• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.State of the Art

Penelitian terkait sistem informasi keperilakuan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan objek dan metode yang berbeda.dengan menggunakan berbagai model yang semakin berkembang.

Evaluasi penerimaan, kesuksesan, dan kesesuaian secara bersama-sama diteliti pada model terintegrasi yang dikembangkan oleh Utomo(2018). Penelitian ini mengajukan sebuah kerangka baru untuk evaluasi penerimaan pengguna atas teknologi E-learning di Universitas. Penelitian tersebut mengajukan model evaluasi integrasi beberapa model yakni model kesuksesan SI DeLone dan McLean, Technology Acceptance Model (TAM), penerimaan UTAUT, kesesuaian HOT Fit, Evaluation Model Of Success And Acceptance Of ELearning, dan MELSS dengan modifikasi yang dapat mengevaluasi dan mengukur sesuai dengan kebutuhan di atas dengan modifikasi disesuaikan karakteristik keberhasilan e-learning di universitas. Penelitian Utomo terbatas pada pemodelan, saja belum dibuktikan implementasi model dalam pengukuran penerimaaan dan keusksesan suati sistem. Sedangkan penelitian ini menggunakan 3 intergasi model yaitu , model kesuksesan SI DeLone dan McLean, kesesuaian HOT Fit dan model UTAUT

Penelitian Mohamadali(2010) mengajukan sebuah kerangka baru untuk evaluasi penerimaan pengguna atas teknologi perangkat lunak pada sektor pelayanan kesehatan. Penelitian tersebut mengajukan model evaluasi terintegrasi yaitu integrasi model penerimaan pengguna UTAUT, model kesuksesan SI DeLone dan McLean, dan model Task Technology Fit (TTF). Penelitian Mohamadali (2010) menjadi landasan penelitian Yuliasari (2014) dan Ramayasa (2015) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam

(2)

menggunakan Sistem Aplikasi Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (SiAP LKPD) dan implikasinya terhadap kinerja auditor. Model integrasi juga digunakan oleh Puspita (2013) mengkaji penerimaan sistem informasi manajemen Rumah sakit dengan model kombinasi UTAUT-TFF . Model penelitian yang digunakan adalah model integrasi model penerimaan UTAUT, kesuksesan SI DeLone dan McLean, dan kesesuaian HOT Fit.

Tan(2013) mengimplementasikan UTAUT untuk mendapatkan factor yang mempengaruhi penggunaan penggunaan English E-Learning Websites di Taiwan. Tan juga membahas tentang perbandingan berbagai metode evaluasi kesuksesan SI dan mengkaji kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sedangkan Wang(2003) mengkaji tentang penggunaan Elearning di perusahaan, menggunakan pengembangan metode DeLeno& Mclean yang disebut dengan ELSS ( Elearning e-learning systems success). Dalam menentukan beberapa indicator pengukuran variable, penelitian ini mengacu pada Tan (2013) dan wang (2003), yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan lingkungan kampus PNB.

2.2.E-Learning di Politeknik Negeri Bali

Dalam proses belajar mengajar(PBM), PNB mempunyai fasilitas e-learnin untuk metode pembelajaran jarakjauh yang dapat diakses lewat kuliah.pnb.ac.id dengan menggunakan Digital Learning Now Framework. PNB merupakan institusi penyelenggara pendidikan vokasional, sehingga dalam pelaksanaan perkuliahan, tidak dibenarkan jika seluruhnya dilakukan via online. E-Learning di pnb dilaksanakan secara blended, dimana maksimum 60% offline dan 40% online. PBM offline diisi dengan praktek maupun penugasan di laboratorium. Sedangkan PBM online mengakomodasi penugasan jarak jauh, kuis, dan juga diskusi berupa chatting.

(3)

Secara umum, dari sisi Mahasiswa, model e-learning yang akan digunakan di Politeknik Negeri Bali ada dua. Pertama, e-learning hanya dijadikan sebagai sarana untuk berbagi pakai (sharing) bahan ajar, materi kuliah, buku, dan pengumpulan tugas secara digital. Sedangkan yang kedua adalah e-learning digunakan sebagai pelengkap proses pembelajaran atau sering disebut dengan blended learning. Dalam model blended learning, mahasiswa dapat mengakses materi dan bahan ajar kuliah, dapat mengerjakan Quis secara on-line dan dapat mengupload tugas secara digital melalui laman yang telah diset oleh pengajar atau dosen.

Dalam situs EL PNB, terdapat empat hak akses yaitu :

1. Administrator memiliki kewenangan tertinggi untuk mengelola situs perkuliahan, seperti : membuat user, membuat course, mengatur hak akses user, membuat cohort, melakukan enrol user, megatur permission, mengatur tema dan sebagainya.

2. Teacher memiliki kewenangan untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan mata kuliah yang diampunya, seperti : membuat forum, membuat topic, mengisi materi pada topik, memberikan penugasan, menentukan apakah mata kuiah dapat diakses guest atau hanya student yang terdaftar.

3. Student memiliki kewenangan untuk melihat materi dan penugasan pada mata kuliah yang diambilnya.

4. Guest memiliki kewenangan untuk melihat materi pada mata kuliah tertentu yang diperbolehkan untuk guest, namun, harus tetap menginputkan password. Biasanya untuk hak akses guest, seseorang akan diberikan password oleh teacher pada mata kuliah tersebut

Dalam penggunaan E-Learning di PNB melibatkan 4 pihak yaitu prodi, tim EL, dosen, serta mahasiswa.

(4)

1. Prodi menetapkan kurikulum yang berlaku, menetapkan matakuliah, kelas serta dosen pengampu sesuai SK mengajar yang telah ditetapkan.

2. Unit MIS-PNB memiliki tim khusus yang mengawal penggunaan fasilitas EL. Tim ini bertugas untuk mengupdate course yang berlangsung pada semester berjalan sesuai dengan SK mengajar yang telah ditetapkan serta mendaftarkan mahasiswa peserta course.

3. Dosen bertugas untuk melengkapi bahan ajar sesuai denga MK yang diampu, dengan mengupload buku ajar, tugasoffline, maupun online, menyiapkan quis online serta aturan penilaiannya.

4. Mahasiswa adalah user dari EL, yang dapat mengunduh bahan ajar dari EL.

Gambar 2.1 Flowchart EL PNB (kuliah.pnb.ac.id)

Pada sisi penggunaan oleh dosen, TimEL bertugas mengaktifkan matakuliah yang berlaku di semester berjalan, menginisiasi dosen pengampu MK sesuai dengan SK mengajar, serta mendaftarkan peserta course. Dosen bertugas untuk mengisi kelengkapan profile MK, berupa rancangan perkuliahan dan kontrak pembelajaran, mengupload buku ajar serta

(5)

menyiapkan tugas-tugas praktek. Jika E-Learning dilaksanakan secara blended, maka dosen meyiapkan tugas online, tugas ofline serta quis dan penilaiannya.

Gambar 2.2.penggunaan EL untuk dosen (kuliah.pnb.ac.id)

Jika mahasiswa tidak didaftarkan oleh teacher atau dosen untuk menggunakan elearning secara Blended, maka Mahasiswa memerlukan kunci khusus untuk mengakses materi-materi yang ada di e-learning. Kunci tersebut dinamakan enrolment key yang

(6)

berbentuk seperti password. Setiap akan mengakses materi maka mahasiswa perlu mengisikan enrolment key atau password yang disesuaikan untuk setiap program studi. Adapun enrolment key tersebut dapat diminta kepada Ketua Program Studi atau ke tim e-learning. Materi-materi yang dapat di download menggunakan guest access antara lain sebagai berikut:

1. Bahan Ajar : merupakan materi yang diberikan oleh pengajar, dimana mahasiswa dapat mendownload dalam bentuk dokumen, image, video ataupun jenis digital lainnya.

2. Tugas offline : jenis penugasan yang mana dalam situs kuliah hanya menampilkan soal tugas saja, namun jawaban akan dikumpulkan secara offline atau tanpa melalui situs kuliah PNB.

Gambar 2.3 Flowchart penggunaan EL untuk Mahasiswa (kuliah.pnb.ac.id)

(7)

Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi sederhana atau disebut model parsimoni. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone dan McLean mengembangkan suatu model parsimoni dengan nama model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (2004) yang tersaji pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Model Kesuksesan DeLone and McLean

Faktor atau komponen pengukuran kesuksesan SI dari model ini yaitu kualitas sistem (system quality); kualitas informasi (information quality); penggunaan (use); kepuasan pengguna (user satisfaction); dampak individual (individual impact); dampak organisasi (organization impact). Berdasarkan kritik yang diterima dan perkembangan SI serta lingkungan penggunaannya, DeLone dan McLean memperbarui modelnya yaitu memasukkan variabel kualitas pelayanan (service quality); merubah variabel-variabel dampak individual dan organisasi menjadi manfaatmanfaat bersih (net benefit); perbaikan dan peningkatan pengukuranpengukuran.

2.4. Model Technology Acceptance Model

Salah satu metode pendekatan untuk memahami sikap pengguna terhadap teknologi adalah Technology Acceptance Model (TAM).Teknologi Acceptance Model menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (manfaat dan kemudahan suatu sistem informasi) dan perilaku yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor‐faktor yang

Kualitas Informasi Kualitas Sistem Kualitas Layanan Niat Penggunaan Dampak Bersih

(8)

mempengaruhi diterimanya Sistem Informasi dalam suatu organisasi. Model TAM sendiri mendefinisikan dua hal yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap teknologi yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat dari teknologi dan kemudahan dalam menggunakan teknologi.

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi dalam kurum waktu 18 tahun terakhir. TAM merupakan model yang paling popular dan banyak digunakan dalam berbagai penelitain mengenai proses adopsi dari penggunaan atau penerimaan sistem informasi. Kesederhanaan dan kemampuan menjelaskan hubungan sebab akibat merupakan alasan utama penggunaan TAM.

Technology Acceptance Model diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna sistem informasi. Menurut Davis (1989) tujuan utama TAM adalah ntuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh factor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi) dan tujuan pengguna sistem. TAM mengganggap bahwa ada dua keyakinan variable perilaku utama dalam mengadopsi sistem informasi yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Persepsi pengguna manfaat diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan kemudahan menggunakan E-Learning diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem dapat meningkatkan kinerjanya.

(9)

Gambar 2.5 Model TAM

2.5. Model Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology (UTAUT)

Metode UTAUT bertujuan untuk menjelaskan maksud pengguna untuk menggunakan sistem informasi dan perilaku penggunaan berikutnya. Teori ini berpendapat bahwa empat faktor kunci (performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions) adalah penentu langsung niat penggunaan (behavioural intention) dan (use behaviour) perilaku. Selain itu, terdapat empat moderator kunci untuk metode UTAUT ini yaitu gender, age, experience, and voluntariness of use. Performance expectancy, effort expectancy, social influence dan facilitating conditions berhubungan dengan intention behaviour yang akhirnya menghasilkan behaviour use. Behaviour use menjadi pengukuran user acceptance dari sebuah sistem.

Venkatesh (2003) mengkaji teori-teori tentang penerimaan teknologi oleh pemakai-pemakai sistem. Delapan teori dikaji adalah. Theory of Reasoned Action/TRA, technology acceptance model/TAM , Motivational Model/MM, Theory of Planned Behavior/TPB, TAM+TPB, Model of PC Utilization/MPCU, Innovation Diffusion Theory/IDT, dan Social Cognitive Theory/SCT. Teori-teori yang sudah ada ini dikembangkan menjadi sebuah model baru terintegrasi dinamakan teori gabungan penerimaan dan penggunaan teknologi (Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology/UTAUT). Empat faktor kunci model UTAUT yaitu harapan kinerja (performance expectancy); harapan usaha (effort expectancy);

(10)

pengaruh sosial (social influence); dan kondisi-kondisi fasilitas (facilitating conditions).yang tergambar pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Model UTAUT

Model penerimaan UTAUT hanya dapat digunakan untuk mengevaluasi penerimaan pengguna terhadap SI. Model penerimaan UTAUT tidak dapat menilai kesuksesan SI. Namun demikian, model penerimaan UTAUT masih lebih baik dibandingkan model penerimaan TAM yang hanya mampu menghitung hingga 53% dari varian, sedangkan model penerimaan UTAUT mampu menghitung hingga 70% dari varian (adjusted R2) (Venkates,2003)

2.6.Model Human Organization Technology Fit (HOT Fit)

Untuk melakukan pengukuran keberhasilan suatu sistem informasi yang lebih komprehensif dalam memberikan manfaat bagi suatu organisasi Yusof et al. (2006) memperkenalkan sebuah model bernama Human-Organization-Technology (HOT)-Fit Framework untuk melakukan evaluasi sistem informasi secara komprehensif. Model (HOT)-Fit Framework menggabungkan D & M IS Success Model dengan IT-Organization Fit Model, yaitu menambahkan faktor organisasi dan dimensinya: struktur dan lingkungan; fit antara faktor teknologi, manusia dan organisasi; dua cara hubungan antara dimensi kualitas informasi dan penggunaan sistem, kualitas informasi dan kepuasan penggunaan, struktur dan lingkungan, struktur dan net benefit, dan lingkungan dan net benefit.. Menghasilkan

(11)

framework yang menempatkan komponen penting dalam sistem informasi, yaitu: Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology), dengan kesesuaian hubungan di antara tiga kompenen tersebut.

Penelitian Mohamadali dan Garibaldi (2012) mengemukakan pentingnya penggunaan konsep “fit” dalam melihat hubungan Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). Hingga saat ini (HOT)-Fit Framework belum banyak digunakan untuk mengukur kesuksesan sistem informasi yang digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah

Pada konteks penelitian ini, pengukuran kesuksesan Elearning PNB secara lebih komprehensif dengan menggunakan (HOT)-Fit Framework. Penelitian ini menguji kesesuaian aplikasi Elearning PNB (technology), kepuasan pengguna (human) dan pengendalian organisasi (organization) dalam menunjang proses belajar mengajar. Sebagai bukti empiris bahwa antara organization dan net benefits serta antara human dan net benefits terdapat hubungan dua arah (Yusof et al., 2006).

Model yang dikembangkan oleh Yusof ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni manusia (human), organisasi (organization), dan teknologi (technology) dan kesesuaian hubungan diantaranya.

(12)
(13)

2.7.Model Evaluasi terintegrasi E-Learning PNB

Mohamadali dan Garibaldi (2010) mengusulkan model evaluasi terintegrasi dengan menggabungkan tiga teori SI, yaitu model UTAUT, model kesuksesan SI DeLone dan McLean, dan model HotFit. Model UTAUT dan kesuksesan SI menggunakan variabel dependen hampir sama yaitu niat untuk menggunakan suatu sistem, dimana model UTAUT menggunakan istilah “behavioural intention” sedangkan model kesuksesan SI menggunakan istilah “intention to use” atau “use”. Namun, masing-masing model memiliki variabel independen yang berbeda. Pada model UTAUT, niat keperilakuan ditentukan oleh harapan kinerja, harapan usaha, dan pengaruh sosial. Pada model kesuksesan, niat untuk menggunakan ditentukan oleh kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan

Gambar 2.8 Konsep Model integrasi (Mohamadali,2010)

Model UTAUT hanya meneliti pengaruh konstruk ke niat keperilakuan, belum menghubungkan ke hasil pemakaian. Model kesuksesan telah menghubungkan penggunaan dengan dampaknya. Menurut Mohamadali dan Garibaldi (2010), kesuksesan atau kegagalan SI sangat bergantung pada kesesuaian antara tiga tingkat yaitu manusia, organisasi-teknologi.

(14)

Penggabungan faktor independen pada dua model tersebut dan penambahan model kesesuaian manusia-organisasi-teknologi menghasilkan model terintegrasi yang memberikan representasi lebih baik atas faktor penentu niat.

Model kesuksesan SI DeLone dan McLean sangat baik untuk menilai kesuksesan sistem berdasarkan kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan SI yang mempengaruhi kepuasan pengguna dan manfaat bersih dari penggunaan SI (DeLone, 2003). Namun model ini belum mampu mengevaluasi SI terkait faktorfaktor yang mempengaruhi pengguna untuk menerima dan menggunakan SI.

Model kesesuaian HOT Fit (Yusof,2006) merupakan pengembangan dari model kesuksesan SI DeLone dan McLean dan mengelompokkan variabel independennya menjadi tiga dimensi, yaitu manusia, organisasi, dan teknologi. Model HOT Fit dapat menilai kesuksesan sistem informasi dan penerimaan penggunaan SI serta menilai kesesuaian antara manusia-organisasi-teknologi dalam implementasi SI. Kekurangan model HOT Fit yaitu variabel dalam dimensi manusia belum menjelaskan secara lebih jauh faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna untuk menggunakan SI.

Model evaluasi terintegrasi (Mohamadali,2010) menggabungkan variabel independen model penerimaan UTAUT dan model kesuksesan SI DeLone dan McLean serta model kesesuaian HotFit. Selain itu model evaluasi terintegrasi mengelompokkan variabel independennya ke dalam tiga faktor utama, yaitu faktor manusia, organisasi, dan teknologi. Model ini dipercaya mampu menggambarkan kesuksesan dan penerimaan terhadap SI berdasarkan niat penggunaan, kepuasan pengguna, dan manfaat bersih atas penggunaan SI. Model ini telah menilai kesesuaian manusia-organisasi-teknologi terhadap implementasi SI, namun faktor organisasi pada model ini belum sepenuhnya menggambarkan pengaruh

(15)

organisasi terhadap penggunaan SI, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi faktor organisasi agar lebih representatif.

Untuk mengevaluasi kesuksesan dan penerimaan terhadap SI e-learning di PNB diperlukan model evaluasi yang mampu menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan SI dan penerimaan pengguna terhadap SI. Diperlukan juga model evaluasi yang memiliki indikator-indikator penilaian tentang niat menggunakan dan kepuasan pengguna dalam menggunakan SI termasuk variabel-variabel yang mempengaruhinya disesuaikan dengan karakteristik pengguna (dosen) PNB, serta dampak penggunaan SI berupa manfaat bersih yang diperoleh. Selain itu diperlukan model yang dapat mengukur kesesuaian antara manusia (dosen), teknologi (SI elearning) dan organisasi (pimpinan PNB).

Gambar 2.9 Model integrasi yang diusulkan(Mohamadali,2010) FAKTOR MANUSIA (Human Factor) Harapan Kinerja (Performance Expectation) Harapan Usaha (Effort Expectation) Pengaruh Sosial (Social Expectation) FAKTOR ORGANISASI (Organizational Factor) Kondisi Fasilitas (Facilitating Condition) Struktur Organisasi (Organization Structure) Lingkungan Organisasi (Organization Environment) FAKTOR TEKNOLOGI (Technology Factor) Kualitas Informasi (Information Qualiy) Kualitas Layanan (Service Quality) Kualitas Sistem (System Quality) Niat Penggunaan Sistem (Behavioral Intention /Intention to Use

/Use Behavior) Manfaat Bersih(Net Benefits)

Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) H1 H1b Moderating Variable Umur(Age) Gender Fit Influence H8 H2 H3 H5 H7 H6 H9 H10 Experiences H1c H4

(16)

Model evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-learning yang diusulkan dalam penelitian ini merupakan model integrasi dari model penerimaan UTAUT, kesuksesan SI DeLone dan McLean dan kesesuaian HOT Fit dengan modifikasi yang dapat mengevaluasi dan mengukur sesuai dengan kebutuhan di atas dengan modifikasi disesuaikan karakteristik PNB.

2.8.Struktural Equation Modelling (SEM)

Structural Equation Modelling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Teknik ini dilakukan untuk menjelaskan secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model. SEM termasuk dalam kelompok multivariate statistics dependensi yang memungkinkan dilakukannya satu atau lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen. Baik variabel dependen maupun independen yang dilibatkan dapat berbentuk variabel laten atau variabel teramati. Variabel laten merupakan variabel pengukuran dari sebuah konstruk dalam SEM, yang tidak dapat diukur secara langsung tapi dapat diwakili atau diukur dengan satu atau lebih variabel manifest. Variabel manifest atau variabel teramati (observed variable) atau variabel terukur (measured variable) adalah suatu nilai hasil observasi untuk suatu item atau pertanyaan yang spesifik, yang dihasilkan dari jawaban responden atau dari pengamatan peneliti. Variabel manifest digunakan sebagai indikator terhadap variabel laten. SEM terdiri dari tiga bagian model yaitu model struktural, model pengukuran dan model hybrid. Model Struktural adalah model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel-variabel laten. Model Pengukuran adalah model yang bisa menspesifikasikan korespondensi antara variabel laten dan manifest.

(17)

Model Hybrid (full SEM Model) adalah model yang merupakan gabungan dari model struktural dan model pengukuran. SEM memiliki dua tujuan utama dalam analisisnya, tujuan yang pertama yaitu menentukan apakah model pausible (masuk akal) atau fit, atau dengan kata lain menguji fit suatu model yaitu kesesuaian model dengan data empiris. Tujuan kedua yaitu menguji berbagai hipotesis yang telah dibangun sebelumnya.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural Equation Modelling (SEM) yang berbasis variance. PLS berorientasi analisis bergeser dari menguji model kausalitas atau teori ke component based predictive model, sedangkan SEM yang berbasis kovarian lebih berorientasi pada model building yang dimaksudkan untuk menjelaskan kovarian dari semua observed indicators. Pemodelan di dalam PLS ada dua yaitu Inner model dan Outer Model. Inner Model yaitu model struktural yang menghubungkan antar variabel laten. Sedangkan Outer model yaitu model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. PLS merupakan metode analisis yang powerfull, karena tidak didasarkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama), dan sampel tidak harus besar. PLS tidak hanya dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten.

Gambar

Gambar 2.1 Flowchart EL PNB (kuliah.pnb.ac.id)
Gambar 2.2.penggunaan EL untuk dosen (kuliah.pnb.ac.id)
Gambar 2.3 Flowchart penggunaan EL untuk Mahasiswa (kuliah.pnb.ac.id)
Gambar 2.4 Model Kesuksesan DeLone and McLean
+6

Referensi

Dokumen terkait

penelitian kuantitatif penulis gunakan karena untuk mengetahui bagaimana pengaruh program Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) terhadap Profesionalitas

KEDUA, para karyawan, para kontraktor dan wakilnya dari setiap dan semua kerugian, kehilangan, cidera dan tanggungjawab hukum dan semua tuntutan yang timbul serta

(2013) menyatakan bahwa tingginya kadar amilopektin pada pati dapat mempermudah proses terjadinya gelatinisasi karena dapat menurunkan tingkat kelarutan pati sehingga bisa

Individu atau pelaku bisnis yang terlibat dalam e-commerce , baik itu pembeli ataupun penjual mengandalkan teknologi berbasis internet untuk melaksanakan transaksi mereka..

Berdasarkan beberapa kajian pustaka yang telah dilakukan beberapa penulis, maka penelitian ini dilakukan untuk pendeteksian dini terhadap kebocoran gas LPG dengan

Hasil pengujian dengan menggunakan uji F secara simultan menunjukan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi tutor dan motivasi belajar

Berdasarkan penjelasan tersebut, dari judul Implementasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2016 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Dalam Perspektif Hukum Islam

Tahap ini meliputi studi regional daerah penelitian denganmenggunakan peta geologi regional lembar Kotamobagu skala 1:250.000 oleh T. Bachri, 1997 untuk mengetahui gambaran