• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALINAN BAB II... KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1995, TENTANG,,,,i. MA.JELIS DISIPLIN TENAGA KESEHATAN ' ' 1 ',

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SALINAN BAB II... KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1995, TENTANG,,,,i. MA.JELIS DISIPLIN TENAGA KESEHATAN ' ' 1 ',"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P R E S I D E N

R E P U B L I K I N D O N E S I A

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1995

, TENTANG

,,,,i . MA.JELIS DISIPLIN TENAGA KESEHATAN

' i r

",

,,, PRESIDEN REPUBLIK INDONFSIA, ' ' 1 ' ,

: , ' i " l

W

Menimbang : a. bAftwa terhadap .,,kelalaian {alam

tindahan disiplin;

tenaga kesehatan yang melaliut<an kesalahan atau rnelaksaRfrkan tugasj piofesinyd, dapat dikenakan

' : j "

. :

Mengingat :

Menetapkan:'

dilakukan oleh tenaga kesehatan, dipandang perlu, inemu'effdk Majelii Disiplin Tenaga Kesehatan dengan Keputusan presiden;

l. Pasal 4 ayat(l) pndanS-Undang Dasar LgdS;. ,,.,1 ,,.i,,

i i i ' r l :

2. undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tenting Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor

34e5);

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG MAJELIS DISIPLIN TENAGA KESEHATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal I

Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan :

1. fenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri datam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan,dan/aku keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehitan yang untuk jenis terlenu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2. Pejabat Kesehatan adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Menteri Kesehatan untuk memberikan tindakan disiplin kepada tenaga kesehatan yang melalcukan kesalahan atau kelalaian dalam

standar profesi.

BAB II ...

(2)

, 1 1 . t \

- i

BAB II

,, PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN' MAJELIS IDtrSIPLIN TENAGA KESEHATAI\i

. i i l

( 1 )

(2)

( 1 )

(2\

(3)

Dalbm rangka pemberian perlindllngan yang seimbang dan;b6yektif kepada tenaga kesehatan dan rnasyarakat ''peneiima

pi:layanan kesehatan, dibenfuft Ivtajelis Diiiplin' Tfin:iga';t(es€hatan.;,.untuk menentukan ada atau tidak adanya kebalahan' atau kelalaian..tenaga kesehatan dalam menerapkan standar prbfesi.

Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan yang selanjutnya disingkat MDfK yeruqSkan lembaga yang berSifat otonomj'mandiri dan non struktural. '.

' , r ; " '

Pasal 3 MDTK terdiri dari :

a. MDTK Tingkat Pusat, dan b. MDTK Tingkit Propinsi.

MDTK Tingkat Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Repubtik Indonesia.

MDTK Tingkat Propinsi berkedudukan di lbukota Propinsi.

Pasal 4 I

(1) Kepada MDTK Tingkat Pusat diperbantukan sebuah sekretariat yang secara fungsional dilaksanakan oleh salah satu satuan kerja di lingkungan Departemen Kesehatan.

(2) Kepada MDTK Tingkat Propinsi diperbantukan sebuah Sekretariat yang secara fungsional dilaksanakan oleh salah satu.satuan kerja di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Kesehatan setempat.

BAB IU ...

(3)

MDTK berrtrgas kesalahan atau dilakukan oleh

kesehatan;

BAB III T U G A S

' j

Pasal 5 ; i

' . ' '

meneliti dan menentukar.r ada atau tidak adanya kelalhian. dalam menerapkan standa,r'piofeSi:' yang

tenaga ,. kesehatan dalam niemberikan . pi:layanan

i . l ,

KEANGGOTAAN

' l

BAB IV

DAN SUSUNAN ORGANISASI, Pasal 6

ri

Keanggotaan MDTK terdiri dari unsur : a. Sarjana Hukum;

b. Ahlirkesehatan yang mewakiti organisasi profesi di bidang kesehatan;

c. Ahli agama;

d. Ahli psikologi;

e. Ahli sosiologi. :

Pasal 7

(1) Jumlah anggota untuk masing-masing MDTK Tingkat Pusat ataupun Tingkat Propinsi sebanyak-banyaknya lima belas orang.

(2) Tenaga kesehatan yang pernah mendapat tindakan ctisiplin dari Pejabat Kesehatan atau pernah diadukan melakukan kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesinya, tidak dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota MDTK Tingkat Pusat ataupun Tingkat Propinsi.

Pasal 8 ...

(4)

Pasal 8

' \

(1) Anggota MDTK diangkar untuk masa bakti tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk periode berikutnya

(2)''Anggota MDTK dapat diganti dalam rnasa bakti keanggotaannya apabila meninggal dfrnia atau karena' suatu hal ,,tidak,.-dap.at melaksanakaltugasnff: ,

, , ,

.

"' Fasul g

i

Anggota MDTK diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Kesehatan.

Pasal 10

, I j '

(1) susunan organisasi MDTK terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, dan anggota.

(2) Ketua MDTK dijabat oleh , sarjana Hukum yang mempunyai pengetahuan di bidang hukum kesehatan

(3) sekretaris MDTK dijabat oleh pimpinan saruan kerja di Iingkungan Departemen Kesehatan yang secara fungsional ditetapkan sebagai sekretariat MDTK Tingkat pusat, atau pimpinan satuan kerja di lingkungan Kantor wilayah Departemen Kesehatan propinsi yang secara fungsional ditetapkan sebagai sekretariat MDTK Tingkat Propinsi, yang memenuhi persyaratan keanggotaan. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

BAB V TATA KERIA

Pasal 11

Wilayah kerja MDTK Tingkar Propinsi meliputi Propinsi Daerah Tingkat I yang bersangkutan.

Pasal 12 ...

wilayah hukum

(5)

'ij i

pasal 12

: i(1) MDTK Tingkat Propinsi melakukan tugas dan fungsinya atas,dasar

i permintaan, Pejabat Kesehatan, pimpinan saiana kesehahn atau penerirna pelayanan kesehatan yang t'nerasa dirugikan oleh tenaga .,, kesehatan yang bersangkutan. ,

(2) Permintaan sebagairhana dimaksud dalam ayat (l)' diajukan:secara ternrlis disertai data-data yang diperlukan ,kepada Ketua M.pTK Tingkat Propinsi yang bersangkutan.

(3) Ketentuan dimaksud Kesehatan.

lebih lanjut mengenai pengajuan perrilintaan " sebagaimana dalam ayat (l) dan ayat' (2) diatur oleh Menteri

;i Pasal 13

Selambat-lambatnyi dalam jangka waktu tujuh hari sejak diterimanya permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal. lZ, Ketua MDTK Tingkat Propinsi menetapkan hari sidang.

Pasal 14

Dalam melakukan tugasnya, Sidang Majelis dapat memanggil dan meminta keterangan dari tenaga kesehatan yang diadukan, penerima pelayanan kesehatan yang merasa dirugikan, saksi, melakukan pemeriksaan di lapangan, atau hal lain yang dianggap perlu.

Pasal 15

(1) Apabila terclapat keragu-raguan atau menghadapi kesulitan dalam memberi keputusan untuk. menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga keseharan, Ketua MDTK Tingkat Propinsi dapat meminta bantuan atau berkonsultasi dengan MDTK Tingkat Pusat.

(2) sekalipun diminta bantuan atau konsultasi sebagaimana dimaksud.

dalam ayat (1), pengambilan keputusan tetap dilakukan oleh MDTK Tingkat Propinsi.

P a s a l 1 6 . . .

(6)

Pasal 16

t .

Sidang Majelis,dlnyatakan terfutup untuk unium.

(1) Anggota Sidang Majelis harus mengundurkan diri dari persidangan Ketentuan lebih

Kesehatan.

(2)

(3)

(4)

Pasal 17

lanjut mengenai Sidang

. ' . ' : :

Pasal 18

Menttlri

sampai derajat telah bercerai apabila terikat: hubungan keluarga atau semenda

ketiga, atau hrlhungan suami atau istri meskipun

dengan tenaga kesehatan yang diadukan atau penerima pelayanan kesehatan yang merasa dirugikan.

Apabila anggota sidang Majelis tidak mengundurkan diri sedangkan hasil sidang telah dipurus, maka.segera dilakukan sidang ulang tanpa mengikutsertakan anggota Sidang Majelis yang karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) harus mengundurkan diri.

Apabila pengunduran diri sebagaimana dimaksud daram ayat (t) dan ayat (2) menyebabkan jumlah anggora sidang Majelis menjadi genap, maka Ketua MDTK Tingkat Propinsi mengambil keputusan untuk mengurangi satu orang anggotanya sehingga pelaksanaan Sidang Majelis jumlah anggoranya menjadi ganjil.

Ketentuan mengenai tata cara pengunduran diri dan pengurangan anggota sidang Majelis dalam melaksanakan sidangnya iebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (z), dan ayat (3) diatur oleh Menteri Kesehatan.

Pasal 19

(1) Hasil keputusan sidang Majelis dituangkan dalam bentuk tertulis.

(2) Hasil

(7)

Hasil keputusan Sidang Majelis sebagaimana,dimaksud dalam ayat

(l) memuBt: : :

a. ada alau tidak adanyq kesalahan atau kelalaian yang ditakukan oleh tbnaga kesehalan dalam melakukan tugas profesinya;

. : Pasal 2o

Hasil keputusan'MDTK Tingkat Propinsi disampaikan secara tertulis kepada Pejabat Kesehatan selambat-lambatnya enam puluh hari sejak ditetapkannya hari sidang.

b. ringkasan jalannya.persidangan;,

c. dasar atau.alasan,yang menjadi dasar putu3an;

d. hari, tanggal putuian, aun nu*" susunan anggota Sidang nnajeiis.

Hasil kepufusan sidang ditandatangani oleh anggota Sidang Majelis.

. Pasal2l

(1) Pejabat Kesehatan berwenang mengambil tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan dengan memperhatikan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. : '

(2) Tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayar (1) ridak mengurangi ketentuan Pasal 55 ayat (l) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal22

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan 'fugas

MDTK dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Departemen Kesehatan

BAB VII

(8)

' : |

. i \

t l

.

Kcputusalr

:

i ' .

Presiden iiri

ll:

I]AI} VII

. I(IJTTINI'UAN PEN UTU P Ilasa,l 23

n.rulai berlaku padi tanggal ditetapkarr.,',,,'

, , , , i , , . . . , . : i

Ditetapkan di Jakarta,

parla tanggal l0 Agustus 1995

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd.

S O E H A R T O Salimn sesuai aslinya

'TARIAI-

KABINET ITI a Bi.rg,I.lukurrr

;)t*-:giz-"'

V . N a h a t t a r r d s , S . l l .

o

#t;is$

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat osteoartritis merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi, morbiditas, dan mortalitas yang terus meningkat, serta resiko terjadinya masalah terkait obat

Aqid yaitu orang yang berakad dalam transaks rahn para pihak yang berakad tersebut harus memenuhi kreteria al- ahliyah. Menurut ulama Shafi’iyyah kreteria ahliyah yaitu

Hasil uji perbandingan nilai VDS dalam pengukuran derajat nyeri kaki pada ibu hamil sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok II dilihat dari uji statistik

a) 2 buah benda uji untuk uji kuat tarik badan dan perpanjangan putus yang dipotong dari bagian badan ban dalam pada kedua sisi yang berlawanan; dan.. Lakukan

Sebagian orangtua kita perlu membangun budaya read aloud karena knowledge is power, hanya perlu waktu luang 20 menit sehari untuk read aloud demi menanamkan cinta

1. Tipe konten yang dipublikasikan. Waktu yang tepat untuk mempublikasikan konten. Brand engagement adalah jumlah total fans atau pengikut yang berinteraksi dengan sebuah

Secara keseluruhan hasil belajar biologi dan motivasi belajar mengalami peningkatan dengan mengoptimalkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran

Khususnya dua sila dari pancasila, yakni keadilan sosial dan demokrasi (permusyawaratan), menjadi bagian penting.Adanya reorienstsi kebijakan dan strategi pembangunan, di