PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PKn KELAS XI SMA N 1
PERCUT SEI TUAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014
SkripsiDiajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NATALIA E SIMAMORA NIM. 3103111057
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Natalia E. Simamora NIM 3103111057. “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas XI SMAN 1 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan penerapan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI SMAN 1 Percut Sei Tuan.
Lokasi penelitian SMA N 1 Percut sei tuan Kabupaten Deli serdang tahun pelajaran 2013/2014. Populasi adalah kelas XI IPA yang berjumlah 155 orang siswa. Dan sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 yang berjumlah sebanyak 40 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran inquiry sebagai sasaran utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada 2 yaitu tes hasil belajar dan lembar observasi dan angket.Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 pilihan yang berjumlah 40 soal. Penelitian tindakan kelas ini melaksanakan 2 siklus yaitu siklus I dan Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran inquiry. Pada siklus I peneliti menerangkan materi dengan model pembelajaran yang sama pada mata pelajaran PKn serta mengadakan pre test dan juga post test, dan di siklus ke II peneliti juga menerangkan materi dengan menggunakan model pembelajaran inquiry. Dan di akhiri dengan memberikan post test dengan instrument penelitian serta lembar pengamatan test hasil belajar.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada tes awal (pre test), jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang siswa (20%) sesuai dengan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu 75, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 32 orang siswa (80%). Pada siklus I telah menggunakan model pembelajaran inquiry, Jumlah siswa yang tuntas 26 orang siswa (65%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 orang siswa (35%). Dapat dilihat ada peningkatan hasil belajar siswa yaitu 18 orang. Kemudian pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 35 orang siswa (87,5%), sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang siswa (12,5%). Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas XI SMAN 1 Percut Sei Tuan tahun pelajaran 2013/2014.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Univesitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan
yang dihadapi terutama dari segi ilmu pengetahuan yang terbatas. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Deny
Setiawan, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
masukan dan bimbingan bagi penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari selaku manusia biasa tak luput dari kesalahan “Tidak
ada gading yang tak retak, kalau tidak retak, bukanlah gading, maka Tidak ada
manusia yang tidak punya kesalahan kalau tidak punya kesalahan bukanlah
manusia”. Oleh karena itu, penulis menyampaikan mohon maaf yang setinggi
-tingginya dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis baik moril dan maupun materil. Teristimewa penulis ucapan
terimakasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Ibunda Helminar Siahaan dan
Ayahanda Burman Simamora, yang terus memberikan motivasi, kasih sayang,
doa, serta perjuangannya untuk menguliahkan ananda sehingga ananda dapat
memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulisan proposal ini
penulis mengucapkan terimakasih banyak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan
studi di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Imu Sosial
4. Bapak Drs. Sugiharto, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Imu Sosial
5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial.
6. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
7. Bapak Parlaungan G. Siahaan SH.M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
8. Ibu Dra. Rosnah Siregar, S.H,M.Si sebagai Dosen Penguji Utama sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan saran dan petunjuk kepada
penulis
9. Bapak Drs. Halking,M.Si sebagai Dosen Penguji Utama yang memberikan
masukan dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi
10.Ibu Sri Yunita, S.Pd,M.Pd sebagai Dosen Penguji bebas yang memberikan
banyak masukan kepada penulis.
11.Seluruh bapak dan ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan beserta para staf administrasinya
yang memberikan bantuan dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
mata kuliah dibangku perkuliahan
12.Bapak Mulyadi, S.Pd,.M.Si selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Percut Sei Tuan
yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian
13.Bapak Iswandi,S.Pd selaku PKS bidang kurikulum SMAN 1 Percut Sei Tuan
yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian
14.Ibu Lesna Sembiring, S.Pd selaku guru bidang studi PKn serta bapak, ibu guru
SMAN 1 Percut Sei Tuan yang telah banyak memberikan bantuan dan
kerjasama yang baik selama penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut
15.Kepada seluruh siswa-siswi kelas XI IPA3 yang telah melakukan kerjasama
yang baik selama penulis melakukan penelitian dikelas tersebut
16.Terspesial buat keluarga abangda Rudi H Simamora, SE dan kakak ipar Laura
Rajagukguk, SE, dan kepada abangda Titus Darsono Simamora, SE, yang
telah memberikan saya motivasi,dorongan dan didikan baik secara moril
maupun materil hingga mengantar penulis sampai kejenjang sarjana, begitu
juga adik-adik saya yang tercinta Siti Dewi K. Simamora, Evalina Simamora,
Lamtiur Simamora dan Noel Irwan Simamora dan keponakan penulis Jeslyn
memberikan doa, dukungan dan motivasi, juga semangat sehingga dapat
menyelesaikan studi S-1 di Universitas Negeri Medan
17.Terimakasih juga buat abang/kakak tersayang Erni jureta Sianturi, S.Farm,
Gugun Bintang, SE, Rifka Situmorang S.Pd, yang selalu memberikan arahan,
doa, serta motivasi kepada penulis.
18.Dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat tercinta kost
Aspuaka Lopito Markasih, A.Md, Rajinda Bintang,ST, Boy Situmeang,
Wandi Manullang, Janji, Natal, Dedy, Gabriel Sagala, Natan Pangaribuan
serta Nantulang/Tulang Kost Aspuaka yang telah banyak membantu dan tak
lelah memberi motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
19.Terimakasih juga kepada kekasih tercinta abangda Emilius Manalu, S.Pd yang
setiap saat memberikan motivasi, dukungan, semangat dan doa yang tulus
terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
20.Teman-teman kelas reguler-A angkatan 2010, Fitri maria turnip, Riona
Simangunsong, Madonna Simanjuntak, Agnes sijabat, Triani Barus,Desi
Turnip, Dek Sandro Tua Bali, Rianto Simanihuruk, Melda Pakpahan. Loisa
Sipahutar, Rosmaida Sianturi serta seluruh teman-teman regular-A yang tak
bisa saya sebutkan seluruhnya
21.Teman-teman PPLT 2013 SMA N 2 Bandar, Robasa,Ruth Sinaga, Loranty
Simanjuntak, Fitri Ritonga, Armando Simarmata,Katrin Situngkir, Melvi,
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi
ini, penulis menyadari masih ada kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya
skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya dalam bidang
pendidikan.
Medan, Juni 2014 Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
2. Model Pembelajaran inquiry ... 11
3. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran inquiry ... 13
4. Teknik Model Pembelajaran inquiry ... 14
5. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran inquiry ... 15
7. Pendidikan Kewarganegaraan ... 18
8. Hakikat Hasil Belajar ... 20
B. Kerangka Berfikir ... 22
C. Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Lokasi Penelitian ... 25
C. Sampel ... 25
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 26
E. Desain Penelitian ... 28
F. Prosedur Penelitian ... 30
G. Jadwal Penelitian ... 33
H. Teknik Pengumpulan Data ... 33
I. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………38
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 38
B. Hasil Penelitian ... 38
C. Pembahasan Hasil Penelitian………..56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...65
A. Kesimpulan……….65
B. Saran………...67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Gambar 1 Skema Bagan Alur Kerangka Berfikir ... 23
DAFTAR LAMPIRAN 1. RPP Siklus I
2. RPP Siklus II
3. Instrumen Penelitian
4. Soal Siklus I pre test dan post test
5. Soal Siklus II
6. Lembar Jawaban Siklus I dan Silkus II
7. Hasil Pre test
8. Hasil Post Test Siklus I
9. Hasil Post Test Siklus II
10.Lembar Aktivitas Siklus I
16.Surat Izin Penelitian dari Jurusan
17.Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas
18.Surat Penelitian dari Dinas dan Olah Raga Kab. Deli Serdang
19.Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian
20.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian
21.Surat Keterangan Perpustakaan dari Jurusan PPKn
22.Kartu Bimbingan Skripsi
23.Pernyataan Keaslian Tulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia membutuhkan
pendidikan sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab
tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
demikian pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Menurut Purwanto (2000:9) “Pendidikan merupakan pimpinan yang diberikan dengan
sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar
berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. Maka berdasarkan pengertian diatas pendidikan
dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi dewasa yang mampu
hidup mandiri dan mampu bersosialisasi di lingkungan masyarakat.
Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat namun memerlukan
suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses
adanya pendidikan perkembangan suatu bangsa tidak akan terjadi. Oleh karena itu
perkembangan dalam bidang pendidikan dewasa ini semakin giat dilaksanakan. Dalam proses
pendidikan yang ada disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling
pokok, berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses
pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Menurut Buchori dalam Trianto, (2009:5) bahwa : “Pendidikan yang tidak hanya
mempersiapkan para siswanya untuk satu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari”. Masalahnya rendahnya hasil
belajar peserta didik tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh
pembelajaran tradisional, serta kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran
sehingga siswa sulit memahami pembelajaran PKn. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian guru lebih suka
menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktek, cukup menjelaskan
konsep-konsep yang ada pada buku yang diajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak
diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri
sendiri. Masalah ini hanya di jumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas. Oleh
karena itu, perlu menerapkan suatu model belajar yang dapat membantu untuk memahami
materi ajar dan aplikasinya dakam kehidupan sehari-hari siswa.
Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya,
karena guru memegang peranan dalam dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses pembelajaran merupakan suatu
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam proses tersebut
terkandung multiperan dari guru.
Untuk itu, sudah sepantasnya guru selalu membuat persiapan sebelum melakukan proses
belajar mengajar didalam kelas. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki
strategi belajar mengajar agar siswa yang diajar dapat belajar secara efektif dan efisien. Untuk itu
salah satu langkah yang harus dimiliki adalah penguasaan tehnik-tehnik mengajar yang baik agar
dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan model-model pembelajaran
secara bervariasi. Tugas guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Dalam praktek mengajar model yang baik
digunakan adalah model yang bervariasi dari beberapa model pembelajaran yang ada. Dengan
menggunakan model pembelajaran diharapkan siswa tidak merasa jenuh dalam belajar.
Dalam hal ini salah satu model yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar
disekolah, terutama dalam mata pelajaran PKn adalah model pembelajaran inquiry. Model
pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berfikir ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran ini peserta didik
lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
Penggunaan model inquiry pada pembelajaran PKn diharapkan peserta didik lebih mengerti dan
dapat dipahami. Peserta didik benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan
guru dalam pembelajaran dengan model inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Model inquiry adalah model yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang
telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang
Menurut Sanjaya (2006 : 19), “peran guru adalah sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu
membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan
baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah
dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa
seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab model pembelajaran ini
membuat siswa jenuh dan tidak kreatif, suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah
menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri memecahkan sendiri
masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai
motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan disini adalah siswa yang lebih berperan.
Berdasarkan hasil dari observasi peneliti di SMA N 1 Percut sei tuan salah satu faktor
yang membuat siswa merasa jenuh belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah cara mengajar
yang monoton. Hal itu membuat proses belajar mengajar menjadi kurang variatif dan siswa
kurang aktif dalam belajar dan hasil belajar siswa masih rendah dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Kesulitan belajar dapat bersumber dari dalam diri siswa, misalnya cara
penyajian materi pelajaran/suasana pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu model
pembelajaran inquiry dapat diangkat sebagai model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan
dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Kendatipun model ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring
peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru
menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Inquiry pada dasarnya
adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik
berfikir. Model ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Model ini menuntut peserta
didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata.
Dengan demikian, melalui model ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
yaitu Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran PKn Kelas XI SMA N 1 Percut sei tuan Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang diatas maka dapat di identifikasikan masalah sebagai
berikut:
1. Kekurangmampuan guru memilih strategi yang tepat dalam menyampaikan materi.
2. Perlunya motivasi dari guru untuk meningkatkan semangat belajar siswa.
3. Aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang masih rendah.
4. Pembelajaran PKn dikelas masih berjalan monoton.
5. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran
dan kondisi siswa.
6. Guru cenderung masih menggunakan cara mengajar konvensional dengan ceramah
sehingga siswa menjadi pasif.
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dan keterbatasan waktu
analisis hasil penelitian ini dapat dilakukan lebih dalam dan terarah. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Arikunto (2006:18). “Batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang
merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah yang
menjadi batasan dan fokus masalah dalam penelitian ini adalah
1. Kekurangmampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai terhadap
peserta didik pada mata pelajaran PKn.
D. Rumusan Masalah
Setiap peneliti harus memiliki rumusan masalah yang jelas dan masalah harus
konsisten dengan latar belakang dan ruang lingkup masalah. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Nasution (2007 : 18) “bahwa perumusan masalah merupakan hal yang
paling pokok dalam suatu penelitian”.
Masalah yang dijadikan pokok penelitian harus dirumuskan dengan spesifik, sehingga
tepat ruang lingkup dan batas-batasanya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas XI SMA N 1 Percut sei tuan?”
E. Tujuan Penelitian
Supranto (2004 :26) mengemukakan “ Tujuan penelitian adalah suatu penelitian
berkenaan dengan maksud peneliti melakukan penelitian terkait dengan perumusan masalah
dan judul”.
Setelah dilihat dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, dan
model pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn
kelas XI SMA N 1 Percut sei tuan”.
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian hendaknya manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan bagi instansi terkait khususnya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat
bermanfaat :
1. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan
pendidikan terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam upaya
meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran PKn.
2. Sebagai sumbangan teoritis bagi pengembangan pendidikan khususnya dalam model
pembelajaran pada mata pelajaran PKn.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru/pelajar dalam upaya mengatasi
kesalahan pemilihan model pembelajaran pada pokok-pokok bahasan dalam mata
pelajaran PKn.
4. Dapat menambah wawasan penulis dalam hal karya ilmiah khususnya tentang
pembelajaran dan sebagai informasi juga masukan bagi peneliti lain bila meneliti
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka ditarik keimpulan sebagai berikut:
1. Setelah diterapkannya model pembelajaran inquiry, hasil belajar PKn siswa
dikelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan semakin mengalami peningkatan.
Dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada test awal (pre test), dari 40 orang
siswa jumlah siswa yang tuntas adalah 8 orang siswa. Sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Maksimal (KKM), sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas
sebanyak 32 orang siswa. Pada siklus I telah menggunakan model pembelajaran
inquiry, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang siswa, sedangkan siswa
yang tidak tuntas sebanyak 14 orang siswa dan nilai observasi aktivitas siswa
siklus I ini ada sebanyak 12 orang siswa (30%) kategori baik, kemudian ada
sebanyak 22 orang siswa(55%) kategori cukup dan kategori aktivitas siswa
yang dinyatakan tidak baik sebanyak 6 orang siswa(15%).
2. Kemudian pada siklus II, rata-rata hasil nilai siswa semakin meningkat yaitu
perolehan siswa yang tuntas sebanyak 35 orang siswa sedangkan yang tidak
tuntas sebanyak 5 orang siswa dan Dan aktivitas siswa juga semakin meningkat
siswa(75%) dan kategori cukup sebanyak 8 orang siswa (20%), dan juga
kategori yang tidak sebanyak 2 orang siswa (5%).
3. Siswa kelas XI IPA 3 di SMA N 1 Percut sei tuan secara keseluruhan suka mata
pelajaran PKn, mereka menganggap mata pelajaran PKn penting dipelajari
walaupun tidak di ikutkan dalam Ujian Nasional (UN). Para siswa juga ikut
aktif dalam memecahkan masalah yang di bahas dalam materi yang di
sampaikan. Dengan begitu siswa juga menyatakan pendapat dengan
memberikan tanggapan, pernyataan dan pertanyaan, sehingga siswa tersebut
tidak lagi ragu-ragu dalam menyatakan pendapatnya ketika kegiatan belajar
mengajar berlansung.
4. Pada kegiatan belajar mengajar, guru jarang menggunakan model pembelajaran
yang menarik perhatian siswa. Hanya ceramah, tanya, jawab yang di
laksanakan didalam kelas hingga membuat siswa jenuh dan kurang semangat.
Dengan penggunaan model pembelajaran inquiry pada siswa dikelas XI IPA 3
di SMA N 1 Percut sei tuan membuat siswa semakin tertarik dengan mata
pelajaran yang disampaikan, dan siswa juga semangat dan antusias dalam
belajar, bukan hanya itu saja dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
5. Setelah diterapkannya model pembelajaran inquiry,wawasan siswa akan
semakin bertambah luas, dalam pembelajaran siswa juga dapat menyimpulkan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan siswa semakin mudah
memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang di kemukakan
sebelumnya, maka peneliti menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran PKn, agar dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik dan mampu meningkatkan hasil belajar dengan yang
diharapkan. Bukan hanya itu saja dengan agar dapat menggunakan penerapan
model pembelajaran inquiry,karena siswa terlihat semangat dan antusias dalam
pembelajaran PKn.
2. Kepada kepala sekolah agar membuat pelatihan lokakarya terhadap guru-guru
tentang ketrampilan dalam menggunakan strategi pembelajaran sehingga proses
pembelajaran akan berkembang.
3. Kepada seluruh siswa, agar bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, selalu berperan aktif selama kegiatan belajar berlansung, dan
biasakan membaca terlebih dahulu dirumah sebelum memulai pembelajaran
disekolah. Dan tetap selalu fokus dengan materi yang di bahas agar dapat secara
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Husin, Suady. 2010. Ilmu Kewarganegaran CIVICS. Medan: Laboratorium
Pendidikan Pancasila Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Nasution, S, 2007, Penelitian Ilmiah, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Pasaribu, Payerli. 2013. Pendidikan Kewaganegaraan. Medan: Unimed Press.
Purwanto,ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sanjaya,Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group
. Dr. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Supranto, J. 2004. Proposal Penelitian dengan Contoh. Universitas Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah. 2009. Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Yunita, Sri.2011.Pendidikan Kewarganegaraan Medan: Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Referensi dari Internet:
Herdian, Model Pembelajaran Inquiry, Sumber: http://herdy07.wordpres.com/2010
/05/27Model-pembelajaran-inkuiri, Diakses: Selasa 21 Januari 2014.
Nizbah, Model Pembelajaran Inquiry, Sumber: http://faizalnizbah.blogspot.com