• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

No.253, 2021 KEMENPPN/BAPPENAS. Penyusunan.

Penelaahan. Perubahan. Rencana Kerja. Tata Cara. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 1 TAHUN 2021 TENTANG

TATA CARA PENYUSUNAN, PENELAAHAN, DAN PERUBAHAN RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kualitas perencanaan dan penganggaran, penelaahan rencana kerja kementerian/lembaga, serta menyesuaikan dengan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, perlu mengatur tata cara penyusunan, penelaahan, dan perubahan rencana kerja kementerian/lembaga;

b. bahwa sesuai dengan Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun rencana kerja kementerian/lembaga dengan berpedoman pada rencana strategis kementerian/lembaga dan mengacu pada prioritas pembangunan nasional;

www.peraturan.go.id

(2)

2021, No.253 -2-

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (4) dan Pasal 16 ayat (5), serta sesuai dengan Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga;

d. bahwa Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam huruf c, sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebijakan perencanaan dan penganggaran nasional sehingga perlu diganti;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Tata Cara Penyusunan, Penelaahan, dan Perubahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

www.peraturan.go.id

(3)

2021, No.253 -3-

4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056);

7. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 112);

8. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 113), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 43);

9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 14 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1564);

www.peraturan.go.id

(4)

2021, No.253 -4-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENELAAHAN, DAN PERUBAHAN RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disebut RPJMN, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L), adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 5 (lima) tahun.

3. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1 (satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember.

4. Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L), adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk periode 1 (satu) tahun.

5. Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Sasaran Strategis adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh kementerian/lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil satu atau beberapa program.

www.peraturan.go.id

(5)

2021, No.253 -5-

6. Sasaran Program Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Sasaran Program adalah hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis.

7. Sasaran Kegiatan Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Sasaran Kegiatan adalah hasil yang akan dicapai dari suatu kegiatan dalam rangka pencapaian Sasaran Program yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan.

8. Indikator Kinerja Sasaran Strategis adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis.

9. Indikator Kinerja Program Kerja adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan keberhasilan pencapaian Sasaran Program sesuai tugas dan fungsi kementerian/lembaga.

10. Indikator Kinerja Kegiatan adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yang menggambarkan keberhasilan pencapaian Sasaran Kegiatan sesuai tugas dan fungsi unit kerja kementerian/lembaga.

11. Prioritas Pembangunan adalah serangkaian kebijakan yang dilaksanakan melalui prioritas nasional, program prioritas, kegiatan prioritas, dan proyek prioritas.

12. Prioritas Nasional adalah program/kegiatan/proyek untuk pencapaian Sasaran RPJMN dan kebijakan Presiden lainnya.

13. Program Prioritas adalah program yang bersifat signifikan dan strategis untuk mencapai Prioritas Nasional.

14. Kegiatan Prioritas adalah kegiatan yang bersifat signifikan dan strategis untuk mencapai Program Prioritas.

15. Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis dan jangka waktu tertentu untuk mendukung pencapaian Prioritas Pembangunan.

www.peraturan.go.id

(6)

2021, No.253 -6-

16. Proyek Prioritas Strategis (Major Project) adalah penekanan kebijakan dan pendanaan dalam RPJMN berupa Proyek Prioritas terpilih atau pengintegrasian beberapa Proyek Prioritas yang dapat bersifat lintas Program Prioritas, Kegiatan Prioritas dalam satu Prioritas Nasional atau lintas Prioritas Nasional.

17. Program Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Program adalah penjabaran kebijakan kementerian/

lembaga di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misinya yang dilaksanakan instansi atau masyarakat dalam koordinasi kementerian/lembaga yang bersangkutan.

18. Program Spesifik adalah Program yang hanya dilaksanakan oleh 1 (satu) unit kerja eselon I dalam 1 (satu) kementerian/lembaga.

19. Program Lintas Unit Kerja Eselon I yang selanjutnya disebut Program Lintas UKE I adalah Program yang bersifat lintas antar unit kerja eselon I dalam 1 (satu) kementerian/lembaga yang sama.

20. Program Lintas Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Program Lintas K/L adalah Program yang bersifat lintas antar kementerian/lembaga.

21. Kegiatan Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Kegiatan adalah nomenklatur yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh unit kerja kementerian/lembaga yang bersangkutan untuk menunjang Program yang telah ditentukan.

22. Kegiatan Spesifik adalah Kegiatan yang dilaksanakan oleh satu unit kerja eselon II.

23. Kegiatan Lintas adalah Kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh 2 (dua) atau lebih unit kerja eselon II dan/atau satuan kerja.

24. Keluaran (Output) Kegiatan adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kuasa pengguna anggaran level unit kerja

www.peraturan.go.id

(7)

2021, No.253 -7-

eselon 2 atau satuan kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian Sasaran Kegiatan.

25. Klasifikasi Rincian Output, yang selanjutnya disingkat KRO, adalah kumpulan rincian output yang disusun dengan mengelompokkan atau mengklasifikasikan muatan Keluaran (Output) Kegiatan yang sejenis/serumpun berdasarkan sektor/bidang/jenis tertentu secara sistematis.

26. Rincian Output, yang selanjutnya disingkat RO, adalah Keluaran (Output) Kegiatan riil yang sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit kerja kementerian/lembaga yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu.

27. Lokasi adalah lokasi dihasilkannya RO dan/atau penerima manfaat RO dari suatu pelaksanaan Kegiatan yang dapat berupa lokasi sampai dengan kabupaten/kota dan/atau lokasi khusus lainnya.

28. Komponen adalah nomenklatur yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh unit kerja kementerian/lembaga dalam rangka pencapaian RO.

29. Pertemuan Tiga Pihak adalah forum penelaahan dalam rangka penyusunan atau perubahan Renja K/L yang dihadiri oleh Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan dan kementerian/lembaga.

30. Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Pagu Indikatif adalah adalah ancar-ancar rencana pagu anggaran yang diberikan kepada kementerian/ lembaga.

31. Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Pagu Anggaran adalah batas tertinggi anggaran pengeluaran yang dialokasikan kepada kementerian/

lembaga.

32. Sistem Informasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran yang selanjutnya disebut Sistem Informasi KRISNA adalah aplikasi yang bersifat web based yang memuat data perencanaan, penganggaran, dan informasi kinerja kementerian/lembaga.

www.peraturan.go.id

(8)

2021, No.253 -8-

33. Sistem Informasi KRISNA-Rencana Kerja Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL adalah subsistem dari Sistem Informasi KRISNA yang memuat data perencanaan, penganggaran, dan informasi kinerja Renja K/L.

34. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

35. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disingkat RKA K/L, adalah dokumen rencana keuangan tahunan kementerian/Iembaga yang

disusun menurut bagian anggaran

kementerian/lembaga.

36. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan sebagai acuan pengguna anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.

37. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang selanjutnya disebut Kementerian Perencanaan adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.

38. Kementerian Keuangan adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.

39. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang selanjutnya disebut Menteri Perencanaan adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.

40. Menteri Keuangan adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.

www.peraturan.go.id

(9)

2021, No.253 -9-

Pasal 2

Tujuan ditetapkannya Peraturan Menteri ini adalah memberikan panduan kepada:

a. kementerian/lembaga dalam menyusun Renja K/L;

b. kementerian/lembaga dalam melakukan perubahan Renja K/L baik dalam periode perencanaan maupun periode pelaksanaan; dan

c. Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan dalam melakukan penelaahan rancangan Renja K/L.

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mencakup:

a. tata cara penyusunan Renja K/L;

b. tata cara penelaahan Rancangan Renja K/L;

c. tata cara perubahan Renja K/L; dan

d. dukungan proses penyusunan, penelaahan, dan perubahan Renja K/L dengan Sistem Informasi KRISNA- RENJAKL.

BAB II

PENYUSUNAN, PENELAAHAN, DAN PERUBAHAN RENJA K/L

Bagian Kesatu Penyusunan Renja K/L

Pasal 4

(1) Pimpinan kementerian/lembaga menyusun Renja K/L sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat kebijakan, visi, misi, Sasaran Strategis, Program, Kegiatan, Keluaran (Output) Kegiatan, Lokasi, Komponen, serta indikasi anggaran dan sumber pendanaannya.

www.peraturan.go.id

(10)

2021, No.253 -10-

Pasal 5

(1) Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) terdiri atas:

a. Program Spesifik;

b. Program Lintas UKE I; dan c. Program Lintas K/L.

(2) Dalam penyusunan Program Lintas UKE I, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Menteri/Pimpinan Lembaga menunjuk koordinator Program Lintas UKE I.

(3) Koordinator Program Lintas UKE I merupakan unit kerja eselon I yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga melalui surat tugas dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi unit kerja tersebut.

(4) Dalam rangka memastikan pencapaian sasaran Pembangunan Nasional, Kementerian Perencanaan mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian Program Lintas K/L.

(5) Koordinasi perencanaan dan pengendalian Program Lintas K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan oleh unit kerja eselon I yang ditunjuk oleh Menteri Perencanaan melalui surat tugas dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi unit kerja tersebut.

Pasal 6

(1) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) terdiri atas:

a. Kegiatan Spesifik; dan/atau b. Kegiatan Lintas.

(2) Dalam menyusun Kegiatan Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, kementerian/lembaga menentukan koordinator Kegiatan Lintas.

(3) Koordinator Kegiatan Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan:

a. unit kerja eselon I yang membawahi unit kerja eselon II pelaksana Kegiatan Lintas; atau

b. salah satu unit kerja eselon II pelaksana Kegiatan Lintas.

www.peraturan.go.id

(11)

2021, No.253 -11-

(4) Koordinator Kegiatan Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau

Sekretaris Jenderal/Sekretaris

Menteri/Sekretaris/Sekretaris Utama atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga melalui surat tugas dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi unit kerja tersebut.

Pasal 7

(1) Keluaran (Output) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) terdiri atas:

a. KRO; dan b. RO.

(2) Kementerian/Lembaga menyusun KRO berdasarkan daftar referensi KRO sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan perencanaan dan penganggaran nasional.

(3) Kementerian/Lembaga menyusun RO berdasarkan tugas dan fungsi unit kerja pelaksana Kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa sebagai keluaran akhir.

Pasal 8

(1) Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) terdiri atas:

a. Lokasi wilayah administratif; dan b. Lokasi khusus lainnya.

(2) Lokasi wilayah administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merujuk pada kabupaten dan/atau kota.

(3) Lokasi khusus lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merujuk pada referensi rincian spesifik lokasi RO pada bidang tertentu.

Pasal 9

(1) Komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) memuat informasi terkait tahapan, proses, dan/atau bagian pembentuk RO termasuk indikasi alokasi pendanaannya.

www.peraturan.go.id

(12)

2021, No.253 -12-

(2) Indikasi alokasi pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari:

a. rupiah murni;

b. pinjaman dan/atau hibah dalam negeri;

c. pinjaman dan/atau hibah luar negeri;

d. surat berharga syariah negara;

e. penerimaan negara bukan pajak;

f. kerja sama pemerintah dan badan usaha; dan/atau g. pembiayaan lainnya menurut ketentuan perundang-

undangan.

Pasal 10

(1) Tahapan penyusunan Renja K/L meliputi:

a. penyusunan rancangan awal Renja K/L;

b. penyusunan rancangan Renja K/L; dan c. pemutakhiran rancangan Renja K/L.

(2) Dalam rangka penyusunan rancangan Renja K/L dan pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, dilaksanakan penelaahan rancangan Renja K/L.

(3) Penelaahan rancangan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh kementerian/lembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan.

Paragraf 1

Penyusunan Rancangan Awal Renja K/L

Pasal 11

(1) Kementerian/lembaga menyusun rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sebagai bagian rangkaian penyusunan rancangan awal RKP dan Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif.

(2) Rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disusun mulai bulan November satu tahun

www.peraturan.go.id

(13)

2021, No.253 -13-

sebelum tahun perencanaan sampai dengan bulan Februari tahun perencanaan.

(3) Rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan mempertimbangkan:

a. Peraturan Presiden tentang RPJMN;

b. Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga tentang Renstra K/L;

c. tema, sasaran, arah, kebijakan, dan Prioritas Pembangunan;

d. hasil evaluasi pencapaian target kinerja dalam Renja K/L tahun pelaksanaan; dan

e. rencana capaian kinerja berdasarkan Renja K/L tahun perencanaan.

(4) Rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat rumusan Program, Kegiatan, KRO, RO, Lokasi, dan Komponen, serta target dan indikasi pendanaannya sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga.

(5) Muatan rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat terdiri atas:

a. Program, Kegiatan, KRO, RO, Lokasi, dan/atau Komponen yang telah tercantum pada Renja K/L tahun sebelumnya; dan

b. RO, KRO, Lokasi yang belum tercantum pada Renja K/L tahun sebelumnya.

(6) Muatan rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b, menggunakan program dan kegiatan pada Renja K/L tahun sebelumnya.

(7) Kementerian/lembaga menuangkan/memasukkan (input)/mengunggah (upload) muatan rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Pasal 12

(1) Kementerian Perencanaan menyelenggarakan pertemuan dua pihak dengan kemeterian/lembaga dalam rangka membahas Program, Kegiatan, KRO, RO, Lokasi, dan

www.peraturan.go.id

(14)

2021, No.253 -14-

Komponen.

(2) Pertemuan dua pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memastikan kesesuaian Program, Kegiatan, KRO, RO, Lokasi, dan Komponen dengan:

a. tugas dan fungsi kementerian/lembaga;

b. arah Prioritas Pembangunan;

c. kebijakan dan/atau instruksi Presiden;

d. kebijakan sektoral dan kebijakan pembangunan wilayah yang terkait dengan kementerian/lembaga;

dan/atau

e. peraturan perundang-undangan lainnya terkait kementerian/lembaga.

(3) Pertemuan dua pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara tatap muka dan/atau secara daring (online).

(4) Pertemuan dua pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diawali mulai bulan November satu tahun sebelum tahun perencanaan.

(5) Hasil pertemuan dua pihak dituangkan dalam berita acara hasil pertemuan dua pihak.

Pasal 13

(1) Kementerian Perencanaan mengoordinasikan pembahasan Program Lintas K/L.

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan sebagai bagian rangkaian pertemuan penyusunan rancangan awal RKP.

(3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memastikan:

a. Kesesuaian dan keselarasan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program antar kementerian/lembaga dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional;

b. Kesesuaian dan ketepatan RO dalam mendukung Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program;

dan

www.peraturan.go.id

(15)

2021, No.253 -15-

c. Kejelasan tata cara koordinasi, pelaksanaan, dan pengendalian.

(4) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan mulai bulan November satu tahun sebelum tahun perencanaan.

(5) Dalam hal diperlukan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan instansi terkait lainnya.

(6) Hasil koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara hasil koordinasi.

Pasal 14

Menteri Perencanaan menyampaikan tema, sasaran, arah kebijakan, dan Prioritas Pembangunan yang telah disetujui Presiden kepada kementerian/lembaga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Kementerian/lembaga melakukan penyesuaian terhadap rancangan awal Renja K/L sesuai dengan berita acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) dan Pasal 13 ayat (6) serta tema, sasaran, arah kebijakan, dan Prioritas Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.

(2) Kementerian/lembaga menuangkan/memasukkan (input)/mengunggah (upload) penyesuaian atas rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Paragraf 2

Penyusunan Rancangan Renja K/L

Pasal 16

(1) Kementerian/lembaga melakukan penyempurnaan rancangan awal Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) menjadi rancangan Renja K/L setelah rancangan awal RKP dan Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu

www.peraturan.go.id

(16)

2021, No.253 -16-

Indikatif disampaikan kepada kementerian/lembaga.

(2) Rancangan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun mengacu pada:

a. Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga tentang Renstra K/L;

b. Rancangan awal RKP;

c. Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif; dan

d. Peraturan perundang-undangan lainnya terkait kementerian/lembaga.

Pasal 17

(1) Kementerian/lembaga menuangkan/memasukkan (input)/mengunggah (upload) rancangan Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

(2) Rancangan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan melalui Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

(3) Menteri/Pimpinan Lembaga atau Sekretaris Jenderal atas nama Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan surat pemberitahuan telah menyampaikan Rancangan Renja K/L melalui Sistem Informasi KRISNA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan paling lambat Minggu kedua bulan April tahun perencanaan.

Pasal 18

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 17 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

(17)

2021, No.253 -17-

Bagian Kedua

Penelaahan Rancangan Renja K/L

Paragraf 1

Kaidah Umum Penelaahan Renja K/L

Pasal 19

(1) Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan melakukan penelaahan dalam rangka penyusunan Renja K/L melalui Pertemuan Tiga Pihak.

(2) Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Pertemuan Tiga Pihak I dilaksanakan dalam rangka penelaahan rancangan Renja K/L; dan

b. Pertemuan Tiga Pihak II dilaksanakan dalam rangka pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L.

(3) Penelaahan melalui Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara tatap muka dan/atau daring (online).

(4) Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan.

Pasal 20

Dalam melaksanakan Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2):

a. Kementerian Perencanaan melakukan penelaahan dengan fokus utama pada:

1. ketepatan penuangan Prioritas Pembangunan dan rinciannya pada rancangan Renja K/L;

2. ketepatan sasaran dan indikator Program dan Kegiatan; dan

3. kesesuaian RO prioritas beserta target, lokasi dan alokasi di rancangan Renja K/L terhadap Prioritas Pembangunan pada rancangan awal RKP, Peraturan Menteri Perencanaan tentang rancangan RKP dan/atau Peraturan Presiden tentang rancangan

www.peraturan.go.id

(18)

2021, No.253 -18-

RKP.

b. Kementerian Keuangan melakukan penelaahan dengan fokus utama pada kesesuaian rancangan Renja K/L dengan kebijakan efisiensi dan efektivitas belanja negara;

dan

c. Kementerian/lembaga memberikan usulan, penjelasan, data, dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka penelaahan rancangan Renja K/L.

Paragraf 2

Penelaahan Rancangan Renja K/L

Pasal 21

(1) Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan, dan kementerian/lembaga melakukan Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf a setelah terbitnya Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif sampai dengan minggu pertama bulan Juni tahun perencanaan.

(2) Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kali pertemuan dalam suatu rangkaian pertemuan.

(3) Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk:

a. memastikan dan mengkonfirmasi pelaksanaan Prioritas Pembangunan dan rincian pelaksanaannya;

b. membahas usulan perubahan rencana Prioritas Pembangunan;

c. membahas usulan penambahan dan/atau pengurangan alokasi pendanaan;

d. membahas kebijakan Presiden yang belum tercakup dalam Prioritas Pembangunan; dan/atau

e. memastikan muatan rancangan Renja K/L dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga.

www.peraturan.go.id

(19)

2021, No.253 -19-

(4) Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berpedoman pada:

a. dokumen rancangan awal RKP dan Peraturan Menteri Perencanaan tentang rancangan RKP;

b. Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif; dan

c. berita acara kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan nasional.

(5) Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga tentang Renstra K/L;

b. kebijakan Presiden sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden, keputusan Presiden, instruksi Presiden, dan/atau risalah rapat Presiden dengan para Menteri/Pimpinan Lembaga;

c. dokumen kelayakan dan kesiapan kegiatan;

dan/atau

d. dokumen pendukung lainnya.

(6) Dokumen kelayakan dan kesiapan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c paling sedikit memuat Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

(7) Dalam hal diperlukan dokumen kelayakan dan kesiapan kegiatan untuk setiap RO sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat dilengkapi dengan dokumen studi kelayakan.

(8) Kementerian/lembaga mengunggah (upload) dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan ayat (7) dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Pasal 22

(1) Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) paling sedikit dilakukan untuk membahas Program, Kegiatan, KRO, RO, Lokasi, Komponen, serta alokasi anggaran dan sumber pendanaannya.

www.peraturan.go.id

(20)

2021, No.253 -20-

(2) Dalam hal rancangan Renja K/L memuat Program Lintas UKE I, Pertemuan Tiga Pihak I dilakukan untuk memastikan:

a. penetapan koordinator Program Lintas UKE I;

b. kesesuaian Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program dengan tugas dan fungsi unit kerja pelaksana; dan

c. kejelasan tata cara koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

(3) Dalam hal rancangan Renja K/L memuat Kegiatan Lintas, Pertemuan Tiga Pihak I dilakukan untuk memastikan:

a. Penetapan koordinator Kegiatan Lintas;

b. Kesesuain Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan, KRO, RO; dan

c. Kejelasan tata cara koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

(4) Dalam hal terdapat usulan untuk mengubah indikasi RO prioritas, termasuk lokasi, target, alokasi, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perencanaan tentang rancangan RKP dan Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif, Kementerian Perencanaan berkoordinasi dengan penanggung jawab Prioritas Nasional sebelum dilakukan kesepakatan pada Pertemuan Tiga Pihak I.

Pasal 23

(1) Hasil penelaahan dalam Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dituangkan dalam catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I.

(2) Kementerian Perencanaan mengoordinasikan perumusan catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan, dan kementerian/lembaga menuangkan/memasukkan (input) catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Sistem Informasi KRISNA-

www.peraturan.go.id

(21)

2021, No.253 -21-

RENJAKL.

(4) Catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II di Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan, dan kementerian/lembaga.

(5) Dalam hal terdapat muatan yang tidak disepakati Pertemuan Tiga Pihak I, rancangan Renja K/L menggunakan RO prioritas beserta target dan alokasinya yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perencanaan tentang rancangan RKP dan Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif.

Pasal 24

(1) Kementerian/lembaga melakukan perbaikan rancangan Renja K/L berdasarkan catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1).

(2) Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan memberikan persetujuan atas rancangan Renja K/L yang telah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Paragraf 3

Pemutakhiran Rancangan Renja K/L

Pasal 25

(1) Pertemuan Tiga Pihak II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf b dilaksanakan dalam rangka pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L paling lambat 2 (dua) minggu setelah terbitnya Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran.

(2) Pertemuan Tiga Pihak II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan.

(3) Pertemuan Tiga Pihak II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berpedoman pada:

www.peraturan.go.id

(22)

2021, No.253 -22-

a. Peraturan Presiden tentang RKP; dan

b. Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran.

Pasal 26

Ketentuan mengenai dokumen yang dipertimbangkan pada Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5), dokumen kelayakan dan kesiapan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6) dan ayat (7), kewajiban kementerian/lembaga untuk mengunggah dokumen dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (8) berlaku secara mutatis mutandis terhadap pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak II.

Pasal 27

Pertemuan Tiga Pihak II sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat (1) dilakukan terhadap:

a. Program, Kegiatan, KRO, RO, Komponen, Lokasi, serta alokasi dan sumber pendanaannya yang belum disepakati dalam Pertemuan Tiga Pihak I;

b. Penyesuaian terhadap perubahan rencana pemanfaatan alokasi Program dan Kegiatan dari Pagu Indikatif ke Pagu Anggaran; dan/atau

c. Ketepatan pencapaian sasaran pembangunan dan pendanaannya dalam Peraturan Presiden tentang RKP termasuk target, indikator, dan Lokasi.

Pasal 28

Hasil penelaahan dalam Pertemuan Tiga Pihak II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dituangkan dalam catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak II.

Pasal 29

Ketentuan mengenai perumusan catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), pengoordinasian perumusan catatan hasil Pertemuan Tiga

www.peraturan.go.id

(23)

2021, No.253 -23-

Pihak I oleh Kementerian Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), penuangan catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak I dalam Sistem Informasi KRISNA- RENJAKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3), penandatanganan hasil Pertemuan Tiga Pihak I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) berlaku secara mutatis mutandis terhadap penuangan catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak II.

Pasal 30

Dalam hal terdapat muatan yang tidak disepakati Pertemuan Tiga Pihak II, rancangan Renja K/L menggunakan RO prioritas beserta target dan alokasinya yang tercantum dalam Peraturan Presiden tentang RKP dan Surat Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran.

Pasal 31

(1) Kementerian/lembaga melakukan perbaikan rancangan Renja K/L dalam rangka pemutakhiran rancangan Renja K/L berdasarkan catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28.

(2) Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan memberikan persetujuan terhadap rancangan Renja K/L yang telah diperbaiki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL paling lambat bulan Juli tahun perencanaan.

(4) Muatan Renja K/L yang telah disetujui oleh Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi dasar dalam penyusunan RKA K/L.

Pasal 32

Ketentuan lebih lanjut mengenai Penelaahan rancangan Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 31 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

www.peraturan.go.id

(24)

2021, No.253 -24-

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga Perubahan Renja K/L

Pasal 33

(1) Kementerian/lembaga dapat melakukan perubahan Renja K/L pada periode tahun perencanaan dan/atau pada periode tahun pelaksanaan.

(2) Kementerian/lembaga melakukan perubahan Renja K/L untuk menjaga konsistensi muatan Renja K/L dengan data dan informasi dokumen RKP, RKA K/L, DIPA, APBN, dan/atau APBN Perubahan.

Paragraf 1

Perubahan Renja K/L pada Periode Perencanaan

Pasal 34

(1) Perubahan Renja K/L pada periode perencanaan dilakukan setelah selesainya pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L sampai dengan akhir tahun perencanaan.

(2) Perubahan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk menyesuaikan dengan:

a. perubahan Renstra K/L;

b. perubahan struktur organisasi kementerian/lembaga;

c. hasil penelaahan RKA K/L;

d. kebijakan Presiden;

e. alokasi anggaran hasil pembahasan dengan dewan Perwakilan Rakyat;

f. kebijakan nasional terkait perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh kementerian yang berwenang dalam urusan pemerintahan bidang perencanaan dan/atau penganggaran; dan/atau g. perubahan lain yang terkait dengan informasi dalam

dokumen Renja K/L.

www.peraturan.go.id

(25)

2021, No.253 -25-

Paragraf 2

Perubahan Renja K/L pada Periode Pelaksanaan

Pasal 35

(1) Perubahan Renja K/L pada periode pelaksanaan dilakukan sejak awal tahun pelaksanaan hingga akhir tahun pelaksanaan.

(2) Perubahan Renja K/L pada periode pelaksanaan dilaksanakan untuk mengakomodasi adanya:

a. perubahan Renstra K/L;

b. perubahan struktur organisasi kementerian/lembaga;

c. APBN Perubahan;

d. perubahan DIPA;

e. kebijakan Presiden;

f. kebijakan nasional terkait perencanaan dan penganggaran yang dikeluarkan oleh kementerian yang berwenang dalam urusan pemerintahan bidang perencanaan dan/atau penganggaran; dan/atau g. perubahan lain yang terkait dengan informasi dalam

dokumen Renja K/L.

Paragraf 3

Mekanisme Perubahan Renja K/L

Pasal 36

(1) Kementerian/lembaga mengusulkan perubahan Renja K/L kepada Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan, apabila terdapat:

a. perubahan Renstra K/L;

b. perubahan yang terkait dengan Prioritas Nasional;

c. perubahan visi, misi, Sasaran Strategis, Program, dan Kegiatan termasuk sasaran, indikator, target, dan alokasinya;

d. perubahan yang terkait dengan pencapaian sasaran RKP; dan/atau

www.peraturan.go.id

(26)

2021, No.253 -26-

e. perubahan yang terkait dengan sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman luar negeri, hibah, surat berharga syariah nasional, pinjaman dalam negeri dan/atau penerimaan negara bukan pajak.

(2) Khusus untuk perubahan Sasaran Program dan/atau Indikator Kinerja Program dalam Program Lintas K/L, kementerian/lembaga pengusul juga berkoordinasi dengan Koordinator Program Lintas K/L di Kementerian Perencanaan.

(3) Usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibahas dalam Pertemuan Tiga Pihak antara kementerian/lembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan.

(4) Usulan perubahan atas RO prioritas, termasuk lokasi, target, alokasi, dikoordinasikan dengan penanggung jawab Prioritas Nasional sebelum dilakukan kesepakatan pada Pertemuan Tiga Pihak.

(5) Hasil Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

(6) Catatan hasil Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II di Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan, kementerian/lembaga dalam Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

(7) Berdasarkan hasil Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan memberikan persetujuan usulan perubahan Renja K/L yang diusulkan.

(8) Persetujuan perubahan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan melalui Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Pasal 37

(1) Dalam hal perubahan Renja K/L tidak meliputi perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), Kementerian Perencanaan dan Kementerian

www.peraturan.go.id

(27)

2021, No.253 -27-

Keuangan menindaklanjuti usulan perubahan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.

(2) Perubahan Renja K/L sebagaimana diamaksud pada ayat (1) dilakukan melalui mekanisme:

a. perubahan secara langsung; dan/atau

b. perubahan secara berkala setiap 4 (empat) bulan atau sesuai kebutuhan.

(3) Proses perubahan Renja K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan melalui Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut mengenai perubahan Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 sampai dengan Pasal 37 tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 39

Pelaksanaan penyusunan Renja K/L, penelaahan rancangan Renja K/L, dan perubahan Renja K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 38, dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan, Kementerian Perencanaan.

BAB III

SISTEM INFORMASI KRISNA-RENJAKL

Pasal 40

Dalam rangka mendukung proses penyusunan, penelaahan, perubahan Renja K/L, Kementerian Perencanaan, Kementerian Keuangan, dan kementerian/lembaga menggunakan Sistem Informasi KRISNA-RENJAKL.

Pasal 41

Dalam rangka sinkronisasi proses perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, muatan data dan informasi yang terdapat dalam Sistem Informasi KRISNA-

www.peraturan.go.id

(28)

2021, No.253 -28-

RENJAKL yang telah disetujui Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan menjadi dasar dalam penyusunan RKA K/L.

Pasal 42

Dalam rangka pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, Kementerian Perencanaan dapat memfasilitasi layanan bagi pakai data (data sharing) dengan sistem aplikasi kementerian/lembaga.

Pasal 43

Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi KRISNA- RENJAKL sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 sampai dengan Pasal 42 tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 44

Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, proses penyusunan, penelaahan, dan perubahan Renja K/L yang telah dilaksanakan sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini tetap berlaku dan mengikat.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1113), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

www.peraturan.go.id

(29)

2021, No.253 -29-

Pasal 46

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 Maret 2021

MENTERI PERENCANAAN

PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUHARSO MONOARFA

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2021

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

(30)

2021, No.253 -30-

www.peraturan.go.id

(31)

2021, No.253 -31-

www.peraturan.go.id

(32)

2021, No.253 -32-

www.peraturan.go.id

(33)

2021, No.253 -33-

www.peraturan.go.id

(34)

2021, No.253 -34-

www.peraturan.go.id

(35)

2021, No.253 -35-

www.peraturan.go.id

(36)

2021, No.253 -36-

www.peraturan.go.id

(37)

2021, No.253 -37-

www.peraturan.go.id

(38)

2021, No.253 -38-

www.peraturan.go.id

(39)

2021, No.253 -39-

www.peraturan.go.id

(40)

2021, No.253 -40-

www.peraturan.go.id

(41)

2021, No.253 -41-

www.peraturan.go.id

(42)

2021, No.253 -42-

www.peraturan.go.id

(43)

2021, No.253 -43-

www.peraturan.go.id

(44)

2021, No.253 -44-

www.peraturan.go.id

(45)

2021, No.253 -45-

www.peraturan.go.id

(46)

2021, No.253 -46-

www.peraturan.go.id

(47)

2021, No.253 -47-

www.peraturan.go.id

(48)

2021, No.253 -48-

www.peraturan.go.id

(49)

2021, No.253 -49-

www.peraturan.go.id

(50)

2021, No.253 -50-

www.peraturan.go.id

(51)

2021, No.253 -51-

www.peraturan.go.id

(52)

2021, No.253 -52-

www.peraturan.go.id

(53)

2021, No.253 -53-

www.peraturan.go.id

(54)

2021, No.253 -54-

www.peraturan.go.id

(55)

2021, No.253 -55-

www.peraturan.go.id

(56)

2021, No.253 -56-

www.peraturan.go.id

(57)

2021, No.253 -57-

www.peraturan.go.id

(58)

2021, No.253 -58-

www.peraturan.go.id

(59)

2021, No.253 -59-

www.peraturan.go.id

(60)

2021, No.253 -60-

www.peraturan.go.id

(61)

2021, No.253 -61-

www.peraturan.go.id

(62)

2021, No.253 -62-

www.peraturan.go.id

(63)

2021, No.253 -63-

www.peraturan.go.id

(64)

2021, No.253 -64-

www.peraturan.go.id

(65)

2021, No.253 -65-

www.peraturan.go.id

(66)

2021, No.253 -66-

www.peraturan.go.id

(67)

2021, No.253 -67-

www.peraturan.go.id

(68)

2021, No.253 -68-

www.peraturan.go.id

(69)

2021, No.253 -69-

www.peraturan.go.id

(70)

2021, No.253 -70-

www.peraturan.go.id

(71)

2021, No.253 -71-

www.peraturan.go.id

(72)

2021, No.253 -72-

www.peraturan.go.id

(73)

2021, No.253 -73-

www.peraturan.go.id

(74)

2021, No.253 -74-

www.peraturan.go.id

(75)

2021, No.253 -75-

www.peraturan.go.id

(76)

2021, No.253 -76-

www.peraturan.go.id

(77)

2021, No.253 -77-

www.peraturan.go.id

(78)

2021, No.253 -78-

www.peraturan.go.id

(79)

2021, No.253 -79-

www.peraturan.go.id

(80)

2021, No.253 -80-

www.peraturan.go.id

(81)

2021, No.253 -81-

www.peraturan.go.id

(82)

2021, No.253 -82-

www.peraturan.go.id

(83)

2021, No.253 -83-

www.peraturan.go.id

(84)

2021, No.253 -84-

www.peraturan.go.id

(85)

2021, No.253 -85-

www.peraturan.go.id

(86)

2021, No.253 -86-

www.peraturan.go.id

(87)

2021, No.253 -87-

www.peraturan.go.id

(88)

2021, No.253 -88-

www.peraturan.go.id

(89)

2021, No.253 -89-

www.peraturan.go.id

(90)

2021, No.253 -90-

www.peraturan.go.id

(91)

2021, No.253 -91-

www.peraturan.go.id

(92)

2021, No.253 -92-

www.peraturan.go.id

(93)

2021, No.253 -93-

www.peraturan.go.id

(94)

2021, No.253 -94-

www.peraturan.go.id

(95)

2021, No.253 -95-

www.peraturan.go.id

(96)

2021, No.253 -96-

www.peraturan.go.id

(97)

2021, No.253 -97-

www.peraturan.go.id

(98)

2021, No.253 -98-

www.peraturan.go.id

(99)

2021, No.253 -99-

www.peraturan.go.id

(100)

2021, No.253 -100-

www.peraturan.go.id

(101)

2021, No.253 -101-

www.peraturan.go.id

(102)

2021, No.253 -102-

www.peraturan.go.id

(103)

2021, No.253 -103-

www.peraturan.go.id

(104)

2021, No.253 -104-

www.peraturan.go.id

(105)

2021, No.253 -105-

www.peraturan.go.id

(106)

2021, No.253 -106-

www.peraturan.go.id

(107)

2021, No.253 -107-

www.peraturan.go.id

(108)

2021, No.253 -108-

www.peraturan.go.id

(109)

2021, No.253 -109-

www.peraturan.go.id

(110)

2021, No.253 -110-

www.peraturan.go.id

(111)

2021, No.253 -111-

www.peraturan.go.id

(112)

2021, No.253 -112-

www.peraturan.go.id

(113)

2021, No.253 -113-

www.peraturan.go.id

(114)

2021, No.253 -114-

www.peraturan.go.id

(115)

2021, No.253 -115-

www.peraturan.go.id

(116)

2021, No.253 -116-

www.peraturan.go.id

(117)

2021, No.253 -117-

www.peraturan.go.id

(118)

2021, No.253 -118-

www.peraturan.go.id

(119)

2021, No.253 -119-

www.peraturan.go.id

(120)

2021, No.253 -120-

www.peraturan.go.id

(121)

2021, No.253 -121-

www.peraturan.go.id

(122)

2021, No.253 -122-

www.peraturan.go.id

(123)

2021, No.253 -123-

www.peraturan.go.id

(124)

2021, No.253 -124-

www.peraturan.go.id

(125)

2021, No.253 -125-

www.peraturan.go.id

(126)

2021, No.253 -126-

www.peraturan.go.id

(127)

2021, No.253 -127-

www.peraturan.go.id

(128)

2021, No.253 -128-

www.peraturan.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan yang terdiri bukti fisik, kahandalan, daya tanggap, jaminan dan empati secara serempak berpengaruh

Proses mediasi dilakukan di kantor Bank Indonesia yang terdekat dengan domisili nasabah, pelaksanaan fungsi mediasi perbankan oleh Bank Indonesia dilakukan sampai

Tidak ditemukan mortalitas dalam 28 hari pertama, atau komplikasi paru/ekstra paru lain pada penelitian ini.Hasil menunjukkan bahwa pada pasien yang menjalani kraniotomi

bahwa berdasarkan pasal 42 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun

[r]

terkait hal tersebut, maka bisa menjerumuskan masyarakat kepada kemudaratan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, tujuan penelitian yang penulis ambil yaitu: untuk

Burung yang memiliki indeks kelimpahan relatif sebesar 100% adalah burung burung madu sriganti, burung alap-alap capung, dan burung kacamata biasa karena ditemukan di