• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan metode job order costing pada PT. Mbg Putra Mandiri Yogyakarta 5883

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis penentuan harga pokok produksi dengan metode job order costing pada PT. Mbg Putra Mandiri Yogyakarta 5883"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh:

Sri Retno Budi Ningsih F.3307182

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. MBG PUTRA MANDIRI Yogyakarta adalah badan

usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang sudah lebih dari 10

tahun berkiprah di bidang jasa manufaktur memproduksi berbagai jenis

produk sparepart, konstruksi mesin, jig, mold, dies dan alat lainnya

untuk berbagai macam kebutuhan perusahaan seperti perusahaan

industri, tekstil, farmasi, seni (art), makanan (food).

(3)

MBG PUTRA MANDIRI sejak awal berdirinya dijabat oleh bapak Subagyo.

PT. MBG PUTRA MANDIRI terletak di Jalan Ring road barat No. 63, Salakan Trihanggo, Gamping, Sleman – Yogyakarta 55291. Alasan perusahaan memilih lokasi ini adalah:

1.) Letaknya strategis karena berada di tepi jalan Ring road barat Sleman – Yogyakarta,

2.) Mudah mendapatkan tenaga kerja,

3.) Mudah dalam memasarkan produk, karena lokasi ini merupakan pusat industri,

4.) Mudah dalam mendapatkan bahan baku, dan 5.) Mudah dijangkau kendaraan umum.

Dari tahun ke tahun PT. MBG PUTRA MANDIRI semakin

mendapat kepercayaan dari para relasi/ customer dengan komitmen

selalu berusaha meningkatkan pelayanan demi kepuasan konsumen

(Customers Satisfaction).

Beberapa costumer yang telah bekerjasama dengan PT. MBG PUTRA MANDIRI antara lain:

1.) KONIMEX – Solo,

2.) TIGA PILAR SEJAHTERA (TPS) - Grompol, Sragen,

3.) SIDO MUNCUL - Ungaran, Semarang,

4.) KIEVIT – Salatiga,

(4)

6.) HIT POLYTRON - Sayung, Semarang,

7.) SAKAFARMA – Semarang,

8.) MAESINDO INDONESIA - Bantul, Yogyakarta,

9.) SARI HUSADA (SGM) - Kemudo, Klaten,

10.) TIRTA INVESTAMA (AQUA) - Klaten & Wonosobo,

11.) KARYA HIDUP SENTOSA (QUICK) – Yogyakarta,

12.) KUSUMA HADI SENTOSA - Jaten, Karanganyar,

13.) KERTAS BLABAK - Blabak, Muntilan,

14.) ETI FIRE SYSTEM - Kopeng, Magelang,

15.) ECO TARGET INTERNATIONAL - Kopeng, Magelang.

Beberapa relasi yang telah bekerjasama dengan PT. MBG PUTRA MANDIRI antara lain:

1.) ATMI – Solo,

2.) YPTI – Yogyakarta,

3.) SUKSES – Solo,

4.) BENGKEL KING – Solo,

5.) APG – Boyolali,

6.) MULTI PLASSINDO – Semarang,

7.) BENGKEL LAKSANA – Semarang,

8.) TRI PILAR – Jakarta,

9.) EMT – Solo,

10.) HANDAYANI – Yogyakarta,

(5)

12.) UGM – Yogyakarta,

13.) UNIV. SANATA DHARMA – Yogyakarta,

14.) ANINDYA PUROSANI – Yogyakarta,

15.) BHINEKA BAJANAS (BOHLER) – Semarang,

16.) SANDVICK TOOL.

Perusahaan ini dalam perkembangannya mengalami perubahan modal, fasilitas dan peralatan, tenaga kerja maupun kegiatan produksinya demi memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas kepada konsumen. Perkembangan yang terjadi di PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah sebagai berikut:

1. Masalah Ketenagakerjaan

Jumlah karyawan yang bekerja di PT. MBG PUTRA MANDIRI yang dipimpin oleh direktur utama bapak Subagyo sampai saat ini berjumlah sebanyak 31 orang yang meliputi 9 staf kantor, 9 staf bagian/ ka. Bagian dan 13 sub. Bagian/ divisi manufaktur dalam perusahaan. Peraturan kerja yang berlaku di PT. MBG PUTRA MANDIRI yaitu:

a. Jam kerja diatur sesuai dengan ijin penyimpangan waktu jam kerja dari Departemen Tenaga Kerja serta dilaksanakan mengikuti jam kerja biasa (dayshift). Jam kerja tiap shift adalah sebagai berikut:

(6)

b. Pekerja setelah bekerja 5 (Lima) hari (Senin – Jumat) berturut-turut baik jam kerja biasa maupun jam kerja shift, diberikan istirahat mingguan sekurang-kurangnya 2 (Dua) hari setiap hari sabtu dan minggu.

2. Lingkup pekerjaan perusahaan dan mesin yang ada

Untuk menjalankan jenis usaha jasa manufaktur pembuatan atau produksi berbagai jenis produk sparepart, konstruksi mesin,

jig, mold, dies dan alat lainnya, saat ini PT. MBG PUTRA MANDIRI telah memiliki mesin-mesin produksi sebagai berikut:

Tabel I.1

Mesin-mesin yang dimiliki oleh PT. MBG PUTRA MANDIRI

No Nama Alat Merk Tanggal

Perolehan

1 Automotif Machine (VGS-20 & VR-6500)

Sunnen 01/01/2001

2 BW - 31/01/2006

3 CNC Miltex 09/12/2005

4 Driling (2) Rongfu 01/04/2005

5 Hobbing Machine Deki 27/11/2001

6 Milling (1) Pao Fong 01/06/2000

7 Milling (2) Matsura 21/11/2001

8 Milling (3) Niigata 01/10/2000

9 Ponch 63 Ton RRT RRT 27/11/2006

10 Ponch 63 Ton Hitachi KHS 02/29/2008

11 Sand Blasting MBG 05/09/2002

12 Slotter Nakabo 01/01/2001

13 Turning (1) Mazak I 01/03/2000

14 Turning (2) Mazak II 08/07/2002

15 Turning (3) C0630 01/01/1999

(7)

2. Kegiatan Produksi Perusahaan

PT. MBG PUTRA MANDIRI menjalankan jenis usaha jasa manufaktur berdasarkan pesanan baik dari perorangan, perusahaan lokal yang lain, sampai perusahaan interlokal. Pada dasarnya banyak jenis produk yang diproduksi tergantung karakteristik pesanan dari konsumen. Telah disebutkan bahwa jenis produk yang diproduksi PT. MBG PUTRA MANDIRI sangat banyak, antara lain:

a. Mesin konstruksi

Produk mesin konstruksi adalah produk PT. MBG PUTRA MANDIRI yang berbentuk suatu proyek mesin rekayasa atau suatu mesin untuk pembuatan produk tertentu, contoh produknya antara lain:

1.) Mesin crusher, yaitu mesin penghancur plastik,

2.) Mesin mixer, yaitu mesin pengaduk yang biasanya digunakan/ dipesan oleh perusahaan pembuat saos, sabun, obat dan lain-lain,

3.) Mesin comveyor, yaitu mesin penghancur batu. b. Sparepart

(8)

1.) Worm wheel (Gigi kuningan) yaitu sparepart mesin cetak obat/ tablet yang berfungsi sebagai penggerak shaft,

2.) Shaft/ As main compressor roll yaitu sparepart mesin untuk mengepres kemasan obat tablet,

3.) Valve yaitu sparepart yang dipasang pada pemadam kebakaran, yang biasa ada di ruangan-ruangan, berfungsi untuk membuka tabung pada saat digunakan.

c. Jig

Jig adalah produk PT. MBG PUTRA MANDIRI yang dibuat untuk alat bantu dalam mengerjakan produk-produk tertentu/ barang yang tingkat kesulitannya tinggi sehingga dapat dikerjakan dengan mudah, contoh produknya antara lain: Produk shaft, baut, flange.

d. Mold

Mold atau molding adalah produk PT. MBG PUTRA MANDIRI yang berbentuk suatu produk sparepart untuk mencetak produk yang berhubungan dengan bahan plastik, contoh produknya antara lain: molding untuk membuat chasing handphone, molding untuk membuat toples/ derigen.

e. Dies

(9)

produknya antara lain: Dies untuk membuat sparepart mesin traktor, sparepart kulkas, sparepart bus/ alat transportasi.

3. Proses Produksi

PT. MBG PUTRA MANDIRI dalam memproduksi berbagai jenis produk konstruksi mesin, sparepart, jig, mold, dies dan alat

lainnya, menerapkan proses produksi yang berbeda-beda sesuai dengan

spesifikasi pesanan dari konsumen. Perbedaan proses produksi untuk masing-masing jenis produk dipengaruhi oleh:

a.) Jenis dan atau jumlah material yang dibutuhkan untuk setiap produk,

b.) Proses permesinan yang dilakukan untuk setiap produk,

c.) Subcount, yaitu proses produksi selanjutnya yang dikerjakan oleh perusahaan lain.

Namun secara umum proses produksi dimulai dari aliran bahan material/ bahan baku sampai produk jadi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar I.1 Aliran bahan dari material sampai produk jadi

Gudang Material

Proses Permesinan

Quality Control

(10)

1. Gudang Material

Gudang bahan baku menerima barang dari luar, kemudian distafel berdasarkan jenis bahan. Tujuannya adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses selanjutnya ketika ada permintaan bahan baku dari bagian produksi. Untuk dapat mengetahui dan mencatat bahan baku yang digunakan dalam setiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen permintaan bahan dan pengeluaran barang gudang yang diisi oleh bagian produksi (manufaktur) untuk diserahkan pada bagian gudang tools. Setelah itu bahan-bahan baku disuplai ke bagian produksi sesuai permintaan dari bagian produksi. Stock bahan baku pada gudang material yang digunakan untuk pembuatan setiap produk sesuai pesanan konsumen sangat banyak dan berbagai jenis.

2. Proses permesinan

(11)

digunakan. Proses permesinan yang digunakan PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah sebagai berikut:

a. Automotif machine (VGS-20 & VR-6500)

Automotif machine(VGS-20 & VR-6500) adalah proses machining (permesinan) untuk mengukur tekanan pada kleb motor dengan menggunakan mesin automotif machine(VGS-20 & VR-6500) yang sudah menggunakan program dari komputer. b. BW (Bench Work)

BW adalah proses permesinan dengan menggunakan alat-alat BW (Kerja meja bangku), contoh alat BW antara lain: gerinda, kikir, gergaji.

c. CNC

CNC adalah proses machining (permesinan) untuk membuat sparepart dengan menggunakan mesin CNC yang cara kerjanya sudah menggunakan program dari komputer. d. Drilling (2)

Drilling (2) adalah proses machining (permesinan) mengebor dengan menggunakan mesin drilling (2)/ mesin bor. e. Hobbing machine

(12)

f. Milling (1)/ Pao Fong

Milling (1) adalah proses machining (permesinan) yang kerjanya sebagian besar untuk meratakan suatu benda kerja, bisa juga untuk mengebor dengan menggunakan mesin milling berkode (1), bermerk pao fong.

g. Milling (2)/ Matsura

Milling (2) adalah proses machining (permesinan) yang kerjanya sebagian besar untuk meratakan suatu benda kerja, bisa juga untuk mengebor dengan menggunakan mesin milling berkode (2) bermerk matsura.

h. Milling (3)/ Nigata

Milling (3) adalah proses machining (permesinan) yang kerjanya sebagian besar untuk meratakan suatu benda kerja, bisa juga untuk mengebor dengan menggunakan mesin milling berkode (3), bermerk nigata.

i. Ponch 63 Ton RRT

Ponch 63 ton RRT adalah proses permesinan yang biasanya digunakan untuk produksi massal dengan menggunakan mesin ponch 63 ton RRT yang menggunakan dies.

(13)

Ponch 63 ton Hitachi adalah proses permesinan yang biasanya digunakan untuk produksi massal dengan menggunakan mesin ponch 63 ton Hitachi.

k. Sand blasting

Sand blasting adalah proses permesinan untuk membuat kasar permukaan suatu benda kerja dengan pasir blasting (seperti pasir pantai) yang menggunakan mesin sand blasting. l. Slotter

Slotter adalah proses machining (permesinan) untuk membuat alur pasak pada roda gigi dengan menggunakan mesin slotter.

m. Turning (1)/ Mazak I

Turning (1) adalah proses machining (permesinan) yang cara kerjanya untuk membuat diameter dengan berbagai ukuran, bisa juga untuk mengebor dengan menggunakan mesin turning berkode (1)/ mesin bubut (1) bermerk mazak I.

n. Turning (2)/ Mazak II

Turning (2) adalah proses machining (permesinan) yang cara kerjanya untuk membuat diameter dengan berbagai ukuran, bisa juga untuk mengebor dengan menggunakan mesin turning berkode (2)/ mesin bubut (2) bermerk mazak II.

(14)

Turning (3) adalah proses machining (permesinan) yang cara kerjanya untuk membuat diameter dengan berbagai ukuran, bisa juga untuk mengebor dengan menggunakan mesin turning berkode (3)/ mesin bubut (3).

p. Welding (Mig & Tig)

Welding (Mig & Tig) adalah proses pengelasan dengan mesin welding yang menggunakan bahan tambah alumunium, stainless steel dan lain-lain.

3. Quality Control

(15)

Berikut ini merupakan contoh pengecekan terhadap produk jenis sparepart yang yang diproduksi PT. MBG PUTRA MANDIRI:

a. Mengecek valve (Nama produk sparepart) dengan:

1.) Diberi tekanan udara yang batas minimalnya telah ditentukan yaitu 75 bar,

2.) Spesifikasi yang dituntut antara lain penampilan atau performance produk,

3.) Produk jadi dengan berbagai materialnya tidak boleh bocor, 4.) Dimensi hasil bubutan tidak boleh menyimpang jauh dari

gambar/ design.

b. Pengecekan terhadap mesin dengan sistem pengecekan random.

4. Gudang Barang Jadi

Setelah produk-produk hasil produksi melalui proses quality control, maka proses produksi produk PT. MBG PUTRA MANDIRI telah selesai. Proses selanjutnya adalah pengiriman barang ke bagian gudang tools dari bagian produksi disertai data lengkap setiap shift, antara lain:

1) Kode produksi, 2) Jumlah unit dan berat, 3) Laporan pemeriksaan,

(16)

5) Tanda terima dari gudang.

4. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

Bagi suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting karena struktur organisasi dibentuk untuk memungkinkan terciptanya tujuan perusahaan melalui pengelompokan aktifitas yang saling berhubungan satu sama lain. Deskripsi jabatan pada PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah sebagai berikut:

a. Direktur

Direktur mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1.) Memimpin jalannya perusahaan, 2.) Menyusun kebijaksanaan,

3.) Mengkoordinasi/ membagi tugas antar bawahan dan mengadakan penggolongan karyawan sesuai masing-masing bagian,

4.) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing bagian karyawan perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku, 5.) Memegang kendali keuangan dan pembukuan akuntansi

perusahaan. b. Marketing/ Pemasaran

Bagian ini mempunyai tugas antara lain:

(17)

2.) Menjual jasa permesinan dan produk atau proyek,

3.) Membuat penawaran harga produk atau proyek atau jasa permesinan,

4.) Membuat perjanjian kontrak kerja suatu pengerjaan produk, proyek dan jasa permesinan,

5.) Membuat estimasi dan realisasi suatu produk atau proyek yang dikerjakan,

6.) Mengevaluasi laba rugi,

7.) Mengawasi proses quality control yang dilakukan oleh bagian produksi.

Bagian marketing membawahi sub bagian, yaitu: 1. Administrasi marketing

Sub. Bagian ini mempunyai tugas membantu bagian marketing dan bertanggungjawab kepada direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kearsipan baik pembelian, penjualan, upah, gaji serta hasil usaha.

c. Design

Bagian ini mempunyai tugas antara lain:

1.) Membuat gambar kerja (drafting) untuk setiap WO (Work Order) atau order yang memerlukan gambar kerja,

(18)

3.) Melakukan evaluasi atas gambar maupun produk yang telah dibuat dan melakukan revisi apabila terjadi kesalahan,

4.) Melakukan evaluasi atas jam mesin terhadap gambar kerja (efisiensi),

5.) Melaksanakan dokumentasi atas gambar yang telah dibuat meupun dokumen/ surat lain yang berkaitan dengan tugasnya. d. Manufaktur/ Produksi

Bagian ini mempunyai tugas antara lain:

1.) Bertanggung jawab penuh atas seluruh divisi yang ada di bagian produksi (manufaktur) yaitu divisi design, divisi mesin CNC, divisi milling, divisi turning, divisi automotif repair sheet metal & maintenance,

2.) Bertanggung jawab penuh atas kelancaran proses produksi dan mengatasi segala masalah pengerjaan yang ada di bagian produksi (manufaktur),

3.) Memantau dan menganalisa perkembangan bagian produksi (manufaktur) serta mendengarkan dan menampung aspirasi, usulan, kritik atau saran yang baik dengan dasar realita yang ada secara terbuka dari seluruh karyawan bagian produksi (manufaktur) sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas bagian produksi (manufaktur),

(19)

sistem kerja yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil produksi,

5.) Menciptakan suasana kerja yang kondusif agar selalu terbentuk suatu tim kerja (team work) yang solid di bagian produksi (manufaktur),

6.) Membuat schedule produksi secara periodik,

7.) Membuat Estimasi Biaya Produksi (EBP) dan Realisasi Biaya Produksi (RBP),

8.) Mengadakan meeting bersama dengan seluruh karyawan bagian produksi (manufaktur) setiap sebulan sekali (akhir bulan),

9.) Membuat penilaian prestasi kerja seluruh karyawan bagian produksi (manufaktur) setiap catur wulan secara obyektif berdasarkan data-data yang ada dan pengamatan langsung di lapangan,

10.) Berupaya bekerja dengan hati-hati, teliti, teratur, inisiatif dan kreatif agar tenaga dan waktu yang dikeluarkan tidak sia-sia sehingga tercapai efisiensi kerja yang tinggi,

11.) Bertanggungjawab atas otorisasi surat permintaan bahan baku dan pengeluaran dari bagian gudang ke bagian produksi. Bagian manufaktur membawahi sub bagian/ divisi, yaitu: 1. CNC

(20)

a.) Bertanggung jawab penuh atas kelancaran pekerjaan di divisi mesin CNC terutama proses pengerjaan di permesinan / lapangan,

a.) Sebagai programer di divisi mesin CNC,

b.) Mengatur schedule pekerjaan terutama di permesinan/ lapangan,

c.) Distribusi pekerjaan (job order) ke operator sekaligus menyiapkan material maupun tools dan sarana alat pendukung yang tidak ada di divisi mesin CNC,

d.) Mengecek kembali gambar kerja yang akan diturunkan ke operator,

e.) Mengatasi segala trouble pengerjaan yang ada di divisi mesin CNC dan segera melakukan pengambilan keputusan, f.) Memantau dan menganalisa perkembangan divisi mesin

CNC sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas divisi mesin CNC,

g.) Bekerjasama dengan operator yang ada di divisi mesin CNC dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan sistem kerja yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan,

(21)

2. Milling

Sub. Bagian/ divisi ini mempunyai tugas antara lain: a.) Mengkoordinir operator di divisi milling dalam

mengerjakan semua pekerjaan (job order) di permesinan / lapangan,

b.) Bertanggung jawab penuh terhadap hasil pekerjaan mengenai ukuran, fungsi dan performance benda kerja (produk),

c.) Bertanggung jawab penuh atas pemakaian mesin, tools, sarana dan alat pendukung yang ada di divisi milling atau yang pinjam di divisi lain,

d.) Membuat laporan jam kerja permesinan / lapangan setiap hari,

e.) Membuat laporan secara tertulis apabila mengalami kerusakan benda kerja (produk) maupun kerusakan tools, sarana dan alat pendukung,

f.) Mengatasi segala kesulitan yang ada pada waktu proses pengerjaan di permesinan / lapangan,

g.) Memantau dan menganalisa perkembangan divisi milling sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas divisi milling,

(22)

yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan,

i.) Berupaya bekerja dengan hati-hati, teliti, teratur, inisiatif dan kreatif agar tenaga dan waktu yang dikeluarkan tidak sia-sia sehingga tercapai efisiensi kerja yang tinggi.

3. Mesin manual

Sub. Bagian/ divisi ini mempunyai tugas antara lain: a.) Bertanggung jawab penuh terhadap hasil pekerjaan

mengenai ukuran, fungsi dan performance benda kerja (produk),

b.) Bertanggung jawab penuh atas pemakaian mesin, tools, sarana dan alat pendukung yang ada di divisi mesin manual & maintenance atau yang pinjam di divisi lain,

c.) Membuat laporan jam kerja permesinan/ lapangan setiap hari,

d.) Membuat laporan secara tertulis apabila mengalami kerusakan benda kerja (produk) maupun kerusakan tools, sarana dan alat pendukung,

e.) Berupaya mengoptimalkan kinerja dan sistem kerja yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan, f.) Berupaya bekerja dengan hati-hati, teliti, teratur, inisiatif

(23)

4. Sheet dan metal

Sub. Bagian/ divisi ini mempunyai tugas antara lain: a.) Bertanggung jawab penuh terhadap hasil pekerjaan

mengenai ukuran, fungsi dan performance benda kerja (produk),

b.) Bertanggung jawab penuh atas pemakaian mesin, tools, sarana dan alat pendukung yang ada di divisi automotif repair sheet metal & maintenance atau yang pinjam di divisi lain,

c.) Membuat laporan jam kerja permesinan / lapangan setiap hari,

d.) Membuat laporan secara tertulis apabila mengalami kerusakan benda kerja (produk) maupun kerusakan tools, sarana dan alat pendukung,

e.) Berupaya mengoptimalkan kinerja dan system kerja yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan, f.) Berupaya bekerja dengan hati-hati, teliti, teratur, inisiatif

dan kreatif agar tenaga dan waktu yang dikeluarkan tidak sia-sia sehingga tercapai efisiensi kerja yang tinggi.

5. Punch

Sub. Bagian/ divisi ini mempunyai tugas antara lain: a.) Mengkoordinir operator di divisi punch dalam mengerjakan

(24)

b.) Bertanggung jawab penuh terhadap hasil pekerjaan mengenai ukuran, fungsi dan performance benda kerja (produk),

c.) Bertanggung jawab penuh atas pemakaian mesin, tools, sarana dan alat pendukung yang ada di divisi punch atau yang pinjam di divisi lain,

d.) Membuat laporan jam kerja permesinan / lapangan setiap hari,

e.) Membuat laporan secara tertulis apabila mengalami kerusakan benda kerja (produk) maupun kerusakan tools, sarana dan alat pendukung,

f.) Mengatasi segala kesulitan yang ada pada waktu proses pengerjaan di permesinan / lapangan,

g.) Memantau dan menganalisa perkembangan divisi punch sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas divisi punch,

h.) Bekerjasama dengan operator yang ada di divisi punch dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan sistem kerja yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan,

(25)

6. Administrasi produksi

Sub. Bagian/ divisi ini mempunyai tugas antara lain: a.) Membuat rekap omset harian, mingguan dan bulanan, b.) Membuat surat jalan dan melakukan pengecekan barang

sebelum dikirim,

c.) Job conrol list yaitu melaporkan status pekerjaan/ order kepada bagian marketing,

d.) Menganalisa estimasi marketing dengan PPIC menyangkut pembelian material dan saran lainnya,

e.) Memberikan laporan administrasi kepada bagian marketing dan PPIC,

f.) Mendokumentasikan segala bentuk surat/ dokumen yang diperlukan.

7. Perawatan mesin

Sub. Bagian/ divisi ini mempunyai tugas antara lain: a.) Mengkoordinir operator di divisi perawatan mesin dalam

mengerjakan semua pekerjaan perawatan di permesinan / lapangan,

(26)

c.) Pengecekan kondisi mesin dan alat pendukung yang ada di bagian produksi (manufaktur) setiap sebulan sekali dan membuat laporan secara tertulis,

d.) Membuat laporan jam kerja permesinan / lapangan setiap hari,

e.) Membuat laporan secara tertulis apabila mengalami kerusakan benda kerja (produk) maupun kerusakan tools, sarana dan alat pendukung,

f.) Mengatasi segala kesulitan yang ada pada waktu proses pengerjaan di permesinan / lapangan,

g.) Memantau dan menganalisa perkembangan divisi automotif repair sheet metal & maintenance sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas divisi milling automotif repair sheet metal & maintenance,

h.) Bekerjasama dengan operator yang ada di divisi automotif repair sheet metal & maintenance dalam rangka mengoptimalkan kinerja dan sistem kerja yang lebih baik guna meningkatkan kualitas hasil pekerjaan,

i.) Berupaya bekerja dengan hati-hati, teliti, teratur, inisiatif dan kreatif agar tenaga dan waktu yang dikeluarkan tidak sia-sia sehingga tercapai efisiensi kerja yang tinggi.

e. Pembelian PPIC

(27)

1.) Merinci kebutuhan material dan sarana lain dari working order untuk kemudian menyediakan/ membeli kebutuhan tersebut,

2.) Membuat PO untuk pembelian material dan subcount macihining,

3.) Membuat laporan pembelian yang bersifat kas maupun kredit,

4.) Membuat anggaran pembelian kepada bagian keuangan untuk dibelanjakan,

5.) Menganalisa kebutuhan material dan saran pendukung lainnya untuk stock gudang,

6.) Memberiakn laporan pembelian kepada bagian marketing, 7.) Mendokumentasikan segala bentuk surat/ dokumen yang

diperlukan.

Bagian PPIC membawahi Sub. Bagian/ divisi, yaitu: 1. Gudang tools

Bagian ini mempunyai tugas antara lain:

a.) Menerima dan mencatat penerimaan pembelian barang yang kemudian dialokasikan sesuai kebutuhan (confirm ke bagian PPIC dan pembelian),

b.) Melaporkan penambahan stock barang sisa ke bagian PPIC, c.) Melaporkan kebutuhan sarana dan alat penunjang ke bagian

(28)

d.) Melaporkan pengeluaran barang material, sarana dan alat penunjang ke bagian PPIC,

e.) Merapikan gudang tempat penyimpanan dan daftar barang yang tersedia,

f.) Mendokumentasikan segala bentuk surat/ dokumen, informasi maupun data yang berkaitan dengan tugasnya, g.) Membuat laporan ke bagian akuntansi atas pengeluaran

barang dari gudang,

h.) Mengelola stock barang sisa. f. HRD dan GA

Bagian ini mempunyai tugas antara lain:

1.) Bertanggung jawab atas rekruitmen karyawan baru,

2.) Melaksanakan program peningkatan skill karyawan sesuai kebutuhan,

3.) Menyiapkan laporan berkala ke dinas tenaga kerja dan instansi lain,

4.) Mendokumentasikan dan meng-up date dokumen perusahaan dan atau legalitas perusahaan,

5.) Pengelolaan administrasi dan atau file karyawan,

6.) Mengelola administrasi penggajian karyawan dan tunjangan lain,

7.) Monitoring absensi karyawan dan personal record,

(29)

9.) Melaksanakan tugas kepersonaliaan secara umum, 10.) Bertanggung jawab atas administrasi dan surat menyurat. g. Akuntansi dan keuangan

Bagian ini mempunyai tugas antara lain:

1.) Melaksanakan koordinasi untuk menyusun program kerja penyusunan anggaran dan perbendaharaan,

2.) Melaksanakan koordinasi untuk menyusun program kerja di akuntansi dan verifikasi,

2) Melaksanakan bimbingan dan pelaporan kegiatan di penyusunan anggaran dan perbendaharaan,

(30)

Gambar I.2 Struktur Organisasi PT. MBG PUTRA MANDIRI Tahun 2010 PEMBELIAN HRD

& GA

MILLING MESIN MANUAL

SHEET & METAL

PUNCH ADMIN PRODUKSI

PERAWA TAN MESIN

GUDANG TOOLS C.N.C

MARKETING MANUFAKTUR

DIREKTUR

ADMIN MARKETING

DESIGN AKUNTANSI

(31)

B. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya perusahaan yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin.

(32)

dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan kecil. Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.

PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah perusahaan jasa manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk sparepart, konstruksi mesin, jig,

mold, dies dan produk lainnya dengan lingkup industri yang menggunakan produk-produk PT. MBG PUTRA MANDIRI sangat luas mulai dari industri tekstil, farmasi, seni (art), makanan (food), terbukti bahwa PT. MBG PUTRA MANDIRI sejak awal pendiriannya sampai sekarang telah memiliki banyak costumer/ konsumen dan relasi.

Dari laporan penjualan tahun 2009 pada PT. MBG PUTRA MANDIRI diketahui total penjualan selama satu tahun pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.076.273.647,00 dengan total HPP selama satu tahun sebesar Rp. 1.399.303.050,00 sehingga dapat diketahui bahwa laba perusahaan selama satu tahun adalah sebesar Rp. 676.970.597,00.

(33)

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, penulis mengambil judul:

“ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN

METODE JOB ORDER COSTING PADA PT. MBG PUTRA MANDIRI

YOGYAKARTA”.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul yang penulis pilih dan melihat latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka untuk itu dalam pembahasannya penulis akan membatasi masalah yang akan ditinjau di PT. MBG PUTRA MANDIRI yaitu apakah penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing pada PT. MBG PUTRA MANDIRI sudah baik.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing pada PT. MBG PUTRA MANDIRI.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

(34)

b. Mengetahui secara langsung penerapan metode job order costing dalam menentukan harga pokok produksi pada PT. MBG PUTRA MANDIRI.

2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai pertimbangan dan saran mengenai penerapan metode job order costing dalam menentukan harga pokok produksi pada PT. MBG PUTRA MANDIRI agar lebih baik dan efektif di masa yang akan datang.

b. Meningkatkan kinerja manajemen dan departemen produksi dalam rangka menentukan harga pokok produksi seefisien mungkin.

3. Bagi Pembaca

a. Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai hubungan antara teori perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing dalam penerapannya di dunia nyata. b. Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai

(35)

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Akuntansi Biaya

Menurut Mulyadi (2009:7) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menentukan harga pokok produksi, mengendalikan biaya, serta membentu proses pengambilan keputusan (Mulyadi, 2009:7).

2. Pengertian Biaya

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2009:8).

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah barang atau jasa dalam satu periode (Hanggana, 2008:7).

Biaya produksi menurut objek pengeluarannya dibagi menjadi tiga elemen yaitu (Mulyadi, 2009:14):

a. Biaya bahan baku, merupakan biaya utama (prime cost).

(36)

b. Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya utama (prime cost). c. Biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung merupakan

biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi/ mengubah bahan baku menjadi produk jadi.

Biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi dibagi menjadi tiga yaitu (Mulyadi, 2009:195): a.) Biaya overhead variabel adalah biaya yang besarnya cenderung

berubah sesuai / sebanding dengan volume / besarnya produksi. b.) Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya yang besarnya cenderung tetap meskipun volume produksi atau besarnya produksi berubah.

c.) Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang berubah dalam pola yang tidak dapat direncanakan.

3. Metode Pengumpulan dan Penentuan Biaya Produksi

Menurut Hanggana (2009:11), metode pengumpulan biaya produksi dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Metode harga pokok proses

(37)

b. Metode Harga pokok pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah sistem pengumpulan biaya produksi dimana biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dikelompokkan ke setiap pesanan dan biaya overhead pabrik dibebankan ke setiap pesanan dengan tarif yang ditentukan dimuka (Hanggana, 2009:11).

Metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi (Mulyadi, 2009:17). Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi terdapat dua pendekatan yaitu:

a. Full Costing

Full Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap (Mulyadi, 2009:17).

Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku XX

Biaya tenaga kerja langsung XX Biaya overhead pabrik variabel XX Biaya overhead pabrik tetap XX

(38)

b. Variable Costing

Variable Costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2009:18).

Dengan demikian kos produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku XX

Biaya tenaga kerja langsung XX Biaya overhead pabrik variabel XX

Kos produksi XX

4. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya yang untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Hanggana, 2008:8).

Pengertian lain dari harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan (Horngren et al., 2008:45).

(39)

5. Penentuan Harga Pokok Produksi

Syarat utama perusahaan yang produksinya berdasarkan sistem pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan, karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2009:38): a) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus, jika

pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya,

b) Produk dihasilkan dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lain mempunyai variasi yang berbeda-beda,

c) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.

Perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok pesanan, pengelompokan biaya produksi dipisahkan menjadi tiga elemen pokok biaya yaitu:

1. Biaya Bahan Baku

(40)

Biaya bahan baku ini dalam sistem harga pokok pesanan dibebankan secara langsung (Hanggana, 2008:146).

2. Biaya Tenaga Kerja Langung

Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan bagian produksi yang mempunyai pekerjaan (fungsi) yang berkaitan langsung dengan proses produksi, sehingga jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan, maka proses pembuatan barang jadi tidak akan selesai (Hanggana, 2008:50).

Biaya tenaga kerja langsung dalam sistem harga pokok pesanan dibebankan secara langsung (Hanggana, 2008:146).

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Hanggana, 2008:57).

Biaya overhead pabrik dalam sistem harga pokok pesanan tidak dapat dibebankan secara langsung kepada produk yang bersangkutan, melainkan dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Alasan yang mendukung biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif, yaitu (Hanggana, 2008:146):

(41)

b. Jumlah unit hasil produksi untuk periode yang bersangkutan belum diketahui pada saat ada pesanan yang selesai sebelum periode akuntansi berakhir.

c. Jenis hasil produksi berbeda-beda, sehingga biaya overhead pabrik per unit tidak dapat dihitung dengan membagi biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan jumlah unit hasil produksi.

Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk (Mulyadi, 2009:199), yaitu:

a. Satuan produk

Metode ini adalah yang paling sederhana dan langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung sebagai berikut:

Taksiran BOP

= Tarif BOP per satuan Taksiran jumlah satuan produk

yang dihasilkan b. Biaya bahan baku

Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai adalah sebagai berikut:

Taksiran BOP Taksiran Biaya Bahan

Baku yang dipakai

(42)

c. Biaya tenaga kerja

Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai adalah sebagai berikut:

Taksiran BOP

X 100% = Prosentas BOP dari Baiaya Taksiran BTKL Tenaga Kerja yang dipakai

d. Jam kerja langsung

Karena ada hubungan yang erat antara jumlah upah dengan jumlah jam kerja maka disamping BOPd (Biaya overhead pabrik yang dibebankan) atas dasar upah tenaga kerja, jadi dapat juga dibebankan berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Taksiran BOP dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Taksiran BOP

= Tarif BOP per jam tenaga Taksiran jam tenaga kerja langsung

kerja langsung e. Jam mesin

Apabila BOP bervarisi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dapat dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Tarif BOP dihitung sebagai berikut ini:

Taksiran BOP

(43)

6. Selisih Pembebanan Biaya

Setelah pesanan produk selesai dan jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya dapat ditentukan, maka jumlah biaya overhead pabrik dibebankan dibandingkan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya untuk penentuan selisih pembebanan biaya overhead pabrik.

Untuk menentukan jumlah selisih biaya overhead pabrik dibebankan pada produk menggunakan perhitungan sebagai berikut: Biaya overhead pabrik dibebankan XX

Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX Selisih biaya overhead pabrik XX

Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik dibebankan pada produk perlu dibuat jurnal sebagai berikut:

a. Untuk menutup rekening biaya overhead pabrik dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya:

Biaya overhead pabrik dibebankan XX

Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX b. Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik dibebankan

1.) Jika muncul selisih biaya overhead pabrik kurang dibebankan (Biaya overhead pabrik dibebankan lebih kecil dari biaya overhead pabrik sesungguhnya):

Selisih biaya overhead pabrik XX

(44)

2.) Jika muncul selisih biaya overhead pabrik lebih dibebankan (Biaya overhead pabrik dibebankan lebih besar dari biaya overhead pabrik sesungguhnya):

Biaya overhead pabrik sesungguhnya XX

Selisih biaya overhead pabrik XX Menurut Mulyadi (2009:198) perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun tergantung pada penyebab terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik atau keadaan yang berhubungan dengan efisiensi operasi (misalnya karena perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja tidak langsung) maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening-rekening sebagai akibat harga pokok produksi yang semula berisi biaya overhead pabrik yang diperhitungkan berdasarkan taksiran, disesuaikan menjadi biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (Mulyadi, 2009:211).

Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan ketidakefisienan pabrik/ kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening harga pokok penjualan.

(45)

a. Selisih biaya overhead pabrik dibagikan kepada rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan

1.) Apabila selisih lebih dibebankan, jurnalnya sebagai berikut: Selisih biaya overhead pabrik XX

Barang dalam proses XX

Barang jadi XX

Harga pokok penjualan XX 2.) Apabila selisih kurang dibebankan

Barang dalam proses XX

Barang jadi XX

Harga pokok penjualan XX

Selisih biaya overhead pabrik XX

b. Selisih biaya overhead pabrik sebagai pengurang atau penambah rekening harga pokok penjualan, jurnalnya sebagai berikut:

Harga pokok penjualan XX

Selisih biaya overhead pabrik XX

7. Kartu Harga Pokok Pesanan

(46)

dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu

harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.

[image:46.595.135.517.298.666.2]

Berikut ini disajikan contoh gambar kartu harga pokok pesanan:

Gambar II.1 Contoh Kartu Harga Pokok Pesanan

Kartu Harga Pokok Pesanan

No. Pesanan :

Pemesan :

Jenis Pesanan :

Jumlah Pesanan :

Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead

Pabrik

Keterangan Ket

Total (Rp)

Jml

Orang Keterangan

Total

(Rp) Total (Rp)

Total Biaya Produksi :

Biaya Bahan Baku :

Biaya Tenaga Kerja Langsung :

Biaya Overhead Pabrik :

Jumlah Biaya Produksi

Hasil Produksi :

(47)

B. Penyajian dan Pembahasan Data

1. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksinya PT. MBG PUTRA MANDIRI menggunakan pendekatan full costing yaitu penentuan harga pokok pesanan yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang pengumpulan biayanya terdiri dari 6 komponen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja (produksi), penyusutan mesin manufaktur, biaya subcount, biaya overhead (produksi) dan biaya overhead sesungguhnya (proyek). Pengumpulan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan pada umumnya menggunakan dua macam cost system yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif.

Perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku XXX

2. Biaya tenaga kerja (Produksi) XXX

3. Penyusutan mesin manufaktur XXX

4. Biaya subcount XXX

5. Biaya overhead (Produksi) XXX

6. Biaya overhead sesungguhnya (Proyek) XXX

(48)

Harga pokok produksi per satuan XXX Perhitungan harga pokok produksi menurut penulis adalah sebagai berikut:

1. Biaya bahan baku XXX

2. Biaya tenaga kerja langsung XXX

3. Biaya overhead pabrik XXX

Harga pokok produksi XXX

Harga pokok produksi per satuan XXX

2. Unsur-unsur Biaya Produksi

Unsur-unsur biaya produksi untuk perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam perhitungan biaya produk (harga pokok produksi). Komponen biaya yang dimasukkan pada unsur biaya bahan baku oleh PT. MBG PUTRA MANDIRI antara lain: Alumunium, Alumunium Bronze (AB2), VCN, SUS 316L, VCN/HQ7210, AB-2

Dia 120 x 250, frame mild steel, frame by SUS 304, thermoplastic

table top chain, compat induction motor, pnumatic system by festo,

mini PLC control system, speed adjuster by Inverte, plat MS,

(49)

medium, thiner DTL duper, clear sikken, thiner, isolasi, hexagon

35, as kuningan, kuningan dia 70x3000, kuningan dia 32x3000,

kuningan dia 45x1500, BM 1, as stainles dia 8mm, as nylon dia 30,

per segitiga.

Alokasi biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian seperti biaya angkut masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dikapitalisasi dalam nilai bahan baku, maka harga pokok bahan baku dicatat sebesar harga perolehannya.

b. Biaya tenaga kerja (Produksi)

Biaya tenaga kerja (produksi) adalah biaya tenaga kerja yang jasanya dapat digunakan langsung dalam pembuatan produk tertentu. Komponen biaya yang dimasukkan pada unsur biaya tenaga kerja (Produksi) PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah semua tenaga kerja sub. bagian manufaktur, antara lain:

1.) Tenaga kerja Sub. Bag. Automotif Machine VGS-20 VR-6500 yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Automotif Machine VGS-20 VR-6500.

2.) Tenaga kerja Sub. Bag. Bench Work yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Bench Work/ BW.

3.) Tenaga kerja Sub. Bag. CNC Milling, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin CNC Milling.

(50)

5.) Tenaga kerja Sub. Bag. Hobbing Machine yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Hobbing Machine. 6.) Tenaga kerja Sub. Bag. Milling Paofong, yaitu tenaga kerja

produksi yang mengoprasikan mesin Milling Paofong.

7.) Tenaga kerja Sub. Bag. Milling Matsura, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Milling Matsura.

8.) Tenaga kerja Sub. Bag. Milling Niigata, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Milling Niigata.

9.) Tenaga kerja Sub. Bag. Ponch 63 Ton RRT, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Ponch 63 Ton RRT.

10.) Tenaga kerja Sub. Bag. Ponch 63 Ton Hitachi, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Ponch 63 Ton Hitachi.

11.) Tenaga kerja Sub. Bag. Sand Blasting, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Sand Blasting.

12.) Tenaga kerja Sub. Bag. Slotter, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Slotter.

13.) Tenaga kerja Sub. Bag. Turning Mazak I, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan Turning Mazak I.

(51)

15.) Tenaga kerja Sub. Bag. Turning C0630, yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Turning C0630.

16.) Tenaga kerja Sub. Bag. Welding (Mig & Tig), yaitu tenaga kerja produksi yang mengoprasikan mesin Welding (Mig & Tig).

c. Penyusutan mesin manufaktur

Penyusutan mesin manufaktur adalah biaya yang dikeluarkan yang berhubungan dengan penurunan umur ekonomis mesin-mesin manufaktur. Komponen biaya yang dimasukkan pada unsur biaya penyusutan mesin manufaktur PT. MBG PUTRA MANDIRI antara lain:

1.) Penyusutan mesin Automotif Machine VGS-20 VR-6500, 2.) Penyusutan mesin Bench Work,

3.) Penyusutan mesin CNC Milling, 4.) Penyusutan mesin Drilling Rongfu, 5.) Penyusutan mesin Hobbing Machine, 6.) Penyusutan mesin Milling Paofong, 7.) Penyusutan mesin Milling Matsura, 8.) Penyusutan mesin Milling Niigata, 9.) Penyusutan mesin Ponch 63 Ton RRT, 10.) Penyusutan mesin Ponch 63 Ton Hitachi, 11.) Penyusutan mesin Sand Blasting,

(52)

13.) Penyusutan mesin Turning Mazak I, 14.) Penyusutan mesin Turning Mazak II, 15.) Penyusutan mesin Turning C0630, 16.) Penyusutan mesin Welding (Mig & Tig), d. Biaya subcount

Biaya subcount adalah biaya yang dikeluarkan yang berhubungan dengan kegiatan/ proses subcount. Subcount adalah proses produksi suatu produk yang selanjutnya memerlukan pengerjaan dari perusahaan lain atau penambahan bahan baku dari perusahaan lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor internal perusahaan, yaitu karena perusahaan tidak memiliki salah satu mesin produksi yang harus dipakai untuk penyelesaian suatu produk produksi atau karena perusahaan tidak memiliki bahan baku yang dibutuhkan. Hanya produk-produk tertentu saja yang memerlukan proses subcount.

Beberapa contoh komponen biaya yang dimasukkan pada unsur biaya subcount oleh PT. MBG PUTRA MANDIRI: 1.) SC gear Helical, yaitu subcount produk sparepart gear

Helical yang biasanya disubcount pada YPTI, Yogyakarta, 2.) Harden gear 18T (236), yaitu pengerasan material untuk

(53)

3.) Harden rel rantai (469), yaitu pengerasan material untuk pembuatan sparepart rel rantai (469), yang biasanya disubcount di ATMI, Solo,

e. Biaya overhead (Produksi)

Biaya overhead pabrik/ produksi adalah semua komponen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dalam sistem harga pokok pesanan tidak dapat dibebankan secara langsung kepada produk yang bersangkutan, melainkan dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Taksiran biaya overhead (Produksi) untuk menghitung tarif ditentukan dimuka pada PT. MBG PUTRA MANDIRI berasal dari komponen biaya yang dimasukkan pada biaya overhead sesungguhnya. Komponen biaya overhead sesungguhnya tersebut sebagai berikut: 1.) Tenaga kerja overhead (9 orang), yaitu:

a.) Bagian marketing (1 orang), b.) Bagian manufaktur (5 orang), c.) Bagian design (3 orang). 2.) Tunjangan kesehatan manufaktur, 3.) Tunjangan shift,

4.) Akomodasi & transport marketing, 5.) Listrik 3 phase,

(54)

7.) Maintenance Mesin, 8.) Pengadaan sarana & tools, 9.) Lain-lain/ cadangan.

Komponen biaya yang kemudian dibebankan dengan tarif tersebut adalah jumlah jam kerja mesin. Komponen biaya overhead (produksi) pada PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah sebagai berikut:

1.) BOP Automotif Machine VGS-20 VR-6500, 2.) BOP Bench Work,

3.) BOP CNC Milling, 4.) BOP Drilling Rongfu, 5.) BOP Hobbing Machine, 6.) BOP Milling Paofong, 7.) BOP Milling Matsura, 8.) BOP Milling Niigata, 9.) BOP Ponch 63 Ton RRT, 10.) BOP Ponch 63 Ton Hitachi, 11.) BOP Sand Blasting,

12.) BOP Slotter,

(55)

f. Biaya overhead sesungguhnya (proyek)

Biaya overhead sesungguhnya (proyek) pada PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah biaya yang langsung mengeluarkan kas dalam proses produksi. Berikut ini beberapa contoh komponen biaya yang dimasukkan pada unsur biaya overhead sesungguhnya (Proyek) oleh PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah:

1.) Pemakaian SA, yaitu pemakaian sarana dan alat pendukung lainnya yang digunakan untuk mengerjakan produk yang sifatnya tidak terlihat pada produk tersebut, misalnya pemakaian kawat las dan pemakaian alat-alat lainnya.

2.) Paket invoice, yaitu pembebanan biaya paket dokumen-dokumen yang berhubungan dengan produk tersebut, misalnya faktur penagihan dan faktur pajak.

3.) Fee marketing, yaitu biaya fee untuk bagian marketing yang dibebankan pada produk tersebut.

4.) Akomodasi dan transportasi, yaitu pembebanan biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi dan transportasi yang dibutuhkan untuk setiap produk pesanan.

5.) Lain-lain, yaitu pembebanan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian secara kas bahan penolong yang dibutuhkan untuk setiap produk pesanan.

(56)

a. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah biaya/ harga bahan utama yang membentuk bagian utama dari produk selesai dan dapat diidentifikasi dan ditelusur ke produk/ pesanan selesai. Komponen biaya yang dimasukkan pada unsur biaya bahan baku oleh penulis adalah sama dengan perusahaan. Alokasi biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian seperti biaya angkut masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dikapitalisasi dalam nilai bahan baku, maka harga pokok bahan baku dicatat sebesar harga perolehannya.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk balas jasa karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi barang. Pada PT. MBG PUTRA MANDIRI selain tenaga kerja Sub. Bag. Manufaktur/ permesinan, penulis juga memasukkan komponen tenaga kerja bagian design ke dalam biaya tenaga kerja langsung.

c. Biaya overhead pabrik

(57)

akhir periode. Agar memperoleh pembebanan yang adil dan teliti, maka pembebanan tersebut berdasarkan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka. Dalam pemilihan dan penentuan dasar biaya overhead pabrik harus dilakukan dengan tepat. Karena ketepatan penentuan dasar pembebanan tarif biaya overhead pabrik menentukan ketepatan harga pokok produksi. Dalam memilih dasar pembebanan yang akan dipakai, tujuan utamanya adalah untuk membebankan biaya overhead pabrik yang adil dan teliti.

3 Klasifikasi Biaya Produksi

Setiap pesanan yang dikerjakan mempunyai karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini menyebabkan perbedaan komponen biaya produksi untuk masing-masing jenis pesanan. Untuk menunjukkan perhitungan biaya produksi produk untuk tiap-tiap pesanan pada PT. MBG PUTRA MANDIRI, dalam penelitian ini penulis mengambil contoh penghitungan biaya produksi produk jenis sparepart pesanan Valve D 25mm Bare ROP sejumlah 25 unit. Alasan penulis menggunakan contoh tersebut karena merupakan pesanan jenis produk sparepart dengan kuantitas terbanyak pada bulan Januari 2010.

(58)
[image:58.595.165.520.121.747.2]

Tabel II.1

Klasifikasi Biaya Produksi Menurut Perusahaan Pesanan Valve D 25mm Bare ROP, 25 Unit

PT. MBG PUTRA MANDIRI

No Unsur Biaya Klasifikasi Biaya

1 Biaya Bahan Baku Hexagon 35

As kuningan

Kuningan dia 70x3000 Kuningan dia 32x3000 Kuningan dia 45x1500 Kuningan dia 70,5x3000 As Stainles dia 8mm As Nylon dia 30 Per segitiga

Kuningan dia 40x1500 Kuningan dia 60x3000 Kuningan dia 30x3000

2 Biaya Tenaga Kerja Mazak I

Mazak II Welding Matsura Paofong BW

3 Penyusutan Mesin Mazak I

Manufaktur Mazak II

Welding Matsura Paofong BW

4 Biaya Subcount SC WO. 1573_Multitama

SC Galvanis Per Ball Knop_BLPT Spring + Galvanis SC WO. 1573_Multitama 5 Biaya Overhead (Produksi) Mazak I

(59)

6 Biaya Overhead Sesungguhnya Lain-lain:

(Proyek) - Baut L Stainless

- Oring 007.221.208 - Oring 007

- Oring 104

- Oring 218 - Ring Per - Baut Counter

Akomodasi & Transportasi Fee Marketing

Sumber: Data Perusahaan diolah

b. Klasifikasi biaya produksi untuk produk Valve D 25mm Bare ROP, berdasarkan contoh produk yang diambil diatas menurut penulis adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku yang digunakan pada PT. MBG PUTRA MANDIRI untuk pesanan Valve D 25mm Bare ROP tersebut adalah sebagai berikut: Hexagon 35, as kuningan, kuningan dia 70x3000, kuningan dia 32x3000, kuningan dia 45x1500,

kuningan dia 70,5x3000, as stainles dia 8mm, as nylon dia 30,

(60)

2. Biaya tenaga kerja langsung pada PT. MBG PUTRA MANDIRI adalah semua karyawan bagian produksi yang langsung mengoperasikan mesin-mesin produksi/ operator. Pengklasifikasian tenaga kerja langsung pada perusahaan belum tepat, karena tidak memasukkan bagian design yang juga merupakan tenaga kerja yang jasanya dapat digunakan langsung dalam pembuatan produk tertentu. Menurut penulis tenaga kerja langsung pada PT. MBG PUTRA MANDIRI untuk pesanan Valve D 25mm Bare ROP tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel II.2

Klasifikasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Penulis Pesanan Valve D 25mm Bare ROP, 25 Unit

PT. MBG PUTRA MANDIRI

Bagian Jumlah Jenis Balas Jenis Gaji/

Karyawan Jasa Upah

Mazak I 1 Operator Per Jam Mesin

Mazak II 1 Operator Per Jam Mesin

Welding 1 Operator Per Jam Mesin

Matsura 1 Operator Per Jam Mesin

Paofong 1 Operator Per Jam Mesin

BW 1 Operator Per Jam Mesin

Design 1 Design Produk Per Jam Kerja Sumber: Data Perusahaan diolah

(61)

dimuka. Pengklasifikasian biaya overhead produksi pada perusahaan belum tepat, maka penulis mengklasifikasikan biaya overhead pabrik sebagai berikut:

Tabel II. 3

Klasifikasi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya PT. MBG PUTRA MANDIRI Menurut Penulis

Tahun 2009

No Biaya Overhead Pabrik Jenis Biaya

1 Biaya tenaga kerja tidak langsung

a. Ka.Bag. Manufaktur T (Tetap)

b. Bagian marketing T (Tetap)

2 Biaya penyusutan mesin manufaktur T (Tetap) 3 Biaya penyusutan kendaraan T (Tetap) 4 Biaya penyusutan peralatan bengkel T (Tetap) 5 Biaya penyusutan alat-alat pendukung T (Tetap) 6 Biaya penyusutan asuransi T (Tetap)

7 Biaya penyusutan gedung T (Tetap)

8 Biaya penyusutan mebel & ATK T (Tetap)

9 Biaya subcount V (Variabel)

10 Biaya overhead sesungguhnya V (Variabel) Sumber: Data Perusahaan diolah

(62)

peralatan bengkel, biaya penyusutan alat-alat pendukung, biaya penyusutan asuransi, biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan mebel & ATK pada unsur biaya overhead pabrik yang menurut perusahaan tidak diperhitungkan.

4 Perhitungan Biaya Produksi

(63)
[image:63.595.141.536.198.761.2]

a. Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan

Tabel II.4

Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Pesanan Valve D 25mm Bare ROP, 25 Unit

PT. MBG PUTRA MANDIRI

HARGA POKOK PRODUKSI

CUSTOMER : PT. Eti Fire Systems Q T Y: 25 Unit

PROYEK : Valve D 25mm Bare ROP W O : 09 -1573

P O : 00005337

ESTIMASI BIAYA

Keterangan Hrg/ Tarif Jumlah

NO. UNSUR BIAYA

Qty Satuan

Per-Qty

(Rp) (Rp)

1 Biaya Bahan Baku:

2.1 Hexagon 35 18 Kg 66.944 1.205.000

2.2 As kuningan 3,35 Kg 65.015 217.800

2.3 Kuningan dia 70x3000 98 Kg 60.000 5.880.000

2.4 Kuningan dia 32x3000 20 Kg 60.000 1.200.000

2.5 Kuningan dia 45x1500 20 Kg 60.000 1.200.000

2.6 Kuningan dia 70,5x3000 65 Kg 53,254 3.461.500

2.7 As stainles dia 8mm 2 Kg 55.000 110.000

2.8 As nylon dia 30 1 Kg 150.000 150.000

2.9 Per segitiga 25 Pcs 6.000 150.000

2.10 Kuningan dia 40x1500 3 Kg 60,000 180.000

2.11 Kuningan dia 60x3000 1.4 Kg 60,000 84.000

2.12 Kuningan dia 30x3000 5 Kg 60,000 300.000

Sub Total (1) 14.138.300

2 Biaya Tenaga Kerja (Produksi):

3.1 TK Mazak I 19,5 Jam 5.300 103.350

3.2 TK Mazak II 25,75 Jam 5.300 136.475

3.3 TK Welding 1,5 Jam 5.300 7.950

3.4 TK Matsura 4 Jam 5.300 21.200

3.5 TK Paofong 9,5 Jam 5.300 50.350

3.6 TK BW 1,5 Jam 5.300 7.950

Sub Total (2) 327.275

3 Penyusutan Mesin Manufaktur:

4.1 Msn Mazak I 19,5 Jam 2.500 48.750

4.2 Msn Mazak II 25,75 Jam 2.500 64.375

4.3 Msn Welding 1.5 Jam 1.500 2.250

(64)

4.5 Msn Paofong 9,5 Jam 4.700 44.650

4.6 Msn BW 1,5 Jam 2.500 3.750

Sub Total (3) 190.975

4 Biaya Subcount :

5.1 SC WO. 1573_Multitama 8.250.000

Teknik/ Benjo

5.2 SC Galvanis Per 255.000

5.3 SC Ball Knop_BLPT 187.500

5.4 SC Spring + Galvanis 200.000

Sub Total (4) 8.892.500

5 Biaya Overhead (Produksi):

6.1 Msn Mazak I 19,5 Jam 12.200 237.900

6.2 Msn Mazak II 25,75 Jam 12.200 314.150

6.3 Msn Welding 1,5 Jam 12.200 18.300

6.4 Msn Matsura 4 Jam 12.200 48.800

6.5 Msn Paofong 9,5 Jam 12.200 115.900

6.6 Msn BW 1,5 Jam 12.200 18.300

Sub Total (5) 753.350

6 Biaya Overhead Sesungguhnya

(Proyek):

7.1 Lain-lain:

- Baut L Stainless 100 Pcs 9.750 975.000

- Oring 007.221.208 1 Pcs 132.500 132.500

- Oring 007 40 Pcs 500 20.000

- Oring 104 55 Pcs 500 27.500

- Oring 218 20 Pcs 2.375 47.500

- Ring Per 1 Pcs 20.000 20.000

- Baut Counter 1 Pcs 14.500 14.500

7.2 Akomodasi & Transportasi 295.000

7.3 Fee Marketing 975.000

Sub Total (6) 2.507.000

HPP = (1+2+3+4+5+6) 26.809.400

HPP Per- Unit = HPP/ 25 Unit 1.072.376

Harga Jual Per- Unit 1.300.000

Laba yang dihasilkan 227.624

Tingkat Keuntungan 21.23%

Sumber: Data Perusahaan diolah

(65)

1. Biaya Bahan Baku

PT. MBG PUTRA MANDIRI membebankan biaya bahan baku secara langsung dengan cara mengalikan kuantitas bahan baku yang digunakan dengan harga perolehan bahan baku untuk masing-masing pesanan.

Berdasarkan tabel II.4 diatas dapat diketahui jumlah biaya bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi Valve D

25mm Bare ROP, sejumlah 25 unit adalah sebesar Rp. 14.138.300,00 yang artinya setiap unit pesanan

memerlukan biaya bahan baku sebesar Rp 565.532,00.

2. Biaya Tenaga Kerja (Produksi)

PT. MBG PUTRA MANDIRI membebankan biaya tenaga kerja (produksi) berdasarkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan, yaitu tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja (produksi) dengan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan pesanan dengan tarif upah per jam. Tarif upah per jam dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tarif upah per jam = (Jml Gaji x 13: 12) : 173 jam : 13 Tarif upah per jam = (Rp. 11.180.000,00 x 13 : 12) : 173 : 13 Tarif upah per jam = Rp. 12.111.666,67 : 173 : 13

(66)

Keterangan:

Jml Gaji : Jml gaji tenaga kerja sub. Bag. Manufaktur selama 1 bulan (13 orang)

173 jam : Jumlah jam dalam satu bulan

13 : Jumlah Tenaga kerja Sub. Bag. Manufaktur Berdasarkan tabel II.4 diatas dapat diketahui jumlah biaya tenaga kerja langsung (produksi) yang diperlukan untuk memproduksi Valve D 25mm Bare ROP, sejumlah 25 unit adalah sebesar Rp. 327.275,00 yang artinya setiap unit pesanan memerlukan biaya tenaga kerja langsung (produksi) sebesar Rp 13.091,00.

3. Penyusutan Mesin Manufaktur

PT. MBG PUTRA MANDIRI membebankan biaya penyusutan mesin manufaktur berdasarkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan, yaitu penyusutan mesin produksi yang terlibat langsung dengan proses produksi dengan cara mengalikan tarif per jam mesin dengan jumlah jam kerja mesin yang dibutuhkan untuk mengerjakan pesanan. Tarif per jam dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Harga perolehan mesin

= Tarif/ Jam Estimasi usia pemakaian mesin (dalam bentuk jam)

(67)
[image:67.595.136.560.182.611.2]

Tabel II.5

Perhitungan tarif mesin PT. MBG PUTRA MANDIRI

No Nama Alat Merk Tanggal

Perolehan Harga Perolehan Estimasi Jam Kerja Tarif/ Jam Pembulatan Tarif Automotif

Machine 200,901,700.00 20500 9,800 9,800

1

(VGS-20 & VR-6500)

Sunnen 01/01/2001

2 BW - 31/01/2006 69,499,834.00 28500 2,439 2,500

3 CNC Miltex 09/12/2005 658,433,905.00 9450 69,676 70,000

4 Driling (2) Rongfu 01/04/2005 17,492,702.00 0 - -

5 Hobbing

Machine

Deki 27/11/2001 57,962,300.00 8300 6,983 7,000

6 Milling (1) Pao Fong 01/06/2000 100039145 20000 5,002 4,700

7 Milling (2) Matsura 21/11/2001 89,564,208.96 10000 8,956 6,800

8 Milling (3) Niigata 01/10/2000 31,027,500.00 10000 3,103 3,200

9 Ponch 63 Ton RRT

RRT 27/11/2006 50,000,000.00 4350 11,494 11,500

10 Ponch 63 Ton Hitachi

KHS 02/29/2008 53,976,661.35 4695 11,497 11,500

11 Sand Blasting MBG 05/09/2002 10,750,000.00 2150 5,000 5,000

12 Slotter Nakabo 01/01/2001 16,530,000.00 8000 2,066 2,100

13 Turning (1) Mazak I 01/03/2000 23,868,449.35 10000 2,387 2,500

14 Turning (2) Mazak II 08/07/2002 25,023,032.25 10000 2,502 2,500

15 Turning (3) C0630 01/01/1999 5,000,000.00 10000 500 500

17 Welding (Mig & Tig)

Telwin 01/01/1999 18,747,500.00 12500 1,500 1,500

Sumber: Data Perusahaan

(68)

pesanan memerlukan biaya penyusutan mesin manufaktur sebesar Rp 7.639,00.

4. Biaya Subcount

PT. MBG PUTRA MANDIRI membebankan biaya subcount berdasarkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi suatu jenis produk yang selanjutnya memerlukan pengerjaan atau penambahan bahan baku dari perusahaan lain. Tarif subcount ditentukan oleh perusahaan yang ditunjuk/ dipercaya PT. MBG PUTRA MANDIRI untuk proses subcout.

Berdasarkan tabel II.4 diatas dapat diketahui jumlah biaya subcount yang diperlukan untuk memproduksi pesanan Valve D 25mm Bare ROP sejumlah 25 unit sebesar Rp. 8.892.500,00 yang artinya setiap unit pesanan memerlukan biaya subcount sebesar Rp 355.700,00.

5. Biaya Overhead (Produksi)

(69)

tahun berikutnya. Tarif upah per jam dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tarif upah per jam = Taksiran BOPS : 173 jam : 13 Tarif upah per jam = Rp 25.288.000,00 : 173 jam : 13 Tarif upah per jam = Rp. 11.244.12

Dibulatkan menjadi = Rp 12.200,00 Keterangan:

Taksiran BOPS : Taksiran BOPS tahun 2009 173 jam : Jumlah jam kerja dalam satu bulan

13 : Jumlah TKL (Tenaga kerja Sub. Bag. Manufaktur) Biaya overhead (produksi) kemudian dibebankan dengan cara mengalikan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan pesanan dengan tarif upah per jam.

Gambar

Tabel I.1 Mesin-mesin yang dimiliki oleh PT. MBG PUTRA
Gambar I.1 Aliran bahan dari material sampai produk jadi
Gambar II.1 Contoh Kartu Harga Pokok Pesanan
Tabel II.1 Klasifikasi Biaya Produksi Menurut Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

Menurut Cahyani (2015), full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi

Full costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya

Menurut Mifta (2016) [8] Full Costing merupakan penentuan harga pokok produk yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yaitu baiaya bahan baku, biaya tenaga

Menurut Mulyadi (2016:17), “ Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang

Mulyadi (2015: 17) menyatakan bahwa full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

Metode Full Costing Full costing ialah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan seluruh faktor biaya penciptaan ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya