• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PELAYANAN E-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DANPENCATATAN SIPIL KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PELAYANAN E-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DANPENCATATAN SIPIL KOTA MALANG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

821

STRATEGI PELAYANAN E-KTP

DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MALANG

Irsyadul Ibad1, Zaenal Abidin Mu’alim2, Ardhitya Ferdy Putra3, Universitas Muhammadiyah Malang

Irsyadul28@gmail.com,bibi210499@gmail.com, ardyferdy420@gmail.com

ABSTRAK

Pendataan Kartu Tanda Penduduk Elektronik merupakan program yang diselenggarakan oleh pemerintah yang didalamnya memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pelayanan Administasi Kartu Tanda Penduduk Elektronik di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang bahwa ditengah berbagai permasalahan proses pelayanan Kartu Tanda Penduduk Elektronik, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang telah berupaya membuat berbagai macam strategi yang mengedepankan aspek kecepatan, ketepatan, kemudahan, erta keadilan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Strategi yang diterapkan dengan cara mengembangkan struktur melalui manajemen optimal pembagian kerja, kolaborasi dengan tenaga kerja tambahan. Pengembangan prosedur melalui penyederhanaan persyaratan. Pembangunan infrastruktur dilakukan dengan penambahan peralatan pencetakan dan fasilitas layanan disetiap distrik pelayanan.

Kata Kunci : Strategi, Pelayanan Publik, e-KTP

ABSTRACT

Documenting the identity of an e-KTP Government published program which includes a security / control system both in terms of administration and information technology based on the national population database. This study to find out the Strategic Services for Electronic Resident Identity Card Administration Department of Population and Civil Registration Malang City that in the midst of various problems in the process of serving the Electronic Resident Identity Card, Department of Population and Civil Registration Malang City has tried to make various strategies that prioritize aspects of speed, accuracy, convenience, and justice. Data collection techniques in this study used observation, interview, and documentation techniques. Strategies are implemented by developing structures through optimal management of the division of labor, collaboration with additional workforce. Development of procedures through simplification of requirements. Infrastructure development is carried out by adding printing equipment and service facilities in each service district.

Keywords: Strategy, Public Service, e-ID

PENDAHULUAN

Setiap negara pasti mempunyai penduduk, karena penduduk mempunyai pengertian yaitu orang yang bertempat tinggal dalam wilayah suatu negara dan tunduk pada kekuasaan negara. Begitu pula dengan Indonesia, pasti juga mempunyai penduduk yang mendiami suatu wilayah di Indonesia. Pada mulanya penduduk Indonesia hanya terdiri dari orang-orang dari satu keturunan yang berasal dari satu nenek moyang. Dalam hal ini faktor terpenting adalah pertalian darah.

(2)

822 Akan tetapi wilayah Indonesia sekarang ini telah didatangi oleh orang-orang dari negara lain yang mempunyai nenek moyang yang lain pula.

Dalam UUD NKRI 1945 Pasal 26 ayat 1 yaitu : “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dalam hal tersebut tempat tinggal menentukan apakah seorang termasuk sebagai penduduk suatu negara. Ini dibuktikan dengan adanya sistem Administrasi Kependudukan atau sering kita kenal dengan sebutan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Kartu Tanda Penduduk tidak hanya memiliki fungsi sebagai data penduduk yang berdomisili di satu tempat, KTP juga berfungsi sebagai database yang digunakan dalam penentuan daftar pemilih tetap dalam pemilu. Kartu Tanda Penduduk juga memiliki kekuatan hukum tetap. Karena KTP juga digunakan sebagai tanda pengenal dalam berbagai permasalah hukum, contohnya dalam permasalah hukum keperperdataan pada saat seseorang ingin mendaftarkan perkaranya dipengadilan maka alat kelengkapan berkas perkaranya yang harus dimasukan salah satunya adalah Kartu Tanda Penduduk atau KTP.

Dalam implementasi Kartu Tanda Penduduk di indonesia masih memiliki beberapa kekurangan, salah satunya yaitu memberikan kesempatan untuk memiliki KTP lebih dari satu, karena KTP hanya berlaku di satu tempat domisili, maka jika seseorang berpindah tempat domisili dia harus membuat Kartu Tanda Penduduk yang baru namun Kartu Tanda Penduduk yang lama masih tetap berlaku. Dalam menyikapi hal tersebut pemerintah telah melakukan terobosan baru dalam bidang Sistem Administrasi Kependudukan yaitu dengan mengadakan pembuatan Elektronik Kartu Tanda Penduduk atau e-KTP.

E-KTP atau KTP Elektronik merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. E-KTP (Kartu Tanda Penduduk elektronik) merupakan program pemerintah untuk menggantikan KTP menjadi E-KTP, yang di dalam kartu tersebut terkandung chip dengan data sidik jari, tanda tangan, paspoto serta Nomor Induk Kependudukan (NIK).

(3)

823 Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi menjelaskan tentang fungsi utama e- KTP di antaranya, untuk mengefektifkan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik, meningkatkan keamanan negara, mempermudah mendeteksi pelaku teror, serta memudahkan aplikasi perpajakan. Esensi dari e – KTP merupakan salah satu bentuk identitas yang terprogram secara online dan sangat membantu untuk proses pengungkapan suatu tindak kejahatan, dengan mendapat petunjuk secara online melalui registrasi nomor identitas kependudukan (NIK) Selain itu e – KTP memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Belaku seumur hidup

Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau E– KTP adalah kartu identitas yang dimiliki penduduk Indonesia berbasis teknologi database kependudukan nasional.

Dalam hal ini data penduduk tidak hanya disimpan di kelurahan atau satuan kerja perangkat daerah terkait seperti dinas kependudukan dan catatan sipil tetapi tersimpan juga di dalam satu database nasional dan berlaku seumur hidup.

2. Tidak bisa dipalsukan

Kartu Tanda Penduduk Elektronik ini terbuat dari bahan PVC dengan pengamanan percetakan yang berlapis yaitu relief text, microtext, invisible ink, anti- copy design dan warna yang berpendar di bawah sinar ultraviolet. Di dalam e – KTP juga di tanam chip yang berisi berbagai data personal, yaitu sidik jari, iris mata, tanda tangan digital, dan data-data pribadi yang biasa tercantum di KTP. Chip ini menyimpan data pada setiap pemakaiannya dan memiliki antena yang akan mengeluarkan gelombang jika di dekatkan pada alat pendeteksi e – KTP. Dari gelombang ini dapat diketahui apakah kartu tersebut berada di tangan pemiliknya atau tidak. Jadi dapat dikatakan e – KTP memiliki sistem pengamanan berlapis yang tidak bisa digandakan atau dipalsukan.

Secara sederhana, e-KTP berasal dari kata elektronic-KTP, atau Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau sering disingkat e-KTP. Lebih rincinya, menurut situs resmi e-KTP, KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada basis data kependudukan nasional.

Elektronik Kartu Tanda Penduduk merupakan cara baru yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan membangun database kependudukan secara

(4)

824 nasional untuk memberikan indentitas kepada masyarakat dengan mengunakan sistem biometrik. Sistem biometrik yang ada didalamnya dapat terhubung kedalam satu database nasional, sehingga setiap penduduk hanya memerlukan 1 (satu) KTP yang berlaku secara nasional.

Eleketrnonik Kartu Tanda Penduduk ini ditempuh oleh pemerintah karena dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini berdasarkan pada Pasal 63 Ayat 6 Undang – Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang admnistrasi kependudukan yaitu Penduduk hanya diperbolehkan memilki 1 (satu) KTP. Selain itu, penyelenggaraan Elektronik Kartu Tanda Penduduk juga disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia secara nasional.

E-KTP digunakan untuk mempermudah pemerintah dalam mengambil data penduduk, karena dengan adanya E-KTP pemerintah bisa langsung melihat data dari E-KTP tanpa harus menunggu data yang harus disensus terlebih dahulu.

Dengan kata lain E-KTP bisa terbilang lebih efektif dan efisien dibanding dengan KTP konvesional. Dari segi pelaksanaan E-KTP mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai identitas diri

2. Berlaku secara nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal jika berpindah tempat tinggal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening bank, dan sebaginya

3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP

4. Terciptanya keakuratan data penduduk dalam mendukung gerakan pembangunan.

E-KTP banyak digunakan di negara-negara maju di eropa antara lain austria, belgia, Italia, finlandia, spanyol dan swedia. Sedangkan di asia E-KTP telah dilaksanakan di china dan India.

Menteri Dalam Negeri mengungkapkan pada situs resmi E-KTP bahwa Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) yang diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan E-KTP yang diterapkan di china dan india. e- KTP di Indonesia lebih komprehensif. Di cina, Kartu identitas elektronik (e-IC) nya

(5)

825 tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-IC hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedangkan di india, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID (Unique Identification Data), sedangkan di Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). UID diterbitkan melalui pendaftaran pada 68 titik pelayanan, sedangkan program e-KTP di Indonesia dilaksanakan di lebih dari 6.214 kecamatan. Dengan demikian, e-KTP yang diterapkan di Indonesia merupakan gabungan e-ID china dan UID india, karena e-KTP dilengkapi dengan biometrik dan chip. E-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP biasa/KTP nasional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya :

1. Identitas diri tunggal 2. Tidak dapat dipalsukan 3. Tidak dapat digandakan

3. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu atau pilkada (e-voting).

Selain itu, e-KTP juga memiliki beberapa perbedaan dari KTP nasional yang sebelumnya, perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 No. Jenis

KTP Karakteristik Teknologi Validitas/Verifikasi

1 KTP Nasional

Foto dicetak pada kartu

Tanda tangan/ cap jempol

Data tercetak dengan komputer

Tidak Berlaku nasional

Tahan lebih lama (tidak mudah lecek)

Bahan terbuat dari plastik

Nomor serial khusus

Gulloche

Pattrens pada kartu

Hanya untuk keperluan ID

Pemindaian foto dan tanda tangan/cap jempol

Pengawasan dan verifikasi

pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya

2 E-KTP

Foto dicetak pada kartu

Data tercetak dengan komputer

Berlaku nasional

Mampu menyimpan data

Bahan terbuat dari PVC/PC

Nomor serial khusus

Gulloche

Patterns pada kartu

Pemindaian foto dan tanda tangan/cap jempol

Pengawasan dan verifikasi

pengesahan dari tingkat terendah RT/RW dan seterusnya

Multi aplikasi

Diterima secara internasional

(6)

826

Data dibaca/ditulis dengan pembaca kartu (card reader)

Terdapat mikrochip sebagai media penyimpan data

Menyimpan data sidik jari biometrik sebagai satu identifikasi unik personal

Mampu menampung seluruh data

personal yang diperlukan dalam multi aplikasi.

Tidak bisa dipalsukan

Hanya satu kartu untuk satu orang

Tingkat kepercayaan terhadap keabsahan kartu sangat tinggi.

Diambil dari situs resmi e-KTP

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) mengamanatkan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warganya demi kesejahteraannya, sehingga efektivitas suatu sistem pemerintah sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia semua organ Negara seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota). Dalam hal ini dalam pembukaan Undang Undang dasar secara tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikan Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam hal ini dalam hal ini demi terciptantya kesejahteraan maka negara harus memberikan pelayanan terhadap masyarakatnya. Pelayanan pada umumnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk melayani dan menyediakan kebutuhan barang dan jasa pelanggan sehingga tercapainya rasa puas bagi para pelanggan (customer). Dari kepuasan masyarakat tentunya memiliki strategi yang digunakan Dispenduk Capil Kota Malang, yaitu suatu upaya taktis yang dilakukan aparatur atau lembaga pelayanan secara bertahap berdasarkan asas dan prioritas dan target waktu yang dibutuhkan. Tujuan untuk membangun sebuah kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggaraan pelayanan seiring dengan harapan seluruh warga negara dalam meningkatkan pelayanan publik di Indonesia. Dalam kehidupan bernegara, Pemerintah berfungsi sebagai pemberi pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu pemerintah yang baik (Good Governance) pemerintah

(7)

827 yang tugas, wewenang dan kewajiban secara terbuka (Transparan), efektif, efisien, akuntabel dan bertanggung jawab. Dengan demikian maka pelayanan umum yang dilakukan oleh lembaga-lembaga Negara (publik), atau lembaga swasta non pemerintah adalah pelayanan umumnya, sasarannya, hasilnya mengedepankan kepentingan umum.

Dalam memberikan pelayanan yang dimaksud merupakan dapat memberikan strategi yang tepat. Pelayanan diharapkan mampu menjadi salah satu poin untuk memberikan kepuasan dalam pelayanan yang diberikan.

Penyelenggaraan pelayanan publik sering dihadapkan pada tantangan kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan baik itu dalam perubahan kehidupan dibidang kehidupan masyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Serta adanya tantangan global yang dipicu oleh kemajuan dibidang pengetahuan, teknologi, informasi, komunikasi dan lainnya. Kondisi dan perubahan tersebut dengan cepat ditanggapi oleh pemerintahan indonesia yang bijak menyikapinya dengan melakukan beberapa langkah kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam mewujudkan tujuan pembanguanan nasional.

Dalam menanggapi hal tersebut dikeluarkan Undang-undang No 25 Tahun 2009 Tantang Pelayanan Publik serta aturan pelaksanaannya yang dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang sesuai dengan harapan dan yang di cita-citakan negara. Dengan tujuan untuk membangun sebuah kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggaraan pelayanan seiring dengan tuntutan dan harapan seluruh warganegara ataupun penduduk dalam meningkatkan pelayanan publik di Indonesia.

Pelayanan publik merupakan suatu rangkaian kegiatan atas pemenuhan kebutuhan dalam pelayanan sesuai peraturan yang ditetapkan bagi setiap warga negara dan penduduk atas palayanan administrasi yang disediakan oleh instansi pemerintah ataupun penyelenggara pelayanan publik. Dalam pelayanan publik Undang-Undang ini haruslah menjadi landasan bagi setiap birokrasi / penyelenggara pelayanan publik dalam memberikan pelayanan. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah berfungsi sebagai pemberi pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemahaman mengenai strategi pelayanan sangatlah

(8)

828 dibutuhkan oleh semua usaha, pelayanan erat dengan masyarakat yang akhirnya akan menciptakan kepuasan masyarakat dan loyalitas masyarakat terhadap ketentuan yang dibuat oleh Dispenduk Capil. Kepuasan masyarakat adalah faktor penting yang sangat bermakna untuk meningkatkan pelayanan yang berulang.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil kota Malang harus mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dilembaganya, mulai dari sarana, prasarana dan sumber daya manusia serta teknologi perangkat lunak lainnya.

Dalam pembuatan e-KTP dimana pemerintah harus ada perencanaan yang baik agar kegiatan yang direncanakan dapat berjalan dengan baik, teratur, dan dapat menciptakan suatu kegiatan yang efektif dan efesien. Pemahaman mengenai strategi pelayanan sangatlah dibutuhkan oleh semua usaha, pelayanan yang dekat dengan masyarakat yang akhirnya akan menciptakan kepuasan masyarakat dan loyalitas masyarakat terhadap ketentuan yang dibuat oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil. Kepuasan masyarakat adalah faktor penting yang sangat bermakna untuk meningkatkan pelayanan yang berulang. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil kota Malang harus mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dilembaganya mulai dari sarana, prasarana dan sumber daya manusia serta teknologi perangkat lunak lainnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian dengan metode deskriptif kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2007) mengartikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang membentuk data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian ini menjelaskan gambaran keadaan obyek penelitian berdasarkan fakta- fakta yang nampak sebagaimana adanya, dalam hal ini menggambarkan pelaksanaan kebijakan pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang. a) Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu penelitian pada bulan Januari 2018 sampai dengan Februari 2018 dengan lokasi yang diambil adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang dengan alamat di Perkantoran Terpadu Gedung A, Jl. Mayjen Sungkono, Arjowinangun,

(9)

829 Kedungkandang, Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang serta Perwakilan Dispendukcapil di KelurahanArjowinangun Kota Malang. b) Pengamatan dan Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang relevan dan lengkap, penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data. Adapun teknik- teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Observasi yaitu pengumpulan data dengan melihat atau mengamati secara langsung proses KTP di Kantor Dispendukcapil Kota Malang.

2) Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara dimana telah ditetapkan terlebih dahulu masalah dan pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak yang diwawancarai. Tujuan diadakannya wawancara dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi dan mengecek ulang data dari hasil observasi di Kantor Dispendukcapil Kota Malang.

3) Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan dengan mengambil data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan dokumen, buku-buku, jurnal ilmiah, dan hasil penelitian yang mengulas tentang Implementasi Kebijakan Publik di Disepndukcapil, cetak maupun online.

Yang tak kalah penting juga adalah sumber data tersier yang berupa catatan, artikel atau pemberitaan media, baik cetak maupun online yang banyak menyinggung tentang Pelayanan KTP di Kota Malang serta catatan lapangan seperti peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan publik Kota Malang. c) Analisis Data Analisis data menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Penelitian ini menggunakan metode analisis data menurut Miles Dan Hubennan yakni 1) Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data 'kasar' yang muncul

(10)

830 dan catatan-catatan tertulis di lapangan. 2.) Penyajian Data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif berupa matriks, grafik, jaringan, dan bagan 3) Verifikasi atau penyimpulan data, jika kesimpulan awal yang di asumsikan di awal yang bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan ketika ditemukan bukti- bukti yang kuat serta yang mendukung pada tahap selanjutnya. Sebaliknya, apabila kesimpulan yang di asumsikan pada tahap awal dapat didukung oleh buktibukti yang valid serta konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, sehingga kesimpulan yang di asumsikan merupakan kesimpulan yang kredibel.

KERANGKA TEORI ATAU TINJAUAN PUSTAKA III.I. Pelayanan Publik

Defiinisi pelayanan dan definisi publik secara terpisah. Pelayanan didefiniskan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok, atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Moenir mendefinisikan pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.

Pelayanan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, dapat juga dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Pelayanan merupakan pemecahan permasalahan antara manusia sebagai konsumen dan perusahaan/instansi sebagai penyelenggara pelayanan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengemukakan bahwa pelayanan adalah segala kegiatan pelayanan dalam bentuk barang/jasa sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan pelayanan publik adalah kegiatan atau aktivitas untuk memenuhi hak/kebutuhan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah atau instansi publik sebagai penyelenggara layanan terkait kepentingan publik untuk mencapai tujuan tertentu atau melaksanakan ketentuan perundang-undangan. Kemenpan Nomor 58 Tahun 2002 mengelompokkan tiga jenis pelayanan dari instansi pemerintah serta BUMN/BUMD.

(11)

831 Pengelompokan jenis pelayanan tersebut di didasarkan pada ciri, sifat serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu:

1. Pelayanan Administratif 2. Pelayanan Barang 3. Pelayanan Jasa

Pengertian E-Government

Menurut Bank Dunia (Samodra Wibawa 2009:113), E-Government adalah penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah seperti wide area Networks (WAN) internet, moble competing, yang dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah lainnya. Menurut The Worid Bank Group (Falih Suaedi, Bintoro Wardianto 2010:54), E-Government ialah sebagai upaya pemamfaatan informasi dan teknologi komunikasi untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas, transfaransi dan akuntabilitas pemerintah dalam memberikan pelayanan publik secara lebih baik.

Kemudian menurut Depkomenfo (Samodra Wibawa 2009:114), mendefinisikan E-Goverment adalah pelayanan publik yang diselenggarakan melalui situs pemerintah dimana domain yang digunakan juga menunjukkan domain pemerintah Indonesia yakni (go.id) Menurut Clay G. Weslatt (15 Agustus 2007) dalam website, E-Goverment adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempromosikan pemerintah yang lebih effisien dan penekanan biaya yang efektif, kemudian pasilitas layanan terhadap masyarakat umum dan membuat pemerintah lebih bertanggung jawab kepada masyarakat.

Sedangkan dalam buku E-Goverment In Action (2005:5) menguraikan E- Goverment adalah suatu usaha menciptakan suasana penyelanggaraan pemerintah yang sesuai dengan objektif bersama (Shared goals) dari sejumlah komunitas yang berkepentingan, oleh karena itu visi yang dicanangkan juga harus mencerminkan visi bersama dari pada stakholeder yang ada misalnya:

a. Memperbaiki produktifitas dan kinerja operasional pemerintah dalam melayani masyarakatnya;

b. Mempromosikan pemerintah yang bersih dan transparans;

c. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat meluli kinerja pelayanan public;

d. Menjamin terciptanya penyelengaaan negara yang demokratis;

(12)

832 Karena visi tersebut berasal “Dari, Oleh dan Untuk” masyarakat atau komunitas dimana E-Goverment tersebut diimplementasikan, maka masanya akan sangat bergantung pada stuasi dan kondisi masyarakat setempat. Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa E-Goverment adalah upaya untuk penyelanggaraan pamerintah yang berbasis elektronik dalam rangka mengingkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif dan efesien. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa E-Goverment merupakan proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu manjalankan sistem pemerintah secara efesien. Ada hal utama yang dapat kita tarik dari pengertian E-Goverment diatas, yaitu:

a. Penggunaan teknoligi informasi (internet) sebagai alat baru;

b. Tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan secara efektif, efesien dan produktif dalam penggunaan teknologi internet,seluruh proses atau prosedur yang berbelit-belit dapat dipangkas.

III.II. Pengertian Pengembangan E-Government

Pengembangan E-Government berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 adalah upanya untuk mengembangkan penyelenggaraaan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efesien. Untuk mengembangkan sistem manajemen dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi maka pemarintah harus segara melaksanakan proses transformasi E-government. Melalui pengembangan E- Government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan cara :

a. Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untukmengeliminasi sekat-sekat organisai dan birokrasi;

b. Membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah berkerja secara terpadu, untuk menyederhanakan akses kesemua informasi layanan publik yangharus disediakan oleh pemerintah.

Ada banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh pemerintah yang melaksanakan proses transformasi menuju E-Government, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder nya baik masyarakat maupun kalangan bisnis dan industri;

(13)

833 b. Meningkatkan transparansi, kontrol dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintah;

c. Mengurangi biaya administrasi relasi dan interaksi;

d. Memberiakn peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber pendapatan baru;

e. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat informasi yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi;

f. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai metra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara demokrasi.

Konsep E-Government berkembang di atas kecendrungan keinginan masyarakat untuk dapat bebas memilih bilamana dan dimana mereka ingin berhubungan dengan pemerintahnya, serta bebas memilih berbagai akses yang sifatnya tradisional maupun moderen yang mungkin mereka berinteraksi selama 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari dalam seminggu. Kemajuan teknologi informasi memang telah berubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, me - revolusi cara hidup masyarakat kian bergeser dari masyarakat indusri kepada masyarakat yang berbasis pengatahuan. Era informasi memberikan ruang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisasikan kegiatan pemerintah melalui cara-cara baru yang inovatif, transfaran yang lebih baik serta memberikan kenyamanan kepada publik dengan jalan memberikan pelayanan kepada publik yang terintegrasi, intraktif dan imaginatif.

III.III. Pelayanan Publik Berbasis e-Government

E-Government sebagai sebuah konsep memiliki prinsip-prinsip dasar yang universal, tetapi pengertian maupun penerapannya di sebuah negara tidak dapat dipisahkan dari sejarah, budaya, pendidikan, politik, dan kondisi ekonomi suatu negara. E-Government didefinisikan sebagai suatu mekanisme interaksi baru antara pemerintah dengan masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan, dimana pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi komunikasi dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik. E-Government merupakan salah satu komponen dari E-Governance karena government merupakan salah satu sektor dalam proses Governance yang muncul sebagai wujud dari adanya E-Government serta merupakan bentuk tata kelola terhadap implementasi E -Government. Pada E-

(14)

834 Government semua hal E-Governance di implementasikan dalam bentuk aplikasi dan layanan berbasis teknologi informasi, sedangkan E-Governance digunakan konsep pemanfaatan teknologi untuk mengatur jalanya pemerintahan dan perlu peraturan didalam pemerintahan.

Dengan kata lain E-Governance menjadi pengatur didalam menjalankan E- Government. Program e-KTP yang telah dijalankan di Indonesia merupakan salah satu contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan publik meskipun pelaksanaanya sendiri masih banyak mengalami kendala dan beberapa perbaikan.

Menurut Permendagri Nomor 9 Tahun 2011 tentang pedoman penerbitan kartu tanda penduduk berbasis Nomor Induk kependudukan secara Nosional dalam pasal 2 ayat (1) menjelaskan tujuan pemerintahan menerbitkan KTP Elektronik untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu penduduk yang memiliki kode keamanan dan rekaman elektronik data kependudukan yang berbasis NIK secara Nasional. Beberapa manfaat dari penggunaan E-ktp diataranya dapat menciptakan basis data kependudukan yang lengkap dan akurat, sehingga mampu mencegah adanya penduduk yang memiliki KTP lebih dari satu atau ganda, dan dapat dipakai sebagai kartu suara dalam pemilu/pilkada, serta mampu memecahkan suatu perkara kejahatan yang sulit seperti tindak pidana terorisme, pembobolan bank via ATM, dan tindak pidana lainnya. Jadi yang dimaksud dengan e-KTP ialah Kartu Tanda Penduduk berbasis NIK secara nasional yang dibuat secara elektronik dan berfungsi secara komputerisasi serta memiliki spesifikasi dan Format KTP Nasional, sebagai identitas resmi penduduk yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.

Strategi Peningkatan Pelayanan Publik Definisi strategi juga dikemukakan oleh Chandler yang menyebutkan bahwa strategi adalah penentuan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi, strategi merupakan suatu bentuk rencana, kebijakan, keputusan, tindakan, pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi di waktu mendatang. Dalam hal ini, strategi yang dilaksanakan oleh

(15)

835 organisasi publik sebagai penyelenggara pelayanan dalam pembuatan e-KTP yaitu Dispendukcapil Kota Malang.

Strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu agenda reformasi birokrasi, yang berpacu pada kenyataan buruk kondisi kualitas pelayanan dan sebagian besar ditentukan oleh kualitas sikap dan aparatur pemerintah yang tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab. Konsep yang ditawarkan para ahli untuk meningkatkan pelayanan publik cukup banyak dan salah satu diantara strategi tersebut yang cukup dominan, yaitu strategi Osborne dan Plastrik. Menurut Osborne dan Plastrik, peningkatan pelayanan publik di lingkungan birokrasi pada instansi pemerintah dapat dilakukan dengan menggunakan lima aspek strategi, yaitu:

1. Strategi Pengembangan Struktur Kerja Organisasi 2. Strategi Pengembangan Prosedur Pelayanan 3. Strategi Pengembangan Infrastruktur Pelayanan 4. Strategi Pengembangan Budaya Kerja Organisasi 5. Strategi Pengembangan Kewirausahaan

III.IV. Definisi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah Negara Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan KTP, tanda tangan pemegang KTP, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya. 2. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya

1. Definisi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Kartu Tanda Penduduk,

(16)

836 selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila dan peta wilayah Negara Republik Indonesia, memuat keterangan tentang NIK, nama, tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan KTP, tanda tangan pemegang KTP, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabat yang menandatanganinya.

2. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya

III.V. Pengertian Electronic Kartu Tanda Penduduk (e-KTP)

Pengertian Electronic Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) sebagai berikut:

“Electronic KTP adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan atau pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan Nasional”1.

Berdasarkan pengertian diatas bahwa electronic KTP merupakan suatu sistem berbasis teknologi yang dapat menyimpan data kependudukan dalam database yang tentunya memiliki keamanan dan pengendalian. e-KTP dapat dikatakan sebagai sistem yang terintegrasi untuk memberikan pelayanan berupa data kependudukan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam meningkatkan pelayanan publik. Electronic Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvesional di Indonesia yang memungkinkan sesorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia, fakta tersebut member peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap Negara dengan menduplikasi KTP nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk menghindari pajak, memudahkan pembuatan paspor, mengamankan korupsi, dan menyembunyikan identitas (misalnya para teroris dan penjahat lainnya). Maka

1 (Sumber: http://www.e-KTP.com/2011/06/hello-world].

(17)

839 dari itu penduduk wajib electronic KTP (e-KTP) berhak memperoleh electronic KTP (e-KTP) yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

(18)

838 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil dari dalam memberikan pelayanan mendapatkan kepuasan masyarakat karena dalam memberikan pelayanan lebih didekatkan dengan tempat tinggalnya tidak harus jauh-jauh datang ke Dinas karena sudah makan biaya transportasi, mengantri itu sudah menghabiskan waktu dan tenaga karena banyak kepentingan lain yang harus mereka urus dengan adanya jemput bola membantu mengatasi itu semua. Kepuasan masyarakat dalam pelayanan pembuatan e-KTP pada kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang merupakan suatu penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan aparatur penyelenggara pelayanan publik yang dibandingkan dengan hanya harapan atas pelayanan tersebut, dalam rangka pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bagi warga Negara dan penduduk atas pelayanan admnistrasi dalam pembuatan Kartu Tanda penduduk Elektronik (e- KTP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dari apa yang telah dilaksanakan oleh Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang masyarakat menerima dengan tangan terbuka dan merasa terbantu dengan apa yang telah Dinas sedikan untuk masyarakat.

Dinas mengetahui kalau apa yang sudah meraka laksanakan diterima dengan baik dan dengan tangan terbuka tentunya Dinas memiliki untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat dengan menggunakan Ceklis Cek Poin dan disebarkan disetiap pelayanan yang ada dan diberikan kepada masyarakat, penyebaran nya di Dinas maupun di Kelurahan. Sebanyak 589.662 warga Kota Malang sudah melakukan perekaman E-KTP. Sementara 76.439 orang masih belum melakukan perekaman. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang mengungkapkan, perekaman tersebut sudah mencapai 88,52 persen dari jumlah penduduk wajib e-KTP sebanyak 666.101 warga. Pihaknya terus membangun kesadaran warga untuk segera melakukan pencatatan, bahwa penting kepemilikan E-KTP.

Dari total jumlah penduduk Kota Malang sebanyak 890.233 orang, sementara yang seharusnya wajib e-KTP sebanyak 666.101 warga. Sebanyak 76.439 orang atau 11,48 persen masih belum melakukan perekaman atau belum memiliki e-KTP. Pasal 63 Undang-Undang ini juga Menegaskan penduduk Warga

(19)

839 Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP Elektronik (e-KTP). Sebagaimana dimaksud berlaku secara nasional.

Penduduk yang telah memiliki KTP-el seharusnya melanjutkan Pasal 63 Ayat (5) UU ini, wajib membawanya pada saat bepergian. Sementara itu pada Ayat 6 (enam) disbeutkan bahwa, penduduk hanya memiliki 1 (satu) KTPel.

“Pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan (dokumen resmi yang telah diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkandari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil) tidak dipungut biaya,” tegas Pasal 79 A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 ini. Adapun Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi sesuai UU ini meliputi: Keterangan tentang cacat fisik dan/atau mental, Sidik jari, iris mata, tanda tangan dan Elemen data lainnya yang merupakan aib seseorang.

Dimana Kepuasan Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bisa dibuktikan dengan mampu melakukan/memberikan sesuatu yang dicari oleh masyarakat sehingga pada tingkat yang cukup dengan melihat pelayanan yang memberikan kepuasaan pelayanan seperti:

1) Efektif

Berdasaran pengertian efektif adalah suatu pencapaian tujuan/target dalam batas waktu yang sudah ditentapkan tanpa sama sekali memperdulikan biaya yang sudah dikeluarkan.

2) Efesien

Pencapaian target dengan menggunakan input (biaya) yang sama untuk menghasilkan output (hasil) yang lebih besar.

Berdasarkan dari kedua pernyataan tersebut bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang sudah melakukan hal yang efektif berdasarkan dengan masalah yang dihadapai masyarakat yaitu waktu dan jarak yang sudah ditempuh, mengenai waktu Dinas melakukan pelayanan dalam waktu yang tidak memakan banyak waktu. Dan berdasarkan jarak Dinas sudah mendekatakan pelayanan dengan turun langsung kemasyarakat nya, Dari sisi kepuasan masyarakat merasa puas karena didekatkan tempat perekapaman dengan tempat tinggalnya tidak harus jauh-jauh datang ke Dinas karena dengan jauhnya lokasi sudah

(20)

840 memakan biaya transportasi,dan juga mengantri itu sudah menghabiskan waktu dan tenaga karena banyak kepentingan lain yang harus mereka urus selain proses perekaman, dengan adanya jemput bola membantu mengatasi itu semua. Sampai sejauh ini berdasarkan yang telah saya amati Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang tidak memungut biaya untuk kepengurusan e-KTP. Dari penelitian yang dilakukan Mengenai Strategi Pelayanan Administrasi e-KTP Dalam Kajian Kepuasan Pelayanan untuk Kesejahteraan Masyarakat sudah berjalan dengan baik sehingga sebaik apapun pelayanan yang telah di laksanakan butuh strategi yang lebih tepat lagi agar pelayanan itu terus berkembang menjadi lebih baik.

Faktor Pendukung Dan Penghambat Strategi Pelayanan Administrasi e- KTP Tidak diherankan lagi bahwa dari setiap pelayanan yang ada sudah pasti memiliki faktor pendukung dan penghambat yang dimana faktor pendung adalah faktor yang membangun strategi dari setiap pelayanan yang ada menjadi lebih baik lagi, Sumber Daya Manusia (SDM), Kerja sama, Komunikasi, Akses informasi dan Sarana-prasarana menjadi faktor yang mendukung terlaksananya Strategi Pelayanan Administrasi E-KTP di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang. Disamping faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Strategi Pelayanan Administrasi e-KTP ada juga faktor yang menghambat suatu pelaksanaan pelayanan administrasi e-KTP tersebut yaitu seperti yang di katakana oleh Bapak Drs. Sudarmanto, MM berdasarkan faktor internal dan eksternal. Dimana faktor internal nya menyebutkan kekurangan SDM. Seharusnya organisasi yang baik itu harus mampu bersaing dan mampu melakukan manajemen dan perencanaan disemua aspek perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan, diperlukan sumber manusia yang dibutuhkan baik itu secara kualitas atau secara kompetensi maupun kuantitas. Kebutuhan ini tentunya akan berubah sesuai dengan kondisi internal perusahaan maupun lingkungan eksternal.

Oleh karena itu perencanaan SDM diperlukan untuk menganalisis, meramalkan dan mengantisipasi isu-isu dalam ketersedian SDM sebelum menjadi permasalahan yang menghambat organisasi dalam pencapaian tujuan. sarana- prasarana seperti: peralatan mesin merupakan peralatan yang membentu proses menyelesaikan pekerjaan dikantor, misalnya alat tersebut digunakan untuk

(21)

841 mencatat, merekam, dan mengelola data-data, perabotan kantor, peralatan yang membantu dalam pelaksanaan proses pekerjaan di kantor serta peralatan atau perlengkapan lainnya. Merupakan bahan atau perlengkapan lain yang dapat menghasilakan sesuatu dari proses pekerjaan yang dilakukan, beserta waktu pelayanan.

Dari beberapa faktor di atas ketika saja ada yang kurang otomatis sangatsangat terganggu apalagi soal waktu ketika berada diluar kantor yang akan suatu waktu menghambat waktu pelayanan Faktor eksternalnya dari masyarakat itu sendiri sudah sadarkah mereka tentang pentingnya memiliki e-KTP. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat merupakan solusi untuk memberikan peningkatan wawasan tentang pentingnya e-KTP, dan meliliki jadwal tersendiri yang telah dirancang untuk terlaksana nya suatu kegiatan dengan baik. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat merupakan salah satu solusi untuk memberikan peningkatan wawasan tentang pentingnya e-KTP, dan meliliki jadwal tersendiri yang telah dirancang untuk terlaksana nya suatu kegiatan dengan baik. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang memahami persyaratan-persyaratan dalam pengurusan surat menyurat dan sesuai dengan perkembangan zaman maka pihak pegawai pemerintah dituntut untuk menguasi teknologi informasi sehingga proses kepengurusan pelayanan secara online bisa terlaksanakan dengan baik pula.

Dengan adanya penggencaran perekaman E-ktp yang dilakukan Pemkot Malang dengan program jemput bolanya dapat dilihat dengan antusias yang dilihatkan oleh masyarakat Kota Malang itu sendiri, dimana pada setiap pembukaan stan di beberapa titik ratusan warga mulai memadati anteran didepan mobil pelayanan, tak hanya mengajukan perekaman data dan pencetakan E-ktp, warga pun mengajukan perbaruan E-ktp yang sudah rusak. Sebenarnya walaupun program ini hanya untuk perekaman dan percetakan E-ktp terutama bagi warga yang pertama kali melakukan pengurusan E-ktp tapi Dispendukcapil Kota Malang tetap menerima pengajuan tersebut.

Dengan antusias warga yang sangat tinggi pihak Dispendukcapil tidak mengalami kendala yang berarti hingga jam kerja selesai, program jemput bola ini merupakan suatu program pemerintah saat pemenuhan waga negara dalam kepemilikan dokumen pendudukan, yaitu E-ktp, dengan diberikannya penyuluhan

(22)

842 mengenai pentingnya perekaman E-ktp tersebut warga menjadi menyadari atas pentingnya hal tersebut.

Strategi Pelayanan Administrasi E-KTP Dalam Kajian Kepuasan Pelayanan yang Ada Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang Guna mendukung Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (Adminduk), Pemerintah Kota Malang meluncurkan mobil pelayanan administrasi kependudukan, Mobil pelayanan ini nantinya akan berkeliling dan memberikan layanan jemput bola bagi warga masyarakat yang membutuhkan layanan administrasi kependudukan seperti KTP, akta kelahiran, akta kematian hingga akta cerai. Program ini sekaligus untuk melayani warga yang mempunyai aktivitas tinggi setiap harinya, dan bahkan layanan ini akan beroperasi. Tingginya aktivitas warga masyarakat menjadi salah satu pemicu terabainya kebutuhan administrasi kependudukan. Berdasarkan pada hal itulah Pemerintah kota Malang melalui Dispendukcapil meluncurkan pelayanan jemput bola. Jempul bola inilah yang menjadi strategi di Dinas Kependudukan DanPencatatan Sipil Kota Malang.

Adapun strategi peningkatan pelayanan meliputi:

1. Membuka loket pelayanan setiap hari

2. Melakukan pelayanan dengan mobil keliling 3. Melakukan perekaman door to door

4. Melakukan perekaman di event-event

5. Melakukan perekaman Wali Kota (Blusukan)

Dari kelima sasaran strategi yang dipilih oleh Dispendukcapil Kota malang tersebut menjadi Pisau Analisis yang digunakan peneliti dalam mengukur tingkat kepuasan pelayanan e-KTP. Selain itu implementasi strategi pelayanan diharapkan bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat yaitu menciptakan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah melalui penyedian informasi-informasi publik.

Pertimbangan peneliti memilih strategi Jemput Bola dikarena kan menyesuaikan data atau informasi terkait judul atau fokus yang diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dilapangan. Satu unit mobil keliling ini nantinya akan menyasar tempat-tempat keramaian seperti dikelurahan, pasar dan terminal, Berbagai kebutuhan warga terkait administrasi kependudukan, seperti KTP dan berbagai pelayanan lainnya akan dilayani dengan cepat, Peluncuran

(23)

843 program ini juga untuk mendukung Gerakan Indonesia Sadar Adminduk yang di canangkan oleh pemerintah pusat.

Selain warga tidak perlu mengantri lama di kantor Dispendukcapil, program ini turut meringankan beban kerja aparatur sipil negara di Dispendukcapil setempat. Melalui pelayanan jemput bola ini, maka diharapkan kebutuhan masyarakat akan administrasi kependudukan dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, hal ini untuk mendorong dan memudahkan warga dalam melengkapi kebutuhan kependudukannya. Pada dasarnya target dari pelayanan e-KTP yang Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang lakukan mulai dari usia 17 (tujuh belas) Tahun sampai lansia, pada intinya Warga Negara Indonesia (WNI).

Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil menegaskan memiliki e-KTP sangatlah penting untuk segala urusan kepengurusan administrasi dan sebagainya.

Membuat pengumuman lewat media cetak, media elektronik, radio, dan media sosial, mengadakan penyuluhan merupakan upaya supaya masyarakat bisa mengetahui segala kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dan akan dengan mudah mengaksesnya merupakan target dari pelayanan e-KTP. Pasal 63 Undang-Undang ini juga Menegaskan penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP Elektronik (e-KTP). KTP sebagaimana dimaksud berlaku secara nasional.

Penduduk yang telah memiliki KTP-el, lanjut Pasal 63 Ayat (5) UU ini, wajib membawanya pada saat bepergian. Sementara pada Ayat (6) disbeutkan, penduduk hanya memiliki 1 (satu) e-KTP.“Pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan (dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil) tidak dipungut biaya,” tegas Pasal 79 A Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 ini. Adapun Data Pribadi Penduduk yang harus dilindungi sesuai UU inimeliputi:

a) Keterangan tentang cacat fisik dan/atau mental b) Sidik jari

c) Iris mata

d) Tanda tangan; dan

(24)

844 e) Elemen data lainnya yang merupakan aib seseorang

di bawah ini merupakan beberapa mekanisme dinas kependudukan kota malang yamg telah di laksanakan dalam menjemput bola(mendatangi ke pusat kerumunan masyarakat ;

1. Jemput bola lapas lowokwaru

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malangmelakukan perekaman KTP elektronik kepada 100 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Lowokwaru, Kepala Dispendukcapil Kota Malang Dra. Eny Hari Sutiarny, MM secara simbolis menyerahkan surat keterangan pengganti KTP-El. Hal ini menunjukkan keseriusan Dispendukcapil Kota Malang dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat di Kota Malang.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut untuk mempersiapkan pesta demokrasi. Di mana syarat untuk bisa memberikan hak suara dalam pemilihan umum adalah identitas berupa KTP elektroniik.

Kepala Dispendukcapil Kota Malang Dra. Eny Hari Sutiarny, MM mengungkapkan jika warga binaan Lapas Kelas I Lowokwaru asal Kota Malang ada yang sudah melakukan perekaman KTP elektonik dan ada yang belum.Pada saat kegiatan tersebut dispendukcapil kota malang mendapatkan 100 orang warga binaan di Lapas Lowokwaru yang melakukan perekaman KTP elektronik Selain perekaman KTP elektronik, Dispendukcapil juga melakukan pengecekan geometrik kepada para warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Lowokwaru. Setelah diperiksa, kalau sudah benar nantinya akan dicetakkan surat keterangan.

Selanjutnya Kepala Lapas Kelas I Lowokwaru Kota Malang, Yudi Suseno mengatakan Lapas Lowokwaru saat ini ada sebanyak 3.038 WBP. Warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 2.899 orang, masing-masing terdiri dari Kota Malang 723 orang, Kabupaten Malang 1.123 orang, Kota Batu 108 orang, dan 945 orang berasal dari berbagai daerah lain.Warga binaan ini nantinya memiliki hak suara untuk menyalurkan aspirasinya pada pemilihan umum 17 April 2019 mendatang. Warga binaan yang belum melakukan perekaman KTP elektronik kami lakukan perekaman, harapannya saat pemilu 2019 nanti mereka bisa memberikan aspirasinya untuk memilih.

(25)

845 Gambar 1. Dispendukcapil Kota Malang

2. jemput bola balaikota

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang terus menggencarkan perekaman dan pencetakan KTP Elektronik dengan sistem jemput bola. Dispendukcapil Kota Malang membuka layanan di halaman depan Balai Kota Malang. Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji meninjau pelayanan Dispendukcapil Kota Malang di depan depan Balai Kota Malang. Dalam pelaksanaanya Tak hanya mengajukan perekaman data dan pencetakan KTP-El, warga pun mengajukan perbaruan e-KTP yang sudah rusak. Sebenarnya pelayanan ini hanya untuk perekaman dan pencetakan KTP-El, terutama bagi warga yang pertama kali mengurus KTP-El.

Program jemput bola merupakan salah satu program dari pemerintah, serta untuk pemenuhan warga negara dalam hal kepemilikan dokumen kependudukan yaitu KTP-El. Dinas kependudukan dan pencatatan sipil juga mensosialisasikan pentingnya KTP-El bagi warga, karena kartu identitas ini sangat vital serta multiguna dalam kehidupan. Kalau boleh saya bilang, semua warga wajib memiliki KTP-El agar jika melakukan berbagai aktivitas terlayani dengan baik, Selain sekolah dan pondok pesantren, kami juga menyasar dan melakukan jemput bola pelayanan perekaman KTP-El ke tempat-tempat strategis lain, seperti rumah sakit, kantor kepolisian dan kantor kelurahan. Pada pelayanan seperti hari ini, bagi warga

(26)

846 yang memiliki kesibukan, setelah melakukan perekaman data bisa meninggalkan lokasi dan KTP-El bisa diambil di kantor kelurahan domisili pada hari berikutnya

Gambar 2. Dispendukcapil Kota Malang

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang melakukan aksi jemput bola turun langsung di tengah masyarakat dengan menggelar pelayanan perekaman KTP Elektronik (KTP-El) di Pasar Wisata Tugu di area luar Stadion Gajayana, Stan pelayanan perekaman KTP-El Dispendukcapil Kota Malang di Pasar Wisata Tugu . Baru pertama kali digelar di kawasan Pasar Wisata Tugu yang ramai pengunjung karena waktu dan tempat bersamaan dengan event Car Free Day (CFD) di sepanjang Jl. Ijen, masih banyak masyarakat yang menanyakan seputar KTP-El dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kependudukan.

Kepala Seksi Pengelolaan Informasi, Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Dispendukcapil Kota Malang Drs. Sudarmanto, MM mengungkapkan sengaja menggelar perekaman KTP-El di kawasan luar Stadion Gajayana adalah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.Persyaratan untuk bisa mendapatkan KTP Elektonik sangat mudah, masyarakat tinggal membawa KTP lama dan fotokopi Kartu Keluarga (KK), langsung perekaman bisa kami lakukan,”Ditambahkannya, selain di Pasar Wisata Tugu, Dispendukcapil Kota Malang juga menggelar pelayanan perekaman KTP-El berkeliling kelurahan - kelurahan mengikuti program dua mingguan blusukan WaliKota Malang.

(27)

847

Gambar 3. Dispendukcapil Kota malang

KESIMPULAN

Dalam penjabaran pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa E-KTP merupakan langkah yang diambil oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan administrasi yang dimana berguna untuk dapat menghimpun basis data terpadu mengenai data penduduk seluruh Indonesia secara nasional, dengan adanya E-KTP juga mempermudah pemerintah dalam mengambil data penduduk, tanpa harus menunggu data yang harus disensu terlebih dahulu. Dengan begitu dengan adanya E-KTP pelayanan administrasi dapat diciptakan dengan memberikan strategi yang tepat dalam persaingan pengembangan era globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang sudah dibenarkan melalui Inpres No. 3 tahun 2003 mengenai pengembangan E- Government dimana upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan public secara efektif dan efisien.

Bagaimana dengan pelaksanaan E-Government yang ada di dinas Pencataan Sipil Kota Malang dalam melaksanakan realisasi pembuatan E-KTP pada masyarakatnya. Jika dilihat dari beberapa indikator penataan system manajemen dan proses kerja dilingkungan dinas Pencataan Sipil dapat diketahui bahwa pengoptimalan pemanfaatan kemajuan, teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat- sekat organisasi dan birokrasi dapat dilaksanakan dengan terbentuknya satuan jemput bola yang juga bekerja sama dengan dinas lain ataupun organisasi pemerintahan lainnya.

Hal ini dapat memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholdernya khususnya masyarakat dengan adanya satuan jemput bola yang di

(28)

848 tempatkan oleh Dispendukcapil Kota Malang diberbagai titik yang dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan proses perekaman E-KTP, dapat mempromosikan pemerintah yang bersih dan transparan dengan melakukan blusukan langsung menuju masayarakat dimana masyarakat juga dapat melihat langsung proses perekaman E-KTP yang dilakukan oleh Dispendukcapil Kota Malang, dapat meningkatkan proses kualitas kehidupan masyarakat melalui pelayanan publik dengan membangun strategi dari setiap pelayanan yang ada menjadi lebih baik lagi, serta dengan begitu dapat meningkatkan kerja sama, komunikasi serta akses yang dapat dilakukan Dispendukcapil Kota Malang untuk terlaksananya strategi pelayanan administrasi E-KTP, dapat mengenalkan dan menggunakan teknologi informasi (internet) sebagai alat baru guna meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kota Malang.

Dalam proses berjalannya strategi Pemerintah Kota Malang mengenai pembuatan E-KTP dengan menggunakan strategi jemput bole juga memudahkan masyarakat dalam egi ekonomi dimana salah satu hal yang terlihat adalah masyarakat Kota Malang tanpa perlu jauh-jauh hadir ke dinas pencatatan sipil untuk melakukan proses perekaman E-KTP yang memakan banyak tenaga dan uang cukup dengan mendatangi stand yang telah disiapkan oleh dinas pencatatan sipil Kota Malang terdekat.

Dengan berjalannya strategi yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang yang langsung terjun kepada masyarakat, sebanyak 589.662 warga Kota Malang sudah melakukan perekaman E-KTP. Sementara 76.439 orang masih belum melakukan perekaman. Dimana proses perekaman tersebut sudah mencapau 88,52 persen dari jumlah penduduk yang wajib melakukan E-KTP sebanyak 666.101 warga. Dengan hanya menyisakan 11,48 persen warga yang belum melakukan proses perekaman E-KTP dapat dikatakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang dapat melakukan strategi mereka dengan baik dan efisien sesuai dengan konsep dari E-Government.

(29)

849 DAFTAR PUSTAKA

Ardi Perdana, Agung Suprojo, Ach. Bardjan Saleh(2013). Efektivitas Pelayanan Program E-Ktp Pada Masyarakat JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962 Vol. 2, No. 2.

Desi Andelia Baunsele, Willy Tri Hardianto (2019). Proses Pelayanan E-Ktp Dalam Usaha Tertib Administrasi Kependudukan JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962Vol. 8 No. 1.

Dwiyanto, Agus. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.

Yogyakarta:Gajah Mada Press.

Hoedi Prasetyo, Wahyudi Sutopo (2017) Perkembangan Keilmuan Teknik Industri Menuju Era Industri 4.0 Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 ISSN: 2579-6429.

.Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UUP STIM YKPN

Maria Stella, Abd. Rohman(2019). Strategi Pelayanan Administrasi E-Ktp Dalam Kajian Kepuasan Pelayanan (Studi Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang) JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962Vol. 8 No. 2.

Nur Ayyul Hisbani, Musliha Karim, Ihyani Malik (2015). Penerapan Inovasi Pelayanan Publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Enrekang Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, Volume 1 Nomor 3.

Suko Wahyono, Budi Prihatminingtyas, Annisa Purwatiningsih (2019) Implementasi Pelayanan Administrasi Kependudukan Kota Malang.

Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan Vol 11 No 1

. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Venti eka satya (2018)Strategi indonesia menghadapi industri 4.0 Vol. X, No.

09/I/Puslit

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan share produksi dari sumber protein asal ternak akan berubah menyesuaikan dengan besarnya permintaan masyarakat untuk konsumsi daging, telur dan susu

Pengetahuan tentang pengaruh variabel-variabel karakteristik perusahaan terhadap struktur modal dan tingkat hutang yang paling tepat bagi suatu perusahaan sehingga dapat digunakan

Terakhir, Warga Kampung Tepi Sungai ini dapat mengurangi biaya transportasi, kemacetan di kota dan polusi transportasi Dan tetap diperlukan pengembangan lanjutan

Yang manakah antara berikut adalah alat bantuan untuk memantau kerja dalam proses. (4 Carta

Dari hasil tabel 3 diketahui bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap nilai produksi industri kecil tenun ikat di Kabupaten Jepara dan bahan baku juga

Berdasarkan ketiga peraturan guru di atas, guru diharapkan menngembangkan Publikasi )lmiah sebagai bentuk kegiatan dalam Pengembangan %eprofesian Berkelan(utan& Publikasi

Maksud pengertian evaluasi webometrics dalam penelitian ini dibatasi pada pengukuran indikator-indikator pemeringkatan webometrics yaitu size, visibility, rich files

Adapun fungsi merek menurut Kapferer (1997) dalam Tjiptono (2005, 21), diantaranya adalah; (a) Identifikasi, yang dapat dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk,