• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri dagang di provinsi Gorontalo khususnya didaerah Bone Bolango, UD. Inter berlokasi di Jl. Remaja Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango.

UD. Inter telah teruji dan terpercaya dimasyarakat sehingga tetap eksis sampai saat ini.Perusahaan dagang UD. Inter berdiri sejak tanggal 22 April tahun 2010.

Dilihat oleh gagasan pendirinya, Hendra Mustapa, UD. Inter memiliki Visi dan Misi dan tujuan yang jelas untuk memenuhi berbagai kebutuhanmasyarakat, dengan andil dan tujuan yang jelas memasarkan produk material promo dan marchandise yang berkualitas,UD. Inter perlahan-lahan menguasai pasar perdagangan menengah bawah.UD. Inter Gorontalo, berdiri sejak tahun 2010 dengan jumlah karyawan 15 orang. Seiring berkembangnya daerah Gorontalo, perusahaan ini juga mengalami perkembangan yang cukup baik sehingga saat ini karyawan UD. InterGorontalo berjumlah 31 orang.

Visi dan Misi UD. Inter Gorontalo adalah sebagai berikut.

VISI : Menjadi perusahaandagang yang kompetitif

MISI : Memberikan dan memenuhi segala kebutuhan masyarakat melalui produk yang memadai dan berkualitas

(2)

4.1.2 Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini responden adalah seluruh karyawan pada UD. Inter Gorontalo yang berjumlah 31 orang. Dari lembar kuisioner diperoleh data responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan umur.

a. Data responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1. Data Responden Pada UD. Inter Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki 24 77,4%

Perempuan 7 22,6%

Jumlah 31 100%

Sumber Data Primer 2012

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden yang bekerja pada UD. Inter Gorontalo adalah laki-laki dengan jumlah 24 orang atau 77,4%, sedangkan yang perempuan hanya berjumlah 7 orang atau 22,6%.

b. Data responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

Tabel 4.2 Data Responden Pada UD. Inter Gorontalo Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tahun 2012

Tingkat Pendidikan

Jumlah Presentase (%)

SMP 5 16,1%

SMA/SMK 16 51,6%

Diploma 8 25,8%

Sarjana 2 6,5%

Jumlah 31 100%

Sumber Data Primer 2012

(3)

Mencermati data pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa karyawan pada UD.

Inter Gorontalo yang dijadikan responden di paling banyak berpendidikan SMA/SMK yang berjumlah 16 orang atau 51,6%, kemudian berpendidikan SMP yang berjumlah 5 orang atau 16,1%, kemudian berpendidikan Diploma 8 orang atau 25,8 % dan untuk responden yang berpendidikan Sarjana dengan jumlah 2 orang atau 6,5 %.

c. Data responden berdasarkan umur

Tabel 4.3 Data Responden Pada UD. Inter Gorontalo Berdasarkan Umur Terakhir Tahun 2012

Umur Frekuensi Presentase (%)

20-30 tahun 28 90,4%

31-40 tahun 3 9,6%

> 41 tahun 0 0%

Jumlah 31 100%

Sumber Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa karyawan pada UD. Inter Gorontalo yang dijadikan responden paling banyak berumur 20-30 tahun yakni berjumlah 28 orang atau 90,4 %, kemudian yang berumur 31-40 tahun berjumlah 2 orang atau 9,6 %, sedangkan yang berusia >41 tahun tidak ada atau 0%.

4.2 Deskripsi Hasil Pengujian Instrument

Sehubungan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada UD.

InterGorontalo, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian instrument sebagai berikut.

(4)

4.2.1 Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X)

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari instrument kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Selain itu uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam kuisioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Agar memudahkan proses perhitungan data seluruh analisa menggunakan alat bantu program statistik SPSS versi 15.

Dari hasil uji validitas variabel gaya kepemimpinan (X) melalui analisa korelasi product moment dengan menggunakan SPSS versi 15 diperoleh nilai pada setiap butir pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.4 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Gaya Kepemimpinan (X)

Item R hitung R tabel Keputusan

Pertanyaan 1 .799 0.3 Valid

Pertanyaan 2 .812 0.3 Valid

Pertanyaan 3 .753 0.3 Valid

Pertanyaan 4 .559 0.3 Valid

Pertanyaan 5 .850 0.3 Valid

Pertanyaan 6 .783 0.3 Valid

Pertanyaan 7 .666 0.3 Valid

Pertanyaan 8 .692 0.3 Valid

Pertanyaan 9 .877 0.3 Valid

Pertanyaan 10 .849 0.3 Valid

Pertanyaan 11 .684 0.3 Valid

Pertanyaan 12 .850 0.3 Valid

Pertanyaan 13 .837 0.3 Valid

Pertanyaan 14 .789 0.3 Valid

Pertanyaan 15 .566 0.3 Valid

(5)

Data Olahan SPSS 2012

Dari 15 item pertanyaan perlu diperhatikan berapa jumlah item yang valid dan berapa yang tidak valid. Tingkat validitas item pertanyaan dapat dilihat perbandingan antara nilai rhitung harus lebih besar dari tingkat nilai r tabel atau rhitung

> r tabel, maka item tersebut adalah valid.

Mencermati hasil perhitungan pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari 15 item pertanyaan variabel gaya kepemimpinan (X) semuanya valid. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai rhitung dengan r tabel dimana rhitung > r tabel.

4.2.2 Deskripsi Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja (Y)

Dari hasil uji validitas variabel motivasi kerja (Y) melalui analisa korelasi product moment dengan menggunakan SPSS versi 15 diperoleh nilai pada setiap butir pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja (Y)

Item R hitung R tabel Keputusan

Pertanyaan 1 .641 0.3 Valid

Pertanyaan 2 .624 0.3 Valid

Pertanyaan 3 .784 0.3 Valid

Pertanyaan 4 .716 0.3 Valid

Pertanyaan 5 .830 0.3 Valid

Pertanyaan 6 .765 0.3 Valid

Pertanyaan 7 .551 0.3 Valid

Pertanyaan 8 .677 0.3 Valid

Pertanyaan 9 .645 0.3 Valid

Pertanyaan 10 .624 0.3 Valid

Pertanyaan 11 .754 0.3 Valid

Pertanyaan 12 .716 0.3 Valid

Pertanyaan 13 .830 0.3 Valid

(6)

Pertanyaan 14 .602 0.3 Valid

Pertanyaan 15 .584 0.3 Valid

Data Olahan SPSS 2012

Sama halnya dengan analisis validitas data pada variabel gaya kepemimpinan (X), maka perlu diperhatikan perbandingan antara r tabel dan rhitung

untuk mengukur tingkat validitas data pada 15 item pertanyaan variabel motivasi kerja (Y). Dari hasil analisa pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa dari 15 item pertanyaan variabel motivasi kerja (Y) semuanya valid. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai rhitung dengan r tabel dimana rhitung > r tabel.

4.2.3 Deskripsi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X) Dalam peneltian ini, rumus uji reliabilitas yang digunakan adalah rumus cronbach alpha, jika nilai koefisien cronbach-alpha lebih dari 0.60 maka hal tersebut menunjukan bahwa kuisioner reliabel. Untuk mempercepat hasil perhitungan maka digunakan program SPSSversi 15. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas terhadap item-item pernyataan dari variabel gaya kepemimpinan (X). Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus cronbach alpha.

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi (X) Item Pertanyaan Cronbach's Alpha if Item Deleted

Pertanyaan 1 .953

Pertanyaan 2 .953

Pertanyaan 3 .954

Pertanyaan 4 .958

(7)

Pertanyaan 5 .952

Pertanyaan 6 .953

Pertanyaan 7 .956

Pertanyaan 8 .955

Pertanyaan 9 .951

Pertanyaan 10 .952

Pertanyaan 11 .955

Pertanyaan 12 .952

Pertanyaan 13 .952

Pertanyaan 14 .954

Pertanyaan 15 .958

Sumber Data Olahan SPSS 2012

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas data pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel gaya kepemimpinan (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item 1 sampai 15 lebih besar dari 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel gaya kepemimpinan (X) reliabel.

4.2.4 Deskripsi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (Y)

Dari hasil uji reliabilitas variabel motivasi kerja (Y) dengan menggunakan analisa cronbach alpha diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (Y) Item Pertanyaan Cronbach's Alpha if Item Deleted

Pertanyaan 1 .935

Pertanyaan 2 .935

Pertanyaan 3 .931

Pertanyaan 4 .933

Pertanyaan 5 .930

(8)

Pertanyaan 6 .931

Pertanyaan 7 .937

Pertanyaan 8 .934

Pertanyaan 9 .934

Pertanyaan 10 .935

Pertanyaan 11 .932

Pertanyaan 12 .933

Pertanyaan 13 .930

Pertanyaan 14 .937

Pertanyaan 15 .936

Sumber Data Olahan SPSS 2012

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas data pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel gaya kepemimpinan (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item 1 sampai 15 lebih besar dari 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel motivasi kerja (Y) reliabel.

4.2.5 Hasil Pengujian Normalitas Data

Sebelum melakukan analisa regresi dan korelasi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan grafik plot probabilitas normal. Uji normalitasberdistribusi normal atau acak untuk setiap kali nilai X mengikuti distribusi normal di sekitar rata-rata. Dengan plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal.

Normalitas terpenuhi apabila titik-titik (data) terkumpul pada sekitar garis lurus.

Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.

(9)

Gambar 3.Grafik Uji Normalitas Data

Dari grafik di atas terlihat bahwa titik-titik terletak menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Persamaan Regresi Linear Sederhana

Uji regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel motivasi kerjakaryawan pada UD. Inter Gorontalo. Untuk memudahkan perhitungan maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 15.

Dari hasil analisa regresi linear sederhana diperoleh nilai Ŷ= a + bX sebagai berikut

(10)

Tabel 4.8 Uji Persamaan Regresi Linear Sederhana

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .725 .254 2.856 .008

Gaya Kepemimpinan .804 .070 .907 11.568 .000 a. Dependent Variable: Motivasi Kerja

Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai koefisien regresi linear sederhana dari variabel gaya kepemimpinan (X) dan variabel motivasi kerja (Y) adalah Ŷ = 0.725 + 0.804X. Hasil analisa koefisien regresi sederhana mengindikasikan bahwa:

a. Konstanta sebesar 0.725 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel gaya kepemimpinan (X)maka nilai variabel Y adalah 0.725

b. Koefisien regresi sebesar 0.804 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan pada variabel gaya kepemimpinan (X) akan meningkatkan satu satuan pada variabel motivasi kerja (Y) sebesar 0.804 dengan anggapan variabel bebas lain besarnya konstan.

Sejalan dengan hasil analisa regresi linear sederhana di atas dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi Ŷ = 0.725 + 0.804X menunjukan bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja karyawan.

4.3.2 Uji Signifikan Persamaan Regresi

Setelah diperoleh nilai persamaan regresi linear sederhana, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian siginifikan persamaan regresi tersebut.

(11)

Sebelum melakukan pengujian maka terlebih dahulu ditetapkan kriteria pengujian sebagai berikut :

RJKReg(b/a)

F =

RJKRes

Jika FHitung > FTabel artinya signifikan, sedangkan FHitung < FTabel artinya tidak signifikan. Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS.

Dengan taraf signifikan ( α ) = 0.01 FTabel = (1-α) (1, n-2)

FTabel = (1- 0.01) (1, 31 – 2 ) FTabel = (0.99) (1, 29 ) FTabel = 7.60

Dari hasil analisa dengan program SPSS versi 15 didapatkan nilai Fhitung

sebagai berikut.

Tabel 4.9 Anova

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 17.204 1 17.204 133.810 .000a

Residual 3.728 29 .129

Total 20.932 30

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variable: Motivasi Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 15 diperoleh hasil uji signifikan persamaan regresi dengan nilai harga FHitung = 133.810 dan FTabel = (0.99) (1,72)

(12)

= 7.60, yang artinya FHitung > FTabel. Sesuai dengan kriteria pengujian bahwa jika FHitung > FTabel artinya signifikan.

Dari hasil penelitian yang diperoleh nilai uji statistik F adalah hal ini berarti bahwa model persamaan regresi yang telah dihasilkan adalah 133.810 dan nilai kritis adalah 7.60. Karena nilai uji statistik F lebih besar dari nilai kritis maka gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada UD.

InterGorontalo. Ini berarti model persamaan regresi yang telah dihasilkan adalah signifikan atau dengan kata lain mampu menerangkan keadaan sebenarnya pada tingkat signifikan 5%.

4.3.3 Uji Koefisien Korelasi (r) dan determinasi (r2)

Uji koefisien korelasi (r) dan determinasi (r2) digunakan untuk mengetahui seberapa kuat atau derajat hubungan antara variabel gaya kepemimpinan (X) dengan variabel motivasi kerja (Y). Dari hasil uji koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS versi 15 diperoleh nilai koefisien korelasi (r) dengan nilai koefisien determinasi (r2) sebagai berikut.

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi

Model R r square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .907a .822 .816 .35856

a. Predictors: (constant) gaya kepemimpinan b. Dependent variable: motivasi kerja

Berdasarkan data hasil analisa koefisien korelasi pada tabel 4.10 diketahui kekuatan hubungan variabel gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.907, hal ini berarti bahwa

(13)

keeratan hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dengan variabel motivasi kerja sangat kuat dan positif.

Sedang besarnya pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja ditunjukan oleh nilai determinasi (r2) atau r square yakni sebesar 0.822. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X) terhadap variabel motivasi kerja (Y) sebesar 0.822 atau sebesar 82.2%. Artinya tingkat hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja tergolong sangat kuat. Hal ini dapat dilihat pada tabel penafsiran koefisien korelasi menurut Sugiyono (2004:216) dibawah ini.

Tabel 4.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2004:216)

4.3.4 Uji Signifikan dari Koefisien Korelasi

Uji signifikan dari koefisien korelasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel pada α = 0.05, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dan derajat kebebasan (n-k-1=31-1-1=29) dimana k adalah jumlah variabel independent dan n sebagai jumlah sampel yang diteliti dengan kriteria sebagai berikut.

(14)

Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima atau HA ditolak Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak atau HA diterima

Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi diperoleh nilai thitung = 11.568 sedangkan nilai t tabel pada α = 0.05 yakni sebesar 1.699. Jadi 11.568> 1.699 atau dengan kata lain nilai thitung> ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima artinya variabel gaya kepemimpinan (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel motivasi kerja karyawan (Y) pada UD. Inter Gorontalo.

4.2 Pembahasan

Gaya kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kecenderungan seseorang pemimpin dalam interaksinya dengan bawahan, yang agak khas dan konsisten sifatnya. Dari hasil penelitian terhadap 31 karyawan yang bekerja pada UD. Inter Gorontalo didapatkan informasi tentang pendapat responden terhadap gaya kepemimpinan dari pimpinanUD. Inter Gorontalo.Berdasarkan hasil analisa regresi linear sederhana diketahui bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada UD. InterGorontalo yang ditunjukan oleh Ŷ = 0.725 + 0.804X. Hasil ini mengindikasikan nilai konstanta sebesar 0.725 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel gaya kepemimpinan maka nilai variabel motivasi kerja karyawan pada UD. InterGorontalo adalah sebesar 0.725. Sedang nilai koefisien regresi sebesar 0.804 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan pada variabel gaya kepemimpinan akan mempengaruhi peningkatkan satu satuan pada variabel motivasi kerja karyawan pada UD. InterGorontalo sebesar 0.804 dengan anggapan variabel bebas lain besarnya konstan.

(15)

Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa gaya kepemimpinan pimpinan UD. InterGorontalo belum dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan yang dapat dilihat dari motivasi karyawan masih kurang berprestasi. Melalui gaya kepemimpinan saat ini, para karyawan juga merasa betah dan senang untuk bekerja di UD. Interakan merasa kurang bertanggung jawab untuk memajukan perusahaan.Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Winardi (2000:449) bahwa bahwa faktor motivasional meliputi: prestasi, pengakuan/penghargaan, lingkungan kerja, tanggung jawab, kemajuan, dan pertumbuhan pribadi. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Sudarmadi (2007) yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan di Universitas Semarang”. Dari hasil penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kekuatan hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan yang ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.907, hal ini berarti bahwa keeratan hubungan antara variabel gaya kepemimpinan dengan variabel motivasi kerja sangat kuat dan positif. Sedangkan besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan yang ditunjukan oleh nilai r2 = 0.822 atau 82.2%. Hasil ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan pimpinanUD. Inter Gorontalo berpengaruh kuat terhadap motivasi kerja karyawan yang meliputi meningkatnya keinginan karyawan untuk berprestasi, meningkatnya motivasi karyawan untuk membuktikan kemampuannya. Peningkatan motivasi kerja karyawan tidak lepas dari peran pemimpin UD. InterGorontalo yang memiliki kemampuan untuk

(16)

mengorganisir seluruh kebutuhan organisasi, mampu menciptakan relasi dengan bawahan, menghargai pendapat karyawan, mampu untuk menjalankan fungsi- fungsi manajemen yakni kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasikan dan pengawasan.

Pernyataan di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Handoko (2000: 35-37) bahwa seorang pemimpin harus memiliki keteramplan yang meliputi beberapa hal yakni: 1) ketrampilan konseptual (conceptual skills), yaitu kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi, 2) ketrampilan kemanusiaan (human skills), yaitu kemampuan untuk bekerja dengan memahami dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok, 3) ketrampilan administrasi (administrative skills), yaitu seluruh ketrampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pegawai dan pengawasan, dan 4) ketrampilan teknik (technical skills), yaitu kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur atau teknikal-teknikal dari suatu bidang tertentu.

Gambar

Tabel 4.2   Data  Responden  Pada  UD.  Inter  Gorontalo  Berdasarkan  Tingkat Pendidikan Terakhir Tahun 2012
Tabel 4.3  Data  Responden  Pada  UD.  Inter  Gorontalo  Berdasarkan  Umur Terakhir Tahun 2012
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Gaya Kepemimpinan  (X)
Tabel 4.5  Data  Hasil  Uji  Validitas  Instrumen  Variabel  Motivasi  Kerja  (Y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Standar Proses adalah kriteria mengenai

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membagi informasi dan pengetahuan tentang representasi gaya kepemimpinan seseorang dalam hal ini adalah calon

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Melihat fenomena terindikasinya prilaku konsumtif dikalangan remaja dan terdapat gaya hidup meniru model, orang lain, atau trend saat ini dan juga adanya

Para manajemen puncak di perusahaan Jawa Timur menjelaskan tujuan penerapan ERP tidak terlalu jelas kepada karyawan sehingga dengan penerapan ERP tidak berdampak pada daya

Peningkatan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok intervensi, serta perbedaan pengetahuan gizi yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variable Leverage secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan,

Jika dana pembendaharaan Negara tidak cukup, maka pemerintah dapat menggunakan pajak orang-orang kaya untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang tidak mampu; sebab jika