PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN
TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI
DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh
DIAN MUHAROMI EKA AL FAJAR
0906616
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
2013
PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN
TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI
DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh
Dian Muharomi Eka Al Fajar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial
©Dian Muharomi Eka Al Fajar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
dengan dicetak ulang, foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
LEMBAR PENGESAHAN
DIAN MUHAROMI EKA AL FAJAR 0906616
PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI
DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing 1,
Drs. Jupri, MT NIP. 19600615 198803 1 003
Pembimbing II,
Drs. H. Wahyu Eridiana, M. Si NIP. 19550505 198601 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
ABSTRAK
Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat
Oleh :Dian Muharomi Eka Al Fajar (0906616)
Marakanya penjualan lahan pertanian berdampak pada mata pencaharian petani, berubahanya mata pencaharian tentunya akan mempengaruhi pendapatan yang akan di terima oleh petani. Berubahnya mata pencaharian dan pendapatan ini tentunya berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul ”Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Masalah yang akan di bahas adalah bagaimana perubahan status kepemilikan lahan pertanian, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian dan pengaruh perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi. Tujuannya yaitu mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian dan mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi lapangan, studi pustaka, studi dokumentasi dan wawancara. Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah pertanian di Desa Mekarwangi dan populasi penduduk adalah seluruh petani di Desa Mekarwangi, batasan sampel diambil mengikuti sampel wilayah dan dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dixon dan B Leach. Teknik analisis data menggunakan persentase dan tabulasi silang untuk menghubankan beberapa variabel yang saling berhubungan.Hasil dari penelitian menunjukan bahwa perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi di sebabkan karena semakin maraknya penjualan lahan pertanian serta adanya sistem bagi waris yang mengharuskan pembagian lahan pertanian kepada ahli waris yang ditinggalkan, faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian yaitu karena adanya keinginan petani untuk membeli barang mewah, kebutuhan ekonomi, kebutuhan pendidikan serta harga lahan yang semakin tinggi.Kondisi sosial ekonomi masyarakat petani mengalami perubahan, mata pencaharian mereka berubah, sehinggga pendapatan petani menurun,namun kepemilikan fasilitas hidup, tingkat pendidikan dan kesehatan petani meningkat karena hasil penjualan lahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
ABSTRACT
Status Change Ownership Of Agricultural Land Against The Social Conditions Economic Of Farmers Community Village Mekarwangi
Sub-District Lembang Bandung Regency West by : Dian Muahomi Eka Al Fajar (0906616)
Sales agricultural land impact on livelihood farmers, change livelihood will certainly affect income to be received by farmers Changing livelihood and income is influential on the social conditions economy on the farmers Mekarwangi in the village. Based on the description the hence writers interested to have reserch by title changes status land holdings agriculture about the condition of social economy on the farmers village Mekarwangi sub-district Lembang Bandung Regency West . Matter to be discussed in is how changes status possession for agriculture factors changes status land holdings agriculture and influence changes status land holdings agriculture about the condition socioeconomic the farmers Mekarwangi village. Its purpose which is describe changes changees possession for agriculture analyze factors affecting changes status land holdings agriculture and descriptive influence changes status land holdings agriculture about the condition socioeconomic the farmers village Mekarwangi.Metode used in this research is method descriptive. Technical data by doing observation field, study pustaka, study documentation and interview. Population area within this research is all areas farm in the village Mekarwangi and population was all farmers in the village Mekarwangi, limitation samples follow samples area and counted using formulas propounded by Dixon and B Leach. Engineering analysis of data use percentage and crosstable to connect some variable a mutually related.Result from research showed that changes status possession of farmland in village Mekarwangi in caused by them because the rampant sales agricultural land and also system for heir requiring the division of agricultural land to the heirs left, factors affecting changes status ownership agricultural land is the farmers the desire to buy a luxury; needs economy, necessity of education and price of land the increasingly . Social conditions economic the farmers undergo a change, livelihood they change, income farmers decline but possession facilities, the level of education and health farmers is rising over the sale of land used to meet the need.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR PETA ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lahan ... 11
B. Penggunaan Lahan ... 12
1. Pengelompokan Penggunaan Lahan ... 13
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Penggunaan Lahan ... 15
3. Penggunaan Lahan Pertanian ... 17
4. Jenis-Jenis lahan Pertanian ... 17
5. Klasifikasi Petani ... 19
C. Perubahan Nilai Lahan ... 19
D. Kepemilikan Lahan ... 22
1. Penjualan Lahan ... 23
2. Hukum Waris ... 26
4. Hibah ... 27
5. Bentuk-Bentuk Pemilikan Lahan Pertanian ... 27
E. Kondisi Sosial Ekonomi ... 29
1. Mata Pencaharian ... 30
2. Pendapatan ... 31
3. Tingkat Pendidikan ... 32
4. Kepemilikan Fasilitas Hidup ... 33
5. Kesehatan ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 47
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 47
1) Letak dan Luas ... 47
2) Kondisi Iklim dan Topografi ... 47
2. Kondisi Sosial Budaya Daerah Penelitian ... 47
1) Kepdatan Penduduk dan Sex Ratio ... 48
2) Angka Ketergantungan Penduduk ... 49
3) Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50
4) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 51
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 52
1. Identitas Responden ... 52
1) Petani Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52
2) Petani Berdasarkan Usia ... 53
3) Tingkat Pendidikan Petani ... 54
4) Jumlah Tanggungan Keluarga Petani ... 55
5) Asal Petani ... 56
2. Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian ... 58
1) Asal Kepemilikan Lahan Pertanian ... 59
4) Penjualan Lahan Pertanian ... 63
5) Sistem Waris Lahan Pertanian ... 67
3. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian ... 72
1) Alasan Petani Menjual Lahan Pertanian ... 72
2) Lokasi dan Transportasi yang Dapat Digunakan Menuju Lahan Pertanian ... 74
3) Perubahan Harga Lahan Pertanian ... 75
4. Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi ... 77
1) Perubahan Mata Pencaharian ... 77
2) Peruabahan Pendapatan ... 78
3) Perubahan Kepemilikan Fasilitas Hidup ... 80
4) Perubahan Tingkat Pendidikan Anak Petani ... 90
5) Perubahan Sarana Kesehatan yang Dimiliki Petani ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 96
B. Rekomendasi ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
LAMPIRAN ... 100
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pertanian merupakan kegiatan manusia memproduksi tumbuhan serta
mengembangbiakan hewan untuk memenuhi kebutuhannya, pengertian ini sesuai
dengan apa yang di kemukakan Cohen dalam Banoewidjojo (1983 : 20) “pertanian
dirumuskan sebagai ilmu dan seni mengusahakan tanah dan definisi ini terutama
menekankan produksi tanaman dalam pertanian”. Demikian juga Mosher dalam
Banoewidjojo (1983 : 20) merumuskan dalam ruang lingkup yang sempit, sebagai
berikut :
Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuahan tanaman dan hewan itu dalam usaha tani (farm). Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha (business), dimana biaya dan penerimaan adalah penting.
Kondisi pertanian di Indonesia menurut data pendapatan nasional tahun 2012
hingga saat ini masih belum menunjukan hasil yang maksimal bila dilihat dari tingkat
kesejahtraan petani masih banyak petani yang tingkat kesejahtraanya masih rendah,
Padahal potensi pertanian di Indonesia sangat besar dan di dukung oleh sumber daya
alam yang tersedia serta banyaknya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada
sektor pertanian.
Kecamatan Lembang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung
Barat yang mempunyai potensi yang cukup besar pada sektor pertanian, dengan
kondisi iklim, suhu, serta topografi yang dimiliki Kecamatan Lembang menjadikan
daerah tersebut sebagai penghasil bahan pangan terutama sayuran sehingga daerah
Lembang terkenal sebagai pengahasil sayuran di Jawa Barat.(BPS Kabupaten
Semakin banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Lembang berdampak pada
semakin meningkatnya kebutuhaan untuk pemukiman sehingga banyak lahan
pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman yang menyebabkan lahan
pertanian di Kecamatan Lembang semakin hari semakin berkurang.
Selain dari semakin sempitnya lahan pertanian, seiring dengan kemajuan zaman,
teknologi, dan ilmu pengetahuan,berdasarkan penelitian BAPEDA Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2012 banyak generasi muda yang tidak tertarik lagi untuk
menggeluti sektor pertanian, bahkan kebanyakan dari mereka memilih sebagai
karyawan di suatu perusahaan walaupun mereka hanya bekerja sebagai office boy,
sehingga dampaknya lahan pertanian yang tadinya menjadi sumber penghidupan bagi
keluarga tidak ada lagi yang melanjutkan yang mendorong lahan pertanian tersebut di
jual, yang akibatnya banyak lahan pertanian di Kecamatan Lembang kini menjadi
milik orang pendatang.
Berdasarkan data profil Desa Tahun 2011 Desa Mekarwangi yang merupakan
salah satu desa di Kecamatan Lembang mayoritas penduduknya menggantungkan
hidupnya pada pertanian, namun di Desa Mekarwangi juga terjadi penyempitan lahan
pertanian, bahkan hampir 80% petani di Desa Mekarwangi tidak lagi mempunyai
lahan pertanian. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi petani dengan kepemilikan
lahan pertanian di Desa Mekarwangi dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Kepemilikan Lahan Pertanian Petani Desa Mekarwangi
Berdasarkan tabel 1.1 kepemilkan lahan pertanian yang di milki petani di Desa
Mekarwangi pada tahun 2001 yang tidak memiliki lahan pertanian sebesar 41%
mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 80% data tersebut menunjukan
bahwa petani di Desa Mekarwangi semakin banyak yang tidak mempunyai lahan
pertanian.selain itu kepemilikan lahan pertanian yang di miliki petani semakin sempit
terlihat pada tahun 2001 yang memiliki lahan pertanian kurang dari satu Ha sebesar
55% dan pada tahun 2011 hanya tinggal 19%. Begitu juga dengan jumlah keluarga
petani semakin berkurang pada tahun 2011 tercatat ada 828 keluarga petani dan pada
tahun 2011 berkurang 144 petani menjadi 684 petani.
Beralihnya kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi berdampak pada
semakin sempitnya lahan pertanian yang dimilki oleh petani sehingga akan
berpengaruh pada mata pencaharian petani, dengan semakin banyaknya alih
kepemilikan lahan pertanian maka akan mendorong terjadinya alih fungsi lahan
pertanian yang akan berdampak pada luas penggunaan lahan serta kondisi sosial
ekonomi pada masyarakat petani. Seiring dengan adanya alih fungsi lahan pertanian
maka penggunaan lahan di Desa Mekarwangi mengalami perubahan. Untuk lebih
jelasnya mengenai perubahan penggunaan lahan di Desa Mekarwangi dapat di lihat
pada tabel 1.2.
Tabel 1.2
Luas Penggunaan Lahan Desa Mekarwangi
Penggunaan Lahan Tahun 2001 (Ha)
Berdasarkan tabel 1.2 luas penggunaan lahan pertanian di Desa Mekarwangi
pada tahun 2001 sampai 2011 ada penggunaan lahan yang mengalami penambahan
dan adapula yang mengalami pengurangan luasanya, luas pemukiman,pekarangan,
kuburan mengalami penambahan luas, sedangkan luas lahan pertanian dan hutan
mengalami pengurangan dimana luas lahan pertanian pada tahun 2001 mempunyai
luas 72,7% dari luas keseluruhan Desa Mekarwangi sedangkan pada tahun 2011
tinggal 68,7%. Dapat di simpulkan bahwa luas lahan pertanian di Desa Mekarwangi
semakin berkurang dimana dalam kurun waktu sepuluh tahun luas lahan pertanian di
Desa Mekarwangi berkurang 20,7 Ha atau jika di rata-ratakan setiap tahuannya 2,07
Ha lahan pertanian di Desa Mekarwangi mengalami perubahan penggunaan lahan.
Semakin luasnya penggunaan lahan pemukiman akan mendorong naiknya harga
lahan pertanian di Desa Mekarwangi sehingga proses jual beli lahan pertanian akan
semakin banyak. Alih fungsi lahan pertanian ini akan berdampak pada mata
pencaharian petani, berubahanya mata pencaraian tentunya akan mempengaruhi
pendapatan yang akan di terima oleh petani. Berubahnya mata pencarian dan
pendapatan ini tentunya berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi pada masyarakat
petani di Desa Mekarwangi.
Dengan adanya fenomena tersebut maka perlu diadakannya suatu penelitian
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi .Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PADA MASYARAKAT PETANI DESA
MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG
BARAT”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini untuk mendapatkan data
masyarakat petani serta faktor-faktor apasajakah yang melatarbelakangi perubahan
status kepemilikan lahan pertanian pada masyarakat petani Desa Mekarwangi
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa
Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mengakibatkan perubahan status kepemilikan
lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat?
3. Bagaimanakah perubahan kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial
ekonomi pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus sesuai dengan judul dan rumusan masalah yang di kaji
dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa
Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan status
kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat.
3. Mendeskripsikan perubahan kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial
ekonomi pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di kemukakan, hasil penelitian ini di
harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain
1. Sebagai suatu informasi data bagi pemerintah mengenai kepemilikan lahan
pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat.
2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk lebih mengatahui kondisi
fisik, sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Mekarwangi Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
3. Sebagai bahan masukan dalam pembelajaran mata kuliah geografi pertanian
dan geografi desa kota
4. Referensi bagi pembelajaran geografi di sekolah sehingga siswa bisa lebih
memahami mengenai salah satu fenomena geografi yang berkenaan dengan
perubahan status kepemilikan lahan pertanian yang terdapat dalam materi
pemanfaatan sumber daya alam di SMA kelas XII IPS semester I.
5. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan membahas tentang tema
kepemilikan lahan.
E. Definisi Operasional
Penelitian ini diberi judul “PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN
PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PADA
MASYARAKAT PETANI DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT” penulis ingin mendeskripsikan bagaimana faktor penyebab serta pengaruh perubahan status kepemilikan lahan pertanian
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi. Untuk
menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul penelitian ini maka penulis
menguraikan definisi operasiaonal dari judul penelitian tersebut sebagai berikut :
1. Perubahan Status Kepemilikan
Perubahan status kepemilikan lahan dalam penelitian ini adalah
dan membahas proses bagaimana perubahan status kepemilikan lahan pertanian
tersebut terjadi, karena luasnya cakupan dari kepemilikan lahan maka dalam
penelitian ini dibatasi hanya perubahan status kepemilkan lahan pertnian di Desa
Mekarwangi yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.
2. Lahan Pertanian
Menurut Bintarto (1977:134) pengertian lahan adalah sebagai berikut :
“Lahan dapat diartikan sebagai land settlemen yaitu suatu tempat atau daerah
dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya”
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:166) pengertian pertanian adalah sebagai
berikut :
“Pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia sampai saat ini dan barang kali sampai beberapa tahun atau beberapa ratus tahun mendatang. Pertanian masih tetap menjadi sumber bahan makanan penduduk sebelum manusia dapat mengembangkan kehidupan ekonomi yang lain, pertanian
inilah yang menjamin kehidupannya”.
Dari pengertian diatas dapat di tarik suatu pengertian mengenai lahan pertanian
yaitu suatu tempat yang di manfaatkan oleh manusia untuk melakukan proses
produksi tanaman atau hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam
penelitian ini yang akan di kaji adalah lahan pertanian yang di miliki oleh masyarakat
petani di Desa Mekarwangi yang dijadikan sebagai objek kajian.
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosisal ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun sosial
yang ada di daerah tersebut namun kondisi sosial ekonomi merupakan gambaran dari
kehidupan sehari-hari masyarakat yang tinggal di darah tersebut. Menurut R. Bintarto
Dalam penelitian ini yang menjadi pokok pembahasan adalah bagaimana
pengaruh beralihnya kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan
pertanian yang dimilki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi
1) Matapencaharian
Mata pencaharian adalah kegiatan seseorang yang dilakukan setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mata pencaharian di suatu wilayah akan
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan alam, pengetahuan yang dimiliki
manusia, kemampuan teknologi yang dimiliki penduduk yang mendiami wilayah
dengan kurun waktu yang relatif cepat atau relatif lambat. Menurut I. Abdurrachmat
(1984:21) mengatakan bahwa: Macam dan corak aktivitas manusia berbeda-beda
pada tiap golongan atau daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata
geografi (Geographycal setting) daerahnya.
Semakin sempitnya lahan petanian yang dimiliki oleh masyarakat petani di Desa
Mekarwangi akan mendorong semakin sedikitnya masyarakat yang akan
mengandalakan sektor pertanian sehingga mata pencaharian petani akan semakin
berkurang. Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana mata pencaharian petani
sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa
Mekarwangi
2) Pendapatan
Berubahanya mata pencaharian maka akan mempengaruhi pendapatan yang
akan di peroleh. Sehingga jenis mata pencaharian yang di kerjakan oleh sesorang
akan memepengaruhi seberapa besar pendapatan yang akan mereka terima.
Pendapatan merupakan perolehan barang atau barang yang diterima atau dihasilkan
oleh seseorang. Abdullah (1989:23) mengemukakan bahwa:
“Pendapatan perorangan dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan
adalah pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung turut serta dalam proses produksi”.
Dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud merupakan pendapatan utama
petani sebelum dan sesudah terjadinya perubahan status kepemilikan lahan pertanian
3) Kepemilikan Fasilitas Hidup
Pendapatan yang di terima oleh seseorang akan di gunakan untuk memenuhi
kebuthan hidupnya, sedangkan kebutuhan hidup seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan terus semakin meningkat sehingga timbulah
keinginan dalam diri mereka untuk mempunyai barang-barang untuk dapat memenuhi
kebutuhan mereka baik secara materi mapun spiritual.
Kepemilikan fasilitas disini yaitu berupa sarana dan prasarana/alat rumah tangga
yang dimiliki oleh penduduk (pribadi) seperti alat informasi, komunikasi,
transportasi, dan rumah untuk menjalankan kelangsungan hidup manusia.
Dalam penelitian ini kepemilikan fasilitas hidup yang akan di teliti merupakan
kepemilikan fasilitas seperti status kepemilikan rumah, jenis rumah, dan luas rumah,
serta petani yang menggunakan hasil penjualanya untuk membeli sarana informasi
dan komunikasi serta sarana transportasi yang di miliki masyarakat petani sebelum
dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian
4) Pendidikan
Kebutuhan manusia yang perlu di penuhi adalah kebutuhan akan pendidikan
karena pendidikan akan mengajarkan seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
Apalagi di era globalisasi ini untuk dapat bersaing dalam dunia kerja di butuhkan
tingkat pendidikan yang tinggi sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan
pekerjaan yang di inginkan.
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana tingkat pendidikan anak
5) Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu daerah merupakan salah satu masalah yang masih
dianggap cukup serius terutama di wilayah pedesaan. Hal ini dikarenakan derajat
kesehatan sangat erat hubungannya dengan tingkat pemenuhan pangan, sandang,
perumahan dan mental seseorang. Di negara-negara berkembang terutama di daerah
pedesaan kondisi kesehatannya bisa dikatakan masih relatif rendah.
Dalam penelitian yang akan di bahas adalah bagaimana tingkat kesehatan
masyarakat petani di Desa Mekarwangi dilihat dari kepemilikan MCK dan sumber air
yang di gunakan sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat, yang secara astronomis terletak pada 6° 49’ 29” LS - 6° 51’ 29” LS dan 107° 36’ 14”
BT - 107° 39’ 44” BT. Secara Geografis letak Desa Mekarwangi cukup strategis dimana jarak
menuju Kantor Kecamatan Lembang hanya berjarak 5 km dan menuju Dago hanya 2 km saja,
sehingga Desa Mekarwangi sering di jadikan sebagai jalan alternatif dari Dago menuju
Lembang dan sebaliknya.Secara administratif batas-batas Desa Mekarwangi adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah utara : Desa Langensari Kecamatan Lembang
b. Sebelah selatan : Desa Cimbuleuit Kecamatan Cidadap
c. Sebelah timur : Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan
d. Sebelah barat : Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang
Desa Mekarwangi mempunyai luas wilayah 523,8 Ha dengan 360 Ha sebagai lahan
pertanian bukan sawah dan 163,8 Ha lahan non petanian. Sehingga mayoritas penduduk Desa
Mekarwangi bermatapencaharian sebagai petani.
B.Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan memperoleh data
penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
akan memberikan ilustrasi secara sistematik. Pelaksanaan metode ini tidak hanya terbatas pada
pengumpulan dan penyusunan data saja, akan tetapi meliputi analisis dan interpretasi data. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Koentjaraningrat (1991:120) sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. “
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif untuk dapat mengungkapkan
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Menurut Sumaatmadja (1988: 112) menyatakan populasi adalah keseluruhan
gejala, individu, kasus dan masalah yang akan kita teliti, yang ada di daerah
penelitian menjadi objek penelitian geografi. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari
dua macam, yaitu
a. Populasi wilayah meliputi seluruh lahan pertanian Desa Mekarwangi yang
berada di 9 RW dan 40 RT dengan luas 523,8 Ha
b. Populasi penduduk adalah seluruh penduduk petani yang bertempat tinggal di
Desa Mekarwangi dengan jumlah 684 KK yang terdiri dari 2760 jiwa
2. Sampel
Menurut Pabundu Tika (2005:35) sampel adalah sebagian dari objek atau
individu-individu yang mewakili suatu populasi. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988:
112) adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang
bersangkutan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penarikan sampel secara acak berstrata
(stratified \ random sampling), sampel acak berstrata adalah cara pengambilan sampel
dengan terlebih dahulu membuat penggolongan pop[ulasi menurut ciiri geografi
tertentu dan setelah di golongkan lalu di tentukan jumlah sampel dengan system
pemilihan secara acak.
a. Sampel wilayah
Daerah yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu di dapat dari peta
adminstratif yang dioverlay dengan penggunaan lahan yang dapat di lihat di Gambar
1.2 (Peta Penggunaan Lahan).Sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan
luas wilayah pertanian di desa Mekarwangi karena penelitian ini membahas perubahan status kepemilikan lahan pertanian saja. Berdasarkan data luas wilayah
Tabel 3.1
Luas Wilayah Pertanian Tiap RW di Desa Mekarwangi RW Luas Lahan Pertanian
(ha)
01 14
02 87,4
03 9,3
04 41,5
05 8
06 52,2
07 37
08 90,6
09 20
Jumlah 360
Sumber : Profil Desa Mekarwangi
Untuk mempermudah pengambilan sampel maka data tersebut
diklasifikasikan berdasarkan luas dengan menggunakan tiga klasifikasi yaitu sempit,
sedang dan luas yang dapat dilihat dari tabel 3.2
Tabel 3.2
Klasifikasi Luas Lahan Pertanian di Desa Mekarwangi
Luas Lahan Pertanian
(Ha) Klasifikasi
8-35 Sempit
36-63 Sedang
≥ 64 luas
Dapat dilihat pada tabel diatas wilayah yang mempunyai luas wilayah 8 – 32
Ha termasuk kedalam wilayah dengan klasifikasi sempit, 36-63 termasuk kedalam
wilayah dengan klasfikasi sedang dan wilayah dengan luas ≥ 64 termasuk kedalam
klasifikasi wilayah luas. Dengan klasifikasi tersebut luas lahan pertanian di
klasifikasikan sehingga di peroleh data klasifikasi luas lahan pertanian di Desa
Tabel 3.3
Klasifikasi Luas Lahan Pertanian Tiap RW di Desa Mekarwangi No Klasifikasi
Berdasarkan tabel diatas luas lahan pertanian maka dipilihlah sampel wilayah
dengan menggunakan penarikan sampel secara acak berstrata (stratified random
sampling) maka di perolehlah sampel wilayah yang terdapat di RW 01, RW 02 dan
RW 06 pemilihan sampel ini disebabkan karena di ke tiga RW tersebut masih banyak
masyarakat yang berkerja sebagai petani.
b. Sampel penduduk,
Sampel penduduk dalam penelitian ini yaitu penduduk yang bertempat tinggal di
Desa Mekarwangi yang bermata pencaharian sebagai petani yaitu berjumlah 684 KK
yang terdiri dari 2152 jiwa. Angka ketentuan responden diperoleh berdasarkan rumus
yang dikemukakan oleh( Dixon dan B Leach dalam Moh. Pabundu Tika, 2005: 35)
yaitu sebagai berikut :
a) Menentukan Persentase Karakteristi (P)
= 31,69
V =√
Keterangan :
P = Persentase karakteristik sampel yang dianggap benar
C = Confidanse limit/ batas kepercayaan (%)
V =√
V = √
V = √
V = 46,53
c) Menentukan Jumlah Sampel (n)
[ ]
Keterangan
n = Jumlah sample
Z = Confidance level, nilai confidance level 95% adalah 1,96%
V = Variabel yang dapat di peroleh
C = confidence limit/batas kepercayaan (%) dalam penelitian di ambil 10%.
[ ]
n =
[
]
2
n = [9,11988]2
n = 83,17
d) Menentukan Jumlah Sampel yang dikoreksi dengan rumus :
Keterangan :
N = Jumlah populasi (kepala keluarga)
Karena populasinya merupakan jumlah penduduk sehingga untuk memudahkan
menentukan samplenya maka angka tersebut dibulatkan menjadi 74 sample
(responden).Untuk lebih jelasnya dapat dihitung dalam perhitungan berikut :
1. RW 01 jumlah 42 KK, sehingga persentasenya sebagai yaitu :
Jadi sample penduduknya adalah 23
2. RW 02 jumlah 56 KK, sehingga persentasenya sebagai yaitu :
Jadi sample penduduknya adalah 31
3. RW 06 dengan jumlah 35 KK, sehingga persentasenya sebagai yaitu :
Jadi sample penduduknya adalah 20
Untuk lebih jelasnya mengenai sample penduduk lihatlah tabel 3.4
Sumber : Hasil Analisis 2013
Untuk pengambilan sampel penduduk di lapangan dilakukan dengan mengunjungi
rumah- rumah petani berdasarkan sampel yang sebelumnya bertanya pada ketua
kelompok petani untuk mengtahui petani yang pernah menjual lahan pertanianya.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan ukuran dan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki
oleh anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya (Rafi’I, 1986:8). Variabel itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi adanya suatu
kejadian, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi.
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat
untuk lebih jelasnya bisa di lihat di gambar 3.3
Gambar 3.1 Variabel Penelitian - Proses perubahan status kepemilikan lahan
pertanian
Penjualan
Warisan
Hibah
- Luas Lahan Pertanian
- Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Di Desa Mekarwangi tahun 2001
Mata Pencaharian Petani di Desa Mekarwangi Tahun
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mempermudah dalam pengambilan data dan informasi di lapangan maka
penelitian harus menggunankan teknik pengumpulan data yang sesuai sehingga
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Observasi Lapangan
Menurut Pabundu Tika (2005:44) observasi adalah cara dan teknik pengumpulan
data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang ada pada objek penelitian. Observasi lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi
perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat dan untuk meperoleh data mengenai kondisi
sosial ekonomi masyarakat petani di desa mekarwangi.
2) Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis melalui
kepustakaan, bertujuan untuk memperoleh data dari berbagai buku untuk menunjang
masalah penelitian, terutama menyangkut pengaruh perubahan status kepemilikan
lahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani.
3) Studi Dokumentasi
Mencari data atau informasi melalui dokumen berupa catatan, transkrip, buku dan
lain-lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian. Studi ini digunakan untuk
melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti meliputi
jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan,dan pendapatan, kesehatan, fasilitas
hidup.
4) Wawancara
Menurut Nasution (dalam Pabundu Tika, 2005: 75) wawancara (interview) adalah
tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan
penelitian yang dilakukan secara wajar dan lancar. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh informasi-informasi dari responden meliputi data kondisi sosial
ekonomi, faktor penyebab beralihnya kepemilkan lahan pertanian, penjualan tanah
dan sistem bagi waris yang masih di gunakan di Desa Mekarwangi.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Sumaatmadja (1988) dalam Al-Gifari (2011 : 38) analisis data
merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk menguji kebenaran hipotesis dan
untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.
Teknik analisis data yaitu suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis data
yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Tahap ini di awali
dengan menginventarisasikan data yang telah terkumpul. Setelah data terkumpul,
kemudian data tersebut di identifikasi, klasifikasi dan analisa, lalu akan memperoleh
sebuah kesimpulan. Data yang terkumpul di analisa denganmenggunakan analisis
persentase.
a) Teknik Analisis persentase
Teknik analisis data persentase menurut Santoso (2001 : 299) mengungkapkan
“untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan
digunakan analisis persentase dengan menggunakan formula”. Formula persentase sebagai berikut :
Keterangan :
P = Besarnya persentase
f = frekuensi tiap jawaban responden
Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa
persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan
pengumpulah data sementara penulis memilih parameter yang digunakan oleh Effendi
dan Manning (1991 : 263). Adapun kriteria persentase yang digunakan dirinci seperti
yang terdapat pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Penilaian Persentase Persentase Kriteria
100 Seluruhnya 75-99 Sebagian besar 51-74 >Setengahnya
50 Setengahnya 25-49 <Setengahnya
1-24 Sebagiian kecil
0 Tidak ada
Sumber : Effendi dan Manning (1991 : 263)
b) Tabel Silang (Cross Table)
Menurut Pabundu Tika (2005:74) mengemukakan bahwa tabel analisisi (talk
tabel) adalah tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisis dan dari
tabel tersebut dapat diambil kesimpulan. Jenis analisis tabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tabel silang. Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih
lanjut setiap kesatuan data dalam setiap kategori menjadi dua subsekwen. Pemecahan
kesatuan data menjadi subkesatuan tergantung pada tujuan serta pemecahan masalah
yang diinginkan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini yang dianalisis menggunakan tabel silang yaitu untuk
mengetahui hubungan antara status perubahan lahan pertanian dengan kondisi sosial
ekonomi yang dilihat dari 5 parameter yaitu mata pencaharian, pendapatan,
kepemilikan fasilitas, pendidikan anak petani dan kesehatan petani, hubungan antara
luas lahan pertanian yang dimiliki petani dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
luas lahan pertanian yang dimiliki petani serta perubahan kondisi sosial ekonomi
masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perubahan status
kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa
Mekarwangi Kecamatan Lembang yang telah di uraikan pada bab IV, maka dari hasil
penelitian tersebut dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi dilihat dari
asal kepemilikan berasal dari warisan dari orang tua mereka,status kepemilikan
lahan pertanian mengalami perubahan pada tahun 2001 petani banyak yang
menggarap lahan sendiri namun pada tahun 2013 petani paling banyak yang
menyewa lahan pertanian untuk mereka garap, luas kepemilikan lahan juga akibat
adanya perubahan lahan pertanian semakin banyak petan yang hanya memeliki
lahan pertanian <2800m² dimana penjualan lahan pertanian terjadi paling banyak
pada tahun 2001-2004, selain dari penjualan lahan pertanian ada beberapa petani
yang pernah membeli lahan sehingga lahan pertanain semakin bertambah. Sistem
waris juga mengakibatkan adanya perubahan kepemilikan lahan pertanian dimana
di Desa Mekarwangi petani menggunakan hukum kepercayaan atau agama dalam
pembagian waris dimanan ahli waris laki-laki mendapatkan warisan yang lebih
besar dengan ahli waris perempuan.
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa
Mekarwangi disebabkan adanya alasan petani menjual lahan pertanian akibat
kebutuhan ekonomi, kebutuhan pendidikan, ingin membeli barang mewah, petani
mengalami keruggian dan harga lahan semakin tinggi, faktor lokasi dan transportasi menuju lahan pertanian serta perubahan harga lahan pertanian yang
dimana setiap tahun lahan pertanian di Desa Mekarwangi mengalami kenaikan
harga.
3. Akibat adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian maka berdampak
pada kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi, yang penulis
lihat dari lima aspek yaitu mata pencaharian, pendapatan, kepemilikan fasilitas
hidup, pendidikan anak petani dan kesehatan. Mata pencaharian petani Desa
Mekarwangi menglami perubahan dari sebelum adanya penjualan lahan pertanian
mereka sebagai petani pemilik dan penggarap dan sesudah adanya penjualan lahan
pertanian berubah mnejadi petani penyewa dan penggarap karena semakin
sempitnya lahan pertanian yang mereka miliki, hal tersebut mengakibatkan
pendapatan mereka menjadi menurun namun kepemilikan fasilitas hidup seperti
kepemilikan sarana informasi dan komunikasi, sarana transportasi, kepemilikan
rumah, jenis rumah, kondisi rumah, dan pendidikan anak petani mengalami
peningkatan, karena penggunaan hasil penjualan lahan pertanian yang banyak
digunakan untuk membeli barang mewah dan kebutuhan pendidikan anak mereka,
begitu juga kondisi kesehatan yang dilihat dari kepemilikan MCK dan sumber air
yang digunakan petani sebelum adanya penjualan lahan pertanian mereka masih
ada yang tidak mempunyai MCK sendiri namun sesudah adanya penjualan lahan
mereka membuat MCK pribadi dan sumber air yang digunakan berasal dari air
sumur karena ketersedian air tanah di Desa Mekarwangi cukup memenuhi bahkan
pada saat musim kemaraupun tidak pernah surut.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mempunyai rekomendasi yang sekiranya
bermanfaat untuk dapat mengatasi pengaruh adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
1. Dengan semakin maraknya perubahan status kepemilikan maka harus adanya
peraturan pemerintah yang melidungi lahan pertanian di tambah lagi harus
adanya pengontrolan serta penigkatan pengelolaan pertanian sehingga potensi
pertanian dapat di kembangakan dengan baik dan petani dapat sejahtra.
2. Bagi petani dengan mengetahui kondisi sosial ekonominya bisa membantasi
untuk tidak menjual lahan pertanian sehingga mata pencaharian mereka sebagai
petani tidak berubah, petani harus mempunyai wawasan yang lebih luas terutama
mengetahui harga pasar sehingga petani tidak lagi mengalami kerugian
3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih jauh meneliti bukan hanya dari segi sosialnya
ekonomi saja melainkan dari segi pengembangan wilayah serta kesesuaian lahan
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, I. 1984. Geografi Ekonomi. Bandung : Jurusan Pendidikan
Geografi FPIPS IKIP
Al-Gifari, Wildan Y. 2011. Profil Petani Cengkeh (Syzygium Aromaticum) di
Dusun Cilumping desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Kabupaten
Sumedang. Bandung. Skripsi S1 pada Jurusan Pendidikan Geografi
Anwar. 1980. Ekonomi Indonesia Masalah dan Prospek. Jakarta UI Press
Arianto dkk.1998. Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad,S.1989. Konservasi Tanah dan Air. Edisi II. Bogor : IPB
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2011. Kabupaten Bandung
Barat Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2011. Kecamatan Lembang
Dalam Angka.
Banoewidjojo, M. 1983. Pembangunan Pertanian. Surabaya. Openi Malang dan
Usaha Nasional
Bintarto. 1991. Pengantar geografi Kota. Bandung. PT Rinekacipta
Direktorat Tataguna Tanah. (1984).
Djamari.1985. Beberapa Aspek Geografi Indsutri. Bandung : IKIP.
Jamulya dan Sunarto. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan-Evaluasi Kemampuan
Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Koentjaraningrat. 1994. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.
Gramedis Utama
Mangunsukardjo, K. 1996. Pelatihan Evaluasi Sumberdaya Lahan, Pengantar
Evaluasi sumberdaya Lahan.Yogyakarta.
Manuwoto.1991. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan. Lampung:Surya.
Oemarsalim, S.H. (1991). Dasar-dasar hukum waris di Indonesia.Jakarta : PT
Rineka Cipta
Profil Desa Mekarwangi.2001
Profil Desa Mekarwangi.2011
Rafi’i.S. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa
Sandy, I Made 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta. Jurusan
Geografi FPMIPA UI.
Santoso, S. 2001. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta. Elek
Media Komputindo
Sitorus, Santun RP. 1986. Survei Tanah dan Penggunaan Lahan. Bogor: Lab.
Survei Tanah dan Evaluasi Lahan.
Sitorus, Santun. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito
Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok). [Tesis]. Bogor : IPB
Sudarsono. 1994.Hukum Waris dan Sistem Bilateral.Jakarta.PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sumaatmadja, N. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis
Keruangan. Bandung: Alumni.
Swastha Basu.1998. Manajemen Penjualan. Edisi 3, Yoyakarta, BPFE
Universitas Gadjah Mada.
Timur,S.2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Tanah.[online].
Tersedia;http://puteralautsumateratimur.blogspot.com/favicon.ico[30
November 2012]
Tika,M, P. 2005. Metode penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara.
Tjondronegori,Wiradi.1984.Dua Abad Penguasaan Tanah. Jakarta. PT Gramedia
Wahid Muchtar,DR.2008.Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas
Tanah.Jakarta.Republika
Yuniarto, T dan Woro, S. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan-Kesesuaian Lahan.
Yogyakarta: fakultas Geografi UGM.
Yunus, Hadi Sabari. 1978. Konsep dan Pengembangan Daerah Perkotaan.