• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN

GANDA DUA TINGKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

oleh

Triannisa Rahmawati NIM 1005341

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN

GANDA DUA TINGKAT

Oleh

Triannisa Rahmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Triannisa Rahmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TRIANNISA RAHMAWATI

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN

GANDA DUA TINGKAT

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I:

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP. 196203011987032001

Pembimbing II:

Dr. Hernani, M.Si. NIP. 1967110919910112001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)
(5)

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

ABSTRAK

(6)

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(7)

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Alat Ukur Hasil Belajar …..……….. 6

a. Validitas ……….. 6

b. Reliabilitas……… 11

B. Alat Tes Diagnostik untuk Mengevaluasi Miskonsepsi Siswa …. 14 1. Teori Miskonsepsi ……… 14

2. Alat Tes Diagnostik ………. 16

C. Deskripsi Uraian Materi Hidrokarbon ……….. 21

1. Karakteristik Hidrokarbon ……….. 21

2. Identifikasi dan Klasifikasi Hidrokarbon ……… 24

(8)

vii

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hidrokarbon Alifatik Tak Jenuh ……….. 31

5. Reaksi Adisi, Eliminasi, dan Substitusi ……….. 35

6. Keisomeran ………. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 40

C. Definisi Operasional ... 42

D. Instrumen Penelitian ... 42

E. Prosedur Penelitian ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Validitas Alat Uji Miskonsepsi ………. 48

2. Jenis Miskonsepsi pada Materi Hidrokarbon ………... 50

3. Perbandingan Jenis Miskonsepsi ……….. 68

B. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 94

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Minimum CVR pada Jumlah Validator Tertentu ... 8

Tabel 2.2 Kriteria Reliabilitas ... 13

Tabel 2.3 Kriteria Persentase Miskonsepsi Siswa yang Mengalami Miskonsepsi pada Seetiap Konsep ... 14

Tabel 2.4 Beberapa Nama Senyawa dan Rumus Molekul Alkana ... 27

Tabel 2.5 Beberapa Contoh Alkil ... 29

Tabel 2.6 Rumus Molekul Beberapa Senyawa Alkena ... 31

Tabel 3.1 Beberapa pola respon siswa pada soal yang diujikan ... 46

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian dan Pola Jawaban Pilihan Ganda Dua Tingkat.. 46

Tabel 3.3 Katagori Pemahaman Siswa ... 47

Tabel 4.1 Validitas dan nilai CVR untuk 18 butir soal ... 49

Tabel 4.2 Konsep Materi Hidrokarbon dan Perubahan Urutan Nomor Soal 50

Tabel 4.3 Jenis Miskonsepsi pada Konsep Tertentu ……. ... 51

Tabel 4.4 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 1 ... 69

Tabel 4.5 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 2 ... 70

Tabel 4.6 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 3 ... 71

Tabel 4.7 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 4 ... 72

Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 5 ... 73

Tabel 4.9 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 6 ... 74

Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 7 ... 75

(10)

ix

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.12 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 9 ... 77 Tabel 4.13 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa

di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 10 .. 78 Tabel 4.14 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa

di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 11 .. 79 Tabel 4.15 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa

di Tiga Kluster SMAN di Kota Bandung untuk Soal Nomor 12 .. 80 Tabel 4.17 Perbandingan Persentase Jawaban Benar dan Miskonsepsi Siswa

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Korelasi diagnosis dengan tes diagnostik ... 17

Gambar 2.2 Rumus Lewis dari metana ditunjukan ... 21

Gambar 2.3 Kecenderungan atom karbon untuk berikatan ... 22

Gambar 2.4 Bentuk rantai panjang dan siklik senyawa karbon ... 22

Gambar 2.5 Contoh menentukan jumlah atom primer ... 23

Gambar 2.6 Contoh menentukan jumlah atom sekunder ... 23

Gambar 2.7 Contoh menentukan jumlah tersier ... 24

Gambar 2.8 Contoh menentukan jumlah kuartener ... 24

Gambar 2.9 Contoh ikatan kovalen tunggal pada pentana ... 25

Gambar 2.10 Contoh ikatan rangkap dua dan 3 pada butena dan propuna .... 26

Gambar 2.11 Beberapa struktur senyawa alkana ... 27

Gambar 2.12 Penentuan rantai utama alkana ... 28

Gambar 2.13 Contoh cara memberi nama senyawa alkana ... 29

Gambar 2.14 Ikatan rangkap antar-karbon pada senyawa hidrokarbon alkena ... 32

Gambar 2.15 Model molekul alkena (Propena) ... 32

Gambar 2.16 Contoh penamaan senyawa alkena ... 33

Gambar 2.17 Ikatan rangkap tiga pada alkuna ... 33

Gambar 2.18 Struktur Lewis dan ikatan kovalen pada etuna dan butuna ... 34

Gambar 2.19 Perubahan senyawa tak jenuh menjadi senyawa jenuh ... 35

Gambar 2.20 Reaksi adisi dari etena ... 35

Gambar 2.21 Perubahan senyawa jenuh menjadi senyawa tak jenuh ... 35

Gambar 2.22 Contoh reaksi eliminasi ... 36

Gambar 2.23 Reaksi yang terjadi pada reaksi substitusi ... 36

Gambar 2.24 Contoh reaksi substitusi ... 36

Gambar 2.25 Dua isomer rangka dari butana ... 37

Gambar 2.26 Tiga isomer rangka dari pentana ... 38

(12)

xi

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A.1 Hasil Validasi Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat

Hidrokarbon ... 94

Lampiran A.2 Perhitungan CVR DAN CVI ... 95

Lampiran A.3 Soal yang dapat mengungkap miskonsepsi berdasarkan validitas dan reliabilitas soal ... 98

Lampiran A.4 Jawaban Siswa ... 103

Lampiran A.5 Tabel Identifikasi Miskonsepsi ... 110

Lampiran A.6 Penskoran Setiap Butir Soal ... 123

Lampiran A.7 Jumlah dan Persentase Kombinasi Jawaban ... 130

Lampiran B Lampiran B.1 Perhitungan Reliabilitas ... 133

Lampiran B.2 Jumlah dan Persentase Pemahaman ... 136

Lampiran C Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ... 139

(14)

1

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Efektivitas pembelajaran merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian bagi guru dan sekolah yang harus dievaluasi keberhasilannya. Evaluasi pembelajaran berfungsi menentukan kedudukan siswa dalam kelompok, apakah termasuk siswa pandai atau kurang pandai; menentukan taraf kesiapan siswa dalam menempuh program pendidikan; membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi; serta membantu guru dalam memberikan laporan kemajuan siswa kepada orang tua (Arifin, 2012: 25), sehingga dengan kegiatan ini guru mengetahui tingkat pencapaian pengetahuan, dan pemahaman yang dimiliki siswa serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi.

Miskonsepsi merupakan intersepsi konsep melalui suatu pernyataan yang tidak dapat diterima secara teori. Penelitian menunjukkan, miskonsepsi terjadi karena siswa menyimpan pengetahuan sesuai dengan konsep yang mereka ketahui, namun konsep yang mereka miliki tidak sesuai dengan tinjauan ilmiah (Vosniadou dalam Tan, et al., 2005: 6). Selain itu miskonsepsi bersifat pribadi, stabil, dan bila menyangkut koherensi maka siswa akan merasa tidak butuh pandangan yang koheren karena intrepretasi dan prediksi tentang peristiwa-peristiwa alam terlihat cukup memuaskan bagi siswa. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa harus dihilangkan dan harus menjadi perhatian khusus bagi guru serta siswa itu sendiri, karena miskonsepsi bersifat berulang dan melekat kuat pada siswa, akibatnya dapat mengganggu konsepsi berikutnya.

(15)

2

Triannisa Rahmawati, 2014

diagnostik pilihan ganda dua tingkat (Treagust 1995 dalam Tuysuz). Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat merupakan bentuk tes pilihan ganda yang dikombinasikan dengan pilihan jawaban dan alasan tertutup. Pada model ini, setiap item terdiri dari dua tingkat soal. Bagian pertama dari setiap item pilihan ganda merupakan suatu pertanyaan dengan dua sampai lima pilihan jawaban dan bagian kedua terdiri dari beberapa pilihan jawaban yang menjadi alasan pemilihan jawaban pada bagian pertama. Pada bagian kedua ini terdapat jawaban yang benar dan beberapa jawaban yang mengindentifikasikan miskonsepsi siswa. Tes diagnostik bertingkat dua ini digunakan untuk mengidentifikasikan miskonsepsi siswa dalam batas dan konteks yang jelas (Treagust, 1995).

Fungsi lain dari penggunaan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah dapat mengurangi siswa menjawab pertanyaan dengan cara menebak, karena pada soal lapis pertama, jika terdapat lima pilihan jawaban, maka kemungkinan siswa menebak dengan jawaban benar adalah 20%, sedangkan jika menggunakan soal bentuk pilihan ganda dua tingkat yang terdiri dari lima pilihan jawaban pada lapis pertama, dan lima pilihan alasan untuk lapis kedua, maka kemungkinan siswa menjawab benar dengan cara menebak adalah 4% (Tuysuz, 2009: 627), sementara itu jika terdapat tiga pilihan jawaban pada lapis pertama dan tiga pilihan alasan pada lapis kedua, maka kemungkinan siswa menebak dengan benar sebesar 11%, sehingga dengan tes diagnostik ini guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami suatu materi termasuk mengidentifikasi miskonsepsi. Beberapa peneliti yang telah mengembangkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi antara lain: Treagust 1988, 1995, Tan dan Treagust 1998, Tan et al 2005, Chandrasegaran et al 2007, Tuysuz 2009, Annisa 2013, dan peneliti lainnya pada topik materi kimia yang berbeda-beda.

(16)

3

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teks kimia organik Fessenden & Fessenden (1986: 1), suatu pengetahuan mengenai kimia organik tidak dapat diabaikan bagi kebanyakan ilmuan, karena sistem kehidupan utama terdiri dari air, dan setiap bidang yang berhubungan dengan tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme bergantung pada prinsip kimia organik, serta bidang studi yang mencakup obat-obatan, ilmu kedokteran, biokimia, mikrobiologi, pertanian merupakan bidang yang berhubungan dengan kimia organik. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka miskonsepsi pada materi hidrokarbon harus dihindari dan harus dilakukan suatu penelitian yang berhubungan dengan miskonsepsi pada materi hidrokarbon.

Pada penelitian ini peneliti tidak mengembangkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa, melainkan peneliti menggunakan instrumen yang telah ada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Annisa (2013), berupa instrumen tes diagnostik pilihan ganda sebanyak 18 butir soal tervalidasi dengan konsep materi hidrokarbon yang berbeda-beda. Instrumen tersebut kemudian divalidasi ulang kepada para pakar untuk mengetahui profil miskonsepsi dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jenis miskonsepsi siswa SMA di tiga kluster. Instrumen ini digunakan karena telah memenuhi nilai reliabilitas yang baik sebagai suatu instrumen, sehingga peneliti tidak melakukan uji kelayakan instrumen untuk mengetahui reliabilitas instrumen, tetapi cukup melakukan uji validitas.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti mengajukan judul “Profil Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Hidrokarbon Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat”. Penelitian ini perlu dilakukan karena berhubungan dengan konsepsi siswa, sehingga jika profil miskonsepsi siswa dapat ditemukan, maka guru dapat menentukan strategi pembelajaran untuk diterapkan pada materi hidrokarbon.

(17)

4

Triannisa Rahmawati, 2014

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Miskonsepsi perlu diketahui karena miskonsepsi bersifat mengakar dan sulit untuk dihilangkan.

2. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat perlu diterapkan untuk mengetahui keberhasilan instrumen dalam mengidentifikasi miskonsepsi pada materi hidrokarbon.

3. Miskonsepsi pada materi hidrokarbon perlu diketahui karena materi hidrokarbon merupakan salah satu materi kimia utama.

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah soal hidrokarbon yang digunakan sebagai instrumen penelitian merupakan hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annisa (2013). Pada instrumen tersebut dilakukan revisi ulang, yang selanjutnya butir soal yang valid diujikan pada siswa di tiga kluster SMA kelas XI yang berbeda di kota Bandung.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah umum penelitian yang dilakukan adalah: bagaimana profil miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi hidrokarbon menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat?. Rumusan masalah umum tersebut dirinci ke dalam rumusan khusus menjadi:

1. Bagaimana validitas dari instrumen penelitian tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada materi hidrokarbon?

2. Miskonsepsi apa saja yang dialami siswa SMA kelas XI pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat di tiga kluster yang berbeda?

3. Apakah terdapat perbedaan miskonsepsi untuk konsep tertentu yang dialami siswa SMA kelas XI pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat di tiga kluster yang berbeda?

(18)

5

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil miskonsepsi siswa di tiga kluster SMA yang berbeda pada materi hidrokarbon.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain: Bagi guru:

1. Guru memiliki informasi miskonsepsi secara lebih spesifik pada materi hidrokarbon untuk dirujuk sebagai strategi dalam mengajar.

2. Guru memiliki alternatif melakukan penilaian hasil belajar untuk menganalisis miskonsepsi siswa.

Bagi peneliti lain:

Dapat dijadikan sumber informasi untuk melakukan penelitian miskonsepsi terhadap materi lain secara lebih mendalam.

F. Organisasi Penulisan

(19)

40

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif, yaitu peneliti menggambarkan dan memaparkan hasil penelitian yang diperoleh secara deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan memberikan data berdasarkan kondisi subjek yang dijadikan penelitian apa adanya, sehingga pada pelaksanaannya peneliti tidak memberikan perlakuan khusus dan tidak melakukan modifikasi terhadap sampel yang dijadikan subjek penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian deskriptif disajikan suatu gambaran secara terperinci mengenai masalah yang menjadi objek penelitian, dan dalam penelitian ini satu gambaran terperinci tersebut berupa profil miskonsepsi siswa pada materi hidrokarbon. Penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, menginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.

Desain penelitian disusun untuk memberikan gambaran mengenai alur penelitian yang dilakukan peneliti dari awal hingga akhir, sehingga penelitian yang dilakukan sesuai dengan sistematika yang seharusnya. Desain penelitian dilakukan dengan tujuan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1.

B. Populasi dan Sampel

(20)

41

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlah siswa yang terlibat untuk kluster satu adalah sebanyak 136 siswa, dengan rincian kluster satu adalah 39 siswa, kluster dua 44 siswa, dan kluster tiga 53 siswa. Kluster yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekolah yang memiliki jumlah peminat sebagai tempat melanjutkan studi SMA. Selain itu hal yang membedakan antara kluster satu, kluster dua, dan kluster tiga adalah standar minimal siswa yang dapat masuk sekolah, yaitu: kluster satu merupakan sekolah dengan passing grade tertinggi, sedangkan kluster tiga dengan passing grade terendah. Ketiga sekolah ini pada saat dilakukan pengambilan data menggunakan kurikulum 2006 dan siswa yang diteliti dikondisikan dalam keadaan siap untuk menjalani proses pengambilan data. Pengkondisian tersebut dilakukan dengan cara diberitahu bahwa akan dilakukan tes hidrokarbon melalui guru kimia. Tujuan dari proses ini adalah agar jawaban pada instrumen penelitian benar-benar berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki siswa.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Soal pilihan ganda dua tingkat materi hidrokarbon yang sudah diuji reliabilitasnya

Validasi oleh pakar

Diterima

Ditolak Perhitungan CVR setiap Soal

Pengumpulan data penelitian

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

CVR < 0,59

CVR ≥ 0,59

(21)

42

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan C. Definisi Operasional

Definisi operasional yang terkait dengan penelitian ini adalah:

1. Validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana, 2009: 12). Validitas adalah ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya (Uno & Koni, 2012: 151).

2. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengetahui konsep alternatif yang dimiliki siswa pada beberapa topik sains. Pada model ini, setiap item terdiri dari dua tingkat soal. Bagian pertama dari setiap item pilihan ganda merupakan suatu pertanyaaan dengan dua sampai lima pilihan jawaban. Bagian kedua terdiri dari beberapa pilihan jawaban yang menjadi alasan pemilihan jawaban pada bagian pertama.

3. Miskonsepsi merupakan intersepsi konsep melalui suatu pernyataan yang tidak dapat diterima secara teori. Penelitian menunjukkan, miskonsepsi terjadi karena siswa menyimpan pengetahuan sesuai dengan konsep yang mereka ketahui, namun konsep yang mereka miliki tidak sesuai dengan tinjauan ilmiah (Vosniadou dalam Tan, et al., 2005: 6).

(22)

43

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen soal pilihan ganda dua tingkat materi hidrokarbon. Instrumen ini berupa set soal hidrokarbon yang telah disusun oleh peneliti lain, sehingga pada penelitian ini peneliti melakukan aplikasi terhadap soal yang telah dibuat untuk mengetahui profil tiga kluster SMA yang berbeda di kota Bandung.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya dihasilkan 18 butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dengan kriteria nilai reliabilitas tinggi, sehingga peneliti menggunakan instrumen tersebut sebagai instrumen penelitian tanpa melakukan uji kelayakan instrumen kembali. 18 butir soal hasil penelitian sebelumnya dilakukan validasi kembali sebelum di ujikan kepada 11 validator, yang terdiri dari 3 orang dosen dan 8 orang guru kimia. 3 orang dosen yang dijadikan validator berasal dari dosen pendidikan kimia, sementara 8 orang guru berasal dari perwakilan tiga kluster sekolah yang berbeda di kota Bandung. Dilakukan validasi ulang karena soal akan diujikan pada siswa SMAN di tiga kluster yang berbeda yang sekolah tersebut merupakan asal sekolah tempat validator mengajar.

(23)

44

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan diujikan pada siswa di tiga kluster SMAN yang berada di kota Bandung. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal di tiga kluster adalah sama, yaitu 30 menit.

Hasil dari uji soal kemudian dilakukan penskoran untuk setiap butir soal. Aturan dari penskoran untuk setiap butir soal yaitu: skor 2 jika jawaban benar-alasan benar; skor 1 jika jawaban benar-alasan salah atau jika jawaban salah-alasan benar; dan skor 0 jika jawaban salah-alasan salah. Selanjutnya dilakukan pengklasifikasian jumlah siswa yang menjawab jawaban benar-alasan benar; jawaban benar-benar-alasan salah; jawaban salah-benar-alasan benar; dan jawaban salah-alasan salah untuk dihitung persentase masing-masing kombinasi jawaban untuk mengetahui jumlah siswa yang paham utuh; paham parsial dengan miskonsepsi; dan tidak paham. Terakhir dilakukan perhitungan persentase total miskonsepsi siswa untuk setiap butir soal di tiga kluster sekolah yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan dengan cara siswa dengan jawaban benar-alasan salah; jawaban salah-alasan benar; dan alasan salah-jawaban benar termasuk kedalam katagori miskonsepsi.

Hasil dari penskoran dari jawaban siswa kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa, dan perbedaan jenis miskonsepsi di tiga kluster berbeda di kota Bandung. Analisis tersebut berperan untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa pada materi hidrokarbon.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

(24)

45

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan data dengan menggunakan soal tes tertulis karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa dengan menggunakan suatu instrumen pilihan ganda dua tingkat, dan bentuk instrumen ini merupakan bentuk soal tes tertulis.

Pemilihan tiga sekolah dengan kluster yang berbeda dilakukan berdasarkan standar nilai siswa SMP yang akan masuk ke SMA dan minat dari para siswa yang akan masuk ke SMA, serta prestasi akademik yang dimiliki oleh sekolah. Dari setiap tiga sekolah tersebut kemudian dipilih masing-masing dua kelas untuk dijadikan sebagai subjek penelitian. Pemilihan dua kelas dari masing-masing sekolah tersebut dipilih secara acak.

Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti memberi tahu siswa yang akan dijadikan subjek penelitian melalui guru mata pelajaran kimia yang mengajar dikelas yang bersangkutan bahwa akan diadakan tes soal hidrokarbon, sehingga siswa membaca materi yang akan diujikan, yaitu hidrokarbon. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar data yang diujikan benar-benar berdasrkan kemampuan siswa dalam menjawab soal, sehingga miskonsensi dan profil siswa dari tiga sekolah menjadi terlihat.

2. Analisis Data

Berikut ini analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

a. Data Validasi

Pengolahan data hasil validasi digunakan untuk mengetahui kevalidan untuk setiap butir soal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data hasil validasi adalah sebagai berikut:

(25)

46

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan 2) Hasil dari validasi dihitung nilai CVR dan CVI dengan menggunakan

rumus:

= � − 2

2

=

�ℎ �

Keterangan :

Ne : Jumlah validator yang menyatakan “Ya”

N : Jumlah validator

3) Menentukan kevalidan dari setiap butir soal berdasarkan skor minimal CVR. Pada penelitian ini jumlah validator yang terlibat sebanyak 11 orang, sehingga seperti uraian BAB II halaman 8, skor minimal untuk 11 validator adalah 0,59.

4) Menghilangkan soal yang tidak valid dan menggunakan soal yang valid untuk diujikan setelah dilakukan perbaikan berdasarkan saran dari validator.

b. Data Jawaban Siswa

Pengolahan data jawaban siswa dilakukan untuk mengetahui profil jenis dan perbedaan miskonsepsi siswa di tiga kluster yang berbeda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data tersebut untuk setiap kluster adalah sebagai berikut:

1) Soal yang dinyatakan valid diujikan kepada 136 siswa yang berasal dari tiga sekolah dengan kluster yang berbeda. Data yang mungkin diperoleh dari hasil jawaban siswa adalah dalam menjawab soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Beberapa pola respon siswa pada soal yang diujikan Soal

(26)

47

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk setiap pola

respon

b.1 b.2 b.3

c.1 c.2 c.3

2) Dilakukan penskoran untuk setiap butir soal, dengan cara seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian dan Pola Jawaban Pilihan Ganda Dua Tingkat Derajat Pemahaman Konsep Kriteria Penilaian

Tidak ada jawaban (skor 0) Tidak menjawab Jawaban tidak ditandai (skor 0) Terdiri dari banyak jawaban

Satu jawaban benar (skor 1) Salah satu jawaban benar Dua jawaban benar (skor 2) Dua jawaban benar

(Bayrak, B.K., 2013: 21) 3) Pengklasifikasian jumlah siswa yang menjawab dengan skor 2, 1, 0 untuk

setiap butir soal.

4) Pengkatagorian pemahaman dan miskonsespsi siswa. Pengkatagorian dilakukan berdasarkan pada acuan seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kategori Pemahaman Siswa Kombinasi Jawaban Klasifikasi Jawaban Siswa Jawaban benar-alasan benar Pemahaman utuh

Jawaban benar-alasan salah Pemahaman parsial dengan miskonsepsi Jawaban salah-alasan benar Pemahaman parsial dengan miskonsepsi Jawaban salah-alasan salah Tidak paham

(Tekkaya, et al., 1999) 5) Perhitungan persentase siswa dengan pemahaman utuh, pemahaman parsial dengan miskonsepsi, dan tidak paham. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase tersebut adalah sebagai berikut:

% � ��� = � �

(27)

48

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

% � ���� = � ��

� � ��

% � �� � = � �

� � ��

Keterangan :

PU : Pemahaman utuh

PPDM : Pemahaman parsial dengan miskonsepsi TP : Tidak paham

6) Perhitungan % total miskonsepsi di tiga kluster dengan cara:

% � � � � = % �+ % ��

(28)

88

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Validitas dari instrumen penelitian tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada materi hidrokarbon memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang baik dalam mengungkap miskonsepsi siswa. Hasil perhitungan validitas, dari 18 butir soal yang divalidasi, 13 butir soal dinyatakan valid, sedangkan skor CVI untuk 13 butir soal adalah sebesar 0,80. 2. Miskonsepsi yang dialami siswa SMA kelas XI pada materi hidrokarbon

menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat di tiga kluster adalah sebagai berikut:

a. Senyawa yang termasuk hidrokarbon adalah yang mengandung unsur C, H, O, N; C, H, O; C, H, N.

b. Kekhasan atom karbon yaitu memiliki 4 elektron valensi; dapat membentuk 4 ikatan kovalen.

c. Ikatan antar atom dalam rantai karbon dapat terjadi antara atom C dengan atom H; antara atom C dengan atom C dan H.

d. Atom C primer adalah adalah atom C yang berikatan dengan 3 atom H; atom C primer adalah adalah atom C yang berikatan dengan 3 atom C.

e. Atom C kuartener adalah adalah atom C yang mengikat cabang CH3; atom C kuartener adalah adalah atom C yang mengikat 4 unsur lainnya.

(29)

89

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan g. Senyawa hidrokarbon berupa rantai lurus dan bercabang; berupa

rantai lurus dan melingkar.

h. Senyawa dengan rantai tertutup tidak memiliki cabang; senyawa dengan rantai tertutup, atom C dengan atom C yang lain saling berikatan.

i. Senyawa hidrokarbon tak jenuh merupakan: senyawa yang memiliki ikatan tunggal atau rangkap 2; senyawa yang memiliki ikatan tunggal atau rangkap 3.

j. Aturan penomoran rantai induk dimulai dari: karbon yang terdekat dengan cabang, dan nomor cabang harus berurutan; urutan nama cabang sesuai abjad dan urutan nomor cabang.

k. Senyawa yang termasuk alkena adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua berjumlah 1 dan 2; senyawa yang termasuk alkena adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua berjumlah 2 dan 3. l. Senyawa yang termasuk alkuna adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua berjumlah 2; senyawa yang termasuk alkuna adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap dua berjumlah 2 dan 3.

m. Reaksi adisi yaitu: reaksi yang tidak mengubah ikatan rangkap dua pada alkena; reaksi yang tidak mengubah ikatan rangkap dua menjadi ikatan tunggal.

3. Terdapat perbedaan miskonsepsi pada konsep terterntu yang dialami siswa SMA kelas XI pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat di tiga kluster. Perbedaan jenis miskonsepsi yang dialami siswa tersebut untuk persentase miskonsepsi lebih dari 75,0%, yaitu:

(30)

90

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kluster dua pada konsep: kekhasan atom karbon, ikatan antar atom dalam rantai karbon, rantai tertutup, hidrokarbon tak jenuh, dan jumlah ikatan rangkap 3 pada alkuna.

c. Kluster tiga pada konsep: kekhasan atom karbon, ikatan antar atom dalam rantai karbon, atom karbon primer, atom karbon kuartener, identifikasi unsur H dalam senyawa hidrokarbon, rantai tertutup, hidrokarbon tak jenuh, tata nama alkana, jumlah ikatan rangkap dua pada alkena, dan jumlah ikatan rangkap pada alkuna.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan setelah penelitian ini dilakukan, yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam terhadap guru yang mengajar materi yang bersangkutan, karena miskonsepsi siswa dapat pula disebabkan oleh cara dan materi yang disampaikan oleh guru.

2. Penggunaan tes diagnostik ini sebaiknya digunakan oleh guru kimia, karena dengan menggunakan instrumen ini miskonsepsi siswa dapat diketahui, sehingga program remediasi dapat dilakukan dengan baik. 3. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan bagi guru untuk

menentukan strategi belajar yang tepat dalam menanggulangi atau miskonsepsi pada siswa.

(31)

91

Triannisa Rahmawati, 2014

Daftar Pustaka

Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada materi Hidrokarbon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendiikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendiikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bayrak, B.K. (2013). “Using Two-Tier Test to Identify Primary Students’

Conceptual Understanding and Alternative Conceptions in Acid Base”.

Mevlana International Journal of Education, 3 (2): 19-26.

Chandrasegaran, A.L. et al. (2007). “The development of a two-tier

multiple-choice diagnostic instrument for evaluating secondary school students’ ability

to describe and explain chemical reactions using multiple levels of

representation”. Chemistry Education Research and Practice, 2007, 8 (3):

293-307.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Depdiknas. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

(32)

92

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hermawan et al. (2009). Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA.Jakarta: Depdiknas.

Jutmini, Sri, et al. (2007). Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Lembaga Pengambangan Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Fessenden & Fessenden. (1986). Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hart-Suminar. (1983). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat (edisi ke enam). Bogor: Erlangga.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel

Physichology, 28: 563-575.

Lewis & Evans. (2006). Chemistry Third Edition. New York: PALGRAVE MACMILLAN.

McKenzie, J.F. et al. (1999). “Establishing Content Validity: Using Qualitative

and Quantitative Steps”. Am J Health BehavTM, 23(4): 311-318.

Moore & Langley. (2007). Chemistry for the Utterly Confused. New York: McGraw-Hill.

Mulyono. (2012). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.

Myers, R. (2003). “The Basics of Chemistry”. London: Greenwood Press.

Purtadi dan Sari. (TT). Analisis Miskonsepsi Konsep laju dan Kesetimbangan

Kimia pada Siswa SMA. [Online]. Tersedia:

(33)

93

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. Boston: McGraw-Hills.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan, Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunarya, Y dan Setiabudi A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA. Jakarta: Depdiknas.

Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Intepretasi Hasil Tes. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Suskie, Linda. (2007). Student Learning Assessment Options and Resources 2nd edition. Philadelphia: Middle States Commission on Higher Education.

Suyanti, R.D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tan, Daniel, et al. (2005). Development of a Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to Determine A-Level Students’ Understanding of Ionisation Energy. Singapore: NTU.

Tekkaya, et al. (1999). “A Cross-age Study of High School Student’s

Understanding of Diffusion and Osmosis”. Hacettepe University Egitim

FakUltesi Dergisi. 15: 84-93.

Treagust, D.F., et al. (1995). “Diagnostic assessment of students science

knowledge”. Learning science in the schools: Research reforming practice,

327 - 346.

Tuysuz, C. (2009). “Development of two-tier diagnostic instrument and assess

students’ understanding in chemistry”. Scientific Research and Essay. 4:

626-631.

(34)

94

Triannisa Rahmawati, 2014

Profil miskonsepsi siswa sma pada materi hidrokarbon menggunakan tes diagnostik pilihan

ganda dua tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
 Tabel 3.1 Beberapa pola respon siswa pada soal yang diujikan
tabel 3.2.

Referensi

Dokumen terkait

 Jurnal Ilmiah Nasional/Nasional terindeks di DOAJ, CABI, COPERNICUS * Hasil Penilaian Peer Review :. Komponen yang dinilai Nilai Maksimal Jurnal Ilmiah Nilai Akhir yang

Pembuktian kualifikasi Dapat diwakilkan dengan membawa Surat Tugas dari Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang dan Kartu Pengenal yang mewakili dari Pihak

Tindakan peneliti dalam penerapan layanan bimbingan kelompok pendekatan adversity quotient untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat pada santriwan pondok pesantren

Gambar 4.8 : Relasi tabel Sistem pakar diagnosa Penyakit kelamin pada manusia dengan menggunakan metode Bayes

pada siang hari yang cerah langit berwarna biru kamu dapat melihat matahari dan awan. matahari adalah

Dengan ditetapkannya Batik sebagai bagian dari kebudayaan oleh UNESCO, maka pada dasarnya bangsa Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar untuk

Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau

Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi