S
EMINARN
ASIONALF
ISIKA DANP
EMBELAJARANNYA2015
ISBN 978-602-7273-1-9 F-M-1
Penumbuhan
multilayer
[NiFe/Cu] dengan metode elektrodeposisi
sebagai bahan dasar sensor magneto-impedansi
AHMAD ASRORI NAHRUN*),ISMAIL,B.ANGGIT WICAKSONO,MUHAMMAD AMIRUDIN,NURYANI,BUDI PURNAMA**)
Program Studi Ilmu Fisika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta
E-MAIL:*)asrori_nahrun@yahoo.com, **bpurnama@mipa.uns.ac.id *)PENULIS KORESPONDEN
TEL:+62-271-669017;FAX:+62-271-669017
ABSTRAK: Telah dilakukan penumbuhan multi-lapis (multilayer) dengan struktur [Ni80Fe20/Cu]N pada substrat kawat Cu sebagai bahan dasar pembuatan sensor magneto-impedansi. Proses elektrodeposisi dilakukan pada suhu ruang dengan elektrode Pt. Karakteristik XRF menegaskan bahwa lapisan tipis magnetik permalloy telah terbentuk diindikasi dengan komposisi unsur nikel (Ni) dan besi (Fe) adalah 80 : 20. Hasil ini diperkuat dengan hasil analisis XRD bahwa puncak spektral terbentuk pada sudut 2 = 43,367 bersesuaian dengan bidang Miller (hkl) = (111). Karakteristik spektral XRD ini merupakan spektral dari unsur permalloy. Aplikasi sampel multi-lapis [Ni80Fe20/Cu]N sebagai sensor magneto-impedansi membuka peluang potensi pemanfaatan sebagai sensor magnetik dengn sensitifitas tinggi pada substrat fleksibel.
Kata Kunci:Multi-lapisan, Permalloy Ni80Fe20,spacer Cu, Magneto-impedansi.
PENDAHULUAN
Aplikasi dari sensor magnet sudah merambah di segala devais elektronika. Secara konvensional, sensor magnet digunakan pada pembacaan data head sistem recording seperti piringan hitam, tape recording dan saat ini hard disk.
Salah satu material yang banyak digunakan sebagai material sensor adalah permalloy (Ni80Fe20). Hal ini mengingat
karakteristik unggul dari permalloy yaitu medan koersif dan magnetostriksi yang rendah. Kedua karakteristik magnetik ini menjadi tuntutan guna merealisasikan sensor dengan sensitifitas tinggi (Gupta dkk, 2008).
Pada makalah ini, studi penumbuhan multi-lapisan tipis permalloy disajikan. Metode penumbuhan yang digunakan adalah elektro-deposisi, sedangkan substrat yang dipakai adalah lempeng PCB tembaga. Sedangkan kinerja multi-lapisan tipis permally sebagai sensor magnet diamati melalui pengamatan magneto-impedansi (MI) (Ripka, 2001). Sampel multi-lapisan tipis yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan XRF, XRD dan pengukuran
fenomena MI berbasis metode empat titik (four point probe).
METODE PENELITIAN
Prosedur deposisi lapisan tipis yang digunakan adalah metode elektrodeposisi yaitu dengan mengalirkan arus pada dua elektrode dalam larutan elektrolit sehingga ion-ion atom elektrolit terdisosiasi dan menempel pada substrat. Kawat Pt (Platina) dipakai sebagai elektrode dan substrat Cu dipakai sebagai elektrode dimana ion-ion terdeposisi sebagai lapisan tipis. Mula-mula, laju deposisi ditentukan untuk masing-masing
lapisan dengan menggunakan
S
EMINARN
ASIONALF
ISIKA DANP
EMBELAJARANNYA2015
ISBN 978-602-7273-1-9 F-M-2
0
500
1000
1500
0
2000
4000
6000
8000
10000
Waktu (Detik)
K
et
eb
al
an
(
n
m
)
Ni80Fe20 [image:2.595.68.528.80.673.2]Cu
Gambar 1. Grafik ketebalan sebagai fungsi waktu dengan slope/kemiringan kurva menunjukkan laju deposisi yaitu 2 nm/s
untuk NiFe dan 6 nm/s untuk Cu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses penentuan laju deposisi ini dengan melakukan elektrodeposisi Ni-Fe dan Cu pada substrat PCB dengan luasan deposisi 11 cm. Untuk deposisi Ni-Fe menggunakan tegangan dc sebesar 3,5 volt, dengan rapat arus 15,5 mA/cm2.
Sedangkan untuk Cu menggunakan tegangan dc sebesar 3 volt dengan rapat arus 8 mA/cm2. Grafik ketebalan sebagai
fungsi waktu ditampilkan pada Gambar 1. Laju deposisi ditunjukkan dari kemiringan kurva tersebut. Dari analisis grafik diperoleh perkiraan laju deposisi Ni-Fe adalah 2 nm/s dan C adalah 6 nm/s. Untuk menentukan komposisi unsur yang terdeposisi pada substrat, karaketerisasi XRF telah dilakukan (grafik tidak ditampilkan). Hasil yang diperoleh, komposisi atom Ni dan Fe pada lapisan tipis Ni-Fe yang terbentuk adalah 80 : 20. Hasil ini menegaskan bahwa sampel lapisan tipis yang terbentuk adalah permalloy.
Untuk memastikan bahwa
permalloy telah terbentuk, struktur kristal lapisan dikarakterisasi dengan XRD. Spektral XRD hasil karakterisasi ditunjukkan pada Gambar 2.
Grafik 2 merupakan grafik analisis XRD dari lapisan tipis Ni80Fe20 dengan
ketebalan 1800 nm yang dideposisikan dengan metode elektrodeposisi pada substrat Cu. Grafik (a) merupakan grafik XRD untuk substrat Cu, dan grafik (b) merupakan grafik XRD untuk lapisan NiFe di atas substrat PCB Cu. Berdasarkan JCPDS sampel Cu No. 04.0836, puncak spektral XRD pada sudut 2 = 43,367 bersesuaian dengan bidang Miller (hkl) = (111) dan sudut 2 = 50,510o bersesuaian dengan bidang Miller (hkl) = (200). Jelas termati dari Gambar 4.3 (b) bahwa spektral XRD yang muncul merupakan kombinasi dari unsur Cu dan elemen/alloy lain yang terbentuk saat elektrodeposisi. Alloy berstruktur fcc yang terbentuk diindikasikan dari puncak karakteristik spektral XRD pada sudut 2 = 44,396 bersesuaian dengan bidang Miller hkl (111) adalah permalloy Ni80Fe20
(Rijks, 1996).
Setelah sampel dibuat, maka sampel diuji karakteristik perubahan impedansi dengan medan magnet (H). Pengukuran dilakukan pada suhu ruang, dengan arah medan magnet (H) sejajar arah panjang sampel. Hasil pengukuran dapat ditunjukkan Gambar 3.
30 40 50 60
Ni80Fe20/Cu
In
te
n
si
ta
s
(a
.u
)
Cu
Ni80Fe20 (111)
2θ(derajat)
(111)
(200)
Gambar 2. (a) Spektral difraksi sinar-x dari substrat Cu PCB (b) Spektral difraksi sinar-x dari lapisan tipis Ni80Fe20 dengan
S
EMINARN
ASIONALF
ISIKA DANP
EMBELAJARANNYA2015
ISBN 978-602-7273-1-9 F-M-3 Teramati dengan jelas karakteristik
simetri dari kurva magneto-impedansi. Saat medan H = 0, impedansi listrik menunjukkan nilai maksimum. Kemudian nilai impedansi berangsur-angsur turun dengan kenaikan medan dan mencapai nilai jenuh sekitar 30 mT. Rasio magnetoimpedansi dapat dihitung dengan rumus Z/Z = [Z(H)-Z(Hmax)]/ Z(Hmax)
diperoleh nilai rasio magneto-impedansi sebesar 95%. Hasil ini mengindikasikan bahwa sampel multi-lapisan yang dibuat sesuai untuk aplikasi sensor medan magnet.
KESIMPULAN
Telah dilakukan penumbuhan multi-lapis (multilayer) dengan struktur [Ni80Fe20/Cu]N pada substrat kawat Cu
sebagai bahan dasar pembuatan sensor
magneto-impedansi. Proses
elektrodeposisi dilakukan pada suhu ruang dengan elektrode Pt. Karakteristik XRF menegaskan bahwa lapisan tipis magnetik permalloy telah terbentuk diindikasi dengan komposisi unsur nikel (Ni) dan besi (Fe) adalah 80 : 20. Hasil ini diperkuat dengan hasil analisis XRD bahwa puncak spektral terbentuk pada sudut 2 = 43,367 bersesuaian dengan bidang Miller (hkl) = (111). Karakteristik spektral XRD ini merupakan spektral dari unsur permalloy. Aplikasi sampel multi-lapis [Ni80Fe20/Cu]N sebagai sensor
magneto-impedansi membuka peluang
potensi pemanfaatan sebagai sensor magnetik dengn sensitifitas tinggi pada substrat fleksibel.
DAFTAR RUJUKAN
Amiruddin, M., Utari, and Budi, P. 2014. Fenomena Magneto-impedansi untuk Frekuensi Rendah pada Multilayer
[Ni80Fe20/Cu]N Hasil Elektro-deposisi.
Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 10, No. 2, pp. 95 - 98.
Atalay, F.E., and Atalay, S. 2005. Giant magnetoimpedance effect in NiFe/Cu
plated wire with various plating
thicknesses. Journal Alloys &
Compound, Vol. 392, pp. 322-328.
Gupta, R., Gupta, M., Gutberlet, T., 2008. Magnetization in Permalloy Thin Films. Jurnal of Physics, Vol. 71, No. 5, pp. 1123-1127.
Knobel, M., Vazquez, M., and Kraus, L., 2003. Giant magnetoimpedance. In: Buschow KH, editor. Handbook of magnetic materials. Elsevier Science B.V., Vol. 15, pp.1-69.
Kuzminski, M., Nesteruk, K., Lachowicz, H.K., 2008. Magnetic Field Meter Based on giant Magnetoimpedance Effect. Sensors and Actuators, Vol. 141, pp. 68-75.
Nakayama, S., Atsuta, S., Shinmi, T., and Uchiyama, T., 2011. Pulse-driven Magnetoimpedance Sensor Detection of Biomagnetic Fields in Musculatures with Spontaneous Electric Activity, Biosensors and Bioelectronics, Vol. 27, pp. 34 – 39.
Panina, L. V., 2011. Electromagnetic
sensor technology for boimedical
applications, Recent Aplication in
Biometrics. Plymouth: InTech.
Raposo, V., Flores, A.G., Zazo, M., Iniguez, J.I., 2003. Magnetic After Effect of Giant
Magnetoimpedance in Amorphous
Wires. Journal of Magnetism and Magnetic Materials, Vol. 254, pp. 204-206.
Ripka, P., 2001. Magnetic sensors and magnetometers. London: Artech House Publishers.
Uchiyama, T., Mohri, K., Honkura, Y., and Panina, L.V., 2012. Advances of
Pico--40 -20 0 20 40
0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
N
H
(mT)
Z
(O
h
m
)
Δ
Z
/
Z
(
H
)
(
%
)
[image:3.595.70.529.61.774.2]Δ
Gambar 3. Karakteristik kurva magneto-impedansi sampel [Ni80Fe20(800
nm)/Cu(150 nm)]3 dievaluasi pada f
S
EMINARN
ASIONALF
ISIKA DANP
EMBELAJARANNYA2015
ISBN 978-602-7273-1-9 F-M-4 Tesla Resolution Magneto-Impedance
Sensor Based on Amorphous Wires
CMOS IC MI Sensor. IEEE
Transactions on Magnetics, Vol. 48, No. 11, pp. 3833 – 3839.
Wang, T.E., Yang, Z.E., Lei, C., Lei, J.I, and Zhou, Y., 2014. An Integrated Giant
Magnetoimpedance Biosensor for
Detection of Biomarker. Biosensors and
Bioelectronics, Vol. 58, pp. 338 – 344.
Zhong, Z., Zhang, H., Jing, Y., Tang, X., Liu, S., 2008. Magnetic Microstructure
and Magnetoimpedance Effect in