~ERBEDAAN
KEMAMPUAN BERPIKlR KRITIS ANT ARA
1PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED DAN
1!
KONVENSIONAL SISWA SMP NEGERI 28 MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendid.ikan Matematika
Oleh:
MUJAMAN SARAGlli
NIM : 071188830022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
~ERBEDAAN
KEMAMPUAN BERPIKlR KRITIS ANT ARA
1PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED DAN
1!
KONVENSIONAL SISWA SMP NEGERI 28 MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendid.ikan Matematika
Oleh:
MUJAMAN SARAGlli
NIM : 071188830022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
~
i
\
1 .
PE~·
EDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA
P NDEKA TAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED DAN
ONVENSIONAL SISW A SMP NEGERI 28 ME DAN
Disusua dan diajulutn oleh
MUJAMAN SARAGIH
~:071188830022
, Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
'
1 Pada Tancpl7 Maret lOll dan Dinyatakaa Telah Memenabi
$alab Satu Syarat Untuk Meaaperoleb Gelar Magister Pendidikan
Petn~bing I,
Program Studi Prnclidikan Matetnatika
Menyetajui
Tun Pembimbing
Medaa. 7 Mam lOll
Pembimbing II,
~
I\
Mengetahui:
Ketua Progra,. Studi PenOidikan Matematilul
Lembar Peagesahan Tesis
I
PERSEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA
PE~EKATAN
PEMBELAJARAN OPEN ENDED DAN
K~NVENSIONAL
SISWA SMP
NEGERI 28
MEDAN
Peamtbiag I,
TESIS
Oleb:
~JJAMAM SARAGm
~:071188830022
Meda~ 7 Mam 201 J
Meayetujui
Tun Pe•bimbing
PembiJDbing II,
Dr. Wamintoa Raiagukgyk. M.Pd NIP. 19611005 198601 I 001
Mengetabui:
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Persetujuan Dewan Penguji
Ujian Tesis Magister Pendidikan
No
t.
2.
Nama
Prof. Dr. Sabat Saragib. M.Pd
NIP. 19610205 198803 t 003
Dr. Waminton Rajagukguk. M.Pd NIP. 19611005 1986 01 1 001
3. Prof. Dr. Parcaulan Siagiar.,
~
NIP. 19541019 1980111 0014. Prof. 0!". Bomoll Sinaga, M. Pd
NIP. 19610205 198803 1 003
5. Prof. Dr.Asmin, M,Pd
NIP. 19570804 198503 l 002
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
yang selalu memberikan kebijaksanaan, kekuatan dan melimpahan rahmatNya sehinga
tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penulisannya penulis banyak
menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan araban dan motivasi
Dosen Pembimbing dan Narasumber, istri dan anak-anakku, serta rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana akhimya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besamya kepada :
Bapak Prof. Dr. Sabat Saragih, MPd dan Bapak Dr.Waminton Rajagukguk, M.Pd.
selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan,
support dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Hum, Bapak Dr. Bomok Sinaga, M.Pd dan
BapakProf. Dr. Asmin, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak memberikan masukan
atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam
penyempumaan penulisan tesis ini.
Bapak Prof. Syawal Gultom,M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, dan
Bapak Prof.Dr.Belferik Manullang selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan
dan memberikan bantuan administrasi di Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini juga, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
kepada:
l. Bapak Prof. Dr.Sahat Saragih, MPd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan Bapak Dr.Hasratuddin, M.Pd., Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika, dan Bapak Dapot Manullang, S.E. sebagai staf Prodi Pendi~ikan
Matematika yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi
perkuliahan selama ini.
2. Bapak dan lbu dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika, yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis dalam menjalankan
tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis, khususnya lbu Dra. Ida Kamasih, M.Sc. Ph.D.
3. Bapak Kepala SMP Negeri 28 Medan Bapak Horas Pohan, S.Pd dan Bapak/lbu guru
yang memberi kesempatan dan dukungan kepada Penulis sehingga tugas-tugas sebagai
guru disekolah dapat terlaksana dengan baik.
4. Bapak Walikota dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan yang memberikan, ijin
belajar.
5. lbu Hairani Siregar, S.Pd, Bapak B.Napitupulu, S.Pd, lbu R.Samosir, S.Pd, lbu
M.Panjaitan, S.Pd dan Kodijah Ghozali, S.Pd guru SMP Negeri 28 Medan , yang
memberikan waktu dan pemikiran sebagai ternan sejawat yang mengobservasi penulis
selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Istri-istri tercinta Eresmawaty Pane (Almh), dan Erwana, SH dan kedua putriku yang
kubanggakan : Erisma Winda Saragih dan Emilda Ramadona Saragih yang telah
memberikan motivasi, bantuan moral dan material selama mengikuti perkuliahan dan
penulisan tesis ini.
7. Ayahanda Kisong Saragih (Aim) dan lbunda Bungarinta Damanik dan lbu mertua
yang senantiasa memberikan dukungan moral dan semangat selama mengikuti
perkuliahan dan penulisan tesis ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa PPs Prodi Matematika Angkatan XII
Eksekutif. Istimewa : Awaluddin Sitorus, Cut Latifah, Peri nainggolan, dan Mariati
Sinaga.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini
yang telah banyak memberikan motivasi maupun kontribusi dalam penyelesaian tesis
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan dari tesis ini,
untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritik yang bersifat
konstruktif untuk kesempumaan tesis ini. Penulis tidak dapat membalas semua yang
l
diberikan bapak/ibu serta saudara/i, kiranya Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih
memberikan rahmatNY A bagi kita semua. Akhir kata semoga basil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan pendidikan di masa kini dan yang akan datang.
Medan, Pebruari 2011
Penulis,
MUJAMAN SARAGIH
NIM: 071188830022
1
I1
-ABSTRAK
Mujaman Saragih (2011). Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis antara Pendeka/Jln
Pembelajaran Open Ended dan Pembelajaran Konvensional Siswa SMP Negeri 28 Medan
Tujuan dari penelitian ini adalah I) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
kritis siswa yang mengikuti pendekatan pembell\iaran open-ended dan siswa yang dil\iar
dengan pembelajaran konvensional. 2) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
kritis siswa yang memiliki sikap belajar tinggi dan siswa yang memiliki sikap belajar rendah. 3) untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan sikap belajar dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan studi quasi eksperimen di tingkat SMP dengan subjek populasinya adalah
siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Medan dengan mengambil 2 kelas sebagai sampel
(1enelitian yakni kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen dan VIII-D sebagai kelas kontrol.
Sampel dipilib secara acak dari 7 rombongan kelas bel~ar. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis
~swa pada pokok bahasan lingkaran, angket skala Iikert untuk mengetahui sikap belajar
tinggi dan rendah. lnstrumen tersebut dinyatakan telah memenubi syarat validitas isi, serta ltoefisien reliabilitas sebesar 0.736 dan 0.820 berturut•turut untuk kemampuan berpikir
kritis dan sikap belajar.
Hasil analisis (ANA VA) diperoleb basil penelitian yaitu: l) kemampuan berpikir kritis
siswa yang diajarkan dengan pendekatan open-ended berbeda secara signifikan
clibandingkan dengan siswa yang dil\iarkan melalui pendekatan pembelajaran konvensional
pada taraf signifikansi 5%. 2) kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki sikap belajar
tinggi berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap belajar
tendah. Besarnya nilai signifikan yang diperoleb dari ANA VA 0,001 < nilai taraf
signifikan 5%. 3) terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan sikap belajar
yang dimiliki siswa. Besarnya nilai signifikan yang diperoleb dari ANA VA 0.000 > nilai
taraf signifikan 5%. . .
Berdasarkan basil penelitian, maka peneliti menyarankan ·agar para guru matematika
disekolah dapat menggunakan pendekatan pembelajaran open ended dalam
pembelajarannya, dan dapat memperhatikan karakteristik siswa terutama sikap belajar yang
dimilikinya, karena pendekatan open ended dan sikap belajar adalah salah satu faktor
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
ABSTRACT
Mujaman Saragih (201l).The Differents of Critical Thinking Ability Between Open Ended Learning Approach and Conventional Learning of the Students of State Junior High School 28 Medan
The purpose of this study were 1) to determine differences in students' critical thinking skills that follow the open-ended approach to learning and students taught with conventional learning. 2) to assess differences in critical thinking skills of students who have studied attitudes of students who have a high and low learning attitude. 3) to determine whether there is interaction between the learning approach with an attitude of le$ning in influencing students' critical thinking skills. This study is a quasi-experimental study in junior high with the subject population was a class VIII student of SMP Negeri 28 Medan by taking two classes as a study sample that is class•C as a class VIII and VIII·D experiment as a control class. Samples were randomly selected from seven group classes to
learn. Instruments used to collect data in this study consisted of testing students' critical
th;inking skills on the subject of a circle, Likert scale questionnaire study to determine the attitudes of high and low. The instrument is deemed to have qualified content validity, and reliability coefficient for 0736 and 0820 respectively for the critical thinking skills and
learning attitude.
The results of the analysis (ANA VA) obtained the results of research are: 1) critical thinking skills of students taught with an open-ended approach differ significantly compared with students who are taught through the conventional teaching approach on the significance level of 5%. 2) critical thinking skills of students who have studied attitudes
differ significantly higher than students who have low learning attitude. The amount of
significant value gained from ANA VA 0.001 <the significant level of 5%. 3) there is
iliteraction between the learning approach with the attitude that students have learned. The
amount of significant value gained from ANA VA 0000> the significant level of 5%. Based on the results of the study, the.researchers suggest that school mathematics teachers can use open-ended learning approach in learning, and can pay attention to students
'characteristics, especially the attitude of learning that has, since the open-ended approach
and attitude to learn is one of the factors improving students' critical thinking skills.
DAFfARISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNY ATAAN ... .
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT... iii
KA TA PENGANTAR ...•.... ._... ... iv
DAFTAR lSI ... vii
DAFTAR TABEL... ... xi
DAFTAR GAMBARIBAGAN ... xiii
DAFTARLAMPIRAN ... ··· XV BAB I PENDAHULUAN ... , ... l A. Latar Belakang Masalah ... l B. Identifikasi Masalah •...•...•...•.... 9
C. Batasan Masalah ... l 0 D. Rumusan Masalah. ... IO E. Tujuan Penelitian ... 1 0 F. Manfaat Penelitian. ... ll BAB II KAJIAN PUSTAKA ... l2 A. Pengertian Berpikir Kritis ... l2 B. Komponen Berpikir Kritis ... l5 C. Berpikir Kritis Dalam Matematika. ... l9 D. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pembelajaran Matematika. ... 22
E. Pendekatan Open Ended ... 24
F. Soal-Soal Open Ended. ... 25
G. Pendekatan Konvensional. ... 28
H. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended ... .3l I. Teori Belajar Yang Melandasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended ... .33
J. Sikap Siswa Belajar Matematika ... .38
K. Penelitian Yang Relevan ... 42
L. Kerangka Konseptual.. ... 43
l.Perbedaan Berpikir Kritis Siswa Yang Diajarkan Dengan Pendekatan Pembelajaran Open Ended Dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional.. ... 43
2.Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Memiliki Sikap Belajar Tinggi Dan Sikap Belajar Rendah ... .47
3.Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Sikap Belajar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis ... 48
M. Hipotesis Penelitian ... .49
BAB III METODE PENELITIAN ... .50
A. Jenis Penelitian ... 50
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50
D. Mekanisme Dan Desain Penelitian ... .52
E. Variabel Dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... .53
F. Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakuan ... .54
G. Pengontrolan Perlakuan ... 55
H. Teknik Dan Instrumen Penelitian ... .58
I. Hasil Uji Coba Instrumen ... :::.:. ... 63
J. Teknik Analisa Data. ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 79
A. Deskripsi Data Penelitian ... 79
l. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang Diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Open Ended ... 79
2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang Diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional. ...•.. 80
3. Kemampuan Berpikir Kritis siswa yang memiliki Silcap BelajarTinggi... ...•... 81
4. KemamPuan Berpikir Kritis siswa yang memiliki Sikap Belajar Rendah ... 82
5. Kemampuan Berpikir Kritis siswa yang diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Open Ended dan memiliki Sikap Belajar Tinggi... ... 84
6. Kemampuan Berpikir Kritis siswa yang diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Open Ended dan memiliki Sikap Belajar Rendah ... 85
7. Kemampuan Berpikir Kritis siswa yang diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional dan memiliki Sikap Belajar Tinggi ... 86
8. Kemampuan Berpikir Kritis siswa yang diajar dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional dan memiliki Sikap Belajar Rendah ... 88
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data. ... 90
I. Uji Normalitas Data ... 90
2. Uji Homogenitas Varians ... 92
C. Pengujian Hipotesis ... 94
I. Hipotesis 1 ... 95
2. Hipotesis 2 ... 96
3. Hipotesis 3 ... 97
D. Keragaman Pola Jawaban Siswa Terkait Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... l05
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... ll3
F.
Keterbatasan Penelitian ...•. l 18BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... I20
A. Simpulan ...•... 120
B. Impilkasi.. ... l21
C. Saran ... 123
Daftar Pustaka ... l25
I
1
DAFTAR TABEL
[image:15.626.81.541.87.645.2]Hal am an
Tabel3.l Keterkaitan antara variable bebas, control dan terikat (tabel Weiner) ... .52
Tabel3.2 Kisi-kisi kemampuan berpikir kritis ... 61
Tabel3.3 Kisi-kisi Skala Sikap ... 62
Tabel 3.4 Hasil validasi perangkat pembelajaran ... 64
Tabel3.5 Hasil validasi tes kemampuan berpikir kritis ... 65
Tabel3.6 Hasil validasi tes sikap siswa ... 65
Tabel3.7 Uji validitas batir tes kemampuan berpikir kritis ... 68
Tabel 3.8 Uji Validitas Butir tes skala sikap belajar ... 69
Tabel 3.9 Klasifikasi indeks kesukaran ... 72
Tabel 3.10 Klasifikasi daya pembeda ... 73
Tabel 3.1 I Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett ... 75
Tabel3.12 AnavaDuaJalur ... 76
Tabel 3.13 Keterkaitan antara Rurnusan Masalah,hipotesis, Data, Alat Uji dan uji Statistik ... 78
Tabel4.1 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa yang di~ar dengan pendekatan pembelajaran open ended ... 79
Tabel 4.2 Distribusi .frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional... ... 81
Tabel4.3 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa yang memiliki sikap bel~ar tinggi ... 82
. Tabel 4.4 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa yang memiliki sikap belajar rendah ... 83
Tabel 4.5 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa yang diajar dengan pedekatan pembel~aran open ended dan memiliki sikap bel~ar tinggi.. ... 84
Tabel 4.6 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa
yang di~ar pedekatan pembelajaran open ended
dan memiliki sikap belajar rendah ... 85
Tabel 4. 7 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa
yang diajar dengan pedekatan pembelajaran konvensional
dan memiliki sikap belajar tinggi ... 87
Tabel4.8 Distribusi frekwensi Kemampuan Berpikir kritis siswa
yang diajar dengan pedekatan pembelajaran konvensional dan
memiliki sikap belajar rendah. ...•... 88
Tabel 4.9 Ringkasan basil uji normalitas sampul dengan
uji liliefors ( a=0,05 ) ... 91
Tabel 4.10 Ringkasan Uji Homogenitas Kelompok Data Pendekatan ... 92
Tabel4.ll Ringkasan Uji Homogenitas I<.elompok Data Sikap Bel~ar ... 93
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Homogenitas Varian Populasi Dengan Uji Bartlett .... 93
Tabel4.13 Ringkasan Hasil Perhitungan AnavaDuaJalur ... 95
Tabel4.14 Ringkasan Hasil Pengujian Perhitungan
Perbandingan Ganda ( Uji Scheffe ) ... 98
[image:16.612.81.529.82.644.2]DAFTAR GAMBAR
[image:17.617.84.533.84.656.2]Halaman
Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Diajar
dengan Pendekatan Open Ended... 80
Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Berpikir kritis Siswa Yang Diajar
dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional ... 81
Gambar 4.3 Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang
Memiliki Sikap Belajar Tinggi. ... 82
Gambar 4.4 Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang
Memiliki Sikap Belajar Rendah ... 83
Gambar 4.5 Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang diajar
Dengan Pendekatan Open Ended Dan memiliki Sikap Belajar Tinggi ... 85
Gambar 4.6 Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Diajar
Dengan Pendekatan Open Ended Dan Memiliki Sikap Belajar Rendah ... 86
Gambar4.7 Historam Kemampuan Berpikir Kritis Yang Diajar dengan Pendekatan
Pembelajaran konvensional dan Memiliki Sikap Belajar Tinggi.. ... 87
Gam bar 4.8 Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Diajar Dengan
Pendekatan Pembelajaran Konvensional Dan
Memiliki Sikap Belajar Rendah ... 89
Gambar 4.9 Sebaran Data Skor Kemampuan Berpikir Kritis Dari
Tiap Kelompok Sampel Terdistribusi Normal ... 91
Gambar 4.10 Sebaran Data Skor Kemampuan Berpikir Kritis Dari
Tiap Kelompok Sampel Terdistribusi Homogen ... 94
Gambar 4.11 lnteraksi Antar Pendekatan Pembelajaran Dan Sikap Belajar ... 97
Gambar 4.12 Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 1 ... 1 07
Gambar 4.13 Ragam Pola Jawaban Siswa Butir Soal No.3 ... .1 07
Gambar 4.14 Ragam Pola Jawaban Butir Soal Nomor 7 ... 1 08
Gambar 4.15 Ragam Pola Jawaban Siswa Butir Soal No.2 ... ... 1 09
Gambar 4.16 Ragam Pola Jawaban Siswa Butir Soal No.5 ... .II 0
Gambar 4.17 Ragam Pola Jawaban Siswa Butir Soal No.6 ... .Ill
Gam bar 4.18 Ragam Pola Jawaban Siswa Butir Soal No.4 ... :::.: •... .112
Gambar 4.19Ragam Pola Jawaban Siswa Butir Nomor 8 ... 113
[image:18.627.86.530.82.641.2]Lampiran-Lampiran:
Lampiran A: RPP dan·LAS ... l29
Lampiran B : Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Tes Sikap ... 177
Lampiran C : Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 181
Lampiran D : Data Skor Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Be1ajar Siswa, validitas, reliabilitas ... 183
LampiranE: Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Bel~ar Siswa., analisa data. .•...•...•...•.. \97
LampiranF: Pengujian Hipotesis ... 222
LampiranG: Data Skor Observasi Kegiatan Guru .•... 228
Lampiran H: Data Sikap Belajar Tinggi dan Rendah ... 230
Surat-surat.
I
1 "A. Lanar Belakang Masalab
BABI
PENDAHULUAN
Matematika sebagai suatu disiplin ilmu memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ilmu lainnya karena matematika bukan hanya pengetahuan tentang objek tertentu
tetapi juga menuntut cara berpikir untuk mendapatkan pengetahuan itu, matematika
menyajikan suatu cara bagaimana manusia itu berpikir. Soleh (1998) menyebutkan
bahwa ada lima ciri yang membedakan matematika dengan disiplin ilmu lain. Kelima
ciri matematika tersebut adalah objek pembicaraannya abstrak, pembahasannya
menggunakan tata nalar, konsep-konsepnya hirarkis dan konsisten, adanya perhitungan
dan pengerjaan (operasi), dan dapat dialihgunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping itu matematika sebagai ilmu dasar mempunyai peranan penting
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, ini terungkap dalam Kurikulum Nasional
(2004:6) bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah :
I. Melatih cara berpikir dan bemalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi , intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan qtaSalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Hal itu juga dinyatakan oleh Soedjadi (1999: 20) bahwa matematika sebagai
salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya mempunyai
berpikir sering diasosiasikan dengan aktivitas mental dalam memperoleh pengetahuan
dan memecahkan masalah. Kemampuan berpikir siswa berhubungan erat dengan
kegiatan belajamya (Surya, 1992:35). Hal senada juga diungkapkan oleh Ruseffendi
(1991: 94) bahwa, matematika penting sebagai pembimbing pola berpikir maupun
pembentukan sikap. Oleh karena itu salah satu tugas guru adalah untuk mendorong
siswa agar dapat belajar matematika dengan baik. Sementara kemampuan berpikir siswa
sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas hasil belajar yang diperolehnya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
Purwanto ( 1998) menyatakan berpikir merupakan daya yang paling utama, sedangkan
Poerwadarminta (1976) mengartikan bahwa berpikir sebagai penggunaan akal budi
manusia untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu, dan menurut Lupito
( 1996) berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud
tertentu. Maksud yang mungkin dicapai dari berpikir adalah memahami, mengambil
keputusan, merencanakan, memecahkan masalah dan menilai tindakan. Dari pendapat
diatas, tampak bahwa kata berpikir mengacu pada akal yang disadari dan terarah.
Berpikir kritis menurut Ennis (2000) adalah berpikir rasional dan reflektif yang
difoku~kan pada apa yang diyakini dan dikerjakan. Rasional berarti memiliki keyakinan
dan pandangan yang didukung oleh bukti yang standar, aktual, cukup, dan relevan.
Sedangkan reflektif berarti mempertimbangkan secara aktif, tekun, dan hati-hati segala
alternatif sebelum mengambil keputusan. Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
menuntut penggunaan berbagai strategi untuk dapat menghasilkan suatu keputusan
sebagai dasar pengambilan tindakan atau keyakinan.
I
,
Dalarn belajar matematika, kemarnpuan berpikir kritis merupakan kemarnpuan
untuk melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap informasi atau data yang
diperoleh (Olson, 1996). Narnun sebagaimana diketahui bahwa matematika bersifat
aksiomatik, abstrak, formal, dan deduktif. Wajar jika matematika termasuk mata
pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa pada umumnya. Kemarnpuan berpikir kritis
sangat diperlukan untuk memecahkan permasalaban matematika yang ada, sehingga
setiap siswa barus dibekali dengan kemarnpuan berpikir kritis yang baik, agar tujuan
pembelajaran matematika dapat tercapai.
Kemarnpuan berpikir kritis dapat membantu siswa membuat keputusan yang
tepat berdasarkan usaha yang cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan betbagai
sudut pandang. Bukan hanya mengajar kemarnpuan yang perlu dilakukan, tetapi juga
mengajar sifat, sikap, nilai, dan karakter yang menunjang berpikir kritis. Artinya,
anak-anak perlu dididik untuk berpikir kritis.
Dengan memahami kondisi kognitif anak dan kemampuan belajamya, bahwa
pendidikan untuk mendapatlcan kemarnpuan berpikir kritis secara bertahap hendaknya
sudah diberikan pada anak sejak masih usia muda. Selain untuk mempersiapkan mereka
di masa dewasa kelak, juga untuk membiasakan keterbukaan pada berbagai informasi
sejak dini. Sayangnya, kemampuan berpikir kritis bagi anak belum mendapat perhatian
yang serius di sekolah termasuk dalam pembelajaran matematika yang bertujuan untuk
mengarahkan anak-anak pada kebiasaan melakukan belbagai kegiatan tanpa mengetahui
tujuan dan mengapa mereka melakukannya. Kebiasaan ini sudah sering terlihat pada
anak-anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan pendidikan yang dibekali
kemampuan berpikir kritis.
Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak guru yang menuntut anak belajar
hanya menerima apa yang disampaikan kepadanya, memang sulit mengharapkan anak
mampu mengajukan jalan pikirannya sendiri. Mereka cenderung tampil sebagai individu
yang otomatis, melakukan hal-hal yang biasa dilakukan. ltu juga berlaku pada
pembelajaran matematika.
Sebagai contoh pemecahan masalah yang tidak memperhatikan kemampuan
berpikir kritis. Schoenfeld (dalam Takwin, 2002) melakukan suatu eksperimen kepada
siswa-siswa SD. Kepada siswa-siswa diberikan soal: "Kalau dalam sebuah kapal ada 26
ekor biri-biri dan I 0 ekor kambing, berapakah usia kapten kapalnya?" Hasilnya
'menakjubkan'; 76 dari 97 siswa 'memecahkan' masalah ini dengan menambah,
mengurangi, mengalikan atau membagi angka-angka tersebut. Mereka me~ dituntut
untuk memecahkan masalah tersebut sesegera mungkin sampai-sampai tidak berusaha
untuk memahami persoalan yang dihadapinya.
Untuk menghindari kondisi seperti itu, perlu usaha untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis anak, yang nantinya mengarahkan mereka menjadi
orang-orang yang mampu mengambil keputusan, berpikir, dan menghasilkan produk-produk
barn. Usaha yang sesuai dengan masalah dan kondisi saat ini adalah mengajarkan
mereka berpikir kritis.
Pembelajaran matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, dan bekerja sama yang diperlukan siswa dalam
kehidupan modern. Oleh karena itu pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang
penting untuk perkembangan kemampuan berpikir kritis dalam diri setiap individu siswa
agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Harris (1998) banyak
pemikiran yang dilakukan dalam pendidikan matematika formal hanya menekankan
pada keterampilan analisis, mengajarkan bagaimana siswa memahami suatu masalah,
mengikuti atau menciptakan suatu argumen logis, menggambarkan jawaban,
mengeliminasi jalur yang tak benar dan fokus pada jalur yang benar. Sedangkan
pembelajaran yang fokus pada penggalian ide-ide, memunculkan
kemungkinan-kemungkinan, mencari banyak jawaban benar dari pada satu jawaban kurang
diperhatikan.
Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbagai ilmu pengetahuan, maka kualitas pembelajaran yang diberikan oleh guru
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, dan pemilihan pendekatan
pembelajaran matematika yang tepat akan membuat matematika disukai oleh siswa.
Pembelajaran matematika di sekolah selama ini terutama di SMP nampaknya kurang
memberi motivasi kepada siswa dalam pembentukan sikap belajar matematika karena
siswa lebih banyak bergantung pada guru sehingga sikap ketergantungan inilah yang
kemudian menjadi karakteristik seorang siswa yang secara tidak sadar telah guru biarkan
tumbuh dan berkembang melalui gaya pembelajaran tersebut. Sehingga sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika di kelas kurang antusias untuk mengikutinya.
Padahal yang diinginkan adalah siswa memiliki sikap yang positif dan cara berpikir
yang mandiri, mampu untuk memunculkan gagasan dan ide yang kreatif serta mampu
menghadapi tantangan atau permasalahan yang sedang dan akan dihadapi. Sikap
tentang pelajaran Matematika adalah perasaan terhadap matematika, kesediaan untuk
mempelajari, dan kesadaran terhadap manfaat matematika.
Dalam proses pembelajaran matematika, selain kemampuan berpikir kritis
yang dimiliki siswa perlu juga adanya sikap positip terhadap mata pelajaran
matematika yang dipelajari. Dari uraian terdahulu sikap siswa SMP pada
,
I
~
umumnya negatif (tidak menyenangi) pelajaran matematika malah cenderung
membencinya. Sikap menurut Trow (dalam H.djaali : 2006,114) sebagai
kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang
tepat. Mental yang tidak siap cenderung akan menimbulkan kegelisahan, jenuh,
bahkan terjadi pemberontakan untuk menolak setiap apa yang disampaikan oleh
gurunya. Keadaan diperparah lagi dengan pendekatan metode yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran matematika. Kecenderungan guru hanya
mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan sikap mental peserta didik,
guru tidak memberikan respon untuk setiap individu, seperti yang dikemukakan
Gable (dalam H. Djaali : 2006; 114).
Sikap siswa dalam mata pelajaran matematika adalah persoalan menerima
atau sikap tidak . menerima (tidak suka) terhadap objek matematika.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Neale (dalam Saragih, 2007) sikap sebagai
ukuran suka atau tidak suka seseorang terhadap matematika yaitu
kecenderungan seseorang untuk terikat atau menghindari dari kegiatan
matematika. Siswa yang menerima berarti bersikap positif, sedangkan siswa
yang menolak matematika berarti bersikap negatif.
Dalam proses pembelajaran matematika sikap positif siswa sangat
diperlukan, dan salah satu cirinya adalah siswa gemar mengemukakan ide yang
baru untuk mempermudah alur pikir dari suatu problem. Sebaliknya apabila
siswa bersikap negatif akan menimbulkan kebosanan pemberontakan dalam diri
siswa, dan salah satu penyebabnya adalah pengalaman belajar dikelas yang
diakibatkan proses pembelajaran yang kurang menarik dari guru (F adjar Shadiq, ·
2008).
Seringkali siswa menjadi korban dan dianggap sebagai sumber penyebab
kesulitan belajar. Padahal mungkin saja kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa,
misalnya proses pembelajaran yang terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi
pelajaran, dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kemampuan berfikir kritis dan sikap siswa terhadap matematika cukup
memprihatinkan. Ada yang merasa takut, ada yang merasa bosan bahkan ada yang alergi
pada pelajaran matematika. Akibatnya siswa tidak mampu mandiri dan tidak tabu apa
yang harus dilakukannya sehingga prestasi siswa dalam pelajaran matematika selalu
tidak memuaskan.
Melihat kurangnya perhatian terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam
matematika beserta implikasinya, dengan demikian adalah perlu untuk memberikan
perhatian lebih dalam kemampuan ini dalam pembelajaran matematika saat ini. Hal
tersebut karena kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang sangat penting
dalam aktivitas pemecahan masalah yang merupakan aktivitas utama dalam matematika
seperti yang tertuang di Kurikulum Nasional (2004 : 6). Berbagai metoda pembelajaran
telah dikembangkan dalam upaya mengatasi dan mengeliminasi masalah pendidikan
yang terjadi di sekolah. Namun kenyataaannya masih banyak guru melakukan
pembelajaran konvensional di kelas. Sehingga basil pembelajaran tidak maksimal
mencapai tujuan. Dalam upaya ineningkatkan · kemampuan berpikir kritis diperlukan
suatu cara pembelajaran dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kemampuan
tersebut. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dapat
memberikan keleluasaan siswa untuk mengelll'bangkan kemampuan berpikir kritis
adalah pendekatan open- ended. Pernyataan ini didasari oleh pendapat Heddens dan
Speer (1995: 30) yang menyatakan bahwa konsep pendekatan open-ended
bermanfaat untuk meningkatkan cara berpikir siswa
Seringkali siswa menjadi korban dan dianggap sebagai sumber penyebab
kesulitan belajar. Padahal mungkin saja kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa,
misalnya proses pembelajaran yang terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi
pelajaran, dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kemampuan berfikir kritis dan sikap siswa terhadap matematika cukup
memprihatinkan. Ada yang merasa takut, ada yang merasa bosan bahkan ada yang alergi
pada pelajaran matematika Akibatnya siswa tidak mampu mandiri dan tidak tabu apa
yang harus dilakukannya sehingga prestasi siswa dalam pelajaran matematika selalu
tidak memuaskan.
Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan yang membantu
siswa melakukan pemecahan masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir
yang mungkin timbul selama proses pemecahan masalah. Pengertian pendekatan
open-ended menurut Shimada (1997: I) adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
suatu permasalahan yang memiliki metoda atau penyelesaian yang lebih dari satu.
Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan,
pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.
Dalam prosesnya pembelajaran ini menggunakan soal-soal open-ended sebagai alat
pembelajarannya.
Penelitian ini dimaksudkan adalah untuk melihat konstribusi sikap dan
~mbelajaran dengan pendekatan open-ended terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa dalam memecahkan masalah matematika dan memberikan bukti yang bersifat
empiris. Dalam memenuhi maksud tersebut maka penelitian ini mengambil judul
''Perbedaan kemampuan berpikir kritis antara pendekatan pembelajaran open-ended dan
kovensional siswa SMP Negeri 28 Medan"
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diidentiftkasi
beberapa masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan kemampuan
berpikir kritis siswa, antara lain: dalam menyelesaikan masalah, guru umumnya lebih
melihat (menilai) basil akhir dari pada proses penyelesaian masalah menuju basil akhir.
Padahal proses penyelesaian masalah menuju basil akhir merupakan cara berpikir dalam
mengembangkan berpikir kritis siswa. Guru masih beranggapan bahwa dengan
memberikan tugas yang banyak akan membuat siswa lebih terlatih dan meningkatkan
basil belajamya. Padahal pemberian tugas kepada siswa yang cukup banyak tanpa
memperdulikan kualitas dan bentuk tugas
8kan
membuat siswa semakin menjauhi danmembenci pelajaran matematika. Siswa masih belum terbiasa atau masih merasa takut
untuk berkomunikasi dengan guru untuk membicarakan materi matematika di kelas.
Masih ada guru yang dalam kegiatan pembelajaran jarang melibatkan siswa, guru masih
mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sehingga dalam menyelesaikan masalah
siswa menjadi kaku. Artinya penyelesaian masalah itu akan benar jika masalah
diselesaikan seperti yang dicontohkan oleh guru. Pembelajaran seperti ini membuat guru
kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh siswa sesuai dengan karakteristik
siswa. Salah satu karakteristik siswa yang berpengaruh dalam proses pembelajaraan
diantaranya adalah variabel kepribadian yaitu sikap belajar.
C. Batasan Masalab
Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah
sehubungan dengan kemampuan berpikir kritis siswa SMP dan faktor yang
mempengaruhinya, faktor tersebut adalah pendekatan pembelajaran dan sikap belajar
yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini pendekatan pembelajaran yang digunakan
nantinya adalah pendekatan pembelajaran open-ended dan pendekatan pembelajaran konvensional. Kemampuan berpikir kritis siswa dibatasi pada materi pokok bahasan
lingkaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Medan.
D. RlllltllsaD' Masalalt
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi .masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan menjadi sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan kemarnpuan berpikir kritis siswa yang mengikuti
pendekatan pembelajaran open-ended dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis yang memiliki sikap belajar
tinggi dan siswa yang memiliki sikap belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi- antara pendekatan pembelajaran dengan sikap- belajar
dalam mencapai kemampuan berpikir kritis?
E. Tujuan penelitiaa
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang objektif
tentang kemampuan berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran dengan
pendekatan open-ended. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah :
l. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti
pendekatan pembelajaran open-ended dan kemampuan berpikir kritis siswa yang
diajar dengan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang memiliki sikap
belajar tinggi dan siswa yang memiliki sikap belajar rendah.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
sikap belajar dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa.
F. Manfaat Peaelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara
teoritis dan praktis. Manfaat teoritisnya, antara lain:
I. Untuk meJllberikan dan melengkapi wawasan ilmu pengetahuan, khususnya
yang ~tan dengan pendekatan pembelajaran matematika di SMP.
2. Sumbangan pemikiran bagi guru, pengelola, ptmgembang dan
lembaga-lembaga pendidikan dalam melengkapi dinamika kebutuhan peserta didik.
3. Bahan pertimbangan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti
permasalahan yang sama.
Manfaat praktis, antara lain:
l. Bagi guru matematika, sebagai bahan pertimbangan dan informasi dalam
upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran matematika di SMP.
3. Upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam
hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian dan aplikasi teknologi
pembelajaran.
i
I j •
1
J
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan basil temuan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu
dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan faktor pembelajaran,
kemampuan berpikir kritis, sikap belajar siswa, kesimpulan-kesimpulan tersebut
adalah:
I. Siswa yang memperoleh pembelajaran berdasarkan pendekatan open ended
mempunyai kemampuan berpikir kritis yang berbeda secara signifikan
dibanding siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Dimana
rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pendekatan
pembelajaran open ended berada pada kualifikasi baik (17,29) berbeda secara
signifikan dibandingkan rata-rata kemampuan berpikir kritis yang
memperoleh pembelajaran konvensional (14,43).
2. Siswa yang memiliki sikap belajar tinggi mempunyai kemampuan berpikir kritis
yang berbeda secara signifikan dibandingkan siswa yang memiliki sikap belajar
rendah baik pada pendekatan pembel~Varan open-ended maupun pada pendekatan
pembel~Varan konvensional. Dimana rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang
memiliki sikap bel~Yar tinggi dengan rata-rata 18.04 berbeda secara signifikan
dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap belajar rendah dengan rata-rata
13,68.
3. Terdapat interaksi antara pendekaan pembelajaran dengan sikap belajar terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Siswa yang memiliki sikap belajar tinggi dengan pembelajaran berdasarkan
pendekatan open ended mempunyai kemampuan berpikir kritis yang tidak berbeda
secara signiftkan dibandingkan siswa yang memiliki sikap belajar tinggi dengan pembelajaran konvensional.
5. Siswa yang memihlci sikap belajar rendah dengan pembelajaran berdasarlcan pendekatan open ended mempunyai kemampuan betpikir kritis secara signifikan lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap belajar rendah dengan
pembelajaran konvensional.
6. Pola dan ragam jawaban siswa pada kelompok yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan _ pembelajaran open ended lebih bervariasi dan sistematis dibandingkan dengan kelompok yang memperoleh pembelajaran konvensional.
B. Implikasi
M8salab peningkatan kemampuart betpikir kritis bukanlah persoalan yang
sederhana. Ada banyak faktor yang berpengaruh dan bersifat kompleks terbadap kemampuan berpikir kritis. Ada dua faktor diantaranya yang berpengaruh terbadap kemainpuan berpikir kritis siswa yaitu pendekatan peinbelajaran dan sikap belajar.
Pendekatan pembelajaran memuat sejumlah komponen yang membentuk salinan
keterlcaitan daiam wadah yang dtsebut pola pembelajaran. Komponen yang dimaksud
dalaiil tuutan kegiatan. metode atau teknik pembelajaran, media dan pendefenisian peran
guru - siswa. Berdasarlcan komponen yang tersusun dapat diidentifikasi pola pembelajaran yang terbentuk, atau sebaliknya untuk mengembangkan suatu pola pembelajaran dapat dibangun melalui komponen itu.
j •
Perkembangan iJmu pengetahuan yang terus berlangsung semakin cepat sehingga
tidak memungkinkan lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Apabila guru tetap ingin mengajarlcan semua fakta dan konsep tersebut maka akan terjadi pembelajaran yang satu arab dimana guru akan menginformasikan semuanya tanpa
memperhatikan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Maka hal yang telbaik yang harus dilaksanakan oleh guru adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat
agar memungkinkan keterlibatan siswa secara optimal, sehingga siswa memperoleh
pengalaman belajar (learning experience) dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan belajar. Adanya proses berpikir yang
dialami siswa dalam belajar akan terlihat pada kemampuan berpikir kritis ~g
diperolehnya. Kemamp\Jan berpikir kritis menunjilkkan pada isi dari setiap materi pebYaran yang bersifat esensial bagi siswa untuk bebYar lebih lanjut dalam rangka pembentukan pribadinya. Sedangkan dalam proses belajar memungkinkan teJjadinya
ilktivitas belajar siswa dalam mewujudkali tujuan yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya pendekatan
pembebYaran dalam penentuan kualitas proses pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis anak. Pendekatan pembelajaran open ended merupakan k~ belajar · yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
kemampuan berpikir kritis siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung ilmiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja (hands on) dan mengalami (ends on), bukan transfer pengetahuan dari guru
1
I
ke siswa. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan memungkinkan untuk menumbuhkan
sikap kerjasama diantara siswa untuk melibatkan diri dengan segenap kemampuannya
melalui proses pemaharnan secaril tuntas dan dalam menyelesaikan tugas.
Implilcasi lainnya yang perlu mendapat perltatian guru adalah dengan pendekatan
pembelajaran open-ended akan membuat siswa lebih kritis, berani mengeluarkan ide dan
mengharg.ai pendapat orang lain. Diskusi kelompok yang merupakan bagian dari proses
pembelajaran open-ended akan membuat siswa dapat berkomunilcasi matematika secara lisan pada mengawali penyelesaian masalah dan tulisan disaat mereka menemukan kesepahaman.
Selain dari itu dengan diskusi kelompok siswa akan sating berkompetisi untuk memberikan yang
terbaik bagi kelompoknya, sehingga suasana kelas akan terlihat lebih dinamis dan siswa merasa seaang dalam belajar.
Disamping pendekatan pembelajaran yang digunakan ada faktor lain· yang dapat mendorong peningkatan kemampuan berpikir kritis yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri,
yaitu sikap belajar. Siswa yang memiliki sikap belajar tinggi mampu memperoleh kemampuan
berpikir kritis yang lebih baik jika dibariding dengan siswa yang meiililiki sikap belajar rendah.
Hal ini dapat menjadi petuqjuk bagi guru untuk memilih dan menetapk:an bahan pembelajaran
yang disesuaikan dengan sikap belajar siswa yang berbeda.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bagi siswa yang memiliki sikap belajar
tinggi. pendekatan pembeltYaran open ended memberikan kemampuan berpikir kritis
yang berbeda secara signifikan jika dibanding dengan pendekatan pembelajaran
konvensional. Bagi siswa yang memiliki sikap belajar rendah pendekatan pembelajaran
open ended akan memberikan kentampuan berpikir kritis yang lebib nyata dibandingkan
dengan pendekatan pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian, maka penulis ingin
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran open-ended sangat potensial diterapkan dalam
pembelajaran matematika, terutama pada saat pengenalan konsep dasar suatu materi.
2. Pendekaan pembelajaran open-ended akan sangat baik diterapkan dalam rangka
memenuhi tujuan mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan dasar dan
menengah. terutama k.epada siswa yang memiliki sikap belajar rendah.
3. Diharapkan kepada guru untuk dapat memperbatikan karakteristik siswa terutama
sikap belajar yang dimiliki siswa. Setidaknya dengan perhatian ini, guru akan
mencari cara untuk memotivasi siswa untuk dapat mengubah sikap belajar yang
negatifyang dimiliki siswa.
4. Kepada siswa disarankan untuk tetap menggunakan cara yang bervariasi dalam
meraih ilmu. Salah satu cara adalah dengan terus bersikap positif terbadap
pembelajaran yang diberikan, untuk selalu berusaha mencapai basil yang lebih baik.
· 5. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk agar kiranya dapat melanjutkan
penelitian ini ke arah yang lebih kompleks lagi. Karena keberhasilan siswa dalam
pembelajaran tidak hanya bisa diukur dengan tes tulis semata dan keberhasilan siswa
dalam pembelajaran juga tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik sikap belajar
yang dimiliki siswa saja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Badger, E. dan Brenda, T. (1992). "Open Ended Question in reading" Practical
Assessment, Research & Evaluation. 3(4).
Berenson, B.S dan Garter, G.S. (1995). "Changing Assessment Practices". School ScienceMathematics.95( 4).
Cabrera, G.A. (1992). "A Frame Work for Evaluating The Teaching of Critical
Thinking". Educational Journal. 113(1), 59-63.
Campbell, D.T. and Stanlay, J.C. (1969). Exsperimental and quasi exsperimental design for research, Chicago : Rand Menally & Company.
Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dahlan, J.A.(2004). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan
Penalaran Matematik
Siswa sekolah Lanjutan Tmgkat Pertama melalui Pendekatan Open Ended. Bandung: Disertasi PP~ UPI. Tidak diterbitkan. Djaali,H. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi aksara.Ennis, R.H.(2000). A Super Streamlined Conception of Critical Thinking.
[online].Tersedia:http://www.ed.uiue.edu/EPSIPESYearbook/92docs/ Ennis.html. diakses 1 maret 2009.
Fadjar, S, (2004). Penalaran, Pemecahan Masalah, dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika.
Fowler, B. (1996). Critical Thinking Accros The Curriculum Project. (online]. Tersedia: httn://www.Magazines.fasfind.com/www.tools/m/2492.cfin. Diakses 1 Maret 2009.
Halpern, D.F.(2003).Thought and knowledge: An introduction to critical thingking (4th ed.). Mahwah, NJ: Erlbaum.
Hancock, C.L (1995). "Enhancing Mathematics Learning With Open ended
Question." Assesment Standard for School Mathematics. 86(9)
Harris, R. (1998). " Introduction to Creative Thinking"[Online]. Tersedia:
htto://www.nsb-nsma.org/contentlblog/pengertian-oendelattan-strategi-~teknik-taktik-dan-model-pembelajaran diakses 6 Pebruari 2009
Hashimoto, Y. (1997). "The Method of Fostering Creativity through Mathematical Problem Solving." ZDM: International Reviews on Mathematical Education. 29(3), 68- 73 .
Reddens, J.W. dan Speer, W.R. (1995). Concepts and Classroom Methods, Today's Mathematics (eight ed). New York: Macmillan Publishing Company.
I .
IJ
J .
Huitt, W. (1998). Critical Thinking. [online]. Tersedia:
htto://www.chiron. valdostaedulwhuitt/coVcogsys/critthnk.html. Diakses 1 Maret2009.
Jahja Umar,dkk. (2000). Penitaiali'
dan
Pengujian Untuk Guru SL TP. Jakarta:Depdiknas.
Joko Sulianto, (2008). Metode dan Model Pembelajaran Matematika. File;//D;\PUSTAKA\Bemikir kritis dgn kontekstual.btm . diakses 1/26/2010.
Lupito, Y. (1996). Kamus Filsafat. Bandung: Rosda Karya.
Mina, E. (2006).Pengarub Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan Berpildr Kreatif Matematika Siswa SMA Bandung. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Nasution, 8.(1982). 8erbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi
Pertama. Jakarta: Bina Aksara.
Nitko, A.J.(1996). Educational Assesment ofStudent.Eaglewood Cliffs: Merril. Nobda, N .. (2000). "Learning and Teaching through Open Ended Approach
Metliods," Hiroshima: Hiroshima University.
Oslon, I. (1996). "The Arts, Critical Thinking, and Reform: Classroom of The Future". The High School Journal. 79(2), 159- 163.
Pehkonen, E (1997). "Fostering Mathematical Creativity". International Review on Mathematical Education. 29 (3) [Online]. Tersedia; httn://www.fiz-kar/snJhe.de/fizloublications/zdm973a.html diakses 12/01/2010.
Perkins, D.N. (1986). "Thinking Frames". Educational Leadershif. 43(8),4-10. Poedjiadi, A. (1999). Pengantar Filsafat llmu Bagi Pendidik. Bandung: Yayasan
Cendrawasib.
Poerwadatm.inta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, N. (1998). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, E.T. (1988). Statistik: Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:
IKIP Bandung Pres.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matetnatika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika ReaJistik:, Bandung.
Schoenfeld, A. H. (1985}. Mathematical Problem Solving. Orlando, Florida: Academic Press
Shimada, S. (1977). Open-Ended Approach in Arithmetic and Mathematics- A New Proposal toward Teaching Improvement. Tokyo: Misumishoto. Soedjadi, R. (1999). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional.
Soleh,M. (1998). Pokok-Pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta:
Depdikbud.
Stemberg,R.J, Roediger Ill, H.L & Halpern, D.F (2007). Critical Thinking in
Psychology. Cambridge University Press.
Sudjana, (2005). Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiyono, (2009). Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Suherman Ar, E. Dkk (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI.
Sumarmo, U. (2001 ). "Kecenderungan Pembelajaran Matematika pada Abad 21" Makalah Lokakarya: Tidak diterbitkan.
Supamo, P. (2006). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Suriadi.(2006). Pembelajaran Dengan Pendekatan Diskovery Yang Menekankan Aspek Analogi Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Suriasumantri., J.S. (1998). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan.
Surya, M. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP IKIP Bandung.
Suryabrata, S. (1983). Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
~di~~. .
Syaban, M. (2009). Menggunakan Open-Ended untuk Memotivasi Berpikir Matematika.[Online].Tersedia:hlli2://educare.dkipunta.net/index:!J2hri2QP-l ion=corn content&do pdf=! &id=54, diakses 20 Pebruari 2009.
Takwin, B. (2002). Pendidikan Usia Dini, Mengajar Anak: Berpoor Kritis ,
<http;//64.203. 71.11/kompas-cetak/Q605/051humaniora/2627598.htm (online), di akses 17 Januari 2009.
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. UPI Bandung.
Watson, G dan Glaser, E. M. (1980). Critical Thinking Appraisal. New York:
Harcourt
Brace Jovanovich, Inc.Wijaya, C. (1999). Pendidikan Remedial. Sarana Pengembangan Mutu Sumber
Daya Manusia.
Banding:Remaja
Rosda Karya.