• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH TEMA SEDEKAH MELAUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING KELAS V MI ISLAMIYAH KARANGPETIR KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH TEMA SEDEKAH MELAUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING KELAS V MI ISLAMIYAH KARANGPETIR KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

767

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH TEMA SEDEKAH MELAUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING KELAS V MI ISLAMIYAH KARANGPETIR KECAMATAN

TAMBAK

KABUPATEN BANYUMAS

Umi Syarifah

Email umiesyarifah86@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan siswa kelas V MI Islamiyah Karangpetir yang memiliki minat dan hasil belajar rendah yang berimplikasi pada respon dan kemampuan siswa saat proses belajar berlangsung. Implementasi model Problem Based Learning dapat menjadi salah satu cara dalam mengatasi masalah tersebut, khususnya pada mata pelajaran fikih tema “sedekah” di kelas V MI Islamiyah Karangpetir. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah meneliti bagaimana proses belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada tema “sedekah” dalam peningkatan hasil belajar siswa di kelas V MI Islamiyah Karangpetir. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model Problem Based Learning pada tema

“sedekah”.

Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengambil subjek penelitian dari siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa dengan KKM individual sebesar 75 dan klasikal sebesar 80 persen. Adapun teknik pengumpulan data terdiri dari observasi dan tes. Data hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis dengan memakai rumus persentase. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang dibagi menjadi beberapa tahapan meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru dengan persentase sebesar 71,9 persen pada siklus I dan meningkat pada siklus II dengan persentase 93,8 persen. Aktivitas siswa memiliki persentase sebesar 71,7 persen pada siklus I dan meningkat sebesar 96,4 persen pada siklus II. Pada siklus I, hasil belajar siswa sebesar 60 persen dan

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

768

meningkat menjadi sebesar 92 persen pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning pada tema tersebut cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan guru, keaktifan siswa, dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Hasil Belajar, Fikih

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai bentuk memanusiakan manusia pada jenjang sekolah dasar yang sangat penting dimana akan semakin berat tantangannya dimasa yang akan datang. Di era globalisasi yang penuh tantangan anak harus disiapkan untuk bisa menghadapi tantangan zaman dengan ilmu, iman dan takwa. Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan, salah satu aspek yang diperlukan yaitu sumber daya manusia. Guru sebagai profesi yang professional perlu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyampaikan pendidikannya.

Saat ini Indonesia masih menjadi negara berkembang belum menjadi negara maju, oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk lebih meningkatkan kualitas baik dari segi kualitas guru, siswa atau hasil pendidikan itu sendiri. Mata pelajaran fikih tema sedekah sangat ampuh untuk mencapai hasil belajar melalui latihan, semakin sering belajar berlatih tentang pengertian sedekah dan ketentuan sedekah pada tema 3 sehingga diharapkan siswa akan mampu membiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk meraih keberhasilan siswa harus belajar sehingga siswa mampu mendapatkan keberhasilan dan kemajuan yang maksimal dalam pencapaian hidupnya. Pada tema 3 tentang sedekah, terdapat 4 subtema yaitu pengertian

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

769

sedekah, dasar/dalil sedekah, ketentuan sedekah dan cara mempraktikan sedekah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tema sedekah terdapat beberapa indikator yang melatih siswa untuk berlatih disiplin dan berlatih bersikap peduli kepada orang lain. Dalam tema sedekah siswa dituntut untuk paham tentang pengertian sedekah dan dalil sedekah, ketentuan sedekah serta dapat mempraktikan sedekah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa di kelas V MI Islamiyah Karangpetir pada mata pelajaran fikih tema 3 tentang sedekah hasil belajar siswa memperlihatkan adanya hasil yang rendah. Ketika pembelajaran berlangsung, seringkali guru dalam menyampaikan materi dengan menggunakan buku pegangan siswa atau lks tidak menggunakan media pendukung lainnya seperti media power point atau melalui vidio pembelajaran yang relevan.

Kendala yang dihadapi anak pada proses belajar-mengajar ialah kurangnya perhatian dan respon siswa pada materi sedekah dan ketentuan sedekah yang disampaikan, sehingga mengakibatkan anak kurang memahami materi sedekah secara optimal. Oleh sebab itu, banyak didapatkan siswa kurang berhasil dalam belajarnya karena masih di bawah standar kriteria ketuntasan minimal belajar yang telah ditetapkan oleh sekolah. Diharapkan dengan adanya proses pembelajaran yang menggunakan metode pbl bisa mingkatkan hasil belajar siswa.

Pada proses pembelajaran tema 3 sedekah dan ketentuan sedekah di temukan siswa di kelas V MI Islamiyah Karangpetir terdapat kekurangan yaitu belajar siswa mengalami penurunan minat belajar, siswa mempunyai kelemahan daya pikir, dukungan dari internal (keluarga), tidak ingin berusaha,

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

770

dan rendahnya motivasi. Penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat bersumber dari dua faktor yaitu faktor internal seperti cara penyajian materi pelajaran atau suasana pembelajaran yang dibawakan oleh guru kurang menarik dan juga keterbatasan sarana di dalam kelas dan faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan di mana siswa bergaul, dan juga dari faktor keluarga yang memotivasi siswa saat proses belajar.

Dalam rangka meningkatkan rasa percaya diri dan hasil belajar siswa, peneliti memanfaatkan model Problem Based Learning (PBL) dengan tujuan lebih memudahkan siswa dalam memahami masalah-masalah di setiap proses pembelajaran karena siswa terlibat secara langsung. Keadaan pembelajaran yang didesain oleh guru dimaksudkan untuk melatih kepercayaaan diri siswa pada setiap kegiatan pembelajaran di mana terdapat permasalahan yang harus siswa pecahkan.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ialah salah satu dari banyaknya model pembelajaran yang memanfaatkan masalah sebagai titik dasar untuk mengakui sisi pengetahuan (Ibrahim M., 2005). Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menuntut siswa bersikap responsif ketika dihadapkan pada masalah nyata yang harus dipecahkan dan diselesaikan. Siswa diberikan permasalahan di awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru, kemudian selama proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, siswa mampu menyelesaikannya sehingga siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk laporan. Pada pembelajaran yang diawali dari masalah, siswa menelaah suatu konsep beserta prinsip sekaligus menyelesaikan masalah. Pembelajaran yang dimulai dari masalah yang nyata akan berdampak pada pemahaman siswa yang lebih

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

771

bermakna. Kemampuan dalam proses memecahkan masalah tidak hanya sekadar menambah pengetahuan, namun juga mengembangkan kemampuan dan cara kognitif untuk membantu siswa dalam menganalisis situasi yang tak terduga serta diharapkan mampu menghasilkan solusi atau penyelesaian masalah yang bermakna.

Hasil belajar adalah hasil dari proses pengajaran, di mana kita mengetahui keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan keberhasilan guru dalam mengolah kegiatan belajar mengajar menjadi efektif.

Dalam rangka memperoleh hasil belajar siswa yang tinggi, guru diharapkan mampu mengondisikan aktivitas pembelajaran berjalan secara efektif melalui pemanfaatan model dan media pembelajaran yang diperlukan serta dapat disesuaikan dengan materi belajar yang akan diajarkan sehingga hasil belajar bisa tercapai secara efektif dan maksimal. Penggunaan berbagai macam model pembelajaran tentunya akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk menangkap intisari dari setiap materi yang diajarkan oleh guru, khususnya berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang jitu bisa menumbuhkan rasa antusiasme bagi siswa terhadap pelajaran. Selain itu, hal ini juga memberikan kemudahan bagi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

METODE PENELITIAN

Adapun desain penelitian yang dipakai oleh penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), peneliti melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas (Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), 2008). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

772 Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS II

Perencanaan

jenis penelitian kualitatif di mana penyajiannya berbentuk deskripsi yang berbentuk kata-kata, peneliti menjadi instrumen substansif dalam kegiatan pengumpulan data (Kunandar, 2012). Penelitian ini mempelajari dan merefleksikan proses pembelajaran dengan memberi perlakuan atau tindakan yang sudah direncanakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi di dalam kelas.

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus. Tiap-tiap siklus ini terdiri dari beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan penelitian dalam setiap siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai pada akhirnya melahirkan ketuntasan nilai yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria penilaiannya.

Berikut ini penjabaran siklus dari penelitan tindakan kelas sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Uno, Lamatenggo, &

Perencanaan Refleksi

Dilanjutkan ke siklus berikutnya, bila Permasalahan belum tuntas.

Refleksi

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

773 Koni, 2011)

Pada proses pelaksanaan di setiap siklus dilakukan melalui beberapa tahapan. Pertama melakukan tahap perencanaan. Pada fase ini, peneliti mengembangkan rencana tindakan yang menggambarkan apa, mengapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana (Suhardjono, 2009). Tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran fikih materi sedekah adalah sebagai berikut: (1) menentukan bahan materi yang akan dipelajari (2) Membuat RPP sengan LKPD (3) mengembangan alat uji yang akan disampaikan pada akhir siklus. Tes disiapkan oleh peneliti dan meminta guru kelas untuk memberi pertimbangan (4) Menyusun format observasi siswa untuk memeriksa aktifitas siswa dan kemajuan belajar

Kedua penerapan tahap pelaksanaan. Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah implementasi atau tindakan. Implementasi yang akan diterapkan tergantung pada apa yang dirancang. Tindakan ini dilakukan secara sadar dan terkendali. (Suhardjono, 2009). Pada fase ini peneliti melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti kemudian melakukan siklus pembelajaran pertama dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Setelah pembelajaran pada siklus I selesai, peneliti melakukan tes berupa soal-soal tes, melakukan tindakan dari siklus I hingga siklus terakhir, kemudian melihat seberapa baik hasil yang dicapai siswa.

Ketiga melakukan tahap pengamatan (observasi). Observasi memiliki kemampuan untuk mendokumentasikan efek dari tindakan yang dilaksanakan sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada saat tindakan sedang berlangsung.

Pada fase ini, peneliti atau pengamat mencatat pada lembar observasi baik hasil

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

774

yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran, aktivitas siswa dan aktivitas guru sebagai peneliti pada saat yang bersamaan. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui alur proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas fikih bertema sedekah.

Keempat melakukan refleksi. Pada fase ini, peneliti meninjau dan menganalisis pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk catatan peneliti dan catatan pengamat. Jika hasil yang diperoleh pada siklus pertama belum optimal untuk tahap refleksi ini, peneliti melanjutkan ke siklus kedua. Hasil refleksi pada siklus I diinput dan diperbaiki pada siklus II.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur ketuntasan hasil belajar siswa serta untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pengelolaan proses pembelajaran di dalam kelas khususnya pembelajaran dengan memakai model Problem Based Learning (PBL) pada materi pelajaran dengan tema sedekah. Selain itu, penelitian tindakan ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berjalan.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, menghasilkan beberapa temuan terkait dengan proses kegiatan belajar.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada siklus I masih kurang. Selanjutnya dilakukan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil yang meningkat dan sudah tuntas. Hal ini sebagaimana dapat diketahui dari nilai yang didapatkan pada siklus I yaitu 60 persen (berkategori baik) dan nilai pada siklus II yaitu 92 persen (berkategori baik sekali). Dengan demikian, hasil

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

775

penelitian berupa data nilai tersebut menerangkan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan pengelolaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi sedekah berada pada kategori sangat baik. Aktivitas

guru dalam melaksanakan pembelajaran pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sudah terlaksana sesuai dengan rencana yang telah disusun pada RPP I dan RPP II

Adapun beberapa faktor yang mendukung keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran yaitu guru sudah mampu mengaitkan materi ketentuan sedekah dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru sudah mampu memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menyampaikan materi sedekah sekaligus mempraktikannya. Hal ini sesuai seperti apa yang dikemukakan oleh Dudung Rahmat Hidayat dan kawan- kawannya yaitu keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh motivasi belajar siswa. Apabila siswa memiliki motivasi intrinsik yang tinggi, maka keinginan belajar akan muncul dengan sendirinya dari dalam diri siswa itu sendiri (Dudung Rahmat Hidayat, dkk, 2007, 85).

Di samping aktivitas guru dalam pembelajaran, kegiatan siswa juga menjadi komponen yang harus dinilai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas pembelajaran siswa menggunakan model problem based leraning (PBL) bisa dikatakan efektif atau tidak. Ukuran baik atau tidaknya nilai yang didapatkan dari aktivitas belajar siswa juga sangat bergantung pada nilai yang didapatkan pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Hal ini dikarenakan guru memegang peranan penting sebagai penentu kesuksesan. Cece Wijaya dan kawan-kawan memberi pernyataan bahwa

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

776

keberhasilan seorang siswa sangat ditentukan oleh keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran (Cece Wijaya dkk, 1999, 224). Oleh karena itu, kesuksesan siswa sangat bergantung pada keberhasilan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami kenaikan, yaitu 60 persen (kategori baik) pada siklus I dan meningkat pada siklus II dengan persentase sebesar 92 persen (kategori sangat baik). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada tema sedekah berjalan dengan cukup baik dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di MI Islamiyah Karangpetir adalah 75. Seorang siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) apabila hasil belajarnya mencapai nilai 75 atau melebihi nilai KKM yang telah ditetapkan. Kemudian untuk mengetahui bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan hasil belajar, maka dilaksanakan tes. Menurut Slameto, hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan nilai rata-rata hasil tes yang diujikan dan tes hasil belajar itu sendiri yang meliputi seperangkat pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa yang bertujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa (Slameto, 1995). Dari perolehan hasil tes pada siklus I hanya sebanyak 15 siswa (60 persen) yang dapat mencapai ketuntasan individu. Apabila ketuntasan dilihat secara klasikal, siklus ini juga belum tuntas dikarenakan terdapat 10 siswa (40 persen) yang belum tuntas.

Pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa (92 persen)

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

777

sedangkan 2 siswa (8 persen) masih belum tuntas belajarnya. Dengan demikian, pada siklus ini proses pembelajaran sudah mencapai ketuntasan dengan kategori sangat baik, baik dilihat pada hasil secara individual maupun klasikal. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas V MI Islamiyah Karangpetir pada materi ketentuan sedekah dengan menggunakan model Problem Based Learning pada tema sedekah adalah tuntas. Siswanto Wahyudi dan Dewi Ariana mengungkapkan bahwa tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Peranan dari tujuan instruksional yang terdiri dari rumusan kemampuan serta tingkah laku siswa menjadi komponen penting sebagai landasan dan acuan penilaian. (Siswanto Wahyudi dan Dewi Ariana, 2016, halaman 47)

Terdapat 2 siswa yang masih belum tuntas berdasarkan hasil tes evaluasi. Jadi, 2 siswa yang masih belum tuntas ini mendapatkan perlakuan khusus dengan memberikan remedial terkait materi ketentuan sedekah disebabkan kedua siswa tersebut belum mendapatkan hasil maksimal ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, kurang perhatian dalam mendengarkan penjelasan dari guru, dan kurang aktif dalam kelompok.

Peneliti memberikan pesan moral terhadap siswa tersebut agar ke depannya dia lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan berhasil.

KESIMPULAN

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh skor nilai 71,9 persen atau berada pada kategori baik dan skor pada siklus II sebesar 93,8 persen atau berada pada kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi ketentuan sedekah

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

778 berada pada kategori sangat baik.

Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami kenaikan, yaitu sebesar 71,7 persen atau berada pada kategori baik di siklus I sedangka pada siklus II skor menjadi sebesar 96,4 persen atau berada pada kategori baik sekali. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas siswa kelas V di MI Islamiyah Karangpetir saat pembelajaran sedang berjalan dengan penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada materi ketentuan sedekah telah mencapai hasil yang optimal.

Hasil dari tes pada siklus I hanya sebanyak 15 siswa (60 persen) yang telah mencapai ketuntasan individu. Ketika melihat hasil pada ketuntasan secara klasikal di siklus ini juga belum tuntas dikarenakan ada 10 siswa (40 persen) yang belum tuntas. Setelah siklus II dilaksanakan, terjadi peningkatan hasil yaitu siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa (92 persen) dan 2 siswa (8 persen) masih belum tuntas belajarnya.

Penggunaan pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) diharapkan akan menjadikan cara mengajar guru lebih terampil dan guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran lebih bermutu dengan melibatkan keaktifan siswa supaya lebih responsif pada saat kegiatan pembelajaran berjalan. Guru menjadi lebih kreatif dalam memberikan motivasi belajar supaya siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga kemampuan serta pengetahuan siswa semakin meningkat dalam pembelajaran.

Implementasi pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) cukup membawa dampak yang positif terhadap kualitas kemampuan menangkap pelajaran dan prestasi belajar siswa. Ketika menggunakan model Problem Based Learning (PBL) diharapkan guru memiliki inisiasi yang bersifat kreatif dan

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

779

inovatif dalam pengelolaan pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin Yahya Al-Faifi. 2016. Ringkasan Fikih Sunnah. Jakarta: Beirut Publishing.

Al-Imam Zainuddin Abul ‘Abbas Ahmad bin ‘Abdul Lathif Az-Zubaidi. 2014.

Ringkasan Shahih Bukhari. Sukoharjo: Insan Kamil Solo.

Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Anas Sudjana. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Cartono. 2007. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Sains. Jakarta:

Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamzah B. Uno dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Haryono, Upaya peningkatan Interaksi Sosial. 2002. Jakarta: Gugus Press

Ibrahim dan M. Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:

University Press.

Ihya Ulumidin. Al-Qur’an&Terjemah Transliterasi Latin dilengkapi Waqaf&Ibtida’. Jakarta: Suara Agung.

Imam Al-hafidz Ibnu hajar Al-‘Asqalany. 2015. Bulughul Maram Five in One.

Jakarta: Noura Books PT Mizan Publika.

Imam An-Nawawi. 2015. Riyadus Shalihin,.Sukoharjo: Insan Kamil

Johar. Rahma. dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Kementerian Agama RI. Al-Qurr’an dan Terjemahnya dengan Literasi Arab- Latin.Surabaya: Pustaka Agug Harapan.

Kunandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga.

Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta Timur:

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

780 Bumi Aksara.

Muhammad Thobroni. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Yogjakarta: Redaksi Wahyu

Muslim Ibrahim. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Universitiy Press.

Nana Sudjana. 2003. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda karya

Rafli Zainal. Lustyantie Ninuk. dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa.

Yogyakarta: Garudhawaca.

Siswanto Wahyudi dan Dewi Ariana. 2016. Model Pembelajaran Menulis Cerita. Bandung: Remaja Rosda karya.

Sitiatava Rizema Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.

Jogjakarta: Diva Press.

Referensi

Dokumen terkait

Efek antimalaria yang ditimbulkan oleh pohon kayu susu diduga karena senyawa aktif yang terkandung di dalam kulit batang kayu susu yaitu flavonoid, saponin, dan

Penambahan dosis pupuk kandang ayam pada berbagai taraf perlakuan menjadi tidak berbeda nyata karena didalam tanah sudah terdapat kandungan nutrisi yang menunjang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pemahaman konsep mahasiswa yang diajar menggunakan

Kesimpulan penelitian ini adalah bobot potong, bobot karkas, dan bobot komponen karkas kambing Kacang lebih rendah daripada Kambing Peranakan Etawa, dan

Sampel, berupa air dan tanah, diambil di sepanjang aliran sungai (jalan Abdullah Daeng Sirua – Antang – Bantimurung, Maros).) dan selajutnya sampel dibawa ke laboratorim

Buku Teks Buku yang berisi uraian pada satu bidang ilmu tertentu, baik secara luas maupun secara mendetail yang dapat digunakan guru/dosen, siswa/mahasiswa, hingga para praktisi

(3) Faktor-faktor penentu kinerja petani: motivasi, kesempatan dan kemampuan petani dalam penerapan sistem agroforestri pada lahan kritis secara nyata dipengaruhi

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode perbandingan dengan cara melakukan pengujian laboratorium pada benda uji Marshall yang dibuat