ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1331K/PDT/2010 TENTANG HAK WARIS ANAK PEREMPUAN DALAM SISTEM
ADAT MASYARAKAT DI BALI TERHADAP HARTA PENINGGALAN DARI PEWARIS
ABSTRAK
Indonesia belum mempunyai Undang-undang Hukum Waris Nasional yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia masih diberlakukan 3 (tiga) sistem hukum kewarisan yakni hukum kewarisan KUH Perdata, Islam, dan Hukum Adat. Tidak adanya hukum waris yang berlaku secara nasional, maka hukum waris yang berlaku bagi masyarakat adalah Hukum Adat. Sistem kekerabatan pada masyarakat patrilineal mempengaruhi kedudukan janda dan anak perempuan di Bali. Salah satu permasalahan mengenai waris yaitu berawal dari tidak dibuatnya surat wasiat (testament) sebelum pewaris meninggal seperti yang terjadi terhadap kasus sengketa waris Ni Made Sudiasih serta Ni Made Lely Nawaksari terhadap harta peninggalan dari pewaris yaitu I Made Madia.
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif yang menggambarkan permasalahan yang diteliti dengan mengaitkannya pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1331K/Pdt/2010 dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam praktik pelaksanaannya. Pengumpulan data untuk penulisan ini dilakukan melalui studi kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum yang relevan dan studi lapangan berupa wawancara.