• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Penggunaan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Menentukan Keputusan Investasi Pada Saham Indeks JII Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisis Penggunaan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Menentukan Keputusan Investasi Pada Saham Indeks JII Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, Vol 3 (1) 2023 : 16-24, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.

Analysis of the Use of Capital Asset Pricing Model (CAPM) in Determining Investment Decisions on JII Index Stocks on the Indonesia Stock Exchange

Analisis Penggunaan Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Menentukan Keputusan Investasi Pada Saham Indeks JII Di Bursa Efek Indonesia

Novia Rahmawati

1

Desy Ria Sansitika

2

Kuspita Sari

3

Sylvia Oktaviani

4

Annie Mustika Putri

5

Universitas Muhammadiyah Riau noviarahmawati318@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membantu investor dalam memilih saham yang efisien dan tidak efisien, mengetahui saham mana yang memiliki return dan risiko optimal dan investor mengetahui metode CAPM dalam menentukan keputusan investasi yang terbaik. CAPM adalah model untuk memperkirakan pengembalian yang diperoleh atas sekuritas berisiko atau sebagai tolok ukur dalam mengevaluasi tingkat pengembalian suatu investasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sampel ditentukan dengan kriteria yaitu Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam indeks saham JII, Perusahaan yang sahamnya termasuk dalam saham indeks JII secara konsisten. Kriteria pemilihan dalam penelitian ini adalah memilih saham yang efisien dimana return individu > return yang diharapkan (Ri>ERi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 5 saham-saham perusahaan yang efisien yaitu BRPT, BTPS, ERAA, INCO, dan TPIA dan 25 saham-saham perusahaan yang tidak efisien.

Kata Kunci: CAPM, Beta, Saham, Indeks JII

ABSTRACT

This study aims to assist investors in choosing efficient and inefficient stocks, knowing which stocks have optimal returns and risks and investors knowing the CAPM method in determining the best investment decisions. CAPM is a model for estimating returns on risky securities or as a benchmark in evaluating the rate of return on an investment. Sampling was carried out by purposive sampling technique, the sample was determined by the criteria, namely companies listed on the Indonesia Stock Exchange included in the JII stock index, companies whose shares were included in the JII index consistently. The selection criteria in this study is to choose an efficient stock where the individual return is > the expected return (Ri>ERi). The results of this study indicate that there are 5 efficient company stocks, namely BRPT, BTPS, ERAA, INCO, and TPIA and 25 inefficient company shares.

Keywords: CAPM, Beta, Stocks, JII Index

(2)

17 1. Pendahuluan.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kategori Negara layak investasi, kondisi ini memungkinkan Indonesia mendapatkan investasi asing dalam jumlah besar. Hal ini tentu harus mendapatkan partisipasi dan antisipasi lebih dari para pemangku kepentingan, baik itu pemerintah maupun swasata. Pertumbuhan investor saham di Indonesia saat ini sudah menunjukkan hasil yang signifikan tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari pasar modal di Indonesia sangat baik karena sudah memberikan fasilitas yang lebih mudah bagi masyarakat yang tertarik untuk berinvestasi.

Seiring dengan perkembangan investasi saham di Indonesia ini, maka pasar modal di Indonesia juga memgalami berbagai perubahan. Pada awalnya indonesia hanya terdapat satu jenis pasar modal, karena adanya perkembangan sistem ekonomi syariah yang menunjukkan pertumbuhan bagus, muncullah instrumen saham syariah pada pasar modal Indonesia. Pasar modal di Indonesia dimulai sejak tahun 2017, diawali dengan lahirnya Reksa Dana Syariah, kemudian Bursa Efek Indonesia meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) dengan tujuan untuk memberikan pilihan kepada investor yang tertarik menanamkan modal nya secara syariah (Febrianti, 2018)

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan hukum syariah, sebelum masuk JII saham tersebut akan melalui proses penyaringan bertahap, kemudian dievaluasi secara berkala berdasarkan kinerja transaksi diperdagangan bursa dan rasio keuangannya. Jika tidak sesuai dengan syariah, maka akan dikeluarkan dan diganti menjadi saham lain (Oktaviani, 2017)

Dalam beinvestasi, para investor harus mampu melihat peluang investasi yang menjajikan, yang diharapkan nantinya investasi yang dilakukan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal dan sesuai harapan dari investor, dan dapat meminimalkan risiko yang mungkin dapat terjadi. (Hasan et al., 2019). Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk membantu investor dalam menentukan investasi dipasar modal. Salah satunya dengan menggunakan model-model keseimbangan dalam menentukan risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan suatu aset. Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan salah satu model yang dapat menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang. Capital Asset Pricing Model (CAPM) dapat memberikan prediksi antara hubungan resiko sebuah asset dan tingkat tingkat harapan pengembalian (expected return). Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Penggunaan CAPM diharapkan dapat membantu investor untuk menggambarkan kondisi pasar yang bersifat kompleks, serta memperkecil risiko investasi dan mengestimasi besarnya return yang diperoleh.

Semua investor melakukan pengambilan keputusan investasi berdasarkan pertimbangan antara nilai return ekspektasian dan deviasi standar return dari portofolionya, semua investor memimiliki cakrawala waktu satu periode yang sama, semua investor meminjamkan sejumlah dananya atau meminjam sejumlah dana dengan jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga beban risiko. Semua Investor yang rasional akan lebih memilih saham efisien yaitu saham yang memiliki return ekspektasi lebih kecil daripada return yang sebenarnya. Saham efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu, kemudian meminimumkan risikonya atau meminimumkan tingkat risiko tertentu, kemudian memaksimalkan return ekspektasinya (Tandelilin, 2010). Saham tidak efisien adalah saham yang harus dihindari karena saham tersebut memiliki tingkat pengembalian individu yang kecil dibanding dengan return yang diharapkan. CAPM juga dapat membantu investor dalam menghitung risiko yang tidak dapat diversifikasi dalam suatu portofolio dan membandingkannya dengan prediksi tingkat pengembalian (return).

Return dan risiko merupakan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki hubungan positif atau berbanding lurus. Semakin tinggi risiko yang dihadapi maka akan semakin besar

(3)

18

return yang akan diharapkan dan sebaliknya. Kemampuan untuk mengestimasi return suatu individual sekuritas merupakan hal yang sangat penting bagi investor. Risiko saham dalam CAPM diukur dengan beta (β). Dalam CAPM, tingkat pengembalian yang diharapkan [E(Ri)] ditentukan oleh tingkat pengembalian pasar (Rm), tingkat pengembalian bebas risiko (Rf), dan risiko sistematis (β). Tujuan utama penggunaan CAPM adalah memberikan prediksi yang tepat mengenai hubungan antara risiko suatu aset dengan return yang diharapkan, menentukan harga suatu aset dan sebagai dasar untuk menentukan kelompok saham yang dapat dipilih sebagai tempat investasi. Tingkat pengembalian pasar yang digunakan adalah tingkat pengembalian rata-rata dari kesempatan investasi di pasar modal (indeks pasar).

Penelitian ini diambil berdasarkan data yang tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya terhadap saham-saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) . Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pilihan investasi yang terbaik pada saham Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dilihat dari sisi risiko dan returnnya.

2. Tinjauan Pustaka Investasi

Menurut pandangan (Sukirno, 2017), investasi merupakan sebuah bentuk dari kegiatan menanam dan mengeluarkan modal, yang digunakan untuk bisa menambah barang keperluan baik dalam hal produksi. Barang produksi ini nantinya akan digunakan untuk perkembangan usaha dalam bidang ekonomi. Kriteria penilaian investasi untuk mengetahui kelayakan finansial suatu proyek infrastruktur bisa menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Annual Equivalen (AE).

Saham

Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seorang atau sepihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Return Investasi

Menurut (Jogiyanto, 2013), Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return investasi atau hasil investasi merupakan penghasilan (gain) atau kerugian (loss) karena turunnya nilai investasi pada suatu periode tertentu. Return umumnya ditulis dengan satuan persen (%) Menurutnya jenisnya return atau hasil investasi terdiri dari dua jenis, yaitu penghasilan berkala (income atau cash in flow) dan kenaikan harga (capital gain) produk investasi. Aturan atau konsensus yang umumnya diakui oleh orang adalah return berbanding lurus dengan risiko.

Semakin tinggi return artinya semakin tinggi risikonya dan semakin rendah return semakin rendah risikonya.

Risiko Investasi

Memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup kompleks. Risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Menurut Hartono dan Harjito (2002) bahwa risiko-risiko yang mungkin dihadapi investor tersebut antara lain:

1) Risiko Daya Beli (Purchasing Power Risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.

2) Risiko Bisnis (Business Risk)

(4)

19

Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar Bungan dan deviden.

3) Risiko Tingkat Bunga

Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat-surat berharga, sehingga biasanya harga surat berharga akan turun.

4) Risiko Pasar (market risk)

Apabila pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga saham akan mengalami kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga cenderung turun.

5) Risiko Likuiditas (liquidity risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

Capital Asset Pricing Model (CAPM)

CAPM merupakan suatu metode atau cara yang dikembangkan agar setiap investor atau pebisnis bisa membuat perkiraan kondisi keseimbangan dari risiko yang terdapat didalam setiap aset seimbang. CAPM mampu menjelaskan keterkaitan risiko dengan return yang memang diperlukan oleh perusahaan. Artinya, sebagai suatu metode keseimbangan harga aset modal, CAPM adalah salah satu indikator yang berguna untuk membuat prediksi hasil yang diinginkan dari suatu aset berharga. Didalam metode ini juga dikenal sebutan risiko sistematik dan risiko spesifik atau risiko yang tidak sistematik dan risiko spesifik atau risiko yang tidak sistematik.

Dalam pelaksanannya, CAPM adalah salah satu metode pendekatan asset pricing yang sangat simple. CAPM juga bisa dijadikan sebagai suatu dasar acuan bagi para investor untuk mengetahui gambaran berbagai kejadian di pasar aset berharga yang memang cukup kompleks dan sangat sulit untuk dipahami. Sehingga, ada banyak investor yang lebih memilih metode CAPM agar bisa menghitung return dari aset berharga yang dimilikinya

3. Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah membuat penggambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Sugiyono, 2013). Variabel yang diteliti yaitu Return saham dan risiko sistematis. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang konsisten masuk ke dalam Indeks saham JII di Bursa Efek Indonesia Periode Mei 2019- Mei 2020

Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Analisis penerapan metode CAPM dalam menentukan investasi dilakukan dengan cara :

a)

Mengumpulkan data saham yang masuk dalam Indeks saham JII pada periode tersebut yaitu data closing price pada akhir bulan.

b)

Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham.

Pt – Pt-1 Ri = ─────

Pt-1

c)

Menghitung tingkat keuntungan tingkat keuntungan pasar.

𝑅𝑚 =IHSG𝑡− 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1

d)

Menghitung Beta saham

𝛽 = ∑ = (𝑅𝑖−𝑅(𝑅̅̅̅)(𝑅𝑡 𝑚− 𝑅̅̅̅̅̅𝑚

𝑚− 𝑅̅̅̅̅̅)𝑚

𝑁𝑡−1

e)

Menghitung tingkat pengembalian bebas resiko (Rf) melalui BI rate bulanan

f)

Menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan menurut CAPME (Ri) = Rf + βi [E(Rm)-Rf] Penilaian saham berdasarkan tingkat pengembalian individu dan expected return diklasifikasikan sebagai saham efisien dan saham tidak efisisen.

(5)

20 4. Hasil dan Pembahasan

Indeks JII terdiri dari 30 saham yang dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan yaitu pada bulan Mei dan November.

Tabel 1- Perusahaan yang konsisten masuk dalam Indeks Saham JII Periode Penelitian No Kode

Saham

Nama Emiten 1 ACES Ace Hardware Indonesia

2 ADRO Adaro Energy

3 AKRA AKR Corporindo

4 ANTM Aneka Tambang

5 ASII Astra International

6 BRPT Barito Pacific

7 BTPS Bank BTPN Syariah 8 CPIN Charoen Pokphand Indonesia 9 CTRA Ciputra Development 10 ERAA Erajaya Swasembada 11 EXCL XL Axiata Tbk.

12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 13 INCO Vale Indonesia 14 INDF Indofood Sukses Makmur 15 INTP Indocement Tunggal Prakarsa 16 JPFA Japfa Comfeed Indonesia

17 JSMR Jasa Marga.

18 KLBF Kalbe Farma

19 MDKA Merdeka Copper Gold 20 MNCN Media Nusantara Citra 21 PGAS Perusahaan Gas Negara

22 PTBA Bukit Asam

23 PWON Pakuwon Jati

24 SCMA Surya Citra Media 25 SMGR Semen Indonesia 26 TLKM Telekomunikasi Indonesia 27 TPIA Chandra Asri Petrochemical 28 UNTR United Tractors 29 UNVR Unilever Indonesia

30 WIKA Wijaya Karya

Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)

Tingkat pengembalian saham individu dapat dihitung dengan cara mem- bandingkan harga penutupan saham (closing price) bulan ini dengan bulan kemarin dikurangi dengan harga penutupan saham bulan kemarin kemudian dibagi dengan harga penutupan saham bulan kemarin.

Tabel 2- Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri)

No Kode Emiten Ri

1 ACES -0,004937014

2 ADRO -0,004341726

(6)

21

3 AKRA -0,033021888

4 ANTM -0,01467843

5 ASII -0,028777614

6 BRPT 0,102431798

7 BTPS 0,019840401

8 CPIN 0,020524881

9 CTRA -0,020111344

10 ERAA 0,044504517

11 EXCL -0,00139037

12 ICBP -0,012569291

13 INCO 0,01346723

14 INDF -0,008637896

15 INTP -0,042126801

16 JPFA -0,035817505

17 JSMR -0,022508213

18 KLBF 0,004961203

19 MDKA 0,047101781

20 MNCN -0,010045206

21 PGAS -0,056493003

22 PTBA -0,033768253

23 PWON -0,041465957

24 SCMA -0,0293556

25 SMGR -0,005052953

26 TLKM -0,015647784

27 TPIA 0,063700404

28 UNTR -0,03592108

29 UNVR -0,008446771

30 WIKA -0,036023649

Pada tabel terlihat bahwa BRPT Barito Pacific 0,102431798 mendapat tingkat pengembalian saham individu (Ri) tertinggi sebesar. Sedangkan PGAS Perusahaan Gas Negara mendapat tingkat pengembalian saham individu (Ri) terendah sebesar -0,056493003

Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Pasar (RM)

Tingkat pengembalian pasar merupakan tingkat pengembalian yang didasarkan pada perkembangan indeks saham. Return pasar dihitung dengan cara mengukur selisih Indeks pasar JII pada bulan sekarang dengan bulan sebelumnya kemudian dibagi dengan IHSG bulan sebelumnya.

Tabel 3- Hasil Analisis Risiko Sistematis Masing- masing Saham Individu (βi)

No Kode Emiten βi

1 ACES 0,777873931

2 ADRO 1,302429131

3 AKRA 2,123727759

4 ANTM 1,98795506

5 ASII 1,648514336

6 BRPT 3,070733626

7 BTPS 2,492083692

8 CPIN 0,848559993

9 CTRA 2,739511955

10 ERAA 3,483663702

(7)

22

11 EXCL 1,574311919

12 ICBP 0,041003265

13 INCO 1,932816918

14 INDF 0,41284117

15 INTP 0,853052163

16 JPFA 1,301199617

17 JSMR 2,322000693

18 KLBF 0,861332152

19 MDKA 1,166241163

20 MNCN 2,056122351

21 PGAS 2,451622873

22 PTBA 0,092500473

23 PWON 1,926954169

24 SCMA 2,017899456

25 SMGR 1,721766725

26 TLKM 0,713178833

27 TPIA 3,056681912

28 UNTR 0,278202542

29 UNVR 0,215550661

30 WIKA 2,801298428

Jumlah 48,27163067 Rata-Rata 1,609054356

Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata βi bernilai lebih dari 1 (1,609 > 1) sehingga secara umum 30 saham perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki risiko sistematis yang tinggi dan cenderung aktif dalam merespon perubahan harga pasar.

Sebagai contoh adalah saham ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) memiliki βi terendah yaitu sebesar 0,041003265 yang menunjukkan bahwa saham tersebut memiliki risiko yang kecil, cenderung pasif dan kurang peka terhadap perubahan harga pasar. Sedangkan saham ERAA ( Era jaya Swasembada) memiliki βi tertinggi yaitu sebesar 3,483663702 menunjukkan bahwa saham tersebut memiliki risiko yang besar, sangat aktif dan sangat peka terhadap perubahan harga pasar.

Tabel 4- Daftar Saham Efisien dan Tidak Efisien

No Nama Emiten Kode

Emiten

Ri E(Ri) Evaluasi

Saham 1 Ace Hardware Indonesia ACES -0,004937014 1,10 Tidak Efisien 2 Adaro Energy ADRO -0,004341726 -1,62 Tidak Efisien 3 AKR Corporindo AKRA -0,033021888 -6,47 Tidak Efisien 4 Aneka Tambang ANTM -0,01467843 -6,12 Tidak Efisien 5 Astra International ASII -0,028777614 -3,82 Tidak Efisien

6 Barito Pacific BRPT 0,102431798 -3,81 Efisien

7 Bank BTPN Syariah BTPS 0,019840401 -7,00 Efisien 8 Charoen Pokphand Indonesia CPIN 0,020524881 1,01 Tidak Efisien 9 Ciputra Development CTRA -0,020111344 -9,52 Tidak Efisien 10 Erajaya Swasembada ERAA 0,044504517 -10,36 Efisien 11 XL Axiata Tbk. EXCL -0,00139037 -2,97 Tidak Efisien 12 Indofood CBP Sukses Makmur ICBP -0,012569291 4,92 Tidak Efesien

13 Vale Indonesia INCO 0,01346723 -4,45 Efesien

14 Indofood Sukses Makmur INDF -0,008637896 2,97 Tidak Efesien 15 Indocement Tunggal Prakarsa INTP -0,042126801 0,41 Tidak Efesien 16 Japfa Comfeed Indonesia JPFA -0,035817505 -2,01 Tidak Efesien

(8)

23

17 Jasa Marga. JSMR -0,022508213 -7,34 Tidak Efesien 18 Kalbe Farma KLBF 0,004961203 0,76 Tidak Efesien 19 Merdeka Copper Gold MDKA 0,047101781 0,01 Tidak Efesien 20 Media Nusantara Citra MNCN -0,010045206 -5,66 Tidak Efesien 21 Perusahaan Gas Negara PGAS -0,056493003 -8,69 Tidak Efesien 22 Bukit Asam PTBA -0,033768253 4,63 Tidak Efesien 23 Pakuwon Jati PWON -0,041465957 -5,53 Tidak Efesien 24 Surya Citra Media SCMA -0,0293556 -5,83 Tidak Efesien 25 Semen Indonesia SMGR -0,005052953 -3,81 Tidak Efesien 26 Telekomunikasi Indonesia TLKM -0,015647784 1,35 Tidak Efesien 27 Chandra Asri Petrochemical TPIA 0,063700404 -7,20 Efesien 28 United Tractors UNTR -0,03592108 3,61 Tidak Efesien 29 Unilever Indonesia UNVR -0,008446771 4,01 Tidak Efesien 30 Wijaya Karya WIKA -0,036023649 -10,25 Tidak Efesien Pengelompokan Saham-saham efisien dan Keputusan Investasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 5 saham-saham perusahaan yang efisien dan 25 saham-saham perusahaan yang tidak efisien. Kriteria dalam menentukan keputusan investasi yaitu memilih saham efisien, saham-saham yang mempunyai return individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Ri>ERi) sedangkan mengeliminasi saham tidak efisien yaitu saham yang mempunyai nilai return individu lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Ri<ERi). mempertimbangkan untuk membeli saham-saham tersebut, dan keputusan investasi yang dilakukan terhadap saham-saham tidak efisien / not good yaitu memper-timbangkan untuk menjual saham-saham tersebut.

Pembahasan

Pada dasarnya penelitian ini membuktikan bahwa Analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) mampu membantu para investor menentukan keputusan berinvestasi. CAPM membantu investor mengestimasi tingkat keuntungan yang diharapkan dengan memperhatikan sejauh mana risiko sistematis yang mungkin terjadi. Setiap investor memiliki karakteristik masing-masing untuk memilih berinvestasi diperusahaan mana. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa investor dapat menggunakan CAPM untuk menilai hubungan antara risiko dan return, dalam metode CAPM ini menggunakan beta sebagai alat ukur untuk mengukur hubungan antara tingkat pengembalian investasi dengan tingkat pengembalian pasar secara keseluruhan. Investor akan melakukan keputusan investasi dengan menganalisis portofolio dari suatu perusahaan. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan indeks tunggal, maka yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio efisien. Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan ekspetasi yang besar terkait risiko yang tertentu.

5. Penutup

Terdapat hubungan nonlinear antara risiko sistematis dengan tingkat pengembalian saham yang diharapkan. Sebagai contoh adalah saham ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) memiliki βi terendah yaitu sebesar 0,041003265 yang menunjukkan bahwa saham tersebut memiliki risiko yang kecil, cenderung pasif dan kurang peka terhadap perubahan harga pasar.

Sedangkan saham ERAA ( Era jaya Swasembada) memiliki βi tertinggi yaitu sebesar 3,483663702 menunjukkan bahwa saham tersebut memiliki risiko yang besar, sangat aktif dan sangat peka terhadap perubahan harga pasar. Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata βi bernilai lebih dari 1 (1,609 > 1) sehingga secara umum 30 saham perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki risiko sistematis yang tinggi dan cenderung aktif dalam merespon perubahan harga pasar. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 5 saham-saham perusahaan yang efisien dan 25 saham-saham perusahaan yang tidak efisien. Kriteria dalam menentukan

(9)

24

keputusan investasi yaitu memilih saham efisien, saham-saham yang mempunyai return individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Ri>ERi) sedangkan mengeliminasi saham tidak efisien yaitu saham yang mempunyai nilai return individu lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Ri<ERi). mempertimbangkan untuk membeli saham-saham tersebut, dan keputusan investasi yang dilakukan terhadap saham- saham tidak efisien / not good yaitu memper-timbangkan untuk menjual saham-saham tersebut.

Daftar Pustaka

Aditya, Rendhi dan Ririn Irmadariani. (2014). Analisis Risiko dan Return Saham dengan menggunakan metode CAPM untuk Menentukan Pilihan Berinvestasi pada Saham LQ45 di BEI. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.

Febrianti, S. (2018). Analisis Perbandingan Kinerja Indeks Saham Syariah dengan Indeks Saham Konvensional Periode 2015-2017 ( Studi Kasus pada JII dan LQ45 ). Proceeding Sendi_U, 2017, 546–551. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/sendi_u/article/view/6033 Hasan, N., Pelleng, F. A. O., & Mangindaan, J. V. (2019). Analisis Capital Asset Pricing Model

(CAPM) Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Berinvestasi Saham (Studi pada Indeks Bisnis-27 di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 8(1), 36.

https://doi.org/10.35797/jab.8.1.2019.23498.36-43

Jogiyanto. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Ketu). BPEE.

Oktaviani, R. F. (2017). Index Harga Saham Islamic Internasional terhadap Jakarta Islamic Index.

Jurnal Ekonomika Dan Manajemen, 6(1), 1–15.

https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/ema/article/view/334 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabet.

Sukirno, S. (2017). Pengantar Bisnis (Edisi Pert). Prenada Media.

Tandelilin, E. (2010). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. BPFE- Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan media audiovisual untuk pembelajaran memperbaiki Komputer di SMK telah dikembangkan berdasarkan lima tahap atau langkah utama sederhana yaitu tahap

Raharjo, Budi, Eko, 2013, Pendidikan Kecerdasan Spiritual Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan relevansinya dengan pendidikan Islam, (Thesis), Yogjakarta: UIN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Rendy Pratama Putra 2014

pengelolaan sampah kawasan permukiman tersebut merupakan paradigma lama yang tidak ada pengolahan sampah berupa pemilahan dan pemrosesan sampah di sumber timbulan. Sampah

Low ankle brachial index predicts new vascular events and functional outcome after 1 year in patients with non-cardioembolic stroke: our experience and review.. Gil-N u ~

Persepsi responden terhadap tingkat kenyaman RTH Universitas Lampung berkategori nyaman berdasarkan karakteristik pohon, kebersihan, dan keamananan pada semua Arboretum, sedangkan

Kemudian, data primer yang sudah diperoleh akan digunakan oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (model pembelajaran kooperatif tipe

Bahan Kimia Pengawalan Rapi Perubatan, Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan (Penggunaan dan Piawaian Pendedahan Bahan Kimia Berbahaya kepada Kesihatan) Peraturan 2000: Jadual 2.