiliki faktor loading > 0,4.

Hasil uji validitas disajikan pada tabel sebagai berikut:

TABEL 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel Ethical Judgement Butir Pertanyaan Component

Analysis Batasan Keterangan

1 0,479 0,4 Valid

Table 4.4 memperlihatkan bahwa semua item memiliki loading

factor > 0,4 sehingga seluruh item variabel ethical judgement valid.

TABEL 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel Moral Reasoning Butir

Pertanyaan

Component

Analysis Batasan Keterangan

1 0,751 0,4 Valid

Table 4.5 memperlihatkan bahwa semua item memiliki loading

(47)

TABEL 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi Butir

Pertanyaan

Component

Analysis Batasan Keterangan

1 0,679 0,4 Valid

Table 4.6 memperlihatkan bahwa semua item memiliki

loading factor > 0,4 sehingga seluruh item variabel komitmen

organisasi valid.

TABEL 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Anggaran Slack Butir

Pertanyaan

Component

Analysis Batasan Keterangan

1 0,570 0,4 Valid

Table 4.7 memperlihatkan bahwa semua item memiliki

loading factor > 0,4 sehingga seluruh item variabel anggaran slack

(48)

38

3. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Hasil uji reliabilitas

penelitian menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Apabila

memiliki Cronbach’s Alpha < 0,5 (reliabel rendah), >0,5 – 0,7

(reliabel moderate), > 0,7 (reliabel tinggi). Hasil uji reliabilitas

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

TABEL. 4.8

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.8 menunjukkan

bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel ethical judgement (X2)

sebesar 0,451, variabel moral reasoning (X3) sebesar 0,426,

variabel komitmen organisasi (Z) sebesar 0,580 dan variabel

anggaran slack (Y) sebesar 0,473. Hasil tersebut membuktikan

(49)

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran

data berdistribusi normal atau tidak. Normalitas diuji dengan

menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

(KS). Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut:

TABEL. 4.9

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 1.87423979

Asymp. Sig. (2-tailed) .645

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Data primer diolah tahun 2016

Berdasarkan hasil uji normalitas yang di tunjukkan pada

tabel 4.9 nilai Asym.Sig. (2-tailed) sebesar 0,645 > 0,05,

karena nilai sig lebih besar dari alpha (5%) maka dapat

(50)

40

b. Uji Multikolinearitas

Uji mulltikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat

pada nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Apakah nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan

pada tabel berikut:

TABEL 4.10

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collineary Statistics Kesimpulan Tolerance VIF Sumber: Data diolah tahun 2016

Tabel 4.10 memperlihatkan masing-masing variabel

bebas memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan nilai Variance

Inflation Factor (VIF) < 10. Hasil tersebut berarti bahwa

masing - masing variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui

apakah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varian.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji

(51)

kepercayaan 5% (0,05). Hasil uji heteroskedastisitas disajikan

pada tabel berikut ini.

TABEL. 4.11

Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel

Bebas Sig Kesimpulan

X1 0,583 Tidak terjadi heteroskedastisitas

X2 0,135 Tidak terjadi heteroskedastisitas

X3 0,541 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah tahun 2016

Hasil perhitungan tabel 4.11 menunjukkan hasil bahwa

masing-masing variabel independen memiliki nilai signifikansi

lebih dari yang telah ditentukan yaitu 0,05. Jadi dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak

terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama

dalam penelitian ini menggunakan uji beda, hipotesis kedua dan hipotesis

ketiga menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana, sedangkan

untuk menguji hipotesis keempat, dan hipotesis kelima menggunakan

teknik regresi linier berganda. Uji hipotesis penelitian ini dibantu dengan

menggunakan program SPSS versi 15.

1. Analisis Uji Beda

Uji beda digunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua

(52)

42

a. Pengujian hipotesis satu (H1):

Ringkasan hasil analisis uji beda dengan menggunakan

SPSS versi 15 untuk hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel. 4.12. Hasil Analisis Uji Beda H1

Gender t Mean df Sig (2-tailed)

Pria 0,256 22,20 58 0,799

Wanita 0,256 22,07 57,363 0,799 Sumber: Data diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.12 diatas terlihat hasil bahwa rata-rata

perilaku anggaran slack yang dilakukan pria lebih tinggi

dibanding perilaku anggaran slack yang dilakukan oleh wanita

(22,20 > 22,07). Angka tersebut tidak terlalu besar selisihnya

yaitu 0,13.

Terlihat nilai t hitung adalah dengan nilai probabilitas atau

signifikansi sebesar 0,799 lebih besar dari taraf yang telah

ditentukan yaitu sebesar 0,05 atau 5 %, maka hipotesis satu

diterima yang artinya anggaran slack cenderung lebih tinggi

dilakukan oleh pria dibanding wanita.

2. Analisis Regresi Sederhana

a. Pengujian hipotesis dua (H2):

Ringkasan hasil analisis regresi sederhana dengan

menggunakan SPSS versi 15 untuk hipotesis kedua dalam

(53)

Tabel. 4.13. Hasil Analisis Regresi Sederhana H2 Variabel Koefisien

Regresi Sig Adjusted R Square Konstanta 29,014 0,047 0,050

Ethical Judgement -0,231

Sumber: Data diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas persamaan garis regresi H2 yaitu

Y=29,014 - 0,231X2

Hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien

ethical judgement sebesar 0,231 bernilai negatif. Nilai Adjusted R

Square sebesar 0,050 yang artinya variabel tersebut menunjukkan

bahwa 5% variabel anggaran slack dipengaruhi oleh ethical

judgement dan sisanya sebesar 95% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian.

Nilai signifikan sebesar 0,047 lebih kecil dari taraf

signifikan 0,05 atau 5% yang artinya variabel ethical judgement

berpengaruh negatif dan signifikan. Dapat disimpulkan bahwa

hipotesis tiga yang berbunyi ethical judgement berpengaruh

negatif terhadap perilaku anggaran slack diterima.

b. Pengujian hipotesis tiga (H3)

Ringkasan hasil analisis regresi sederhana dengan

menggunakan SPSS versi 15 untuk hipotesis ketiga dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

(54)

44

Sumber: Data diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.14 diatas persamaan garis regresi H3

yaitu Y=28,618 - 0,198X3

Hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien

moral reasoning sebesar 0,198 bernilai negatif. Nilai Adjusted R

Square sebesar 0,064 yang artinya variabel tersebut menunjukkan

bahwa 6,4% variabel anggaran slack dipengaruhi oleh ethical

judgement dan sisanya sebesar 93,6% dipengaruhi oleh variabel

lain diluar penelitian.

Nilai signifikan sebesar 0,029 lebih kecil dari taraf

signifikan 0,05 atau 5% yang artinya variabel moral reasoning

berpengaruh negatif dan signifikan. Dapat disimpulkan bahwa

hipotesis tiga yang berbunyi moral reasoning berpengaruh negatif

terhadap anggaran slack diterima.

3. Analisis Regresi Berganda

a. Pengujian hipotesis empat (H4)

Ringkasan hasil analisis regresi berganda dengan

menggunakan SPSS versi 15 untuk hipotesis keempat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.15. Hasil Analisis Regresi Berganda H4

Ethical Judgement -3,059 0,034

Komitmen Organisasi -2,769 0,045

EJ*KO 0,091 0,048

(55)

Berdasarkan tabel diatas persamaan garis regresi H4 yaitu

Y= 115,006 - 3,059X2 - 2,769Z + 0,091X2*Z

Hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai koefisien

komitmen organisasi sebesar 0,091 bernilai positif artinya

komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang kuat. X2*Z

menghasilkan nilai signifikan 0,048 lebih kecil dari taraf

signifikan 0,05 atau 5% sehingga variabel komitmen organisasi

adalah variabel moderasi yang mempunyai pengaruh positif dan

signifikan dalam memoderasi ethical judgement terhadap

anggaran slack.

Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa

hipotesis ke empat di terima, artinya komitmen organisasi

memperkuat pengaruh negatif hubungan ethical judgement

terhadap perilaku anggaran slack.

b. Pengujian hipotesis lima (H5)

Ringkasan hasil analisis regresi berganda dengan

menggunakan SPSS versi 15 untuk hipotesis kelima dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.16. Hasil Analisis Regresi Berganda H5

Variabel Koefisien

Regresi Sig

Adjusted R Square

Konstanta 11,554 0,754 0,036

Moral Reasoning 0,349 0,755 Komitmen Organisasi 0,549 0,645

MR*KO -0,018 0,627

(56)

46

Berdasarkan tabel diatas persamaan garis regresi H5 yaitu

Y= 11,554 + 0,349X3 + 0,549 - 0,018X3*Z

Hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai koefisien

komitmen organisasi sebesar 0,018 bernilai negatif artinya

komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang kuat. X3*Z

menghasilkan nilai signifikan 0,627 lebih besar dari taraf

signifikan 0,05 atau 5% sehingga variabel komitmen organisasi

bukan merupakan variabel moderasi yang mempunyai pengaruh

negatif dan tidak signifikan dalam memoderasi ethical judgement

terhadap anggaran slack.

Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulakan bahwa

hipotesis ke lima ditolak, artinya komitmen organisasi tidak

memperkuat pengaruh negatif hubungan moral reasoning

terhadap perilaku anggaran slack.

D. Pembahasan (Interpretasi)

1. Hipotesis satu (H1)

Melalui analisis uji beda diperoleh nilai probabilitas atau nilai

signifikan 0,799 lebih besar dari taraf signifikan yang telah ditentukan

sebesar 0,05, maka hipotesis satu diterima.

Hasil dari pengujian hipotesis pertama (H1) menyebutkan

bahwa pria cenderung berperilaku anggaran slack lebih tinggi

daripada wanita. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

Gambar

GAMBAR 2.1 Kerangka Model Penelitian
TABEL. 4.1
Table 4.2 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin
TABEL 4.3 Statistik Deskriptif
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengambil judul “Pengaruh Komitmen Auditor Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening. (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta

Judul : “ Pengaruh Locus of Control , Komitmen Profesi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan, Self Efficacy , dan Machiavellian Terhadap Perilaku Akuntan Publik dalam