• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PERSETUJUAN BERSAMA (SPB) ANTARA POLRI DAN PT. PERTAMINA (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT PERSETUJUAN BERSAMA (SPB) ANTARA POLRI DAN PT. PERTAMINA (PERSERO)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERTAMBNA

SURAT PERSETUJUAN BERSAMA (SPB)

ANTARA POLRI DAN PT. PERTAMINA (PERSERO)

Nomor : SPB - ^ ! m. /2011

SPB - 018 / F30300 /2011 - S3

tentang

PENYEDIAAN BBM /BBK DAN PELUMAS UNTUK POLRI TAHUN ANGGARAN 2011

(2)

3 3

•7

PERTAMINA

7

3

3

3

3 111

P

P

SURAT PERSETUJUAN BERSAMA (SPB) A N TAR A POLRI DAN PT. PERTAMINA (PERSERO)

Nomor ; SPB - / /2011 SPB - 018/F 303 00/2 01 1 - S 3

P

P

P

P

P

P

P

P

P

tentang

PENYEDIAAN BBM DAN PELUMAS UNTUK POLRI TA. 2011

Pada hari ini Rabu tanggal tiga puluh bulan Maret tahun dua ribu sebelas, yang bertanda tangan dibawah Ini :

I. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI), suatu Instansi

Pemerintah yang berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Trunojoyo No. 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh INSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. YUDI SUSHARIYANTO, SH selaku ASISTEN KAPOLRI BIDANG SARANA DAN PRASARANA berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/479/VI 11/2010 tanggal 5 Agustus 2010, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama KAPOLRI, selanjutnya dalam Surat Persetujuan Bersama ini disebut PIHAK PERTAMA.

II. PT. PERTAMINA (PERSERO), suatu perseroan yang didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggai 17 September 2003, dibuat di hadapan Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta, yang teiah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-24025.HT.01.01 TH.2003 tanggal 9 Oktober 2003, sebagaimana terakhir diubah dengan Akta No. 04 tanggai 14 Juli 2009, dibuat di hadapan Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta , berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Medan Merdeka Tim ur No. I A Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakiii oieh DANI ADRIANANTA selaku VICE PRESIDENT FUEL INDUSTRY & MARINE MARKETING berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama No. Kpts. P-271/K10220/2010-S8 tanggal 28 Desember 2010, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama perseroan tersebut diatas, selanjutnya dalam Surat Persetujuan Bersama ini disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut dengan ’PIHAK’ dan secara bersama-sama disebut ’PARA PIHAK’

/ D e n g a n ... PIHAK II

U

(3)

b )

PERTAMINA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut dengan ’PIHAK’ dan secara bersama-sama disebut ’PARA PIHAK’

Dengan ini PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai b e rik u t:

(1) Bahwa PIHAK PERTAMA membutuhkan BBM jenis Premium/MT-88, Minyak

Tanah/Kerosine, dan Minyak Solar/HSD yang selanjutnya disebut "BBM”, serta BBK jenis Avtur dan Avgas yang selanjutnaya disebut ”BBK" dalam Surat Persetujuan Bersama ini, serta Pelumas yang diproduksi oleh PIHAK KEDUA untuk digunakan dalam pelaksanaan tugas operasional Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).

(2) Bahwa PIHAK KEDUA melakukan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, termasuk memproduksi dan memperdagangkan Bahan Bakar Minyak (BBM/BBK) dan pelumas.

(3) Bahwa untuk melaksanakan penyediaan BBM/BBK dan Pelumas bagi PIHAK PERTAMA dipandang perlu untuk melaksanakan Persetujuan Bersama dalam penyediaan BBM/BBK dan Pelumas Tahun Anggaran 2011.

Berdasarkan hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat utuk membuat dan menandatangani surat Persetujuan Bersama Penyediaan BBM/BBK dan Pelumas untuk POLRI Tahun Anggaran 2011, yang selanjutnya disebut Surat Persetujuan Bersama.

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Surat Persetujuan Bersama ini adalah sebagai dasar pengikatan PARA PIHAK dalam rangka pelaksanan penyediaan BBM/BBK dan Pelumas, dengan tujuan untuk menjamin kelancaran suplai BBM/BBK dan Pelumas serta pembayarannya, termasuk pelayanan yang diperiukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan ruang lingkup Surat Persetujuan Bersama ini, sesuai Jenis, volume dan jumlah anggaran yang tersedia.

X U V» PIHAK II PIHAK 1

I »

!

m

l ' Pasal 2 halaman 2 dari 10

(4)

M M

PERTAMINA

Mm

Pasal 2

JUMLAH DANA DAN HARGA

(1) Jumlah Anggaran Tahun 2011 yang disediakan untuk penyediaan BBM dan Pelumas dimaksud pasal 1 maksimal sebesar Rp. 243.595.669.000,- (dua ratus dua puluh delapan m ilyar tiga ratus em pat puluh em pat ju ta tu ju h ratus sem bilan pu lu h tu ju h ribu sem bilan ratus dua puluh rupiah), terdiri d a r i:

(a) Anggaran rupiah murni

Rp.236.338.415.000,-(b) Anggaran PNBP Rp. 7.257.254.000,-

Sudah termasuk PPN dan PBBKB

) Harga per jenis Bahan Bakar Minyak (Premium/MT-88, Minyak Tanah/Kerosine, Minyak Solar/HSD) sesuai harga keekonomian yang berlaku pada saat tanggal penyerahan.

) Harga per jenis Bahan Bakar Minyak (Avtur dan Avgas), Pelumas serta drum kosong ditentukan oleh Direksi PIHAK KEDUA yang berlaku pada saat tanggal penyerahan.

) Apabila terjadi perubahan harga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), PIHAK KEDUA akan menyampaikan surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA dan PARA PIHAK harus menyesuaikan harga tanpa melalui mekanisme Addendum SURAT PERSETUJUAN BERSAMA.

) Harga dimaksud dalam ayat (2), khusus untuk Avgas dan Avtur yang diserahkan dengan kemasan drum, tidak termasuk harga drum.

Pasal 3

SPESIFIKASI BBM DAN PELUMAS

Spesifikasi teknis dan mutu BBM harus sesuai dengan ketentuan Dirjen Migas, sedangkan untuk Pelumas harus sesuai standar Internasional, antara lain ASTM (American Standard of Testing Material), API (American Petroleum Institute), SAE (Society of Automotive Engineer).

I

I

I

I

»

I

PIHAK II PIHAK 1 _ l L _ J

A

/ Pasal 4 H a la m a n 3 d ari 10

(5)

9 d - h ,

S

d

d

9

a B B a B a

a

a

8

8

8

M M

PERTAMINA

Mm Pasal 4

PENYERAHAN BBM /BBK DAN PELUMAS (1) Penyerahan BBM/BBK dan Pelumas dilakukan sebagai b e rik u t;

a. Untuk Bahan Bakar "Premium” (MT-88) dilakukan secara Franco SPBP (Stasiun Pengisisan Bahan Bakar POLRI) yang di tunjuk dengan kuantum minimal 8.000 liter atau kelipatannya.

b. Untuk Minyak Solar (HSD), Minyak Tanah (Kerosine) dilakukan secara Loko pada Instalasi/Depot/Bunker Pit PIHAK KEDUA

c. Untuk Avgas dan Avtur dilakukan secara Loko pada Instalasi/Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) yang dimiliki atau dikelola oleh PIHAK KEDUA

d. Untuk Pelumas dilakukan secara Loko pada Instansi/Depot PIHAK KEDUA.

(2) Penyerahan BBM/BBK dan pelumas dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Kapolri, SP2M dan SP3M yang diterbitkan setiap 3 (tiga) bulan dan ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang, menurut jenis, jumlah serta jangka waktu penyerahan yang ditetapkan.

(3) Dalarn keadaan tertentu terhadap BBM/BBK dan Pelumas yang belum dapat dilaksanakan pengambilannya pada triwulan berjalan dapat dilakukan

perpanjangan pengambilan selama 1 (satu) bulan pada triwulan

berikutnya sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

(4) Penyerahan BBM/BBK dan Pelumas dilakukan sesuai situasi dan kondisi setempat, sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK dengan cara ;

a. Langsung ke pesawat PIHAK PERTAMA;

b. Langsung pada mobil tangki PIHAK PERTAMA;

c. Dalam bentuk bulk;

d. Dalam drum; e. Dalam pail; f. Dalam doos; PIHAK 11 PIHAK 1 f (5) Penyerahan. halaman 4 dari 10

(6)

PERTAMINA

Penyerahan Pelumas dalam bentuk kemasan drum disertai dengan tanda pengenal y a k n i:

a. Tulisan dan Logo PERTAMINA

b. Nomor Batch

c. Nama jenis dan grade

d. Performance level

e. Nomor Pelumas Terdaftar

(7)

Pengangkutan BBM dari Instalasi / Depot PIHAK KEDUA ke tem pat penimbunan PIHAK PERTAMA sepenuhnya menjadi tanggungjawab PIHAK PERTAMA, kecuali ’’Premiurri” berlaku ketentuan seperti tercantum pada pasal 4 ayat (1) a.

Tarif angkutan untuk BBM (kecuali Premium) dan pelumas menjadi beban PIHAK PERTAMA dengan Penentuan tarif sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 5

RESIKO DAN PERALIHAN HAK

Resiko dan peralihan hak atas BBM dan Pelumas akan beralih dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah tegadi penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 SURAT PERSETUJUAN BERSAMA, dengan ditandatanganinya dokumen penyerahan oleh petugas PARA PIHAK.

Pasal 6

PENAGIHAN BBM DAN PELUMAS

(1) PIHAK KEDUA mengajukan debet nota kepada PIHAK PERTAMA atas

penyerahan BBM dan Pelumas dilampiri PB-221 / Invoice asli, yang memuat jumlah dan nilai rupiah masing-masing BBM dan Pelumas setiap bulan untuk selanjutnya dilaksanakan pencocokan dan penelitian (coklit).

j

-PIHAK 11

PIHAK 1

_ _ _ i ^

.

/ (2) Apabila.

(7)

m m

PERTAMINA

MF

1

I I

(2) Apabila PB-221 / Invoice atas pengisian BBM/BBK untuk pesawat udara/kapal laut milik atau yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, dalam kondisi tertentu belum dapat ditandatangani oleh petugas PIHAK KEDUA, maka Delivery Receipt/Receipt for Bunker yang sudah ditandatangani oleh PARA PIHAK dapat dijadikan sebagai lampiran debet nota.

(3) Apabila dalam pengajuan debet nota dimaksud ayat (1) dan (2) di atas masih terdapat dokumen penyerahan yang sudah ditandatangni oleh PARA PIHAK yang belum ditagihkan, maka hal tersebut dapat ditagihkan pada periode berikutnya.

(4) Apabila PIHAK PERTAMA menentukan ketidakcocokan jumlah volume dan nilai rupiah yang tercantum dalam debet nota atau dokumen kurang lengkap, maka PIHAK PERTAMA dapat mengembalikan debet nota tersebut kepada PIHAK KEDUA untuk diperbaiki dan atau dilengkapi oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 7

PEMBAYARAN BBM/BBK DAN PELUMAS

(1) Pembayaran harga BBM/BBK dan Pelumas akan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setiap tagihan melalui transfer dari KPPN Jakarta ke rekening PIHAK KEDUA selambat- lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah coklit.

(2) Apabila setelah dilakukan pembayaran oleh PIHAK PERTAMA ditemukan koreksi tagihan, maka koreksi tersebut dapat diperhitungkan pada pembayaran periode berikutnya.

Pasal 8

BERLAKUNYA SURAT PERSETUJUAN BERSAMA

Surat Persetujuan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu selama 12 (dua belas) bulan terhitung m ula tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 atau sampai dengan ta c a p a n y a nilai anggaran seperti tersebut dalam pasal 2 ayat (1) atau sampai dengan tercapainya volume BBM/BBK dan Pelumas atau mana yang tercapai terlebih dahulu.

PIHAK 11 PIHAK 1

n

Pasal 9

(8)

- 1 » = d

J f

S t n 3 9 « 9

9

a

-ii

^ i T PERTAMINA

Pasal 9

TANGGUNGJAWAB DAN GANTI RUGI

(1) PIHAK PERTAMA setuju untuk mengganti rugi dan membebaskan PIHAK

KEDUA, para karyawan, para kontraktor dan wakilnya dari setiap dan semua kerugian, kehilangan, cidera dan tanggungjawab hukum dan semua tuntutan yang timbul serta biaya dalam bentuk apapun sebagai akibat dari luka- luka/kecelakaan atau kematian seseorang dari untuk kerusakan, kehilangan dari harta benda yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK PERTAMA yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama ini.

(2) PIHAK KEDUA setuju untuk mengganti rugi dan membebaskan PIHAK

PERTAMA, para karyawan, para kontraktor dan wakilnya dari setiap dan semua kerugian, kehilangan, cidera dan tanggungjawa hukum dan semua tuntutan yang timbul serta biaya dalam bentuk apapun, sebagai akibat dari luka- luka/kecelakaan atau kematian seseorang dan untuk kerusakan, kehilangan dari harta benda yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama ini.

(3) PARA PIHAK masing-masing bertanggungjawab untuk dan wajib membela, mengganti rugi dan membebaskan pihak lainnya dari dan terhadap semua tuntutan atas kematian dari atau cidera pribadi atas Pihak Ketiga dan kerusakan pada atau kerugian atas harta milik mereka yang timbul yang berhubungan secara langsung dengan Surat Persetujuan Bersama ini. Yang dimaksud dengan "PIHAK KETIGA” dalam pasal ini adalah pihak manapun selain PARA PIHAK.

Pasal 10

PEMUTUSAN SURAT PERSETUJUAN BERSAMA

(1) Dengan mengesampingkan ketentuan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, PARA PIHAK dapat memutuskan Surat Persetujuan Bersama

secara sepihak dengan memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pemutusan dimaksud berlaku efektif. « t U ^ PIHAK II PIHAK 1 / (2) Dalam halaman 7 dari 10

(9)

j.

d

d

A 9 9 9

9

9

9

9

9

9

9

9

9

PERTAMINA

Dalam hal ini terjadi pemutusan Surat Persetujuan Bersama ini

sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas atau Surat Persetujuan Bersama ini berakhir jangka waktunya, maka kewajiban PARA PIHAK yang belum terlaksana sampai dengan tanggal berakhirnya Surat Persetujuan Bersama tetap menjadi tanggungjawab pihak yang bersangkutan.

Pasal 11 PAJAK-PAJAK

Semua pajak dan bea materai maupun pungutan lain yang timbul / dipungut sehubungan dengan pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama ini menjadi beban dan tanggungjawab PIHAK PERTAMA.

Pasal 12 KEADAAH KAHAR

(1) Masing-masing PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau

keterlambatan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan SURAT

PERSETUJUAN BERSAMA ini, yang diakibatkan terjadinya keadaan yang

berada diluar kendali yang wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan kesalahan PARA PIHAK, yang lazim disebut Keadaan Kahar, kecuali kewajiban untuk melaksanakan pembayaran yang timbul sebelum terjadinya Keadaan Kahar tersebut.

(2) Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar dalam Surat Persetujuan Bersama adalah bencana alam, gempa bumi, banjir, topan, kebakaran, epidemi, pemogokan masai, perang, huru-hara dan gangguan keamanan, terorisme,shut down Kilang yang tidak terencana. Peraturan pemerintah, yang kesemuanya langsung berhubungan dengan Surat Persetujuan Bersama.

(3) Dalam hal terjadi keadaan kahar tersebut pihak yang bersangkutan wajib memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lanrAiatnya 7 x 24 jam.

(4) Pemberitahuan tentang adanya Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) di atas harus diikuti dengan keterangan tertulis dari Pejabat terkait

PIHAK 11 PIHAK 1

/ (5) Atas

(10)

s d

PERTAMINA

(5) Atas pemberitahuan pihak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas, pihak lainnya akan menerima atau menolak secara tertulis Keadaan Kahar tersebut paling lambat dalam waktu 7 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan tersebut.

(6) Apabila Keadaan Kahar berlangsung dalam kurun waktu lebih dari 90 (sembilan puluh) hari maka PARA PIHAK dapat merundingkan kembali pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama ini atau untuk memutus pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama ini.

Pasal 13 ADDENDUM

Apabila dalam pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dan PARA PIHAK menghendaki untuk ditambah atau diubah, maka hal tersebut dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan ke dalam satu ADDENDUM.

9 9

9

m

9

9

Pasal 14 PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan Surat Persetujuan Bersama akan diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah.

(2) Apabila PARA PIHAK tidak dapat mencapai kesepakatan dalam musyawarah dimaksud ayat (1), PARA PIHAK akan menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di Jakarta berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku pada badan tersebut.

PIHAK 11 PIHAK 1

f

/ Demikian

9

9

9

9

halaman 9 dari 10

(11)

i »

PERTAMINA

Demikian Surat Persetujuan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, ditandatangani diatas materai cukup oleh PARA PIHAK pada tanggal, bulan dan tahun tersebut di atas.

PIHAK KEDUA

PT PERTAMINA (PERSERO) Industry & Marine Marketing

ii

: »

•%

A DANI A D R i ) t l « f t f t l P - ' PIHAK PERTAMA

A.n. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA dei

,!?

g

Drs. YUDI SUSHARIYANTO. SH INSPEKTUR JENDERAL POLISI

PIHAK II PIHAK 1 r _

%

a - % 4

(12)

3

d

d d i

»

»

»

9

»

•k

9

I

%

I 11

j r PERTAMINA

Demikian Surat Persetujuan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, ditandatangani diatas materai cukup oleh PARA PIHAK pada tanggal, bulan dan tahun tersebut di atas.

PIHAK KEDUA

PT PERTAMINA (PERSERO) VP Fuel Industry & Marine Marketing

METEKM

T E ^ E I,

PIHAK PERTAMA

A.n. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESU DELOG 6 ^ ^ ___ _________ DANI A D R I A N ^ ^ ® L £ I S ^ A

^(hTcMhyyV^

Drs. YUDI SUSHARIYANTO. SH INSPEKTUR JENDERAL POLISI

PIHAK II PIHAK 1

^ i ?

Referensi

Dokumen terkait

YAPINDO sebagai Supplier Komponen Listrik adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang hubungan serta akibat hukum yang timbul dari kerja sama yang dibuat oleh

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah laku negatif dan pada gilirannya akan