• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Organizational Commitment Pada Anggota Organisasi Volunteer Doctors.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Organizational Commitment Pada Anggota Organisasi Volunteer Doctors."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARANORGANIZATIONAL COMMITMENTPADA ANGGOTA ORGANISASI VOLUNTEER DOCTORS

DERRYNA NADHIRA PUTRI Dr. Zahrotur Rusyda Hinduan, S.Psi., MOP1

Fakultas Psikologi

Universitas Padjadjaran

ABSTRACT

Setiap orang memerlukan tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang terbaik, salah satunya dengan partisipasi pada organisasi kesehatan.

Volunteer Doctors merupakan salah satu organisasi kesehatan yang didominasi oleh

mahasiswa di Universitas Padjadjaran. Anggota berinteraksi dengan organisasi dan

berdampak pada keanggotaannya. Komitmen terhadap organisasi adalah hubungan

karakteristik anggota dengan organisasi dan berdampak pada keputusannya untuk

menlanjutkan keanggotaannya di organisasi (Meyer &Allen, 1991). Studi ini melihat

gambaran berdasarkan tiga dimensi, yaituaffective, continuance,dannormative commitment.

Studi ini dilakukan pada 48 anggota Volunteer Doctors dengan menggunakan

pendekatan penelitian non-eskperimental kuantitatif dengan metode studi deskriptif.

Instrumen alat ukur menggunakan studi komitmen terhadap organisasi yang diadaptasi dari

Meyer & Allen (1991).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Volunteer Doctors didominasi oleh

komponen affective commitment, dimana mereka menyukai keanggotaannya di Volunteer

Doctors dan mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi. Mereka juga memiliki sense of

belonging pada organisasi dan berdampak pada keputusannya untuk melanjutkan

keanggotaannya.

Key Words:Komitmen terhadap Organisasi

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan suatu

keadaan fisik, mental, dan sosial

kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan

penyakit atau kelemahan (World Health

Organization [WHO], 1946). Kesehatan

merupakan hal yang penting dari

kebutuhan manusia yang mendasar, yang

merupakan salah ssatu faktor dalam

menentukan indeks oembangunan sumber

daya manusia disamping faktor pendidikan

dan pendapatan (Depkes RI, 2002).

Kesehatan di Indonesia menjadi

perhatian utama, dikarenakan menruut

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Endang

Rahayu (2010), kualitas kesehatan

masyarakat Indonesia kini semakin turun

yang disebabkan faktor ekonomi dan

rendahnya tingkat kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan. Selain itu, tenaga kerja

di bidang kesehatan masih kurang dalam

segi kuantitas, kualitas, distribusi, dan

produktivitas (WHO, 2012).

Salah satu provinsi di Indonesia

yang memiliki prevalensi penyakit

tertinggi adalah Jawa Barat, sepeerti

penyakit TB, hipertiroid, hipertensi, dam

batu ginjal (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan [BPPK], 2013).

Namun tingginya prevalensi penyakit di

Jawa Barat memerlukan pelayanan

kesehatan yang berkualitas. Pelayanan

kesehatan di Jawa Barat masih tergolong

kurang, salah satunya tenaga kesehatan.

Menrurut UU Nomor 23 Tahun 1992,

tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan,

memiliki pengetahuan dan atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang memerlukan kewenangan

dalam menjalankan pelayanan kesehatan.

Tenaga kesehatan di Jawa Baat

juga meliputi kegiatan volunteer, dimana

volunteer ini memberika pelayanan

kesehatan gratis kepada korban bencana

alam di Jawa Barat, salah satunya

Corporate Volunteer yang dibentuk oleh

PMI (Palang Merah Indonesia).

Upaya peningkatan tenaga

kesehatan tidak hanya dalam lingkup

tenaga profesional, melainkan salah

satunya dapat dikembangkan melalui

pendidikan volunteering. Menurut Berg

(2001), pembangunan sumber daya

mahasiswa adalah faktor yang membawa

kepada pendidikan yang berkualitas.

Pembangunan sumber daya mahasiswa

dalam bidang kesehatan salah satunya

dapat dilihat dari adanya organisasi yang

melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam

bidang kesehatan yang beranggotakan

mahasiswa yang secara sukarela mengabdi

kepada masyarakat. Hal ini dapat menjadi

wadah untuk meningkatkan tenaga

(3)

organisasi volunteer yang bergerak dalam

bidang kesehatan adalah organisasi

Volunteer-Doctor (Vol-D) dimana

organisasi ini terdiri dari para mahasiswa

dan beberapa profesi kesehatan. Dominasi

mahasiswa yang tergabung dalam Vol-D

adalah mahasiswa Universitas Padjadjaran.

Vol-D merupakan salah satu

lembaga non-profit yang lahir didorong

dari keinginan untuk menumbuhkan jiwa

kepkaan sosial dan kerelawanan pada

mahasiswa, terutama para calon tenaga

kesehatan, sehingga memiliki kemuan

yang kuat untuk dapat berkontribusi

terhadap masyarakat dengan

mengembangkan disiplin ilmu dan

semangat kerelawanan sesuai dengan

kompetensinya masing-masing. Vol-D

didirikan pada tahun 2009 oleh salah satu

mahasiswa Fakultas Kedokteran UNPAD.

Vol-D merupakan organisasi

mandiri yang tidak terikat dengan

kampus ataupun lembaga lainnya.

Artinya, organisasi ini tidak bernaung

dibawah sebuah organisasi maupun

lembaga. Oleh karena itu, pendanaan

dalam organisasi ini bersifat mandiri

yang berasal dari pimpinan dan anggota.

Kegiatan-kegiatan kerelawanan pada

organisasi ini talkshow, gathering

internal, training, balai pengobatan,

medical check-up, balai bantuan bencana,

donor darah, dan lain-lain.

Peneliti mewawancari wakil ketua

Vol-D, menurutnya, partisipasi Vol-D

tidak sepenuhnya merata pada seluruh

anggota. Dari sekitar 80 orang anggota,

hanya sekitar jurang dari 40 anggota saja

yang aktif. Hal ini dikarenakan banyaknya

kepentingan lain dari anggota selain

kepentingan di Vol-D. Selain itu, menurut

ketua organisasi ini, tidak pernah ada

paksaan untuk selalu aktif dalam

kegiatan. Artinya, kegiatan hanya

dilakukan oleh anggota-anggota yang

bersedia untuk melaksanakan kegiatan.

Tata aturan untuk mengikuti kegiatan

atau rapat pun tidak ada, sehingga

semunya sesuai dengan kesadaran para

anggota masing-masing untuk terlibat.

Peneliti juga mewawancari alasan

anggota-anggota untuk bertahan dalam

organisasi ini. Tiga orang anggota merasa

bahwa organisasi ini memiliki rasa

kekeluargaan yang tinggi, sehingga

membuat mereka merasa nyaman.

Mereka nyaman untuk berinteraksi satu

sama lain sehingga timbul adanya

hubungan emosional anggota dengan

organisasi (affective commitment).

Selain itu, mendapatkan banyak

teman juga merupakan salah satu alasan

mengapa mereka bertahan di organisasi

ini. Hal ini menjadi salah satu alasan

(4)

dari teman-teman dalam bidang

kesehatan pula sehingga apa yang mereka

butuhkan (ilmu kesehatan) dapat

terpenuhi dalam organisasi. Dua orang

anggota memiliki alasan yang hampir

sama, yaitu mendapatkan

pengalaman-pengalaman dalam ilmu medis dan

menyangkut kegiatan sosial, karena

ilmu-ilmu dan pengalaman seperti inilah yang

mereka butuhkan untuk mendukung

pengalaman bekerjanya. Dimana mereka

tidak menemukan anggota-anggota yang

berasal dari bidang kesehatan dari

fakultas yang berbeda-beda di organisasi

lain (continuance commitment).

Selain itu, salah satu dari mereka

juga mengatakan selain mendapatkan

ilmu dan pengalaman dalam bidang

kesehatan, ia merasa memiliki tanggung

jawab di Vol-D. Hal ini dikarenakan ia

merasa dipercaya di Vol-D untuk

mengabdikan diri kepada masyarakat

(normative commitment).

Dengan paparan permasalahan di

atas, penulis tertarik untuk meneliti

komitmen anggota organisasi Vol-D.

Komitmen organisasi ini dilihat

bagaimana keterikatan anggota pada

Vol-D, yaitu bagaimana gambaran

organizational commtiment pada anggota

dilihat berdasarkan tiga komponen

organzational commitment.

TINJAUAN PUSTAKA Organisasi

Organisasi merupakan kesatuan

sosial yang dikoordinasikan secara sadar

dengan sebuah batasan yang relatif dapat

diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang

relatif terus menerus untuk mencapai suatu

tujuan bersama atau sekelompok tujuan

(Robbins, 2002).

Perilaku Organisasi

Menurut Robbins (2002), perilaku

organisasi adalah sebuah studi yang

melihat dampak perilaku individu,

kelompok dan struktur pada organisasi,

yang bertujuan untuk meningkatkan

efektivitas organisasi.

Sikap Kerja

Sikap kerja adalah predisposisi

untuk memberikan respon berdasarkan

perasaan menyenangkan atau tidak

menyenangkan terhadap situasi, orang lain,

maupu objek-objek yang terdapat di

lingkungan kerja. Sikap adalah sesuatu

yang penting karenasikap merupakan

mekanisme yang dilewati oleh sebagian

besar orang dalam mengekspresikan

peraaan mereka (Moorhead & Griffin,

1995).

Organizational Commitment

Meyer & Allen (1991 dalam Meyer

(5)

organisasi sebagai kondisi psikologis yang

menunjukkan karakteristik hubungan

antara pekerja dengan organisasi dan

mempunyai pengaruh dalam keputusan

untuk tetap melanjutkan keanggotaannya

di dalam organisasi tersebut.

Affective Commitment

Kelekatan emosional anggota,

mengidentifikasikan dirinya dan

menunjukkan keterlibatannya di dalam

organisasi tersebut (Meyer & Allen, 1991,

dalam Meyer & Allen, 1997).

Continuance Commitment

Komponen ini mengacu pada

kesadaran anggota entang kerugian jika Ia

meninggalkan organsiasi (Meyer & Allen,

1991, dalam Meyer & Allen, 1997).

Normative Commitment

Komponen ini mencerminkan

perasaan tentang kewajiban untuk tetap

melanjutkan keanggotaannya di organisasi

(Meyer & Allen, 1991, dalam Meyer &

Allen, 1997).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif non eksperimental, yaitu

penelitian kuantitatif dimana variabel

bebas tidak dimanipulasi oleh peneliti

(Christensen, 2011). Rancangan penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang mendeskirpsikan sebuah

fenomena, kejadian, atau situasi

(Christensen, 2011). Tujuannya adalah

untuk menggambarkan secara sistematis,

faktual, dan akrat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena

yang diteliti.

Partisipan

Subjek penelitian ini adalah

anggota organisasi Vol-D. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan

adalah simple random sampling, sehingga

didapatkan sampel sebanyak 48 anggota

Vol-D

Pengukuran

Variabel penelitian yaitu

Organizational Commitment akan diukur

menggunakan kuesioner yang diadaptasi

dari Meyer & Allen (1191, dalam Meyer

& Allen, 1997). Kemudian

dikembangkan oleh peneliti sesuai

dengan kondiisi anggota di Vol-D. Alat

ukur ini terdiri dari 32 item yang

mencakup 3 komitmen. Terdapat 6

alternatif jawaban dimulai dari 1 (sangat

tidak setuju) hingga 6 (sangat Seetuju).

Uji validitas yang digunakan dalam

penelitian adalah content validity (dengan

metode expert judgment) dan construct

validity (dengan melihat nilai corrected

item total correlation). Dari kedua metode

tersebut, alat ukur dalam penelitian ini

dinyatakan valid, sehingga dapat

mengukur variabel yang akan diukur.

(6)

sebesar 0.941 dengan melihat nilai

Cronbach’s Alpha menggunakan program

SPSS for Windows 21.0 dan didasarkan

pada kriteria Kaplan & Saccuzzo.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengolahan dara

dan analisis pembahasan mengenai

Organizational Commitment, diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian yang

idlakukan diketahui bahwa

dominasi komponen komitmen

pada organisasi Volunteer Doctors

adalah affective commitment

dengan mean yang paling besar

yaitu sebesar 4.71. Dimana

kategori pada affective

commitment adalah tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian

besar anggota

meng-identifikasikan dirinya dengan

organisasi, dimana tujuan

organisasi merupakan tujuan

pribadinya juga sehingga adanya

keinginan untuk mencapainya.

Sebagian besar anggota juga

terlibat aktif dalam Volunteer

Doctors, walaupun sebagian kecil

juga kurang terlibat karena

banyaknya kegiatan di organisasi

lain. Adanya keterikatan

emosional membuat anggota

merasa Volunteer Doctors sudah

seperti keluarganya sendiri.

2. Dominasi komponen komitmen

kedua adalah normative

commitment, dimana komponen

ini tergolong kategori tinggi,

dengan mean sebesar 4.65.

Sebagian besar anggota memiliki

rasa tanggung jawab dan merasa

memiliki kewajiban pada

organisasi. Hal ini dapat

dikarenakan banyaknya investasi

dari organisasi yang diberikan

kepada anggota, misalnya

pelatihan. Selain itu, nilai yang

ada pada organisasi juga sesuai

dengan sebagian besar anggota.

3. Dominasi komponen yang terakhir

atau yang paling rendah adalah

continuance commitment, dengan

mean 4.24 dan tergolong sedang.

Sebagian besar anggota terkadang

mempertimbangkan kerugian yang

akan diterima jika keluar dari

organisasi. Hal ini dapat sebabkan

karena banyak anggota yang

bergabung dengan organisasi lain

selain Volunteer Doctors. Dimana

banyak alternatif organisasi lain

yang dapat memenuhi minat

anggota, misalnya BEM atau

(7)

DAFTAR PUSTAKA Pustaka dari Buku

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.

Meyer, John P., and Allen, Natalie J. (1997). Commitment in The Workplace: Theory, Research, and Application. United States of America: Sage Publication, Inc.

Kerlinger, Fred N. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Santrock, J.W.2011.Life Span

Development.13thed. United State : McGraw-Hill.

Sudjana. (2005). Metoda Statistik edisi keenam. Bandung: Tarsito.

Robbins, Stephen. (2001). Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall.

Pustaka dari Jurnal

Albdour, Ali & Altarawneh, Ikhlas. (2014). Employee Engagement and Organizational Commitment: Evidence from Jordan. International Journal of Business. 19 (2): 193-212

Andam, Reza. (2013). A Study of Organizational Commitment of Volunteers and Employees in Physical Education Administration of Iran Universitites. International Journal of Sport Studies. 3 (3): hal 236-241

Bang, Hyejin & Ross, Stephen. (2012). From Motivation to Organizational Commitment of Volunteers in Non-Profit Sport Organizations: The Role of Job Satisfaction. Journal of Mangagement Development. 32 (1): hal 96-112

Chungtai, Aamir Ali & Zafar, Sohail. (2006). Antencedent and Consequences of Organizational Commitment Among Pakistan University Teachers. Applied HRM Research, 2006, 11 (1): hal 39-64

Engelberg, Terry & Skinner, James. (2006). Exploring the Commitment of Volunteers in Little Athletics Centres. Inaugural Volunteering Symposium.

Han, Kensu. (2007). Motivation and Commtiment of Volunteers in a Marathon Running Event. The Florida State University.

Hawkins, Wilbert D. (1998). Predictors of Affective Organizational Commitment Among High School Principals. Virginia Polytechnic Institute and State University.

International Labour Office. (2011). Manual on the Measurement of Volunteer Work.Geneva.

Olufemi, Ogunkoya & Lucas, Elumah (2013). Career Stage Effect on Organizational Commitment: A Study of Banks in Lagos State. International Journal of Business Management and Administration. 2 (9): hal 193-201

Pustaka dari Internet

Ekawati. (2010). Gizi Buruk di Indonesia Kian Menurun. Diunggah dari

http://www.uinjkt.ac.id/index.php/ar sip-berita-utama/485-gizi-buruk-di-indonesia-kian-memburuk.html

Karina. (2009). Indikator Komitmen.

Diunggah dari

(8)

Koeshariatmo. (2014). Tutorial Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian.

Diunggah dari

http://karyaguru.com/2014/02/11/tut orial-uji-reliabilitas-instrumen-penelitian/

McLeod, Saul. (2014). Attitudes and Behavior. Diunggah dari

http://www.simplypsychology.org/at titudes.html

Ratih, Putri. (2014). Permasalahan Kesehatan di Indonesia. Diunggah dari

http://kesehatan.kompasiana.com/me dis/2014/10/14/permasalahan-kesehatan-di-indonesia-685426.html

Q, Abdussalam. (2014). Volunteer Doctors, Sekolah Nurani Tenaga Kesehatan. Diunggah dari

http://www.inilahkoran.com/read/d etail/2081341/volunteer-doctors-sekolah-nurani-tenaga-kesehatan

Sudiaman, Maman. (2014). PKPU dan Volunteers Indonesia Beri Layanan Kesehatan di Subang.

Diunggah dari

http://www.republika.co.id/berita/

nasional/jawa-barat- nasional/14/02/09/n0otfd-pkpu- dan-volunteers-indonesia-beri-layanan-kesehatan-di-subang

Sugiarto, Tri. (2013). Apa Itu Kerelawnan dan Siapa yang Disebut Relawan.

Diunggah dari

http://ebasonline.blogdetik.com/2013 /03/07/apa-itu-kerelawanan-dan-siapa-yang-disebut-relawan/

Volunteer Doctors. (2014). Diunggah dari

http://www.volunteer-doctors.org/

Yamin, Mohammad. (2010). Menkes: Kualitas Kesehatan Masyarakat Menurun.

Diunggah dari

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran yang dimaksud adalah penerapan model means ends analysis (MEA) sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari

(2) Dalam hal penggunaan Narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Model pencampuran ini dimaksudkan untuk aplikasi VLE sistim solven-polimer pada tekanan tinggi dengan memanfaatkan parameter-parameter grup dari model kontribusi grup yang

Pada Gambar 3 merupakan visualisasi SVM dimana terdapat support vector antara dua kelas yang di batasi oleh hyperplane, dari hasil kernel yang didapatkan svm membuat

Faktor-faktor lain yang sifatnya non material, baik sosial, kesehatan jasmani maupun rohani serta dorongan psikologi juga merupakan faktor yang harus dipertimbangkan

Hasil tamplate usulan perbaikan tata letak fasilitas pada hanggar pemeliharaan Pesawat Hawk 100/200 berdasarkan atas hasil pengolahan data melalui metode OPC

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi Segreng Handayani koleksi dari petani Gunung Kidul, Rhizobacteri adalah Rhizobacteri indegenous Merapi