• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan akan dibatasi sampai degan batasan - batasan antara lain:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan akan dibatasi sampai degan batasan - batasan antara lain:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN SPILLWAY PADA WADUK BRAJI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN

AIR BAKU PENDUDUK DESA BRAJI KABUPATEN SUMENEP

MADURA Oleh : Arief Setya Putra

3106 100 638 Dosen Pembimbing : Abdullah Hidayat SA Ir. MT

ABSTRAK

Alasan yang mendasari perlunya dibangun waduk di kabupaten Sumenep antara lain karena debit air pada mata air dan sungai jauh berkurang pada musim kemarau dan berlebihan serta terbuang begitu saja ke laut apabila musim hujan. Salah satu cara untuk menanggulangi hal tersebut, maka dibangun suatu waduk di Sungai Braji Desa Braji Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Salah satu komponen yang paling penting dalam suatu bendungan adalah spillway. Spillway merupakan suatu bangunan yang berfungsi melimpahkan kelebihan air dari debit yang akan dibuang sehingga kapasitas waduk dapat

dipertahankan sampai batas maksimal. Dalam suata perencanaan spillway diperlukan pertimbangan dan perhitungan – perhitungan sehingga didapatkan suatu desain yang dapat memenuhi kebutuhan air khususnya air baku di daerah tersebut. Tipe spillway pada Waduk Braji ini direncanakan menggunakan tipe spillway yang biasa dipakai pada bendungan tipe urugan yaitu pelimpah bebas mercu ogee.

Dari hasil perhitungan perencanaan dengan menggunakan debit rencana 100tahun (Q100th) didapat dimensi bangunan pelimpah dengan lebar sebesar 22 meter, elevasi puncak spillway terletak pada + 14,50 dengan dasar waduk terletak pada + 06.00 elevasi puncak tubuh bending terletak pada +18,182. Untuk perencanaan kolam olakan dipakai kolam olakan USBR tipe I dengan panjang kolam olakan sebesar 21 meter. Dari perencanaan dimensi spillway, kemudian dilakukan perhitungan stabilitas yang meliputi kestabilan terhadap guling dan geser. Dari hasil perhitungan kestabilan didapat kesimpulan bahwa kestabilan spillway belum memenuhi syarat sehingga diperlukan perkuatan.

Kata kunci : Perencanaan, dan lebar spillway .

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sumenep merupakan salah satu kabupaten di Pulau Madura yang sedang giat melakukan pembangunan daerah, sejalan dengan otonomi daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah tersebut tentunya akan ditemui beberapa kendala baik bersifat teknis maupun non teknis.

Salah satu kendala yang dihadapi pemerintah Kabupaten Sumenep adalah penyediaan air untuk berbagai keperluan. seiring dengan laju pertambahan penduduk. Oleh kerena itu perlu adanya kebijakan terpadu yang dapat mengatasi berbagai masalah agar upaya pemenuhan kebutuhan air tersebut dapat terpenuhi dengan memperhatikan usaha konservasi dan pelestarian sumberdaya air.

Kabupaten Sumenep mempunyai iklim mikro dengan empat bulan hujan yang terjadi antara bulan Nopember dan bulan Pebruari. Kabupaten Sumenep mempunyai iklim dengan perbedaan curah hujan yang besar antara musim hujan dan kemarau.

Sehingga menyebabkan kelebihan air pada musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau.

Menghadapi kenyataan pada saat ini, bahwa debit air pada mata air dan sungai-sungai tersebut jauh berkurang pada musim kemarau dan berlebihan serta terbuang begitu saja ke laut apabila musim hujan, maka diperlukan tampungan- tampungan air yang akan menampung kelebihan air pada musim penghujan dan selanjutnya bisa dimanfaatkan pada saat musim kemarau.

Selanjutnya dalam rangka menunjang upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyelenggarakan Pekerjaan pembangunan Waduk Braji yang berlokasi di

Sungai Braji Desa Braji Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Waduk Braji memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 37,531 km2 dengan panjang sungai 11,276 km.

Waduk Braji ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat terutama untuk kebutuhan air baku. Untuk itu perlu diketahui berapa besar kebutuhan air masyarakat setempat sehingga dapat direncanakan kapasitas tampungan Waduk yang sesuai agar supaya keseimbangan air pada tampungan tetap terjaga.

Salah satu komponen yang paling penting dalam suatu waduk adalah spillway. Spillway merupakan suatu bangunan yang berfungsi melimpahkan kelebihan air dari debit yang akan dibuang sehingga kapasitas waduk dapat dipertahankan sampai batas maksimal. Dalam suatu perencanaan spillway diperlukan pertimbangan dan perhitungan – perhitungan sehingga didapatkan suatu desain yang efisien.

1.2 Perumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan dan dicarikan solusi terbaik terkait dengan kondisi wilayah rencana dibangunnya Spillway Waduk Braji yaitu:

1. Berapa kebutuhan air baku masyarakat setempat 2. Bagaimana volume tampungan dan volume air

yang masuk ke dalam waduk, serta apakah volume tersebut dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat ?

3. Mencari debit banjir spillway

4. Bagaimana stabilitas bangunan spillway dari waduk Braji

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan akan dibatasi sampai degan batasan - batasan antara lain:

(2)

1. Perencanaan ini tidak menganalisa biaya dan manajemen konstruksi didalam penyelesaian pekerjaan proyek

2. Tidak melakukan perhitungan sedimentasi 3. Tidak memperhitungkan kekuatan geologinya 4. Tidak membahas analisa dampak lingkungan 5. Tidak meninjau kapasitas sungai di hilir 6. Tidak menghitung desain tubuh bendungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Volume Tampungan Waduk

Dalam perencanaan suatu Waduk pertama-tama yang harus dilakukan adalah menganalisa volume tampungan dari waduk tersebut. Volume tampungan yang harus dianalisa pada perencanaan ini adalah sebagai berikut :

• Volume yang dibutuhkan yaitu kebutuhan air yang diperlukan. dalam hal ini kebutuhan air waduk Braji adalah kebutuhan air baku

• Volume yang bisa ditampung yaitu volume yang masuk ke dareah tampungan (inflow) dalam hal ini karena pada sungai Braji pada musim kemarau tidak terdapat air maka volume inflow akan di analisa dari data hujan.

• Volume yang bisa menampung berdasarkan kapasitas cekungan yaitu kapasitas dari tempat atau lokasi tampungan tersebut.

2.1.1 Analisa Kebutuhan Air

Dalam perencanaan ini Analisa kebutuhan air yang ditinjau yaitu analisa kebutuhan air baku.

Analisa kebutuhan air baku adalah untuk menetapkan kebutuhan air bersih yang diperlukan oleh penduduk beserta fasilitas- fasilitas sosial ekonomi, termasuk menentukan kebutuhan air untuk masa mendatang.

a) Jumlah Penduduk

Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk di sekitar Bendung, faktor pertumbuhan penduduk sangat menentukan dalam perencanaan debit kebutuhan dan sarana distribusi. Adapun jumlah penduduk di dusun Braji dan dusun Gapura pada tahun 2006 sebanyak 6380 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0.28 % pertahun.

b) Proyeksi Jumlah Penduduk

Untuk menentukan jumlah penduduk pada masa yang akan datang, maka pertumbuhan jumlah penduduk harus diproyeksikan karena penduduk merupakan bagian dari faktor sosial yang senantiasa berubah. Analisa kebutuhan air untuk bendung Busu ini hanya menetapkan kebutuhan air untuk penduduk untuk proyeksi 20 tahun ke depan.

Metode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah Metode Geometrik dan rumus yang digunakan adalah :

Rumus : Pn = Pt ( 1 + r )n

………(2.1)

( Ir. Sarwoko Mangkudiharjo, PAB 1985.1053 )

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi n tahun

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

r = Laju pertumbuhan penduduk ( % ) t = Selang waktu tahun data

n = Jumlah tahun proyeksi c) Konsumsi Air

Tingkat kebutuhan air untuk keperluan domestik antara satu kota dengan kota lain akan sangat berbeda. Besarnya penggunaan air untuk keperluan domestik dapat diperkirakan berdasarkan kategori kota yang mempengaruhi pola kehidupan masyarakat.

d) Kehilangan Air

Target Kehilangan air sebesar 10%

berdasarkan Kriteria Perencanaan Sector Air bersih, Direktorat Air Bersih.

2.1.2 Analisa Debit Andalan

Sebelum menghitung debit andalan terlebih dahulu dilakukan perhitungan debit inflow sungai, karena pada sungai Braji tidak ada pencatatan debit di sungai, maka debit sungai akan di hitung dengan menggunakan rumus Rasional.

Q =Ir . C .

A...(2.2) Dimana :

Q = Debit yang dicari (m3/dekade) Ir = Curah hujan regional (m) C = Koefisien pengaliran

A = Luas (DAS) daerah aliran sungai (m2)

Cara merubah debit yang dicari dari m3/10 harian menjadi m3/dt adalah sebagai berikut :

dt 3600 jam 24 hari 10

Q m3

×

= ×

Setelah debit inflow sungai di dapat dari perhitungan dengan menggunakan rumus 2.2. maka dapat di hitung analisa debit andalan dari sungai tersebut.

Debit andalan juga dapat diartikan suatu debit yang dapat disediakan guna keperluan tertentu sepanjang tahun dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Jadi diperbolehkan ditetapkan debit andalan sebesar 80% berarti akan dihadapi resiko adanya debit-debit yang kurang dari debit andalan sebesar 20%. Sedangkan daerah pelayanan yang menggunakan sumber air dari waduk, debit tersedia didapat dari kurun operasi waduk.

Ada dua cara perhitungan yang disarankan untuk dipakai dalam lingkungan DPU untuk menghitung debit tersedia suatu sungai di Indonesia yaitu dengan menggunakan metode rengking dan metode Statistik ( Persamaan Analisa Log-Normal ), akan tetapi dalam Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode rengking.

Cara perhitungan adalah sebagai berikut : a. Mengurutkan data debit 10 harian dari

terbesar sampai yang terkecil

b. Menghitung debit 20% tidak memenuhi dengan rumus:

m = 0,2 .

N...(2.3) Dimana :

m = jumlah tahun yang tidak memenuhi

7

(3)

N = jumlah banyaknya debit tahunan c. Setelah itu dapat diketahui jumlah data yang

tidak terpenuhi, maka data yang terkecil dari data yang terpenuhi adalah debit andalan.

2.1.3 Lengkung Kapasitas waduk

Lengkung kapasitas waduk merupakan grafik yang menghubungkan luas daerah genangan dengan volume tampungan terhadap elevasinya.

Berhubung fungsi utama waduk adalah untuk menyediakan tampungan, maka ciri fisik utama yang terpenting adalah kapasitas tampungan.

Lengkung kapasitas dapat dibentuk dengan cara mengukur luas yang diapit oleh tiap – tiap garis kontur di dalam kedudukan embung tersebut dengan planimeter. Komulatif dari lengkung luas dan elevasi tersebut merupakan lengkung kapasitas waduk. Pertambahan tampungan antara dua elevasi dihitung dengan mengalikan luas rata-rata pada elevasi tersebut dengan perbedaan kedua elevasinya. Akumulasi seluruh pertambahan dibawah suatu elevasi tertentu merupakan volume tampungan waduk pada elevasi tersebut.

Secara sistematis volume tampungan waduk dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

( ) ( )

[

+ − × × + +

]

= hi1 hi 0,5 Fi Fi1

I ...

...(2.4) Dimana :

I = Volume tampungan waduk (m3) Fi = Luas daerah yang dikelilingi

oleh garis hi (m2)

Fi+1 = Luas daerah yang dikelilingi oleh garis hi+1 (m2)

Luas Genangan (m²)

Volume tampungan (m³)

Elevasi (m)

Gambar 2.1. Grafik Hubungan Antara Elevasi, Luas dan Volume 2.1.4 Menentukan kapasitas Tampungan

Waduk

Untuk menentukan kapasitas Waduk adalah dengan menjumlahkan volume kapasitas efektif waduk dan volume kapasitas mati (dead storage).

Kapasitas efektif embung ditentukan dari besarnya debit pengambilan pada pintu keluaran ( outlet ). Kapasitas efektif embung diperlukan untuk mengetahui jumlah air yang masih harus disimpan pada tampungan sehingga pada saat air digunakan masih mencukupi kebutuhan yang diperlukan. Pada perencanaan ini untuk menghitung besarnya tampungan air waduk digunakan persamaan keseimbangan air ( Water Balance ) antara inflow dari debit andalan waduk Braji dan outflow untuk kebutuhan air baku penduduk. Adapun persamaan water balance sebagai berikut :

St = St-1 + It + Ot – Et – Lt………(2.5)

0 St-1 C Dimana :

C = Kapasitas tampungan efektif St = Kapasitas tampungan pada

periode waktu t

St-1 = Kapasitas tampungan pada periode waktu t - 1

It = Debit inflow pada waktu t O = Debit outflow pada waktu t Et = Penguapan yang terjadi pada

tampungan

Lt = Kehilangan air pada waktu t

2.2 Analisa Hidrologi

Dalam suatu perencanaan bangunan air perlu dilakukan analisa awal yaitu analisa hidrologi.

Dari data – data yang ada akan digunakan untuk merencanakan debit banjir rencana dengan periode ulang tertentu. Penentuan debit banjir rencana harus proporsional, tidak terlalu kecil maupun tidak terlalu besar sehingga dapat memperhitungkan ukuran bangunan dalam menampung besarnya debit rencana yang ada sehingga bangunan tersebut sesuai pertimbangan yang efisien.

2.2.1 Analisa Frekuensi

Analisa dilakukan dengan metode statistik berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan secara berkala pada stasiun hujan . Analisa frekwensi didasarkan pada sifat – sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh kemungkinan besaran hujan pada periode ulang tertentu. Analisis ini dilakukan dengan memilih salah satu dari beberapa jenis distribusi statistik yang paling sesuai dengan sifat data yang tersedia.

Perhitungan analisa frekuensi yang merupakan pengulangan suatu kejadian untuk meramalkan atau menentukan periode ulang berikut nilai probabilitasnya. Adapun distribusi yang dipakai dapat ditentukan setelah mengetahui terlebih dahulu karakteristik data yang ada.

Analisa frekuensi yang yang umum digunakan adalah :

1. Distribusi Normal 2. Distribusi Gumbel :

Distribusi Gumbel Tipe I Distribusi Gumbel Tipe III 3. Distribusi Pearson Tipe III 4. Distribusi Log – Pearson Tipe III

(4)

BAB III METODOLOGI

Kabupaten Sumenep terletak antara 1130 30’ sampai dengan 1160 16’ dan 050 15’ sampai dengan 070 30’ LS, dan berada pada ketinggian + 0 sampai dengan + 500 m di atas permukaan laut.

Secara geografis memiliki batas-batas : - Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Timur : Laut Jawa / Laut Flores - Sebelah Selatan : Selat Madura dan - Sebelah Barat : Kab. Dati II Pamekasan.

Metode perencanaan disusun untuk mempermudah pelaksanaan studi, guna memperoleh pemecahan masalah sesuai dengan tujuan studi yang telah ditetapkan melalui prosedur kerja yang sistematis, teratur dan tertib, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Diagram Alir :

TIDAK

YA

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Analisa Kebutuhan Air

Perencanaan Spillway pada waduk Braji ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku penduduk khususnya di desa Braji kecamatan Gapura kabupaten Sumenep Madura.

4.11 Perhitungan Kebutuhan Air Baku

Perhitungan analisa kebutuhan air baku bertujuan untuk menetapkan kebutuhan air baku yang diperlukan oleh penduduk beserta fasilitas-fasilitas sosial ekonomi, termasuk menentukan kebutuhan air untuk masa mendatang.

Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk di sekitar Bendung, faktor pertumbuhan penduduk sangat menentukan dalam perencanaan debit kebutuhan dan sarana distribusi. Adapun jumlah penduduk di dusun Braji pada tahun 2006 sebanyak 6380 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0.28

% pertahun.

4.12

Proyeksi Jumlah Pertumbuhan Penduduk

Proyeksi penduduk digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode geometrik.

Dengan data jumlah penduduk pada tahun yang lalu ( tahun 2006 = 6380 jiwa ) terutama pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun dijadikan dasar perhitungan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang mendatang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh perhitungan dibawah ini.

Diketahui :

Pt = 6380 jiwa t = 20 tahun r = 2,8 % n = 1

jiwa 6558,64

)1 0,028 1

( 2007 6380

P

)n r 1 ( Pt Pn

=

+

=

+

=

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi n tahun

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data

r = Laju pertumbuhan penduduk ( % ) t = Selang waktu tahun data

n = Jumlah tahun proyeksi

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada tabel 4.1

MULAI

PENGUMPULAN DATA :

1. Peta Topografi 2. Data Curah Hujan 3. Data penunjang lainnya

ANALISA :

Analisa Volume Tampungan Waduk

Analisa Curah hujan rata-rata

Analisa Frekuensi

Uji Distribusi Analisa Frekuensi

Analisa Debit Banjir Rencana

Penelusuran Banjir Lewat Waduk

Perencanaan Dimensi Bangunan Pelimpah

Perhitungan Tinggi Air diatas Pelimpah

Perencanaan Bangunan Peredam Energi

Kontrol stabilitas spillway : AMAN

SELESAI

49

(5)

Tabel 4.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

No Tahun Proyeksi No Tahun Proyeksi

1 2007 6558.64 11 2017 8644.6

2 2008 6742.28 12 2018 8886.65

3 2009 6931.07 13 2019 9135.48

4 2010 7125.14 14 2020 9391.27

5 2011 7324.64 15 2021 9654.22

6 2012 7529.73 16 2022 9924.54

7 2013 7740.56 17 2023 10202.43

8 2014 7957.3 18 2024 10488.1

9 2015 8180.1 19 2025 10781.76

10 2016 8409.14 20 2026 11083.65

Sumber : Hasil perhitungan dengan metode Geometrik

Proyeksi Penduduk

50006000 70008000 100009000 11000 12000 13000 14000

2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019 2021 2023 2025 2027 Tahun Proyeksi

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Gambar

4.1. Grafik Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

4.13 Debit Kebutuhan Air Baku Penduduk

Dalam menentukan debit kebutuhan air baku digunakan besaran – besaran yang mengacu pada dasar–dasar perencanaan dan evaluasi kebutuhan air yaitu 40 liter / orang / hari, disesuaikan dengan lokasi bendung Braji yaitu daerah desa dengan sedikit penduduk.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh perhitungan dibawah ini.

Kebutuhan domestik Tahun 2007

= Jmlh Penduduk x (Prosentase pelayanan/100) x

Kebutuhan air / ( 24x60x60 )

= 6558,64 x (100/100) x 40 / (24x60x60)

= 3,036 lt/ detik

Kehilangan air 10 %

=Kebutuhan air domestic x 10%

= 3,036 x 10%

= 0,304

Total kebutuhan air baku tahun 2007

= Kebutuhan domestic + kehilangan air = 3,036 + 0,304 10%

= 3,340 lt/detik

Hasil perhitungan selengkapnya ditabelkan pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Perhitungan Kebutuhan Air Penduduk

No Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2007 2011 2016 2021

1 Jumlah penduduk jiwa 6558.64 7324.64 8409.14 9654.22 11083.65 2 Prosentase

pelayanan % 100 100 100 100

3 Kebutuhan air lt/org/hari 40 40 40 40

4 Kebutuhan

domestik lt/detik 3.036 3.391 3.893 4.47 5 Kehilangan air 10% lt/detik 0.304 0.339 0.389 0.447 6 Total kebutuhan air

baku lt/detik 3.34 3.73 4.282 4.917

Sumber : Hasil perhitungan

Dari perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan air baku penduduk untuk 20 tahun mendatang sebesar 5,644 liter/det.

Untuk kebutuhan air baku selama 1 tahun maka dibutuhkan volume air sebesar 17798,92 m3

4.2 Perhitungan Analisa Frekuensi

Perhitungan analisa frekwensi yang merupakan pengulangan suatu kejadian untuk meramalkan atau menentukan periode ulang berikut nilai probabilitasnya.

Adapun distribusi yang dipakai dapat ditentukan setelah mengetahui terlebih dahulu karakteristik data yang ada.

Analisa debit rencana dalam sungai ini dibuat bedasarkan curah hujan harian rata- rata maksimum yang diambil dari stasiun pencatat sebanyak 12 tahun ( tahun 1998 sampai dengan tahun 2009 ). Table 4.4 dan 4.5 menunjukan data curah hujan harian rata-rata maksimum sebelum diurutkan dan sesudah diurutkan dari curah hujan terbesar hingga terkecil.

Tabel 4.4. Data Curah Hujan Harian Max sebelum

diurutkan

No. Tahun R24

1 1998 65

2 1999 29

3 2000 45

4 2001 71

5 2002 40

6 2003 58

7 2004 21

8 2005 32

9 2006 34

10 2007 112

11 2008 56

12 2009 34

Sumber : Dinas pengairan Kabupaten Sumenep

(6)

Tabel 4.5. Data curah hujan harian setelah diurutkan

No Tahun R24

1 2007 112

2 2001 71

3 1998 65

4 2003 58

5 2008 56

6 2000 45

7 2002 40

8 2006 34

9 2009 34

10 2005 32

11 1999 29

12 2004 21

Sumber : Hasil perhitungan

Dari data hujan harian yang telah diurutkan pada tabel 4.5 akan dilakukan perhitungan analisa untuk mencari beberapa parameter statistik yang dibutuhkan. Perhitungan analisa tersebut diberikan pada tabel 4.6. perhitungan distribusi yang akan dilakukan dipilih berdasarkan nilai koefisien kekasaran dan koefisien kemencengan

Dari tabel 4.6. diperoleh parameter- pearameter sebagai berikut :

Nilai rata-rata (mean) X :

49.82 12

97 .

587 =

=

= n Xi X

n n

Standart Deviasi :

083 . 1 25 12

58 . 6920 1

) (

1

2

− =

− =

= = n

X Xi Sd

n i

Tabel 4.6.

Perhitungan

X

,

X

, (

XX

)

2

, (

XX

)

3

, (

XX

)

4

untuk

pemilihan distribusi

No. Tahun X X ( X - X ) ( X - X )² ( X - X )³ ( X - X )4

1 2007 112.41 49.82 62.58 3916.80 245130.40 15341326.06 2 2001 71.33 49.82 21.51 462.73 9953.81 214117.54 3 1998 65.00 49.82 15.18 230.36 3496.43 53068.01

4 2003 57.56 49.82 7.74 59.84 462.92 3581.06

5 2008 56.39 49.82 6.57 43.11 283.10 1858.86

6 2000 45.34 49.82 -4.48 20.10 -90.12 404.05

7 2002 39.91 49.82 -9.91 98.26 -974.05 9655.44

8 2006 34.33 49.82 -15.50 240.13 -3721.09 57662.56 9 2009 33.77 49.82 -16.06 257.79 -4138.93 66453.45 10 2005 32.10 49.82 -17.72 313.97 -5563.33 98577.84 11 1999 28.87 49.82 -20.95 438.87 -9193.87 192603.76 12 2004 20.86 49.82 -28.96 838.61 -24285.26 703272.46

Jumlah 597.87 6920.58 211360.01 16742581.10

Sumber : Hasil perhitungan

Nillai rata-rata (mean) : X =

n X =

12 87 ,

597 = 49,82

Deviasi standart :

S=

( )

(

1

)

2

n

X

X =

11 58 , 6920 =

25,083

Koefisien fariasi ( Cv ) : 503 , 82 0 , 49

083 ,

25 =

=

= X Cv Sd

Koefisien kemencengan ( Cs ) :

3 3

Sd ) 2 n ( ) 1 n (

n 1

i (Xi X) n

Cs −= −− ×

=

461 , 1

083 , 25 ) 2 12 ( ) 1 12 (

01 , 211360

12 3

=

×

×

× −

= Cs

Koefisien ketajaman ( Ck ) :

752 , 6

083 , 25 ) 3 12 ( ) 2 12 ( ) 1 12 (

10 , 16742581 12

) 3 ( ) 2 ( ) 1

( 1( )

4 2

4 4 2

=

×

×

×

× −

=

×

×

×

− = −

= n n n Sd

n i Xi X n

Ck

Berdasarkan hasil perhitungan parameter statistik tersebut, didapatkan harga koefisien kemencengan (Cs) = 1,461 dan harga koefisien ketajaman (Ck) = 6,752. Maka persamaan distribusi yang dipilih untuk diuji sebagai perbandingan adalah Distribusi Pearson Tipe III, karena mempunyai harga Cs dan Ck yang fleksibel

Tabel 4.8 .

Perhitungan Analisa Untuk Beberapa Parameter

Distribusi Log Normal

(7)

4.2.1 Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan ini sering disebut uji kecocokan non parametrik (non parametric test ), karena pengujiannya tidak

menggunakan fungsi distribusi tertentu.

Diketahui data sebagai berikut : N : 15

: 5 %

dengan diketahui nlai N dan , maka dari table 2.2 pada bab II Analisa Hidrologi didapatkan nilai Do : 0,34. Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya dan peluang dari masing masing data tersebut.

Dari tabel 4.4 untuk data hujan tahun 2007 dengan tinggi hujan = 112 mm didapat :

m ( peringkat atau nomor rengking ) = 1

n ( jumlah data hujan ) = 12 dengan rumus peluang :

0769 , 1 0 12

1 ) 1

( =

= +

= + n x m P

Perhitungan Log Person Type III Uji Smirnov Kolmogorov :

a. Besarnya P (x< ) dapat dicari dengan rumus :

9231 , 0 0769 , 0 1

) ( 1 ) (

=

=

=

< P x x

P

b. Nilai f (t) dapat dicari dengan rumus : 5 , 083 2

, 25

82 , 49 ) 112

( = − = − =

S X t X

f

c. Besarnya peluang teoritis P’(x) dicari dengan menggunakan Tabel wilayah luas dibawah Kurva Normal, dari nilai f(t).

Dari tabel dengan nilai f(t) = 2,5 P’(x<) = 0.9938

Maka :

0062 , 0 9938 , 0 1

) ( ' ( 1 ) ( '

=

=

<

= P x

x P

d. Nilai D dapat dicari dengan rumus :

0707 , 0 9231 , 0 9938 , 0

) ( ) ('

=

=

<

<

= P x P x

D

Selanjutnya di susun perhitungan seperti tabel 4.9 di bawah ini

Tabel 4.9 Perhitungan Log Pearson Type III Uji Smirnov Kolmogorov

2007 1 112 0.0769 0.9231 2.50 0.9938 0.0062 0.9938 0.0707 2001 2 71 0.1538 0.8462 0.86 0.8051 0.1949 0.8051 0.0411 1998 3 65 0.2308 0.7692 0.61 0.7291 0.2709 0.7291 0.0401 2003 4 58 0.3077 0.6923 0.31 0.6217 0.3783 0.6217 0.0706 2008 5 56 0.3846 0.6154 0.26 0.6026 0.3974 0.6026 0.0128 2000 6 45 0.4615 0.5385 -0.18 0.4286 0.5714 0.4286 0.1099 2002 7 40 0.5385 0.4615 -0.40 0.3446 0.6554 0.3446 0.1169 2006 8 34 0.6154 0.3846 -0.62 0.2676 0.7324 0.2676 0.1170 2009 9 34 0.6923 0.3077 -0.64 0.2611 0.7389 0.2611 0.0466 2005 10 32 0.7692 0.2308 -0.71 0.2389 0.7611 0.2389 0.0081 1999 11 29 0.8462 0.1538 -0.84 0.2005 0.7995 0.2005 0.0467 2004 12 21 0.9231 0.0769 -1.15 0.1251 0.8749 0.1251 0.0482

m X

Tahun P(x) = m/(n+1) P(x<) f(t) = (x - xrata)/S tabel III - 1 P'(x) P'(x<) D

Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel 4.10 Perhitungan Log Normal Uji

Smirnov Kolmogorov

2007 1 112.41 2.051 0.0769 0.9231 1.97 0.9756 0.0244 0.9756 0.0525 2001 2 71.33 1.853 0.1538 0.8462 0.99 0.8389 0.1611 0.8389 0.0073 1998 3 65.00 1.813 0.2308 0.7692 0.79 0.7852 0.2148 0.7852 0.0160 2003 4 57.56 1.760 0.3077 0.6923 0.53 0.7019 0.2981 0.7019 0.0096 2008 5 56.39 1.751 0.3846 0.6154 0.49 0.6879 0.3121 0.6879 0.0725 2000 6 45.34 1.656 0.4615 0.5385 0.02 0.4920 0.5080 0.4920 0.0465 2002 7 39.91 1.601 0.5385 0.4615 -0.26 0.3974 0.6026 0.3974 0.0641 2006 8 34.33 1.536 0.6154 0.3846 -0.58 0.2810 0.7190 0.2810 0.1036 2009 9 33.77 1.528 0.6923 0.3077 -0.62 0.2676 0.7324 0.2676 0.0401 2005 10 32.10 1.507 0.7692 0.2308 -0.73 0.2327 0.7673 0.2327 0.0019 1999 11 28.87 1.460 0.8462 0.1538 -0.96 0.1685 0.8315 0.1685 0.0147 2004 12 20.86 1.319 0.9231 0.0769 -1.66 0.0485 0.9515 0.0485 0.0284

X

Tahun LogX P(x) = m/(n+1) P(x<) f(t) = (LogX - tabel III - 1 P'(x) P'(x<) D LogXrt)/SLogX

m

Sumber: Hasil Perhitungan.

4.2.2 Uji Ksesuaian Chi-Square

Langkah – langkah Uji Chi Squere adalah sebagai berikut :

1) Urutkan data pengamatan dari nilai terbesar sampai nilai terkecil.

2) Menghitung jumlah sub grup, sehungga didapatkan :

Jumlah data ( n ) = 12

Jumlah kelas ( k ) = 1 + 3,322 log ( n ) = 1 + 3,322 log 12

= 4,5850 daipakai 5

3) Menghitung interval pada tiap subgrup, sehingga didapatkan :

( )

0,2

51 =

=

P Besarnya peluang

untuk setiap sub-sub bagian adalah :

• Sub kelas 1 = X < 0,2

• Sub kelas 2 = 0,2 – 0,4

• Sub kelas 3 = 0,4 – 0,6

• Sub kelas 4 = 0,6 – 0,8

• Sub kelas 5 = 0,8 – 1,0

(8)

4) Menentukan jumlah data pada masing – masing interval, selanjutnya dinyatakan dalam Oi.

5) Menghitung perbandingan jumlah data dengan jumlah sub grup yang telah ditentukan sehingga didapatkan :

Nilai perbandingan = 2,4 12 =5 Selanjutnya dinyatakan dalam Ei.

6) Menghitung nilai (Oi−Ei)2 7) Menghitung nilai

Ei ) Ei Oi

( − 2

8) Tentukan derajad kebebasan dk = G-R-1 (Nilai R = 2 untuk distribusi Normal dan Binomial), sehingga didapatkan.

dk = 5 – 2 – 1

= 2

Dengan derajat kepercayaan

α

= 5 % dan derajat bebas (γ)= 2, maka dari tabel 2.4 di peroleh X² = 5.991.

Untuk hasil dari uji masing – nasing distribusi dapat dilihat pada perhitungan berikut ini :

Tabel 4.11. Hasil Uji Chi-Kuadrat Distribusi

Pearson Type III

( Oi - Ei )2

Oi Ei Ei

X < 0.200 2 2.40 0.160

0.200 - 0.400 3 2.40 0.360

0.400 - 0.600 2 2.40 0.160

0.600 - 0.800 3 2.40 0.360

0.800 - 1.000 2 2.40 0.160

12 12.00

Jumlah 0.500

Sub Grup 5 0.067

( Oi - Ei )2 Interval Peluang Hujan Jumlah

Sub Grup 4 0.150

ch2 =

Sub Grup 1 0.067

Sub Grup 2 0.150

Sub grup

Sub Grup 3 0.067

Sumber ; Hasil perhitungan

Dari tabel di atas didapat hagrga Xh2 = 0,500, dengan derajat kebebasan (dk) = 5 - 2 – 1 = 2. Berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi Chi-Kuadrat, maka nilai kritis untuk Chi-Kuadarat pada derajat kepercayaan ( ) = 5% diperoleh nilai X² = 5,991 berdasarkan perhitungan didapat kesimpulan bahwa Xh² < X² yaitu : 0,500 <

5,991 sehingga persamaan Distribusi Pearson Type III dapat diterima.

Tabel 4.12. Hasil Uji Chi-Kuadrat Distribusi Log Normal

( Oi - Ei )2

Oi Ei Ei

X < 0.200 2 2.40 0.160 0.200 - 0.400 3 2.40 0.360 0.400 - 0.600 2 2.40 0.160 0.600 - 0.800 3 2.40 0.360 0.800 - 1.000 2 2.40 0.160

12 12.00

Jumlah 0.500

Sub Grup 5 0.067

( Oi - Ei )2 Interval Peluang Hujan Jumlah

Sub Grup 4 0.150

ch2 =

Sub Grup 1 0.067

Sub Grup 2 0.150

Sub grup

Sub Grup 3 0.067

Sumber ; Hasil perhitungan

Dari tabel di atas didapat hagrga Xh2 = 0,500, dengan derajat kebebasan (dk) = 5 - 2 – 1 = 2. Berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi Chi-Kuadrat, maka nilai kritis untuk Chi-Kuadarat pada derajat kepercayaan ( ) = 5% diperoleh nilai X² =

kesimpulan bahwa Xh² < X² yaitu : 0,500 <

5,991 sehingga persamaan Distribusi Log Normal dapat diterima.

4.3 Kesimpulan Analisa Frekuensi

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Uji Kecocokan untuk menentukan

persamaan distribusi yang di pakai ditampilkan dalam tabel 4.13. berikut :

Tabel 4.13 Kesimpulan Uji Kecocokan

Xh2 Nilai X2 Dmaks Nilai Do Pearson Tipe III 0,500 < 5.991 OK 0,1170 < 0.34 OK

Log Normal 0,500 < 5.991 OK 0,1036 < 0.34 OK

Persamaan Distribusi

Uji Kecocokan

Evaluasi

Uji Kecocokan Chi - Kuadrat Smirnov - Kolmogorov

Evaluasi

Sumber: Hasil Perhitungan

Distribusi frekuensi yang di pakai dalam perhitungan selanjutnya (debit banjir rencana) di tentukan berdasarkan hasil perhitungan uji kesesuaian distribusi (Uji Chi Square dan Uji Smirnov Kolmogorov).

Karena metode ini memenuhi uji kecocokan, sehingga akan di pakai pada perhitungan selanjutnya.

4.4 Perhitungan Curah Hujan Efektif Periode Ulang

Sesuai hasil dari uji distribusi dalam perihitungan curah hujan pada studi ini akan digunakan persamaan Log Normal.

Contoh perhitungan curah hujan pada periode ulang 2 tahun dengan menggunakan persamaan Log Normal :

1) Dari perhitungan sebelumnya didapat harga :

Log Xrt = 1,65 Standart Deviasi = 0,2 Cs = 0,4

2) Nilai k dengan harga Cs = 0,40 untuk periode ulang 2 tahun didapat dari tabel nilai k : m2

k = -0,066

3) R24 maksimum periode ulang 10 tahun : Log Xt = Log Xrt+ k . S

= 1,83 +

(

−0,066×0,2

)

= 1,64 mm Xt = Anti Log Xt = 43,62 mm

Perhitungan curah hujan untuk periode ulang yang lain akan diberikan pada tabel 4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14 Curah Hujan Periode Ulang Distribusi Log

Normal

TP Peluang K Log X rata rata Sd Log X XT

%

2 50 -0.066 1.65 0.202 1.640 43.62

5 20 0.816 1.65 0.202 1.817 65.69

10 10 1.317 1.65 0.202 1.918 82.88

25 4 1.880 1.65 0.202 2.032 107.63

50 2 2.261 1.65 0.202 2.109 128.45

100 1 2.615 1.65 0.202 2.180 151.38

200 0.5 2.949 1.65 0.202 2.247 176.76

1000 0.1 3.670 1.65 0.202 2.393 247.01 Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar

Gambar  2.1.  Grafik  Hubungan  Antara  Elevasi, Luas dan Volume  2.1.4  Menentukan kapasitas Tampungan
Diagram  Alir :                                                                                             TIDAK   YA  BAB IV
Tabel 4.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Tabel 4.5. Data curah hujan harian setelah  diurutkan  No  Tahun  R 24 1  2007  112  2  2001  71  3  1998  65  4  2003  58  5  2008  56  6  2000  45  7  2002  40  8  2006  34  9  2009  34  10  2005  32  11  1999  29  12  2004  21
+3

Referensi

Dokumen terkait

Teknik yang digunakan dalam iklan ini adalah dengan cara memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat suatu produk yang ditawarkan7. Slice

Diluyukeun kana kompeténsi komunikatif, dina pangajaran basa aya opat kaparigelan basa, nyaéta (1) maca, (2) nyarita, (3) nulis, jeung (4) ngaregepkeun..

Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Altman berusaha mengkombinasikan beberapa rasio keuangan menjadi suatu model prediksi dengan teknik statistik, yaitu analisis diskriminan yang dapat digunakan untuk

Pada tahun lalu, perseroan telah memesan sebanyak 1.000 unit taksi baru, akan tetapi yang diganti sekitar 300-400 taksi saja.. Penggantian taksi akan dilakukan pada tahun

Berdasarkan uraian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, komposisi yang tepat pada produk ini adalah dengan volume tepung jagung yang lebih banyak

lebih meningkatkan lagi penampilan dan kerapian karyawannya sehingga dengan penampilan yang lebih baik dapat menimbulkan kesan yang baik bagi para tamu.Saran yang