1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan pembelian konsumen menjadi suatu hal yang menarik bagi pemasar, terutama pada sebuah merek manakah yang akan diminati oleh konsumen dari sekian banyak merek yang lain. Dasar pemasar yang digunakan untuk menentukan sebuah strategi adalah perilaku konsumen bagaimana cara konsumen membuat keputusan dalam membeli sebuah barang atau jasa.
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler & Amstrong, 2012).
Konsumen dalam pengambilan keputusan dasarnya adalah memecahkan sebuah masalah apakah sudah memenuhi kebutuhan, cara membeli, dan dimana akan membeli. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen melalui preferensi terhadap merek-merek yang sudah menjadi pilihan dan konsumen berniat membeli sebuah merek yang disukai. Keputusan pembelian adalah perilaku yang timbul karena adanya rangsangan atau hubungan dari pihak lain (Kotler & Keller, 2016). Salah satu hal yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil sebuah keputusan pembelian adalah adanya brand image.
Brand image merupakan salah satu hal yang diingat dalam benak
konsumen yang akan melakukan pembelian pada suatu produk yang bermerek.
Brand image merupakan persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen (Kotler & Keller, 2016). Brand image merupakan asosiasi yang ada dibenak
konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Brand image sangat penting sebagai kepercayaan atau keyakinan bagi konsumen terhadap sebuah merek sehingga meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian secara terus- menerus.
Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi adanya keputusan pembelian seorang konsumen adalah experiental marketing. Experiential marketing memberikan peluang pada pelanggan untuk memperoleh
serangkaian pengalaman atas merek, produk atau jasa yang memberikan informasi untuk melakukan keputusan pembelian produk. Menurut Wong dalam Andreani (2009), menyatakan bahwa pengalaman merupakan sebuah alat untuk membedakan produk atau jasa. Experiential marketing dapat didefinisikan sebagai sebuah ingatan dan pengalaman yang ada didalam ingatan seseorang. Hal ini juga dapat mempengaruhi intensitas pembelian konsumen dan menaikkan nilai pada produk yang akan dibeli.
Kualitas produk juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Hal ini didukung dengan adanya upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan tujuan memberikan gambaran kepada pelanggan.
Kualitas produk merupakan kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan konsumen (Kotler
& Keller, 2016). Kualitas produk merupakan keselruhuan gabungan karakteristik produk yang dihasilkan dari pemasaran, rekayasa produksi dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut dapat digunakan memenuhi harapan pelanggan atau konsumen.
Pada zaman milenial sekarang banyak orang-orang yang lebih memilih minum minuman kekinian. Salah satu produk brand minuman yang sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia yaitu Chatime. Chatime merupakan minuman kekinian yang berasal dari Taiwan. Pada umumnya Chatime minuman yang berbahan dasar teh dikombinasikan dengan berbagai macam rasa serta dalam penyajian ditambahkan isian berupa topping. Berbagai macam isian pada Chatime sendiri sangat bervariasi selalu mengikuti zaman. Chatime juga memiliki cita rasa tersendiri dari produk minuman lainnya.
Chatime pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2011 tepatnya bulan Februari, dan pada September 2017 yang lalu Chatime merayakan atas keberhasilan pembukaan 200 gerai di Indonesia yang mana merupakan jumlah gerai terbanyak di Negara manapun termasuk mengalahkan Negara asalnya. Hal tersebut menyatakan bahwa Chatime sangat berhasil di Indonesia dan berdasarkan antusiasme konsumen dari awal keberadaan Chatime, membuat Chatime banyak mendirikan gerainya di daerah-daerah di Indonesia, salah satunya Kota Malang.
Chatime hadir di Kota Malang pada Maret 2018 dengan lokasi pertama adalah di jalan Dempo. Namun pada saat ini meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk Chatime meningkat sehingga Chatime membuka beberapa outlate dikota Malang, yaitu terdapat 6 gerai yang terletak di Ruko Dempo (Jalan Pahlawan Trip No.7), Ace Hardarware Sawojajar (Jalan Danau Toba No.1), Ruko Suhat (Jalan Sukarno Hatta Dr 19), Mall Olympic Garden (Jalan Kawi No.24), Malang Town Square (Jalan Veteran No.24), dan Malang
City Point (Jalan Terusan Dieng) (google.com). Hal ini dipengaruhi oleh antusias para kaum remaja terhadap minuman bubble tea sehingga Chatime terus melakukan ekspansi setiap tahunnya pada tiap daerah.
Chatime yang sudah banyak dikenali oleh konsumen sangatlah mempermudah penjualan. Pengalaman pemasaran yang dimiliki setiap konsumen berbeda-beda setelah membeli produk Chatime tetapi kebanyakan konsumen mendapatkan kesan yang positif, sehingga membuat minuman bubble tea yang berasal dari Taiwan ini dengan cepat meningkatkan penjualan mereka. Mungkin ada pula konsumen yang ragu saat membeli produk minuman Chatime ini lagi karena kurangnya pengalaman pemasaran yang mereka miliki ketika hanya mencoba sekali minuman tersebut. Chatime pun melakukan banyak cara agar pemasaran mereka sampai pada konsumen dengan baik.
Chatime selalu menjaga kualitas agar tidak mengecewakan konsumen.
Produk minuman Chatime ini juga memiliki banyak varian rasa serta topping dengan kualitas terbaik. Konsumen yang memiliki berbagai macam keinginan mendapatkan banyak pilihan yang membuat keinginan mereka terpenuhi. Tidak hanya terkenal tetapi Chatime juga memiliki kualitas produk yang baik. Dalam sebuah produk tentu harus memiliki sesuatu yang dapat meningkatkan citra merek mereka, dengan menjaga dan mengembangkan kualitas yang baik dapat menjaga sebuah citra pada produk tersebut. Banyak hal yang mendorong konsumen dalam membeli produk minuman Chatime. Termasuk yang sudah dijelaskan. Dibawah ini merupakan tabel yang menunjukan peningkatan setiap tahunnya yang dimiliki oleh Chatime.
Tabel 1. 1 Top Brand Index Minuman Bubble Tea
Merek TBI TOP
2016
Chatime 37,2% TOP
Hop Hop 23,1% TOP
Lup Lup 6,2%
Calais 3,5%
2017
Chatime 46,6% TOP
Hop Hop 22,5% TOP
Lup Lup 5,8%
Calais 3,2%
2018
Chatime 44,8% TOP
Hop Hop 30,74% TOP
Lup Lup 6,31%
Calais 2,01%
2019
Chatime 56,0% TOP
Hop Hop 12,5% TOP
Lup Lup 11,9% TOP
Sumber: topbrand-award.com 2016, 2017, 2018, 2019
Berdasarkan pada tabel 1.1, dapat diamati bahwa Chatime selalu menjadi minuman bubble drink peringkat pertama dalam kategorinya. Chatime merupakan minuman yang mengikuti zaman, dimana varian rasa yang disajikan sangatlah menarik perhatian konsumennya. Konsumen disajikan dengan berbagai macam toping yang disediakan dan menyesuaikan dengan keinginan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, dkk (2018) menunjukan bahwa variabel citra merek dan kualitas produk secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk Viva kosmetik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mamahit, dkk (2015) menunjukan bawasannya Brand image, Brand Trust dan Kualitas Produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Toyota All New Yaris di PT. Hasjrat Abadi Manado.
Penelitian yang dilakukan oleh Istiyanto dan Nugroho (2016) menunjukan bawasannya secara serempak bahwa citra merek (brand image), harga, dan kualitas produk berpengaruh secara positif terhadap variabel terikat keputusan pembelian. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Gilang, dkk (2016) menunjukan bawasannya variabel experiental marketing dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian sehingga hipotesis diterima.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image, Experiential Marketing dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Chatime”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Chatime?
2. Apakah experiential marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Chatime?
3. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Chatime?
4. Apakah brand image, experiential marketing, dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Chatime?
5. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Chatime?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada konsumen pembeli produk Chatime untuk mendapatkan temuan yang fokus dan mendalam terkait dengan tujuan peneliti.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menguji pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian Chatime.
2. Untuk menguji pengaruh experiential marketing terhadap keputusan pembelian Chatime.
3. Untuk menguji pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Chatime.
4. Untuk menguji pengaruh brand image, experiential marketing, dan kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembelian Chatime.
5. Untuk menguji variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian Chatime
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka dapat diambil manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan Chatime
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi manajer perusahaan Chatime untuk menjalankan serta meningkatkan sebuah strategi pemasaran pada penjualan produk yang baik dan memperoleh informasi terkait brand image, experiential marketing, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan brand image, experiential marketing, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.