• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS KEWIRAUSAHAAN Oleh : Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS KEWIRAUSAHAAN Oleh : Abstrak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 1 IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS KEWIRAUSAHAAN

Oleh :

Sutejo1), Endro Dwi Wuryanto2)

1)Program Studi Teknik Iformatika, Stmik Himsya 2)Program Studi Teknik Informatika, Stmik Himsya

Jalan Raya Karanganyar Tugu Km 12 No 8 Telp 024-8665420 Semarang E-mail :, [email protected], [email protected]

Abstrak

Pemanfaatan internet dan wirausaha internet untuk meningkatkan taraf hidup dan menambah pendapatan (income) keluarga juga diharapkan masyarakat memiliki kontribusi yang besar bagi pembangunan ekonomi terutama bagi daerah tertinggal untuk lebih meningkatkan taraf kehidupan dan pendapatan bagi keluarga sehingga mampu menopang ekonomi keluarga. Wirausaha internet ini mengkaji secara komprehansif tentang suatu pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kewirausahaan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Pemberdayaan masyarakat meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras (hard working), kemandirian (self reliance), hemat (efficiency), keterbukaan (open mind), sikap tanggung jawab (responsible), adalah merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan. Hasil dari wirausaha tersebut adalah adanya suatu metode atau model yang diterapkan pada masyarakat melalui pengembangan kewirausahaan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga melalui pemberdayaan manusia. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat menyangkut pada persoalan bagaimana upaya pemberdayaan masyarakat melalui kewirausahaan dapat menjamin para pelaku ekonomi rakyat memperoleh apa yang menjadi hak masyarakat, khususnya kesejahteraan dan taraf kehidupan yang layak.

Kata kunci : Pemberdayaan masyarakat, Model simuling dan praktek, kewirausahaan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

Program pengabdian pada masyarakat (PPM) yang bertujuan untuk menjawab kesenjangan antara teori yang diperoleh mahasiswa dengan realita kebutuhan masyarakat dan munculnya tuntutan masyarakat atas mutu lulusan perguruan tinggi yang mandiri dan siap

mengantisipasi arah pengembangan bangsa. Perguruan Tinggi saat ini dihadapkan pada

permasalahan bagaimana menghadapi tantangan di era globalisasi dengan berwirausaha. Mengenal berbagai pengetahuan dan keterampilan dapat dijadikan peluang untuk memulai berwirausaha, sebagai contoh usaha dibidang Teknologi Informasi seperti; konfigurasi komputer, jaringan komputer, komponen komputer, teknik jaringan, pemanfaatan internet dan wirausaha internet. Salah satu tujuan berwirausaha adalah untuk meningkatkan taraf hidupnya yaitu akan dapat menambah pendapatan (income), selain itu diharapkan akan dapat

(2)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 2 memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan ekonomi, khususnya bagi daerah tertinggal.

Pertumbuhan ekonomi saat ini perlu ditingkatkan melalui program kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi seperti program pengabdian kepada masyarakat yang dapat membantu dan berpengaruh terhadap angka pengangguran. Menurut Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Bappenas, Bambang Priambodo, setiap satu persen pertumbuhan ekonomi, hanya mampu menyerap 300-400 ribu orang tenaga kerja. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 hanya 1,8 hingga 2 juta orang pengangguran saja yang bisa mendapatkan pekerjaan. Kalau Indonesia bertekad menuntaskan masalah pengangguran, maka pertumbuhan ekonomi harus lima kali lipat. Sebab jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sekitar 10,10 juta orang.

Melalui kegiatan program pengabdian pada masyarakat akan dapat mengimplementasikan teori yang pernah diperoleh para mahasiswa dan memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat meliputi penguatan individu anggota masyarakat dan pranatanya, menanamkan nilai-nilai budaya modern, seperti kerja keras (hard working), kemandirian (self reliance), hemat (efficiency), keterbukaan (open mind), sikap tanggung jawab (responsible), adalah merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan.

Melihat kenyataan ini, semestinya lembaga-lembaga pendidikan, punya tanggung jawab moral terhadap lulusannya, jangan sampai menambah deretan jumlah pengangguran yang sudah ada. Jalannya tentu saja membangun mentalitas entrepreneur dan kecakapan hidup (life skill), tamat dari studi, bukan mencari pekerjaan, melainkan menciptakan lapangan pekerjaan. Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu satuan program dari pendidikan nonformal memiliki peran yang urgen dalam rangka membekali lulusan perguruan tinggi agar dapat hidup secara mandiri. Ditjen Depdiknas dalam Pedoman Program Life Skills menggambarkan bahwa program pendidikan kecakapan hidup ini secara khusus bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik agar :

1. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja, secara mandiri (wirausaha) dan/atau bekerja pada suatu perusahaan produksi/jasa dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mampu bersaing di pasar global.

3. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota keluarganya.

4. Memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisan masyarakat.

(3)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 3 Kuantitas dari kalangan masyarakat ekonomi bawah di Indonesia masih sangat tinggi, hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang menunjukkan angka 80 juta orang serta jumlah pengangguran tahun 2001 sebanyak 36,9 juta orang (8%) dan angka ini akan terus semakin bertambah setiap tahunnya (Ditjen PLSP : 2003 ). Melalui kegiatan pelatihan diharapkan masyarakat mampu untuk memulai wirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu mengatasi ketimpangan antara keadaan saat ini (jumlah pengangguran) dengan keadaan yang diharapkan di masa mendatang (berkurangnya jumlah pengangguran). Bagi individu kegiatan pelatihan yang diikuti diharapkan akan dapat mengatasi kekurangan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan persyaratan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki baik untuk bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan untuk mengadakan kegiatan mandiri berupa wiraswasta dan lain sebagainya.

Program life skill seperti bidang komputer, internet, serta lainnya sangat besar manfaatnya buat kehidupan. Mentalitas entrepreneur saja tanpa dibarengi kecakapan hidup, akan mengurangi kelancaran dalam berwirausaha. Kecakapan hidup merupakan modal dasar wirausahawan jika dikombinasikan dengan entrepreneurial ship.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan

Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999: 425). Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian yang tinggi di antara orang-orang yang tidak demikian. Menurut Jhingan pengusaha mempunyai kreteria kualitas sebagai berikut :

1. Energik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan.

2. Memperkenalkan perubahan tehnologi dan memperbaiki kualitas produknya.

3. Mengembangkan skala operasi dan melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali labanya. (Jhingan, 1999 : 426)

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak atau ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat seorang wirausaha dapat dimiliki oleh seseorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup

(4)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 4 semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997)

Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.

Menurut Drucker (MPU Manjemen) Kewirausahaan adalah orang yang mampu membaca dan menciptakan peluang disetiap perubahan. Sementar itu S. Wijandi (1988). Mendefinisikan Kewirausahaan sebagaisuatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Echauz berpendapat bahwa Enterpreneur yang berhasil memulai dengan sebuah mimpi, kemudian direncanakan dengan pemikiran yang matang yang selanjutnya merealisasikan mimpi itu.Istilah kewirausahaan sangat spesifik berkaitan dengan sikap mental dalam melihat peluang usaha yang tak dilihat orang lain, berwawasan luas walaupun penuh resiko dan selalu menguntungkan.

2.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Teknologi Informasi yang berbasis wirausaha sangat penting untuk peningkatan pendapatan keluarga. Permasalahan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, dirangkum dalam beberapa pemikiran, antara lain : Bentuk usaha apa yang dapat dikembangkan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat agar masyarakat dapat meningkat taraf hidup dan kesejahteraan, khususnya dalam meningkatkan income keluarga.

2.3 Tujuan dan Manfaat

Masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk berwirausaha dalam bidang Teknologi Informasi guna meningkatkan ekonomi keluarga dan memberikan dasar-dasar Life Skill sehingga memiliki keunggulan dari aspek-aspek kecakapan hidup yang terdiri dari kemampuan bersosialisasi, bersikap dan berfikir di samping kemampuan akademik dan vokasional. Mencerdaskan masyarakat pedesaan, agar menyadari potensi dan kelemahan masyarakat dan lingkungannya, menyangkut kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan serta kesehatan dan pendidikan) dan hak masyarakat dalam partisipasi pembangunan di daerahnya,

(5)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 5 serta menjadikan masyarakat mampu menemukan alternatif solusi yang dapat direalisasi. Memberikan ruang dan kesempatan bagi partisipasi masyarakat pedesaan dalam setiap tahap pelaksanaan program didaerahnya.

Dengan kemampuan tersebut manusia akan mampu menyerap ilmu pengetauan (transfer knowledge) dan bagaimana memanfaatkan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan tersebut untuk mengatasi berbagai problema hidup di masyarakat dan meningkatkan taraf hidup.

III. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :

1. Masyarakat harus mampu menyerap ilmu pengetauan (transfer knowledge) dan bagaimana memanfaatkan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan tersebut untuk mengatasi berbagai problema hidup di masyarakat dan meningkatkan taraf hidup keraha yang lebih baik.

2. Memberikan solusi kepada masyarakat untuk berwirausaha di bidang Teknologi Informasi seperti : Usaha Wartel, Warnet, E-Commerce, Konsultan, Instalasi Jaringan, Perbaikan Komputer dan lain sebagainya yang cocok bagi masyarakat dengan kemampuan modal masing-masing.

3.2 Realisasi Pemecahan Masalah

Masyarakat diberikan pengetahuan tentang dasar-dasar kewirausahaan (entrepreneur), sehingga mempunyai jiwa dan semangat kewirausahaan yang perlu terus ditumbuh kembangkan dan meningkatnya kemandirian untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Salah satu usaha yang mudah dimulai adalah wirausaha Internet (warnet) sehingga masyarakat disamping menguasai teknologi informasi juga secara tidak langsung mereka bisa mandiri dan membuka lapagan kerja baru yang dapat memberikan pendapatan bagi bagi masyarakat sekitarnya.

3.3 Sasaran

Sasaran wirausaha dibidang Teknologi Informasi adalah masyarakat yang belum memiliki pekerjaan secara tetap, terutama masyarakat pedesaan. Untuk memperluas kesempatan sekaligus memberdayakan masyarakat perdesaan diantaranya dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan melalui kewirausahaan. Dengan

(6)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 6 wirausaha ini diaharapkan masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan berwirausaha dalam bidang Teknologi Informasi guna meningkatkan ekonomi keluarga sehingga dapat menurunan angka pengangguran. Bidang Teknologi Informasi seperti Internet bisa sebagai bekal untuk membuka wirausaha baru dibidang teknologi informasi, hal tersebut dapat menjadi salah satu alternatif dengan menciptakan lapangan kerja secara mandiri dan menanamkan jiwa entrepreneur bagi pemuda guna meningkatkan tarafnya hidupnya, sehingga program Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dapat terwujud dengan dukungan dari semua pihak, termasuk kalangan Perguruan Tinggi.

IV. METODE

Supaya masyarakat lebih mudah dalam memulai berwirausaha maka diperlukan suatu metode untuk memulainya, antara lain metode simulasi dan praktek, yaitu digunakan untuk memperlihatkan langkah kerja dan cara-cara menggunakan internet, membuat jaringan internet dan bagaimana usaha dibidang warnet.

V. HASIL DAN IMPLEMENTASI

Pemanfaatan Teknologi Informasi seperti internet dan jaringan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan berbagai hal yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk membuka lapangan usaha/kerja yang pada akhirnya mampu meningkatkan taraf hidup dan pendapatan keluarga. Bertambahnya pengetahuanya tentang teknologi informasi, internet, jaringan komputer, serta komponen-komponen yang ada didalamnya untuk membuat sebuah jaringan internet, bagaimana cara memanfaatkan internet untuk menjadi sumber informasi dan pengetahuan dari berbagai bidang kehidupan. Sehingga masyarakat menjadi paham atau tidak ”gaptek” khususnya teknologi informasi dan memanfaatkanya sebagai salah satu unit usaha yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Secara lebih rinci faktor pendukung dan kendala yang ada dibidang Teknologi Informasi berbasis wirausaha dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Pendukung Teknologi Informasi berbasis wirausaha antara lain :

a. Menambah pengetahuan dan pemahaman dalam mengenal komputer dan jaringannya, internet dan segala macam jaringannya, bagaimana cara mencari informasi dan komunikasi lewat browsing, chating, email dan sebagainya dan mampu membuat jaringan internet dan intranet.

b. Harus ada keinginan dan minat yang kuat dari masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara memanfaatkan jaringan internet, menseting komputer agar dapat mengakses informasi dari berbagi penjuru dunia melalui komputer pribadi (PC), merawat dan memperbaiki komputer dan jaringan

(7)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 7 internet sehingga dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, disamping juga dapat dijadikan suatu unit usaha mandiri yang dapat dikembangkan untuk membuka lapangan pekerjaan.

2. Kendala yang dihadapi dibidang teknologi informasi berbasis kewirausahaan antara lain :

a. Adanya keterbatasan Ilmu pengetahuan mengenai teknologi informasi pada masyarakat

b. Adanya keterbatasan modal dalam berwirausaha.

c. Kurang bertumbuh kembangnya jiwa wirausaha didalam masyarakat.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari berbagai uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:

1. Masyarakat paham tentang konfigurasi dan jaringan komputer, internet dan intranet, komponen-komponen yang mendukung internet dan fungsinya, teknik merakit jaringan internet (lokal area network/ LAN), melakukan chating, browsing, download, email dan lain-lain.

2. Teknologi Informasi dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang manfaat teknologi informasi dan komunikasi diberbagai bidang kehidupan dan memberikan motivasi bagi masyarakat untuk membuka lapangan usaha dibidang internet.

3. Teknologi Informasi merupakan kegiatan yang memiliki kontribusi yang besar bagi pembangunan ekonomi masyarakat terutama bagi daerah tertinggal terutama untuk dapat meningkatkan taraf kehidupan dan pendapatan ekonomi keluarga.

4. Pengetahuan Teknologi Informasi merupakan salah satu sarana untuk menjembatani dunia pendidikan dengan masyarakat, dimana Perguruan Tinggi dihadapkan pada masalah bagaimana agar warga masyarakat mampu menghadapi tantangan jauh ke depan di era globalisasi dengan berwirausaha dibidang teknologi informasi.

6.2 Saran-Saran

1. Sering diadakan pelatihan dibidang teknologi informasi berbasis wirausaha, sehingga masyarakat memiliki keinginan yang kuat untuk mencoba berwirausaha dibidang komputer dan internet. Hal ini perlu di tindak lanjuti oleh pemerintah untuk meyediakan segala hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

(8)

Himsya-Tech Vol. 9 No.2, Juni 2013 ISSN 1907-2074 8 sebagai langkah awal untuk menumbuh kembamgkan jiwa wirausaha (entrepreneur) di dalam masyarakat.

2. Para wirausahawan yang sukses diharapkan lebih memotivasi masyarakat untuk mempunyai semangat yang tinggi dalam menciptakan lapangan usaha yang dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga membantu pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran.

3. Perlu dilakukan kerjasama yang lebih erat dan terencana antara Perguruan Tinggi, masyarakat dan Pemerintah untuk menggali potensi-potensi yang ada sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http:// www.wirausahakita.blogspot.com, diakses 10 Januari 2013 http://dunia-wirausaha.com, diakses 10 Januari 2013

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam bidang ilmu perpustakaan di Program D3 Perpustakaan Fakultas

Sebagai monitoring bahwa penderita tetap beraktivitas pasca stroke dapat menggunakan IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) yang terdiri dari 3 bagian

Dari April sampai dengan Juni 2010 jumlah kasus AIDS baru yang dilaporkan adalah 1206 kasus.. Sebanyak 36 Kabupaten/Kota yang melapor dan sebanyak 16 provinsi yang melapor

Dari Gambar 6, tidak didapatkan responden yang berpengetahuan mengenai kanker leher rahim yang baik pada kelompok responden yang menikah pertama kali pada usia

P : Kalau dari segi metode, misalnya perpindahan materialnya atau metode kerja lainnya, apakah ada yang bisa menyebabkan cacat potong?... Terima kasih

Oleh karenanya untuk mengetahui apakah pasir Pasolo dapat dimanfaatkan untuk campuran beton maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Penambahan Material Halus Bukit

Model mencari pasangan kartu Index card match, cukup menyenangkan dalam proses belajar mengajar dan mengulang pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya oleh

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa semen Domba Lokal memiliki kualitas yang baik dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut sampai