• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Rancangan Modul Pelatihan Mengenai Kompetensi Professional Expertise pada Guru-guru Prasekolah "X" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Rancangan Modul Pelatihan Mengenai Kompetensi Professional Expertise pada Guru-guru Prasekolah "X" di Bandung."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The Program of Magister Psychology February 2009

Shelvy Widjaja 0532003

Title : The Evaluation Training of The Future Professional Expertise Competency Module for The Teachers of Preschool “X” in Bandung.

In this research, a training module is designed in order to improve professional expertise competency for the teachers of preschool “X” in Bandung. The training module was conducted for two days and divided into three sessions. The research samples are the teachers of preschool “X” in Bandung.

The training module is clustered into quasi experimental research, the implementation of which is by using pretest and posttest method to acknowledge the improvement of professional expertise competency through t-test for correlated samples statistical test. The four level criteria from Kirkpatrick (1998) methods are used to evaluate the training program, which are reaction, learning, behaviour and result. Based on the data compilation, there seem progress in the improvement knowledge and skill on the teachers of preschool “X” in Bandung that can be seen in the improvement quality of teaching.

The conclusion from this research is that the designed training professional expertise competency has been applied well implemented to the teachers of preschool “X” in Bandung as it could improve their professional expertise competency. The teachers of preschool “X” in Bandung have given positive reaction to materials, trainer, and facilities of the training module. Generally, the materials of knowledge about children characteristics that were given on the first day of the training are regarded positive, as also the material of learning and instructions that were given on the second day.

(2)

ABSTRAK

Program Magister Psikologi Februari 2009

Shelvy Widjaja 0532003

Judul : Evaluasi Rancangan Modul Pelatihan Kompetensi Professional Expertise pada Guru-guru Prasekolah “X” di Bandung.

Dalam penelitian ini dirancang suatu modul pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi professional expertise guru-guru prasekolah “X” di Bandung. Pelatihan diadakan selama dua hari yang di dalamnya terdapat tiga sesi pertemuan. Yang menjadi sample penelitian adalah guru-guru prasekolah “X” di Bandung.

Penelitian ini dikelompokkan pada penelitian quasi experimental yang dalam pelaksanaannya menggunakan pretest-posttest design untuk mengetahui peningkatan kompetensi professional expertise melalui uji statistik t-test for correlated samples. Untuk mengevaluasi program pelatihan, digunakan empat level evaluasi metode Kirkpatrick (1998) yaitu reaction, learning, behaviour dan result. Berdasarkan hasil pengolahan data, nampak adanya peningkatan berupa knowledge dan skill guru-guru prasekolah “X” di Bandung yang terealisasi dalam bentuk peningkatan kualitas mengajar.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah rancangan modul pelatihan kompetensi professional expertise telah sesuai diterapkan pada guru-guru prasekolah “X” di Bandung karena dapat meningkatkan kompetensi professional expertise mereka. Guru-guru prasekolah “X” memberikan reaksi yang positif terhadap materi, pembicara dan trainer serta fasilitas pelatihan. Secara umum sesi pengetahuan tentang karakteristik anak yang diberikan pada hari pertama pelatihan memberikan respon yang positif bagi peserta. Demikian pula dengan sesi metode dan proses mengajar anak (learning and instruction) pada hari kedua.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas

berkat dan limpahan kasih karunia-Nya, yang telah memimpin, menyertai dan

menguatkan peneliti sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

Adapun tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai

gelar Magister Psikologi di Universitas Kristen Maranantha Bandung. Tesis ini

membahas mengenai rancangan modul pelatihan kompetensi professional

expertise guru-guru prasekolah “X” di Bandung.

Dalam menyusun penelitian ini peneliti telah mencoba untuk memberikan

sesuatu yang terbaik, akan tetapi peneliti menyadari kemampuan peneliti yang

terbatas sekali. Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun akan sangat

berguna bagi peneliti untuk melakukan perbaikan di lain kesempatan. Kendala

yang peneliti hadapi dapat dilalui berkat dukungan dari berbagai pihak, karena

itulah pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. DR. Parwati Soepangat sebagai Ketua Program Magister Psikologi

Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan dukungan selama

peneliti menyusun tesis.

2. Dra. Irene Prameswati Edwina, M.Si sebagai Sekretaris Program Magister

Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan banyak

dukungan dan bantuan selama peneliti menjalani perkuliahan di Magister

(4)

3. Prof. DR. Samsunuwiyati Mar’at sebagai pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan selama penyusunan tesis dan

perkuliahan.

4. Ida Ayu Kartikawati, M.Psi., Psik. selaku selaku dosen pembimbing

pendamping yang senantiasa memberikan saran-saran yang sangat berharga

dan dukungan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Drs. Paulus H. Prasetya, M.Si selaku dosen yang telah memberikan banyak

masukan dan bantuan selama proses pelatihan berlangsung

6. Prof. DR Soetardjo A. W., DR. Diana Harding dan Jane Savitri, M.Si., Psik.

Sebagai dosen pembahas yang memberikan banyak masukan bagi peneliti.

7. DR. Hanna Widjaja yang telah memberikan bimbingan selama peneliti

menjalankan studi.

8. Kak Lissa sebagai Tata Usaha Magister Psikologi Universitas Kristen

Maranatha atas bantuan penyelesaian administrasi selama peneliti studi di

Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

9. Pak Yadi selaku staff Kerumahtanggaan Magister Psikologi Universitas

Kristen Maranatha yang telah membantu kelancaran pelaksanaan perkuliahan

dan seminr peneliti.

10.Mr. Sandy Triyasa, selaku direktur prasekolah “X” yang telah memberikan

izin dan dukungan selama proses penelitian berlangsung.

11.Mrs. Yoanita, Mrs. Inneke K, Ms. Fransisca L, dan seluruh staff guru

prasekolah “X” yang telah meluangkan waktunya untuk terlibat dalam

(5)

12.Kedua orangtua saya Suwandi Widjaja dan Tan Siok Kwan, serta adik peneliti

Sheila yang selalu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada peneliti.

Terima kasih atas kasih sayang, pengertian, bantuan, dan dukungan fasilitas

yang diberikan kepada peneliti selama ini.

13.Thomas, Steven, Jeffry, dan Ernest yang telah memberikan bantuan sehingga

memperlancar proses penyelesaian tesis ini atas masukan, dukungan, doa dan

semangat yang telah diberikan.

14.Kayan, Cynthea dan rekan-rekan angkatan IV Program Magister Psikologi

Universitas Kristen Maranatha lainnya untuk kebersamaan dan dukungannya

selama peneliti menjalani perkuliahan.

15.Anton, Cien Siung, Ingvar, Hendra, Felix, David atas masukan, dukungan, doa

dan semangat yang telah diberikan.

16.Rekan-rekan dari Pondok Anugerah yang telah memberikan bantuan selama

proses pengambilan data praktek

17.Berbagai pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan penelitian ini.

Akhir kata, peneliti berharap agar karya tulis ini dapat diterima sebagai

syarat kelulusan dalam sidang karya tulis, dan juga dapat bermanfaat serta

menjadi sumbangan yang berarti bagi kemajuan prasekolah “X” di Bandung.

Bandung, Februari 2009

(6)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PERNYATAAN ...iii

ABSTRACT/ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR SKEMA ...xii

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah...10

1.3 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 10

1.3.1 Maksud Penelitian... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.3 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4. Metodologi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 12

2.1.1 Kompetensi ... 12

(7)

2.1.3 Pelatihan... 24

2.1.3.1 Active Training... 24

2.1.3.2 Experiential Learning ... 32

2.1.3.3 Evaluasi Program ... 38

2.1.3.4 Cara Mengajar yang Efektif ... 43

2.2 Kerangka Pemikiran... 46

2.3 Hipotesis... 53

BAB III SUBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan / Subjek Penelitian ... 54

3.2 Metode Penelitian ... 54

3.2.1 Disain Penelitian ... 54

3.2.2 Data yang diperlukan ... 55

3.2.2.1 Definisi Konseptual... 55

3.2.2.2 Definisi Operasional... 56

3.2.3 Sumber data dan cara menentukannya... 56

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 56

3.2.5 Alat Ukur... 57

3.2.6 Rancangan Analisis/Rancangan Uji Hipotesis... 59

3.2.7 Lokasi Penelitian... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 61

(8)

4.3 Evaluasi Learning yang diperoleh dari Rancangan Modul Pelatihan

Kompetensi Professional Expertise ... 78

4.4 Evaluasi Behaviour dan Result yang diperoleh dari Rancangan Modul

Pelatihan Kompetensi Professional Expertise ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5,1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran... 83

(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Skema Metodologi Penelitian ... 11

Skema 2.1 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja ... 16

Skema 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ... 53

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Model Kompetensi Guru-guru Prasekolah “X” ... 22

Tabel 2.2 Tabel Gambaran Nilai Kompetensi Guru-guru Prasekolah “X” ... 23

Tabel 2.3 Tabel Tipe-tipe Evaluasi ... 41

Tabel 3.1 Tabel Alat Ukur Kompetensi Professional Expertise ... 58

Tabel 4.1 Tabel Pretest Penilaian Knowledge dan Skill Individu ... 61

Tabel 4.2 Tabel Pretest Kategori Penilaian Knowledge dan Skill Individu ... 62

Tabel 4.3 Tabel Pretest Persentase Penilaian Knowledge&Skill Keseluruhan ... 62

Tabel 4.4 Tabel Posttest Penilaian Knowledge dan Skill Individu... 64

Tabel 4.5 Tabel Posttest Kategori Penilaian Knowledge&Skill Keseluruhan... 65

Tabel 4.6 Tabel Posttest Persentase Penilaian Knowledge&Skill Keseluruhan .. 66

Tabel 4.7 Tabel Frekuensi Penilaian Guru-guru Parsekolah “X” ... 67

Tabel 4.8 Tabel Frekuensi Uraian Penilaian Guru-guru Prasekolah “X” Sebelum Pelatihan ... 67

Tabel 4.9 Tabel Frekuensi Uraian Penilaian Guru-guru Prasekolah “X” Setelah Pelatihan ... 68

Tabel 4.10Tabel Korelasi Sebelum dan Setelah Pelatihan... 70

Tabel 4.11Tabel Uji t-test... 70

Tabel 4.12Tabel Reaksi Peserta terhadap Materi Pengetahuan tentang Karakteristik Anak... 72

(11)

Tabel 4.14Tabel Reaksi Peserta terhadap Fasilitas pada sesi Pengetahuan tentang

Karakteristik Anak ... 73

Tabel 4.15Tabel Reaksi Peserta terhadap Materi Metode dan Proses Mengajar

Anak (learning and instruction)... 75

Tabel 4.16Tabel Reaksi Peserta terhadap Pembicara dan Trainer pada sesi Metode

dan Proses Mengajar Anak (learning and instruction) ... 76

Tabel 4.17Tabel Reaksi Peserta terhadap Fasilitas pada sesi Metode dan Proses

Mengajar Anak (learning and instruction) ... 76

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses Kontrak Belajar

Lampiran 2 Alat Ukur Kompetensi Professional Expertise

Lampiran 3 Rancangan Modul Pelatihan Kompetensi Professional Expertise

Lampiran 4 Materi Modul Pelatihan Kompetensi Professional Expertise

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Prasekolah “X” di Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang terletak di daerah Bandung Selatan. Prasekolah yang mulai dirintis sejak

tanggal 11 Juli 2004 dan kini telah memiliki hak paten ini, berkembang dengan

berlandaskan keinginan untuk menawarkan pendidikan dengan biaya yang

terjangkau bagi kawasan masyarakat Bandung Selatan. Prasekolah ini

menawarkan lima jenjang pendidikan yaitu toddler (usia 1-2 tahun), nursery (usia

2,1-3 tahun), playgroup (usia 3,1-4 tahun), kinderganten I (usia 4,1-5 tahun), dan

kinderganten II (usia 5,1-6 tahun). Kelima jenjang ini dipilih dengan berlandaskan

keyakinan bahwa dasar pembentukan karakter anak terletak pada usia 0–5 tahun.

Visi dari prasekolah “X” adalah menjadi lembaga pendidikan anak usia

dini yang unggul dalam membentuk generasi yang berkualitas dalam karakter dan

prestasi, sedangkan misi dari prasekolah “X” adalah membangun karakter,

mengembangkan potensi, dan mencapai prestasi. Membangun karakter dipilih

sebagai misi yang pertama karena tanpa karakter, seseorang tidak mungkin dapat

diberdayakan untuk hal-hal yang baik dan masa yang paling baik untuk

menanamkan karakter ketika seseorang berusia 0-5 tahun. Mengembangkan

potensi sebagai misi yang kedua karena prasekolah "X" memandang setiap orang

memiliki potensi yang dapat dikembangkan, semakin cepat potensi tersebut

(14)

tahun potensi dasar anak sudah dapat terdeteksi. Misi yang terakhir adalah

menggapai prestasi karena prestasi adalah sesuatu yang akan tercapai ketika

seseorang bertindak dalam karakter yang baik dan potensi maksimal, dengan dasar

karakter yang baik dan potensi yang maksimal, maka setiap individu dapat

dipastikan memiliki kesempatan untuk mencapai prestasi secara lebih baik lagi.

Motto yang dimiliki prasekolah “X” ini adalah “every child is special”

(setiap anak istimewa) yang memiliki arti bahwa setiap anak terlepas dari apapun

keadaannya tetap diberikan suatu kemampuan yang istimewa dalam bidang

tertentu, yang menjadikannya istimewa dibandingkan dengan anak yang lainnya.

Keistimewaan inilah yang menjadikan setiap anak menjadi unik. Sifat, karakter

dan kebutuhan mereka berbeda, terkait dengan berbedanya perkembangan yang

dicapai setiap anak. Untuk itu prasekolah ini menekankan penanganan setiap anak

didik secara individual. Untuk jenjang toddler tiga orang guru menangani enam

anak didik, nursery tiga orang guru menangani maksimal dua belas anak didik,

playgroup tiga orang guru menangani maksimal lima belas anak didik,

kinderganten I dan kinderganten II dua orang guru menangani lima belas anak

didik. Setiap guru wajib membuat laporan harian, bulanan dan semester untuk

setiap anak didik. Aspek pengajaran ditujukan pada lima bidang utama yaitu

bahasa, motorik, spiritual, kognitif dan psikososial. Oleh karena itu peran guru

dalam prasekolah “X” menjadi sangat penting untuk dapat mengoptimalkan

proses belajar mengajar. Penanganan yang tepat akan dapat mengoptimalkan

karakter, potensi dan prestasi setiap anak didik.

(15)

dengan mengadaptasi teori Freud yang memandang karakter dan dasar

kepribadian seorang anak terbentuk pada lima tahun pertama kehidupannya.

Prasekolah “X” memandang bahwa di masa ini seorang anak banyak belajar dan

menyerap pengetahuan dari lingkungan. Akan tetapi pola belajar mereka masih

bersifat pasif. Mereka hanya menerima apa yang diberikan lingkungan tanpa

memiliki kemampuan menyeleksi apakah yang diajarkan lingkungan tersebut

benar atau salah, sesuai atau tidak, maupun baik atau buruk. Oleh karena itu bila

lingkungan kurang memberikan stimulus pada anak tersebut, anak akan tumbuh

menjadi pribadi yang kurang berkembang sesuai potensi. Guru menjadi salah satu

fasilitator yang memegang peran utama untuk memberikan stimulus yang tepat

pada anak. Untuk dapat memberikan stimulasi yang tepat, seorang guru harus

mengetahui kebutuhan anak didiknya karena dengan mengetahui kebutuhan anak

didiknya, seorang guru dapat mengoptimalkan potensi anak didiknya. Kebutuhan

akan dapat terdeteksi apabila guru memiliki pengetahuan tentang karakteristik

anak didiknya. Dengan mengetahui karakteristik anak didiknya, guru juga akan

memiliki panduan untuk mengetahui metode dan proses mengajar anak (learning

and instruction) yang tepat sehingga target yang dicapai dari pengajarannya tepat

sasaran.

Demikian pula dengan guru-guru di prasekolah “X”. Agar potensi anak

didiknya tergali secara optimal, guru prasekolah “X” harus kompeten dalam

mengetahui karakteristik anak dan dalam mengetahui, menerapkan dan

mengembangkan metode serta proses mengajar anak (learning and instruction).

(16)

guru-guru yang memiliki ketertarikan terhadap anak didik sehingga sebagian besar guru-guru

prasekolah “X” mengajar di prasekolah “X” dengan modal hanya memiliki

ketertarikan terhadap anak didik. Dasar pembelajaran beberapa guru prasekolah

“X” adalah pengalaman yang mereka dapatkan dari kehidupan sehari-hari mereka

atau pengalaman mengajar sekolah minggu yang situasinya berbeda dengan

situasi pengajaran di sekolah. Pendidikan mereka juga berbeda-beda di luar

pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK). Latar belakang pendidikan ini

melatarbelakangi munculnya masalah karena perbedaan respon individu terhadap

lingkungannya dibentuk oleh cara dia memandang dunianya. Guru prasekolah

“X” yang tidak memiliki dasar pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK)

kurang kompeten dalam mengetahui karakteristik anak dan dalam mengetahui

serta menerapkan metode dan proses mengajar anak (learning and instruction),

yang mempengaruhi pola pembelajaran mereka.

Beberapa masalah yang dialami oleh guru-guru prasekolah “X” terlihat

dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis dengan direktur,

konselor dan kepala sekolah prasekolah ”X” pada bulan Juni 2008. Direktur

prasekolah “X” menilai beberapa orang guru prasekolah “X” kurang mampu

mengajar secara menarik, terlihat dari guru prasekolah “X” yang kurang ekspresif

ketika menyampaikan materi, sehingga anak-anak menjadi kurang tertarik pada

materi yang disampaikan oleh guru prasekolah “X”, padahal untuk dapat menarik

atensi anak di bawah usia 6 tahun, guru prasekolah “X” harus ekspresif dalam

menyampaikan materi. Direktur prasekolah “X” juga menilai guru prasekolah “X”

(17)

karakteristik dan usia mereka secara individual. Konselor prasekolah”X”

mengemukakan hal yang senada bahwa beberapa orang guru prasekolah “X”

kurang memiliki pengetahuan tentang karakteristik anak didiknya yang

melatarbelakangi timbulnya kesulitan guru prasekolah “X” dalam mengatasi anak

didik yang bermasalah. Kepala sekolah menilai beberapa guru prasekolah “X”

kurang mampu menguasai kelas sehingga anak didik menjadi ribut di dalam kelas

atau asyik dengan dirinya sendiri.

Sejumlah orangtua mengeluhkan hal yang senada bahwa beberapa orang

guru prasekolah “X” terlihat memberikan materi yang tidak sesuai dengan usia

anak mereka. Beberapa orang guru prasekolah “X” yang lain kurang mampu

memahami apa yang menjadi keinginan anak mereka, sehingga anak menjadi

menangis karena keinginannya tidak terpenuhi. Beberapa guru prasekolah “X”

yang lain dikeluhkan kurang dapat melakukan pendekatan secara tepat terhadap

anak-anak mereka.

Setelah penulis melakukan wawancara dengan guru-guru prasekolah ”X”

pada bulan Juli 2008 diperoleh data bahwa 86% guru prasekolah “X” mengalami

kesulitan karena mereka tidak tahu bagaimana menangani anak didik terutama

jika sedang bermasalah dan bagaimana memberikan materi dengan tepat dan

menarik serta mudah dipahami oleh anak didik dan 43% mengaku kesulitan dalam

menyiapkan materi yang tepat karena keterbatasan waktu.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, dapat disimpulkan

bahwa kesulitan yang dialami oleh guru-guru prasekolah ”X” dilatarbelakangi

(18)

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan guru prasekolah “X” untuk

berbuat sesuatu atau melakukan tugas (Spencer, 2003), sedangkan yang dimaksud

kompetensi professional expertise adalah kompetensi yang menggambarkan

kemampuan guru menguasai pekerjaan yang dikaitkan dengan banyaknya

pengetahuan mengenai perkembangan anak dan upaya untuk menggunakan dan

mengembangkan pengetahuannya dalam mengajar (Spencer, 2003). Hal ini

seiring dengan hasil penilaian kompetensi professional expertise yang dilakukan

oleh Kayan, S.Psi pada tahun 2008 yaitu kompetensi professional expertise

termasuk dalam model kompetensi prasekolah “X” dan berdasarkan tingkar

kepentingan dan frekuensinya, kompetensi professional expertise penting dan

sering dilakukan oleh guru-guru prasekolah “X”. Di dalam penilaian tersebut juga

diperoleh hasil 54.5% kompetensi professional expertise guru prasekolah “X”

berada di bawah rata-rata,18.2% rata-rata, dan 27.3% berada di atas rata-rata.

Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengembangkan

kompetensi professional expertise karena pada dasarnya kompetensi professional

expertise sesuatu yang bisa ditingkatkan. Salah satu metode pengembangan

kompetensi professional expertise adalah pelatihan (Spencer, 2003). Pelatihan

dipilih dengan beberapa alasan yang melatarbelakanginya yaitu pelatihan dapat

membangkitkan rasa ingin tahu guru prasekolah “X” yang lebih mendalam baik

mengenai karakteristik anak didiknya, maupun metode dan proses mengajar anak

didiknya (learning and instruction). Pelatihan juga dapat membangkitkan minat

guru prasekolah “X” dan menstimulasi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

(19)

didiknya (learning and instruction). Pelatihan juga berfungsi untuk membantu

guru-guru prasekolah ”X” mengalami perasaan tertentu dan melatih keterampilan

tertentu yang mendorongnya mengambil suatu tindakan tertentu, dalam hal ini

dalam cara mengajar guru-guru prasekolah “X” (Silberman & Auerbach, 1990)..

Selain itu pelatihan juga dipilih karena adanya keluhan dari direktur, konselor dan

kepala sekolah prasekolah “X” yang memaparkan adanya kesulitan dalam

mengembangkan kualitas guru karena prasekolah “X” belum mengetahui kondisi

guru secara tepat dan mengukur guru secara benar. Hal ini melatarbelakangi

jarangnya dilakukan pelatihan di prasekolah “X”. Direktur, konselor dan kepala

sekolah prasekolah “X” juga memandang positif motivasi dan dedikasi guru

prasekolah “X” yang tinggi, sehingga ada keinginan dari prasekolah ”X” untuk

tetap mempertahankan guru-guru tersebut. Selain adanya pertimbangan bahwa

masalah-masalah yang terjadi dapat diatasi jika guru-guru prasekolah "X"

diberikan pelatihan yang sesuai. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk

mengatasi masalah yang terjadi agar guru-guru prasekolah ”X” dapat tetap bekerja

di prasekolah ”X” tanpa mempengaruhi kemampuan mengajarnya, demi

tercapainya visi, misi dan motto prasekolah “X”.

Materi dalam rancangan modul pelatihan kompetensi professional

expertise di prasekolah “X” berfokus mengembangkan knowledge dan skill

guru-guru prasekolah “X”. Hal ini dilatarbelakangi oleh penilaian direktur prasekolah

”X” yang menilai guru-guru prasekolah “X” memiliki motivasi dan dedikasi yang

tinggi ketika bekerja yang terlihat dari usaha guru-guru prasekolah “X” untuk

(20)

mencari informasi materi pengajaran melalui mambaca buku yang berhubungan

dengan anak didiknya. Minat mereka terhadap anak juga menarik anak untuk

dapat dekat dengan mereka secara alamiah. Mereka juga senantiasa sabar terhadap

anak didiknya. Hampir sebagian besar guru prasekolah “X” merasa mengajar

merupakan panggilan hidupnya yang membuat mereka memiliki komitmen yang

tinggi terhadap pekerjaannya. Guru prasekolah “X” juga cukup tekun dan rajin

dalam mengupayakan pekerjaannya agar berhasil Akan tetapi hal-hal tersebut

belum cukup mumpuni untuk mendukung kemampuan mereka karena terbatasnya

knowledge dan skill mereka.

Hal ini juga didukung oleh survei awal yang dilakukan penulis.

Berdasarkan hasil survei tersebut diketahui bahwa 43,94% guru prasekolah “X”

kurang memiliki knowledge yang cukup dan 59,10% guru prasekolah “X” kurang

berkembang skillnya. Dengan perincian sebagai berikut: guru prasekolah “X”

yang mengalami kesulitan karena kurangnya knowledge tentang karakteristik anak

dan metode serta proses mengajar anak didiknya (learning and instruction)

menampilkan perilaku sebagai berikut: 54.55% guru prasekolah kurang memiliki

kepekaan yang terlihat dengan dihentikannya suatu kegiatan secara tiba-tiba oleh

guru prasekolah “X” padahal anak sedang menikmati kegiatan tersebut dapat

mempengaruhi mood anak dalam menangkap materi pelajaran selanjutnya,

45.45% guru kurang dapat menyampaikan materi dengan bahasa yang dapat

dimengerti oleh anak-anak dan terkadang memberikan materi dan aturan-aturan

secara abstrak, 45.45% membuat alat peraga yang kurang menarik sehingga

(21)

Guru prasekolah “X” yang mengalami kesulitan karena kurangnya skill

karakteristik anak dan metode serta proses mengajar anak didiknya (learning and

instruction) 72.73% guru kurang melatih anak untuk memberikan salam ketika

datang atau ketika pulang sekolah, kursng melatih anak mengikuti peraturan yang

telah ditetapkan guru dan sekolah, kurang melatih anak untuk mengikuti setiap

materi. 63.64% guru kurang melatih keberanian anak didik untuk masuk ke kelas

sendiri, melakukan story telling, atau menyanyi sendiri ke depan. 54.55% guru

kurang dapat mengarahkan dan membimbing anak di kelas yang menyebabkan

situasi kelas terkadang tidak dapat dikendalikan. 54.55% memiliki kesulitan

dalam merencanakan materi-materi. Terkadang 54.55% tidak melatih anak untuk

sabar menunggu namanya dipanggil ketika absen, terkadang tidak melatih anak

untuk menunggu giliran ketika bermain. 45.45% guru kurang melatih anak didik

untuk menolong temannya atau menghibur ketika temannya menangis. 45.45%

guru jarang memberikan pujian dan merespon tingkah laku anak didik ketika

seorang anak didik berhasil melakukan instruksi tertentu menyebabkan anak didik

kurang termotivasi untuk mengulang tingkah lakunya yang baik. 45.45% guru

jarang melatih anak untuk berbagi atau bergantian ketika bermain. 36.36% guru

kurang mengajak anak untuk memakai dan melepas sepatunya sendiri, meletakkan

tas ke dalam loker, membereskan tempat makannya dan minumannya sendiri.

36.36% guru kurang melatih anak untuk membuang sampah ke tempatnya dan

menanamkan pada anak untuk menjaga kebersihan tubuhnya.

Untuk meningkatkan knowledge dan skill mereka, guru prasekolah “X”

(22)

metode serta proses mengajar anak didiknya (learning and instruction). Materi ini

dipilih karena menurut Snowman & Biehler (1993) untuk dapat mengajar secara

efektif guru harus memiliki pengetahuan tentang karakteristik anak dan

mengetahui proses serta metode mengajar anak (learning and instruction).

Selanjutnya penulis berupaya untuk mengukur efektifitas modul

kompetensi professional expertise guru-guru prasekolah ”X” di Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang ingin diketahui:

• Apakah modul pelatihan yang diberikan kepada guru prasekolah “X” efektif

untuk meningkatkan kompetensi professional expertise guru prasekolah "X"

di Bandung.

1.3 Maksud Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian:

• Memperoleh gambaran mengenai modul pelatihan yang efektif, yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kompetensi professional expertise guru-guru

prasekolah "X" di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian:

• Membuat modul pelatihan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi

(23)

1.3.3 Kegunaan Penelitian:

• Memberikan tambahan informasi mengenai modul pelatihan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kompetensi professional expertise guru-guru

prasekolah "X" di Bandung, bagi bidang ilmu pengetahuan Psikologi

Pendidikan

• Memberikan informasi bagi para peneliti lain yang memerlukan bahan acuan

untuk penelitian lebih lanjut mengenai modul pelatihan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kompetensi professional expertise guru-guru prasekolah

"X" di Bandung.

• Sebagai gambaran bagi direktur prasekolah "X" di Bandung mengenai

kompetensi professional expertise guru-guru prasekolah "X" di Bandung.

• Sebagai sumbangan bagi prasekolah "X" di Bandung berupa modul pelatihan

yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi professional expertise

guru-guru prasekolah "X" di Bandung.

1.4 Metodologi Penelitian

Penelitian ini mencoba membuat suatu rancangan modul pelatihan

mengenai kompetensi professional expertise guru-guru prasekolah “X” di

Bandung. Rancangan penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Merancang

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolah data

terhadap peserta pelatihan, disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi materi, pembicara dan trainer, waktu pelaksanaan dan

fasilitas yang diberikan, rancangan program pelatihan kompetensi professional

expertise secara umum menghasilkan reaksi yang positif dari guru-guru

prasekolah “X” di Bandung.

2. Rancangan program pelatihan kompetensi professional expertise telah sesuai

diterapkan pada guru-guru prasekolah “X” di Bandung karena dapat

meningkatkan kompetensi professional expertise mereka.

3. Secara umum sesi I mengenai pengetahuan tentang karakteristik anak

menghasilkan reaksi yang positif dari guru-guru prasekolah “X” di Bandung.

Mereka puas dan merasakan manfaat dari rancangan program pelatihan,

sehingga mengembangkan kepercayaan diri mereka untuk menerapkan materi

rancangan program pelatihan di masa yang akan datang.

4. Secara umum sesi II mengenai metode dan proses mengajar anak (learning

and instruction) juga menghasilkan reaksi yang positif dari guru-guru

prasekolah “X” di Bandung. Mereka puas dan merasakan manfaat dari

(25)

materi rancangan program pelatihan di dalam keseharian pembelajaran

mereka.

5. Rancangan program pelatihan kompetensi professional expertise menunjang

sistem pengajaran guru-guru prasekolah “X” di Bandung.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas peneliti menyadari berbagai

keterbatasan yang mewarnai hasil penelitian, untuk itu peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Melakukan evaluasi belajar terhadap siswa guna mengetahui keefektifan

rancangan modul pelatihan kompetensi professional expertise guru-guru

prasekolah “X” secara lebih spesifik.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang berbeda agar keefektifan

rancangan modul pelatihan dapat terukur lebih optimal.

3. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan spesifikasi pada

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The

Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York: Longmans, Green and co.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. 1982.

Klasifikasi Jabatan Indonesia. Edisi ke-2, Jakarta: P.T. Dharma Karsa Utama

Krathwohl, David R., Benjamin S. Bloom, Brtram B. Masia. 1956. Taxonomy

of Educational Objectives, The Clasification of Educational Goals, Handbook II Affective Domain. New York: David McKay Company, Inc.

Kreitner Robert, Kinicki Angelo. 2001. Organizational Behavior. Edisi

Keempat, The McGraw-Hill Companies, Inc

M Masnipal. 2003. Dasar-dasar Pembelajaran di TK dan Kelompok Bermain.

Bandung: Yayasan Cahaya Masa Depan Indonesia

Robin Stephen P. 2001. Organizational Behavior, New Jersey: Prentice-Hall,

Inc.

Santrock, John W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima, Jakarta:

Erlangga

Silberman Mel, Auerbach Carol. 1990. Active Training, New York: An Imprint

of Macmillan, Inc.

Spencer, Jr., Lyle M Signe M. Spencer. 1993. Competence at Work: Models for

Superior Performance. Canada : Hohn Wiley & Son, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Argali ( Ovis ammon ), merupakan jenis domba liar yang berasal dari Asia Tengah dan memiliki tubuh besar.. Urial ( Ovis vignei ), merupakan jenis domba liar yang berasal

Menjaga kelangsungan dan pengembangan ekosistem pada E- Repository USU merupakan tanggung jawab bersama oleh pustakawan Perpustakaan USU dengan tetap mempertahankan interaksi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA MENULIS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: Evaluasi Lokasi Halte Angkutan Umum Pada Rute Arjasa-Tawang Alun Kabupaten Jember.. adalah

KAJIAN PENGEMBANGAN PELABUHAN DALAM SISTEM TRANSPORTASI TERPADU DI KAB. KUTAI KARTANEGARA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS

Oleh karena itu studi sejarah lokal di luar Jawa seperti kajian sejarah Ternate ini sangat penting artinya. Selain itu untuk menemukan faktor-faktor yang mendukung

Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Simalungun Tahun Anggaran 2013 yang terbentuk berdasarkan SK Bupati Simalungun Nomor:

For example, SS7 could be utilized to carry a phone signal from a local switch, convert to a data stream that is routed across the Internet, and terminates at a distant local